LB Modul 8
LB Modul 8
Naufal Farras
NPM: 140310190065
Modul 8: Osiloskop
1 Buatlah abstrak dari praktikum ini
Abstrak
1. Mempelajari cara kerja osiloskop dan pemakaianannya sebagai alat yang digunakan
untuk
2. Menentukan besar tegangan power supply.
3. Menghitung frekuensi power supply.
4. Mengetahui beda sudut fase sinyal input dan output pada rangkaian RC.
5. Menghitung frekuensi resonansi pada rangkaian RLC.
6. Mengetahui sejauh mana pengaruh resistor terhadap peredaman tegangan pada
rangkaian RLC.
Time/Div beserta Div . Dari data-data tersebut dilakukan pengolahan data untuk
memperoleh tegangan dan frekuensi terbaik beserta sesatannya.
3.2 Parameter yang telah ditentukan serta yang diperoleh dari percobaan menentukan
frekuensi dengan lissajous terdiri atas tegangan, frekuensi, serta jumlah loop pada arah
vertical maupun horizontal . Dari data-data tersebut dilakukan pengolahan data untuk
memperoleh frekuensi terbaik beserta sesatannya.
3.3 Parameter yang telah ditentukan serta yang diperoleh dari percobaan menentukan beda
sudut fasa terdiri atas frekuensi, nilai titik potong di luar gelombang (b) maupun di dalam
gelombang (B) . Dari data-data tersebut dilakukan pengolahan data untuk memperoleh
sudut fasa sinyal input dan output untuk masing- masing frekuensi, beda sudut fase untuk
masing-masing frekuensi serta nilai KSR.
3.4 Parameter yang telah ditentukan serta yang diperoleh dari percobaan menentukan
frekuensi resonansi terdiri atas frekuensi, nilai titik potong di luar gelombang (b) maupun
di dalam gelombang (B) . Dari data-data tersebut dilakukan pengolahan data untuk
memperoleh sudut fasa sinyal input dan output untuk masing- masing frekuensi, beda
sudut fase untuk masing-masing frekuensi, frekuensi resonansi, serta nilai KSR.
3.5 Parameter yang telah ditentukan serta yang diperoleh dari percobaan tahanan sebagai
peredam terdiri atas nilai Rbox, perioda, kemudian Volt/Div beserta Div. Dari data-data
tersebut dilakukan pengolahan data untuk memperoleh tegangan awal dan besarnya
tahanan sebenarnya untuk masing- masing harga Rbox, nilai R serta nilai log decrement.
Pada praktikum ini menggunakan osiloskop digital yang mengubah gelombang listrik
kedalam bentuk digital. Sedangkan apabila menggunakan osiloskop analog yang
menggunakan tabung CRT, didalamnya akan terjadi berpendarnya electron yang
tereksitasi, pendaran ini lalu akan muncul pada tampilan layar.
Selanjutnya ketika dua buah gelombang dipadukan memiliki hubungan harmonic (salah
satu gelombang tersebut merupakan kelipatan bulat dari gelombang lainnya) maka akan
terbentuk pola Lissajous.
