Anda di halaman 1dari 12

Nama: M.

Naufal Farras
NPM: 140310190065

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

Modul 8: Osiloskop
1 Buatlah abstrak dari praktikum ini

Abstrak

Dalam berbagai penerapan seperti pada bidang kesehatan dan elektronika


osiloskop banyak digunakan. Pada percobaan ini dibuktikan salah satu kegunaan
osiloskop untuk menentukan besar tegangan dan frekuensi power supply,
mengetahui beda sudut fasa sinyal input dan output pada rangkaian RLC dan
menghitung frekuensi resonansinya. Osiloskop sendiri merupakan alat ukur
elektronika yang berfungsi memproyeksikan sinyal listrik. Adapun biasanya
terdapat gambar lissayous yang merupakan gabungan dari sinyal vertikal dan
horizontal. Dari gambar lissayous ini kita dapat menentukan frekuensi generator
sinyal. Alat-alat yang digunakan diantaranya osiloskop, power supply, generator
sinyal, trafo, rangkaian RC, dan juga induktor. Pada penentuan tegangan dan
frekuensi power supply akan didapatkan data berupa tegangan dan periode, pada
penentuan frekuensi dengan lissayous didapat gambar lissayous dengan berbagai
perbandingan.

Kata kunci: Osiloskop, tegangan, frekuensi, Lissayous

2 Sebutkan tujuan dari praktikum ini:

1. Mempelajari cara kerja osiloskop dan pemakaianannya sebagai alat yang digunakan
untuk
2. Menentukan besar tegangan power supply.
3. Menghitung frekuensi power supply.
4. Mengetahui beda sudut fase sinyal input dan output pada rangkaian RC.
5. Menghitung frekuensi resonansi pada rangkaian RLC.
6. Mengetahui sejauh mana pengaruh resistor terhadap peredaman tegangan pada
rangkaian RLC.

3 Parameter fisis apa yang ditentukan dalam praktikum ini:


3.1 Parameter yang telah ditentukan serta yang diperoleh dari percobaan menentukan
tegangan dan frekuensi terdiri atas tegangan trafo, Volt/Div beserta Div, kemudian
Nama: M. Naufal Farras
NPM: 140310190065

Time/Div beserta Div . Dari data-data tersebut dilakukan pengolahan data untuk
memperoleh tegangan dan frekuensi terbaik beserta sesatannya.
3.2 Parameter yang telah ditentukan serta yang diperoleh dari percobaan menentukan
frekuensi dengan lissajous terdiri atas tegangan, frekuensi, serta jumlah loop pada arah
vertical maupun horizontal . Dari data-data tersebut dilakukan pengolahan data untuk
memperoleh frekuensi terbaik beserta sesatannya.
3.3 Parameter yang telah ditentukan serta yang diperoleh dari percobaan menentukan beda
sudut fasa terdiri atas frekuensi, nilai titik potong di luar gelombang (b) maupun di dalam
gelombang (B) . Dari data-data tersebut dilakukan pengolahan data untuk memperoleh
sudut fasa sinyal input dan output untuk masing- masing frekuensi, beda sudut fase untuk
masing-masing frekuensi serta nilai KSR.
3.4 Parameter yang telah ditentukan serta yang diperoleh dari percobaan menentukan
frekuensi resonansi terdiri atas frekuensi, nilai titik potong di luar gelombang (b) maupun
di dalam gelombang (B) . Dari data-data tersebut dilakukan pengolahan data untuk
memperoleh sudut fasa sinyal input dan output untuk masing- masing frekuensi, beda
sudut fase untuk masing-masing frekuensi, frekuensi resonansi, serta nilai KSR.
3.5 Parameter yang telah ditentukan serta yang diperoleh dari percobaan tahanan sebagai
peredam terdiri atas nilai Rbox, perioda, kemudian Volt/Div beserta Div. Dari data-data
tersebut dilakukan pengolahan data untuk memperoleh tegangan awal dan besarnya
tahanan sebenarnya untuk masing- masing harga Rbox, nilai R serta nilai log decrement.

