Anda di halaman 1dari 29

MANAJEMEN EKSTRAKURIKULER

DALAM MENGEMBANGKAN HASIL BELAJAR

BACA TULIS AL-QUR'AN

MAKALAH KOMPREHENSIF

Dibuat guna memenuhi salah satu persyaratan


untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd)

Oleh:
NUR SALIM/NIM/NIRM 212610000839

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA
2022
PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, saya NUR SALIM/NIM/NIRM


212610000839, menyatakan sesungguhnya bahwa makalah ini:

1. Seluruhnya merupakan karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan


dalam bentuk dan untuk keperluan apapun;
2. Tidak berisi material yang pernah ditulis oleh orang lain kecuali informasi
yang terdapat dalam referensi yang dijadikan rujukan dalam penulisan makalah
ini.

Saya bersedia menerima sanksi dari Program Pascasarjana UNISNU Jepara


apabila di kemudian hari ditemukan ketidakbenaran dari pernyataan saya ini.

Jepara, 17 Agustus 2022

NUR SALIM
PENGESAHAN MAKALAH KOMPREHENSIF/PROPOSAL
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah
komprehensif Saudara:
Nama Nur Salim
:
NIM/ 212610000839
NIRM :
Program Manjemen Pendidikan Islam
Studi :
Konsentrasi : Manjemen Pendidikan Islam

Judul Manajemen Ekstrakurikuler dalam Mengembangkan


: Hasil Belajar Baca Tulis Al Qur`an

Telah diujikan dan dinyatakan LULUS dalam Ujian Komprehensif Program


Magister.
Nama Tanggal Tanda Tangan

………………….. _________________ _________________


Ketua/Penguji

………………….. _________________ _________________


Sekretaris/Penguji

………………….. _________________ _________________


Penguji 1

………………….. _________________ _________________


Penguji 2
ABSTRAK
NUR SALIM/NIM/NIRM 212610000839 “Manajemen Ekstrakurikuler
dalam Mengembangkan Hasil Belajar Baca Tulis Al Qur`an”, Makalah
Komprehensip, Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Islam, Program
Pascasarjana Universitas Islam Nahdlatul Ulama’.

Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler adalah seluruh Proses yang


direncanakan dan diusahakan secara terorganisir mengenai kegiatan madrasah
yang dilakukan diluar jam pelajaran (kurikulum) untuk menumbuhkembangkan
potensi sumber daya manusia (SDM) yang dimilik peserta didik, baik berkaitan
dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya maupun dalam pengertian
khusus untuk membimbing peserta didik dalam mengembangkan potensi dan
bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun
pilihan. Kegiatan Ektrakurikuler Baca tulis Al Qur`an merupakan kegiatan yang
bertujuan mengajarkan kepada peserta didik agar mengembangkan kemampuan
peserta didik dalam membaca Al Qur`an dan mencintai Al Qur`an. Berdasarkan
Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI No. Dj.I/12A Tahun
209 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Ektrakurikuler Pendidikan Agama Islam,
kemudian dibentuk kurikulum Kegiatan Ektrakurikuler Baca Tulis Al Qur`an
yang bertujuan membantu peserta didik untuk mengenal, membaca, dan menulis
Al Qur`an, memperdalam dan meningkatkan pengetahuan peserta didik dalam
keterampilan Baca Tulis Al-Qur`an, serta memberikan motivasi kepada peserta
didik agar cinta terhadap Al-Qur`an.

Kata Kunci: Manajemen; Ekstrakurikuler; Baca Tulis Al-Qur`an.


