Anda di halaman 1dari 20

ARUS BOLAK-BALIK

www.its.ac.id INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER, Surabaya - Indonesia


Garis besar (Outline)
• Arus DC dan AC
• Resistansi (R) dalam rangkaian bolak-balik
• Induktansi (L) dalam rangkaian bolak-balik
• Kapasitansi (C) dalam rangkaian bolak-balik
• Harga efektif arus dan tegangan
• R-L-C dalam rangkaian bolak-balik
• Arus DC : Nilai dan arah arus selalu tetap (tinjauan nilai tetap
selama tidak ada pengaruh transient)

Gejala transient yaitu gejala yang timbul dalam selang waktu yang pendek
pada saat rangkaian yang berisi tahanan (R) dan atau kapasitor (C), induktor
(L) diputus dan disambung dengan sumber tegangan.

• Arus AC : Nilai dan arah arus berubah terhadap waktu secara


periodik.
Dengan menggunakan osiloskop
diperoleh hubungan arus terhadap
waktu

3
AC vs DC
Resistansi dalam rangkaian bolak-balik

V= 𝑉𝑚 𝑠𝑖𝑛𝜔𝑡

𝑉 = 𝑉𝑚 𝑠𝑖𝑛𝜔𝑡
𝑉 − 𝐼𝑅 = 0 𝑉 = 𝑉𝑅

𝐼𝑅 = 𝑉𝑚 𝑠𝑖𝑛𝜔𝑡
𝑉𝑚
𝐼= 𝑠𝑖𝑛𝜔𝑡 Arus bolak-balik
𝑅
𝐼 = 𝐼𝑚 𝑠𝑖𝑛𝜔𝑡
Resistansi dalam rangkaian bolak-balik

𝑉 = 𝑉𝑚 𝑠𝑖𝑛𝜔𝑡 𝐼 = 𝐼𝑚 𝑠𝑖𝑛𝜔𝑡
Induktansi dalam rangkaian bolak-balik
𝑑𝐼
𝐿 = 𝑉𝑚 𝑠𝑖𝑛𝜔𝑡
𝑑𝑡
𝑉𝑚
𝑑𝐼 = 𝑠𝑖𝑛𝜔𝑡𝑑𝑡
𝐿

𝑉𝑚
𝑑𝐼 = 𝑠𝑖𝑛𝜔𝑡𝑑𝑡
𝐿
𝑉𝑚 𝑡
𝐼= 𝑠𝑖𝑛𝜔𝑡𝑑𝑡 𝐼𝑚 =
𝑉𝑚 𝑉𝑚
=
𝐿 0 𝜔𝐿 𝑋𝐿

𝑉 = 𝑉𝑚 𝑠𝑖𝑛𝜔𝑡 𝑉𝑚 Reaktansi induktif (XL)


𝐼= (− cos 𝜔𝑡) 𝑋𝐿 = 𝜔𝐿
𝑑𝐼 𝜔𝐿
𝑉−𝐿 =0 − cos 𝜔𝑡 = sin(𝜔𝑡 − 90𝑜 )
𝑑𝑡
𝐼 = 𝐼𝑚 sin(𝜔𝑡 − 90𝑜 )
Induktansi dalam rangkaian bolak-balik
𝑉 = 𝑉𝑚 𝑠𝑖𝑛𝜔𝑡 𝐼 = 𝐼𝑚 sin(𝜔𝑡 − 90𝑜 )
Kapasitansi dalam rangkaian bolak-balik

𝑑𝑉 1 𝑑𝑞(𝑡)
=
𝑑𝑡 𝐶 𝑑𝑡
1
𝑉𝑚 𝜔𝑐𝑜𝑠𝜔𝑡 = 𝐼
𝐶
𝑉 = 𝑉𝑚 𝑠𝑖𝑛𝜔𝑡 𝐼 = 𝜔𝐶𝑉𝑚 𝑐𝑜𝑠𝜔𝑡 Reaktansi kapasitif (𝑋𝐶 )
1
𝑋𝐶 =
𝜔𝐶
𝑞(𝑡) 𝑉𝑚
𝑉= 𝐼= 𝑐𝑜𝑠𝜔𝑡
𝐶 𝑋𝐶 𝑉𝑚
𝐼𝑚 =
𝑋𝐶
𝐼 = 𝐼𝑚 sin(𝜔𝑡 + 90𝑜 )
𝑑𝑞(𝑡) 𝑑𝑡 𝑐𝑜𝑠𝜔𝑡 = sin(𝜔𝑡 + 90𝑜 )
𝑑𝑉 = ×
𝐶 𝑑𝑡
Kapasitansi dalam rangkaian bolak-balik
𝑉 = 𝑉𝑚 𝑠𝑖𝑛𝜔𝑡 𝐼 = 𝐼𝑚 sin(𝜔𝑡 + 90𝑜 )
Harga efektif arus dan tegangan

• Arus bolak balik


• 𝐼 = 𝐼𝑚 sin 𝜔𝑡

• Daya dalam resistor


• 𝑃 = 𝑉𝐼 = 𝐼 2 𝑅 = 𝐼𝑚
2 𝑅𝑠𝑖𝑛2 𝜔𝑡

• Maka panas yang dihasilkan dalam satu periode penuh (T)


𝑇 𝑇 2 2 𝜔𝑡𝑑𝑡 2 𝑡 𝑠𝑖𝑛2𝜔𝑡
•𝑊= 0
𝑃 𝑡 𝑑𝑡 = 0
𝐼𝑚 𝑅𝑠𝑖𝑛 = 𝐼𝑚 𝑅 −
2 4𝜔
Harga efektif arus dan tegangan
2 𝑡 𝑠𝑖𝑛2𝜔𝑡 𝑇
• 𝑊 = 𝐼𝑚 𝑅 −
2 4𝜔 02.2𝜋
𝑡 𝑠𝑖𝑛2𝜔𝑡 𝑇 𝑇 𝑠𝑖𝑛 𝑇 𝑇 0 sin 0 𝑇
• − = − − ( − )=
2 4𝜔 0 2 4𝜔 2 4𝜔 2
1 2
• 𝑊 = 𝐼𝑚 𝑅𝑇
2
• Panas yang ditimbulkan arus searah efektif (Ief).
2
• 𝑊 = 𝐼𝑒𝑓 𝑅𝑇
• Sehingga
1 2 2 2 1 2 𝐼𝑚
• 𝐼𝑚 𝑅𝑇 = 𝐼𝑒𝑓 𝑅𝑇 → 𝐼𝑒𝑓 = 𝐼𝑚  𝐼𝑒𝑓 =
2 2 2
Harga efektif arus dan tegangan
𝐼𝑚
𝐼𝑒𝑓 =
2
• Sehigga:
• 𝑉𝑚 = 𝐼𝑚 𝑅 (Tegangan maksimum)
• 𝑉𝑒𝑓 = 𝐼𝑒𝑓 𝑅 (Tegangan effektif)
𝑉𝑚 𝑉𝑚 𝑉𝑚
• 𝑉𝑚 = 𝐼𝑚 𝑅 𝑅 =  𝑉𝑒𝑓 = 𝐼𝑒𝑓 =
𝐼𝑚 𝐼𝑚 2

𝐼𝑚
𝐼𝑒𝑓 = 𝑉𝑚
2 𝑉𝑒𝑓 =
2
Ringkasan
Tegangan Arus Beda phase
Resistor 𝑉 = 𝑉𝑚 𝑠𝑖𝑛𝜔𝑡 𝐼 = 𝐼𝑚 𝑠𝑖𝑛𝜔𝑡 0o
Induktor 𝑉 = 𝑉𝑚 𝑠𝑖𝑛𝜔𝑡 𝐼 = 𝐼𝑚 sin(𝜔𝑡 − 90) 90o (Arus lebih lambat)
Kapasitor 𝑉 = 𝑉𝑚 𝑠𝑖𝑛𝜔𝑡 𝐼 = 𝐼𝑚 sin(𝜔𝑡 + 90) 90o (Arus lebih cepat)

Arus efektif Tegangan efektif

𝐼𝑚 𝑉𝑚
𝐼𝑒𝑓 = 𝑉𝑒𝑓 =
2 2
𝐼𝑚 𝑉𝑚
𝐼𝑒𝑓𝑓 = 𝑉𝑒𝑓𝑓 =
2
Impedansi (Z) Arus efektif
2
Tegangan efektif

Dalam rangkaian arus bolak balik yang memiliki komponen resistor,


induktor, dan kapasitor, total impendansi (𝑍) yang berfungsi seperti
hambatan pada rangkaian arus searah dapat ditemukan melalui persamaan:
𝑍 = 𝑅2 + 𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 2
Sehingga, dalam mencari tegangan efektif dalam rangkaian arus bolak-
balik yang memiliki RLC, dapat dicari melalui persamaan
𝑉𝑒𝑓𝑓 = 𝐼𝑒𝑓𝑓 𝑍 (sumber AC)
Dimana:
• 𝑋𝐿 = 𝜔𝐿; Reaktansi induktif (XL)—satuan Ohm (Ω)