4 Fenomena apa yang terjadi pada praktikum ini:

Pada praktikum ini menggunakan osiloskop digital yang mengubah gelombang listrik
kedalam bentuk digital. Sedangkan apabila menggunakan osiloskop analog yang
menggunakan tabung CRT, didalamnya akan terjadi berpendarnya electron yang
tereksitasi, pendaran ini lalu akan muncul pada tampilan layar.
Selanjutnya ketika dua buah gelombang dipadukan memiliki hubungan harmonic (salah
satu gelombang tersebut merupakan kelipatan bulat dari gelombang lainnya) maka akan
terbentuk pola Lissajous.
Selain itu dalam praktikum ini ketika sebuah rangkaian RL, RC atau RLC apabila terjadi
arus listrik bolak-balik yang masuk pada rangkaian tersebut, maka output dari rangkaian
tersebut akan mengalami. pergeseran sudut fase terhadap inputnya

5 Tentukan:
Nama: M. Naufal Farras
NPM: 140310190065

a. Tegangan (data 1, Vtrafo = 4 Volt)

 Tegangan Puncak ke Puncak

𝑽𝒑𝒑 = 𝑽𝒐𝒍𝒕/𝑫𝒊𝒗 × 𝑫𝒊𝒗

𝑽𝒑𝒑 = 𝟐 𝑽𝒐𝒍𝒕 × 𝟐 = 𝟒 𝑽𝒐𝒍𝒕

Tegangan puncak ke puncak terbaik merupakan mean atau rata-rata dari


data hasil pengukuran, sehingga :

∑ 𝑽𝒑𝒑
̅̅̅̅̅
𝑽𝒑𝒑 =
𝒏
𝟒 𝑽𝒐𝒍𝒕+𝟒 𝑽𝒐𝒍𝒕+𝟒 𝑽𝒐𝒍𝒕+𝟒 𝑽𝒐𝒍𝒕
̅̅̅̅̅
𝑽𝒑𝒑 = = 𝟒 𝑽𝒐𝒍𝒕
𝟒

Sesatan rata – rata dihitung sebagai berikut

̅̅̅̅̅
∑(𝑽 𝒑𝒑 − 𝑽𝒑𝒑 )
𝟐
̅̅̅̅̅
∆𝑽 𝒑𝒑 = √
𝒏(𝒏 − 𝟏)

(𝟒−𝟒) 𝟐 +(𝟒−𝟒)𝟐 +(𝟒−𝟒)𝟐 +(𝟒−𝟒)𝟐


̅̅̅̅̅
∆𝑽 𝒑𝒑 = √ 𝟒(𝟒−𝟏)

𝟎+𝟎+𝟎+𝟎
̅̅̅̅̅
∆𝑽 𝒑𝒑 = √ 𝟒×𝟑

𝟎
̅̅̅̅̅
∆𝑽 𝒑𝒑 = √𝟏𝟐 = 𝟎 𝑽𝒐𝒍𝒕

 ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅
𝑽𝒑𝒑 ± ∆𝑽 𝒑𝒑 = 𝟒 ± 𝟎 𝑽𝒐𝒍𝒕

 Tegangan Maksimum

𝑽𝒎 = 𝟎, 𝟓 × 𝑽𝒑𝒑

𝑽𝒎 = 𝟎, 𝟓 × 𝟒 𝑽𝒐𝒍𝒕 = 𝟐 𝑽𝒐𝒍𝒕

Tegangan maksimum terbaik merupakan mean atau rata-rata dari data hasil
pengukuran, sehingga :

∑ 𝑽𝒎
̅̅̅̅
𝑽𝒎 =
𝒏
𝟐 𝑽𝒐𝒍𝒕+𝟐 𝑽𝒐𝒍𝒕+𝟐 𝑽𝒐𝒍𝒕+𝟐 𝑽𝒐𝒍𝒕
̅̅̅̅
𝑽𝒎 = = 𝟐 𝑽𝒐𝒍𝒕
𝟒

Sesatan rata – rata dihitung sebagai berikut

̅̅̅̅
∑(𝑽 𝒎 − 𝑽𝒎 )
𝟐
̅̅̅̅
∆𝑽 𝒎 =√
𝒏(𝒏 − 𝟏)

(𝟐−𝟐) 𝟐 +(𝟐−𝟐)𝟐 +(𝟐−𝟐)𝟐 +(𝟐−𝟐)𝟐


̅̅̅̅
∆𝑽 𝒎 = √ 𝟒(𝟒−𝟏)

