Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN SELEDRI TERHADAP

PENURUNAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI

DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS BENTENG

KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR TAHUN 2023

SKRIPSI

Oleh:
RHOYFATUL RIZQY D.A
NIM. A 19.11.061

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
PANRITA HUSADA BULUKUMBA
2023

BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Karakteristik Responden

a. Distribusi jumlah responden berdasarkan karakteristik.

Tabel 5.1
Distribusi jumlah Responden Berdasarkan
Karakteristik Di UPTD Puskesmas Benteng Tahun 2023

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)


Laki-laki 25 47.2
Perempuan 28 52.8
Jumlah 53 100
Umur (tahun) Frekuensi Persentase (%)
40-45 Tahun 9 17.0
46-50 Tahun 30 56.6
>50 Tahun 14 26.4
Jumlah 53 100
Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
Tidak Sekolah 15 28.3
SD-SMA 30 56.6
Perguruan Tinggi 8 15.1
Jumlah 53 100
Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
Bekerja 21 39.6
Tidak Bekerja 32 60.4
Jumlah 53 100
Lama Menderita HT Frekuensi Persentase (%)
1-3 Tahun 12 22.6
4-5 Tahun 29 54.7
>5 Tahun 12 22.6
Jumlah 53 100
Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa jumlah responden

dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 25 orang (47.2%) dan

responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 28 orang (58.2%)

untuk karakteristik umur distribusi responden yang berumur 22 tahun


sebanyak 22 orang (73%) sedangkan responden yang berumur 23 tahun

sebanyak 1 orang (3%).

2. Analisa Univariat

a. Gambaran jumlah responden berdasarkan tingkat hipertensi sebelum di

berikan terapi rebusan seledri

Tabel 5.2
Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat Hipertensi
sebelum diberikan terapi rebusan seledri di UPTD Puskesmas Benteng
Tingkat Hipertensi Frekuensi Persentase (%)

Hipertensi Ringan 53 100

Total 15 100.0

sumber: Data Primer


Berdasarkan tabel 5.2 pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

dari 53 responden terdapat tingkat hipertensi responden sebelum di

berikan terapi rebusan seledri, keseluruhan responden berada pada

tingkat hipertensi ringan sebanyak 53 orang (100%).

b. Gambaran jumlah responden berdasarkan tingkat hipertensi setelah di

berikan terapi rebusan seledri

Tabel 5.3
Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat hipertensi
sesudah diberikan terapi rebusan seledri di UPTD Puskesmas Benteng

Tingkat Hipertensi Frekuensi Persentase (%)

Tidak Hipertensi Ringan 45 89.9

Hipertensi Ringan 8 15.1

Total 53 100.0

Sumber: Data Primer


Berdasarkan tabel 5.3 pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

dari 53 responden terdapat tingkat hipertensi responden setelah di

berikan terapi rebusan seledri pada kategori tidak hipertensi ringan

sebanyak 45 orang (89.9%) dan kategori hipertensi ringan sebanyak 8

orang (15.1%).

3. Analisa Bivariat

a. Perbedaan tingkat hipertensi sebelum dan setelah diberikan terapi

rebusan seledri.

Tabel 5.6 .
Analisa Perbedaan tingkat hipertensi sebelum dan setelah diberikan
terapi rebusan seledri Di UPTD Puskesmas Benteng

Tingkat Hipertensi
Tidak
Hipertensi
Hipertensi Total
Kelompok Ringan P
Ringan
n % n % N %
Rebusan Pre 0 0 53 100 53 100
0.000
Seledri Post 45 89.9 8 15.1 53 100
Sumber :Data Primer

Berdasarkan tabel 5.6 Hasil analisis menggunakan uji statistik

Wilcoxon dengan tingkat kepercayaan 5% (α = 0,05). Berdasarkan hasil

uji ini, didapatkan nilai p value adalah 0,000 dengan demikian p value <

α (0,007<0,05), maka hipotesis diterima. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa terdapat pengaruh rebusan seledri terhadap penurunan tekanan

darah pada pasien hipertensi ringan di UPTD Puskesmas Benteng

Kecamatan Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.


B. PEMBAHASAN

1. Terapi Rebusan Daun Seledri

Pada hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa dari 53

responden terdapat tingkat hipertensi responden setelah di berikan terapi

rebusan seledri pada kategori tidak hipertensi ringan sebanyak 45 orang

(89.9%) dan kategori hipertensi ringan sebanyak 8 orang (15.1%).

Berdasarkan Hasil analisis Hasil analisis menggunakan uji statistik

Wilcoxon dengan tingkat kepercayaan 5% (α = 0,05). Berdasarkan hasil uji

ini, didapatkan nilai p value adalah 0,000 dengan demikian p value < α

(0,000<0,05), maka hipotesis diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh rebusan seledri terhadap penurunan tekanan darah pada

pasien hipertensi ringan di UPTD Puskesmas Benteng Kecamatan Benteng

Kabupaten Kepulauan Selayar.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Pomarida simbolon tahun, (2019), yang berjudul pengaruh rebusan daun

seledri terhadap penurunan tekanan darah pasien di ruang rawat bedah

rumah sakit santa elisabeth medan, dalam penelitian ini diperoleh hasil

bahwa rata-rata tekanan darah sebelum intervensi = 51,45 dengan SD =

5,633 sedangkan setelah intervensi = 37,85 dengan SD = 2,812. Hasil ini

menunjukkan bahwa ada perbedaan tekanan darah sebelum diberikan

rebusan daun seledri dan setelah di berikan rebusan daun seledri.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Az Zahra 2020 dengan judul

pengaruh pemberian rebusan daun seledri terhadap penurunan tekanan


darah lansia di surakarta penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui

perbedaan pengaruh pemberian rebusan seledri sebelum diberikan dan

setelah diberikan. Dengan jenis penelitian quasy experimental (eksperimen

semu) yang memiliki kelompok kontrol dan perlakuan. Desain penelitian

ini menggunakan pre and post test group control design. Sampel dipilih

dengan menggunakan teknik pusposive sampling. . Kesimpulan Terdapat

pengaruh pemberian rebusan daun seledri terhadap penurunan tekanan

darah pada lannsia (p = 0,000).

