Anda di halaman 1dari 13

APOTEMA : Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume ...........................

ISSN: 2407-8840 (print)


ISSN: 2580-9253 (online)

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKn DENGAN


MODEL DEBAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI SISWA
KELAS VIII SMP NEGERI 3 GEGER

Dwi Suryani Fatonah, S.Pd.


UPTD SMP Negeri 3 Geger
Alamat email : dwisfatonah69@gmail.com

Buaddin Hasan: Proses Berpikir Mahasiswa Dalam Mengontruksi Bukti ..........


APOTEMA : Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume ...........................
ISSN: 2407-8840 (print)
ISSN: 2580-9253 (online)

Buaddin Hasan: Proses Berpikir Mahasiswa Dalam Mengontruksi Bukti ..........


APOTEMA : Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume ...........................
ISSN: 2407-8840 (print)
ISSN: 2580-9253 (online)

Abstrak

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) termasuk mata pelajaran wajib yang memiliki
arti strategis yang harus diikuti oleh seluruh siswa Indonesia. Karena sifatnya sebagai mata pelajaran
umum, sering terjadi salah persepsi terhadap tujuan mata pelajaran ini khususnya di kalangan siswa
SMP Negeri 3 Geger. Siswa terkadang menganggap kurang penting terhadap penyelenggaraan mata
pelajaran ini, sehingga hasil belajar mereka kebanyakan tidak sesuai dengan potensi yang dimiliki
oleh siswa yang bersangkutan. Motivasi dan hasil belajar siswa perlu ditingkatkan melalui penerapan
model pembelajaran debat. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui motivasi siswa kelas VIII
SMP Negeri 3 Geger setelah melaksanakan pembelajaran dengan model debat dan Mengetahui
prestasi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Geger setelah melaksanakan pembelajaran dengan model
debat, yang dianggap dapat dicapai melalui penerapan model pembelajaran debat. Metode dan teknik
penelitian menggunakan Penelitian tindakan Kelas dengan subyek penelitian berjumlah 37 orang
pada kelas VIII Negeri 3 Geger. Analisis data menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian
menunjukan bahwa pada siklus I rata-rata motivasi belajar siswa hanya 70,33%, rata-rata hasil
belajar baru mencapai 7,01%, sehingga siswa yang telah tuntas hanya mencapai 74,82% dan yang
belum tuntas mencapai 16,52%. Pada siklus II rata-rata motivasi belajar meningkat sampai 85,55%,
rata-rata hasil belajar meningkat sampai 7,80%, siswa yang tuntas menjadi 89,96% dan siswa yang
tidak tuntas mengalami penurunan hingga 7,88%. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa
penerapan model pembelajaran debat dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar.

Kata kunci: motivasi, prestasi, debat

Buaddin Hasan: Proses Berpikir Mahasiswa Dalam Mengontruksi Bukti ..........


APOTEMA : Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume ...........................
ISSN: 2407-8840 (print)
ISSN: 2580-9253 (online)

PENDAHULUAN pembelajaran selalu dianggap gagal. Belajar


merupakan proses perubahan yang terjadi pada
Pendidikan adalah modal terbesar jangka
diri seseorang melalui penguatan (reinforcement),
panjang yang harus di susun, disiapkan dan diberi
sehingga terjadi perubahan yang bersifat
sarana maupun prasarana sehingga kelangsungan
permanen dan persisten pada dirinya sebagai hasil
proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan
pengalaman (Learning is a change of behaviour as
baik dan sesuai dengan harapan baik dari
a result of experience).
pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi.
Perubahan yang dihasilkan oleh proses
Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata
belajar bersifat progresif dan akumulatif, megarah
pelajaran yang menitik beratkan pada
kepada kesempurnaan, misalnya dari tidak mampu
pembentukan warga negara yang memahami dan
menjadi mampu, dari tidak mengerti menjadi
mampu untuk melaksanakan hak dan kewajibanya
mengerti, baik mencakup aspek pengetahuan
sebagai upaya menjadi warga negara yang baik,
(cognitive domain), aspek afektif (afektive
cerdas dan berkarakter sesuai dengan nilai-nilai
domain) maupun aspek psikomotorik
pancasila.
(psychomotoric domain). Ada empat pilar belajar
Untuk mencapai keberhasilan dalam
yang dikemukakan oleh UNESCO, yaitu: (1)
pendidikan tentunya banyak permasalahan baik
Learning to Know, yaitu suatu proses
moril maupun materiil yang perlu dipecahkan
pembelajaran yang memungkinkan siswa
bersama baik oleh guru yang secara langsung
menguasai tekhnik menemukan pengetahuan dan
berhubungan dengan peserta didik maupun
bukan semata-mata hanya memperoleh
pemerintah yang bertanggung jawab atas
pengetahuan; (2) Learning to do adalah
terselenggaranya pendidikan sebagai upaya untuk
pembelajaran untuk mencapai kemampuan untuk
merealisasikan tujuan pendidikan nasional.
melaksanakan Controlling, Monitoring,
Sebagai upaya untuk mencerdaskan kehidupan
Maintening, Designing, Organizing. Belajar
bangsa khususnya peserta didik, guru sebagai
dengan melakukan sesuatu dalam potensi yang
orang tua multi fungsi atau orang tua disekolah
kongkret tidak hanya terbatas pada kemampuan
berkewajiban memberikan pemecahan terhadap
mekanistis, melainkan juga meliputi kemampuan
permasalahan peserta didik khususnya dalam
berkomunikasi, bekerjasama dengan orang lain
prestasi atau hasil belajar yang selama ini menjadi
serta mengelola dan mengatasi koflik; (3)
momok yang menakutkan bagi peserta didik
Learning to live together adalah membekali
dengan standart yang ditentukan oleh pemerintah
kemampuan untuk hidup bersama dengan orang
setiap tahunya.
lain yang berbeda dengan penuh toleransi, saling
Peningkatan mutu pendidikan tidak
pengertia dan tanpa prasangka; dan (4) Learning
terlepas dari pembelajaran, karena pembelajaran
to be adalah keberhasilan pembelajaran yang
berkualitas dan mengoptimalkan hasil belajar
untuk mencapai tingkatan ini diperlukan dukungan
siswa yang pada akhirnya akan berpengaruh pada
keberhasilan dari pilar pertama, kedua dan ketiga.
kwalitas pendidikan. Pendidikan berkualitas yang
Tiga pilar tersebut ditujukan bagi lahirnya siswa
diharapkan adalah pendidikan yang mampu
yang mampu mencari informasi dan menemukan
menghasilkan manusia yang berkemampuan tinggi
ilmu pengetahua yang mampu memecahkan
dalam mencari solusi dari berbagai permasalahan
masalah, bekerjasama, bertenggang rasa, dan
yang dihadapi. Kualitas pendidikan perlu
toleransi terhadap perbedaan. Bila ketiganya
mendapat perhatian khusus dari para pengajar,
berhasil dengan memuaskan akan menumbuhkan
perlu ada perubahan paradigma dalam menelaah
percaya diri pada siswa sehingga menjadi manusia
proses belajar siswa dan interaksi antara siswa dan
yang mampu mengenal dirinya, berkepribadian
guru. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan
mantap dan mandiri, memiliki kemantapan
keluaran anak didik yang sesuai dengan tujuan
emosional dan intelektual, yang dapat
pembelajaran dan lebih menekankan pada peserta
mengendalikan dirinya dengan konsisten, yang
didik agar menjadi manusia yang memiliki potensi
disebut emotional intelegence (kecerdasan emosi).
untuk belajar dan berkembang. Siswa harus
Menurut Kamus Bahasa Indonesia
termotivasi dalam pengembangan pengetahuan.
Kontemporer (Salim, 2002: 1190) prestasi adalah
Suatu permasalahan yang mendasar saat ini adalah
hasil yang diperoleh dari sesuatu yang dilakukan.
siswa cenderung kurang bersemangat dalam
Menurut Sudjana (2005: 24) yang menyatakan
kegiatan belajar, hal ini mengakibatkan proses