𝟎+𝟎+𝟎+𝟎
̅̅̅̅
∆𝑽 𝒎 = √ 𝟒×𝟑

𝟎
̅̅̅̅
∆𝑽 𝒎 = √𝟏𝟐 = 𝟎 𝑽𝒐𝒍𝒕
Nama: M. Naufal Farras
NPM: 140310190065

 ̅̅̅̅ ̅̅̅̅
𝑽𝒎 ± ∆𝑽 𝒎 = 𝟐 ± 𝟎 𝑽𝒐𝒍𝒕

 Tegangan Efektif

𝑽𝒎
𝑽𝒆𝒇𝒇 =
√𝟐
𝟐
𝑽𝒆𝒇𝒇 = = 𝟏, 𝟒𝟏𝟒𝟐𝟏 𝑽𝒐𝒍𝒕
√𝟐

Tegangan efektif terbaik merupakan mean atau rata-rata dari data hasil
pengukuran, sehingga :

∑ 𝑽𝒆𝒇𝒇
̅̅̅̅̅̅
𝑽𝒆𝒇𝒇 =
𝒏
𝟏,𝟒𝟏𝟒𝟐𝟏 𝑽𝒐𝒍𝒕+𝟏,𝟒𝟏𝟒𝟐𝟏 𝑽𝒐𝒍𝒕+𝟏,𝟒𝟏𝟒𝟐𝟏 𝑽𝒐𝒍𝒕+𝟏,𝟒𝟏𝟒𝟐𝟏 𝑽𝒐𝒍𝒕
̅̅̅̅̅̅
𝑽𝒆𝒇𝒇 = = 𝟏, 𝟒𝟏𝟒𝟐𝟏 𝑽𝒐𝒍𝒕
𝟒

Sesatan rata – rata dihitung sebagai berikut

̅̅̅̅̅̅
∑(𝑽 𝒆𝒇𝒇 − 𝑽𝒆𝒇𝒇 )
𝟐
̅̅̅̅̅̅
∆𝑽 𝒆𝒇𝒇 = √
𝒏(𝒏 − 𝟏)

(𝟏,𝟒𝟏𝟒𝟐−𝟏,𝟒𝟏𝟒𝟐) 𝟐 +(𝟏,𝟒𝟏𝟒𝟐−𝟏,𝟒𝟏𝟒𝟐)𝟐 +(𝟏,𝟒𝟏𝟒𝟐−𝟏,𝟒𝟏𝟒𝟐)𝟐 +(𝟏,𝟒𝟏𝟒𝟐−𝟏,𝟒𝟏𝟒𝟐)𝟐


̅̅̅̅̅̅
∆𝑽 𝒆𝒇𝒇 = √ 𝟒(𝟒−𝟏)

𝟎+𝟎+𝟎+𝟎
̅̅̅̅̅̅
∆𝑽 𝒆𝒇𝒇 = √ 𝟒×𝟑

𝟎
̅̅̅̅̅̅
∆𝑽 𝒆𝒇𝒇 = √𝟏𝟐 = 𝟎 𝑽𝒐𝒍𝒕

 ̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅
𝑽𝒆𝒇𝒇 ± ∆𝑽 𝒆𝒇𝒇 = 𝟏, 𝟒𝟏𝟒𝟐𝟏 ± 𝟎 𝑽𝒐𝒍𝒕

b. Frekuensi (data 1, Vtrafo = 4 Volt)

 Perioda

𝑻 = 𝑻𝒊𝒎𝒆/𝑫𝒊𝒗 × 𝑫𝒊𝒗

𝑻 = 𝟐 𝒎𝒔 × 𝟏𝟎 = 𝟐𝟎 𝒎𝒔 = 𝟎, 𝟎𝟐 𝒔

 Frekuensi

𝟏
𝒇=
𝑻
𝟏
𝒇 = 𝟎,𝟎𝟐 𝒔 = 𝟓𝟎 𝑯𝒛

Frekuensi terbaik merupakan mean atau rata-rata dari data hasil


pengukuran, sehingga :

∑𝒇
𝒇̅ =
𝒏
𝟓𝟎 𝑯𝒛+𝟓𝟎 𝑯𝒛+𝟓𝟎 𝑯𝒛+𝟓𝟎 𝑯𝒛
𝒇̅ = = 𝟓𝟎 𝑯𝒛
𝟒

Sesatan rata – rata dihitung sebagai berikut


Nama: M. Naufal Farras
NPM: 140310190065

∑(𝒇̅ − 𝒇)𝟐
∆𝒇̅ = √
𝒏(𝒏 − 𝟏)

(𝟓𝟎−𝟓𝟎) 𝟐 +(𝟓𝟎−𝟓𝟎)𝟐 +(𝟓𝟎−𝟓𝟎)𝟐 +(𝟓𝟎−𝟓𝟎)𝟐


∆𝒇̅ = √ 𝟒(𝟒−𝟏)

𝟎+𝟎+𝟎+𝟎
∆𝒇̅ = √ 𝟒×𝟑

𝟎
∆𝒇̅ = √𝟏𝟐 = 𝟎 𝑽𝒐𝒍𝒕

 𝒇̅ ± ∆𝒇̅ = 𝟓𝟎 ± 𝟎 𝑯𝒛

1. Hitung frekuensi terbaik dan sesatannya sinyal generator berdasarkan gambar


lissayous.
Jawab :
a. Untuk V = 4 Volt (data 1)
𝒏
𝒇𝒚 = 𝒇
𝒎 𝒙
𝟏
𝒇𝒚 = 𝟏 × 𝟓𝟎, 𝟓 𝑯𝒛 = 𝟓𝟎, 𝟓 𝑯𝒛

Frekuensi terbaik merupakan mean atau rata-rata dari data hasil pengukuran,
sehingga :

∑ 𝒇𝒚
̅̅̅
𝒇𝒚 =
𝒏
𝟓𝟎,𝟓 𝑯𝒛+𝟓𝟎 𝑯𝒛+𝟓𝟎 𝑯𝒛+𝟓𝟏,𝟐𝟓 𝑯𝒛+𝟓𝟏 𝑯𝒛+𝟓𝟏 𝑯𝒛+𝟓𝟎,𝟏 𝑯𝒛
̅̅̅
𝒇𝒚 = = 𝟓𝟎, 𝟓𝟓 𝑯𝒛
𝟕

Sesatan rata – rata dihitung sebagai berikut

̅̅̅𝒚 − 𝒇𝒚 )𝟐
∑(𝒇
̅̅̅𝒚 = √
∆𝒇
𝒏(𝒏 − 𝟏)

𝟐 +(𝟓𝟎,𝟓𝟓−𝟓𝟎)𝟐 +(𝟓𝟎,𝟓𝟓−𝟓𝟎)𝟐 +(𝟓𝟎,𝟓𝟓−𝟓𝟏,𝟐𝟓)𝟐 +(𝟓𝟎,𝟓𝟓−𝟓𝟏)𝟐 +(𝟓𝟎,𝟓𝟓−𝟓𝟏)𝟐 +(𝟓𝟎,𝟓𝟓−𝟓𝟎,𝟏)𝟐


̅̅̅𝒚 = √(𝟓𝟎,𝟓𝟓−𝟓𝟎,𝟓)
∆𝒇
𝟕(𝟕−𝟏)

̅̅̅𝒚 = 𝟎, 𝟐𝟎𝟏𝟒𝟖 𝐇𝐳
∆𝒇

̅̅̅ ̅̅̅𝒚 = 𝟓𝟎, 𝟓𝟓 ± 𝟎, 𝟐𝟎𝟏𝟒𝟖 𝑯𝒛


𝒇𝒚 ± ∆𝒇

b. Untuk V = 6 Volt
𝒏
𝒇𝒚 = 𝒇
𝒎 𝒙
𝟏
𝒇𝒚 = 𝟏 × 𝟓𝟎, 𝟓 𝑯𝒛 = 𝟓𝟎, 𝟓 𝑯𝒛

Frekuensi terbaik merupakan mean atau rata-rata dari data hasil pengukuran,
sehingga :

∑ 𝒇𝒚
̅̅̅
𝒇𝒚 =
𝒏
Nama: M. Naufal Farras
NPM: 140310190065

𝟓𝟎,𝟓 𝑯𝒛+𝟓𝟎 𝑯𝒛+𝟓𝟎 𝑯𝒛+𝟓𝟏,𝟐𝟓 𝑯𝒛+𝟓𝟏 𝑯𝒛+𝟓𝟏 𝑯𝒛+𝟓𝟎,𝟏 𝑯𝒛


̅̅̅
𝒇𝒚 = = 𝟓𝟎, 𝟓𝟓 𝑯𝒛
𝟕

Sesatan rata – rata dihitung sebagai berikut

̅̅̅𝒚 − 𝒇𝒚 )𝟐
∑(𝒇
̅̅̅𝒚 = √
∆𝒇
𝒏(𝒏 − 𝟏)