1
• 𝑋𝐶 = ; Reaktansi kapasitif (𝑋𝐶 ) —satuan Ohm (Ω)
𝜔𝐶
Rangkaian seri R-L-C
Pada rangkaian RLC, tegangan yang melalui
𝐼 rangkaian dapat dihitung melalui
𝑉𝑅 =𝐼𝑚 𝑅
persamaan:
𝑣 = 𝑣𝑅 + 𝑣𝐿 + 𝑣𝐶
𝑣 𝑉𝐿 =𝐼𝑚 𝑋𝐿
Sedangkan arus yang melalui rangkaian
tersebut dapat dihitung melalui persamaan:
𝑉𝐶 =𝐼𝑚 𝑋𝐶
𝐼 𝐼 = 𝐼𝑅 = 𝐼𝐿 = 𝐼𝐶 = 𝐼𝑚 sin 𝜔𝑡

Tegangan Arus Beda phase


Resistor (R) 𝑣𝑅 = 𝑉𝑅 𝑠𝑖𝑛𝜔𝑡 𝐼 = 𝐼𝑚 𝑠𝑖𝑛𝜔𝑡 0o
Induktor (L) 𝑣𝐿 = 𝑉𝐿 sin(𝜔𝑡 + 90) 𝐼 = 𝐼𝑚 sin 𝜔𝑡 90o (Arus lebih lambat)
Kapasitor (C) 𝑣𝑐 = 𝑉𝐶 sin(𝜔𝑡 − 90) 𝐼 = 𝐼𝑚 sin 𝜔𝑡 90o (Arus lebih cepat)

Perbedaan potensial 𝑉 pada rangkaian ditentukan oleh penjumlahan perbedaan


potensial 𝑣𝑅 , 𝑣𝐿 , dan 𝑣𝑐 yang bisa ditentukan dari penjumlahan proyeksi fasor
𝑉𝑅 , 𝑉𝐿 , dan 𝑉𝐶 atau proyeksi dari penjumlahan vektor ketiga fasor tersebut.
𝑉𝑚2 = 𝑉𝑅2 + 𝑉𝐿 − 𝑉𝐶 2

Rangkaian seri R-L-C Gunakan teorema


Phytagoras untuk
Jumlahkan 𝑣𝐿 dan 𝑣𝑐 menentukan 𝑉𝑚

𝑉𝑚
𝐼𝑚 =
𝑉𝑚2 = 𝑉𝑅2 + 𝑉𝐿 − 𝑉𝐶 2 𝑅2 + 𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 2

Impedansi (Z)
𝑉𝑚2 = 𝐼𝑚 𝑅 2
+ 𝐼𝑚 𝑋𝐿 − 𝐼𝑚 𝑋𝐶 2
𝑍= 𝑅2 + 𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 2
𝑉𝑚2 = 𝐼𝑚
2
𝑅 2
+ 𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 2

2
𝑉𝑚2 𝑉𝑚 = 𝐼𝑚 𝑍
𝐼𝑚 =
𝑅 2 + 𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 2
Rangkaian seri R-L-C

𝑉𝐿 − 𝑉𝐶 𝐼𝑚 𝑋𝐿 − 𝐼𝑚 𝑋𝐶 𝐼𝑚 (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 ) 𝑋𝐿 − 𝑋𝐶
tan 𝜙 = = = =
𝑉𝑅 𝐼𝑚 𝑅 𝐼𝑚 𝑅 𝑅

𝑋𝐿 − 𝑋𝐶
tan 𝜙 =
𝑅 Tegangan sesaat
𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 𝑉 = 𝑉𝑚 sin(𝜔𝑡 + 𝜙)
𝜙 = arctan
𝑅
Daya pada rangkaian arus bolak-
balik
Daya hanya timbul pada resistor

𝑉𝑚 𝑉𝐿 − 𝑉𝐶
𝑉𝑅 𝐼𝑚
𝑉𝑅 𝐼𝑚
𝑃= = 𝜙
2 2 2
𝑉𝑅
𝑉𝑅 = 𝑉𝑚 cos 𝜙
𝑉𝑚 𝐼𝑚 cos 𝜙
𝑃= 1
2 2
Resonansi
Prinsip resonansi pada rangkaian RLC digunakan contohnya seperti
pada radio, dimana rangkaian receiver memiliki pengaturan frekuensi
sehingga sama dengan frekuensi sinyal datang sehingga menghasilkan
amplitudo arus yang tinggi pada frekuensi tersebut dan
menghilangkan/menutup arus yang diakibatkan frekuensi lainnya.

Gambar a: Jika frekuensi bertambah, 𝑋𝐿 bertambah dan 𝑋𝐶 berkurang;


maka selalu ada satu frekuensi pada saat 𝑋𝐿 dan 𝑋𝐶 sama dan 𝑋𝐿 −
𝑋𝐶 = 0. Pada frekuensi ini impedansi 𝑍 mempunyai nilai terkecilnya,
yang sama saja dengan nilai hambatan 𝑅

Gambar b: Nilai maksimum I, terjadi pada frekuensi dimana


impedansi 𝑍 adalah minimum

Anda mungkin juga menyukai