LAPORAN KASUS Dr. Adnan COPD Acute Exacerbation
LAPORAN KASUS Dr. Adnan COPD Acute Exacerbation
ACUTE EXACERBATION
Pembimbing
dr. Angga Mardro Rahardjo, Sp.P
Penyusun
dr. Adnan ashaddany
Disetujui dan diterima sebagai salah satu tugas Program Internship Batch 1/2022
RUMAH SAKIT PTPN X JEMBER
JEMBER 2023
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S.B
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 68 tahun
Alamat : Jl.diponegoro no 4/33 kampung tengah kepatihan
jember
Pekerjaan : Pensiunan
Agama : Islam
No. RM : 00-00-27-11-75
Tanggal MRS : 1 agustus 2023 pukul 17:21:27
Tanggal pemeriksaan: 1 agustus 2023 pukul 17:30:22
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Sesak
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan sesak memberat sejak 2 hari yang lalu. Sebelum nya
pasien sering mengeluh sesak apabila berjalan cukup jauh, atau harus naik tangga
kurang lebih 2 tahun terakhir Pasien juga ada batuk berdahak sejak 1 bulan lebih
dengan dahak dengan darah berwarna putih. Darah (-) Penurunan BB (-) Keringat
malam hari (-). Demam (+) Nyeri perut (+) Mual (+) Muntah (-). BAK normal.
Riwayat Lingkungan sosial:
Pasien mengaku dulunya gemar merokok minimal 1 pack per hari, terkadang bisa
1,5 pack sampe 2 pack per hari. Pasien sudah berhenti merokok sejak 10 tahun yg
lalu. Pasien bukan pekerja pabrik atau tambang.
Riwayat penyakit Dahulu:
DM (+) HT (+) Bronkitis (+)
Riwayat penyakit keluarga:
Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan sesak ataupun batuk kronis. Tidak ada
keluarga pasien yg sedang dalam pengobatan TB
Riwayat Alergi : obat – makanan -
Riwayat Komsumsi Obat : Glimepirid dan Amlodipin 5mg
PEMERIKSAAN FISIK
GCS E4M6V5
TD: 140/83 mmHg N: 101 x/m reguler kuat RR : 26x/menit T : 37.9 oC SpO2 : 92 %
Kepala Konjungtiva anemis (-) , ikteric (-), Pupil Isokor, cyanosis (-) Dyspneu (+) pur
(+)
Leher JVP dalam batas normal, pembesaran KGB(-), Thyroid dalam batas normal
Jantung Ictus tidak terlihat ,dapat dipalpasi pada MCL (S) ICS V
S1 S2 tunggal, regular, murmur (-) gallop (-)
Abdomen cembung, soefl, Bising Usus (+) normal, shifting dullness (-)
Liver dan lien tidak teraba, nyeri tekan epigastrium (+)
BIOMOLEKULER NEGATIF -
RAPID Ag SARS COV-2
Assesment
Diagnosis :
COPD eksaserbasi akut
Planning Terapi UGD
O2 simple mask 6 lpm
Infus Asering 7 tpm
Injeksi Ranitidin 50 mg
Injeksi Ondansentron 4 mg
Injeksi Antrain 1 gr
Advise DPJP
Inj. Methyl prednison 2x 62.5mg
Nebul Combivent dan Pulmicort
tiap 8 jam
Monitoring Evaluasi
• Vital sign
• Keluhan (sesak nafas, batuk, demam)
• Keseimbangan cairan: intake dan output
FOLLOW UP HARI KE 2
Tanggal S O A P
2/8/23 Sesak napas sejak Compos Mentis COPD Terapi :
2 tahun terakhir TD: 126/82 mmHg Eksaser O2 nasal canul
(+) Batuk berdahak N 94x/m basi Akut 4lpm
dengan dahak RR 24x/m IVFD Ringer
warna putih selama T 36.9oC Asetat 7 tpm
1 bulan (+) Demam SpO2 : 96% IV Ondansetron
(+),Nyeri perut (+) Kepala : a/i/c/d = -/-/-/+, 2x8mg
Mual (+) pursed lip breathing (+) IV Antrain 3x1g