𝟐 +(𝟓𝟎,𝟓𝟓−𝟓𝟎)𝟐 +(𝟓𝟎,𝟓𝟓−𝟓𝟎)𝟐 +(𝟓𝟎,𝟓𝟓−𝟓𝟏,𝟐𝟓)𝟐 +(𝟓𝟎,𝟓𝟓−𝟓𝟏)𝟐 +(𝟓𝟎,𝟓𝟓−𝟓𝟏)𝟐 +(𝟓𝟎,𝟓𝟓−𝟓𝟎,𝟏)𝟐


̅̅̅𝒚 = √(𝟓𝟎,𝟓𝟓−𝟓𝟎,𝟓)
∆𝒇
𝟕(𝟕−𝟏)

̅̅̅𝒚 = 𝟎, 𝟐𝟎𝟏𝟒𝟖 𝐇𝐳
∆𝒇

̅̅̅ ̅̅̅𝒚 = 𝟓𝟎, 𝟓𝟓 ± 𝟎, 𝟐𝟎𝟏𝟒𝟖 𝑯𝒛


𝒇𝒚 ± ∆𝒇

2. Bandingkan frekuensi terbaik sinyal generator hasil no. 1 dan 2.


Jawab :
Pada hasil no 1, diperoleh besarnya frekuensi terbaik untuk Vtrafo = 4 Volt dan Vtrafo
= 6 Volt adalah sama yaitu sebesar 50 Hz. Sedangkan pada hasil no 2, diperoleh
besarnya frekuensi terbaik untuk Volt = 4 Volt dan Volt = 6 Volt juga menunjukkan
nilai yang sama yaitu sebesar 50,55 Hz. Dari kedua hasil tersebut, terdapat perbedaan
frekuensi sebesar 0,55 Hz antara hasil yang diperoleh pada no 1 dan no 2.

 Menghitung Beda Sudut Fase

1. Hitung sudut fase untuk sinyal input dan sinyal output untuk masing - masing
frekuensi berdasarkan hasil pengamatan. Hitung beda sudut fasenya untuk
setiap frekuensi.
Jawab :
 Sudut fase
𝑏
𝜑 = 𝑠𝑖𝑛¯¹ ( )
𝐵

1) Sudut fase pada frekuensi 300 HZ (data 1)


𝑏
𝜑 = 𝑠𝑖𝑛¯¹ (𝐵)
0,4
𝜑 = 𝑠𝑖𝑛¯¹ (1,2)
𝜑 = 19,47°

2. Hitung Beda sudut fase untuk masing-masing frekuensi dengan menggunakan


persamaan (5).
Jawab :
 Beda sudut fase

1
𝑡𝑎𝑛𝜑 =
𝜔𝑅𝐶

2) Beda sudut fase pada frekuensi 300 Hz (data 1)


𝜔 = 2𝜋𝑓
𝜔 = 2(3,14)300
𝜔 = 1884,955 (rad/s)
1
𝑡𝑎𝑛𝜑 = 𝜔𝑅𝐶
1
𝑡𝑎𝑛𝜑 = (1884,955)(1500)(0,0000001)
𝑡𝑎𝑛𝜑 = 3,536 rad

3. Bandingkan hasil no. 1 dan 2! Hitung kesalahan relatifnya


Jawab :
Nama: M. Naufal Farras
NPM: 140310190065

Dimana pada hasil no 1 dengan menggunakan persamaan rumus sudut fase 𝜑 =


𝑏
𝑠𝑖𝑛¯¹ (𝐵) diperoleh sudut fase pada data 1 yaitu sebesar 19,47°, sedangkan pada
1
hasil no 2 dengan menggunakan persamaan rumus beda sudut fase 𝑡𝑎𝑛𝜑 = 𝜔𝑅𝐶
diperoleh nilai dari beda sudut fase pada data 1 tersebut yaitu sebesar 3,536
rad
1
∅𝑙𝑖𝑡 = tan−1 𝜔𝑅𝐶

∅𝑙𝑖𝑡 = 74,2 °

∅−∅𝑙𝑖𝑡
𝐾𝑆𝑅 = × 100%
∅𝑙𝑖𝑡
19,47−74,2
𝐾𝑆𝑅 = × 100%
74,2

𝐾𝑆𝑅 = 73,26%

 Menghitung Frekuensi Resonansi

1. Hitung sudut fase sinyal input dan output untuk masing-masing frekuensi.
Kemudian hitung beda sudut fasenya
Jawab :
 sudut fase
𝑏
𝜑 = 𝑠𝑖𝑛¯¹ ( )
𝐵

