1 Rona Lingkungan
1 Rona Lingkungan
Rona Lingkungan
Tabel 1 Hasil Analisis Laboratorium Untuk Kualitas Udara Ambient dan Tingkat Kebisingan di Lokasi
Kegiatan
Waktu Baku
No Parameter SATUAN Hasil
Pengukuran Mutu
C. Geoteknik
Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Republik Indonesia Nomor 1827 K/30/MEM/2018
tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik, geoteknik tambang adalah
pengelolaan teknis pertambangan yang meliputi penyelidikan, pengujian conto, dan pengolahan data
geoteknik serta penerapan rekomendasi geometri dan dimensi bukaan tambang, serta pemantauan
kestabilan bukaan lereng. Data geoteknik harus digunakan secara benar dengan kewaspadaan dan
asumsi-asumsi serta batasan-batasan yang ada untuk dapat mencapai hasil seperti yang diinginkan.
Sebelum menentukan metode penambangan, baik secara open pit maupun underground mining, perlu
dilakukan analisis secara geoteknik. Faktor yang mempengaruhi keputusan geoteknik ialah adanya
ketidak selarasan struktur geologi, seperti pola-pola dari patahan, rekahan, dan bidang perlapisan yang
mendominasi perilaku batuan dalam tambang terbuka karena terdapat gaya penahan yang kecil untuk
mencegah terjadinya luncuran dan adanya gaya tekan ke atas dari permukaan air yang terdapat dari
rekahan (tekanan air pori). Maka dari itu pertimbangan dalam rencana geoteknik yaitu memperhatikan
geologi sekitar wilayah kajian PT. Berkah Gunung Batu Berajoyaitu terdiri dari.
1. Formasi Lahat (Teol), formasi ini mewakili awal pengendapan Tersier, bagian bawah formasi ini
terdiri dari breksi vulkanik dan aglomerat dengan fragmen utama berupa batuan beku andesit hingga
basal, tufa, batupasir tufaan, kadang dijumpai intrusi dan aliran lava. Endapan darat dan batuan vulkanik
ditafsirkan diendapkan bersamaan dengan terjadinya orogenesa Kapur Akhir – Awal Tersier yang
ditandai dengan ditemukannya batuan beku berumur 60,3 ± 1,2 Ma Anggota atas Formasi Lahat terdiri
dari dua bagian yang disebut “Young Lemat“. Bagian atas terdiri dari batuan klastik halus dan terdiri
dari serpih abu-abu kecoklatan, kadang berselangseling dengan lapisan serpih tufaan, batulanau dan
batupasir serta sisipan tipis batubara. Anggota bawah berupa klastik kasar terdiri atas batupasir,
batulempung, fragmen batuan, breksi, “granite wash“, kadang dijumpai sisispan batubara dan tufan.
Formasi ini memiliki hubungan tidak selaras dengan unit batuan di bawah dan di atasnya;
2. Variasi litologi di daerah eksplorasi dari umur tertua sampai muda, pada lokasi eksplorasi dijumpai
Bongkahan, Intrusi Andesit, dan Tuf. Jenis singkapan yang didapat selama kegiatan eksplorasi yaitu A.
Intusi Andesit Warna : Abu-Abu Struktur : Masif Tekstur : Derajat Kristalisasi – Hipokristalin
Granularitas – Fenerik Kemas : Bentuk Butir – Anhedral Hubungan Antar Butir : Granular atau
Equigranular – Allotriomorfik Granular Komposisi Mineral : Hornblende, Piroksen dan Plagioklas
Gambar 1 Hasil Eksplorasi Singkapan Batu Andesit
Endapan Alluvium Warna : Abu-abu Kecoklatan Struktur : Masif Tekstur : Klastik Kemas : Tertutup,
Bentuk Butir – Anhedral Komposisi Mineral : Mineral Kuarsa, Plagioklas dan Lempung
Gambar di atas Hasil Eksplorasi Singkapan Alluvium Kegiatan rencana penambangan pada Izin Usaha
Pertambangan Eksplorasi PT. Berkah Gunung Batu Berajo memiliki luasan 37,74 hektar, setelah
dilakukan kegiatan eksplorasi didapat prosepek area yaitu seluas 25,42 hektar yang memiliki potensi
komoditas bahan tambang yaitu berupa batu andesit, terdiri dari blok A BGBB seluas 14,19 hektar, blok
B BGBB seluas 5,042 hektar, dan blok C BGBB seluas 6,188 hektar. Rencana geoteknik tambang ini
akan dibuat site plannya dengan mempertimbangkan bebera data yang harus diperoleh yaitu. 1.
