PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan
menambatkan kapal yang akan melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan
penumpang yang merupakan suatu struktur yang dibuat di laut yang menghubungkan bagian
darat dan terdiri dari bangunan atas yang terbuat dari balok, pelat lantai dan tiang pancang yang
mendukung bangunan diatasnya. Konstruksi dermaga diperlukan untuk menahan gaya-gaya
akibat tumbukkan kapal dan beban selama bongkar muat.
Dimensi dermaga didasarkan pada jenis dan ukuran kapal yang akan merapat dan
bertambat pada dermaga tersebut. Dalam mempertimbangkan ukuran dermaga harus didasarkan
pada ukuran-ukuran minimal sehingga kapal dapat bertambat dan meninggalkan dermaga
maupun melakukan bongkar muat dengan aman, cepat dan lancar.
Dermaga dapat dibedakan menjadi tiga tipe yaitu wharf atau quai, jetty, dan pier.
➢ Wharf
Wharf adalah dermaga yang pararel dengan pantai dan biasanya berimpit dengan
garis pantai. Wharf juga dapat berfungsi sebagai penahan tanah yang ada
dibelakangnya.
Pada perencanaan harus dipertimbangkan semua aspek yang mungkin akan berpengaruh
baik pada saat pelaksanaan konstruksi maupun pada saat pengoperasian dermaga. Penggunaan
peraturan dan persyaratan- persyaratan dimaksudkan untuk memperoleh desain yang
memenuhi syarat keamanan, fungsi dan biaya konstruksi. Persyaratan dari desain dermaga pada
umumnya mempertimbangkan lingkungan, pelayanan konstruksi, sifat-sifat material dan
persyaratan-persyaratan sosial. Elemen-elemen yang dipertimbangkan dalam perencanaan
dermaga antara lain:
➢ Fungsi
Fungsi dermaga berkaitan dengan tujuan akhir penggunaan dermaga, apakah
untuk melayani penumpang, barang atau untuk keperluan khusus seperti untuk melayani
transportasi minyak dan gas alam cair.
➢ Tingkat Kepentingan
Pertimbangan tingkat kepentingan biasanya menyangkut adanya sumber daya
yang bernilai ekonomi tinggi yang memerlukan fasilitas pendistribusian atau
menyangkut sistem pertahanan nasional.
➢ Umur (life time)
Pada umumnya umur rencana (life time) ditentukan oleh fungsi, sudut pandang
ekonomi dan sosial untuk itu maka harus dipilih material yang sesuai sehingga
konstruksi dapat berfungsi secara normal sampai umur yang direncanakan. Terlebih lagi
untuk konstruksi yang menggunakan desain kayu atau baja yang cenderung untuk
menurun kemampuan pelayanannya akibat adanya kembang susut ataupun korosi, maka
umur rencana harus ditetapkan guna menjamin keamanan konstruksinya.
D. Perencanaan Fender
Gambar Fender
Dengan kata lain, pada waktu memilih fender harus diingat akan adanya energi
tumbukan yang diabsorbsi fender (=Ef) dan gaya reaksi (=P) yang harus ditahan bangunan. Jadi
pemilihan fender harus memperhatikan faktor yang memenuhi persyaratan. Fender yang ideal
adalah yang mampu mengabsorbsi energi kinetik yang sebesar – besarnya dan mengubah ke
bentuk gaya reaksi sekecil – kecilnya ke konstruksi dermaga.
Fender dibuat dari bahan elastis, seperti kayu atau karet. Fender yang berbahan kayu
biasanya berupa batang kayu yang dipasang didepan muka pada dermaga atau tiang kayu yang
di pancang. Tetapi saat ini fender kayu sudah jarang digunakan, karena ditinjau dari harga kayu
yang semakin mahal serta dari segi masalah lingkungan yang muncul akibat penebangan pohon.
Fender karet yang merupakan produk dari pabrik saat ini sudah semakin banyak digunakan
karena segi kualitasnya yang lebih baik dan banyak tersedia di pasaran dengan sebagai tipe.
- Fender Karet Raykin, terdiri dari plat-plat baja yang dibuat berlapis dengan karet.
➢ Fender Gravitasi, yang digantung sepanjang dermaga dan dibuat dari tabung baja yang
diisi dengan beton dan sisi depan diberi pelindung kayu dengan berat 15 ton. Apabila
terbentur kapal, fender akan bergerak kebelakang dan keatas, sehingga kecepatan kapal
dapat dikurangi, karena untuk menggerakkan kebelakang dibutuhkan tenaga yang
cukup besar.