(1) Pada frekuensi 3500 Hz (data 1)


𝑏
𝜑 = 𝑠𝑖𝑛¯¹ (𝐵)
1,1
𝜑 = 𝑠𝑖𝑛¯¹ (2,5) = 26,10°

 Beda sudut fase


1
𝑡𝑎𝑛𝜑 =
𝜔𝑅𝐶
(1) Pada Frekuensi 3500 Hz (data 1)
ω= 2 × 𝜋 × 𝑓
ω= 2 × 3,14 × 3500 = 21991,15 𝑟𝑎𝑑
1
𝑡𝑎𝑛𝜑 = 𝜔𝑅𝐶
1
𝑡𝑎𝑛𝜑 = 21991,15×1500×10¯⁷ = 0,30331

2. Buat grafik beda sudut fase terhadap frekuensi dengan memplotkan hasil
pengamatan pada saat mengukur frekuensi resonansi.
Jawab :
Nama: M. Naufal Farras
NPM: 140310190065

Grafik Beda Fase terhadap Frekuensi


35
30
25
BEDA FASE

20
15 y = -0.002x + 32.946
10 R² = 0.189

5
0
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000
FREKUENSI

Series1 Linear (Series1)

Gambar 1. Grafik beda sudut fase terhadap frekuensi


3. Tentukan frekuensi resonansi dari grafik beda fase terhadap frekuensi.
Jawab :
Pada grafik tidak terdapat beda fase yang bernilai nol, sedangkan suatu
rangkaian seri RLC dikatakan resonansi bila impedansi totalnya adalah real.
Keadaan real ini dapat dicapai apabila beda sudut fase antara arus yang
melalui rangkaian dan sumber adalah nol
4. Hitung frekuensi resonansi dengan persamaan (7).
Jawab :
1
ωr= √𝐿𝐶
1
ωr= √(0,6𝐻)𝑥(10−7 𝐹) = 4082,483

5. Bandingkan frekuensi resonasi dari grafik dengan perhitungan. Hitung


kesalahan relatifnya.
Jawab :
Pada hasil grafik diperoleh bahwa tidak terdapat beda fase yang bernilai nol,
sedangkan suatu rangkaian seri RLC dikatakan resonansi bila impedansi
totalnya adalah real. Keadaan real ini dapat dicapai apabila beda sudut fase
antara arus yang melalui rangkaian dan sumber adalah nol. Sedangkan
berbeda dengan hasil perhitungan frekuensi resonansi dengan menggunakan
1
persmaan rumus ωr= √𝐿𝐶 diperoleh nilainya sebesar 4082,483.

(1) Pada frekuensi 3500 Hz (data 1)


1
𝜑𝑙𝑖𝑡 = tan−1 𝜔𝑅𝐶
𝜑𝑙𝑖𝑡 = 16,87 °

𝜑−𝜑𝑙𝑖𝑡
𝐾𝑆𝑅 = | | × 100%
𝜑𝑙𝑖𝑡
26,10−16,87
𝐾𝑆𝑅 = | | × 100%
16,87
𝐾𝑆𝑅 = 54,7%

 Tahanan Sebagai Peredam

1. Buat grafik antara tegangan terhadap waktu dari hasil pengamatan untuk
masing-masing harga Rbox.
Jawab :
Nama: M. Naufal Farras
NPM: 140310190065

Grafik Tegangan Terhadap Waktu


0.8

0.7

0.6

V (Volt) 0.5

0.4 Rbox = 10 Ohm

0.3 Rbox = 20 Ohm

0.2 Rbox = 30 Ohm

0.1

0
0 1 2 3 4
T (s)

Gambar 2. Grafik tegangan terhadap waktu


2. Apa analisis anda terhadap Grafik No. 1.
Jawab :
3. Dekati grafik tersebut dengan grafik eksponensial, tentukan persamaan grafik
tersebut.
Jawab :

Grafik Tegangan terhadap Waktu untuk


Rb=10
0.8 y = -0.32x + 1.0067
0.7 R² = 0.8639
0.6
TEGANGAN (V)

0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
WAKTU (S)

Rb=10 Linear (Rb=10)

