Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK DAN KEHUMASAN

TRIWULAN III TAHUN 2023

A. Laporan Layanan informasi publik dan kehumasan Bulan Juli 2023


1. Persyaratan Teknis Miminal (PTM) Pupuk Organik

Aktivitas pengolahan tanah yang dilakukan secara terus-menerus dapat menyebabkan tanah akan
kehilangan unsur hara. Oleh sebab itu, pemberian pupuk pada tanah dapat meningkatkan kadar hara
dan membuat tumbuhan pada media tanam tersebut dapat kembali tumbuh secara subur, salah satu
jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk organik. Pupuk organik merupakan jenis pupuk yang terbuat
dari bahan-bahan organik alami, seperti sisa tanaman, limbah ternak, kompos dan bahan organik
lainnya.

Pupuk organik memiliki beberapa keunggulan, antara lain pengurangan risiko pencemaran lingkungan,
peningkatan kesuburan tanah dan peningkatan keberlanjutan sistem pertanian. Namun, perlu diingat
bahwa penggunaan pupuk organik perlu disesuaikan dengan kondisi tanah dan tanaman yang
dibudidayakan, serta diperhatikan dosis dan cara pengaplikasiannya.

Penggunaan pupuk organik memerlukan pendekatan yang tepat, termasuk pemilihan jenis pupuk
organik yang sesuai dengan kondisi tanah dan tanaman yang dibudidayakan. Keputusan Menteri
Pertanian nomor 261/KPTS/SR.310/M/4/2019 merupakan Persyaratan Teknis Minimal (PTM) Pupuk
Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah. Pada Permentan ini, pupuk organik terbagi atas 2 (dua)
jenis, yaitu pupuk organik padat dan pupuk organik cair.

Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 ayat (4) Peraturan Menteri Nomor 01 tahun 2019
tentang Pendaftaran Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah untuk keperluan komersial,
Kementerian Pertanian telah menetapkan Persyaratan Teknis Minimal (PTM) Pupuk Organik, Pupuk
Hayati dan Pembenah Tanah. Berikut Persyaratan Teknis Minimal (PTM) pupuk organik yang ditetapkan
dalam Keputusan Menteri Pertanian nomor 261/KPTS/SR.310/M/4/2019 yang meliputi definisi dan
syarat mutu.
Tabel 1. PTM Mutu Pupuk Organik Padat

NO PARAMETER SATUAN STANDAR MUTU


MURNI DIPERKAYA
MIKROBA
1 C- organik % minimum 15 minimum 15
2 C/N - ≤ 25 ≤ 25
3 Kadar Air %(w/w) 8-20 10-25
4 Hara mikro % minimum 2
(N + P2 O 5+ K 2O)
5 Hara Mikro
Fe total ppm maksimum 15.000 maksimum
15.000
Fe tersedia ppm maksimum 500 maksimum 500
Zn ppm maksimum 5000 maksimum 5000
6 Ph - 4-9 4-9
7 E. Coli cfu/g atau < 1 x 10² < 1 x 10²
MPN/g
Salmonella. sp cfu/g atau < 1 x 10² < 1 x 10²
MPN/g

Tabel 2. Lanjutan PTM Pupuk Organik Padat

NO PARAMETER SATUAN STANDAR MUTU


MURNI DIPERKAYA
MIKROBA
8 Mikroba cfu/g - > 1 x 10⁵
fungsional**
9 Logam berat :
As ppm maksimum 10 maksimum 10
Hg ppm maksimum 1 maksimum 1
Pb ppm maksimum 50 maksimum 50
Cd ppm maksimum 2 maksimum 2
Cr ppm maksimum 180 maksimum 180
Ni ppm maksimum 50 maksimum 50
10 Ukuran butir 2- % minimum 75 minimum 75
4,75mm***
11 Bahan ikutan % maksimum 2 maksimum 2
(plastik, kaca, krikil)
12 Unsur/senyawa lain
****
Na ppm maksimum 2.000 maksimum 2.000
CI ppm maksimum 2.000 maksimum 2.000

*) Dalam prosesnya tidak boleh menambahkan bahan kimia sintetis


**) Mikroba fungsional sesuai klaim genusnya dan jumlah genus masing-masing ≥ 1 x 10⁵ cfu/g
***) Khusus untuk pupuk organik granul.
****) Khusus untuk pupuk organic hasil ekstraksi rumput laut. Semua persyaratan atas kecuali kadar air,
dihitung atas dasar berat kering (adbk)

Tabel 3. PTM Pupuk Organik Cair

NO PARAMETER SATUAN STANDAR MUTU


1 C - Organik %(w/v) minimum 10
Hara makro
2
N+P2O5+ K2O %(W/V) 2-6
3 N - ORGANIK %(W/V) Minimum 0,5
Hara mikro **
Fe total ppm 90-900
Mn total ppm 25-500
4 Cu total ppm 25-500
Zn total ppm 25-500
B total ppm 12-250
Mo total ppm 2-10
5 pH - 4-9
E. Coli cfu/ml < 1 x 10²
atau
MPN/
ml
6
Salmonella, sp cfu/ml < 1x 10²
atau
MPN/
ml
Logam berat
Hs ppm maksimum 5,0
Hg ppm maksimum 0,2
7 Pb ppm maksimum 5,0
Cd ppm maksimum 1,0
Cr ppm maksimum 40
Ni ppm maksimum 10
Unsur atau senyawa lain***
8
Na ppm maksimum 2.000
Ci ppm maksimum 2.000

*) Dalam prosesnya tidak boleh menambahkan bahan kimia sintetis


**) Minimum 3 (tiga) unsur
***) Khusus untuk pupuk organik hasil ekstraksi rumput laut dan produk laut lainnya

Caption :

SIPren aktivitas pengolahan tanah yang dilakukan secara terus-menerus dapat menyebabkan tanah akan
kehilangan unsur hara. Oleh sebab itu, pemberian pupuk pada tanah dapat meningkatkan kadar hara
dan membuat tumbuhan pada media tanam tersebut dapat kembali tumbuh secara subur, salah satu
jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk organik.

Penggunaan pupuk organik memerlukan pendekatan yang tepat, termasuk pemilihan jenis pupuk
organik yang sesuai dengan kondisi tanah dan tanaman yang dibudidayakan. Keputusan Menteri
Pertanian nomor 261/KPTS/SR.310/M/4/2019 menetapkan Persyaratan Teknis Minimal (PTM) pupuk
organik, berikut Persyaratan Teknis Minimal (PTM) pupuk organic SIPren..

2. KUALITAS MUTU BUNGA MAWAR POTONG

Bunga mawar (Rose. Sp) berasal dari dataran Cina, Timur Tengah dan Eropa Timur. Dalam
perkembangannya, bunga mawar menyebar luas didaerah-daerah beriklim dingin (sub-tropis) dan panas
(tropis). Di Indonesia berkembang aneka jenis mawar hibrida yang berasal dari Holand (Belanda). Bunga
mawar yang banyak peminatnya adalah tipe Hybrid Tea dan Medium yang memiliki variasi warna bunga
cukup banyak, mulai putih sampai merah padam. Bunga mawar potong merupakan komoditas bunga
potong yang banyak diminati pasar. Bunga ini memiliki warna yang beraneka ragam dan daya tahan segar
cukup lama sehingga banyak diminati oleh konsumen di dalam negeri dan luar negeri. Standar bunga
mawar potong yang disusun lebih banyak mengacu pada standar mutu bunga mawar yang ada di pasar
dunia.

SNI 4492:2016 tentang bunga mawar potong merupakan revisi dari SNI 01-4492-1998. SNI ini disusun
untuk meningkatkan jaminan mutu dalam rangka memenuhi keinginan pasar memenuhi keinginan pasar
terhadap komoditas bunga mawar terhadap komoditas mawar potong yang bermutu yang bermutu dan
berdaya berdaya saing tinggi. SNI ini juga untuk memudahkan transaksi perdagangan, melindungi
konsumen, dan sebagai bahan informasi untuk pembinaan kepada petani atau produsen mawar potong.
Standar ini meliputi istilah dan definisi, klasifikasi atau pengelompokan, pengkelasan, persyaratan mutu,
toleransi, penampilan, penandaan dan pelabelan, metode pengambilan contoh, dan metode uji. Standar
ini merupakan persyaratan mutu mawar potong yang diperdagangkan.

Pengkelasan bunga mawar potong digolongkan dalam 4 (empat) kelas mutu yaitu kelas AA, kelas A, kelas
B dan kelas C. Untuk semua kelompok mawar potong, persyaratan umum yang harus dipenuhi adalah
mempunyai tampilan segar, seragam kultivar bunga, bebas dari kotoran, tangkai harus kuat dan lurus,
tidak pecah, dan tidak bercabang bercabang, kuntum tegak dan tidak ada kerusakan kerusakan fisik,
bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Untuk pengemasan bunga mawar potong diikat
sebanyak 10 atau 20 tangkai per ikat kemudian dibungkus dengan kertas gelombang yang baru, bersih,
dan kering. Pangkal tangkai dalam satu ikat dibalut dengan kapas lembab dan dibungkus plastik.
Selanjutnya bunga dikemas ke dalam kardus yang bersih, kering, dan berventilasi dengan posisi selang-
seling. Ukuran kardus disesuaikan dengan kesepakatan penjual dan pembeli.
.

KUALITAS MUTU BUNGA MAWAR POTONG

- Bunga mawar (Rose. Sp) berasal dari dataran Cina, Timur Tengah dan Eropa Timur.
- Di Indonesia berkembang aneka jenis mawar hibrida yang berasal dari Holand (Belanda). Bunga
mawar yang banyak peminatnya adalah tipe Hybrid Tea dan Medium yang memiliki variasi warna
bunga cukup banyak, mulai putih sampai merah padam.
- SNI 4492:2016 tentang bunga mawar potong merupakan revisi dari SNI 01-4492-1998.
- SNI ini disusun untuk meningkatkan jaminan mutu dalam rangka memenuhi keinginan pasar
memenuhi keinginan pasar terhadap komoditas bunga mawar terhadap komoditas mawar
potong yang bermutu yang bermutu dan berdaya berdaya saing tinggi.
- Standar ini meliputi istilah dan definisi, klasifikasi atau pengelompokan, pengkelasan,
persyaratan mutu, toleransi, penampilan, penandaan dan pelabelan, metode pengambilan
contoh, dan metode uji.
- Pengkelasan bunga mawar potong digolongkan dalam 4 (empat) kelas mutu yaitu kelas AA, kelas
A, kelas B dan kelas C.
- Untuk semua kelompok mawar potong, persyaratan umum yang harus dipenuhi adalah
mempunyai tampilan segar, seragam kultivar bunga, bebas dari kotoran, tangkai harus kuat dan
lurus, tidak pecah, dan tidak bercabang bercabang, kuntum tegak dan tidak ada kerusakan
kerusakan fisik, bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT).
- Untuk pengemasan bunga mawar potong diikat sebanyak 10 atau 20 tangkai per ikat kemudian
dibungkus dengan kertas gelombang yang baru, bersih, dan kering. Pangkal tangkai dalam satu
ikat dibalut dengan kapas lembab dan dibungkus plastik. Selanjutnya bunga dikemas ke dalam
kardus yang bersih, kering, dan berventilasi dengan posisi selang-seling. Ukuran kardus
disesuaikan dengan kesepakatan penjual dan pembeli.

Tabel 1- Syarat Khusus Mawar Potong

Kelas mutu
Parameter Satuan
AA A B C
1. Panjang tangkai
cm ≥ 65 55 - 64* 40 - 54* 25 - 39*
- Tipe standar
cm > 50 40 - 50* 35 - 40* <35
- Tipe spary
2. Diameter kuntum saat
panen
cm 3-5 2,5 - 4 2-3 2-3
- Tipe standar
cm 1 - 1,5 1 - 1,5 1 - 1,5 1 - 1,5
- Tipe spary
3. Jumlah kuntum mekar
per tangkai
- Tipe spray kuntum >7 6-7 5 <5
4. Tingkat kerusakan % 0 0 0 <5
5. Keberadaan air pada
kuntum % 0 0 0 <5
* jika ada kelebihan 0,1cm - 0,4 cm dilakukan pembulatan ke bawah contohnya 64,3 cm menjadi 64 cm
sedangkan jika ada kelebihan 0,5cm - 0,9cm dilakukan pembulatan keatas, contohnya 64,5cm
dibulatkan menjadi 65cm.