Penyidikan Lapangan; 2. Orientasi Bidang Discontinue; 3. Kondisi Bidang Discontinue 4. Klasifikasi
Massa Batuan dengan Metode RMR; dan 5. Geometri Rancangan Lereng Penambangan; Apabila data
telah terlengkapi maka hal yang harus diperhatikan untuk merencanakan lereng tambang dapat
menggunakan persamaan seperti. 1. Rumusan model geoteknik untuk area bukaan tambang; 2. Populasi
model dengan data yang relevan; 3. Membagi model menjadi domain geoteknik; 4. Membagi domain
menjadi sektor rancangan; 5. Perancangan elemen-elemen lereng pada masing-masing bidang domain;
6. Evaluasi stabilitas rancangan lereng terhadap kriteria penerimaan; 7. Implementasi dan pemantauan
terhadap rancangan lereng
Gambar 3 Proses Perancangan Lereng Tambang (Read & Stacey, 2010
Kegiatan analisis geoteknik terdahulu, menunjukan keadaan batuan andesit yang memiliki penyebaran
horizontal ketebalan overburden cukup tebal mencapai 5 - 25 m meter dan batuan andesit 40 meter,
sehingga lereng yang terbentuk nantinya merupakan tubuh dari batuan andesit. Area prospek sendiri
berada di daerah berbukit dengan keterdapatan andesit berada di bawah tanah. Batuan andesit memiliki
kuat tekan dan kuat tarik yang terbilang tinggi. Atas dasar tersebutlah batuan andesit tidak mudah hancur
jika terkena tekanan yang tinggi dan juga tidak mudah bergeser. Selain itu juga, pada hasil kegiatan
survey penyelidikan dan eksplorasi, pada lokasi tersebut tidak ditemukan adanya struktur-struktur
geologi yang berkembang. Dengan dasar tersebut, rencana bukaan lahan akan memiliki kedalaman
sesuai dengan ketebalan batuan andesit dan soil dan tingkat kemiringan lereng 60 – 70 derajat.
Kelurahanin penambangan diperoleh dari hasil studi geoteknik dan menggunakan Parameter dari
Kepmen Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1827 K/30/MEM/2018 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Kaidah Teknik PertambanganYang Baik. Geometri jenjang tunggal (single bench) akhir penambangan
Tinggi jenjang : 10 meter Kemiringan lereng : 60o Pemilihan metode yaitu dengan pertimbangan
metode tambang terbuka (surface mining) dengan sistem penambangan kuari Perhitungan kelerengan
yang menitikberatkan pada analisis kesetimbangan batas pada lokasi penelitian ini dilakukan pada
daerah yang tidak stabil secara kinematika baik untuk longsoran bidang maupun longsoran baji. Analisis
longsoran bidang dilakukan dengan menggunakan metode General Linus Equiilibrium (GLE)
menggunakan Mohr – Coulumb Criterion.
𝜏𝜏 = ∁′ + 𝜎𝜎′ 𝑛𝑛 tan ∅
Keterangan:
∅ = Sudut Geser
Permodelan sifat – sifat kekuatan material pengisi lereng yang relatif homogeny kriteria kestabilan
lereng dalam analisis kesetimbangan batas ditetapkan sebagai berikut : nilai Fs < 1 menunjukkan lereng
dalam keadaan tidak stabil, sedangkan nilai Fs > 1 menunjukkan lereng dalam kondisi stabil lebih lanjut,
nilai 1 < Fs < 1,2 menunjukkan lereng dalam kondisi kritis dan nilai Fs > 1,2 menunjukkan lereng dalam
kondisi aman
Hidrologi
Hidrologi Hidrologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, proses
terjadinya, peredaran dan agihannya, sifat-sifat kimia dan fisikanya, dan reaksi dengan lingkungannya,
termasuk hubungannya dengan makhluk-makhluk hidup (International Glosary of Hidrology dalam
Seyhan, 1995) Hidrologi juga dapat disebut ilmu yang mempelajari presipitasi (precipitation), evaporasi
dan transpirasi (evaporation), aliran permukaan (surface steamflow), dan air tanah (groundwater)
(Suyono, 1977)
Berdasarkan data curah hujan yang diperoleh melalui data sekunder dari Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tahun 2022, Kecamatan Batang Asam dan sekitarnya memiliki
curah hujan rata-rata pertahunnya 147,45 mm. Sehingga setiap harinya dirata-ratakan menjadi 4,9
mm/hari. Berdasarkan analisis data hidrologi yang ada, curah hujan maksimum dalam 24 jam adalah
4,9 mm. Jadi intensitas hujan untuk satu jam pada saat t = 1 jam, besarnya :
Data analisis tersebutlah yang menjadi acuan rencana pembuatan penyaliran air, dimana berdasarkan
perhitungan tersebut debit air cukup kecil dan tidak berpotensi banjir maka dari itu air larian akan dibuat
system paritan atau drainase alami, dimana nantinya sebagian air limpasan ini akan dialirkan ke kolam
pengendap agar dapat dilakukan pemantauan kualitasnya, sehingga tidak berdampak terhadap air
permukaan.