Pulmo : IV Ranitidine
I: simetris 2x50mg
P: stem fremitus N Inj MP 2x62.5mg
P: sonor/sonor Nebul Combivent
Suara nafas ves/ves 3x
Rh --+/-++, wh ---/--- Nebul Pulmicort
Cor dbn 3x
Abdomen : dbn Rhinofed 2x1 tab
Eks : dbn
Lab: Leukosit 12.020 Lapor DPJP,
Chest X Ray : advis:
Pneumonia inj. Drip
Emphysematous lung Aminophyliin 2x1
amp
FOLLOW UP HARI KE 3
Tanggal S O A P
3/8/2023 Sesak napas sejak 2 Compos Mentis COPD Terapi :
tahun terakhir (+) TD: 114/70 mmHg Eksaser Acetylsistein 3x200mg
Batuk berdahak N 88x/m basi Akut Ciprofloxacin 2x500
dengan dahak warna RR 22x/m (selama 7 hari)
putih selama 1 bulan T 36.2oC Codein 20 mg No X
(+) Demam (+),Nyeri SpO2 : 96% Rhinofed tab No II
perut (+) Mual (+) Kepala : a/i/c/d = -/-/-/+, MP 16 mg No II
pursed lip breathing (+) S pulv da in caps 3x1
Pulmo : Cetirizine 1x10mg
I: simetris Salbutamol 2x2mg
P: stem fremitus N Meptin mini 2x25mcg
P: sonor/sonor Rethaphyl SR 2x1
Suara nafas ves/ves Kontrol sesuai dengan
Rh --+/-++, wh ---/--- jadwal yg telah
Cor dbn ditentukan
Abdomen : dbn
Eks : dbn
Lab: Leukosit 12.020
Chest X Ray :
Pneumonia
Emphysematous lung
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
atau gangguan paru yang memberikan kelainan ventilasi berupa ostruksi saluran
ini berkaitan dengan respon inflamasi abnormal paru terhadap partikel asing atau
gas yang berbahaya.15 Pada PPOK, bronkitis kronik dan emfisema sering
tetapi menurut PDPI 2010, bronkitis kronik dan emfisema tidak dimasukkan
gangguan klinis yang ditandai oleh pembentukan mukus yang meningkat dan
anatomis parenkim paru yang ditandai oleh pembesaran alveoulus dan duktus
Patofisiologi PPOK
yangdiakibatkan oleh adanya perubahan yang khas pada saluran nafas bagian
formasi folikel limfoid dan deposisi kolagen dalam dinding luar salurannafas
kerusakan sel dan menjadi dasar dari berbagai macam penyakit paru.
neutrofil
akan mentransfer satu elektron ke molekul oksigen menjadi anion
(H2O2) yang toksik akandiubah menjadi OH dengan menerima elektron dari ion
feri menjadi ion fero, ion fero denganhalida akan diubah menjadi anion
hipohalida (HOCl).
Pengaruh radikal bebas yang berasal dari polusi udara dapat menginduksi
fungsi paru terjadi sekunder setelah perubahan struktur saluran napas. Kerusakan
radikal bebas yang berlebihan oleh leukosit dan polusidan asap rokok.16,18,19
Diagnosis PPOK
Anamnesis
PPOK sudah dapat dicurigai pada hampir semua pasien berdasarkan tanda
dan gejala. Diagnosis lain seperti asma, TB paru, bronkiektasis, keganasan dan
penyakit paru kronik lainnya dapat dipisahkan. Anamnesis lebih lanjut dapat
menegakkan diagnosis.20
Gejala klinis yang biasa ditemukan pada penderita PPOK adalah sebagai
berikut.20,21
Batuk kronik
Batuk kronik adalah batuk hilang timbul selama 3 bulan dalam 2 tahun
terakhir yang tidak hilang dengan pengobatan yang diberikan. Batuk dapat
terjadi sepanjang hari atau intermiten. Batuk kadang terjadi pada malam
hari.
Berdahak kronik
Karakterisktik batuk dan dahak kronik ini terjadi pada pagi hari ketika
bangun tidur.