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sahroni (2020)

dimana di dapatkan hasil penelitian tidak terdapat pengaruh pemberian

rebusan daun seledri terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan

hipertensi di Kab. Nganjuk. Dalam penelitian ini dibahas tentang standar

operasional prosedur pengelohan rebusan seledri. Pemberian dilakukan 1

kali dengan volume 250 ml sekali minum selama 14 hari secara berturut-

turut. Sampel dalam penelitian ini adalah lansia yang mengalami

hipertensi di Kabupaten Nganjuk.

Hipertensi merupakan suatu keadaan medis yang cukup serius

dimana secara signifikan dapat meningkatkan risiko penyakit hati, otak,

ginjal, jantung, dan penyakit lainnya. Hipertensi dapat terjadi apabila

tekanan darah lebih besar dari dinding arteri dan pembuluh darah itu

sendiri (WHO, 2019). Seledri merupakan salah satu bahan alam yang telah

lama digunakan sebagai makanan. Dibandingkan sayuran lainnya, seledri

kebih kaya vitamin A. selain itu, seledri juga mengandung vitamin C dan
K. Bila ingin menyantap seledri, pastikan untuk tidak merendamnya

terlebih dahulu. Cukup membilasnya sampai bersih. Sebab, jika terlanjur

direnda,, vitamin C dalam seledri akan hilang (Senja Nur Hamida. 2018).

Penanganan hipertensi dibagi menjadi dua yaitu farmakologi dan

non farnakologi. Pada pengobatan farmakologi Ada 9 kelas obat

antihipertensi, diuretik, penyekat beta, penghambat enzim konversi

angiotensin (ACEI), penghambat reseptor angiotensin (ARB), dan

antagonis kalsium dianggap sebagai obat antihipertensi utama. Obat-obat

ini baik sendiri atau dikombinasi, harus digunakan untuk mengobati

mayoritas pasien dengan hipertensi karena bukti menunjukkan keuntungan

dengan kelas obat ini (Ni Nengah dkk, 2018).

Secara fisiologis, Pengobatan tradisional menggunakan tumbuhan

sudah sejak zaman dulu dipergunakan oleh para ahli pengobatan dan

industri-industri obat yang dari hari kehari semakin berkembang.

Perkembangan penggunaan obat tradisional khusus-nya dari tumbuhan

untuk membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sudah cukup

meluas. Salah satu manfaat penggunaan obat dari tumbuhan tersebut bagi

manusia sebagai antibiotik untuk berbagai macam penyakit diantaranya

flu, batuk, sakit kepala, diebetes, diare, hipotensi dan hipertensi (Aulana,

2018).

Daun seledri banyak mengandung apiin, suatu senyawa yang

bersifat diuretik dan diduga mampu melebarkan pembuluh darah. Seledri

telah banyak digunakan di masyarakat dan telah banyak dilakukan


penelitian mengenai efek farmakologinya dan telah terbukti mampu

menurunkan tekanan darah tinggi . Kandungan Apigenin, dalam seledri

berfungsi sebagai beta blocker yang dapat memperlambat detak jantung

dan menurunkan kekuatan kontraksi jantung sehingga aliran darah yang

terpompa lebih sedikit dan tekanan darah menjadi berkurang. Manitol dan

apiin, bersifat diuretic yaitu membantu ginjal mengeluarkan kelebihan

cairan dan garam dari dalam tubuh, sehingga berkurangnya cairan dalam

darah akan menurunkan tekanan darah (Asmadi, 2012).

Asumsi peneliti mengatakan bahwa dengan mengonsumsi rebusan

seledri dapat menurunkan tekanan darah dikarenakan kandungan gizi yang

terdapat dalam seledri. Selain banyak manfaat, daun seledri juga mudah di

temui di berbagai tempat dan pengolahannya juga mudah sehingga seledri

dapat dijadikan obat alternative untuk menurunkan tekanan darah pada

pasien hipertensi ringan yang belum minum obat hipertensi.

C. KETERBATASAN PENELITIAN

Keterbatasan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Objek penelitian ini dilakukan pada puskesmas, alangkah lebih baiknya

jika penelitian dilakukan di rumah sakit terlebih lagi untuk pasien rawat

inap.

b. Terapi rebusan seledri hanya dilakukan pada responden yang kategori

hipertensi ringan.
BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Terdapat tekanan darah pasien dalam kategori hipertensi ringan sebelum

diberikan terapi rebusan seledri

2. Terdapat penurunan tekanan darah setelah pemberian rebusan seledri

terhadap penurunan tekanan darah pasien hipertensi ringan menjadi

normal di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Benteng Kabupaten

Kepulauan Selayar Tahun 2023.

3. Terdapat pengaruh pemberian rebusan seledri terhadap penurunan tekanan

darah pasien hipertensi ringan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas

Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2023.

B. SARAN

1. Bagi institusi pendidikan

Peneliti menyarankan agar hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

bahan referensi untuk menurunkan tingkat hipertensi pada lansia.

2. Penelitian keperawatan

a. Terapi rebusan seledri dapat dijadikan sebagai alternatif terapi untuk

menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi ringan.

b. Dapat dilakukan penelitian lanjutan mengenai Terapi rebusan seledri yang

dilakukan di rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai