Proposal LK Uuu
Proposal LK Uuu
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
2023
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN KEJADIAN ACNE VULGARIS DI SMAN 1 BENTENG
KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR TAHUN 2023
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
2023
i
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh:
NIDN. : NIDN. :
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Atas segala
berkat, rahmat dan ridho yang telah dilimpahkan-Nya sehingga saya bisa
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Bulukumba. Ijinkanlah saya untuk mengucapkan terima kasih yang tulus dan
dan dukungan kepada saya sejak awal masa perkuliahan sampai pada penyusunan
1. H. Muh. Idris Aman, S.Sos, selaku ketua yayasan STIKES Panrita Husada
2. Dr. Muriyati, S.Kep, M.Kes, selaku ketua STIKES Panrita Husada Bulukumba
yang patut menjadi panutan bagi mahasiswa yang cinta pimpinannya dan
3. Dr. A. Suswani Makmur, SKM, S.Kep, Ns, M.Kes, selaku wakil ketua 1 bidang
4. Dr. Haerani, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Ketua program studi S1 Keperawatan.
iii
5. Fitriani, S.Kep, Ns, M.Kes, selaku pembimbing utama yang telah menyediakan
6. Nadia Alfira, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku pembimbing utama yang telah
8. Bapak Dan Ibu serta Keluarga Besar yang telah memberikan dukungan kepada
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................ii
KATA PENGANTAR................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................vii
DAFTAR TABEL......................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................5
C. Tujuan Penelitian...............................................................................................6
1. Tujuan Umum.................................................................................................6
2. Tujuan Khusus................................................................................................6
D. Manfaat Penelitian.............................................................................................7
1. Manfaat Teoritis..............................................................................................7
2. Manfaat Aplikatif............................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................8
A. Tinjauan Teori Acne Vulgaris............................................................................8
1. Pengertian Acne Vulgaris...............................................................................8
2. Klasifikasi Acne Vulgaris...............................................................................8
3. Etiologi Acne Vulgaris...................................................................................9
4. Patogenesis Acne Vulgaris...........................................................................12
5. Manifestasi Klinik Acne Vulgaris................................................................14
v
6. Diagnosis Acne Vulgaris..............................................................................15
7. Pencegahan Acne Vulgaris...........................................................................16
8. Pengobatan Acne Vulgaris............................................................................17
9. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Acne Vulgaris.....................................21
10. Kerangka Teori..........................................................................................25
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS,.....................................................26
VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL...........................26
A. Kerangka Konsep.............................................................................................26
B. Hipotesis...........................................................................................................27
C. Variabel Penelitian...........................................................................................27
D. Definisi Operasional.........................................................................................27
BAB IV METODE PENELITIAN...........................................................................31
A. Desain Penelitian..............................................................................................31
B. Waktu Dan Lokasi Penelitian...........................................................................31
C. Populasi Dan Sampel........................................................................................32
D. Instrumen Penelitian.........................................................................................34
E. Tehnik Pengumpulan Data...............................................................................35
F. Alur Penelitian..................................................................................................36
G. Tehnik Pengolahan Dan Analisa Data..............................................................37
H. Etika Penelitian.................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................40
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pilosebasea kulit yang berperan memproduksi sebum, sering terjadi pada usia
tertutup), dan lesi inflamasi (papula dan pustula). Distribusi AV, berdasarkan
kerapatan dari unit pilosebasea, meliputi antara lain sebagai berikut: wajah, dada
acne vulgaris merupakan urutan ke-8 dari daftar penyakit kulit dengan tingkat
yang paling sering terjadi pada kalangan remaja di usia 15-18 tahun. Umumnya
pada usia 12-15 tahun dengan puncak keparahan terjadi pada usia 17-21 tahun.
Pada setiap etnis dan negara memiliki prevalensi yang berbeda terhadap kejadian
acne vulgaris pada remaja dan dewasa. Penelitian yang dilakukan di Jerman
didapatkan 64% terjadi pada usia 20 - 29 tahun sedangkan 43% pada usia 30-39
tahun. Sama hal dengan penelitian yang dilaporkan di India juga bahwa acne
vulgaris merupakan paling banyak mengenai > 80% dari penduduk dunia dan
1
85% pada remaja di beberapa negara maju. Dibagian Asia Tenggara kejadian
60% di tahun 2019, 80% di tahun 2020, bahkan didapatkan 90% di tahun 2021.
urutan ke-3 terbanyak yang datang berobat ke rumah sakit, Sedangkan menurut
penderita acne vulgaris pada tahun 2020, 80% pada tahun 2021 serta mencapai
Kepulauan Selayar tahun 2022, Berdasarkan data yang diperoleh sekitar 3,2 %
siswa/siswi mengalami acne vulgaris dan lebih banyak remaja khususnya anak
sekolah menengah atas yang mengalami acne vulgaris. Tentunya ini dipengaruhi
fisik, konsumsi fast food dan Menstruasi (Ayu Savitri, 2019).Berdasarkan data di
SMAN 1 Benteng, pada tahun 2022 jumlah siswa /siswi sebanyak 425 orang dan
yang menderita acne vulgaris menurut hasil observasi peniliti sebanyak 47 orang
kelenjar polisebasea yang dipengaruhi oleh genetik. Pada usia remaja genetik
berperan penting dimana keadaan ini sering terjadi pada usia remaja karena pada
2
usia ini terjadi perubahan hormon selama masa pubertas yang dapat merangsang
kelenjar sebasea. Selama masa pubertas kelenjear sebasea menjadi lebih aktif dan
acne vulgaris ini tidak fatal tetapi cukup merisaukan bagi remaja karena
diri pada usia remaja. Akibatnya individu mempunyai perilaku malu, tidak
belajar pada anak usia sekolah, oleh karena itu acne vulgaris harus dicegah
(Andy, 2019). Upaya pencegahan yang dapat dilakukan remaja agar terhindar
dirimenghindari makanan yang tinggi gula dan karbohidrat. Selain itu diharapkan
bagi remaja untuk lebih aktif dalam mencari informasi terkait acne vulgaris.
3
Menurut hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kholifah
Wirdayana Dahlan tahun 2022 dengan judul “Hubungan Kualitas Tidur Dengan
hubungan antara Kualitas tidur dengan kejadian acne vulgaris pada mahasiswa
subjek penelitian memiliki kualitas tidur buruk (76,2%), dan menderita acne
Rahman 2020, didapatkan, Ada hubungan yang signifikan antara tingkat stress
vulgaris.
Dampak jika acne vulgaris tidak segera ditangani adalah akan terjadi
4
Severe ) adalah insidensi kelanjutan jikalau jerawat telah mengalami infeksi &
terjadi bopeng, bekas jerawat menjadi lama hilang & terjadi lubang pada sel
epidermis kulit. Berdasarkan data di SMAN 1 Benteng, pada tahun 2022 jumlah
siswa/siswi sebanyak 425 orang dan yang menderita acne vulgaris menurut hasil
dan perempuan 22 orang yang menderita acne vulgaris. Berdasarkan uraian data
diatas dan hasil observasi, peniliti tertarik melakukan penelitian dengan judul
B. Rumusan Masalah
pilosebasea kulit yang berperan memproduksi sebum, sering terjadi pada usia
vulgaris dan lebih banyak remaja khususnya anak sekolah menengah atas yang
genetic, jenis kelamin, penggunaan kosmetik, aktifitas fisik dan konsumsi fast
food (Ayu Savitri, 2019). Berdasarkan data di SMAN 1 Benteng, pada tahun 2022
jumlah siswa /siswi sebanyak 425 orang dan yang menderita acne vulgaris
5
menurut hasil observasi peniliti sebanyak 47 orang (28,75%) terbagi laki-laki
faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian acne vulgaris di SMAN
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2023.
6
e. Untuk menganalisis faktor yang paling berhubungan dalam kejadian
2023.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Aplikatif
bagi institusi dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan serta referensi
bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian yang sama atau sejenis.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sehingga timbul bruntusan (bintik merah) dan abses (kantong nanah) yang
meradang dan terinfeksi pada kulit.Jerawat sering terjadi pada kulit wajah,
a. Acne punctata.
8
tersebut berganti rupa menjadi jerawat dengantingkatan yang lebih
tinggi.
b. Acne papulosa.
c. Acne pustulosa.
d. Acne indurate.
a. Hormonal
1) Hormon Androgen
9
Hormon ini memegang peranan yang penting karena kelenjarpalit
(Wasitaatmadja, 2020).
2) Hormon Estrogen
3) Hormon Progesteron
b. Makanan.
yang pedas. Jenis Berat, jika berat badan diatas diyakini dapat merubah
c. Psikis.
10
Stress emosi pada penderita dapat menyebabkankambuhnya
d. Musim/Iklim.
2019)
e. Infeksi bakteri.
f. Kosmetika.