Hidrogeologi
Selain air limpasan yang berada dipermukaan hal yang perlu diperhatikan yaitu kualitas air tanah dalam,
hal ini dipengaruhi oleh Karakteristik dan geomoetri akuifer yang sangat berperan dalam keberadaan
air tanah pada suatu cekungan serta sebagai media yang menentukan arah aliran air tanah. Akuifer
sangat dipengaruhi oleh curah hujan, limpahan air permukaan, evapotranspirasi, rekayasa manusia, dan
sistem aliran air permukaan. Distribusi hujan serta jumlah/ besaran curah hujan yang diterima pada
daerah tangkapan hujan merupakan salah satu penentu kualitas air tanah yang berkorelasi dengan daerah
imbuhan (recharge area) dan daerah tangkapan (catchment area)
Berdasarkan pengamatan hasil eksplorasi serta data sekunder laporan studi kelayakan terdahulu, air
tanah yang berada di lokasi penyelidikan adalah air tanah freatik. Air tanah freatik sendiri merupakan
air tanah dangkal dan sangat berpengaruh terhadap curah hujan. Artinya air tanah ini memiliki relevansi
secara langsung oleh kondisi curah hujan baik intensitas rendah maupun tinggi. Lapisan air tanah freatik
ini berada di atas dari batuan andesit yang jumlahnya pun tidak melimpah. Mengingat batuan andesit
sendiri merupakan batuan kedap air/impermeable, sehingga tidak dapat menampung air. Kondisi air
tanah dapat ditampung di batuan beku dengan rekahan-rekahan yang ada, namun memiliki sifat yang
terbatas, serta jenis batuan alluvian atau tanah sedimen. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa,
cekungan Air Tanah bahwa lokasi rencana kegiatan pertambangan PT. Berkah Gunung Batu Berajo
merupakan bukan cekungan air tanah atau cekungan air tanah tidak potensial
Kecamatan Batang Asam adalah salah satu kecamatan yang berada dalam wilayah Kabupaten
Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi dengan luas wilayah 1.042,37 Km2. Batas-batas Kecamatan
Batang Asam: Utara : Provinsi Riau ,Timur : Kecamatan Tungkal Ulu, Selatan : Kecamatan Merlung,
Barat: Provinsi Riau
Tabel 4 Topografi dan Ketinggian Desa di Atas Permukaan Laut di Kecamatan Batang Asam, 2018
Desa/Kelurahan Luas(Km2)
Lubuk Bernai 150,08
Kampung Baru 32,14
Tanjung Bojo 38,47
Dusun Kebun 45,14
Suban 408,71
Sri Agung 9,39
Lubuk Lawas 30,64
Sungai Badar 11,98
Sungai Penoban 76,75
Rawang Kempas 228,12
Rawa Medang 10,95
Jumlah 1.042,37
Tabel 7 Jarak Antara Desa/Kelurahan di Kecamatan Batang Asam dengan Ibukota Kecamatan (Dusun
Kebun), 2018
Desa/Kelurahan Jarak(Km)
Melalui Darat Melalui air
Lubuk Bernai 12 -
Kampung Baru 3 -
Tanjung Bojo 1 -
Dusun Kebun 0 -
Suban 4 -
Sri Agung 4 -
Lubuk Lawas 8 -
Sungai Badar 2 -
Sungai Penoban 7 -
Rawang Kempas 9 -
Rawa Medang 7 -
Tabel 8 Jarak Antara Desa/Kelurahan di Kecamatan Batang Asam dengan Ibukota Kabupaten (Kuala
Tungkal), 2018
Desa/Kelurahan Jarak(Km)
Melalui Darat Melalui air
Lubuk Bernai 134 -
Kampung Baru 120 -
Tanjung Bojo 122 -
Dusun Kebun 123 -
Suban 128 -
Sri Agung 129 -
Lubuk Lawas 130 -
Sungai Badar 125 -
Sungai Penoban 130 -
Rawang Kempas 133 -
Rawa Medang 132 -
Tabel 9 Jarak Antara Desa/Kelurahan di Kecamatan Batang Asam dengan Ibukota Provinsi (Jambi),
2018
Tabel 10 Jarak Antara Desa/Kelurahan dengan Desa/Kelurahan Lainnya di Wilayah Kecamatan Batang
Asam, 2018
Desa/Kelurahan Lubuk Kampung Tanjung Bojo Dusun Kebun Suban Sri Agung
Bernai Baru
Lubuk Bernai 0 13 10 11 15 17
Kampung Baru 13 0 1 3 8 9
Tanjung Bojo 10 1 0 1 6 7
Dusun Kebun 11 3 1 0 5 6
Suban 15 8 6 5 0 1
Sri Agung 17 9 7 6 1 0
Lubuk Lawas 4 9 6 7 11 13
Sungai Badar 13 5 3 2 3 4
Sungai Penoban 18 11 9 8 3 4
Rawang Kempas 20 13 11 10 5 6
Rawa Medang 20 12 10 9 4 3
Desa/Kelurahan Lubuk Lawas Sungai Sungai Rawang Rawa Medang
Badar Penoban Kempas
Lubuk Bernai 4 9 18 20 20
Kampung Baru 9 5 11 13 12
Tanjung Bojo 6 3 9 11 10
Dusun Kebun 7 2 8 10 9
Suban 11 3 3 5 4
Sri Agung 13 4 4 6 3
Lubuk Lawas 0 9 14 16 16
Sungai Badar 9 0 6 8 7
Sungai Penoban 14 6 0 2 1
Rawang Kempas 16 8 2 0 3
Rawa Medang 16 7 1 3 0
B. PENDUDUK
Penduduk Kecamatan Batang Asam tahun 2019 tercatat sebanyak 31.295 jiwa yang terdiri dari
penduduk laki-laki 16.419 jiwa dan penduduk perempuan 14.876 jiwa. Perbandingan penduduk laki-
laki dan penduduk perempuan (sex ratio) adalah 111,56 yang berarti bahwa penduduk laki-laki lebih
banyak dari penduduk perempuan atau dari 111 jiwa penduduk laki terdapat 100 jiwa Perempuan.
Kepadatan Penduduk di Kecamatan Batang Asam tercatat 30,02 per Km2.
Tabel 11 Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Dirinci per Desa/Kelurahan di Kec.
Batang Asam, 2019
Tabel 12 Jumlah Penduduk, KK dan Rata-rata Jumlah Anggota Keluarga Dirinci per Desa/Kelurahan
di Kecamatan Batang Asam, 2019
Tabel 13 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin Dirinci per
Desa/Kelurahan di Kecamatan Batang Asam, 2019
Tabel 14 Jumlah Penduduk Hasil Sensus Penduduk 2010 dan 2019 Dirinci per Desa/Kelurahan di
Kecamatan Batang Asam, 2019
Desa/Kelurahan Penduduk
SP2010 SP2019
Lubuk Bernai 4.955 5 487
Kampung Baru 2.797 4 152
Tanjung Bojo 1.177 1 344
Dusun Kebun 2.620 2 079
Suban 7.371 8 443
Sri Agung 4.808 3 464
Lubuk Lawas - 495
Sungai Badar - 958
Sungai Penoban - 2 368
Rawang Kempas - 1 555
Rawa Medang - 2 725
Jumlah 23.728 33 070
Tabel 15 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan Batang Asam,
2019
Tabel 16 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Sasaran Program di
Kecamatan Batang Asam, 2019
Lubuk Bernai - - -
Kampung Baru - - -
Tanjung Bojo 10 8 18
Dusun Kebun - - -
Suban - - -
Sri Agung 2 4 6
Lubuk Lawas - - -
Sungai Badar - - -
Sungai Penoban - - -
Rawang Kempas - - -
Rawa Medang 6 5 11
Jumlah … … …
Tabel 18 Jumlah Kematian yang Terdaftar Menurut Jenis Kelamin di Kantor Desa/Kelurahan di Kec
Batang Asam, 2019
Lubuk Bernai - - -
Kampung Baru - - -
Tanjung Bojo 12 7 19
Dusun Kebun - - -
Suban - - -
Sri Agung 2 2 4
Lubuk Lawas - - -
Sungai Badar 1 3 4
Sungai Penoban - - -
Rawang Kempas - - -
Rawa Medang 2 1 3
Jumlah … … …
Tabel 19 Jumlah penduduk yang datang dan pindah menurut jenis Kelamin Dirinci per
Desa/Kelurahan di Kec Batang Asam, 2019
C. PERTANIAN
1. Tanaman Pangan
Luas panen padi sawah di Kecamatan Batang Asam pada tahun 2018 tercatat seluas 1.894
hektar dengan produksi 7.983 ton. Luas panen padi ladang adalah 1.341 hektar, dengan luas
panen seluas 4.812 ton.
2. Tanaman Perkebunan
Komoditas tanaman perkebunan yang paling banyak ditanami di wilayah Kecamatan Batang
Asam adalah tanaman perkebunan kelapa sawit seluas 12.761 hektar dengan produksi 25.939
ton selama tahun 2018, kemudian menyusul tanaman perkebunan karet seluas 2.606 hektar
dengan produksi sebanyak 724 ton.
Tabel 20 Luas Lahan Sawah Dirinci Menurut Jenis di Kecamatan Batang Asam, 2019
Tabel 21 Luas Lahan Bukan Sawah Dirinci Menurut Jenis di Kecamatan Batang Asam, 2019
Tabel 24 Luas Tanam Palawija Menurut Jenis dirinci per Bulan di Kecamatan Batang Asam, 2018
(Ha)
Tabel 25 Luas Tanam Palawija Menurut Jenis dirinci per Bulan di Kecamatan Batang Asam, 2019
(Ha)
Tabel 26 Luas Panen Tanaman Palawija menurut Jenis dirinci per bulan di Kecamatan Batang Asam,
2019 (Ha)
Tabel 27 Luas Panen Tanaman Biofarmaka dan Jumlah Produksi Dirinci menurut Jenis Tanaman di
Kecamatan Batang Asam, 2019
Tabel 29 Jumlah Tanaman yang Menghasilkan dan Produksi Buah- buahan Dirinci per Jenis di
Kecamatan Batang Asam, 2019
Tabel 30 Jumlah Tanaman Perkebunan Dirinci Menurut Jenis Tanaman di Kecamatan Batang Asam,
2019
Tabel 32 Produksi Tanaman Perkebunan Menurut Jenis Tanaman Dirinci per Desa/Kelurahan di Kec.
Batang Asam, 2019
Tabel 33 Populasi Ternak Menurut Jenis Dirinci per Desa/Kelurahan di Kecamatan Batang Asam,
2019
2. Perdagangan
Di wilayah Kecamatan Batang Asam yang terdiri dari 11 Desa/Kelurahan, sarana dan pra
sarana perekonomian terdapat 6 pasar, sementara jumlah restoran/ rumah makan sebanyak 21
unit, dan warung kopi sebanyak 39 unit
Tabel 35 Jumlah Perusahaan Industri Besar/Sedang, Industri Kecil dan Industri Rumahtangga Dirinci
per Desa/Kelurahan di Kecamatan Batang Asam, 2019
Tabel 37 Jumlah Pasar Dirinci per Desa/Kelurahan di Kecamatan Batang Asam, 2019
Tabel 38 Jumlah Unit Usaha Kegiatan Ekonomi Menurut Jenis Dirinci per Desa/Kelurahan di
Kecamatan Batang Asam, 2019
Tabel 39 Jumlah Koperasi dan Anggota Koperasi Menurut Jenis Dirinci per Desa/Kelurahan di
Kecamatan Batang Asam, 2019
Tabel 40 Jumlah Jasa Perorangan Menurut Jenis Usaha Dirinci per Desa/Kelurahan di Kecamatan
Batang Asam, 2019
Tabel 41 Jumlah Jasa Persewaan Menurut Jenis Dirinci per Desa/Kelurahan di Kecamatan
Batang Asam, 2019
E. PERHUBUNGAN
1. Sarana dan Prasarana Perhubungan
Sektor pengangkutan merupakan sektor yang ditujukan untuk menunjang kelancaran arus
barang dan mobilitas penumpang.
Perkembangan sarana dan pra sarana angkutan jalan yang ada di Kecamatan Batang Asam dari
tahun ke tahun terus ditingkatkan. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya pembangunan
sarana jalan sebagai alat penghubung antar wilayah.
Tabel 42 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan Jalan di Kecamatan Batang Asam, 2019
Tabel 43 Panjang Jalan Menurut Kondisi Permukaan di Kecamatan Batang Asam, 2019
Tabel 44 Panjang Jalan Menurut Kelas Jalan di Kecamatan Batang Asam, 2019
Tabel 46 Jumlah Dermaga Dirinci per Desa/Kelurahan di Kecamatan Batang Asam, 2019
Desa/Kelurahan Dermaga
Lubuk Bernai 0
Kampung Baru 0
Tanjung Bojo 0
Dusun Kebun 0
Suban 0
Sri Agung 0
Lubuk Lawas 0
Sungai Badar 0
Sungai Penoban 0
Rawang Kempas 0
Rawa Medang 0
Jumlah 0