Gambar 3. Grafik tegangan terhadap waktu Rb=10

Grafik Tegangan terhadap Waktu


untuk Rb=20
0.8 y = 1.7517e-0.987x
0.7 R² = 0.9713
0.6
TEGANGAN (V)

0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
WAKTU (S)

Rb=20 Expon. (Rb=20)

Gambar 4. Grafik tegangan terhadap waktu Rb=20


Nama: M. Naufal Farras
NPM: 140310190065

Grafik Tegangan terhadap Waktu untuk


Rb=30
0.8
0.7
y = 1.6871e-0.973x
TEGANGAN (V) 0.6
R² = 0.9732
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
WAKTU (S)

Rb=30 Expon. (Rb=30)

Gambar 5. Grafik tegangan terhadap waktu Rb=30

4. Analogikan persamaan grafik tersebut dengan persaman (10) untuk nilai cos
(𝜔𝑡 + 𝛷) = 1
Jawab :

5. Berapa tegangan awal dan besarnya tahanan sebenarnya untuk masing- masing
harga Rbox ?. Bandingkan dengan masing-masing harga Rbox tersebut .
Jawab :
 Tegangan Awal
Diperoleh dari persamaan pada grafik tegangan terhadap waktu
- Untuk 𝑅𝑏𝑜𝑥 = 10 𝛺
𝑉0 = 1.721 𝑉
- Untuk 𝑅𝑏𝑜𝑥 = 20 𝛺
𝑉0 = 1.7517 𝑉
- Untuk 𝑅𝑏𝑜𝑥 = 30 𝛺
𝑉0 = 1.6871 𝑉
 Hambatan Sebenarnya
𝑅
𝑅𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 = ( ) × 2𝐿
2𝐿 𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖𝑘
- Untuk 𝑅𝑏𝑜𝑥 = 10 𝛺
𝑅𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 = 0.923 × 2(0.6)
𝑅𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 = 1.1076 𝞨
- Untuk 𝑅𝑏𝑜𝑥 = 20 𝛺
𝑅𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 = 0.987 × 2(0.6)
𝑅𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 = 1.1844 𝞨
- Untuk 𝑅𝑏𝑜𝑥 = 30 𝛺
𝑅𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 = 0.973 × 2(0.6)
𝑅𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 = 1.1676 𝞨

2
6. Hitung besarnya √𝐿⁄𝐶
Jawab :
Dengan 𝐿 = 0.6 𝐻 dan 𝐶 = 1 × 10−7 𝐹, maka
Nama: M. Naufal Farras
NPM: 140310190065

𝐿 0.6 𝐻
2√𝐶 = 2√1×10−7 𝐹

𝐿
2√𝐶 = 2 × 2449.4897 𝛺

𝐿
2√𝐶 = 4898.9795 𝛺

7. Dengan membandingkan harga R dengan hasil no.6, tentukan mana yang


keadaanya kurang redam, kritis dan teredam tinggi dari masing - masing harga
Rbox.
Jawab :
𝐿
Dari harga R sebenarnya dan nilai 2√ , dapat ditentukan bahwa ketiganya
𝐶

termasuk ke dalam keadaan kurang redam atau underdamped karena 𝑅 <


𝐿
2√𝐶. Dan dapat terlihat pada grafik yang menurun.