Caption:

Sipren Bunga mawar potong merupakan komoditas bunga potong yang banyak diminati pasar. Bunga ini
memiliki warna yang beraneka ragam dan daya tahan segar cukup lama sehingga banyak diminati oleh
konsumen di dalam negeri dan luar negeri. SNI 4492:2016 merupakan standar bunga mawar potong
yang ditetapkan untuk meningkatkan jaminan mutu dan berdaya saing tinggi dalam rangka memenuhi
keinginan pasar, berikut data infografis kualitas mutu bunga mawar potong Sipren..
3. LAPORAN PERMOHONAN INFORMASI BALAI BESAR PENERAPAN STANDARDISASI INSTRUMEN
PERTANIAN (BBPSIP) BULAN JULI 2023

No Tanggal Tangga No. Nama Tipe Informasi Alasan Tindak Lanjut Status
l Pendaftar Pemoho Publik
an n
Permohon Selesai Pemohon Nama Info
an
1. Kamis, 2 Kamis, 20230720 Rizhan Peroranga Mengantar Kelengkapan Penyelesaian Sudah
Juli 2023 20 Juli 01/F1A- Cahyadi n berkas persyaratan diarahkan ke selesai
2023 LS.H/ proposal berkas magang di bagian
07/2023 magang BBPSIP Kepegawaian

2. Senin, 24 Senin, 20230724 Ma'mun Peroranga Permohonan Memenuhi tugas Penyelesaian Sudah
Juli 2023 24 Juli 02/F1A- Murod n Informasi kuliah diarahkan ke selesai
2023 LS.H/ magang/PKL bagian
07/2023 Kepegawaian
3. Senin, 24 Senin, 20230724 Hedi Peroranga Penawaran Pemenuhan Penyelesaian Sudah
Jul 2023 24 Jul 03/F1A- Fitriadi n produk barang target pemasaran diarahkan ke selesai
2023 LS.H/ produk bagian RTP
07/2023
4. Selasa, 25 Selasa, 20230725 Chessya Peroranga Penawaran Pemenuhan Penyelesaian Sudah
Jul 2023 25 Jul 04/F1A- Margare n Produk target pasar diarahkan ke selesai
2023 LS.H/ tha produk yang bagian RTP
07/2023 ditawarkan
5. Selasa, 25 Selasa, 20230725 Sandi Peroranga Informasi Pemenuhan Penyelesaian Sudah
Jul 2023 25 Jul 05/ F1A- Saputra n Magang kurikulum kuliah diarahkan ke selesai
2023 LS.H/07/2 bagian
023 Kepegawaian
6. Selasa, 25 Selasa, 20230725 Aura Peroranga Informasi Pemenuhan Penyelesaian Sudah
Jul 2023 25 Jul 06F1A- Assahra n magang kurikulum kuliah diarahkan ke selesai
2023 LS.H/ Mahadiv bagian
07/2023 a Kepegawaian
7. Selasa, 25 Selasa, 20230725 Regita Peroranga Informasi Pemenuhan Penyelesaian Sudah
Jul 2023 25 Jul 07F1A- Fatya n magang kurikulum kuliah diarahkan ke selesai
2023 LS.H/ Azzahra bagian
07/2023 Kepegawaian
4. NOTULEN
“Sosialisasi Pendaftaran Varietas Tanaman Lokal dan Hasil Pemuliaan”

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Penyelenggara : Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian
Hari/Tanggal : Selasa, 18 Juli 2023
Waktu : 13.30 – selesai
Zoom ID : 810 8333 3258
Passcode : 12345

B. Sambutan dan Latar belakang Kegiatan


Oleh Kepala Pusat PVTPPP yang mewakili Kabid Pendaftaran Varietas

Pusat PVTPP merupakan unit kerja Eselon II dibawah Menteri Pertanian, yang pembinaan sehari-hari
oleh Sekretaris Jenderal, memiliki tugas melaksanakan pelayanan publik untuk perlindungan varietas
tanaman, pendaftaran varietas tanaman, dan perizinan pertanian. Perlindungan varietas tanaman adalah
perlindungan khusus yang diberikan negara, yang dalam hal ini diwakili oleh Pemerintah dan
pelaksanaannya dilakukan oleh Kantor Perlindungan Varietas Tanaman, terhadap varietas tanaman
yang dihasilkan oleh pemulia tanaman melalui kegiatan pemuliaan tanaman.

Menjelang 20 tahun implementasi Undang-undang Nomor 2000 tentang PVT, Pusat PVTPP yang
telah menerbitkan 470 Sertifikat Hak PVT mulai menggagas serius aspek kebermanfaatan Hak PVT.
Hal ini mencakup manfaat ekonomi yang didapat oleh pemulia tanaman dan/atau pemegang Hak PVT
serta manfaat bagi petani dalam mengakses secara luas benih unggul berkualitas.Manfaat ekonomi
bagi pemulia/pemegang Hak PVT dimungkinkan untuk dioptimalkan melalui mekanisme lisensi,
seperti yang diatur dalam Pasal 42 Undang-undang PVT dan dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 14 Tahun 2004.

Kegiatan ini merupakan sarana sosialisasi untuk pendaftaran maupun pelepasan varietas lokal atau
hasil pemuliaan yang berasal dari seluruh daerah. Melalui acara ini diharapkan dapat memberikan
informasi dan meningkatkan kemampuan peserta dalam mendaftarkan varietas tanaman.

C. Materi 1 : Pendaftaran Varietas Tanaman Lokal dan Hasil Pemuliaan oleh : Ir. M. Asril, M.M
Syarat dan tatacara permohonan dan pemberian Hak PVT (khsusus hasil pemuliaan) :
- PPVTP merupakan instansi yang mencatat hak kekayaaan tanaman di seluruh Indonesia.
Perlindungan varietas tanaman : Hak khusus yang diberikan negara kepada pemulia/pemegang hak
PVT untuk menggunakan sendiri atau memberikan persetujuan kepada orang/badan hukum lain
untuk menggunakannya selama waktu tertentu.
- Pendaftaran varietas tanaman meliputi : Pendaftaran varietas loka dan hasil pemuliaan :
Perlindungan varietas tanaman = paten merupakan (pilihan (tidak wajib), dikenakan biaya, uji
BUSS, melindungi Hak PVT.
- Yang telah mendaftaran varietas lokal, maka tidak boleh mendaftaftarkan perlindungan varietas
karena varietas lokal tidak ada sifat keberbaharuan.
- Pendaftaran varietas lokal dan Hasil Pemuliaan : wajib jika mau dilepas, pendataan varietas, tidak
dipungut biaya, tidak ada uji, apabila digunakan untuk pembuatan
- Perlindungan varietas tanaman peraturannnya :
- Permentan 25 tahun 2021 Permohonan dan pemberian hak PVT (khusus hasil pemuliaan)
- PP No. 14 tahun 2004 tentang syarat dan tata cara pengalihan perlindungan varietas tanaman dan
penggunaan varietas yang dilindungi oleh pemerintah
- Permentan NO. 29 Tahun 2021 tentang penamaan dan Pendaftaran Varietas tanaman.

D. Materi 2 : Petunjuk Teknis Pendaftaran Varietas Tanaman dan Hasil Pemuliaan Secara
Online oleh : Kemas AF Zakki, SP, . MP

Pendaftaran : Varietas adalah kegiatan mendaftarkan suatu varietas untuk kepentingan pengumpulan
data mengenai :
- Varietas lokal
- Varietas yang dilepas dan
- Varietas hasil pemuliaan yang tidak dilepas
Serta data mengenai hubungan hukum antar varietas yang bersangkutan dengan pemiliknya dan /atau
penggunanya.
UU Pendaftaran :
1. UU No. 29 Tahun 2000
2. PP 13 tahun 2004 : Penamaan, pendaftaran danpenggunaan varietas asal untuk pembuatan varietas
turunan esensial
3. Permentan 29 Tahun 2021 : Penamaan dan pendaftaran varietas tanaman baik lokal maupun
pemuliaan
Pasal 7 :
(1) Vareitas lokal milik masyarakat dikuasai oleh negara
(2) Penguasaan oleh Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksankan oleh pemerintah
Peraturan Pemerintah NO. 13 Tahun 200
1. Penamaan
- Diberi PVT
- Tidak diberi PVT (Varietas lokal dan Varietas
2. Pendaftaran : varietas lokal, varietas yang dilepas, varietas hasil pemuliaan yang tidak dilepas
3. Varietas Asal ( bahan pembuatan VTE) : memperoleh perlindungan (PVT), tidak memperoleh
perlindungan (varietas diberi nama dan didaftar)
4. Varietas Turunan Esensial (VTE) : Hasil perakitan dengan varietas asal sebagai salah satu tetua serta
menggunakan metode seleksi tertentu.
Permentan NO. 29 Tahun 2021
Seluruh pelaksanaan penamaan dan pendaftaran varietas tanaman dalam peraturan Menteri ini
dilakukansecara daring (online)
Pendaftar :
1. Satu kabupaten/kota : Bupati/walikota
2. Lintas kabupaten/kota dalam satu provinsi : Gubernur
3. lintas provinsi : Kepala Pusat PVTPP
Waktu (SLA) 30 hari kerja
Varietas lokal yang telah mendapatkan tanda daftar merupakan sumber daya genetic tanaman yang harus
dikelola dan dijaga kelestarian dan dikembangkan pemanfaatannya oleh masyarakt pemilik varietas lokal
tersebut.
Pengguna Varietas lokal sebagai varietas asal untuk pembuatan varietas turunan esensial, wajib membuat
perjanjian dengan :
a. Bupati/walikota ;
b. Gubernur, atau
c. Kepala Pusat PVTPP
sebagai perwakilan kepentingan masyarakat pemilik varietas lokal terkait.
Perjanjian sebagaimana dimaksud ayat (1) harus dibuat dihadapan notaris
E. Materi : Pendaftaran Varietas Tanaman : Alidin, SP

Permentan NO. 117 Ta. 2013 tentang pelayanan perizinan Pertanian secara Online; Untuk meningkatkan
pelayanan perizinan yang efektif, efisien.

Regulasi tersebut secara online diubah menjadi Pelayanan perizinan pertanian secara elektronik :
Peraturan Mentan No. 41/ Permentan/TI.120/11/2017

Online terkait jaringan, Elektronik : bisa online dan offline di alamat : ap-pvt.pertanian.go.id

Pendaftaran varietas secara online : “Maksimal 30 hari kerja dihitung sejak dokumen permohonan
dinyatakan lengkap dan benar”

Panduan pendafataran dapat didownload didalam aplikasi ap-pvt.pertanian.go.id


F. Diskusi

1 Bagaimana jika pemulia yang telah menghasilkan varietas yang sekarang pindah ke BRIN apakah
bisa mendaftarkan hasil pemuliaannyaa? Silahkan didaftarkan tetapi nama pendaftar atas nama
Kementerian Pertanian, bukan BRIN.
2 Bunga Edelwaist apakah boleh didaftarkan karena itu ada dikawasan konservasi kehutanan?
Boleh didaftarkan atas kepemilikan pemda, bukan kepemilikan kehutanan.
3 Kalau sudah didaftarkan online apakah bisa diedit jika sudah terbit tanda daftar ? Edit di tanda
daftar tidak dapat dilakukan jika sudah terbit tanda daftar, karen terkait dengan Permentan yang
telah diterbitkan.
4 Bagaimana jika dilakukan pelatihan offline? Sebelumnya PPVTPP telah melaksanakan pelatihan
offline, tetapi karena pandemic tidak dilanjutkan, namun kami akan merencanakan dan
mengkonsultasikan kepada pimpinan
5 Bagaimana varietas yang akan dilepas, bagaimana caranya? Jika sudah dilakukan karakterisasi
maka perlu dilakukan uji, tidak hanya uji lokasi, tapi uji pengembangan di wilayah tersebut, jika
untuk horti dapat disesuaikan dilakukan di dua tempat panen yang berturut-turut. Terdapat
pengujian seperti uji ketahanan hama dan penyakit, observasi dan uji lokalisasi.
6 Untuk pengajuan varietas lokal lebih mudah karena memiliki keunggulan spesifik, berapa derajat
bebas eror atau apakah ada syarat minimal varietas pembandingnya ? Pembanding yang
digunakan adalah varietas yang setaraf, jika varietas lokal sehingga pembandingnya lokal, jika
tidak tersedia di lokasi tersebut boleh dari daerah lain.
7 Jumlah genotype untuk uji observasi, PPVTPP tidak menentukan jumlah observasinya, dalam
Edaran hanya mengatur berapa petakan saja, jika untuk varietas lokal juga diatur syarat dengan
derajat bebas 15.
8 Saran dari BPSI Sereal, Terkait dengan PVT, PP 28 tahun 2023, terkait dengan pembiayaaan
tahunan, di PP tersebut, pembebasan biaya tahunan memberatkan, sehingga perlu direvisi. Dalam
minggu ini PPVTPP sedang melakukan revisi terkait anggaran.
9 BPSIP Lampung, dengan pelepasan varietas jika dalam proposal pelepasan varietas dari BPTP ke
Balitbu, telah pindah ke BRIN, BSIP telah mengajak kembali personel yang pindah ke BRIN,
infonya harus ada MOU terlebih dahulu, ini untuk varietas lokal. Jika Varietas lokal tidak ada
dilakukan pemuliaan, jika tenaga BRIN terlebat, maka dicantumkan sebagai Pendeskripsi. Terkait
harus ada MOU dengan Pemda, PPVTP tidak bisa terlibat dalam proses tersebut.
10 SOP pelepasan varietas hortikultura, perkebunan dan hijauan pakan, berbeda .

6. NOTULEN
“Sosialisasi Penyusunan Deskripsi Varietas Tanaman Perkebunan”

C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Penyelenggara : Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian
Hari/Tanggal : Senin, 24 Juli 2023
Waktu : 13.30 – selesai
Zoom ID : 862 744 4341
Passcode : 240723

D. Pembukaan Oleh Lutful Hakim (PVTPP)


Ucapan selamat datang kepada para peserta. Peserta terdiri dari BPSIP selindo, Dinas Pertanian
Provinsi/Kabupaten/Kecamatan selindo, Penyuluh, BRIN dan stakeholder lain.

C. Sambutan dan Arahan Kapus PVTPP, Lely Nuryati

Kegiatan sosialisasi ini sangat penting karena kita ketahui bahwa industri benih memberikan kontribusi
besar terhadap pembangunan sektor pertanian, melalui pendaftaran varietas tanaman, seluruh dinas
pertanian daerah bersama- sama stakeholder diharapkan dapat melakukan pendaftaran varietas tanamana
dengan tujuan untuk melindungi kekayaan plasma nutfah yang ada di Indonesia.

Menurut UU No 29 Ta. 2000 tentang pendaftaran dan penamaan varietas tanaman, perlu didorong sampai
pelepasannya. Untuk itu, pertemuan ini merupakan sarana kita bersama untuk belaja dan memahami
bagaimana mekanisme dalam pendaftaran varietas suatu komoditas tanaman.

Dengan adanya perubahan iklim sekiranya kita harus meningkatkan pendaftaran varietas-varietas
tanaman yang tahan dengan perubahan iklim.. Diharapkan dari seluruh instansi dapat mendorong dan
bersinergi untuk meningkatkan pendaftaran varietas tanaman dengan keunggulan masing-masing di
wilayahnya.

Dalam waku dekat, PVTPP akan melaksanakan forum/ expo pelepasan, pendaftaran tanaman, mohon
dukungan dan partisipasinya. Kegiatan ini juga merupakan sarana kami untuk mendapatkan saran dan
masukan perbaikan dari Bapak Ibu terkait pelayanan kami dalam melakukan pendaftaran maupun
pelepasan varietas tanaman.

D. Materi 1 : Penyusunan Deskripsi Varietas Tanaman Perkebunan (Dr. Ismail Maskromo- BRIN)

Materi : Metode Pemuliaan Mendukung Pendaftaran dan Pelepasan Varietas Tanaman Kelapa
Terdapat 9 komoditi tanggung jawab pemuliaan tanaman perkebunan BRIN : Kelapa, sawit, sagu,
aren, pinang , lotang, gewang, Nipah dan Kurma.

Kelapa ditemui di daerah pantai, sawah,ladang dan sampai di pegunungan. Ada juga kelapa ditemukan
di rumah, dibuat versi tanaman rumah hias.

Kelapa gading, merupakan potensi sumber daya genetic (SDG) Kelapa di Indonesia. Pemanfaatan
SDG terbagi atas :

(1) Pendaftaran aksesi calon varietas kelapa (2) Pengamati morfologi buah, batang dan seluruh bagian
kelapa (3) Pendaftaran aksesi (calon varietas lokal) melalui BPSIP di masing-masing daerah. (4)
Pengakuan dan perlindungan suatu aksesi

2. Evaluasi dan penetapan BPT dan PIT Varietas lokal, apakah memiliki keunggulan sifat/produksi
tinggi?

3. Observasi dan Evaluasi untuk pelepasan sebagai varietas unggul lokal, observasi produksi 3 tahun
memiliki keunggulan dan kestabilan produksi , sidang pelepasan varietas unggul lokal dan
pemanfaatan bahan tanaman ke seluruh wilayah Indonesia (benih label biru)

4. Perakitan Varietas Unggul Kelapa Hasil Pemuliaan

Hasil observasi evaluasi dan pemuliaan kelapa sd. Tahun 2022

No Tipe kelapa dan varietas Jumlah varietas


1 Kelapa Genjah Unggul Nasional 4
2 Kelapa Genjah Unggul Lokal 6
3 Kelapa Dalam Unggul Nasional 11
4 Kelapa Dalam Unggul Lokal 22
5 Kelapa Hibrida (G x D dan Dx D) 10
Total 53

Terdapat 3 Kategori kelapa berdasarkan jamannya :

- jaman old (1927-2015) DMT, GKN, GSK dan Khina-1 : produksi dan kadar minyak tinggi, mulai
berbuah 3-6 tahun.
- Jaman Now : BIDO, Pandan Wangi, Kopyor pati, entog kebumen dan Heng Niu : Kelapa unggul-
eksotik, produksi tinggi dan berbuah umur 2-3 tahun
- Jaman next (2023) GHL (Genjah Hijau Labuan Batu) dan SE ( : Berbuah umur 1,5 tahun dengan
diperbanyak secara massal
- Materi yang saya sampaikan ini akan meliputi ruang lingkup pertanyaan berikut :
- Bagaimana cara mengidentifikasi aksesi kelapa eksotik dan calon varietas unggul kelapa lokal
untuk didaftarkan?
- Bagaimana cara merakit calon varietas unggul kelapa melalui kegiatan pemuliaan untuk
didaftarkan dan dirilis sebagai varietas unggul kelapa?

- Metode dan Hasil Pemuliaan Tanaman kelapa


1 Introduksi : GMM< GKM dari Malaysia, Genjah Pandan Wangi dan Thailand, eksplorasi
dan koleksi : Menambah keragamaan genetic plasma nutfah.
2 Seleksi : a. Seleksi masa positif dari blok penghasil tinggi, b Seleksi pohon induk Terpilih
(PIT) dari blok penghasil tinggi dievaluasi 3 tahun produksi, kemudian dilepas sebagai
varietas unggul lokal.

- Metode pemuliaan seleksi : Tanaman Kelapa : tahapan pelepasan varietas. Unggul Lokal

- Karakter yang diamati untuk seleksi PIT kelapa : Lingkar batang 20 cm, lingkar batang 150 cm,
tinggi 11 bekas daun, panjang tangkai daun, lebar tangkai daun, tebal tangkai daun, panjang
rachis, jumlah anak daun, panjang anak daun, lebar anak daun, jumlah tandan bunga, panjang
tangkai tandan, lebar tangkai tandan, tebal tangkai tandan dll.
- Prosedur : Pemuliaan seleksi tanaman kelapa (variets unggul lokal_: melihat respon tanmana
terhadap perubahan cuaca. Pemurnian populasi, Prosedur pemuliaan seleksi tanaman kelapa :
analisis eoknomi
E. Penyusunan Deskripsi Tanaman oleh Kemas AF Zaki (Sub. Koor PVTPP)

Pedoman Penyusunan Deskripsi Tanaman Manggis

Deskripsi Varietas tanmaan adalah kumpulan karakter penciri suatu varietas tanaman. Gambar dan atau
foto yang disebut dalam deskripsi, yang diperlukan untuk memperjelas deskripsinya “

Jumlah tanaman yang digunakan untuk karakterisasi ada 10 jenis, PPI : 5 Tanaman Kepementan Nomor
12/2019 : 1 tanaman untuk uji kebenaran dan keunggulan

Kelompok karakterisasi : ada 5 komponen : Batang, daun, bunga buah dan biji

Tanaman manggis karakter utama, permukaan batang : dengan melakukan perabaan tekstur : halus, kasar
dan sangat kasar

Bentuk kanopi : diamati dari jarak tertentu yang memungkinkan bentuk kanopi terlihat secara utuh :
pyramidal spherical oblong

Pola percabangan : diamati dengn melihat pola percabangan dari dalam tajuk : tegak , semi tegak
horizontal dan tak beraturan.

Bentuk pangkal daun : bentuk pangkal daun diamati pada 20 helai daun yang telah berkembang sempurna
dari 3 pohon terpilih : rata, gelombang

Ukuran buah : ukuran buah ditentukan dari rataan 20 buah yang berkembang sempurna pada saat panen
Aroma aril : Diamati pada 20 buah matang yang dibuka : Lembut, sedang dan kuat

Rasa Aril : Menggunakan skoring rasa buah : asam, asam manis

F. Diskusi

1 Dinas Sultra - Prosedur eksplorasi, karakterisasi, penentuan PIT (Pohon Induk Terpilih), Jika
anggaran Kabupaten masih terkendala, apakah boleh proses pendaftaran varietas dilakukan
secara bertahap, misalnya pengajuan untuk observasi identifikasi saja dulu, dan setelah itu bisa di
jeda hingga 1 tahun untuk pendaftaran varietas ? Tidak boleh karena proses pendaftaran
dilakukan secara bertahap pada waktu yang bersamaan.

2 Dinas Sultra- Pengajuan unggul varietas nenas, apakah di SK yang dibutuhkan harus melibatkan
pemulia dari pusat, atau hanya melalui BSIP atau BRIN ? Tidak perlu dari pusat, hanya dari
BPSP setempat atau dari perguruan setempat atau dari BSIP setempat, asal usulan dan deskripsi
yang diajukan tepat

3 Sumarjan-Universitas Mataram, apakah Deskripsi universal yang benar itu seperti apa, karena
mahasiswa mendeskripsikan varietas tidak menggunakan pedoman yang ada, apakah yang
dilakukan mahasiswa tersebut bisa dibenarkan? Deskripsi dilakukan hanya morfologinya saja,
deskripsinya mengikuti form atau pedoman dari PVTPP, harus disetujui oleh pimpinan daerah
dengan melibatkan pemulia dari wilayah setempat. Identifikasi morfologi komoditas tersebut
dapat dijadikan untuk syarat pelepasan varietas.

4 Dini Hervani- universitas Andalas : Dari sehamparan tanaman perkebunan ada 400 buah
tanaman. Berapa minimal tanaman yang perlu dikarkterisasikan ? atau yang perlu
diidentifikasikan ? tidak perlu semua luasan hamparan, ambil beberapa sampel saja yang
memiliki kesamaan morfologi dan itu yang diidentifikasi

5 Sorta Simatupang- Brin Sumut Izin bertanya, kami mau mendaftarkan varietas lokal kelapa
bentuk unik. Kelapa genit, bukan untuk santannya. Pohonnya dengan bentuk buahnya yang unik
tersebut masih satu pohon induk yang buahnya. Apakah untuk pendaftaran bisa dilakukan, apakah
harus menunggu banyak populasinya seperti kelapa hasil persilangan? Ini termasuk kelapa
sebagai tanaman hias. Apakah Termasuk Komoditi hortikultura bukan tanaman perkebunan?
Pendaftaran dan pelepasan varietas dilakukan jika tanaman tersebut lebih dari satu indukan,
dengan beberapa masa panen, kelapa termasuk komoditas perkebunan

6 Aseneng: Izin bertanya,apakah tahapan tahapan identifikasi yang dijelaskan tersebut juga berlaku
pada tanaman perkebunan seperti kakao? Pada umumnya tahapan identifikasinya hampir sama,
mohon dipahami kembali penjelasan yang sudah dijelaskan di paparan materi

7 Sution BSIP Kalbar: Ijin bertanya. Jika ingin mengusulkan sebagai kebun induk kelapa dalam apa
persyaratan yang harus dilakukan ? Tahapannya bisa dibaca dan dipahami kembali di paparan
materi yang sudah dijelaskan
8 Endah Wahyuni: Kelapa genjah kopyor pati berapa umur panennya, dalam 1 pohon kenapa tidak
semua menghasilkan kelapa kopyor, ada yang dagingnya keras. Saya pernah punya pohon nya di
pati, kurang dari 50% dalam 1 janjang yang menghasilkan kopyor ? Berdasarkan penelitian yang
saya lakukan, hal tersebut memang merupakan karakteristik dari Kelapa kopyor, buah yang
dihasilkan dari 1 pohon kelapa kopyor kurang dari 50 persen, untuk itu perlu dilakukan
pemeliharaan yang intens sejak ditanamnya kelapa

7. Berita : Tingkatkan Pelayanan Publik, BSIP Penerapan Konsultasi dengan Ombudsman Jabar

Bandung (1/8) Sebagaimana diamanatkan dalam pasal 20 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009,
penyelenggara berkewajiban menyusun dan menetapkan standar pelayanan dengan memperhatikan
kemampuan Penyelenggara, kebutuhan masyarakat, dan kondisi lingkungan. Untuk itu dalam upaya
peningkatan kualitas pelayanan publik, BPSIP melakukan konsultasi dengan Ombudsman Perwakilan
Provinsi Jawa Barat.