Selain itu dalam praktikum ini ketika sebuah rangkaian RL, RC atau RLC apabila terjadi
arus listrik bolak-balik yang masuk pada rangkaian tersebut, maka output dari rangkaian
tersebut akan mengalami. pergeseran sudut fase terhadap inputnya
5 Tentukan:
Nama: M. Naufal Farras
NPM: 140310190065
∑ 𝑽𝒑𝒑
̅̅̅̅̅
𝑽𝒑𝒑 =
𝒏
𝟒 𝑽𝒐𝒍𝒕+𝟒 𝑽𝒐𝒍𝒕+𝟒 𝑽𝒐𝒍𝒕+𝟒 𝑽𝒐𝒍𝒕
̅̅̅̅̅
𝑽𝒑𝒑 = = 𝟒 𝑽𝒐𝒍𝒕
𝟒
̅̅̅̅̅
∑(𝑽 𝒑𝒑 − 𝑽𝒑𝒑 )
𝟐
̅̅̅̅̅
∆𝑽 𝒑𝒑 = √
𝒏(𝒏 − 𝟏)
𝟎+𝟎+𝟎+𝟎
̅̅̅̅̅
∆𝑽 𝒑𝒑 = √ 𝟒×𝟑
𝟎
̅̅̅̅̅
∆𝑽 𝒑𝒑 = √𝟏𝟐 = 𝟎 𝑽𝒐𝒍𝒕
̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅
𝑽𝒑𝒑 ± ∆𝑽 𝒑𝒑 = 𝟒 ± 𝟎 𝑽𝒐𝒍𝒕
Tegangan Maksimum
𝑽𝒎 = 𝟎, 𝟓 × 𝑽𝒑𝒑
𝑽𝒎 = 𝟎, 𝟓 × 𝟒 𝑽𝒐𝒍𝒕 = 𝟐 𝑽𝒐𝒍𝒕
Tegangan maksimum terbaik merupakan mean atau rata-rata dari data hasil
pengukuran, sehingga :
∑ 𝑽𝒎
̅̅̅̅
𝑽𝒎 =
𝒏
𝟐 𝑽𝒐𝒍𝒕+𝟐 𝑽𝒐𝒍𝒕+𝟐 𝑽𝒐𝒍𝒕+𝟐 𝑽𝒐𝒍𝒕
̅̅̅̅
𝑽𝒎 = = 𝟐 𝑽𝒐𝒍𝒕
𝟒
̅̅̅̅
∑(𝑽 𝒎 − 𝑽𝒎 )
𝟐
̅̅̅̅
∆𝑽 𝒎 =√
𝒏(𝒏 − 𝟏)
𝟎+𝟎+𝟎+𝟎
̅̅̅̅
∆𝑽 𝒎 = √ 𝟒×𝟑
𝟎
̅̅̅̅
∆𝑽 𝒎 = √𝟏𝟐 = 𝟎 𝑽𝒐𝒍𝒕
Nama: M. Naufal Farras
NPM: 140310190065
̅̅̅̅ ̅̅̅̅
𝑽𝒎 ± ∆𝑽 𝒎 = 𝟐 ± 𝟎 𝑽𝒐𝒍𝒕
Tegangan Efektif
𝑽𝒎
𝑽𝒆𝒇𝒇 =
√𝟐
𝟐
𝑽𝒆𝒇𝒇 = = 𝟏, 𝟒𝟏𝟒𝟐𝟏 𝑽𝒐𝒍𝒕
√𝟐
Tegangan efektif terbaik merupakan mean atau rata-rata dari data hasil
pengukuran, sehingga :
∑ 𝑽𝒆𝒇𝒇
̅̅̅̅̅̅
𝑽𝒆𝒇𝒇 =
𝒏
𝟏,𝟒𝟏𝟒𝟐𝟏 𝑽𝒐𝒍𝒕+𝟏,𝟒𝟏𝟒𝟐𝟏 𝑽𝒐𝒍𝒕+𝟏,𝟒𝟏𝟒𝟐𝟏 𝑽𝒐𝒍𝒕+𝟏,𝟒𝟏𝟒𝟐𝟏 𝑽𝒐𝒍𝒕