Buaddin Hasan: Proses Berpikir Mahasiswa Dalam Mengontruksi Bukti ..........


APOTEMA : Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume ...........................
ISSN: 2407-8840 (print)
ISSN: 2580-9253 (online)

bahwa, prestasi belajar adalah perubahan tingkah psokoliogi dan disiplin ilmu lainnya yang
laku ke arah tercapainya tujuan pengajaran yang digunakan sebagai landasan untuk melakukan
dapat diukur dan dinilai dari hasil belajar mereka kajian-kajian terhadap proses pengembangan
(siswa). Lebih jauh lagi dikatakan oleh Dimyati konsep, nilai dan perilaku demokrasi
(dalam Arifiyanti, 2007:18), bahwa prestasi warganegara; (b) PKn mengembangkan daya nalar
belajar mempunyai pengertian; (1) perubahan (state of mind) bagi para peserta didik.
tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar, (2) Pengembangan karakter bangsa merupakan proses
kemampuan aktual yang dapat diukur langsung, pengembangan warganegara yang cerdas dan
dan (3) perubahan tingkah laku yang meliputi berdaya nalar tinggi; (c) PKn sebagai suatu proses
ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. pencerdasan, maka pendekatan pembelajaran yang
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, digunakan adalah yang lebih inspiratif dan
secara sederhana dapat dikatakan bahwa prestasi partisipatif dengan menekankan pelatihan
belajar adalah hasil dari sebuah tindakan yang penggunaan logika dan penalaran; dan (d) kelas
telah dilakukan berupa perubahan tingkah laku PKn sebagai laboratorium demokrasi. Melalui
yang meliputi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, PKn, pemahaman sikap dan perilaku demokratis
dan psikomotorik. Untuk mengetahui prestasi dikembangkan bukan semata-mata melalui
belajar yang sudah dicapai oleh siswa, maka ‘mengajar demokrasi” (teaching democracy),
dibutuhkan suatu penilaian terhadap hasil belajar tetapi melalui model pembelajaran yang secara
tersebut. Penilaian hasil belajar merupakan proses langsung menerapkan cara hidup secara demokrasi
pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang (doing democracy).
dicapai siswa dengan kriteria tertentu yang dapat Metode debat merupakan salah satu
dilakukan baik dengan cara tes maupun dengan metode pembelajaran yang sangat penting untuk
cara non tes (Sudjana, 1996:3). Adapun tujuan meningkatkan kemampuan akademik siswa.
dari penilaian hasil belajar menurut Sudjana Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro
(2005:4), yaitu: (1) mendeskripsikan kecakapan dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa
belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat
kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang
bidang studi atau mata pelajaran yang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya
ditempuhnya, (2) mengetahui keberhasilan proses dalam posisi kontra) melakukan perdebatan
pendidikan dan pengajaran di sekolah, yaitu tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-
seberapa jauh efektivitas dalam mengubah tingkah masing kelompok yang menyangkut kedua posisi
laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang pro dan kontra diberikan kepada guru. Selanjutnya
diharapkan, (3) menentukan tindak lanjut hasil guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang
penilaian, yaitu melakukan perbaikan dan penguasaan materi yang meliputi kedua posisi
penyempurnaan dalam hal program pendidikan tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa
dan pengajaran serta strategi pelaksananya, (4) terlibat dalam prosedur debat. Pada dasarnya, agar
memberikan pertanggungjawaban (accountability) semua model berhasil seperti yang diharapkan
dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang pembelajaran kooperatif, setiap model harus
berkepentingan. melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa
Mata Pelajaran Pendidikan saling membantu dan mendukung ketika mereka
Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang belajar materi dan bekerja saling tergantung
menfokuskan pada pembentukan warga negara (interdependen) untuk menyelesaikan tugas.
yang memahami dan mampu melaksanakan hak- Keterampilan sosial yang dibutuhkan dalam
hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara usaha berkolaborasi harus dipandang penting
Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter dalam keberhasilan menyelesaikan tugas
yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945. kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada
Pendidikan kewarganegaraan adalah sebagai siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk
wahana untuk mengembangkan kemampuan, memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut
watak dan karakter warganegara yang demokratis mungkin bermacam-macam menurut tugas,
dan bertanggung jawab. Ada beberapa hal yang misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat
perlu diperhatikan dalam pelajaran PKn dalam kesimpulan (summarizer), pengatur materi
rangka “nation and character building”: a) PKn (material manager), atau fasilitator dan peran guru
merupakan bidang kajian kewarganegaraan yang bisa sebagai pemonitor proses belajar.
ditopang berbagai disiplin ilmu yang releven, Membuat pembelajaran yang menarik dan
yaitu ilmu politik, hukum, sosiologi, antropologi, sekaligus mengaktifkan siswa banyak sekali