Pile cap berfungsi sebagai penyambung antara ujung atas tiang pancang dengan balok
memanjang maupun melintang. Pile cap adakalanya tidak dipasang, jadi tiang pancang langsung
bersambung ke balok di atasnya, untuk itu harus dipastikan balok cukup kuat menahan gaya
tekan dan momen yang terjadi serta pelaksanaan di lapangan memungkinkan.
Bila digunakan poer ukurannya harus memenuhi syarat bagi jumlah tiang pancang yang
akan dipasang di bawahnya. Disarankan jarak tepi poer terhadap tepi luar tiang minimal 15 cm
sebagai ruang untuk selimut beton (7 cm) ditambah 4 kali diameter tulangan ditambah jarak
untuk beton pengisi minimal 4 cm.Untuk penentuan momen dan gaya lintang dapat ditentukan
berdasar hasil perhitungan Software atau yang lain.
Dalam merencanakan pondasi tiang pancang pada dermaga, perlu dihitung terlebih
dahulu gaya vertikal maupun gaya horizontal yang bekerja pada struktur trestle dermaga
tersebut. Trestel adalah bagian struktur pelabuhan yang berfungsi sebagai jembatan untuk
menghubungkan darat dan laut. Pada pelabuhan penyeberangan beban yang diterima adalah
beban kendaraan yang berjalan diatasnya. Struktur trestel terdiri dari plat, balok, poer dan tiang
pancang.
Pada perencanaan struktur trestle di dermaga harus dipertimbangkan semua aspek yang
mungkin akan berpengaruh baik pada saat pelaksanaan konstruksi maupun pada saat
pengoperasian dermaga. Seperti, kebutuhan yang akan dilayani, ukuran kapal, arah gelombang
dan angin, kondisi topografi dan tanah dasar laut, dan tinjauan ekonomi untuk mendapatkan
bangunan yang paling ekonomis. Prosedur perencanaan struktur trestel dermaga secara umum
adalah:
➢ Penentuan ukuran trestle dermaga dan layout yang digunakan.
➢ Dermaga, lokasi fasilitas lain misalnya: bolard dan fender.
➢ Penentuan asumsi dimensi masing-masing bagian struktur yaitu plat balok, tiang
pancang dsb.
➢ Penentuan beban yang bekerja pada masing-masing bagian struktur, setelah terlebih
dahulu ditentukan kebutuhan ukuran fender dan bollard.
➢ Perhitungan kekuatan struktur dari masing-masing bagian struktur termasuk penulangan
plat, balok, poer dsb.
➢ Pengecekan terhadap stabilitas struktur secara keseluruhan.
➢ Pembuatan detail gambar sesuai dengan perhitungan yang didapatkan apabila
pengecekan/kontrol stabilitas tidak memenuhi persyaratan maka perhitungan harus
diulangi lagi mulai ketiga.
Umur (life time) pada umumnya ditentukan oleh fungsi, sudut pandang ekonomi dan
sosial untuk itu maka harus dipilih matrial yang sesuai sehingga konstruksi dapat berfungsi
secara normal sampai umur yang direncanakan. Terlebih lagi untuk konstruksi yang
menggunakan desain kayu atau baja yang cenderung untuk menurun kemampuan pelayanannya
akibat adanya kembang susut ataupun korosi, maka umur rencana harus ditetapkan guna
menjamin keamanan konstruksinya.