DAFTAR ISI
PERNYATAAN KEASLIAN
PENGESAHAN MAKALAN KOMPREHENSIF/PROPOSAL
ABSTRAK
DAFTAR ISI
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Penelitian Terdahulu
4. Kerangka Penulisan Makalah
B. PEMBAHASAN
1. Deskripsi Teori
2. Implikasi Praktis dan Kajian Teori
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Manajemen sangat penting bagi setiap aktivitas individu atau
kelompok dalam upaya mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen
menurut Malayu S.P. Hasibuan adalah aktivitas-aktivitas perencanaan,
pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian,
komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukann oleh setiap
organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya
yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau
jasa secara efesien1.
Bentuk pelaksanaan proses belajar mengajar meliputi kegiatan
intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler
merupakan kegiatan belajar tatap muka dalam alokasi yang sudah diatur
dalam struktur dan muatan kurikulum. Sedangkan pengertian
ektrakurikuler adalah kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan diluar
jam pelajaran biasa. Suatu sekolah mempunyai peran dalam
mengembangkan potensi, minat, bakat, dan hobi yang dimiliki oleh
peserta didik. Ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah
satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa. Misalnya
olahraga, kesenian, dan berbagai macam ketrampilan lain.
Islam merupakan agama yang berasal dari Allah Tuhan pencipta
serta pemelihara alam semesta, yang disampaikan kepada manusia
melalui nabi Muhammad SAW, Rasul Allah yang mendapatkan wahyu
dar Allah melalui malaikat Jibril. Sumber ajaran agama Islam yang utama
adalah Al Qur`an dan Hadits. Maka dari itu proses penghayaatan,
pemahaman, pengamalan ajaran Islam dapat terlaksana jika setiap umat
beragama Islam mampu menghayati, memahami serta mengamalkannya
isi kandungan dalam Al-Qur`an sebagai petunjuk serta pedoman hidup
tanpa ada keraguan sedikitpun2. Sebagaimana firman Allah dalam Surah
Al-Baqarah ayat 2 :
1
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), hlm. 2
2
Abd. Rozak dan Ja`far. Studi Islam di Tengah Masyarakat Majemuk (Islam Rahmatan Lil `Alamin),
Tangerang Selatan : Yayasan Asy Syahriah Modern Indonesia.2019), 24.
3
‫َذ َكِل اْلِكَتاُب اَل َر ْيَب ِف يِه ُهًد ى ِلْلُم َّتِقَني‬
Artinya : “Kitab (Al-Qur`an) tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi
mereka yang bertaqwa” 4
Diturunkannya Al-Qur`an sebagai kitab yang terakhir tentunya
mengandung fungsi yang penting diantaranya yaitu sebagai
penyempurnaan kitab sebelumnya, hal ini dikarenakan Al-Qur`an
merupakan kitab suci yang terakhir. Terkait fungsu Al-Qur`an yang
menjadi penyempurna kitab sebelumnya, terdapat tiga rincian tugas yang
pertama hadirnya Al-Qur`an bukan untuk menyangkal kitab-kitab yang
terdahulu, akan tetapi kehadiran Al-Qur`an adalah melanjutkan ajaran-
ajaran yang ada pada kitab-kitab terdahulu. Koreksi Al-Qur`an pada
kitab-kitab terdahulu ini bisa menyangkut masalah akidah, berita
masalalu, hukum dan lain sebagainya. Ketiga yaitu menjadi alternatif
untuk kitab-kitab yang sudah ada sebeumnya5.
Jika dilihat dari segi isi Al-Qur`an memiliki keistimewaan dan
keunggulan yang tidak bisa ditandingi oleh kitab sebelumnya. Baik dilihat
dari kesempurnaannya, kaslian, dan kekuatannya sebagai mu`jizat. Fungsi
yang lainnya yaitu sebagai sumber ajaran agama Islam, dari Al-Qur`an
diperoleh ajaran yang berhubungan dengan aqidah, akhlaq, ibadah dan
prinsip hukum serta syariat. Fungsi yang lainnya yaitu petunjuk dan
pedoman hidup bagi manusia.
Mengingat pentingnya Al-Qur`an sebagai sumber hukum Islam,
sebagai petunjuk dan pedoman umat Islam serta fungsi-fungsi lainnya
yang dimiliki Al-Qur`an, maka sudah semestinya umat Islam mampu
membacanya dengan benar sesuai kaidah membaca Al-Qur`an di dalam
Tajwid. Namun, melihat realita pada saat ini masih banyak masyarakat
baik usia anak-anak, remaja, ataupun dewasa belum mampu membaca Al-

3
Al-Qur`an 2:2
4
Abdl Sami, Abdul Naeem, dan Abdul Moin. Al-Qur`an dengan Tajiwd Blok Warna serta Terjemah,
Jakarta : Lautan Lestari, 2004, 2.
5
Agus Salim Syukron, Fungsi Al-Qur`an bagi Manusia, Al-I`jaza: Jurnal Studi Al-Qur`an, Falsalah
dan Keislaman 1, No. 1 (2019):18.
Qur`an, untuk itu diperlukan pembinaan atau pengajaran membaca Al-
Qur`an sejak anak-anak terutama di usia sekolah.
Al-Qur`an merupakan kitab suci yang terakhir diturunkan oleh
Allah SWT dan tidak ada kitab lain setelahnya. Sebagai kitab yang
diturunkan terakhir tentunya Al-Qur`an memiliki misi yang lebih luas,
dikarenakan Nabi Muhamad yang menerima Al-Qur`an merupakan nabi
untuk semua manusia sampai akhir zaman nanti maka Al-Qur`an juga
diturunkan untuk seluruh umat manusia. Al-Qur`an adalah kalamullah
yang berbahasa Arab diturunkan kepada nabi Muhammad SAW, melalui
perantara malaikat Jibril yang menjadi Mu`jizat atas kerasulannya agar
menjadi petunjuk bagi umat manusia disampaikan secara mutawatir
dalam mushaf yang dimulai dari surah Al-Fatihah dan diakhiri surat An-
Nas dan bagi yang membacanya termasuk ibadah.6
Perintah untuk membaca Al-Qur`an ini juga sejalan dengan
wahyu Allah yang diturunkan pertama kali pada Nabi Muhammad SAW
dalam firman-Nya surah Al-Alaq ayat 1-5 yaitu sebagai berikut :

‫ اِذَّل ْي َعَمَّل‬- ‫ ِاْقَر ْأ َو َر ُّبَك اَاْلْكَر ُۙم‬- ‫ َخ َلَق اِاْلْنَس اَن ِم ْن َعَلٍۚق‬- ‫ِاْقَر ْأ اِب ِمْس َر ِّبَك اِذَّل ْي َخ َلَۚق‬
‫ َعَمَّل اِاْلْنَس اَن َم ا َلْم َيْع ْۗمَل‬- ‫اِب ْلَقِۙمَل‬
Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan tuhanmulah yang maha Mulia. Yang mengajar (manusia)
dengan pena. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.”.
Berdasarkan ayat tersebut dapat diketahui bahwa sejak awal islam
telah memerintahkan manusia untuk membaca, karena wahyu Allah tidak
dapat diterima dan dipahami oleh akal manusia tanpa membacanya
terlebih dahulu. Membaca merupakan suatu aktivitas dalam dunia
pendidikan yang sangat penting dan tidak dapat diabaikan, baik itu
membaca teks yang tersurat (teks Al-Qur`an) maupun membaca