Konsultasi dihadiri oleh Koordinator KSPHP BSIP Penerapan, Kordinator KSPP, Kasubag TU BSIP Jabar dan
staf pelayanan publik. im BSIP Penerapan disambut oleh Kunjungan langsung diterima oleh Asisten
Pencegahan Maladministrasi, Noer Adhe Purnama, SH, MH. Adhe mengungkapkan Ombudsman
membuka diri kepada setiap instansi Pemerintah penyelenggara layanan publik yang ingin berkonsultasi
tentang pemenuhan standar pelayanan publik pada unit layanannya.

Koordinator KSPHP, Rima Purnamayani memaparkan usulan standar pelayanan publik yang dirancang,
terdapat 3 layanan publik lingkup BBPSIP, yaitu layanan pengujian standar instrumen pertanian, layanan
pendampingan penerapan dan diseminasi Instrumen Pertanian serta layanan pengelolaan standar
instrumen Pertanian. Khusus pelayanan publik BSIP Penerapan menyediakan layanan jasa konsultasi
standardisasi, layanan magang/PKL, layanan kunjungan Agro Eduwisata dan layanan perpustakaan.

Selanjutnya Adhe menekankan setiap penyelenggara pelayanan publik berkewajiban memenuhi 14


komponen standar pelayanan yang nantinya akan menjadi penilaian layanan publik oleh ombudsman.
Komponen standar pelayanan publik ini didesain untuk memberikan akses informasi seluas-luasnya
kepada publik sehingga masyarakat dimudahkan menjangkau pelayanan dasar yang mengarah kepada
kesejahteran masyarakat. Masyarakat berhak untuk mengawasi pelaksanaan pelayanan publik. Hak
inilah yang menjadi bekal bagi masyarakat untuk mengawal dan mengendalikan penyelenggaraan
pelayanan publik, jelas Adhe.

Mengingat padatnya jadwal kerja Ombudsman, Rima mengharapkan kehadiran Ombudsman dalam
pelaksanaan public hearing BSIP Penerapan yang rencananya dilaksanakan pada akhir Agustus 2023.
Konsultasi diakhiri dengan penyerahan souvenir dan foto bersama.
B. Laporan Kegiatan Layanan Informasi Publik dan Kehumasan Bulan
Agustus 2023

1. SNI BUNGA KRISAN POTONG


Bunga krisan atau seruni merupakan salah satu primadona bunga potong di dunia. Salah satu
keunggulan krisan dibandingkan bunga potong lainnya adalah bahwa krisan dapat diatur pembungaan
dan masa panennya menurut kebutuhan pasar. Pada bunga krisan dikenal warna dasar putih, kuning,
merah dan keunguan. Namun persilangan dari varietas-varietas yang ada menghasilkan ribuan nuansa
dari warna dasar, seperti putih kekuningan (creamy), merah muda (pink), jingga (orange) dan hijau.
Dalam satu warna tersebut masih terdapat warna gradasi (shades), misalnya warna gradasi dari kuning
adalah kuning pucat, kuning muda, kuning cerah, kuning emas, kuning kunyit, kuning jingga, kuning
kehijauan dan seterusnya.

SNI 4478 : 2014 merupakan standar mutu bunga krisan potong yang disusun untuk melindungi
konsumen, memudahkan transaksi perdagangan dan sebagai dasar pengujian dan sertifikasi mutu serta
menyediakan bahan informasi yang dapat digunakan untuk bahan pembinaan kepada petani/produsen
krisan potong. Berdasarkan jumlah kuntum bunga dalam satu tangkai, krisan potong dikelompokkan
menjadi dua yaitu Jenis Standar dan Jenis Spray . Krisan digolongkan berdasarkan kelas mutu,yaitu -
Kelas AA, - Kelas A, - Kelas B, - Kelas C. Untuk semua kelompok krisan, persyaratan umum yang harus
dipenuhi adalah mempunyai tampilan : Segar, Seragam, Bebas dari benda asing/kotoran, Tangkai bunga
kuat dan lurus, Bebas dari kerusakan fisik; Bebas dari hama dan penyakit; Daun pada 2/3 bagian tangkai
bunga lengkap.

Pengemasan Masing-masing mahkota krisan jenis standar dibungkus plastik atau kertas berbentuk
corong untuk mencegah kerusakan dan mempermudah pengemasan. Setiap 10 tangkai dengan berat
250 gram sampai dengan 340 gram diikat kemudian dibungkus kertas mulai 1/3 bagian tangkai batang
dengan bagian atas bunga terbuka. Setiap 30 sampai dengan 35 bungkus dikemas dengan kardus yang
kokoh, bersih, kering dan berventilasi berukuran 88cm x 43cm x 44cm atau sesuai dengan permintaan.

Sedangkan pengemasan jenis spray setiap maksimum 10 tangkai atau sesuai permintaan, diikat
kemudian dibungkus kertas mulai 1/3 bagian tangkai batang dengan bagian atas bunga terbuka. Setiap
30 sampai dengan 35 bungkus dikemas dengan kardus yang kokoh, bersih, kering dan berventilasi
berukuran 88cm x 43cm x 44 cm atau sesuai dengan permintaan.

SNI BUNGA KRISAN POTONG

- Bunga krisan atau seruni merupakan salah satu primadona bunga potong di dunia.
- Salah satu keunggulan krisan dibandingkan bunga potong lainnya adalah bahwa krisan dapat
diatur pembungaan dan masa panennya menurut kebutuhan pasar.
- Pada bunga krisan dikenal warna dasar putih, kuning, merah dan keunguan. Namun persilangan
dari varietas-varietas yang ada menghasilkan ribuan nuansa dari warna dasar
- SNI 4478 : 2014 merupakan standar mutu bunga krisan potong
- Standar muru ini disusun untuk melindungi konsumen, memudahkan transaksi perdagangan dan
sebagai dasar pengujian dan sertifikasi mutu serta menyediakan bahan informasi yang dapat
digunakan untuk bahan pembinaan kepada petani/produsen krisan potong.
- Berdasarkan jumlah kuntum bunga dalam satu tangkai, krisan potong dikelompokkan menjadi
dua yaitu Jenis Standar dan jenis Spray.
- Krisan digolongkan berdasarkan kelas mutu,yaitu - Kelas AA, - Kelas A, - Kelas B, - Kelas C.
- Untuk semua kelompok krisan, persyaratan umum yang harus dipenuhi adalah mempunyai
tampilan : Segar, Seragam, Bebas dari benda asing/kotoran.
- Tangkai bunga kuat dan lurus, Bebas dari kerusakan fisik; Bebas dari hama dan penyakit; Daun
pada 2/3 bagian tangkai bunga lengkap.

Caption :
Sipren bunga krisan atau seruni merupakan salah satu primadona bunga potong di dunia. Salah satu
keunggulan krisan dibandingkan bunga potong lainnya adalah bahwa krisan dapat diatur pembungaan
dan masa panennya menurut kebutuhan pasar. SNI 4478 : 2014 merupakan standar mutu bunga krisan
potong yang disusun untuk melindungi konsumen, memudahkan transaksi perdagangan dan sebagai
dasar pengujian dan sertifikasi mutu serta menyediakan bahan informasi yang dapat digunakan untuk
bahan pembinaan kepada petani/produsen krisan potong, berikut informasi lengka SNI bunga potong
krisan Siprin..

Tabel 1 – Syarat khusus krisan potong

NO Parameter Satuan Kelas mutu


AA A B C
1 Panjang tangkai
- jenis standar cm 75 75 61 - 74 50 - 60
- jenis spray cm 75 75 61 - 74 50 -60
2 Diamater tangkai bunga
- jenis standar mm >5 4,1 - 5 3-4 <3
- jenis spray mm >4 3,6 - 4 3 - 3,5 <3
3 Diameter bunga mekar
- jenis standar mm > 80 71 - 80 60 - 70 < 60
- jenis spray* mm - - - -
4
Kuntum bunga mekar
per tangkai % maks 70 maks 80 maks 90 maks
- jenis standar % maks 50 maks 60 maks 70 100
- jenis spray maks 80
5 Tingkat kerusakan
- jenis standar % 0 maks 5 maks 10 maks 15
- jenis spray % 0 maks 5 maks 10 maks 15
ket : tidak dipersyaratan

KUALITAS MUTU SUSU CAIR UHT

Nutrisi memiliki peran penting dalam menjaga dan meningkatkan imunitas tubuh. Ada tiga jenis zat
gizi yang berperan penting dalam menjaga imunitas tubuh, yaitu vitamin, mineral, dan protein. Susu
merupakan salah satu nutrisi yang mengandung protein. Nah, untuk menjaga kualitas susu, Badan
Standardisasi Nasional (BSN) telah menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 3950:2014 Susu
Ultra High Temperature (UHT) atau yang biasa dikenal dengan susu UHT.

SNI 3950:2014 tentang Susu UHT ditetapkan Subpanitia Teknis 67-04-S1 Minuman, yang telah dibahas
melalui rapat teknis, dan disepakati dalam rapat konsensus pada tanggal 7 Maret 2012 di Bogor. Hadir
dalam rapat tersebut wakil dari konsumen, produsen, lembaga pengujian, lembaga ilmu pengetahuan
dan teknologi, Badan Pengawas Obat dan Makanan dan instansi terkait lainnya.

Standar ini menetapkan istilah dan definisi, klasifikasi, syarat mutu, pengambilan contoh, dan cara uji
untuk susu UHT. Produk susu yang diperoleh dari susu segar, dan atau susu rekonstitusi, dan atau susu
rekombinasi dengan cara memanaskan pada kondisi ultra high temperature, dengan atau tanpa
penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diijinkan, serta dikemas secara
aseptik untuk mencapai sterilitas komersial. Pengklasifikasian susu UHT didasarkan pada kadar lemak
yaitu; (1) Susu UHT Berlemak (Full Cream) - Susu UHT Rendah Lemak (Low Fat Milk) - Susu UHT Bebas
Lemak (Free Fat Milk).

Cara uji yang ditetapkan pada SNI 3950:2014 meliputi ; cara uji persiapan, cara uji keadaan, cara uji
warna; cara uji bau, cara uji rasa, cara uji protein, cara uji lemak,cara uji total padatan tanpa lemak, cara
uji cemaran logam, cara uji kadmium (Cd) dan timbal (Pb), cara uji timah (Sn), cara uji merkuri (Hg), cara
uji cemaran arsen (As), cara uji aflatoksin (M1) dan cara uji cemaran mikroba.

Cara memproduksi produk susu UHT yang higienis termasuk cara penyiapan dan penanganannya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku tentang Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik. Produk
dikemas dalam wadah yang tertutup rapat, tidak dipengaruhi atau mempengaruhi isi, aman selama
penyimpanan dan pengangkutan

2. KUALITAS MUTU SUSU CAIR UHT

- Nutrisi memiliki peran penting dalam menjaga dan meningkatkan imunitas tubuh.
- Susu merupakan salah satu nutrisi yang mengandung protein.
- Badan Standardisasi Nasional (BSN) telah menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI)
3950:2014 Susu Ultra High Temperature atau yang biasa dikenal dengan susu UHT.
- SNI 3950:2014 tentang Susu UHT ditetapkan Subpanitia Teknis 67-04-S1 Minuman,
- Standar ini menetapkan istilah dan definisi, klasifikasi, syarat mutu, pengambilan contoh, dan
cara uji untuk susu UHT.
- Pengklasifikasian susu UHT didasarkan pada kadar lemak yaitu; (1) Susu UHT Berlemak (Full
Cream) - Susu UHT Rendah Lemak (Low Fat Milk) - Susu UHT Bebas Lemak (Free Fat Milk).
- Cara uji yang ditetapkan pada SNI 3950:2014 meliputi; uji persiapan, uji keadaan, uji warna; uji
bau, uji rasa, uji protein, uji lemak, uji total padatan tanpa lemak, uji cemaran logam, uji
kadmium (Cd) dan timbal (Pb), uji timah (Sn), uji merkuri (Hg), uji cemaran arsen (As), uji
aflatoksin (M1) dan uji cemaran mikroba.