PERENCANAAN DERMAGA
Dari data diketahui bahwa kapal yang akan menggunakan fasilitas pelabuhan adalah :
Tabel 1 – Data Jenis Kapal yang Direncanakan Akan Berlabuh
PASSENGER CARGO CONTAINER DRY BULK
Data
10000 GT 15000 DWT 30000 DWT 30000 DWT
Panjang
154 m 153 m 237 m 192 m
Kapal
Lebar 20,9 m 22,3 m 30,7 m 27,3 m
Sarat Kapal 6,2 m 9,3 m 11,6 m 10,6 m
0.5 m - 1.0
Clearance 0.5 m - 1.0 m 0.5 m - 1.0 m 0.5 m - 1.0 m
m
PORT 1.000.000 1.500.000 2.100.000 2.500.000
TRAFFIC ORG/THN TON/THN TON/THN TON/THN
Kedalaman perairan :
Muka air
rencana
Sarat kapal
(draft)
11,6 m
Clearance (1.0) m
Jadi :
Untuk kedalaman perairan diambil yang terbesar = 12,7889 m
Untuk tinggi dermaga rencana = 12,7889 m + free board (= 1m)
= 13,7889 m
Dermaga
0,7 m (beda pasang surut)
Sarat kapal
(draft)
H = 13,7889 m 11.6 m
Clearance (1,0) m
Kedalaman perairan :
h = Sarat kapal + beda pasang surut + clearance + ⅓ tinggi ombak
= 6.2 m + 0,7 m + 1.0 m + (⅓ * 1,1667 m)
= 8,2889 m
Muka air
rencana
Sarat kapal
(draft)
6.2 m
Clearance (1.0) m
Jadi :
Untuk kedalaman perairan diambil yang terbesar = 8,2889 m
Untuk tinggi dermaga rencana = 8,2889 m + free board (= 1m)
= 9.2889 m
Dermaga
0,7 m (beda pasang surut)
Sarat kapal
(draft)
H = 9,2889 6.2 m
Clearance (1,0) m
Kedalaman perairan :
h = Sarat kapal + beda pasang surut + clearance + ⅓ tinggi ombak
= 9,3 m + 0,7 m + 1.0 m + (⅓ * 1,1667 m)
= 11,3889 m
Muka air
rencana
Sarat kapal
(draft)
9.3 m
Clearance (1.0) m
Jadi :
Untuk kedalaman perairan diambil yang terbesar = 11,3889 m
Untuk tinggi dermaga rencana = 11,3889 m + free board (= 1m)
= 12.3889 m
Dermaga
0,7 m (beda pasang surut)
Clearance (1,0) m
Kedalaman perairan :
h = Sarat kapal + beda pasang surut + clearance + ⅓ tinggi ombak
= 10,6 m + 0,7 m + 1.0 m + (⅓ * 1,1667 m)
= 12,6889 m
Muka air
rencana
Sarat kapal
(draft)
10,6 m
Clearance (1.0) m
Jadi :
Untuk kedalaman perairan diambil yang terbesar = 12,6889 m
Untuk tinggi dermaga rencana = 12,6889 m + free board (= 1m)
= 13,6889 m
Dermaga
0,7 m (beda pasang surut)
Sarat kapal
(draft)
H = 13,6889 m 10,6 m
Clearance (1,0) m
Ada 4 jenis kapal yang direncakan akan berkunjung, sehingga perencanaan jumlah
tambatan harus dihitung sesuai kebutuhan.
➢ Tambatan Passenger 10000 GT
Data penumpang yang diramalkan/tahun = 1.000.000 org/tahun
Jumlah kapal yang berkunjung/tahun : 1.000.000/10000 = 100 kapal
Jumlah kapal/hari : 100/315 = 0,32 kapal ~1 kapal
Kedatangan kapal : 1/24 = 0,0412 kapal/jam
Waktu pelayanan = 2jam/kapal
Maka Jumlah tambatan yang dibutuhkan : 0.0412*2 = 0,0824 buah ~ 1 buah
➢ Cargo 15000 DWT
Data tonase yang diramalkan/tahun = 1.500.000 ton/tahun
Jumlah kapal yang berkunjung/tahun : 1.500.000/15000 = 100
Jumlah kapal/hari : 100/315 = 0,32 kapal ~ 1 kapal
Kedatangan kapal : 1/24 = 0.0412 kapal/jam
Waktu pelayanan = 4jam/kapal
Maka Jumlah tambatan yang dibutuhkan : 0.0412*4 = 0.16 buah ~ 1 buah
d = 545,1 m ≈ 546 m
Keterangan :
1 tahun = 365 hari (asumsi bahwa jumlah hari kerja selama 1 tahun = 315 hari)
b. Lebar Dermaga
Dalam merencanakan lebar dermaga banyak ditentukan oleh kegunaan dari dermaga
tersebut, ditinjau dari jenis volume barang yang mungkin ditangani
pelabuhan/dermaga tersebut. Diambil lebar dermaga 20 m untuk jalan kendaraan dan
gudang barang.
Kesimpulan :
Jadi, panjang total dermaga = 546 m dan lebar dermaga = 20 m
D. Rencana Jalan
Pada perencanaan penempatan jalan, intersection dari setiap jalur jalan dibuat minimal,
baik untuk jenis kendaraan yang sama maupun yang berbeda, misalnya untuk tipe II dan
Forklit.
Jalan untuk masuk kepelabuhan dibuat 2 jalur agar arus lalu lintas tetap lancar dalam
pelayanan penumpang maupun pengangkutan barang-barang yang keluar masukpelabuhan.
Apabila dalam pelabuhan terdapat rencana jalan kereta api, diusahakan tidak mangganggu jalur
lalu-lintas yang lain.