6
Sopian Lubis, “Konsep Pembelajaran Baca Tulis Al-Quran pada Pendidikan Dasar.” MUBTADA :
Jurnal Ilmiah dalam Pendidikan Dasar 3 (2020):70
fenomena tersirat yang ada di alam. Membaca juga merupakan materi
yang pertama disebutkan dalam surat Al-Alaq tersebut7.
Sebagai upaya untuk mengajarkan dan meningkatkan kemampuan
membaca Al-Qur`an pada peserta didik di sekolah, tentunya diperlukan
upaya oleh pihak sekolah untuk memberikan bimbingan kepada mereka
agar mampu membaca Al-Qur`an dengan benar sesuai kaidah tajwid agar
kesalahan-kesalahan ketika membaca Al-Qur`an dapat dihindari. Selain
itu diharapkan dengan adanya kegiatan atau pembelajaran Al-Qur`an akan
mampu membekali peserta didik agar dapat membaca Al-Qur`an dengan
baik dan lancar.
Kegiatan Ekstrakurikuler Baca Tulis Al Qur`an merupakan
kegiatan yang bertujuan agar siswa dapat membaca dan menulis Al-
Qur`an dengan baik dan benar. Dengan membaca siswa akan mudah
memahami. Dengan menulis maka siswa akan lebih mudah untuk
mengingat dari apa yang mereka baca. Oleh karena itu membaca tidak
dapat dipisahkan dengan menulis. Sebagaimana dalam hal ini Allah
menjelaskan di dalam Al-Qur`an Surah Al-Alaq ayat 1-5 :

‫ اِذَّل ْي َعَمَّل‬- ‫ ِاْقَر ْأ َو َر ُّبَك اَاْلْكَر ُۙم‬- ‫ َخ َلَق اِاْلْنَس اَن ِم ْن َعَلٍۚق‬- ‫ِاْقَر ْأ اِب ِمْس َر ِّبَك اِذَّل ْي َخ َلَۚق‬
‫ َعَمَّل اِاْلْنَس اَن َم ا َلْم َيْع ْۗمَل‬- ‫اِب ْلَقِۙمَل‬
Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan tuhanmulah yang maha Mulia. Yang mengajar (manusia)
dengan pena. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.”8.
Berdasarkan peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Islam
Kemenag RI No. Dj.I/12A tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Kegiatan
Ekstrakurikuler Agama Islam yang diadakan atau dibentuknya Kurikulum
Ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur`an pada dasarnya bertujuan untuk :

7
Colle Said. “Paradigma Pendidikan dalam Perspektif Surah Al-Alaq Ayat 1-5.” Hunafa : Jurnal
Studia Islamika 13. No. 1 (2016): 100
8
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an Kemenag RI, ‘Al-Quran Dan Terjemahannya Edisi
Penyempurnaan 2019’.
a. Membantu peserta didik atau warga belajar yang belum mengenal
membaca dan menulis Al-Qur`an
b. Memperdalam dan meningkatkan pengetahuan peserta didik atau
warga belajar dalam keterampilan Baca Tulis Al-Qur`an
c. Memberikan motivasi kepada peserta didik atau warga belajar agar
lebih bergairah membaca Al-Qur`an sebagai kitab suci yang menjadi
tuntunan umat Islam
d. Sebagai sarana tolok ukur keberhasilan mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI) di sekolah-sekolah.
Kegiatan Ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur`an merupakan proses
belajar siswa untuk membaca dan menulis Al-Qur`an. Membaca setiap
surat di dalam Al-Qur`an lalu menulisnya dalam kaidah bahasa arab
(Moenawar Khalil, 1985;35). Dengan membaca dan menulis Al-Qur`an,
maka siswa akan lebih mudah untuk mempelajari Al-Qur`an dan mudah
untuk melafalkan sesuai dari apa yang mereka baca dan mereka tulis.
Jadi berdasarkan paparan diatas dapat diasumsikan bahwa

Manajemen Ekstrakurikuler dapat mengembangkan Hasil Belajar Baca

Tulis Al-Qur`an . Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membuat makalah

ini yang berjudul “Manajemen Ekstrakurikuler dalam Mengembangkan

Hasil Belajar Baca Tulis Al-Qur`an”.

2. Rumusan Masalah
3. Penelitian Terdahulu
4. Kerangka Penulisan Makalah
B. PEMBAHASAN
1. Deskripsi Teori
a. Konsep Dasar Manajemen Pendidikan
1) Pengertian Manajemen
Kata “Manajemen” saat ini sudah banyak dikenal di
Indonesia, baik di lingkungan swasta, perusahaan, maupun
pendidikan. Demikian pula seminar tentang manajemen telah
muncul di mana-mana bak jamur di musim hujan. Banyak penulis
yang telah berusaha untuk memberikan definisi atau batasan
tentang pengertian manajemen, menurut Marry Papker Follett
Manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain. Pengertian ini mengandung arti bahwa para manajer
mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang
lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang memungkinkan
diperlukan, atau berarti dengan tidak melakukan tugas-tugas itu
sendiri9.
Kata manajamen berasal dari bahasa inggris to manage
yang memiliki arti mengatur, mengurus, atau mengelola. Menurut
Malayu S.P. Hasibuan, menajemen adalah merupakan ilmu dan
seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara
efektif, yang kemudian dirorong oleh berbagai sumber lain dalam
mengorganisir segala sesuatu guna mencapai tujuan tertentu.
Dalam manajemen, terdapat dua sistem, yaitu sistem organisasi
dan sistem administrasi.10
Dalam manajemen terdapat dua sistem, yaitu sistem
organisasi dan sistem administrasi. Pengertian yang hampir sama
dengan manajemen sebagaimana diungkapkan oleh Ramayulis
yang mengatakan bahwa hakekat manajemen adalah al-tadbir
(pengatur). Kata tersebut merupakan deveriasi dari kata dabbara
(mengatur) yang terdapat dalam Al-Qur`an Surat As-Sajdah: 5)
‫ٱ‬ ‫ٱ‬ ‫ٱ‬
‫َأْلْم َر ِم َن لَّس َم ٓاِء ِإ ىَل َأْلْر ِض َّمُث َيْع ُر ُج ِإ َلْي ِه ىِف َيْو ٍم اَك َن ِم ْقَد اُر ُه ٓۥ‬ ‫ُيَد ِّبُر‬
‫َس َنٍة ِّم َّم ا َتُع ُّدوَن‬ ‫َأْلَف‬
Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu
naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu
tahun menurut perhitunganmu11.

Berdasarkan ayat tersebut di atas dapat dipahami bahwa


keberadaan Allah SWT merupakan pengatur akan keberadaan
alam semesta ini. Untuk selanjutnya, manusia sebagai kholifah di
9
Shulhan Muwahid and Soim, ‘Manajemen Pendidikan Islam, Strategi Dasar Menuju Peningkatan
Mutu Pendidikan Islam’, Jurnal Intelektualita, 1 (2013), 101.
10
U Saefullah, ‘Manajemen Pendidikan Islam Bandung Pustaka Setia 2012.Pdf’, 2012, p. 332.
11
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an Kemenag RI.
bumi memiliki tanggungjawab untuk mengelola dan mengaturnya
sebaik mungkin.
2) Unsur-unsur dalam Manajemen
Manajemen sebagau suatu sistem tidak bergerak statis dan
berdiri sendiri, melainkan secara dinamis fungsional
mensinergikan unsur-unsur yang terikat dalam satu rumusan
planing, organizing, actuating, dan motivating (POAM+C) plus
controling (Terry). Sistem ini tidak bisa dipisah satu sama lain
yang merupakan syarat dan rukunnya.
a) Planing (Perencanaan)
Islam mengajarkan bahwa dalam setiap memulai
pekerjaan dimulai dengan bismillahirrahmanirrahim, hal ini
karena pada diri individu terpercik suatu pengetahuan yang
berasal dari Allah swt. Berupa pengetahuan ilhami yang
berwujud ide bagus (goodide). Ide itu kemudian
digejewantahkan dengan niatan yang baik (anniyah al-
shohihah), niat yang baik ini harus diwujudkan berbentung
program atau “berniat untuk melakukan sesuatu”.
Perencanaan dapat dimulai dengan niat yang baik
sebagai rencana matang melalui langkah-langkah program
prioritas yaitu tentang apa yang akan dicapai, kemudia
membuat pedoman kerja, garis-garis yang akan dituju sebagai
persiapan-persiapan daripada pelaksanaan suatu tujuan.
Proses perencanaan dapat dillakukan melalui perkiraan
sistematis, target yang jelas, prinsip dan norma yang jelas,
pembagian program berdasarkan waktu, gambaran dan metode
kegiatan, dan taksiran dana yang harus dikeluarkan.
Demikian juga dalam suatu pelaksanaan kerja organisasi
seorang manajer merencanakan program dan langkah-langkah
taktis, tertulis, tergambar dan terstruktur agar tujuan mudah
tercapai secara efektif.
b) Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian atau mengorganisasi adalah aktivitas
mengatur, menstruktur, dan menentukan tugas pekerjaan,
macam pekerjaan, jenis pekerjaan, serta pembentukan bacan
atau unit kerja. Kemudian setelah ditentukan, maka
menentukan siapa yang akan mengerjakan, alat apa saja yang
akan dipergunakan, bagaimana tentang keuangannya, serta
fasilitas-fasilitas yang ada.
Mengorganisasi adalah membagi tugas sesuai dengan
kapasitas dan kompetensi yang ada, sehingga program yang
telah direncanakan dapat terlaksana nantinya dengan efektif
dan efesiensi.
Di dalam membagi tugas sebagaimana mengorganisasi,
seorang pemimpin seyogyanya melihat potensi dan kompetensi
SDM yang ada dengan mempertimbangkan theright man in the
right place, karena setiap manusia mempunyai kapasitas
masing-masing.
c) Actuating (Penggerak)
Actuating atau menggerakkan agar orang-orang dalam
organisasi beraktivitas dan agar mereka mau serta sukarela
bekerja dalam rangka menyelesaikan tugas demi tujuan
kolektif.
Di sini pemimpin berusaha agar stafing berperilaku
disentralistik dalam arti membagi dan menerima wewenang
sesuai posisi dan tidak semata-mata menerima perintah atau
memerintah, melainkan saling bergerak dalam menyelesaikan
tugasnya se-irama dengan ke-issafan masing-masing staf
(posisi) masing-masing.
d) Motivating (Pemotivasian)
Daya pemotivasian dalam manajemen merupakan
kemampuan manajer dalam suatu organisasi untuk
memberikan kegairahan, kegiatan, pengertian, sehingga orang
lain mau memberikan dukungan dan bekerja dengan sukarela
untuk mencapai tujuan organisasi sesuai dengan beban dan
kepasitas yang diberikan. Fungsi motivasi berkenaan dengan
perilaku manusia bergantung pada emosi, stamina, semangat,
cita-cita, niatan yang baik, serta adat istiadat yang melestari.
Semua ini disebut sebagai daya yang dapat mendorong para
orang-orang bertindak dan berbuat sukarela.
e) Controling (Pengawasan)
Pengawasan adalah pengamatan terhadap pelaksanaan
kerja dan kinerja mulai dari perencanaan program hingga
menghasilkan (production) berdasarkan standar yang telah
ditentukan12
b. Kurikulum dan Perkembangannya
1) Pengertian Kurikulum
Istilah kurukulum (curiculum) berasal dri kata curir (pelari)
dan curee (tempat berpacu), dan pada awalnya digunakan dalam
dunia olahraga. Pada saat itu kurikulum diartikan sebagai jarak
yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai
finish untuk memperoleh medali/penghargaan. Kemudian,
pengertian tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi
sejumlah mata pelajaran (subject) yang harus ditempuh oleh
seorang siswa dari awal sampai akhir program pelajaran untuk
memperoleh penghargaan dalam bentuk ijazah. Selanjutnya,
ditegaskan berdasarkan pengertian di atas dalam kurikulum
terkandung dua hal pokok yaitu; 1) adanya mata pelajaran yang
harus ditempuh oleh siswa, 2) tujuan utamanya yaitu memperoleh
ijazah13.
Definisi kurikulum menurut Undang-undang nomor 20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan

12
Atiqullah, ‘Managemen Dan Kepemimpinan Pendidikan Islam’, Paper Knowledge . Toward a
Media History of Documents, 2014.
13
Maiti and Bidinger, Manajemen Pendidikan Masa Kini, Journal of Chemical Information and
Modeling, 1981, LIII.
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar14.
2) Fungsi Kurikulum
Setiap lembaga pendidikan baik formal maupun non formal
dalam menyelenggarakan kegiatan sehari-harinya selalu
berlandaskan kurikulum. Kurikulum itu sendiri dalam hal ini dapat
berupa : 1) rancangan kurikulum, yaitu buku kurikulum suatu
lembaga pendidikan, 2) pelaksanaan kurikulum, yaitu proses
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, 3) evaluasi
kurikulum, yaitu penilaian penelitian hasil-hasil pendidikan15.
Asep Herry Hernawan dan Riche Cynthia menjekaskan
fungsi kurikulum :
a) Bagi Guru berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan
proses pembelajaran
b) Bagi Kepala Sekolah/Pengawas sebagai pedoman dalam
melaksanakan supervisi atau pengawasan
c) Bagi Orangtua sebagai pedoman dalam membimbing anaknya
belajar di rumah
d) Bagi Masyarakat sebagai pedoman untuk membeikan bantuan
bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah
e) Bagi Siswa sebagai bahan pedoman belajar16
3) Landasan Kurikulum
c. Konsep Kegiatan Ektrakurikuler
1) Pengertian Ekstrakurikuler
Madrasah adalah lembaga pendidikan yang tidak hanya
berkewajiban mengembangkan dan meningkatkan kemampuan
siswa dalam hal yang bersifat akademis, namun juga berkewajiban
mengembangkan dan meningkatkan kemampuan siswa yang
bersifat non akademis. Pada kegiatan non akademis madrasah
harus memberikan tempat bagi tumbuh kembangnya beragam
14
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, ‘Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional’,
2003.
15
No Title.
16
Maiti and Bidinger, LIII.
bakat dan kreativitas sehingga mampu membuat peserta didik
menjadi manusia yang memiliki kebebasan berkreasi, yang salah
satunya melalui kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar
mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu
pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi,
bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang
berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah17.
Kegiatan ekstrakurikuler dapat berupa kegiatan pengayaan
dan kegiatan perbaikan dengan program kurikuler atau kunjungan
studi ke tempat-tempat tertentu yang berkaitan dengan esensi
materi pelajaran tertentu. Penyelenggaraann kegiatan
ekstrakurikuler dimaksudkan juga untuk mengaitkan pengetahuan
yang diperoleh dalam kegiatan kurikuler secara kontekstual
dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan.
Sebagaimmana dijelaskan oleh DepDikBud pada tahun
1998 bahwa sebagai bagian dari pendidikan, maka kebijakan
mengenai kegiatan ektrakurikuler merupakan bagian dari
kebijakan departemen pendidikan nasional yang sebelum era
reformasi disebut departemen pendidikan dan kebudayaan.
Kegiatan ekstrakurikuler pada masa itu dilakukan dengan
berlandaskan surat keputusan (SK) Mendikbud nomor :
0461/U/1964 dan SK Dirjen Dikdasman nomor :
226/C/Kep/O/1992. Dinyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler
merupakan salah satu jalur pembinaan kesiswaan disamping jalur
organisasi siswa intra sekolah (OSIS), latihan kepemimpinan dan
wawasan wiyatamandala. Berdasarkan kedus SK tersebut
ditegaskan pula bahwa ekstrakurikuler sebagai bagian dari
kebijakan pendidikan secara menyeluruh yang mempunyai tugas
pokok
17
Model Dan and Contoh Pengembangan, ‘Model Dan Contoh Pengembangan Diri Departemen
Pendidikan Nasional’, 2007.
a) Memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa
b) Mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran
c) Menyalurkan bakat dan minat
d) Melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya18.
2) Paradigma, Visi, dan Misi
a) Paradigma
Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan
pengembangan fisik, psikologis dan sosial dalam bingkai
budaya guna mengembangkan potensi, bakat, dan minat
peserta didik. Artinya pengembangan berdasarkan kaidah-
kaidah fisiologis, psikologis, sosiologis, dan keilmuan, serta
teknologi pendidikan yang dikemas dalam kaji-terapan
program kegiatan yang diwarnai oleh budaya lingkungan
peserta didik.
b) Visi
Visi kegiatan ekstrakurikuler adalah berkembangnya potensi,
bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian
dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri,
keluarga dan masyarakat.
c) Misi
- Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh
peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan
minat mereka
- Menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan
peserta didik mengekspresikan diri secara bebas melalui
kegiatan mandiri dan atau kelompok19.
3) Manajemen Ekstrakurikuler
Manajemen ekstrakurikuler terdiri dari dua kata, yaitu
manajemen dan ekstrakurikuler. Dalam Tesaurus Bahasa
Indonesia manajemen berarti: administrasi, tadbir, tata laksana,