Caption :

Hai SIPren… Nutrisi memiliki peranan penting dalam menjaga dan meningkatkan imunitas
tubuh. Susu merupakan salah satu nutrisi yang mengandung protein. usu UHT adalah susu yang
diolah menggunakan teknologi ultra-high temperature (UHT). Ini adalah metode modern yang efektif
untuk membuat susu jadi steril, tanpa merusak kandungan nutrisi alaminya.

Nah, untuk menjaga mutu susu UHT, Badan Standardisasi Nasional (BSN) telah menetapkan
Standar Nasional Indonesia (SNI) 3950:2014 Susu UHT, berikut infografisnya SIPren..
No Jenis Uji Satuan Persyaratan TABEL
Rendah Bebas SYARAT
Berlemak MUTU
Lemak Lemak
(Full Cream)
(Low Fat Milk) (Free Milk) SUSU
1 Keadaan UHT
khas,
1.1 Warna - khas, normal khas, normal
normal
khas,
1.2 Bau - khas, normal khas, normal
normal
khas,
1.3 Rasa - khas, normal khas, normal
normal
Protein Min. 2,7 Min. 2,7 Min. 2,7
2 %, b/b
(N x 6,38) Min. 2,0*) Min. 2,0*) Min. 2,0*)
Min. 3,0/ 0,6-2,9/ Maks. 0,5/
3 Lemak %, b/b
Min. 2,0*) 0,6-1,9*) Maks. 0,5*)
Total padatan tanpa
4 %, b/b Min. 8,0 Min. 8,0 Min. 8,0
lemak
5 Cemaran logam
5.1 Kadium (Cd) mg/kg Maks. 0,2 Maks. 0,2 Maks. 0,2
5.2 Timbal (Pb) mg/kg Maks. 0,02 Maks. 0,02 Maks. 0,02
5.3 Timah mg/kg Maks. 40,0 Maks. 40,0 Maks. 40,0
5.4 Merkuri (Hg) mg/kg Maks. 0,03 Maks. 0,03 Maks. 0,03
6 Cemara arsen (As) mg/kg Maks. 0,1 Maks. 0,1 Maks. 0,1
7 Aflatoksin (M1) µg/kg Maks. 0,5 Maks. 0,5 Maks. 0,5
8 Cemaran mikroba
Koloni/
8.1 Angka Lempeng Total 0,1 mL 0,1 mL 0,1 mL
0,1 mL
CATATAN: *) untuk susu berperisa
3. KUALITAS MUTU UBI JALAR

Varietas ubi jalar yang dihasilkan produsen sangat bervariasi, yaitu varietas lokal dan varietas unggul.
Varietas yang sudah dilepas berdasarkan data dari Direktorat Perbenihan sebanyak 20 jenis ternyata
mempunyai variasi dalam umur panen paling pendek yaitu 2,5 bulan - 3,3 bulan dengan produksi 6
ton/ha - 7 ton/ha. Varietas Menes putih merupakan varietas yang mempunyai umur panen paling
panjang yaitu 6 bulan - 7 bulan dengan produksi 7,5 ton/ha dengan rasa enak. Ubi jalar yang memiliki
rasa enak umumnya dikonsumsi segar. Prospek ubi jalar selain sebagai sumber pangan untuk konsumen
dalam negeri saat ini diusahakan oleh beberapa processor diolah dalam bentuk keripik goreng, chip ubi
jalar goreng diekspor ke luar negeri..

SNI 01- 4493-1998 merupakan standar mutu kualitas ubi jalar. Kualitas mutu ubi jalar sangat diperlukan
karena dengan adanya standar mutu ubi jalar tersebut baik konsumen dan produsen mempunyai
kepastian terhadap mutu yang diinginkan, sehingga konsumen akan memperoleh mutu ubi jalar sesuai
dengan daya belinya dan produsen akan mendapat harga sesuai dengan produknya. Ruang lingkup
standar mutu ini meliputi definisi, istilah, klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji,
syarat penandaan, pengemasan dan rekomendasi. Definis ubi jalar dalam SNI ini adalah umbi dari
tanaman ubi jalar (Ipomoea batatas L) dalam keadaan utuh, segar, bersih dan aman dikonsumsi serta
bebas dari organisme pengganggu tumbuhan

Keuntungan lain dari adanya standar mutu ubi jalar ini dapat digunakan untuk pembinaan perbaikan
mutu ubi jalar tersebut. Penyusunan konsep standar mutu ubi jalar ini dilakukan dengan memperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas ubi jalar berdasarkan Centro International De La Papa (CIP)
1995, yang berpusat di negara Peru dan dari hasil analisa kimiawi dan fisik ubi jalar dari beberapa
propinsi yang meliputi Propinsi Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali.

Pengemasan dengan kotak kayu atau karton gelombang atau keranjang anyaman bambu yang dilapisi
dengan karton, dengan berat netto ubi jalar maksimum 10 kg dan tahan mengalami handling baik dalam
waktu pemuatan dan pembongkaran. Kotak pengemas harus berlubang-lubang untuk sirkulasi udara.

KUALITAS MUTU UBI JALAR

- Prospek ubi jalar selain sebagai sumber pangan untuk konsumen


- Ubi jalar dapat disajikan dalam bentuk keripik goreng, chip ubi jalar goreng
- Pada industri pengolah hasil ubi jalar diproses menjadi tepung ubi jalar yang dapat digunakan
sebagai subtitusi tepung terigu untuk pembuatan kue, alkohol, saus dan sebagainya.
- Zat pati ubi jalar merupakan salah satu bahan dalam proses pembuatan tekstil dan kertas.
- SNI 01- 4493-1998 merupakan standar mutu kualitas ubi jalar.
- Kualitas mutu ubi jalar sangat diperlukan karena dengan adanya standar mutu ubi jalar tersebut
baik konsumen dan produsen mempunyai kepastian terhadap mutu yang diinginkan’
- Sehingga konsumen akan memperoleh mutu ubi jalar sesuai dengan daya belinya dan produsen
akan mendapat harga sesuai dengan produknya.
- Ruang lingkup standar mutu ini meliputi definisi, istilah, klasifikasi, syarat mutu, cara
pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan, pengemasan dan rekomendasi.
- Definis ubi jalar dalam SNI ini adalah umbi dari tanaman ubi jalar (Ipomoea batatas L) dalam
keadaan utuh, segar, bersih dan aman dikonsumsi serta bebas dari organisme pengganggu
tumbuhan.
Tabel 1. Spesifikasi persyaratan khusus

Mutu
NO Komponen Mutu

I II III

1
Berat umbi (g/umbi) > 200 100 - 200 75 - 100

2
Umbi cacat (per 50 biji) maks. tidak ada 3 biji 5 biji

3
Kadar air (% b/b, min.) 65 60 60

4
Kadar serat (% b/b, maks.) 2 2,5 > 3,0

5
Kadar pati (% b/b, min.) 30 25 25

Caption :

SIPren.. Ubi jalar merupakan komoditas sumber karbohidrat utama, setelah padi, singkong, terigu dan
jagung. SNI 01- 4493-1998 merupakan standar mutu kualitas ubi jalar. Kualitas mutu ubi jalar sangat
diperlukan karena dengan adanya standar mutu ubi jalar tersebut baik konsumen dan produsen
mempunyai kepastian terhadap mutu yang diinginkan, Berikut infografis kualitas mutu ubi jalar SIPren…
3. Syarat Pertanaman IndoGAP tanaman Pangan

1. Penyiapan lahan

a. Penyiapan lahan dilakukan dengan cara yang dapat memperbaiki atau memelihara struktur
tanah menjadi gembur, menghindari erosi permukaan tanah, kelongsoran tanah, dan/atau
kerusakan sumber daya lahan.
b. Penyiapan lahan dilakukan dengan menjaga kelestarian lingkungan, antara lain dengan tidak
melakukan pembakaran.
c. Penyiapan lahan menggunakan herbisida yang diperbolehkan dilakukan sesuai dengan dosis
yang direkomendasikan.

2. Penyediaan air
a. Sumber air yang dapat digunakan antara lain mata air, air tanah, air hujan, air sungai dan air
danau.
b. Pemberian air untuk tanaman pangan dilakukan secara efektif, efisien, dan bermanfaat bagi
pertumbuhan tanaman.
c. Penggunaan air tidak bertentangan dengan kepentingan masyarakat di sekitarnya dan mengacu
pada peraturan yang ada.
d. Penggunaan air tidak mengakibatkan terjadinya erosi tanah maupun tercucinya unsur hara.
e. Air dari septic tank dan/atau air pembuangan rumah tangga (mandi cuci kakus/MCK tidak boleh
digunakan untuk air pertanaman, penanganan, saat panen maupun pasca panen.
f. Penyediaan dan penggunaan air dicatat.
g. Air limbah dari pertanian (air limbah dari proses pertanaman, panen, dan penangana (pasca
panen), dikelola atau diolah sesuai standar yang berlaku dan meminimalkan risiko kerusakan
lingkungan.

3. Penyiapan benih dan persemaian

a. Benih sebelum ditanam dapat mendapat perlakuan benih (seed treatment). Perlakuan benih
antara lain perlakuan terhadap organisme pengganggu tanaman dan pemecahan dormansi
benih.
b. Perlakuan terhadap organisme pengganggu tanaman dilakukan dengan cara fisik/mekanis
(misalnya dengan memisahkan organisme pengganggu tanaman dari benih), cara biologi
(misalnya dengan imunisasi mikroba endofitik) dan cara kimia (misalnya dengan perendaman
benih menggunakan pestisida).
c. Perlakuan pemecahan dormansi benih dilakukan melalui perendaman dengan air dan bahan
kimia.
d. Persemaian dilakukan di lahan/areal yang mudah diawasi dan sudah dilakukan perlakuan
lahan/areal yang baik. Perlakuan lahan/areal yang baik seperti memberikan komposisi pupuk
yang sesuai dan penyiapan sarana perlindungan persemaian.

4. Penanaman

a. Penanaman dilakukan dari benih yang telah disemai atau tanam benih langsung (tabela).
b. Penanaman dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunakan mesin tanam.
c. Penanaman dapat dilakukan secara monokultur atau sistem tumpang sari atau tumpang gilir.
d. Penanaman dapat dilakukan dengan memperhatikan musim, jarak tanam, dan kesehatan lahan.

5. Pemupukan

a. Pemupukan dilakukan untuk menyediakan kebutuhan hara tanaman dan mempertahankan


kesuburan tanah.
b. Pemupukan dilakukan dengan dosis berimbang atau sesuai kebutuhan tanaman, dengan
mengutamakan pengembalian sisa-sisa tanaman yang terdekomposisi dengan baik, kompos dari
kotoran ternak atau bahan yang termasuk dalam kategori bahan organik.
c. Penyimpanan pupuk dilakukan untuk mengurangi risiko pencemaran air dan lingkungan serta tidak
mengkontaminasi produk yang dihasilkan.
d. Penggunaan pupuk harus dicatat.
6. Pelindungan dan pemeliharaan

a. Pelindungan dan pemeliharaan tanaman dilaksanakan mengacu pada pengendalian organisme


pengganggu tanaman secara pre emtif, responsif dan eradikasi.
b. Upaya pre emtif mencakup penentuan pola tanam, penentuan varietas, penentuan waktu tanam,
keserempakan tanam, pemupukan, pengairan, jarak tanam, penggunaan agen hayati dan budi daya
lainnya.
c. Upaya responsif meliputi penggunaan musuh alami, pestisida biologi, pestisida nabati, pengendalian
mekanis, atraktan, repelan (repellent) dan pestisida sintetis sebagai pilihan terakhir.
d. Upaya eradikasi meliputi tindakan pemusnahan tanaman dan tumbuhan lainnya untuk memutus
penyebaran organisme pengganggu tanaman.
e. Tindakan pengendalian organisme pengganggu tanaman dengan menggunakan pestisida dilakukan
sesuai rekomendasi. Penggunaan pestisida sintetis merupakan alternatif terakhir apabila cara-cara
yang lain dinilai tidak memadai. Penggunaan pestisida sesuai dengan anjuran 5 tepat, yaitu tepat
sasaran, tepat jenis pestisida, tepat waktu, tepat dosis/konsentrasi, dan tepat cara penggunaan.
f. Pemeliharaan dilakukan sesuai karakteristik dan kebutuhan spesifik tanaman antara lain dengan
penyulaman, penyiangan gulma, dan pemangkasan.
g. Penggunaan pestisida harus dicatat.