Pengerukan diperlukan bila perairan di lokasi pelabuhan lebih kecil (dangkal) dari
kedalaman perairan rencana sesuai dengan ukuran kapal yang akan berlabuh.Untuk tugas ini
tidak dilakukan pengerukan karena lokasi dermaga diambil sesuai kedalaman rencana yaitu
kedalaman 16.428 m.
F. Perlengkapan Dermaga
Untuk seluruh pelabuhan, baik pelabuhan umum, pelabuhan cargo, maupun pelabuhan
lainnya diperlukan perlengkapan baik untuk usaha pengawasan maupun pemeliharaaan. Guna
keperluan itu, maka perlu adanya :
Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan
menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan penumpang.
Pemilihan tipe dermaga sangat dipengaruhi oleh kebutuhan yang akan dilayani (dalam
tugas ini dermaga yang melayani penumpang dan barang seperti ; barang potongan dan peti
kemas), ukuran kapal, arah gelombang dan angin, kondisi topografi dan tanah dasar laut dan
yang paling penting adalah tinjauan ekonomi untuk mendapatkan bangunan yang paling
ekonomis.
Pada tugas ini perencanaan struktur tambatan / dermaga menggunakan material beton
bertulang yang dihitung dengan pengaruh beban luar. Beban luar yang bekerja terdiri atas 2
komponen, yaitu :
➢ Gaya / beban horizontal, ini merupakan reaksi dari FENDER
➢ Gaya / beban vertikal, semua beban yang ada di atas dermaga
Struktur penahan direncanakan terdiri atas konstruksi kelompok tiang pancang (pile
group) dan tembok penahan tanah (retaining wall). Dalam perencanaan, poer dan plat lantai
dermaga ditahan oleh kelompok tiang pancang.
Angin yang berhembus ke badan kapal yang ditambatkan akan menyebabkan gerakan
kapal yang bisa menimbulkan gaya pada dermaga. Apabila arah angin menuju ke dermaga,
maka gaya tersebut berupa gaya benturan ke dermaga; sedang jika arahnya meninggalkan
dermaga akan menyebabkan gaya tarikan kapal pada alat penambat. Besar gaya angin
tergantung pada arah dan kecepatan hembus angin, dan dapat dihitung dengan rumus berikut
ini.
(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, hal 222)
dimana,
θ = sudut antara angin dan kapal
c = koefisien tekanan arus
Seperti halnya angin, arus yang bekerja pada bagian kapal yang terendam air juga akan
menyebabkan terjadinya gaya pada kapal yang kemudian diteruskan pada dermaga dan alat penambat.
Besar gaya yang ditimbulkan oleh arus diberikan oleh persamaan berikut ini :
dimana,
R = gaya akibat arus (kgf)
Ac = luas tampang kapal yang terendam air (m²)
ɣw = rapat massa air laut (1025 kg/m³)
Vc = kecepatan arus (m/det)
Cc = koefisien tekanan arus
*) Nilai Cc adalah faktor untuk menghitung gaya lateral dan memanjang.
Nilai Cc
tergantung pada bentuk kapal dan kedalaman air di depan tambatan.
maka,
Ac = luas tampang kapal yang terendam air
= 237 m * 11.6 m
= 2749.2 m²
= 1,19
1,19−1.1
Interpolasi : Cc = * (3,0 – 5,0) + 5,0
1.5−1.1
= 4,55
Jadi,
dimana,
cMx, cMy = koefisien energi arah x dan y = 1,3
h = kedalaman = 13,789 m
Wo = berat jenis air laut = 1025 kg/m³
H = tinggi gelombang = 1,1667 m
d = sarat kapal terbesar = 11,6 m
l = panjang gelombang = 28 m
maka,
2𝜋∗13,789 (13,789−11,6)
1,3∗𝑆𝑖𝑛ℎ( )∗𝑆𝑖𝑛ℎ(2𝜋 ) 𝜋 𝐶𝑜𝑠98
Fx = 28
2𝜋∗13,789
28
∗ ∗ (9)2 ∗ 1025 ∗ (1,1667)2
𝐶𝑜𝑠ℎ( ) 28
28
= -1167,9624 kgm
2𝜋∗13,789 (13,789−11,6)
1,3∗𝑆𝑖𝑛ℎ( )∗𝑆𝑖𝑛ℎ(2𝜋 𝜋 𝑆𝑖𝑛98
Fy = 28
2𝜋∗13,789
28
∗ ∗ (9)2 ∗ 1025 ∗ (1,1667)2
𝐶𝑜𝑠ℎ( ) 28
28
= 8310,4842 kgm
Fx = -1167,9624 kgm
F=
= √(−1167,9624)𝟐 + (8310,4842 )𝟐
Fy= 8310,4842 kgm
= 8392,1561 kgm
Kapal yang akan merapat ke dermaga akan membentur struktur dermaga yang menimbulkan
getaran-getaran yang nantinya akan diserap oleh FENDER.
Besar energi yang ditimbulkan dapat dilihat dengan memakai rumus sebagai berikut.
di mana,
E = energi kinetic
W = berat kapal
g = percepatan gravitasi
v = kecepatan kapal saat bertambat pada sudut 98 dengan tambatan
Wa = . D² . L . Wo
W = Wa + D/T
dimana,
D = sarat kapal = 11.6 m
L = panjang kapal = 237 m
Wo = berat jenis air laut = 1,025 t/m³
D/T = berat kapal = 30000 DWT
jadi,
Wa = * (11.6 m)² * 237 m * 1,025 t/m³
= 25673.09 ton
maka,
W = 25673.09 ton + 30000
= 55673.09 ton
sehingga,
1 55673.09 𝑥 0.12
E = *
2 9.81
= 28.37568 tm
= 28375.68 kgm
Jadi gaya total yang bekerja dan akan di teruskan ke dermaga adalah :
F = 339,81819 kg + 6541,6232 kg + 718.8597 kg + 8392,1561 kg
= 15992,54719 kg
A. PERENCANAAN BOLDER
Bolder adalah alat pengikat. Kapal yang merapat di dermaga akan ditambatkan dengan
menggunakan tali kealat penambat yang disebut bollard. Pengikatan ini dimaksudkan untuk
menahan gerakan kapal yang disebabkan oleh angin dan arus. Gaya tarikan kapal pada alt
penambat yang disebabkan oleh tiupan angin dan arus pada badan kapal disebut dengan gaya
tambat (mooring forces). Bollard ditanam/diangker pada dermaga dan harus mampu menahan
gaya tarikan kapal.
(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, hal 222)
➢ Bollard
Bollard digunakan selain untuk mengikat pada kondisi normal dan pada kondisi
badai, juga dapat digunakan untuk mengarahkan kapal merapat dermaga atau untuk
membelok/memutar terhadap ujung dermaga. Supaya tidak mengganggu kelancaran
kegiatan di dermaga (bongkar muat barang) maka tinggi bolder dibuat tidak boleh lebih
dari 50 cm diatas lantai dermaga. Bollard diperhitungkan untuk memikul beban tarik
lateral yang berupa momen. Beban lateral ini diteruskan pada tiang pancang lewat poer
pondasi.
➢ Penulangan Bollard
Bollard diperhitungkan sebagai struktur yang oversteak yang memikul momen
(beban lateral). Direncanakan memikul beban tarik lateral sebesar : F = 15992,547 kg
BOLLARD
POER PONDASI
FENDER
30
Cu = 1439329,23
√2∗0,6∗225∗30
= 2,2505
dimana,
b.h=
𝜋∗(30 𝑐𝑚)2
= 4
= 706,858 cm2
maka,
2∗0,6∗225 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
As = 0,21355 * 706,858 cm2 * 2780 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
= 14,6601 cm2
As’ = As
sehingga,
As total = 14,661 cm2 * 2
= 29,322 cm2
Jumlah tulangan
n=
29,322 𝑐𝑚2
n=
2,835 𝑐𝑚2
dimana, D = 14 mm
L = ¼ x 𝜋 x 142
= 153,938 mm²
= 1,54 cm²
9
sehingga, n = 1,54
= 5,84 buah
≈ 6 buah
Jadi, dipakai tulangan 6 𝝓 14 mm
60−(2∗3)
- Jarak Tulangan : = = 18 𝑐𝑚
3
➢ Panjang Penyaluran
Panjang penyaluran (panjang tulangan bollard) yang masuk pada POER pondasi
dihitung menurut PBI ‟71 pasal 8.6 hal 74 untuk batang polos, berlaku :
Rumus :
dimana, D = 𝜙 tulangan = 19 mm
As = 283,529 mm2 = 2,835 cm2
𝜎*au = 2780 kg/cm2
𝜎‟bk = 225 kg/cm2
2,835 ∗2780
maka : Ld = 0,14 * ≥ 0,013 (1,9) * 2780
√225
➢ Bitt
Bitt digunakan untuk mengikat kapal pada kondisi cuaca normal. Jarak dan
jumlah minimum bitt untuk beberapa ukuran kapal diberikan dalam tabel di bawah ini.