18
Menteri Pendidikan, D A N Kebudayaan, and Republik Indonesia, ‘Peraturan Menteri
Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81 A Tahun 2013’, 2013.
19
Dan and Pengembangan.
tata usaha20. Sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia
manajemen berarti suatu proses pemakaian sumber dayasecara
efektif untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan; penggunaan
sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran 21. Selanjutnya
adalah kata ekstrakurikuler yang merupakan gabungan dari dua
kata ekstra dan kurikuler. Ekstra berarti: bonus, lemburan, sisipan,
suplemen, tambahan diluar yang resmi22. Sedangkan kurikuler
dalam kamus bahasa Indonesia berarti bersangkutan dengan
kurikulum23.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
manajemen ekstrakurikuler merupakan usaha sadar untuk
memaksimalkan sumber daya seacra efektif untuk mencapai
tujuan dari kegiatan tambahan dalam kurikulum melalui beberapa
proses/tahapan.
Sebagaimana yang tertuang dalam peraturan menteri
Pendidikan dan Kebudayaan bahwa manajemen program
ekstrakurikuler meliputi:
a) Struktur organisasi pengelolaan program ekstrakurikuler
pada satuan pendidikan
b) Level supervisi yang disiapkan/disediakan oleh satuan
pendidikan untuk masing-masing kegiatan
ekstrakurikuler; dan
c) Level asuransi yang disiapkan/disediakan oleh satuan
pendidikan untuk masing-masing ketrakurikuler24
Pihak yang perlu terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler yang
terkait dengan pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian
kegiatan ekstrakurikuler antara lain :
a) Satuan Pendidikan

20
Tim Penyusun, ‘Kamus Bahasa Indonesia’ (Jakarta, 2008), p. 1826.
21
Penyusun.
22
Tim Redaksi, ‘Tesaurus Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (Jakarta: Pusat Bahasa Dan Departemen
Pendidikan Nasional, 2008)’.
23
Penyusun.
24
Pendidikan, Kebudayaan, and Indonesia.
Kepala sekolah, dewan guru, guru pembina
ekstrakurikuler dan tenaga kependidikan bersama-sama
mengembangkan ragam kegiatan ektrakurikuler, sesuai dengan
penugasannya melaksanakan supervisi dan pembinaan dalam
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, serta melaksanakan
evaluasi terhadap program ekstrakurikuler.
b) Komite Sekolah/Madrasah
Sebagai mitra sekolah yang mewakili orang tua peserta
didik memberikan usulan dalam pengembangan ragam
kegiatan ekstrakurikuler dan dukungan dalam pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler
c) Orang Tua
Memberikan kepedulian dan komitemen penuh terhadap
suksesnya kegiatan esktrakurikuler pada satuan pendidikan
karena pendidikan holistik bergantung pada pendekatan
kooperatif antara satuan pendidikan/sekolah dan orang tua.
4) Fungsi dan tujuan Ekstrakurikuler
Fungsi kegiatan ekstrakurikuler yang dijelaskan oleh
Mumuh Sumarna (2006:10) yaitu “kegiatan ekstrakurikuler yang
dimaksudkan untuk lebih mengaitkan antara pengetahuan yang
diperoleh dalam program kurikulum dengan keadaan dan
kebutuhan lingkungan”. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa fungsi ekstrakurikuler adalah sebagai sarana
penunjang bagi proses pembelajaran yang dilaksanakan di
sekolah/madrasah yang berguna untuk tujuan, karena tanpa tujuan
yang jelas, kegiatan tersebut akan sia-sia.
Dalam peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
juga menyebutkan beberapa fungsi dari Kegiatan Ekstrakurikuler
adalah untuk pengembangan, sosial, rekreatif, dan persiapan karir.
a) Pengembangan yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik
sesuai dengan potensi, bakat, dan minat mereka
b) Sosial yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan rasa tanggungjawab sosial
peserta didik
c) Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan
menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses
perkembangan.
d) Persiapan Karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kesiapan karir peserta didik25.
Mengenai tujuan dalam ekstrakurikuler dijelaskan oleh
Roni Nasrudin (2010: 12) tujuan ekstrakurikuler antara lain :
1) Ssiswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan
keterampilan mengenai hubungan antara berbagai mata
pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi
upaya pembunaan manusia seutuhnya.
2) Siswa mampu memanfaatkan pendidikan kepribadian serta
mengaitkan pengetahuan yang diperolehnya dalam program
kurikulum dengan kebutuhan dan keadaan lingkungan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 39 tahun 2008 tetang Pembinaan
Kesiswaan, Pembinaan Kesiswaan memiliki tujuan antara
lain :
a) Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu
yang meliputi bakat, minat, dan kreativitas
b) Memantapkan kepribadian siswa utnuk mewujudkan
ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga
terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan bertentangan
dengan tujuan pendidikan
c) Mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian
prestasi unggulan sesuai bakat dan minat

25
Dan and Pengembangan.
d) Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang
berakhlak mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi
manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani
(civil society)26.
Dari beberapa penjelasan di atas pada hakikatnya
tujuan kegiatan ekstrakurikuler yang ingin dicapai adalah
untuk kepentingan siswa yaitu memiliki nilai-nilai pendidikan
bagi siswa dalam upaya pembinaan manusia seutuhnya.
5) Prinsip dan Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler
Beberapa Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler adalah :
a) Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai
dengan potensi, bakat dan minat peserta didik masing-masing
b) Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ektrakurikuler yang sesuai
dengan keinginan dan diikuti secara sukarela oleh peserta
didik
c) Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ektrakurikuler yang
menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh
d) Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ektrakurikuler dalam
suasana yang disukai dan mengembirakan peserta didik
e) Etos Kerja, yaitu prinsip kegiatan ektrakurikuler yang
membangun semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik
dan berhasil
f) Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ektrakurikuler yang
dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.
Adapun bentuk kegiatan ektrakurikuler :
a) Individual, yaitu bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti
peserta didik secara perseorangan
b) Kelompok, yaitu bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti
oleh kelompok-kelompok peserta didik
c) Klasikal, yaitu bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti
peserta didik dalam satu kelas
26
Menteri Pendidikan, ‘Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39
Tahun 2008 Tetang Pembinaan Kesiswaan’, 2008, 1–11.
d) Gabungan, yaitu bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti
peserta didik antar kelas/antar sekolah/madrasah
e) Lapangan, yaitu bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti
seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar
kelas atau kegiatan lapangan27.
d. Hasil Belajar
1) Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dipahami dari dua kata yang
membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Dalam KBBI hasil
memiliki arti: 1) sesuatu yang diadakan oleh usaha, 2) pendapatan;
perolehan; buah. Sedangkan belajar adalah perubahan tingkah laku
atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman28.
Terdapat beberapa definisi tentang hasil belajar dari para
ahli pembelajaran yang berbeda-beda. Menurut Bloom (1964)
Hasil belajar adalah mencakup kognitif, afektif, dan Psikomotorik.
WW. Winkell (Zakky, 2018) mengemukakan hasil belajar adalah
keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni prestasi belajar di
sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka. Adapun menurut
Sudjana pengertian hasil belajar adalam kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya29.
Adapun Mardianto memberikan pengertian belajar sebagai
berikut :
a) Belajar adalah suatu usaha, yang berarti perbuatan yang
dilakukan secara sungguh-sungguh, sitematis, dengan
mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik fisik
maupun mental
b) Berlajar bertujuan untuk mengadakan perubahan di dalam diri
antara lain perubahan tingkah laku diharapkan ke arah positif
ke depan