Buaddin Hasan: Proses Berpikir Mahasiswa Dalam Mengontruksi Bukti ..........


APOTEMA : Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume ...........................
ISSN: 2407-8840 (print)
ISSN: 2580-9253 (online)

caranya. Salah satu cara yang bisa digunakan Mc. Donald (dalam Sardiman 2007: 73-74)
adalah dengan model debat aktif. Model mengemukakan bahwa motivasi adalah perubahan
pembelajaran debat aktif merupakan modifikasi energy dalam diri seseorang yang ditandai
dari model-model diskusi terbuka yang terjadi di munculnya “feeling” dan didahului dengan
kalangan kampus. Bagaimana membawa suasana tanggapan terhadap adanya tujuan.
debat tersebut di pada jenjang pendidikan yang Dimyati & Mudjiono (2006: 80-81)
lebih rendah. Dimana pelaku debat adalah siswa menjelaskan bahwa ada tiga komponen utama
SMP/MTs yang belum banyak menguasai konsep dalam motivasi yaitu: (a) kebutuhan, (b)
atau argumentasi yang kuat untuk dorongan, dan (c) tujuan. Kebutuhan terjadi bila
mempertahankan pendapatnya? Model individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa
pembelajaran debat aktif tersebut dapat dilakukan yang ia miliki dan yang ia harapkan. Dorongan
dengan langkah- langkah sebagai berikut: merupakan kekuatan mental untuk melakukan
1. Membuat sebuah peryataan yang kegiatan dalam rangka memenuhi harapan.
kontroversi terhadap materi yang telah Dorongan merupakan kekuatan mental yang
kita berikan sebelumnya. berorientasi pada pemenuhan harapan atau
2. Membentuk siswa dalm 2 kelompok besar di pencapaian tujuan. Dorongan yang berorientasi
dalam kelas pada tujuan tersebut merupakan inti motivasi.
3. Satu kelompok adalah sebagai kelompok Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang
PRO atau pendukung pernyataan tersebut, individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku
sementara satu kelompok yang lain dalam hal ini perilaku belajar. Dalam proses
adalah sebagai kelompok KONTRA atau pembelajaran, meningkatkan motivasi belajar
kelompok yang menolak pernyataan melibatkan pihak-pihak antara lain siswa dan
tersebut. guru. Siswa bertanggung jawab terhadap dirinya
4. Silahkan tanyakan kepada kelompok sendiri untuk meningkatkan motivasi belajar pada
PRO, mengapa mereka mendukung dirinya agar memperoleh hasil belajar yang
pernyataan tersebut. Alasan-alasan apa memuaskan. Motivasi berupa tekad yang kuat dari
yang menguatkan pernyataan tersebut. dalam diri siswa untuk sukses secara akademis,
5. Sementara kelompok KONTRA harus akan membuat proses belajar semakin giat dan
mempertahankan pendapatnya tersebut penuh semangat. Motivasi selain penting bagi
juga disertai dengan argumentasi- siswa, juga diperlukan oleh guru, berikut ini
argumentasi yang masuk akal pentingnya motivasi bagi siswa menurut Dimyati
6. Atur lalu lintas debat agar tidak terjadi dan Mudjiono (2002: 85)
“Debat Kusir” 1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar,
Model pembelajaran ini mempunyai banyak proses dan hasil akhir.
kelebihan, antara lain: 2. Menginformasikan tentang kekuatan
1. Memantapkan pemahaman konsep siswa usaha belajar dibandingkan dengan teman
terhadap materi pelajaran yang telah sebaya
diberikan. 3. Mengarahkan kegiatan belajar
2. Melatih siswa untuk bersikap kritis terhadap 4. Membesarkan semangat belajar
semua teori yang telah diberikan. 5. Menyadarkan tentang adanya pengalaman
3. Melatih siswa untuk berani mengemukakan belajar yang kemudian bekerja. Sedangkan
pendapat. bagi guru, motivasi diperlukan untuk: (1)
Seseorang akan berhasil dalam belajar, jika membangkitkan, mengangkat dan memelihara
pada dirinya sendiri ada keinginan utuk belajar. semangat siswa untuk belajar sampai berhasil,
Inilah prinsip pertama dalam kegiatan pendidikan (2) mengetahui dan memahami motivasi
dan pengajaran. Keinginan atau dorongan untuk belajar siswa di kelas yang bermacam-
belajar inilah yang disebut dengan motivasi. macam, (3) meningkatkan dan menyadarkan
(sardiman, 2007: 40) siswa belajar karena guru untuk memilih satu diantara bermacam-
didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan macam peran, seperti sebagai penasihat,
mental ini berupa keinginan, kemauan, atau cita- fasilitator, (4) instruktur, teman diskusi,
cita, kekuatan mental tersebut dapat tergolong penyemangat, pemberi hadiah, atau pendidik.
rendah atau tinggi. Menurut Dimyati & Mudjiono 6. Menurut Sardiman (2007: 85) ada tiga fungsi
(2006: 80) motivasi belajar dapat diartikan sebagai motivasi yaitu : a) mendorong manusia untuk
suatu yang mendorong siswa untuk sudi berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
melakukan kegiatan belajar. Sedangkan menurut yang melepaskan energy. Motivasi dalam hal

Buaddin Hasan: Proses Berpikir Mahasiswa Dalam Mengontruksi Bukti ..........