8. Hitung log Decrement untuk masing-masing harga Rbox.


Jawab :
𝜋𝑅
⋀=
𝜔𝐿
 Untuk 𝑅𝑏𝑜𝑥 = 10 𝛺
3.14×1.1076
⋀=
16666665.81×0.6

⋀ = 1.25267 × 10−7
 Untuk 𝑅𝑏𝑜𝑥 = 30 𝛺
3.14×1.1844
⋀ = 16666665.81×0.6

⋀ = 1.33952 × 10−7
 Untuk 𝑅𝑏𝑜𝑥 = 30 𝛺
3.14×1.1676
⋀ = 16666665.81×0.6

⋀ = 1.32052 × 10−7

6 Berikanlah analisis kesimpulan dari percobaan yang Saudara lakukan.


Percobaan berjudul Osiloskop ini bertujuan untuk mempelajari cara kerja osiloskop dan
pemakaiannya sebagai alat yang digunakan untuk menentukan besar tegangan power
supply, menghitung frekuensi power supply, mengetahui beda sudut fase sinyal input dan
output pada rangkaian RC, menghitung frekuensi resonansi pada rangkaian RLC, dan
mengetahui sejauh mana pengaruh resistor terhadap peredaman tegangan pada rangkaian
RLC. Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini, yaitu osiloskop, power supply,
generator frekuensi, rangkaian RC, induktor , serta variabel resistansi (Rbox). Hal pertama
yang dilakukan pada percobaan ini yaitu mencoba dan mempelajari tombol-tombol control
pada osiloskop dan dilanjut dengan mengkalibrasi osiloskop tersebut. Terdapat 5
rangkaian percobaan dengan tujuan yang berbeda. Percobaan pertama untuk mengukur
tegangan dan frekuensi dari sinyal trafo. Sinyal trafo dengan tegangan 4 volt dijadikan
masukan pada osiloskop , dan di atur skala volt/div dan time/div pada osiloskop sehingga
Nama: M. Naufal Farras
NPM: 140310190065

sinyal dapat terlihat jelas pada layar. Dicatat jarak div puncak ke puncak dan div 1 perioda
gelombang, serta catat skala volt/div dan time/div dan besar tegangan yang terukur pada
multimeter agar dapat dilakukan perbandingan dengan tegangan hasil pengukuran dengan
osiloskop, prosedur yang sama dilakukan untuk variasi tegangan trafo 6 V. Dilanjut
dengan percobaan kedua untuk menentukan frekuensi sinyal trafo dengan lissayous.
Generator frekuensi dihubungkan dengan salah satu channel pada osiloskop sebagai sinyal
pembanding agar dapat membentuk lissayous dengan sinyal trafo. Source pada osiloskop
di atur menjadi X-Y. Lalu di atur frekuensi pada generator sehingga terbentuk lissayous
dengan perbandingan 1/1, 1/2, 1/3, 1/4, 1/5, 2/1, 3/1, 4/1, dan 5/1. Dicatat besar frekuensi
generator (fy) untuk setiap perbandingan lissayous. Dilanjutkan dengan percobaan ketiga
untuk mengukur beda sudut fasa dari rangkaian RC. Setelah rangkaian disusun, bagian
input pada rangkaian dihubungkan dengan salah satu channel pada osiloskop, dan bagian
output rangkaiannya dihubungkan dengan channel yang lain pada osiloskop. Kedua sinyal
pada channel masukan osiloskop memiliki frekuensi yang sama karena berasal dari
rangkaian yang sama, sehingga akan membentuk lissayous 1/1 atau berbentuk lingkaran.
Karena terdapat beda fasa, maka lissayous yang terbentuk akan berbentuk oval sesuai
dengan perbedaan fasa-nya. Nilai b dan B sinyal input dan output pada lissayous dicatat
untuk setiap variasi frekuensi dari 300 Hz hingga 1000 Hz. Dilanjut dengan percobaan
untuk menentukan frekuensi resonansi dari sebuah rangkaian RLC. Setelah rangkaian
disusun, prosedur yang sama dilakukan seperti pada percobaan pengukuran beda fasa,
hanya saja variasi frekuensi yang digunakan mulai dari 3500 Hz hingga 10.000 Hz.
Percobaan terakhir dilakukan untuk mengamati pengaruh resistor
sebagai peredam tegangan. Setelah rangkaian disusun, sinyal persegi dari generator diatur
sebagai sinyal input rangkaian, dan nilai resistansi pada Rbox di atur hingga menunjukkan
nilai 0 ohm. Bagian input pada rangkaian dihubungkan dengan salah satu channel pada
osiloskop, dan bagian output rangkaiannya dihubungkan dengan channel yang lain pada
osiloskop. Tegangan dan frekuensi sinyal input di atur hingga diperoleh sinyal output yang
dapat diamati. Amplitudo sinyal (V) terus diamati dan dicatat selama amplitudo sinyal
masih bisa diamati. Dilakukan prosedur yang sama untuk variasi Rbox 10 ohm, 20 ohm
dan 30 ohm. Pada percobaan didapatkan data berupa tegangan, frekuensi, serta nilai b dan
B. Dari data data tersebut pada percobaan pertama dapat ditentukan nilai Veff untuk setiap
variasi Vtrafo 4V dan 6 V lalu didapatkan nilainya. Untuk percobaan kelima dapat
ditentukan besar amplitudo untuk setiap perioda osilasi sinyal dengan variasi nilai Rbox.

Anda mungkin juga menyukai