11
Beraktivitas di bawahsinar matahari membuat tubuh
12
disebabkan oleh peningkatan hormon androgen atau oleh hiperesponsif
(Wasitaatmadja, 2020).
13
berperan dalam menghidrolisis trigliserida sebum menjadi asam
Tempat predileksi jerawat terutama di wajah, leher, lengan atas, dada dan
terjadi salah satu bentuk lesi yang dominan pada suatu saat atau sepanjang
inflamasi (komedo terbuka dan komedo tertutup), lesi inflamasi (papul, pustul
a. Komedo.
Komedo adalah suatu tanda awal dari jerawat, dapat berupa komedo
14
memerlukan waktu beberapa minggu atau lebih untuk berkembang.
b. Papul.
1cm dan bagian terbesarnya berada di atas permukaan kulit. Papul adalah
lesi meradang yang bervariasi dalam ukuran dan kemerahan, 50% papul
c. Pustul.
berada diatas kulit yang meradang. Biasanya usia pustul lebih pendek dari
d. Nodul/Nodus.
15
6. Diagnosis Acne Vulgaris
punggung (60%), dada (15%) serta bahu dan lengan atas dengan manifestasi
klinis berupa komedo, papul, pustul, nodul, serta kista. Efloresensi akne
berupa: komedo hitam (terbuka) dan puti (tertutup), papul, pustul, nodus,
merupakan lesis non inflamasi, sedangkan papul, pustul, nodul dan kista
dan pemeriksaan fisik. Saat ini klasifikasi yang digunakan di Indonesia untuk
menurut Lehmann dkk. (2020). Klasifikasi tersebut diadopsi dari 2nd Acne
Derajat Lesi
Acne Ringan Komedo < 20 atau lesi inflamasi < 15 atau total
lesi < 30
Acne Sedang Komedo 20-100 atau lesi inflamasi 15-50, atau
total lesi 30-125
Acne Berat Kista > 5 atau komedo <100 atau lesi inflamasi
>50 atau total lesi 125
16
7. Pencegahan Acne Vulgaris
b. Hidup teratur dan sehat, cukup berolahraga sesuai kondisi tubuh, hindari
dan sebagainya.
yang tinggi pada usia remaja. Akne disebabkan oleh multifaktor, karena
17
prinsip penanganan akne, yaitu memperbaiki keratinisasi folikel, menurunkan
Antibiotic oral
Terapi hormon
menghambat kokus gram positif. Selain itu juga banyak sabun mengandung
benzoil peroksida atau asam salisilat. Bahan topikal untuk pengobatan akne
18
sangat beragam. Sulfur, sodium sulfasetamid, resorsinol, dan asam salisilat,
disarankan aplikasi pada malam hari. Mekanisme kerja berbagai obat topikal
Asam salisilat ± - ±
Benzoil Peroksida ± ++ ±
19
Anti biotic + ++ +
Asam azeleat + + +
Trerinoin ++ ± -
Isotretinoin ++ ± ±
Tazaroten ++ ± -
Adapalen ++ ± +
Retinaldehid + ± ±
± : dapat efektif
+ : efektif
++ :sangat efektif
karena angka resistensi P.acnes yang cukup tinggi. Turunan tetrasiklin yaitu
oral lini pertama untuk akne dengan dosis 50-100 mg dua kali sehari (Retno
20
peroksida jika memungkinkan. Isotretinoin oral adalah obat yang paling
efektif untuk akne. Dosis isotretinoin yang dianjurkan adalah 0,5-1 mg/kg/hari
dengan dosis kumulatif 120- 150 mg/kg berat badan (Retno Wahyuningsih
dkk, 2019).
demikian, isotretinoin tidak bersifat kuratif untuk akne. Penghentian obat ini
kekambuhan akne. Selain itu, penggunaan obat ini harus berhati-hati pada
dapat diberikan untuk lesi akne nodular dan cepat mengurangi inflamasinya.