Caption

SIPren....inspirasi minggu lalu kami telah menginformasikan SNI 8969 : 2021 tentang Indonesian good
agricultural practices (IndoGAP) khususnya tentang persyaratan sumber daya. Pada inspirasi kali ini,
akan kami lanjutkan dengan ketentuan syarat pertanaman dalam indoGAP tersebut. Syarat pertanaman
meliputi ; penyiapan lahan, penyediaan air, Penyiapan benih dan persemaian, penanaman , pemupukan
dan Pelindungan dan pemeliharaan. Berikut infografis SIPren…

4. SAMBUTAN PUBLIC HEARING

STANDAR PELAYANAN PUBLIK BSIP PENERAPAN, 1 SEPTEMBER 2023

ASSALAMUALAIKUM WR. WB.

- Yang terhormat Ombudsman RI Perwakilan Jawa Barat

- Yang kami hormati Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor

- Yang kami hormati Sub Koordinator Budaya Kerja Biro Organisasi dan Kepegawaian Kementan

- Yang kami hormati Sub Koordinator Hukum dan Organisasi BSIP Kementan
- Yang kami hormati Koordinator dan Sub Koordinator lingkup BSIP Penerapan

- Yang kami hormati Bapak dan Ibu peserta Public Hearing BSIP Penerapan

Marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadiran Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat, taufik dan
hidayahNYA kepada kita semua sehingga kita masih diberikan kesempatan untuk bersilaturahmi dan
berkumpul dalam acara Public Hearing BSIP Penerapan.

Shalawat dan salam selalu terlimpah curah kepada junjungan Nabi Besar kita Nabi Muhammad SAW
kepada keluarganya, kepada sahabatnya serta kepada kita selaku umatnya hingga akhir zaman. Amin
YRA

Bapak dan Ibu yang saya hormati

Pelayanan publik merupakan upaya pemenuhan kebutuhan hak-hak masyarakat untuk pemenuhan
kesejahteraan yang terkait good governance. Dalam cakupan yang lebih luas, penerapan tata kelola
pelayanan publik yang efektif dapat memberikan kontribusi penting dalam meningkatkan kondisi
ekonomi, serta menghindari krisis dan kegagalan serupa di masa depan. Pelayanan publik yang baik dan
tata kelolanya adalah bentuk kehadiran negara yang wajib diterima oleh masyarakat sebagai haknya.
Tata kelola yang baik dan profesional melalui sistem manajemen organisasi pemerintahan yang baik
menuntut pelayanan publik yang berkualitas dengan sumber daya aparatur yang handal, profesional,
berintegritas, inovatif dan memiliki kapasitas kelas dunia.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik merupakan rezim hukum
baru yang mengusung prinsip transparansi dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Salah satu elemen penting dalam mewujudkan penyelenggaraan negara yang terbuka adalah
hak publik untuk memperoleh informasi sesuai dengan peraturan perundangundangan. Hak atas
informasi menjadi sangat penting karena makin terbuka penyelenggaraan negara untuk diawasi publik,
sehingga penyelenggaraan negara tersebut makin dapat dipertanggung-jawabkan. Hak setiap orang
untuk memperoleh informasi juga relevan untuk meningkatkan kualitas keterlibatan masyarakat dalam
proses pengambilan keputusan publik. Partisipasi atau keterlibatan masyarakat tidak banyak berarti
tanpa jaminan keterbukaan informasi publik.

Setiap badan publik mempunyai kewajiban untuk membuka akses informasi publik yang berkaitan
dengan badan publik tersebut untuk masyarakat luas. Melalui mekanisme dan pelaksanaan prinsip
keterbukaan, akan tercipta pemerintahan yang baik dan peran serta masyarakat yang transparan dan
akuntabilitas yang tinggi sebagai salah satu prasyarat untuk mewujudkan demokrasi yang hakiki. Era
keterbukaan informasi masih terus didengungkan setiap badan publik. Hal ini dilatar belakangi oleh
tuntutan akan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang mensyaratkan adanya
akuntabilitas, transparansi dan partisipasi masyarakat dalam setiap proses terjadinya kebijakan publik
yang mewajibkan setiap badan publik untuk melakukan pelayanan informasi publik.

Sesuai semangat reformasi dan perubahan birokrasi, setiap unit kerja dituntut memiliki standard
performance sesuai standar mutu dalam pelayanan terhadap masyarakat serta mempunyai konsistensi
dan komitmen terhadap mutu manajemen pelaksanaan tugas pokok dan fungsi operasional lebih baik.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 dan Peraturan Menteri Pertanian nomor 78/Permentan/OT.140
12/2012 mengamanahkan bahwa setiap penyelenggara pelayanan publik wajib menyusun dan
menetapkan standar pelayanan publik sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelayanan publik di
lingkungan masing-masing unit kerja pelayanan publik.

Undang-Undang tersebut mewajibkan penyelenggara mengikutsertakan masyarakat dan pihak terkait


dalam menyusun dan menetapkan standar pelayanan publik yang selanjutnya disebut standar
pelayanan. Dalam penetapan standar pelayanan tersebut perlu dilaksanakan public hearing standar
pelayanan publik. Public Hearing pelayanan publik merupakan sarana untuk mengungkapkan
kepentingan masyarakat atau pelaku utama dan pengambil kebijakan yang dilayanan oleh BSIP
Penerapan dengan tujuan untuk mendapatkan masukan dari masyarakat, stakeholder dan pengambil
kebijakan terkait peningkatan pelayanan dan kinerja pelayanan BSIP Penerapan.

Adanya transformasi Badan Litbang pertanian menjadi Badan Standardisasi Instrumen Pertanian sesuai
Peraturan Presiden Nomor 117 Tahun 2022, BSIP hadir untuk memenuhi kebutuhan dalam mendukung
tugas dan fungsi Kementerian Pertanian. Permentan 13 tahun 2023 dalam tugas pokoknya Balai Besar
Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BBPSIP) diberi mandat untuk membina dan
mengkoordinasikan pelaksanaan penerapan standar instrument pertanian yang dilakukan oleh Balai
Penerapan Standar Instrumen Pertanian di 33 Provinsi. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 13 Tahun 2023 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Lingkup Badan
Standardisasi Instrumen Pertanian, tugas utama BBPSIP adalah melaksanakan penerapan dan diseminasi
standar instrumen pertanian;

Standar Pelayanan Publik Pada Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian meliputi ruang lingkup
Produk Layanan sebagai berikut:

a. Layanan pengujian penerapan standar istrumen pertanian spesifik lokasi

b. Layanan pendampingan penerapan dan diseminasi standar instrument pertanian spesifik lokasi

c. Layanan pengelolaan produk instrument hasil standardisasi pertanian spesifik lokasi.


Bapak dan Ibu yang terhormat

Dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohiim, secara resmi, saya membuka acara public hearing
standar pelayanan BSIP Penerapan hari ini, Jum’at, 1 September 2023 . Semoga kegiatan Public Hearing
ini dapat berjalan dengan lancar dan dapat memberikan kepastian serta perbaikan standar pelayanan
publik yang dapat meningkatkan kualitas dan kinerja pelayanan publik BSIP Penerapan.

WASSALAMUALAIKUM WR WB.

5. LAPORAN KEGIATAN

PUBLIC HEARING STANDAR PELAYANAN PUBLIK BSIP PENERAPAN

BOGOR, 1 SEPTEMBER 2023

Assalamualaikum Wr Wb,

Yth Bapak Kepala Balai Besar Penerapan Standar Instrumen Pertanian

Yg terhormat Bapak dan Ibu peserta Public Hearing Standar Pelayanan BSIP Penerapan

Izinkan kami akan menyampaikan Laporan Kegiatan “ Public Hearing Standar Pelayanan Publik BSIP
Penerapan, Jum’at, 1 September 2023.

Bapak dan Ibu yang terhormat

I. LATAR BELAKANG

Pelayanan publik merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan sesuai dengan
perundang-undangan bagi setiap warga atas pelayanan administratif barang atau jasa yang disediakan
oleh penyelenggara pelayanan publik. Sesuai semangat reformasi dan perubahan birokrasi, setiap unit
kerja dituntut memiliki standard performance sesuai standar mutu dalam pelayanan terhadap
masyarakat serta mempunyai konsistensi dan komitmen terhadap mutu manajemen pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi operasional lebih baik.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 dan Peraturan Menteri Pertanian nomor
78/Permentan/OT.140/12/2012 tentang Pedoman Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan
Publik, bahwa setiap penyelenggara pelayanan publik wajib menyusun dan menetapkan standar
pelayanan publik sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelayanan publik di unit kerja masing-masing.
Undang-Undang tersebut mewajibkan penyelenggara mengikutsertakan masyarakat dan pihak terkait
dalam menyusun serta menetapkan standar pelayanan publik.

Sehubungan hal tersebut maka dalam rangka meningkatkan pelayanannya, BSIP Penerapan memandang
perlu untuk melaksanakan kegiatan Public Hearing standar pelayanan publik.

II. TUJUAN DAN SASARAN

1. Tujuan

Tujuan dilaksanakan kegiatan Public Hearing standar pelayanan publik adalah sebagai sarana untuk
mengungkapkan kepentingan masyarakat pengguna dan mendapatkan masukan dari pengguna layanan
serta pengambil kebijakan terkait kinerja pelayanan BSIP Penerapan;

2. Sasaran

Sasaran dari kegiatan Public Hearing pelayanan publik adalah masyarakat, akademisi, dinas
daerah/penyuluh/petani dan stakeholder lainnya.

III. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Kegiatan Public Hearing pelayanan publik BSIP Penerapan dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 1
September 2023 di ruang rapat Bisbul kantor BSIP Penerapan Bogor

IV. PESERTA

Public Hearing Standar Pelayanan Publik BSIP Penerapan menghadirkan pemangku kepentingan meliputi
Ombudsman, Biro Organisasi dan Kepegawaian Kementerian Pertanian, Badan Standardisasi Instrumen
Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor, akademisi, perguruan tinggi, sekolah TK,
SD, SLTA, penyuluh pertanian, Petani dan stakeholder lain pengguna layanan Balai Besar Penerapan
Standar Instrumen Pertanian serta Subkor dan Koordinator BSIP Penerapan.
V. PEMBIAYAAN

Biaya pelaksanaan kegiatan Public Hearing standar pelayanan publik BSIP Penerapan ini dibebankan
pada DIPA BSIP Penerapan tahun 2023

VI. PELAKSANAAN

Pada kegiatan public hearing ini akan dilakukan pemaparan materi terkait pelayanan publik serta diskusi
secara panel. Adapun materi yang akan disampaikan adalah :

1. Materi “Standar Pelayanan Publik Penyelenggara Negara dan Pencegahan Maladministrasi guna
mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik (Good Governance) yang akan disampaikan oleh
Ombudsman RI Perwakilan Jawa Barat.

2. Materi Standar Pelayanan Publik BSIP Penerapan yang akan disampaikan oleh Koordinator
KSPHP.

Dan diakhir acara Public Hearing ini akan dilakukan penandatanganan Berita Acara yang akan dilakukan
oleh masing-masing perwakilan stakeholder pengguna layanan BSIP Penerapan.

Bapak dan Ibu yang kami hormati

VI. PENUTUP

Demikian yang dapat kami sampaikan semoga public hearing ini dapat berjalan dengan lancar dan
mohon maaf jika ada hal yang kurang berkenan selama acara ini berlangsung. Terima kasih

Kami Akhiri, wabillahitaufik walhidayah wassalamualaikum Wr Wb

AGENDA PUBLIC HEARING STANDAR PELAYANAN PUBLIK


BSIP PENERAPAN, 1 SEPTEMBER 2023

No. Waktu (WIB) Uraian Kegiatan Pelaksana

1. 13.00 – 13.25 Diawali makan siang panitia dan peserta

2. 13.30 – 13.35 Pembukaan MC

3. 13.35 – 13.40 Menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Panitia dan peserta
Mars BSIP
4. 13.40 – 13.45 Pembacaan Doa Staf KSPHP

5. 13.45 – 13.50 Laporan pelaksanaan kegiatan Staf KSPHP

6. 14.50 – 15.00 Arahan sekaligus pembukaaan Public Kepala BSIP Penerapan


Hearing

7. 15.00 – 15.10 Sambutan Biro Organisasi dan Biro OKE


Kepegawaian Kementan

8. 15.10– 15.30 Materi “Standar Pelayanan Publik Ombudsman RI Perwakilan


Penyelenggara Negara dan Pencegahan Jabar
Maladministrasi guna mewujudkan
penyelenggaraan negara yang baik (Good
Governance)”

9. 15.30 – 15. 45 Materi Standar Pelayanan Publik BSIP Koordinator KSPHP


Penerapan

10. 15.45 – 16.15 Diskusi Moderator : Kabag TU

11. 16.15 – 16.20 Penandatanganan Berita Acara Public


Hearing

12. 16.20 – 16.25 Pemberian plakat dan foto Bersama

13. 16.25 – 16.30 Penutupan

c. Laporan Kegiatan Layanan Informasi Publik dan Kehumasan Bulan


September 2023

1. Inspirasi LSP dan BNSP

- Pasal 18 ayat (5) Undang-undang Nomor 13 Tahun 2004


- BNSP adalah lembaga yang berwenang untuk menerbitkan Sertifikat Kompetensi berlogo
Garuda yang sah.
- Tugas BNSP melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja dan dapat memberikan lisensi kepada
lembaga sertifikasi profesi (LSP) yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk
melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja.
- Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) adalah lembaga pelaksana kegiatan sertifikasi kompetensi
profesi
- LSP mendapat lisensi dari BNSP setelah memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk
melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja
- LSP merupakan perpanjangan tangan dari BNSP yang mempunyai tugas untuk melaksanakan
sertifikasi profesi sesuai dengan bidang LSP tersebut. Sementara BNSP merupakan regulator
terkait pelaksanaan sertifikasi kompetensi, dan memberikan lisensi kepada LSP.