B. PERENCANAAN FENDER
Fender berfungsi sebagai bantalan yang ditempatkan di depan dermaga. Fender akan
menyerap energi benturan antara kapal dan dermaga. Gaya yang harus di tahan oleh dermaga
tergantung pada tipe dan konstruksi fender dan defleksi dermaga yang diizinkan. Fender juga
melindungi rusaknya cat badan kapal karena gesekan antara kapal dan dermaga yang
disebabkan oleh gerak kapal waktu merapat ke dermaga. Fender harus dipasang sepanjang
dermaga dan letaknya harus mengenai badan kapal. Karena ukuran kapal berlainan, maka
fender harus dibuat agak tinggi pada sisi dermaga. Pada perencanaan tugas ini digunakan fender
dari karet (Bridgeston Super Arch) tipe V.
maka,
W = Wa + DWT
= (𝜋/4 . D2 . L . Wo) + DWT
= (𝜋/4 x (11,6 m)2 * 237 m * 1,025 t/m³) + 30000
= 55673,086 ton
sehingga,
E=
= 66,9053 tm
dimana,
D = sarat kapal
L = panjang kapal
Wo = berat jenis air laut = 1,025 t/m³
D/T = berat kapal tonnage
W = berat seluruh kapal dengan muatannya
Wa = massa kapal yang bermuatan penuh
E = energi yang diserap
Energi yang diserap oleh sistem FENDER dan dermaga biasanya ditetapkan ½
E atau 50% E, setengah energi lain diserap oleh kapal dan air.
(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan oleh Bambang Triatmodjo)
Jadi,
EF = ½ * 66,9053 tm
= 33,453 tm
= 0,08 * L
= 0,08 * 237 m
= 18,96 m
Fender yang digunakan direncanakan sebanyak 24 buah, dimana setiap fender menerima
beban yang sama sebesar :
33,453
tm = 2,1 tm → (digunakan fender FV006-3-1)
16
Dari tabel dimensi kapasitas Fender Karet “Bridgestone Super Arch” (tipe V), diperoleh:
A = 200 cm
B = 225 cm
C = 64,5 cm
Gaya (R) = 86 ton
Energi (E) = 14 tm
(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Soedjono Kramadibrata, lampiran 4.6 hal. 414)
➢ Jarak Fender
Untuk struktur dermaga, lantai dermaga direncanakan menumpu di atas tiang pancang
(pile group).
Beban yang bekerja pada kelompok tiang pancang adalah beban vertikal dan beban
horizontal. Dalam mendisain, gaya horizontal diambil gaya reaksi FENDER terbesar yaitu
untuk CONTAINER 30000 DWT; dimana untuk FENDER tipe FV006-3-1 dengan R = 86 ton.
Data :
Untuk perhitungan dapat dilihat pada Critical For Port & Harbour Facilities In Japan
dan Technical Standart For Port In Indonesia 1980
dimana,
1
N pada kedalaman ( 𝛽 ) =N
Kh = 0,15 N
Rumus :
- Untuk N =4
4 (0,15∗4)∗50
𝛽 = √4∗144000∗502833,33 = 0,00319
1 1
= = 313,480 cm = 3,13480 m
𝛽 0,00319
- Untuk N =6
4 (0,15∗6)∗50
𝛽 = √4∗144000∗502833,33 = 0,00353
1 1
= 0,00353 = 283,286 cm = 2,83286 m
𝛽
- Untuk N =7
4 (0,15∗7)∗50
𝛽 = √4∗144000∗502833,33 = 0,00367
1 1
= 0,00367 = 272,480 cm = 2,72480 m
𝛽
- Untuk N =9
4 (0,15∗9)∗50
𝛽 = √4∗144000∗502833,33 = 0,00391
1 1
= 0,00391 = 255,754 cm = 2,55754 m
𝛽
1 1
Letak 𝛽 (kedalaman) diambil dari harga terbesar, yaitu = 3,13480 m.
𝛽
Berada di antara (0 - 4) meter. Jadi tiang pancang diasumsikan terjepit pada
kedalaman 3,13480 meter dan harus ditanam pada kedalaman minimal :
3 3
h = 𝛽 = 0,00319 = 940,439 cm = 9,40439 m
Catatan : Ini dari VIRTUAL GROUND SURFACE (VGS), yaitu permukaan tnah
sesungguhnya.
Disain gaya horizontal adalah reaksi R = 86 ton, gaya horizontal ini dimisalkan bekerja
pada kelompok tiang pancang yang dipancang.