Risiko tindakan ini adalah hipopigmentasi dan atrofi . Modalitas lain yang
memiliki efek antiinflamasi terhadap akne. Radiasi UVB atau kombinasi UVB
dan UVA dapat bermanfaat untuk akne inflamasi, tetapi perlu diwaspadai
a. Jenis Kelamin
21
Jenis kelamin menentukan besar kecilnya kebutuhan gizi seseorang
zat gizi seperti energi dan protein lebih daripada wanita. Jenis kelamin
komposisi tubuh dan distribusi lemak subkutan antara anak laki-laki dan
merupakan jaringan subkutan dan pada wanita 18% dari berat badan
menyimpan lemak, sedangkan anak laki-laki lebih banyak massa otot dan
usia 25 tahun hal ini lah yang mempengaruhi timbulnya jerawat yang
b. Penggunaan Kosmetik
22
Penggunaan produk kosmetik yang mengandung bahan
tabir surya, krim malam tersebu antara lain adalah cocoa butter,
c. Aktifitas Fisik
23
sedang atau berat yang dapat menyebabkan perbaikan memerlukan usaha
pada folikelnya maka dapat menjadi awal dari akne, namun metabolisme
24
penelitiannya tidak ada hubungan faktor resiko umur dengan kejadian
acne namun Ada hubungan signifikan antar riwayat makan fast food
25
Proses inflamasi
Manifestasi Klinis Acne Diagnosis Acne
Vulgaris Vulgaris
1. Komedo 1. Acne Ringan
2. Papul 2. Acne Sedang
3. Pustrul 3. Acne Berat
4. Nodus
26
Variabel Independent Variabel Dependent
B. Hipotesis
Hipotesis atau dugaan sementara atas masalah dalam penelitian ini adalah:
C. Variabel Penelitian
vulgaris.
27
D. Definisi Operasional
1. Acne Vulgaris adalah suatu kondisi dimana terjadi kelainan kulit yang di
tandai dengan dengan adanya benjolan-benjolan pada area tubuh. Alat ukur
Cheklist.
Kriteria objektif:
a) Ringan : jika < 20 komedo atau < 15 lesi inflamasi atau total
lesi 30
lesi 31-125
c) Berat : >5 kista atau >100 komedo atau >50 lesi inflamasi
2. Jenis kelamin adalah salah satu ciri khas kepribadian yang di miliki
caraCheklist.
Kriteria objektif:
28
Skala ukur yang digunakan adalah skala Ordinal.
Kriteria objektif:
dalam bentuk pertanyaan. Adapun jenis aktifitas fisik yaitu lompat tali, bola
Kriteria objektif:
29
b) Cukup : Jika mendapatkan skor 56-75%
cepat saji. Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner Food
Nugget, Hot Dog), makanan ringan (keripik, cokelat, es krim) dan makanan
yang berminyak (siomay, batagor, cilok, nasi goring, tempe tahu bakso
goring).
Kriteria objektif:
30
31
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
timbul selama proses penelitian, hal ini penting karena desain penelitian
pengujian hipoteseis atau untuk menjawab pertanyaan penelitian dan sebagai alat
Yusuf, 2015)
Selayar
32
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Yusuf, 2015).
2. Sampel
λ2 .N. P. Q
s=
d2 (N-1)+ λ2.P. Q
s = jumlah sampel
λ2 dengan dk =1
N= populasi
P = Q = 0.5
d = 0.05
33
λ2 .N. P. Q
s=
d2 (N-1) + λ2.P. Q
acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Jumlah sampel
34
a. Kriteria inklusi sampel
berikut:
c. Sumber data
Data pada penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari
SMAN 1 Benteng.
D. Instrumen Penelitian
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah (Susi
35
Conference on Acne Clasification) dengan melakukan inspeksi / melihat dan
oleh (Kowalski, Crocker dan Donen pada tahun 2004). Isi pertanyaan aktifitas
fisik berupa indeks total skor dari skor setiap jawaban pertanyaan. Setiap
pertanyaan dari A1-A12 memiliki jawaban dengan rentang skor 1-5. Nilai 1
bernilai 3 jika responden menjawab c, bernilai 4 jika jawaban d dan paling besar
bernilai 5 jika jawaban e. Dari total pertanyaan aktivitas fisik maka dapat
dihitung rentang skor hasil penilaian aktivitas fisik retsebut. Untuk mengukur
Lembar Observasi dengan cara mengambil data responden dari Dinas kesehatan.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Buku Register di
36
F. Alur Penelitian
Menentukan subjek
penelitian
Hasil analisis
37
G. Tehnik Pengolahan Dan Analisa Data
1. Teknik pengelolaan
a) Coding
b) Editing
kesinambungan data.
c) Tabulasi
2. Analisa data
a) Analisa univariat
P = ____F____ x 100 %
38
Ket :
P : Persentase
F : Frekuensi
N : Jumlah respon
b) Analisa bivariat
harapkan dengan derajat kemaknaan 0,05. Bila P-Value, < 0,05 berarti
c) Analisis multivariat.