̅̅̅̅̅̅
𝑽𝒆𝒇𝒇 = = 𝟏, 𝟒𝟏𝟒𝟐𝟏 𝑽𝒐𝒍𝒕
𝟒
̅̅̅̅̅̅
∑(𝑽 𝒆𝒇𝒇 − 𝑽𝒆𝒇𝒇 )
𝟐
̅̅̅̅̅̅
∆𝑽 𝒆𝒇𝒇 = √
𝒏(𝒏 − 𝟏)
𝟎+𝟎+𝟎+𝟎
̅̅̅̅̅̅
∆𝑽 𝒆𝒇𝒇 = √ 𝟒×𝟑
𝟎
̅̅̅̅̅̅
∆𝑽 𝒆𝒇𝒇 = √𝟏𝟐 = 𝟎 𝑽𝒐𝒍𝒕
̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅
𝑽𝒆𝒇𝒇 ± ∆𝑽 𝒆𝒇𝒇 = 𝟏, 𝟒𝟏𝟒𝟐𝟏 ± 𝟎 𝑽𝒐𝒍𝒕
Perioda
𝑻 = 𝑻𝒊𝒎𝒆/𝑫𝒊𝒗 × 𝑫𝒊𝒗
𝑻 = 𝟐 𝒎𝒔 × 𝟏𝟎 = 𝟐𝟎 𝒎𝒔 = 𝟎, 𝟎𝟐 𝒔
Frekuensi
𝟏
𝒇=
𝑻
𝟏
𝒇 = 𝟎,𝟎𝟐 𝒔 = 𝟓𝟎 𝑯𝒛
∑𝒇
𝒇̅ =
𝒏
𝟓𝟎 𝑯𝒛+𝟓𝟎 𝑯𝒛+𝟓𝟎 𝑯𝒛+𝟓𝟎 𝑯𝒛
𝒇̅ = = 𝟓𝟎 𝑯𝒛
𝟒
∑(𝒇̅ − 𝒇)𝟐
∆𝒇̅ = √
𝒏(𝒏 − 𝟏)
𝟎+𝟎+𝟎+𝟎
∆𝒇̅ = √ 𝟒×𝟑
𝟎
∆𝒇̅ = √𝟏𝟐 = 𝟎 𝑽𝒐𝒍𝒕
𝒇̅ ± ∆𝒇̅ = 𝟓𝟎 ± 𝟎 𝑯𝒛
Frekuensi terbaik merupakan mean atau rata-rata dari data hasil pengukuran,
sehingga :
∑ 𝒇𝒚
̅̅̅
𝒇𝒚 =
𝒏
𝟓𝟎,𝟓 𝑯𝒛+𝟓𝟎 𝑯𝒛+𝟓𝟎 𝑯𝒛+𝟓𝟏,𝟐𝟓 𝑯𝒛+𝟓𝟏 𝑯𝒛+𝟓𝟏 𝑯𝒛+𝟓𝟎,𝟏 𝑯𝒛
̅̅̅
𝒇𝒚 = = 𝟓𝟎, 𝟓𝟓 𝑯𝒛
𝟕
̅̅̅𝒚 − 𝒇𝒚 )𝟐
∑(𝒇
̅̅̅𝒚 = √
∆𝒇
𝒏(𝒏 − 𝟏)
̅̅̅𝒚 = 𝟎, 𝟐𝟎𝟏𝟒𝟖 𝐇𝐳
∆𝒇
b. Untuk V = 6 Volt
𝒏
𝒇𝒚 = 𝒇
𝒎 𝒙
𝟏
𝒇𝒚 = 𝟏 × 𝟓𝟎, 𝟓 𝑯𝒛 = 𝟓𝟎, 𝟓 𝑯𝒛
Frekuensi terbaik merupakan mean atau rata-rata dari data hasil pengukuran,
sehingga :
∑ 𝒇𝒚
̅̅̅
𝒇𝒚 =
𝒏
Nama: M. Naufal Farras
NPM: 140310190065
̅̅̅𝒚 − 𝒇𝒚 )𝟐
∑(𝒇
̅̅̅𝒚 = √
∆𝒇
𝒏(𝒏 − 𝟏)
̅̅̅𝒚 = 𝟎, 𝟐𝟎𝟏𝟒𝟖 𝐇𝐳
∆𝒇
1. Hitung sudut fase untuk sinyal input dan sinyal output untuk masing - masing
frekuensi berdasarkan hasil pengamatan. Hitung beda sudut fasenya untuk
setiap frekuensi.