Rumus :
Khi =
12 (144000)(520833,33)
KhA = = 53,857 kg/cm
(2240,4+316,226)3
12 (144000)(520833,33)
KhB = = 68,765 kg/cm
(2040,4+316,226)3
- hC = (9 m + 9,40439 m) = 18,404 m
12 (144000)(520833,33)
KhC = = 89,726 kg/cm
(1840,4+316,226)3
- hD = (7 m + 9,40439 m) = 16,404 m
12 (144000)(520833,33)
KhD = = 120,149 kg/cm
(1640,4+316,226)3
- hE = (5 m + 9,487 m) = 14,404 m
12 (144000)(520833,33)
KhE = = 166,037 kg/cm
(1440,4+316,226)3
- hF = (3 m + 9,40439 m) = 12,404 m
12 (144000)(520833,33)
KhF = = 238,611 kg/cm
(1240,4+316,226)3
Maka,
𝛴Khi = (53,857+68,765+89,726+120,149+166,037+238,611) kg/cm
= 737,163 kg/cm
Rumus :
Hi =
53,857 𝑘𝑔/𝑐𝑚
HA = 737,163 𝑘𝑔/𝑐𝑚 * 86000 kg = 6283,145 kg
68,765 𝑘𝑔/𝑐𝑚
HB = 737,163 𝑘𝑔/𝑐𝑚 * 86000 kg = 8022,364 kg
89,726 𝑘𝑔/𝑐𝑚
HC = 737,163 𝑘𝑔/𝑐𝑚 * 86000 kg = 10467,747 kg
120,149 𝑘𝑔/𝑐𝑚
HD = 737,163 𝑘𝑔/𝑐𝑚 * 86000 kg = 14017,000 kg
166,037 𝑘𝑔/𝑐𝑚
HE = 737,163 𝑘𝑔/𝑐𝑚 * 86000 kg = 19370,454 kg
238,611 𝑘𝑔/𝑐𝑚
HF = 737,163 𝑘𝑔/𝑐𝑚 * 86000 kg = 27837,189 kg
3,135
Data :
C = 0 (tanah pasir)
𝛾 = 1,85 t/m3
𝜙 = 34o
B = Lebar tiang pancang = 50 cm = 0,5 m
Atiang = 0,5 m * 0,5 m = 0,25 m2
Maka,
sehingga,
= 101,75 ton
Keliling =2𝜋𝑟
22 0,5 𝑚
=2* *
7 2
= 1,571 m
= 63,966 ton
Jadi,
qult = Qujung + Qgesekan
= 165,716 ton
Untuk mencegah berkurangnya kekuatan tiang pancang, maka dipasang RIP - RAP
sampai batas daerah aman Retaining Wall.
Rumus :
𝜀 = Arc tg Kh’
dimana,
𝛾
Kh’ = 𝛾−1 Kh
Jadi,
𝜀 = Arc tg Kh’
= Arc tg (0,109)
= 6,2210
Gaya yang bekerja dan yang diperhitungkan adalah beban vertikal dan momen
maksimum, yaitu pada kepala tiang pancang.
Diketahui :
3250237,632
= 0,85∗250000 𝑚𝑚2 ∗0,85∗25 𝑀𝑃𝑎 = 0,72
166,378 𝑚𝑚
= 0,72* = 0,240
500 𝑚𝑚
Luas Tulangan,
Analisa Pembebanan :
- Akibat Beban Mati
Beban Plat Poer : 3 m * 3 m * 0,2 m * 2400 kg/m3 = 4320 kg/m
Beban Balok : 3 m * 0,3 * (0,5 – 0,2) m * 2400 kg/m3 = 648 kg/m
DL = 4968 kg/m
Jadi,
qu = 1,2 DL + 1,6 LL
= 1,2 (4968 kg/m) + 1,6 (2250 kg/m)
= 9561,6 kg/m
1 1
- Momen tumpuan = 10 q . l2 = 10 * 9561,6 * 32 = 8605,44 kgm
1 1
- Momen lapangan = 11 q . l2 = 11 * 9561,6 * 32 = 7823,13 kgm
1 1
- Momen lapangan = 16 q . l2 = 16 * 9561,6 * 32 = 5378,40 kgm
fc' = K225
= 225 kg/cm2 = 25 MPa
fy = U32
= 4000 kg/cm2 = 400 MPa
d' = 5 cm = 50 mm
d = 50 cm - 5 cm
= 45 cm = 450 mm
Es = 200000 Mpa
Menghitung Tulangan Balance
Rumus :
Xb =
0,003
= 400 * 450
0,003+
200000
= 270 mm
𝛽1 = 0,85