Sesak napas
Selain gejala klinis, dalam anamnesis pasien juga perlu ditanyakan riwayat
pasien dan keluarga untuk mengetahui apakah ada faktor resiko yang terlibat.
Merokok merupakan faktor resiko utama untuk PPOK. Lebih dari 80% kematian
pada penyakit ini berkaitan dnegan merokok dan orang yang merokok memiliki
resiko yang lebih tinggi (12-13 kali) dari yang tidak merokok. Resiko untuk
Akan tetapi, faktor resiko lain juga berperan dalam peningkatan kasus
PPOK. Faktor resiko lain dapat antara lain paparan asap rokok pada perokok
ketika masa kanak-kanak, riwayat PPOK pada keluarga dan defisiensi α1-
antitripsin.22
anamnesis ditemukan adanya riwayat pajanan faktor risiko disertai batuk kronik
dan berdahak dengan sesak nafas terutama pada saat melakukan aktivitas pada
Pemeriksaan Fisik
Tanda fisik pada PPOK jarang ditemukan hingga terjadi hambatan fungsi
kelainan yang jelas terutama auskultasi pada PPOK ringan, karena sudah mulai
terdapat hiperinflasi alveoli. Sedangkan pada PPOK derajat sedang dan PPOK
derajad berat seringkali terlihat perubahan cara bernapas atau perubahan bentuk
sebagai berikut:17,21,22
Inspeksi
Palpasi
-Sela iga melebar
Perkusi
- Hipersonor
Auskultasi
-Fremitus melemah
-Ekspirasi memanjang
-Terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada
ekspirasi paksa
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Spirometri
spirometri untuk semua perokok 45 tahun atau lebih tua, terutama mereka yang
dengan sesak napas, batuk, mengi, atau dahak persisten.25 Meskipun spirometri
Volume in 1 s) dan FVC (Forced Vital Capacity).10,11 FEV1 adalah volume udara
yang pasien dapat keluarkan secara pak dalam satu detik pertama setelah
inspirasi penuh. FEV1 pada pasien dapat diprediksi dari usia, jenis kelamin dan
tinggi badan. FVC adalah volume maksimum total udara yang pasien dapat
Derajat 0 (berisiko)
Gejala klinis : Memiliki satu atau lebih gejala batuk kronis, produksi
Spirometri : Normal
Gejala klinis : Dengan atau tanpa batuk. Dengan atau tanpa produksi
Gejala klinis : Dengan atau tanpa batuk. Dengan atau tanpa produksi
sputum. Sesak napas derajat sesak 2 (sesak timbul pada saat aktivitas).
Gejala klinis : Sesak napas derajat sesak 3 dan 4.Eksaserbasi lebih sering
terjadi
Gejala klinis : Pasien derajat III dengan gagal napas kronik. Disertai
Spirometri :FEV1/FVC < 70%; FEV1 < 30% atau < 50%
dada harus dilakukan untuk mencari bukti nodul paru, massa, atau perubahan
saat istirahat, dengan pengerahan tenaga, dan selama tidur harus dilakukan untuk
Penatlaksanaan PPOK
pengelolaan jangkan panjang pada PPOK stabil. Edukasi pada PPOK berbeda
dengan edukasi pada asma. Karena PPOK adalah penyakit kronik yang bersifat
obat lepas lambat (slow release) atau obat berefek panjang (long acting).17,30,31
Macam-macam bronkodilator :
Golongan antikolinergik.
kaliperhari).
Golonganβ– 2 agonis.
Golongan xantin.
darah.
Perawatan pasien PPOK hanya dapat dioptimalkan jika ada alat pengukuran
tersebut.32
yang digunakan untuk menilai status kesehatan pasien PPOK. CAT terdiri
dari 8 item pertanyaan yang mudah dimengerti dan dijawab oleh pasien. CAT
memiliki skor dari 0-40. CAT harus diisi sendiri oleh pasien tanpa bantuan
efek yang jelas terhadap status kesehatan dan kehidupan sehari-hari pasien.33