Jawab :
Sudut fase
𝑏
𝜑 = 𝑠𝑖𝑛¯¹ ( )
𝐵
1
𝑡𝑎𝑛𝜑 =
𝜔𝑅𝐶
∅𝑙𝑖𝑡 = 74,2 °
∅−∅𝑙𝑖𝑡
𝐾𝑆𝑅 = × 100%
∅𝑙𝑖𝑡
19,47−74,2
𝐾𝑆𝑅 = × 100%
74,2
𝐾𝑆𝑅 = 73,26%
1. Hitung sudut fase sinyal input dan output untuk masing-masing frekuensi.
Kemudian hitung beda sudut fasenya
Jawab :
sudut fase
𝑏
𝜑 = 𝑠𝑖𝑛¯¹ ( )
𝐵
2. Buat grafik beda sudut fase terhadap frekuensi dengan memplotkan hasil
pengamatan pada saat mengukur frekuensi resonansi.
Jawab :
Nama: M. Naufal Farras
NPM: 140310190065
20
15 y = -0.002x + 32.946
10 R² = 0.189
5
0
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000
FREKUENSI
𝜑−𝜑𝑙𝑖𝑡
𝐾𝑆𝑅 = | | × 100%
𝜑𝑙𝑖𝑡
26,10−16,87
𝐾𝑆𝑅 = | | × 100%
16,87
𝐾𝑆𝑅 = 54,7%
1. Buat grafik antara tegangan terhadap waktu dari hasil pengamatan untuk
masing-masing harga Rbox.
Jawab :
Nama: M. Naufal Farras
NPM: 140310190065
0.7
0.6
V (Volt) 0.5
0.1
0
0 1 2 3 4
T (s)
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
WAKTU (S)
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
WAKTU (S)
4. Analogikan persamaan grafik tersebut dengan persaman (10) untuk nilai cos
(𝜔𝑡 + 𝛷) = 1
Jawab :
5. Berapa tegangan awal dan besarnya tahanan sebenarnya untuk masing- masing
harga Rbox ?. Bandingkan dengan masing-masing harga Rbox tersebut .
Jawab :
Tegangan Awal
Diperoleh dari persamaan pada grafik tegangan terhadap waktu
- Untuk 𝑅𝑏𝑜𝑥 = 10 𝛺
𝑉0 = 1.721 𝑉
- Untuk 𝑅𝑏𝑜𝑥 = 20 𝛺
𝑉0 = 1.7517 𝑉
- Untuk 𝑅𝑏𝑜𝑥 = 30 𝛺
𝑉0 = 1.6871 𝑉
Hambatan Sebenarnya
𝑅
𝑅𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 = ( ) × 2𝐿
2𝐿 𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖𝑘
- Untuk 𝑅𝑏𝑜𝑥 = 10 𝛺
𝑅𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 = 0.923 × 2(0.6)
𝑅𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 = 1.1076 𝞨
- Untuk 𝑅𝑏𝑜𝑥 = 20 𝛺
𝑅𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 = 0.987 × 2(0.6)
𝑅𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 = 1.1844 𝞨
- Untuk 𝑅𝑏𝑜𝑥 = 30 𝛺
𝑅𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 = 0.973 × 2(0.6)
𝑅𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 = 1.1676 𝞨
2
6. Hitung besarnya √𝐿⁄𝐶
Jawab :
Dengan 𝐿 = 0.6 𝐻 dan 𝐶 = 1 × 10−7 𝐹, maka
Nama: M. Naufal Farras
NPM: 140310190065
𝐿 0.6 𝐻
2√𝐶 = 2√1×10−7 𝐹
𝐿
2√𝐶 = 2 × 2449.4897 𝛺
𝐿
2√𝐶 = 4898.9795 𝛺
⋀ = 1.25267 × 10−7
Untuk 𝑅𝑏𝑜𝑥 = 30 𝛺
3.14×1.1844
⋀ = 16666665.81×0.6
⋀ = 1.33952 × 10−7
Untuk 𝑅𝑏𝑜𝑥 = 30 𝛺
3.14×1.1676
⋀ = 16666665.81×0.6
⋀ = 1.32052 × 10−7
sinyal dapat terlihat jelas pada layar. Dicatat jarak div puncak ke puncak dan div 1 perioda
gelombang, serta catat skala volt/div dan time/div dan besar tegangan yang terukur pada
multimeter agar dapat dilakukan perbandingan dengan tegangan hasil pengukuran dengan
osiloskop, prosedur yang sama dilakukan untuk variasi tegangan trafo 6 V. Dilanjut
dengan percobaan kedua untuk menentukan frekuensi sinyal trafo dengan lissayous.