Ab = 0,85 * 270 mm
= 229,5 mm
Asmax = 0,75 * Ab
= 0,75 * 229,5 mm
= 172,125 mm
T =C
= 148924479,1 Nmm
𝑀𝑢
Mn2 = - Mn1
𝜙
As = 8 * (1/4) *π *(222)
- Walaupun dalam perhitungan tidak perlu dipasang tulangan tekan, namun dalam
memudahkan pekerjaan tetap di pasang : 4φ22mm
fc' = K225
= 225 kg/cm2 = 25 MPa
fy = U32
= 4000 kg/cm2 = 400 MPa
d' = 5 cm = 50 mm
d = 50 cm - 5 cm
= 45 cm = 450 mm
Es = 200000 Mpa
= 270 mm
dimana,
𝛽1 = 0,85
Ab = 0,85 * 270 mm
= 229,5 mm
Asmax = 0,75 * Ab
= 0,75 * 229,5
= 172,125 cm
𝐴𝑠𝑚𝑎𝑥
Mn1 = As₁ * fy * (d - )
2
172,125
= 2743,242 * 400 * (450 – )
2
= 399347483,3 Nmm
𝑀𝑢 115078046,722 Nmm
=
𝜙 0,85
= 135385937,3 Nmm
𝑀𝑢
Mn2 = - Mn1
𝜙
As = 8 * (1/4) *π *(222)
= 3041,062 mm2 > 2743,2422 mm2 (Ok)\
- Walaupun dalam perhitungan tidak perlu dipasang tulangan tekan, namun dalam
memudahkan pekerjaan tetap di pasang : 4φ22 mm
Tebal Plat = 30 cm
Pembebanan di tinjau per satu meter :
qu = 1,2 DL + 1,6 LL
= 1,2 (0,72 t/m) + 1,6 (2 t/m)
= 4,064 t/m
Asumsi : Plat dianggap terjepit elastis pada keempat sisinya oleh balok yang ada
(Type II. PBI - 71. hal 203)
𝐼𝑦 3
= =1 plat 2 arah ( panel tipe II )
𝑖𝑥 3
Perhitungan momen :
= + 0,7681 tm
o MLy = + 0,001 * qu * I𝑥 2 * 21
= + 0,7681 tm
o Mtx = - 0,001 * qu * I𝑥 2 * 52
= - 1,9020 tm
o Mty = - 0,001 * qu * I𝑥 2 * 52
= - 1,9020 tm
b = 1000 mm
Data - data :
fc' = 25 MPa
fy = 400 MPa
h = 30 cm = 300 mm
d' = 5 cm = 50 mm
d = 300 mm - 50 mm = 250 mm
Es = 200000 Mpa
Rumus :
Xb =
0,003
= 400 * 250
0,003+
200000
= 150 mm
400
= 200000
= 0,002
Xada = 0,75 * Xb
= 0,75 * 150 mm
= 112,5 mm
X = 𝛽1 * Xada
dimana,
𝛽1 = 0,85 untuk fc' < 30 MPa
a = 0,85 * 112.5 mm
= 95,625 mm
T =C
C = As₁ . fy → As₁ = 8 * ¼ * π * φ²
ΣM =0
Mn₁ = C * (d – 0,5 * a)
= 130087437,5 Nmm
Cek :
𝑀𝑢
Mn₁ < (Syarat tulangan rangkap)
𝜙
𝑀𝑢 18652248,3
=
𝜙 0,85
= 21943821,53 Nmm
Mn₁ >
𝑀𝑢
𝜙
→ tulangan tekan tidak leleh
Data - data :
fc' = 25 MPa
fy = 400 MPa
h = 30 cm = 300 mm
d' = 5 cm = 50 mm
d = 300 mm - 50 mm = 250 mm
Es = 200000 Mpa
Rumus :
Xb =
0,003
= 400 * 250
0,003+
200000
= 150 mm
400
= 200000
= 0,002
Xada = 0,75 * Xb
= 0,75 * 150 mm
= 112,5 mm
X = 𝛽1 * Xada
dimana,
a = 0,85 * 112.5 mm
= 95,625 mm
T =C
C = As₁ . fy → As₁ = 6 * ¼ * π * φ²
ΣM =0
Mn₁ = C * (d – 0,5 * a)
= 97567600 Nmm
Cek :
𝑀𝑢
Mn₁ < (Syarat tulangan rangkap)
𝜙
𝑀𝑢 7532487,865 𝑁𝑚𝑚
=
𝜙 0,85
= 8861750,429 Nmm
Mn₁ >
𝑀𝑢
𝜙
→ tulangan tekan tidak leleh
DAFTAR PUSTAKA