Tabel 1. Perbedaan Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Profesi

Keterangan Sertifikat Kompetensi Sertifikasi Profesi


Pengertian Menguji kompetensi Menguji kompetensi
seseorang secara seseorang secara
sistematis dan objektif sistematis dan objektif
melalui uji kompetensi melalui uji kompetensi
Acuan Mengacu pada standar Mengacu pada standar
kompetensi kerja kompetensi kerja
nasional, standar nasional, standar
internasional dan/atau internasional dan/atau
standar khusus lainnya standar khusus lainnya
Penyelenggara Uji Uji di LSP sesuai Uji di asosiasi
bidangnya profesi/lembaga yang
ditunjuk asosiasi
profesi
Penerbit Sertifikat LSP apapun yang Sertifikat dikeluarkan
menguji, Sertifikatnya oleh masing-masing
dikeluarkan oleh BNSIP asosiasi/lembaga yang
ditunjuk asosiasi

Tabel 2. Fungsi dan Wewenang LSP sesuai Peraturan BNSP No. 2 Tahun 2014

No Fungsi LSP Wewenang LSP


1 Menyusun dan mengembangkan skema Menerbitkan sertifikat
sertifikasi kompetensi sesuai
pedoman BNSP
2 Membuat perangkat asesmen dan materi Mencabut atau
uji kompetensi membatalkan sertifikat
kompetensi
3 Menyediakan tenaga penguji (asesor) Memberikan sanksi
kepada asesor dan TUK
yang melanggar aturan
4 Melaksanakan sertifikasi Mengusulkan skema
baru
5 Melaksanakan survailen pemeliharaan Mengusulkan dan atau
sertifikasi menetapkan biaya uji
6 Menetapkan persyaratan, memverifikasi kompetensi
dan menetapkan TUK
7 Memelihara kinerja asesor dan TUK
8 Mengembangkan pelayanan sertifikasi

Tabel 3. Jenis LSP menurut

No. Jenis LSP Keterangan


1. LSP Pihak Ketiga LSP yang didirikan oleh asosiasi industri dan/atau
asosiasi profesi dengan tujuan melaksanakan sertifikasi
kompetensi kerja untuk sektor dan atau profesi
tertentu sesuai ruang lingkup yang diberikan oleh BNSP
2 LSP Pihak Kedua LSP yang didirikan oleh industri atau instansi dengan
tujuan utama melaksanakan sertifikasi kompetensi
kerja terhadap sumber daya manusia lembaga
induknya, sumber daya manusia dari pemasoknya
dan /atau sumber daya manusia dari jejaring kerjanya,
sesuai ruang lingkup yang diberikan oleh BNSP.
3 LSP Pihak kesatu industry LSP yang didirikan oleh industri atau instansi dengan
tujuan utama melaksanakan sertifikasi kompetensi
kerja terhadap sumber daya manusia lembaga
induknya, sesuai ruang lingkup yang diberikan oleh
BNSP.
4 LSP pihak kesatu Lembaga LSP yang didirikan oleh lembaga pendidikan dan atau
Pendidikan dan/atau pelatihan pelatihan dengan tujuan utama melaksanakan
sertifikasi kompetensi kerja terhadap peserta
pendidikan/pelatihan berbasis kompetensi dan /atau
sumber daya manusia dari jejaring kerja lembaga
induknya, sesuai ruang lingkup yang diberikan oleh
BNSP.

Caption

SIPren…Seorang pekerja tentunya dituntut untuk memiliki pengetahuan dan menguasai keterampilan
dari bidang pekerjaan masing-masing, dengan memiliki individu yang kompeten dan tersertifikasi maka
akan lebih mudah untuk meningkatkan kualitas kerja dan dapat bersaing di dunia kerja. Berbicara
mengenai sertifikasi kompetensi tidak lepas dari penggunaan istilah “ BNSP” dan “LSP”, apa itu BNSP?
Apa itu LSP? Yuk simak infografisnya SIPren…
2. Inspirasi Kualitas Mutu Kunyit

Kunyit atau kunir ( Curcuma domestica Val.), adalah termasuk salah satu tanaman rempah-rempah dan
obat asli dari wilayah Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami penyebaran ke daerah Malaysia,
Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya
pernah mengonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau obat
untuk menjaga kesehatan dan kecantikan seperti pemakaian dalam perawatan kulit dan wajah.

Kunyit memiliki kemampuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Hal ini karena kunyit mengandung
zat kurkumin yang dapat bekerja sebagai antioksidan dalam tubuh. Kemudian, kunyit juga mengandung
kandungan penting lainnya, yakni zat anti kataral. Kandungan ini mampu berfungsi untuk memerangi
virus atau bakteri yang menyerang saluran pernapasan.

Kunyit tergolong dalam family Zingiberaceae yang merupakan salah satu tanaman obat unggulan
Indonesia. Kunyit bermanfaat untuk menjaga kesehatan, penyedap makanan, sebagai bahan pewarna,
kosmetika, bakterisida, fungisida dan stimulant.

Tanaman kunyit berasal dari Asia Tenggara dan berkembang dengan baik di Indonesia. Tanaman kunyit
dapat tumbuh di dataran rendah sampai tinggi dengan intensitas cahaya penuh atau sedang.
Pertumbuhan terbaik dicapai pada daerah yang memiliki curah hujan 1000 mm/tahun sampai dengan
4000 mm/tahun dengan suhu udara optimum 19 C sampai dengan 30 C. Kunyit tumbuh subur pada
tanah gembur dengan jenis tanah ringan, berbahan organic tinggi, lempung berpasir yang terbebas dari
genangan air. Produksi dapat mencapai lebih dari 20 ton/ha pada ketinggian 350 m dpl dengan 600
m/dpl

Permintaan kunyit segar, baik memenuhi pasar dalam negerai termasuk industri jami dan pasar luar
negeri menunjukkan peningkatan yang cukup besar. Untuk memenuhi kebutuhan pasar terhadap
produk kunyit yang bermutu dan berdaya saing diperlukan adanya suatu standar mutu kunyiy segar. SNI
7953 : 2014 merupakan standar mutu kualitas kunyit. Standar ini menetapkan tentang mutu, ukuran,
toleransi penampilan, penandaan dan pelabelan, rekomendasi, pengambilan contoh dan pengujian pada
rimpang kunyit dari family Zingiberaceae yang dipasarkan dalam bentuk segar.

Penggolongan kunyit berdasarkan mutu dengan batas toleransi yang ditentukan , kunyit diklasifikasikan
dalam 3 (tiga) kelas mutu, yaitu : (a) Kelas mutu I, (b) Kelas mutu II dan (c) Kelas mutu III. Untuk semua
kelas mutu kunyit, persyaratan umum yang harus dipenuhi yaitu ; rimpang induk utuh atau rimpang
cabang utuh; tampilan segar, bebas dari hama dan penyakit; bebas dari kelembaban pada permukaan
rimpang kecuali pengembunan, bebas dari aroma dan rasa asing, rimpang dipanen setelah memenuhi
panen sesuai karakteristik varietas dan atau lokasi tumbuh.

-
- Tabel 1 – Syarat mutu
No Parameter Satuan Mutu I Mutu II Mutu II
1 Cacat, maksimum % 0 0 2
2 Kotoran, maks. % 2 5 7
3 Rimpang, bertunas % 0 2 3
Oranye Oranye
4 Warna daging rimpang tua Oranye muda
5 Kadar kurkminoid % ≥ 1,1 0,8 - <1,1 0,5 - <0,8
-
-
Tabel 2 – Kode ukuran berdasarkan bobot buah

Kode ukuran Bobot


(g)
1 >200
2 >125 - 200
3 > 75 - 125
4 > 25 - 75
5 ≥ 25

Tabel 3-Toleransi

Kelas mutu Toleransi mutu Toleransi ukuran


I 5
II 10 10
III 10
CATATAN
1. Toleransi mutu berdasarkan jumlah atau bobot rumpang dalam satu kemasan tetapi masih
memnuhi persyaratan mutuuntuk kelas dibawahnya atau persyaratan umum
2. Toleransi ukuran berdasarkan jumlah atau bobot rimpang dalam satu kemasan dari kode
ukuran yang langsung berada di atas atau dibawahnya
-
KUALITAS MUTU KUNYIT

- Kunyit atau kunir (Curcuma domestica Val.) termasuk salah satu tanaman rempah-rempah dan
obat asli dari wilayah Asia Tenggara.
- Kunyit tergolong dalam family Zingiberaceae yang merupakan salah satu tanaman obat
unggulan Indonesia
- Kunyit bermanfaat untuk menjaga kesehatan, penyedap makanan, sebagai bahan pewarna,
kosmetika, bakterisida, fungisida dan stimulant
- SNI 7953 : 2014 merupakan standar mutu kualitas kunyit
- Permintaan kunyit segar, baik memenuhi pasar dalam negerai termasuk industri jami dan pasar
luar negeri menunjukkan peningkatan yang cukup besar. Untuk memenuhi kebutuhan pasar
terhadap produk kunyit yang bermutu dan berdaya saing diperlukan adanya suatu standar mutu
kunyit segar.
- Standar ini menetapkan tentang mutu, ukuran, toleransi penampilan, penandaan dan pelabelan,
rekomendasi, pengambilan contoh dan pengujian pada rimpang kunyit dari family Zingiberaceae
yang dipasarkan dalam bentuk segar
- Penggolongan kunyit berdasarkan mutu dengan batas toleransi yang ditentukan , kunyit
diklasifikasikan dalam 3 (tiga) kelas mutu, yaitu : (a) Kelas mutu I, (b) Kelas mutu II dan (c) Kelas
mutu III. Untuk semua kelas mutu kunyit, persyaratan umum yang harus dipenuhi yaitu ;
rimpang induk utuh atau rimpang cabang utuh; tampilan segar, bebas dari hama dan penyakit;
bebas dari kelembaban pada permukaan rimpang kecuali pengembunan, bebas dari aroma dan
rasa asing, rimpang dipanen setelah memenuhi panen sesuai karakteristik varietas dan atau
lokasi tumbuh.
Caption :

SIPren…kunyit kaya akan manfaat, dapat digunakan sebagai penyedap makanan, menjaga kesehatan,
sebagai bahan pewarna, kosmetika, bakterisida, fungisida dan stimulant.

- SNI 7953 : 2014 merupakan standar mutu kualitas kunyit


- Permintaan kunyit segar, baik memenuhi pasar dalam negerai termasuk industri jami dan pasar
luar negeri menunjukkan peningkatan yang cukup besar. Untuk memenuhi kebutuhan pasar
terhadap produk kunyit yang bermutu dan berdaya saing diperlukan adanya suatu standar mutu
kunyit segar.
- Standar ini menetapkan tentang mutu, ukuran, toleransi penampilan, penandaan dan pelabelan,
rekomendasi, pengambilan contoh dan pengujian pada rimpang kunyit dari family Zingiberaceae
yang dipasarkan dalam bentuk segar

3. Inspirasi Kualitas Mutu Nenas


Indonesia merupakan negara produsen nenas ( Ananas comosus L. Merr) keempat terbesar di dunia.
Nenas merupakan salah satu buah Indonesia yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan pasar
dalam negeri dan pasar internasional. Mengacu pada hal tersebut, maka perlu adanya suatu jaminan
mutu atas produk yang dihasilkan oleh petani agar dapat menjaga kepercayaan konsumen dan
meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap nenas. Oleh karena itu, disusun suatu standar yang dapat
memenuhi standar pasar dalam negeri maupun pasar internasional dan diterima secara luas oleh
konsumen. Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-3166-1992, Nenas direvisi berdasarkan usulan dari
seluruh pemangku kepentingan. Standar ini dirumuskan oleh Panitia Teknis 65-03 Pertanian dan telah
dibahas dalam rapat-rapat teknis, dan terakhir disepakati dalam rapat konsensus di Bogor pada tanggal
20 September 2007 dan 21 September 2007 yang dihadiri oleh anggota Panitia Teknis. Standar Nasional
Indonesia (SNI) nenas disusun dengan harapan buah nenas Indonesia memiliki standar yang dapat
diterima, baik di pasar domestik maupun mancanegara.