APOTEMA : Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume ...........................
ISSN: 2407-8840 (print)
ISSN: 2580-9253 (online)

ini merupakan motor penggerak dari setiap dipilih sebagai subyek penelitian atas
kegiatan yang akan dikerjakan, b) pertimbangan bahwa siswa kelas VIII mengalami
menentukan arah perbuatan, yakni kearah kendala pembelajaran PKn khususnya
tujuan yang hendak dicapai. Dengan menyangkut motivasi siswa yang masih kurang.
demikian 0motivasi dapat memberikan arah Waktu penelitian pada Semester Genap yaitu
dan kegiatan yang harus dijerjakan sesuai bulan Februari 2023 s/d Maret 2023 dari tahap
dengan rumusan tujuannya, c) menyeleksi persiapan sampai selesai membuat laporan pada
perbuatan, yakni menentukan perbuatan- Tahun Pelajaran 2022/2023.
perbuatan apa yang harus dikerjakan yang Sedangkan lokasi penelitian adalah SMP
serasi guna mencapai tujuan, dengan Negeri 3 Geger Tahun Pelajaran 2022/2023.
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak Sekolah ini dijadikan lokasi penelitian atas dasar
manfaat bagi tujuan tersebut. pertimbangan antara lain: (1) motivasi belajar
Dengan permasalahan tersebut, seorang siswa dalam pembelajaran PKn Masih rendah, (2)
guru diharapkan memberikan pengajaran yang Kepala sekolah bersifat terbuka dan mau
dapat memotivasi siswa dalam belajar dengan menerima perubahan dalam proses belajar
penerapan model- model pengajaran yang sesuai mengajar, (3) Peneliti selaku guru bidang studi
dengan kurikulum pendidikan masa kini yang PKn di Sekolah yang bersangkutan, dan (4)
menitikberatkan pada peran siswa atau student sebagai usaha peneliti memperkenalkan penelitian
center. Debat Aktif merupakan model tindakan kelas khusus dalam pembelajaran model
pembelajaran yang dianggap efektif oleh peneliti Debat pada pembahasan Demokrasi untuk
untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar. meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran
Dengan penerapan model tersebut diharapkan PKn.
siswa mampu meningkatkan hasil belajar yang Pengumpulan data merupakan pekerjaan
sesuai dengan harapan. Berdasarkan uraian di atas yang penting dalam meneliti (Arikunto,
maka tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) 2002:198). Oleh karena itu, dalam mengumpulkan
Mengetahui motivasi siswa kelas VIII SMP data harus hati-hati dan membutuhkan persiapan
Negeri 3 Geger setelah melaksanakan yang matang. Adapun pengumpulan data dalam
pembelajaran dengan model debat; dan 2) penelitian ini adalah sebagai berikut:
Mengetahui prestasi siswa kelas VIII SMP Negeri 1. Observasi
3 Geger setelah melaksanakan pembelajaran Observasi atau pengamatan adalah kegiatan
dengan model debat. pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek
dengan menggunakan seluruh alat indra secara
METODE PENELITIAN langsung (Arikunto, 2002:133). Observasi
Pendekatan yang digunakan dalam yang dilakukan pada penelitian ini adalah
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu observasi sistemis, yaitu observasi yang
suatu pendekatan yang dimaksudkan untuk dilakukan oleh pengamat dengan
memahami fenomena tentang apa yang dialami menggunakan pedoman sebagai instrumen.
oleh subyek penelitian, misalnya: perilaku, Pada penelitian ini observasi yang digunakan
persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara adalah untuk melakukan pengamatan
holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk ketepatan guru dalam menerapkan rencana
kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus pembelajaran, aktivitas siswa, dan aktivitas
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai kelompok selama proses pembelajaran. Selain
metode alamiah (Moleong, 2005: 6). Jenis itu, observasi dilakukan untuk mengamati
penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan
adalah penelitian tindakan kelas (Classroom model debat aktif
Action Research). Penelitian tindakan kelas 2. Tes
dikenalkan pertama kali oleh Jhon Dewey pada Tes digunakan untuk mengukur kemampuan
tahun 1910 dalam bukunya How We Think dan dasar dan pencapaian atau prestasi (Arikunto,
The Source of a Science of Education (Supardi, 2002:198). Tes dapat berupa tes lisan, tertulis
2008: 110). dan tindakan. Tes tertulis disusun sedemikian
Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII hingga setiap butir soal menggambarkan
SMP Negeri 3 Geger yang diselenggarakan pada tingkat pemahaman siswa terhadap materi
semester Genap tahun akademik 2022/2023. yang telah dipelajari. Tes yang digunakan
Dengan jumlah siswa 37 orang, terdiri laki-laki 7 pada penelitian ini adalah tes prestasi, yaitu
orang, perempuan 30 orang. Siswa kelas VIII tes yang digunakan untuk mengukur

Buaddin Hasan: Proses Berpikir Mahasiswa Dalam Mengontruksi Bukti ..........


APOTEMA : Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume ...........................
ISSN: 2407-8840 (print)
ISSN: 2580-9253 (online)

pencapaian seseorang setelah mempelajari diskusi menentukan rancangan


sesuatu berdasarkan aspek kognitif. Tes pembelajaran PKn Melalui penerapan
prestasi berupa soal-soal tes yang diberikan model Debat Aktif
kepada siswa pada akhir pembelajaran. b. Penyusunan rencana pelaksanaan
3. Angket pembelajaran (RPP) yang berisi (1)
Angket atau kuesioner adalah sejumlah standar Kompetensi, (2) Kompetensi
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk Dasar, (3) Indikator, (4) Tujuan
memperolah informasi dari responden dalam pembelajaran, (5) materi pembelajaran, (6)
arti laporan pribadinya atau hal-hal yang Alokasi Waktu, (7) metode Pembelajaran,
diketahui (Arikunto, 2002:128). Dipandang (8) Langkah-langkah pembelajaran, (9)
dari segi menjawabnya, angket yang Media dan sumber Pembelajaran, (10)
digunakan dalam penelitian ini adalah angket evaluasi, RPP dijadikan pedoman guru
tertutup, karena responden tinggal memilih dalam melaksanakan pembelajaran agar
jawaban yang telah tersedia. Jika dilihat dari bisa berlangsung runtut dan sistematis.
segi bentuknya, angket yang digunakan dalam c. Menetapkan materi bahan ajar. Banyaknya
penelitian ini adalah angket check list, bahan ajar yang harus disusun adalah
responden tinggal memberikan tanda check untuk 3 (tiga) kali pertemuan
(√ ) pada kolom yang sesuai. Angket yang d. Menyusun skenario pembelajaran dengan
digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan menggunakan model pembelajaran Debat
untuk mengetahui respon siswa terhadap Aktif
pembelajaran. e. Menyusun alat evaluasi berupa tes untuk
4. Dokumentasi mengetahui respon dan hasil unjuk kerja
Menurut Guba dan Lincoln (dalam Moleong, atau hasil belajar siswa SMP Negeri 3
2005:216) dokumentasi adalah setiap bahan Geger.
tertulis ataupun film. Pada penelitian ini f. Menyiapkan instrumen ukur berupa
dokumentasi digunakan untuk mengetahui kuesioner untuk mengukur motivasi
hasil nilai ulangan siswa sebelum pelaksanaan belajar siswa.
tindakan sekaligus latar belakang siswa yang g. Menyusun jadwal pelaksanaan tindakan.
nantinya dapat digunakan sebagai acuan untuk 2. Tahap implementasi tindakan
membentuk kelompok. Deskripsi tindakan yang dilakukan sesuai
5. Lembar penilaian dengan judul PTK ini adalah menerapkan
Lembar penilaian dalam penelitian ini berupa model pembelajaran Debat Aktif, dimana
sebuah daftar yang memuat indikator- skenario kerja tindakan antara lain:
indikator kompetensi motivasi dan prestasi a. Guru menyusun/menyiapkan skenario
belajar. Untuk lembar penilaian motivasi yang akan ditampilkan
memuat empat macam indikator, yaitu minat, b. Guru membentuk siswa dalam 2 kelompok
perhatian, konsentrasi, dan ketekunan. besar di dalam kelas, yaitu kelompok PRO
Sedangkan lembar penilaian prestasi dan KONTRA.
digunakan untuk mengukur aspek afektif dan c. Membuat sebuah pernyataan yang
psikomotorik. Lembar penilaian aspek afektif kontroversi terhadap materi yang telah kita
meliputi kerjasama dalam kelompok, berikan sebelumnya.
kerajinan, kedisiplinan, dan keberanian siswa d. Guru menjelaskan tentang kompetensi
untuk mengungkapkan pendapat, bertanya, yang ingin dicapai
dan menjawab pertanyaan. e. Guru menunjuk kelompok yang sudah
Prosedur PTK ini didesain dengan dipersiapkan
mengacu pada jam pembelajaran yang ada. f. Guru mempersilahkan kepada kelompok
Rencana tindakan pada kegiatan pembelajaran PRO, untuk memberikan penjelasan
dalam PTK ini dibagi dalam 4 (empat) kegiatan mengapa mereka mendukung pernyataan
yaitu : 1) perencanaan, 2) implementasi tindakan, tersebut. Alasan-alasan apa yang
3) observasi dan evaluasi, dan 4) refleksi. menguatkan pernyataan tersebut.
1. Tahap perencanaan Sementara kelompok KONTRA harus
Berdasarkan masalah yang dihadapi pada mempertahankan pendapatnya tersebut
studi pendahuluan guru model, dan guru mitra juga disertai dengan argumentasi-
merencanakan tindakan berikut: argumentasi yang masuk akal
a. Guru model dan guru mitra melakukan g. Setelah selesai kegiatan, masing-masing

Buaddin Hasan: Proses Berpikir Mahasiswa Dalam Mengontruksi Bukti ..........


APOTEMA : Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume ...........................
ISSN: 2407-8840 (print)
ISSN: 2580-9253 (online)

kelompok diberi tugas untuk membuat pengumpulan data akan dianalisis dan selanjutnya
rangkuman dan membahas hasil direduksi secara sistematis berdasarkan kelompok
pelaksanaan kegiatan. data, data tereduksi ini akan disajikan secara
h. Evaluasi terorganisir untuk dilakukan penarikan
i. Penutup kesimpulan.
3. Tahap Observasi dan Evaluasi a. Tahap reduksi data
Kegiatan observasi dilakukan pada akhir Adalah proses penyederhanaan yang
pertemuan selama PTK berlangsung. Variabel dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan
yang diobservasi dengan menggunakan pengabstraksian data mentah menjadi
lembar observasi meliputi kwalitas tentang: informasi yang bermakna. Data yang
a. Perhatian siswa SMP Negeri 3 Geger diperoleh dari hasil wawancara, observasi,
dalm mengikuti sajian bahan ajar/ skenario lembar penilaian, dan catatan lapangan
dari awal hingga akhir pelajaran dimungkinkan masih belum dapat
b. Pemahaman siswa SMP Negeri 3 Geger memberikan informais yang jelas. Oleh
tujuan dan manfaat materi bahan ajar yang karena itu, perlu dilakukan reduksi data.
disajikan dan tugas-tugas yang harus Reduksi data dilakukan dengan cara
diselesaikan selama pembelajaran. pemilihan, pemusatan perhatian pada
c. Ingatan materi prasyarat yang penyederhanaan dan transformasi kasar yang
menghubungkan antara pengetahuan yang diperoleh dari wawancara, observasi, lembar
lama dengan pengetahuan yang baru yang penilaian, dan catatan lapangan. Hal ini
akan dipelajari. bertujuan untuk memperoleh informasi yang
d. Persepsi terhadap materi pelajaran berupa jelas dari data tersebut, sehingga peneliti dapat
pokok-pokok materi bahan ajar yang membuat kesimpulan yang dapat
penting dan bersifat kunci dipertanggungjawabkan.
e. Kesulitan belajar dan hambatan siswa b. Tahap penyajian data
SMP Negeri 3 Geger dalam mencapai Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian
tujuan pembelajaran atau menguasai singkat atau paparan naratif. (Sugiyono,
kompetensi yang ditetapkan. 2005:95). Hal ini dimaksudkan untuk
Sedangkan kegiatan evaluasi dimulai dengan memberikan kemudahan dalam memahami
melakukan tes formatif pada setiap akhir apa yang terjadi atau penarikan kesimpulan
kegiatan pembelajaran. Variabel yang diukur sementara yang berupa temuan penelitian
melalui kegiatan ini meliputi : yaitu berupa pencapaian indikator-indikator
a. Respon siswa SMP Negeri 3 Geger yang berkaitan dengan apa yang telah
sebagai tampilan unjuk kerja yang diberikan.
menggambarkan apakah siswa telah c. Tahap penarikan kesimpulan
menguasai kompetensi pada setiap akhir Adalah proses pengambilan inti sari dari
kegiatan pembelajaran sajian data yang telah terorganisir dari hasil
b. Hasil belajar siswa setelah mengikuti paparan data dalam bentuk pernyataan kalimat
kegiatan utuh satu siklus yang singkat dan padat tetapi mengandung
4. Refleksi pengertian luas. Temuan penelitian dilakukan
a. Melakukan evaluasi tindakan yang telah pengecekan keabsahan temuan, sehingga
dilakukan meliputi evaluasai mutu, jumlah diperoleh hasil penelitian. Selanjutnya hasil
dan waktu dari setiap macam tindakan. penelitian direfleksi atau diberi makna untuk
b. Melakukan pertemuan untuk membahas mendapatkan kesimpulan akhir. Hasil refleksi
hasil evaluasi tentang skenario ini digunakan untuk menyusun rencana
pembelajaran dan lembar kerja siswa. tindakan selanjutnya.
c. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai Pelaksanaan pembelajaran PKn, khususnya
hasil evaluasi, untuk digunakan pada meningkatkan motivasi dikatakan berhasil jika
pertemuan berikutnya. dalam pembelajaran mencapai 70% dari jumlah
Tahap analisis data yang dilakukan dalam siswa terteliti dengan kualifikasi baik dari
penelitian ini sebagaimana yang dilakukan oleh sejumlah deskriptor yang telah dirumuskan dalam
Arifiyanti (2007:28), yaitu: (1) reduksi data, (2) rambu-rambu analisis proses. Hal tersebut sejalan
penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan. dengan pendapat Nurgiantoro, 1998 (dalam materi
Data yang diperoleh melalui perangkat terintegrasi 2005) secara klasikal apabila 70% atau
lebih siswa dalam satu kelas mendapatkan nilai

Buaddin Hasan: Proses Berpikir Mahasiswa Dalam Mengontruksi Bukti ..........


APOTEMA : Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume ...........................
ISSN: 2407-8840 (print)
ISSN: 2580-9253 (online)

dengan kategori baik maka pembelajaran dianggap Tabel 2. Kriteria Persentase Ketercapaian
tuntas. Indikator Motivasi Belajar Siswa
Peningkatkan Prestasi dikatakan berhasil No Nilai Kriteria
jika dalam pembelajaran nilai siswa mencapai 1 50 % Kurang
minimal 75,00 dengan kualifikasi baik dari kriteria 2 60 – 65 % Sedang
ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan 3 70 – 85 % Baik
oleh sekolah. Kriteria hasil penelitian tentang 4 90 – 100 % Baik Sekali
penguasaan materi ”Demokrasi Dalam Aspek
Kehidupan” dan Motivasi siswa ditetapkan HASIL PENELITIAN
sebagai berikut: Pembelajaran PKn dikelas VIII SMP
Tabel 1. Kriteria Nilai Penguasaan Materi Negeri 3 Geger pokok bahasan pelaksanaan
Demokrasi dalam Aspek Kehidupan demokrasi dalam aspek kehidupan ini dilakukan
No Nilai Kriteria dalam dua siklus. Pada setiap siklus, data yang
1 < 5,9 Kurang diambil adalah Prosentase ketercapaian motivasi
2 6,0 – 7,50 Sedang belajar dan nilai evalusi pada akhir siklus. Data
3 7,51 – 8,99 Baik ketercapaian motivasi belajar siswa dalam
4 9,00 – 10 Baik Sekali pembelajaran dari siklus ke siklus dapat dilihat
pada tabel berikut.

Tabel 3. Data Prosentase Ketercapaian Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I (Satu)
Dimensi Indikator Deskriptor Ketercapaian
Motivasi 1. Aktivitas Belajar a. Bekerja mandiri
Intrinsik Tinggi b. Belajar diluar waktu sekolah 52,75%
c. Penyusunan jadwal belajar
d. Mengulang pelajaran dirumah
2. Tekun Dalam a. Mencari bahan atau sumber bacaan
Mengerjakan b. Memeriksa kelengkapan tugas
Tugas c. Mengerjakan tugas tepat waktu 63,82%
d. Tidak mudah bosan
e. Memperbaiki tugas
f. Terus bekerja
3. Ulet dalam a. Mengajukan pertanyaan pada guru
menghadapi b. Bertanya pada teman 72,25%
kesulitan c. Belajar bersama
d. Diskusi
Motivasi 1. Adanya informasi a. Memberi tujuan belajar
Ekstrinsik dari guru b. Menjelaskan melalui contoh
c. Menulis hal-hal yang dianggap penting 75,00%
d. Member tahu cara
e. Menunjukan buku yang berkaitan
2. Adanya umpan a. Member informasi hasil ulangan
balik b. Member komentar terhadap tugas
latihan/PR 77,65%
c. Member kesempatan bertanya

3. Adanya a. Memberikan pujian


penguatan b. Memberikan saran pemecahan
c. Menunjukan cara mempelajari 80,55%
d. Membantu menemukan cara-cara

Buaddin Hasan: Proses Berpikir Mahasiswa Dalam Mengontruksi Bukti ..........


APOTEMA : Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume ...........................
ISSN: 2407-8840 (print)
ISSN: 2580-9253 (online)

menarik kesimpulan
Rata-rata 70,33%

Tabel 4. Data Prosentase Ketercapaian Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II
Dimensi Indikator Deskriptor Ketercapaian
Motivasi 1. Aktivitas a. Bekerja mandiri
Intrinsik Belajar Tinggi b. Belajar diluar waktu sekolah 69,44%
c. Penyusunan jadwal belajar
d. Mengulang pelajaran dirumah
2. Tekun Dalam a. Mencari bahan atau sumber bacaan
Mengerjakan b. Memeriksa kelengkapan tugas
Tugas c. Mengerjakan tugas tepat waktu 83,35%
d. Tidak mudah bosan
e. Memperbaiki tugas
f. Terus bekerja
3. Ulet dalam a. Mengajukan pertanyaan pada guru
menghadapi b. Bertanya pada teman 88,32%
kesulitan c. Belajar bersama
d. Diskusi
Motivasi 1. Adanya a. Member tujuan belajar
Ekstrinsik informasi dari b. Menjelaskan melalui contoh
guru c. Menulis hal-hal yang dianggap 91,66%
penting
d. Member tahu cara
e. Menunjukan buku yang berkaitan
2. Adanya umpan a. Member informasi hasil ulangan
balik b. Member komentar terhadap 86,11%
tugas latihan/PR
c. Member kesempatan bertanya
3. Adanya a. Memberikan pujian
penguatan b. Memberikan saran pemecahan
c. Menunjukan cara mempelajari 94,45%
d. Membantu menemukan cara-cara
menarik kesimpulan
Rata-rata 85,55%

Berdasarkan tabel 3 dan 4 diatas, terlihat bahwa ketercapaian motivasi belajar siswa siklus 2
mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus1 yaitu sebesar 12,42%. Data pemahaman Siswa
tentang masalah demokrasi dan ketuntasan belajar dari siklus ke siklus dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5. Data Pemahaman Siswa Tentang Masalah Demokrasi dan Ketuntasan Belajar Siswa
No Aspek yang diamati Ketercapaian
Siklus I Siklus II
1 Nilai Rata-rata pemahaman Demokrasi 7,01% 7,80%
2 Siswa yang telah tuntas 74,82% 89,96%
3 Siswa yang belum tuntas 16,52% 7,88%

Berdasarkan tabel 5 diatas, nilai rata-rata pemahaman siswa tentang masalah Demokrasi mengalami
peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2, begitu juga prosentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar
meningkat dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 15,14%.

Buaddin Hasan: Proses Berpikir Mahasiswa Dalam Mengontruksi Bukti ..........


APOTEMA : Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume ...........................
ISSN: 2407-8840 (print)
ISSN: 2580-9253 (online)