27
Dan and Pengembangan.
28
Penyusun.
29
S.Pd. Ir. Yendri Wirda, M.Si., Ikhya Ulumudin, S.Pd., M.Pd., Ferdi Widiputera, S.E., M.E., Nur
Listiawati, S.S., M.Ed., Sisca Fujianita, Faktor-Faktor Determinan Hasil Belajar Siswa, Cetakan Pe
(Jakarta, 2020).
c) Belajar juga bertujuan untuk mengadakan perubahan sikap,
dari sikpa negatif menjadi positif, dari sikap tidak hormat
menjadi hormat, dan lain sebagainya.
d) Belajar juga bertujuan mengadakan perubahan kebiasaan dri
kebiasaan buruk, menjadi kebiasaan baik, kebiasaan buruk
yang dirubah tersebut untuk menjadi bekal hidup di tengah-
tengah masyarakat untuk dihindari dan mana pula yang harus
dipelihara
e) Belajar bertujuan mengadakan perubahan pengetahuan tentang
berbagai bidang ilmu, misalnya tidak tahu membaca menjadi
tahu membaca, tidak dapat menulis jadi dapat menulis, tidak
dapat berhitung menjadi tahu berhitung dan lain sebagainya
f) Belajar dapat mengadakan perubahan dalam hal keterampilan
misalnya keterampilan bidang olah raga, bidang kesenian,
bidang teknik, dan sebagainya30.
Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh
individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat
memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan,
pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih
baik dari sebelumnya31. Hasil belajar merupakan salah satu
indikator dari proses belajar. Hasil belajar adalah perubahan
perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar 32.
Salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu proses
pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh
siswa
Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai
oleh siswa dalam mengikuti program belajar mengajar, sesuai
dengan tujuan yang ditetapkan. Menurut Dimyati dan Mudjiono,
Dapat dipahami bahwa yang dimaskud dengan hasil belajar
merupakan suatu proses untuk melihat sejauh mana siswa dapat
30
Mardianto, Psikologi Pendidikan (Medan : Perdana Publishing, 2017) <https://doi.org/978-602-
8935-647>.
31
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010).
32
Chatharina Tri Anni, Psikologi Belajar (Semarang: IKIP Semarang Press, 2004).
menguasai pembelajaran setelah mengikuti kegiatan proses belajar
mengajar, atau keberhasilan yang dicapai seorang peserta didik
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang ditandai dengan
bentuk angka, huruf, atau simbul tertentu yang disepakati oleh
pihak penyelenggara pendidikan.
Dari beberapa teori di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar (perubahan tingkah laku, koginitif, afektif dan
psikomotorik) setelah selesai melaksanakan proses pembelajaran
dengan strategi pembelajaran Information search dan metode
resitasi yang dibuktikan dengan hasil evaluasi berupa nilai.
2) Faktor-Faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar
Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan
beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu
yang berasal dari dalam peserta didik yang belajar (faktor internal)
dan ada pula yang berasal dari luar peserta didik yang belajar
(faktor eksternal)
Menurut Slameto, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
yaitu :
a) Faktor Internal terdiri dari : faktor jasmaniah dan faktor
psikologis
b) Faktor eksternal terdiri dari : Faktor keluarga, sekolah, dan
masyarakat
Belajar merupakan proses aktivitas khusus untuk mengubah
tingkah laku bagi subjek belajar. Beberapa faktor yang
mempengaruhi secara garis besasr adalah faktor intern (dari dalam)
diri si subjek belajar dan faktor ekstern (dari luar). Faktor intern
sangat berkaitan dengan faktor psikis dan psikologis. Dalam proses
interaksi belajar mengajar faktor intern lebih menitikberatkan pada
soal motivasi dan reinforcement. Berkaitan dengan reinforcement,
maka tinjauan mengenai faktor-faktor intern ini akan dikhususkan
pada faktor-faktor psikologis. Kehadiran faktor-faktor psikologis
dalam belajar akan memberikan andil yang cukup penting33.
3) Manfaat Hasil Belajar
Hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah
laku seseorang yang mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotor setelah mengikuti suatu proses belajar mengajar
tertentu. Pendidikan dan pengajaran dikatakan berhasil apabila
perubahan-perubahan yang tampak pada siswa merupakan akibat
dari proses belajar mengajar yang dialaminya yaitu proses yang
ditempuhnya melalui program dan kegiatan yang dirancang dan
dilaksanakan oleh guru dalam proses pengajarannya. Berdasarkan
hasil belajar siswa, dapat diketahui kemampuan dan
perkembangan sekaligus tingkat keberhasilan pendidikan.
Hasil belajar harus menunjukkan perubahan keadaan
menjadi lebih baik, sehingga bermanfaat untuk :
1) Menambah pengetahuan
2) Lebih memahamii sesuatu yang belum dipahami sebelumnya
3) Lebih mengembangkan keterampilannya
4) Memiliki pandangan yang baru atas sesuatu hal
5) Lebih menghargai sesuatu dari pada sebelumnya
e. Baca Tulis Al Qur`an
1) Pengertian Baca Tulis Al-Qur`an
a) Baca (membaca)
Membaca berasal dari kata dasar “baca” yang memahami
arti tulisan. Sedangkan dalam kamus besar KBBI, kata
baca/membaca diartikan:
- Melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan
melisankan atau hanya dalamm hati
- Menjaga atau melafalkan apa yang tertulis
- Mengucapkan
- Mengetahui, meramalkan