Logistik karena variabel yang ada dalam penelitian ini adalah variabel
seseorang yang mengalami acne vulgaris yang dilihat dari faktor resiko
yang dimiliki.
39
H. Etika Penelitian
rekomendasi dari pihak institusi atas pihak lain dengan mengajukan permohonan
yang meliputi :
2. Benefiscienc e
3. Justice
penelitian.
40
DAFTAR PUSTAKA
Adi. 2019. Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Gizi Lebih pada
Januari 2019.
Almatsier, Sunita. 2019. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2020. Riset Kesehatan Dasar 2020.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2020. Riset Kesehatan Dasar 2020
Betty, Guglielmo and Silva Pannain. 2019. Sleep and Obesity. Curr Opin Clin Nutr
Tegal.Jurnal
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Gizi dalam Angka (sampai dengan
Promosi Kesehatan.
41
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta.
Mariza, Yuni Yanti, dan Aryu Candra Kusumastuti. 2019. Hubungan antara
Kebiasaan Sarapan dan Kebiasaan Jajan dengan Status Gizi Anak Sekolah
Merawati, Desiana dan Rias Gesang Kinanti. 2017. Perilaku Makan pada Siswa
Njike, V. Y., Teresa M. S., Omree S., Kerem S. Ingrid E., Vahid Kdan Amy L. Y.
2016. Snack Food, Satiety, and Weight. Adv. Nutr., Sep, 15;7(5):866-878.
Nugroho, Fajar Eko. 2016. Pemuda Tegal Obesitas Berbobot 180 kg Meninggal
tegal-obesitas-berbobot-180-kg-meninggal-dalam-tidur/.
Oktaviani, Wiwied Dwi dkk. 2012. Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fast Food,
Aktivitas Fisik, Pola Konsumsi, Karakteristik Remaja Dan Orang Tua Dengan
Indeks Massa Tubuh (IMT) (Studi Kasus Pada Siswa SMA Negeri 9 Semarang
42
Parikka S., Palvi M., Esko L., Susanna L. J., Tuija M., and Tina L. 2019.
Health, 15:271.
Pastadita, I Ketut Rutin, Sunartini, Yudha Patria. 2019. Antenatal and Postnatal Risk
Peraturan Menteri Kesehatan No. 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang.
Swastika, Maria IV. 2012. Hubungan Jenis Kelamin, Karakteristik Ibu dan Faktor
Lain dengan Status Gizi Lebih pada Siswa SD Mardiyuana Depok Tahun
Group.
Alfabeta.
43
Sujarweni, W. (2014). Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta: Gava
Media.
TAHUN 2023
A. IDENTITAS RESPONDEN
Kode responden :
Nama :
Jenis Kelamin
Umur :
Alamat :
Anak Ke- :
YA TIDAK
a) Lokasi Lesi
44
: Daerah terpajan (wajah, leher, tangan)
: <20
: 20-100
: >100
: <15
: 15-50
: >50
3) Kista > 5
: Ya
: Tidak
4) Total lesi
: <15
: 15-50
: >50
Kesimpulan :
Dokter Pemeriksa,
45
(………………………….)
FREKUENSI
gu
1 Fried Chicken
2 Hamburger
3 Stiek
4 Pizza
5 Sandwich
6 Kentang goreng
46
7 Chicken nugget
8 Hot Dog
1 Keripik
2 Cokelat
3 Es kirm
4 Makanan Ringan
1 Mie Instan
2 Corn Flakes
3 Bubuk Sup
4 Bubur Instan
5 Spagetty
1 Siomay
2 Batagor
3 Empek-empek
4 Cilok
5 Roti bakar
6 Cakwe
47
8 Tempura goreng /bakar
10 Ceker bakar
11 Agar-agar
12 Soto
13 Bakpao
14 Nasi goring
15 Tempe goring
16 Tahu bakso
17 Tahu goring
18 Rambak tengiri
19 Bakso bakar/goring
20 Pecel
21 Gado-gado
48
C. KUESIONER TENTANG AKTIFITAS FISIK
Petunjuk:
Apakah adik melakukan beberapa olahraga dibawah ini ? Jika “iya” berapa
A1 Lompat tali A B C D E
A2 Bola Voli A B C D E
A3 Basket A B C D E
A4 Bersepeda A B C D E
A5 Lari-lari A B C D E
A6 Senam A B C D E
A7 Berenang A B C D E
A8 Menari/balet A B C D E
A9 Sepak bola A B C D E
A1 Badminton A B C D E
49
1
A1 Sepak takrow A B C D E
50