Generator frekuensi dihubungkan dengan salah satu channel pada osiloskop sebagai sinyal
pembanding agar dapat membentuk lissayous dengan sinyal trafo. Source pada osiloskop
di atur menjadi X-Y. Lalu di atur frekuensi pada generator sehingga terbentuk lissayous
dengan perbandingan 1/1, 1/2, 1/3, 1/4, 1/5, 2/1, 3/1, 4/1, dan 5/1. Dicatat besar frekuensi
generator (fy) untuk setiap perbandingan lissayous. Dilanjutkan dengan percobaan ketiga
untuk mengukur beda sudut fasa dari rangkaian RC. Setelah rangkaian disusun, bagian
input pada rangkaian dihubungkan dengan salah satu channel pada osiloskop, dan bagian
output rangkaiannya dihubungkan dengan channel yang lain pada osiloskop. Kedua sinyal
pada channel masukan osiloskop memiliki frekuensi yang sama karena berasal dari
rangkaian yang sama, sehingga akan membentuk lissayous 1/1 atau berbentuk lingkaran.
Karena terdapat beda fasa, maka lissayous yang terbentuk akan berbentuk oval sesuai
dengan perbedaan fasa-nya. Nilai b dan B sinyal input dan output pada lissayous dicatat
untuk setiap variasi frekuensi dari 300 Hz hingga 1000 Hz. Dilanjut dengan percobaan
untuk menentukan frekuensi resonansi dari sebuah rangkaian RLC. Setelah rangkaian
disusun, prosedur yang sama dilakukan seperti pada percobaan pengukuran beda fasa,
hanya saja variasi frekuensi yang digunakan mulai dari 3500 Hz hingga 10.000 Hz.
Percobaan terakhir dilakukan untuk mengamati pengaruh resistor
sebagai peredam tegangan. Setelah rangkaian disusun, sinyal persegi dari generator diatur
sebagai sinyal input rangkaian, dan nilai resistansi pada Rbox di atur hingga menunjukkan
nilai 0 ohm. Bagian input pada rangkaian dihubungkan dengan salah satu channel pada
osiloskop, dan bagian output rangkaiannya dihubungkan dengan channel yang lain pada
osiloskop. Tegangan dan frekuensi sinyal input di atur hingga diperoleh sinyal output yang
dapat diamati. Amplitudo sinyal (V) terus diamati dan dicatat selama amplitudo sinyal
masih bisa diamati. Dilakukan prosedur yang sama untuk variasi Rbox 10 ohm, 20 ohm
dan 30 ohm. Pada percobaan didapatkan data berupa tegangan, frekuensi, serta nilai b dan
B. Dari data data tersebut pada percobaan pertama dapat ditentukan nilai Veff untuk setiap
variasi Vtrafo 4V dan 6 V lalu didapatkan nilainya. Untuk percobaan kelima dapat
ditentukan besar amplitudo untuk setiap perioda osilasi sinyal dengan variasi nilai Rbox.