PEMBAHASAN modalitas visual (gaya belajar visual). Sedangkan


Siklus pertama dilaksanakan dalam 1 kali siswa yang lebih suka berdialog, saling mngajukan
pertemuan. Siswa dibagi menjadi dua kelompok argumentasi dengan cara mendengarkan siswa
besar. Setiap anggota kelompok diberi lembaran yang lain sewaktu menyampaikan pendapatnya
kasus yang telah disediakan oleh guru. Tiap-tiap baru kemudian menyampaikan pendapatnya
kelompok melakukan pembahasan dengan tergolong kepada siswa yang memiliki potensi
mengacu kepada buku pegangan dan Undang- atau modalitas Auditorial (gaya belajar
Undang Dasar 1945. Berdasarkan hasil penelitian Auditorial). Dan siswa yang dengan lugas, lincah
dapat dilihat bahwa ketercapaian motivasi belajar dan fleksibel, selain melihat, mendengar uraian
dari siklus I sampai siklus II mengalami dari siswa yang lain, dia juga mengakomodir
peningkatan yaitu: (a) indikator aktivitas belajar semua permasalahan, mampu membuktikan teori
tinggi pada siklus I 52,75 % mengalami kenaikan kedalam praktek, mampu memecahkan masalah
menjadi 69,44 %; (b) indikator tekun dalam secara rasional, tergolong kepada kelompok
mengerjakan tugas dari 63,82 % mengalami belajar yang memiliki potensi atau modalitas
kenaikan menjadi 83,35 %; (c) Indikator ulet Kinestetik (gaya belajar Kinestetik). Kelompok
dalam menghadapi kesulitan dari 72,25 % kinestetik ini tergolong kepada tipe belajar
mengalami kenaikan menjadi 88,32 %; (d) konvergen dimana siswa memiliki kekuartan otak
Indikator adanya informasi dari guru dari 75,00 % kiri lebih dominan dan cenderung bertanya dengan
mengalami kenaikan menjadi 91,66 %; (e) menggunakan kata tanya “How” (bagaimana).
indikator adanya umpan balik dari 77,65 %
mengalami kenaikan menjadi 86,11 %; dan (f) PENUTUP
indikator adanya penguatan dari 80,55 % Berdasarkan hasil penelitian pada bab IV
mengalami kenaikan menjadi 94,45%. Sehingga diatas, ada beberapa temuan dalam penelitian
dapat dilihat rata-rata pada siklus I dan siklus II tindakan kelas ini yaitu:
mengalami perubahan sampai 15,88 %. 1. Data ketercapaian motivasi belajar dari siklus
Nilai rata-rata pemahaman siswa terhadap I sampai siklus II mengalami peningkatan
materi demokrasi dari siklus I yaitu 7,01 % yaitu; (a) Indikator aktivitas belajar tinggi
mengalami kenaikan menjadi 7,80 %, siswa yang pada siklus I 52,75 % mengalami kenaikan
telah tuntas dari 74,82 % mengalami kenaikan menjadi 69,44 %; (b) Indikator tekun dalam
menjadi 89,96 % dan siswa yang belum tuntas dari mengerjakan tugas dari 63,82 % mengalami
16,52 % mengalami penurunan menjadi 7,88 %. kenaikan menjadi 83,35 %; (c) Indikator ulet
Melalui model Debat Aktif ini terlihat hubungan dalam menghadapi kesulitan dari 72,25 %
siswa dengan guru sangat signifikan karena guru mengalami kenaikan menjadi 88,32 %; (d)
tidak dianggap sosok yang menakutkan tetapi Indikator adanya informasi dari guru dari
sebagai fasilitator dan mitra untuk berbagi 75,00 % mengalami kenaikan menjadi 91,66
pengalaman sesuai dengan konsep creatif learning %; (e) Indikator adanya umpan balik dari
yaitu melalui discovery dan invention serta 77,65 % mengalami kenaikan menjadi 86,11
creativity and diversity sangat menunjol dalam %; dan (f). Indikator adanya penguatan dari
model pembelajaran ini. Dengan model debat aktif 80,55 % mengalami kenaikan menjadi
guru hanya mengarahkan strategi yang efektif dan 94,45%. Sehingga dapat dilihat rata-rata pada
efisien yaitu belajar bagaimana cara belajar siklus I dan siklus II mengalami perubahan
(learning how to learn). Dalam metode learning sampai 15,88 %.
how to learn guru hanya sebagai guide (pemberi 2. Data pemahan siswa tentang materi demokrasi
arah/petunjuk) untuk membantu siswa jika dalam proses pembelajaran mengalami
menemukan kesulitan dalam mempelajari dan peningkatan dari siklus pertama sampai siklus
menyelesaikan masalah. Melalui metode learning kedua. Pada siklus pertama nilai pemahaman
how to learn siswa dapat mengeksplorasi dan siswa pada materi demokrasi yaitu nilai rata-
mengkaji setiap persoalan, setiap pelaksanaan rata pemahaman siswa terhadap materi
sistem demokrasi. Dalam model debat aktif guru demokrasi dari siklus I yaitu 7,01 %
dapat mengamati karakteristik atau gaya belajar mengalami kenaikan menjadi 7,80 %, siswa
masing-masing siswa. Ada kelompok siswa yang yang telah tuntas dari 74,82 % mengalami
lebih suka membaca daripada dibacakan kasusnya kenaikan menjadi 89,96 % dan siswa yang
oleh orang lain. Siswa yang lebih suka belum tuntas dari 16,52 % mengalami
membacakan kasus dalam hal ini tergolong penurunan menjadi 7,88 %. Berdasarkan
kepada siswa yang memiliki potensi atau temuan hasil penelitian ini dapat disimpulkan

Buaddin Hasan: Proses Berpikir Mahasiswa Dalam Mengontruksi Bukti ..........


APOTEMA : Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume ...........................
ISSN: 2407-8840 (print)
ISSN: 2580-9253 (online)

bahwa model debat aktif dapat meningkatkan Turnament (TGT) untuk


motivasi sebagai upaya dalam meningkatkan Meningkatkan Hasil Belajar
prestasi siswa pada pokok bahasan demokrasi Akuntansi Siswa Kelas 10 A Program
dalam aspek kehidupan dalam pelajaran Keahlian Akuntansi SMK Salhudin
Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa Malang. Skripsi Tidak Diterbitkan.
Kelas VIII SMP Negeri 3 Geger. Universitas Negeri Malang
Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi
DAFTAR PUSTAKA Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Agung, I Gusti Ngurah. 2007. Manajemen Press.
Penulisan Skripsi, tesis dan disertasi. Uno, H. B. 2006. Teori Motivasi dan
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Pengukuranya. Jakarta: Bumi Kasoro.
Arikunto, suharsimi, 2006. Penelitian Tindakan Salim, P dan salim y. 2002. Kamus Bahasa
Kelas. Jakarta: Bumi Aksara indonesia kontemporer. Jakarta:
Ekawarna, 2009. Penelitian tindakan Modern Englis Press.
Kelas.Jakarta: Persada Press. Sarofatin, RH. 2007. Penerapan Pembelajaran
http://dedidwitagama.wordpress.com/ Kooperatif Namber Head Together
2008/01/31/laporan-penelitian- Untuk Meningkatkan Motivasi dan
tindakan-kelas-pkn/ Hasil Belajar Siswa Kelas XI A2
http://sunartombs.wordpress.com/2009/07/30/ SMA Negeri 04 Malang. Skripsi tidak
model-pembelajaran-debat-aktif/ Diterbitkan SMIPA UM.
Larifianti, R. 2007. Penerapan Pembelajaran Peraturan Mendiknas No.22, No.23 Dan No.24
Questioning dengan Strategi TH. 2006. Standart Isi dan Standart
Kooperatif Number head together Kompetensi Lulusan Tingkat sekolah
(NHT) untuk meningkatkan Motivasi Menengah Pertama dan Madrasah
dan Hasil Belajar Biologi Kelas 7 B Tsanawiyah. Jakarta: PT. Binatama
SMP PGRI 01 Pakisaji Malang Raya.
Tahun Ajaran 2007/2008. Skripsi Wiriaatmadja, R. 2008. Metode Penelitian
Tidak Diterbitkan. Universitas Negeri tindakan Kelas, Untuk meningkatkan
Malang. Kriteria Kinerja guru dan
Riftianah, N. 2007. Penerapan Metode dosen.Bandung: Remaja Rosda
Pembelajaran Model Team Game Karya.

Buaddin Hasan: Proses Berpikir Mahasiswa Dalam Mengontruksi Bukti ..........

Anda mungkin juga menyukai