- Indonesia merupakan negara produsen nenas ( Ananas comosus L. Merr) di dunia


- Nenas merupakan salah satu buah Indonesia yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan
pasar dalam negeri dan pasar internasional.
- SNI 3166:2009 merupakan standar mutu kualitas nenas untuk perdagangan di pasar domestik
maupun mancanegara

Untuk semua kelas buah nenas, ketentuan minimum yang harus dipenuhi adalah: - buah utuh, dengan
atau tanpa mahkota; - tampilan segar dengan atau tanpa mahkota; - layak dikonsumsi; - bersih, bebas
dari benda-benda asing yang tampak; - bebas dari hama dan penyakit; - bebas dari memar; - bebas dari
kerusakan akibat temperatur rendah dan atau tinggi; - bebas dari kelembaban eksternal yang abnormal
kecuali pengembunan sesaat setelah pemindahan dari tempat penyimpanan dingin; - bebas dari aroma
dan rasa asing
Apabila terdapat tangkai buah, panjangnya tidak lebih dari 2 cm yang dipotong melintang. Buah harus
dipanen secara hati-hati dan telah mencapai tingkat kematangan yang tepat sesuai dengan kriteria ciri
varietas dan atau jenis komersial dan lingkungan tumbuhnya.

Tingkat kematangan panen harus dapat mendukung penanganan, pengangkutan dan distribusi buah
sehingga dapat sampai di tujuan sesuai dengan yang diinginkan

Nenas digolongkan dalam 3 (tiga) kelas mutu, yaitu: - kelas super; - kelas A; - kelas B.

Nenas bermutu paling baik (super) yaitu mencerminkan ciri varietas/tipe komersial, bebas dari
penyimpangan, kecuali penyimpangan sangat kecil. Apabila ada mahkota, harus tunggal

Setiap kemasan dalam kontainer harus menggunakan tulisan pada sisi yang sama, mudah dibaca dan
tidak dapat dihapus, serta tampak dari luar atau ditunjukkan pada dokumen yang menyertai pengiriman
barang. Untuk buah yang diangkut dalam bentuk curah, label harus ditunjukkan pada dokumen yang
menyertai buah.

- Indonesia merupakan negara produsen nenas ( Ananas comosus L. Merr) di dunia


- Nenas merupakan salah satu buah Indonesia yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan pasar
dalam negeri dan pasar internasional.
- SNI 3166:2009 merupakan standar mutu kualitas nenas untuk perdagangan di pasar domestik
maupun mancanegara

Caption :

SIPren… Indonesia merupakan salah satu negara produsen nenas ( Ananas comosus L. Merr) di dunia.
SNI 3166:2009 merupakan standar mutu kualitas nenas untuk perdagangan di pasar domestik maupun
mancanegara. Berikut infograsi kualitas mutu nenas SIPren…

4. Laporan PPID Bulan September 2023

No Tanggal Tanggal No. Nama Tipe Informasi Publik Alasan Tindak Lanjut
Pendaftaran Pemohon
Permohona Selesai Pemohon Nama Info
n
1. Rabu, 06 Rabu, 06 2023090601/ Rizhan Perorangan Permohonan memenuhi Penyelesaian oleh Petugas PPID
Sep 2023 Sep 2023 F1A-LS.H/ Cahyadi informasi magang tugas akhir
09/2023 perkuliahan
2. Rabu, 06 Rabu, 06 2023090603/ Danu Perorangan Permohonan memenuhi Penyelesaian oleh Petugas PPID
Sep 2023 Sep 2023 F1A-LS.H/ Rifanda informasi magang tugas akhir
09/2023 Nandika perkuliahan
3. Rabu, 06 Rabu, 06 2023090604/ Daniel Sri Perorangan Pemasaran Memenuhi Penyelesaian oleh RTP
Sep 2023 Sep 2023 F1A-LS.H/ Bintang perumahan untuk target
09/2023 pegawai penjualan
4. Kamis, 07 Kamis, 2023090705/ Ayattuloh Perorangan Permohonan Memenuhi Penyelesaian oleh Petugas PPID
Sep 2023 07 Sep F1A-LS.H/ Khomaeni Informasi Magang tugas akhir
2023 09/2023 Perkuliahan
5. Rabu, 13 Rabu, 13 2023091306/ Rizki Perorangan Permohonan Memenuhi Penyelesaian oleh Petugas PPID
Sep 2023 Sep 2023 F1A-LS.H/ Hermawan informasi magang tugas
09/2023 Jurusan Sistem perkuliahan
Informasi

6. Rabu, 13 Rabu, 13 2023091307/ Hj. Yusi Perorangan Permohonan Permohona Penyelesaian oleh Tim Agro Eduwilsata
Sep 2023 Sep 2023 F1A-LS.H/ Virlania, Kunjungan Agro n
09/2023 SSI, APT Eduwisata Kunjungan
Agro
Eduwisata -
7. Jumat, 29 Jumat, 29 2023092908/ Sartika Perorangan Permohonan data Memenuhi Penyelesaian oleh Petugas PPID
Sep 2023 Sep 2023 F1A-LS.H/ Wahyuni Budidaya tugas
09/2023 Microgreens perkuliahan
Mahasiswa
Desain
Universitas
Indraprasta

8. Jumat, 29 Jumat, 29 2023092909/ Abdillah Perorangan Informasi Magang Memenuhi Penyelesaian oleh Petugas PPID
Sep 2023 Sep 2023 F1A-LS.H/ Amal Jurusan Sistem tugas akhir
09/2023 Ihsani Informasi perkuliahan
Universitas BSI

5. Inspirasi Pembentukan LPS


1. LSP pihak ketiga dibentuk oleh asosiasi industri dan/atau asosiasi profesi, dan didukung
oleh instansi teknis pembina sektor/lapangan usaha dengan melibatkan pemangku
kepentingan.
2. LSP pihak ketiga merupakan badan hukum dapat berupa perseroan terbatas atau
yayasan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.
3. LSP pihak ketiga yang merupakan badan usaha yang legal disahkan melalui akte notaris
yang di dalam kepengurusannya mencantumkan perwakilan dari para pemangku
kepentingan yang mendirikannya.
4. LSP yang merupakan bagian dari badan hukum atau lembaga pemerintah dibentuk
melalui surat keputusan pimpinan instansi/lembaga, dengan lingkup sertifikasi
kompetensi kerja sesuai tugas, fungsi dan kegiatan kerja instansi/lembaga induknya.
5. LSP yang dibentuk dapat diajukan lisensinya kepada BNSP sebagai LSP pihak kesatu
atau LSP pihak kedua, sesuai dengan sasaran sertifikasinya.

Skema Sertifikasi
1. LSP menetapkan skema sertifikasi untuk memenuhi permintaan pelanggan dan atau
pemangku kepentingannya, yang kemudian diajukan ke BNSP untuk dimintakan lisensi.
2. BNSP melakukan verifikasi terhadap skema sertifikasi yang diajukan oleh LSP.
3. Pemilihan skema sertifikasi dilandasi oleh pertimbangan kebutuhan pasar sertifikasi dan
kemampuan pelayanan LSP.
4. Saat mengajukan permohonan lisensi, LSP mengajukan skema sertifikasi dalam jumlah
yang rasional sehingga menjamin kemampuan penanganan sertifikasi.
5. LSP dapat menambah atau mengurangi skema sertifikasi yang dimintakan lisensi sesuai
kebutuhan dan kemampuannya.

Ruang Lingkup Lisensi


1. LSP memilih dan mengajukan skema sertifikasi kompetensi yang akan dimintakan
sebagai ruang lingkup lisensi kepada BNSP.
2. Selanjutnya BNSP menilai dan menetapkan ruang lingkup lisensi yang diberikan kepada
LSP.
3. LSP terlisensi beroperasi hanya dalam skema sertifikasi sesuai ruang lingkup lisensi yang
diberikan oleh BNSP.
4. Bagi LSP pihak ketiga, ruang lingkup lisensi mengacu kepada sektor atau profesi.
5. Bagi LSP pihak kesatu dan pihak kedua, ruang lingkup lisensi mengacu kepada lingkup
organisasi induknya.
6. Dalam hal terdapat regulasi sertifikasi kompetensi maka penetapan ruang lingkup lisensi
dilaksanakan mengacu kepada regulasi terkait.

Penamaan LSP
1. Nama LSP pihak ketiga harus mencerminkan sektor/sub sektor, bidang/sub bidang atau
profesinya.
2. Nama LSP pihak kesatu dan LSP pihak kedua harus mencerminkan nama lembaga
induknya.

Organisasi LSP
1. Organisasi LSP terdiri unsur pengarah dan unsur pelaksana.
2. Unsur pengarah terdiri atas ketua merangkap anggota dan anggota yang merupakan
perwakilan dari para pemangku kepentingan.
3. Untuk LSP pihak kesatu dan pihak kedua, unsur pengarah adalah pimpinan
instansi/lembaga kerja yang membentuknya.
4. Unsur pelaksana LSP minimal terdiri atas ketua serta bagian/fungsi administrasi,
sertifikasi dan manajemen mutu.
5. Pengarah mempunyai tanggung jawab atas keberlangsungan LSP dengan menetapkan
visi, misi dan tujuan LSP; menetapkan rencana strategis, program kerja dan anggaran
belanja; mengangkat dan memberhentikan pelaksana LSP; membina komunikasi dengan
para pemangku kepentingan; dan memobilisasi sumber daya.
6. Unsur pelaksana LSP memiliki fungsi sebagai pelaksana kebijakan yang telah ditetapkan
oleh pengarah, dengan tugas antara lain sebagai berikut : melaksanakan program kerja
LSP, melakukan monitoring dan evaluasi, menyiapkan rencana program dan anggaran,
dan memberikan laporan dan bertanggungjawab kepada Pengarah.
7. Bagian sertifikasi mempunyai tugas, antara lain : memfasilitasi penyusunan skema
sertifikasi, menyiapkan perangkat asesmen dan materi uji, melaksanakan kegiatan
sertifikasi, termasuk pemeliharaan kompetensi dan sertifikasi ulang, menetapkan
persyaratan tempat uji (TUK), melaksanakan verifikasi dan menetapkan TUK, melakukan
rekrutmen asesor kompetensi serta pemeliharaan kompetensinya.
8. Bagian manajemen mutu mempunyai tugas, antara lain: mengembangkan dan
menerapkan sistem manajemen mutu LSP sesuai Pedoman BNSP 201, memelihara
berlangsungnya sistem manajemen agar tetap sesuai dengan standar dan pedoman
yang diacu, melakukan audit internal dan memfasilitasi kaji ulang manajemen.
9. Bagian administrasi mempunyai tugas, antara lain : memfasilitasi unsur-unsur LSP guna
terselenggarannya program sertifikasi profesi, melaksanakan tugas-tugas ketatausahaan
organisasi LSP, memelihara informasi sertifikasi kompetensi, mempersiapkan laporan
kegiatan LSP

Sarana dan Perangkat


1. LSP harus memiliki kantor tetap sekurang-kurangnya dalam waktu 2 tahun.
2. LSP harus memiliki sarana kerja yang memadai, termasuk sistem pengolahan data
berbasis teknologi informasi.
3. LSP harus memiliki rencana kegiatan yang mencerminkan pelayanan yang diberikan
kepada industri dan sekaligus sebagai penghasilan untuk pendanaan organisasi.
4. LSP harus memiliki perangkat kerja yang meliputi : Standar kompetensi, Skema
sertifikasi dan perangkat asesmen termasuk materi uji kompetensi, Tempat Uji
Kompetensi, Personil yang kompeten termasuk asesor kompetensi, Sistem pengendalian
pelaksanaan sertifikasi.

Anda mungkin juga menyukai