33
Tri Wahyono, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: LP3M UMY, 2019).
- Memperhitungkan34

b) Tulis (menulis)
c) Al-Qur`an
2) Pengertian Baca Tulis Al-Qur`an
Membaca merupakan salah satu kecakapan dasar yang
diperlukan seseorang untuk dapat memahami pesan atau makna
yang terkandung dalam tulisan “Membaca merupakan suatu
interpretasi simbol-simbol tertulis”35
Membaca Al-Qur`an adalah mengucapkan huruf dan
kalimat. Ada kalanya dengan keras sehingga didengar orang lain.
Ada kalanya dengan lirih, hanya didengar oleh sang qari` saja dan
tidak didengar orang lain. Sedangkan yang dinamakan al-qariah
ash-shamitha atau membaca dengan diam yaitu hanya dengan
menjalankan huruf di dalam hati tanpa pengucapan huruf dan
kalimat, maka tidak disebut membaca Al-Qur`an36.
Adapun pengertian menulis adalah menurunkan atau
melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu
bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain
dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka
memahami bahasa dan gambaran grafik itu37.
Berdasarkan uraian di atas, baca tulis Al-Qur`an adalah
program pembelajarn Al-Qur`an pada tahap dasar yang
menekankan latihan menulis dan membaca. Membaca Al-Qur`an
berarti mengidentifikasi huruf dalam Al-Qur`an dan
membunyikannya sesuai dengan karakteristik huruf hijaiyah.
Sedangkan menulis merupakan kegiatan bahasa dalam bentuk
gerak tangan untuk menulis huruf, kata dan kalimat. Menulis
membutuhkan keterampilan huruf, kata dan kalimat. Menulis

34
Penyusun.
35
Ina Yusuf Kusumah, Pendidikan Bahasa Asing Dalam Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan, Bagian III
(Jakarta: Imperial Bakti Utama, 2007).
36
Muhammad Abdul Qadir, Menyucikan Jiwa (Jakarta: Gema Insani Press, 2005).
37
Muhammad Abdul Qadir.
membuktikan keterampilan tangan dalam merangkau abjad dan
menyusunnya menjadi kata dan kalimat, sehingga memiliki
makna dan dapat dipahami. Pada tahap latihan menulis fokus
terpenting adalah kejelasan goresan huruf sehinga ketika
terangkai dalan kata dapat dipahami dengan mudah.
3) Tujuan Baca Tulis Al-Qur`an
Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an bertujuan untuk
memberi pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan melalui
kegiatan pembelajaran Al-Qur`an. Pembelajaran baca tulis Al-
Qur`an bertujuan memberi keterampilan dasasr membaca dan
menulis huruf Arab (hijaiyah) dan secara lebih mendalam
bertujuan untuk mempelajari ajaran yang terkandung dalam Al-
Qur`an.
Membaca Al-Qur`an itu sendiri adalah salah satu aktivitas
ibadah dengan satu tujuan, yakni mendekatkan diri kepada-Nya.
Setiap muslim akan memahami jika ada ungkapan bahwa Allah
swt merupakan dzat yang maha suci, dan tidak dapat dekat
dengannya kecuali siapa saja yang menyucikan dirinya.
Sementara Al-Qur`an adalah kitab suci yang turunnya dari dzat
yang maha suci dan penguasa alam semesta. Membaca Al-Qur`an
berarti satu aktivitas pendekatan diri kepada Allah swt dengan
memperhatikan apa yang diturunkan yang terhimpun dalam satu
kitab suci melalui Rasul Muhammad Saw, lalu diterapkan dalam
kehidupan di dunia untuk menggapai keridhaan Allah Swt38.
Selain itu tujuan pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an adalah
- Agar peserta didik terbiasa untuk membaca dan menulis Al-
Qur`an
- Untuk meningkatkan pengetahuan yang dimiliki peserta didik
mengenai baca tulis Al-Qur`an
- Agar peserta didik mampu membaca Al-Qur`an dengan baik
dan benar sesuai kaidah dalam ilmu tajwid

38
Yunus Hanis Syam, Mukjizat Membaca Al-Qur`an (Jakarta: Media Pressind, 2012).
- Agar peserta didik dapat menulis huruf Arab atau Al-Qur`an
secara benar dan rapi
- Untuk memotivasi peserta didik agar lebih rajin dalam
membaca Al-Qur`an
- Peserta didik bisa hafal surah-surah pendek, doa sehari-hari,
ayat pilihan sehingga mampu melafalkan bacaan shalat secara
benar39.

4)
f.
2. Implikasi Praktis dan Kajian Teori
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

39
Ayu Puspita Ningrum dkk, ‘“Mengenal Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an” Ihya Al-Arabiyah’,
Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Arab, 53 (2020).

Anda mungkin juga menyukai