Anda di halaman 1dari 6

DEMAM THYFOID

No. :445326.56/SOP/
Dokumen PKM-SDH/ I/2023
No. Revisi : 0/0
SOP Tanggal : 12 Januari 2023
Terbit
Halaman : 1/6

UPTD
POPON HERLINA, S.KM
PUSKESMAS
SODONGHILIR NIP:19790806 200604 2 005

1. Pengertian Demam thypoid adalah penyakit yang terjadi karena infeksi bakteri
Salmonella typi dan pada umumnya menyebar melalui makanan dan
minuman yang telah terkontaminasi.

2. Tujuan Sebagai panduan petugas UPT Puskesmas Sodonghilir dalam


memberikan penatalaksanaan pasie Thypoid
3. Kebijakan
Surat keputusan Kepala UPTD Puskesmas Sodonghilir No.445/
315/SK/PKM-SDH/I/2023 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis di
UPTD Puskesmas Sodonghilir
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan No 5 Tahun 2014 tentang Panduan
Praktik Klinik bagi Dokter di Pelayanan Kesehatan Primer
2. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007
3. Panduan Pelayanan Kinis di UPT Puskesmas Sodonghilir
tahun2018
5. Prosedur/ Langkah- Hasil Anamnesis (Subjective)
langkah  Keluhan
1. Demam turun naik terutama sore dan malam hari dengan pola
intermiten dan kenaikan suhu step-ladder. Demam tinggi
dapatterjadi terus menerus (demam kontinu) hingga minggu
kedua.
2. Sakit kepala (pusing-pusing) yang sering dirasakan di area
frontal
3. Gangguan gastrointestinal berupa konstipasi dan meteorismus
atau diare, mual, muntah, nyeri abdomen dan BAB berdarah
4. Gejala penyerta lain, seperti nyeri otot dan pegal-pegal, batuk,
anoreksia, insomnia
5. Pada demam tifoid berat, dapat dijumpai penurunan kesadaran
atau kejang.
 Faktor Risiko
1. Higiene personal yang kurang baik, terutama jarang mencuci
1
tangan.
2. Higiene makanan dan minuman yang kurang baik, misalnya
makanan yang dicuci dengan air yang terkontaminasi, sayuran
yang dipupuk dengan tinja manusia, makanan yang tercemar
debu atau sampah atau dihinggapi lalat.
3. Sanitasi lingkungan yang kurang baik.
4. Adanya outbreak demam tifoid di sekitar tempat tinggal
sehari-hari.
5. Adanya carrier tifoid di sekitar pasien.
6. Kondisi imunodefisiensi.
 Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum biasanya tampak sakit sedang atau sakit berat.
2. Kesadaran: dapat compos mentis atau penurunan kesadaran
(mulai dari yang ringan, seperti apatis, somnolen, hingga yang
berat misalnya delirium atau koma)
3. Demam, suhu > 37,5oC.
4. Dapat ditemukan bradikardia relatif, yaitu penurunan frekuensi
nadi sebanyak 8 denyut per menit setiap kenaikan suhu 1oC.
5. Ikterus
6. Pemeriksaan mulut: typhoid tongue, tremor lidah, halitosis
7. Pemeriksaan abdomen: nyeri (terutama regio epigastrik),
hepatosplenomegali
8. Delirium pada kasus yang berat
 Pemeriksaan fisik pada keadaan lanjut
1. Penurunan kesadaran ringan sering terjadi berupa apatis
dengan kesadaran seperti berkabut. Bila klinis berat, pasien
dapat menjadi somnolen dan koma atau dengan gejala-gejala
psikosis (organic brain syndrome).
2. Pada penderita dengan toksik, gejala delirium lebih menonjol.
3. Nyeri perut dengan tanda-tanda akut abdomen
 Pemeriksaan Penunjang
1. Darah perifer lengkap beserta hitung jenis leukosis
Dapat menunjukkan: leukopenia / leukositosis / jumlah
leukosit normal, limfositosis relatif, monositosis,
trombositopenia (biasanya ringan), anemia.
2. Hasil pemeriksaan Widal positif palsu sering terjadi oleh
karena reaksi silang dengan non-typhoidal Salmonella,
enterobacteriaceae, daerah endemis infeksi dengue dan

2
malaria, riwayat imunisasi tifoid dan preparat antigen
komersial yang bervariasi dan standaridisasi kurang baik.
Oleh karena itu, pemeriksaan Widal tidak direkomendasi jika
hanya dari 1 kali pemeriksaan serum akut karena terjadinya
positif palsu tinggi yang dapat mengakibatkan over-diagnosis
dan over-treatment.
 Penegakan Diagnosis (Assessment)
 Suspek demam tifoid (Suspect case)
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan
gejala demam, gangguan saluran cerna dan petanda
gangguan kesadaran. Diagnosis suspek tifoid hanya
dibuat pada fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama.
 Demam tifoid klinis (Probable case)
Suspek demam tifoid didukung dengan gambaran
laboratorium yang menunjukkan tifoid.
 Diagnosis Banding
Demam berdarah dengue, Malaria, Leptospirosis, infeksi
saluran kemih, Hepatitis A, sepsis, Tuberkulosis milier,
endokarditis infektif, demam rematik akut, abses dalam,
demam yang berhubungan dengan infeksi HIV.
 Komplikasi
Biasanya terjadi pada minggu kedua dan ketiga demam. Komplikasi
antara lain perdarahan, perforasi usus, sepsis, ensefalopati, dan
infeksi organ lain.
1) Tifoid toksik (Tifoid ensefalopati)
Penderita dengan sindrom demam tifoid dengan panas tinggi
yang disertai dengan kekacauan mental hebat, kesadaran
menurun, mulai dari delirium sampai koma.
2) Syok septik
Penderita dengan demam tifoid, panas tinggi serta gejala-
gejala toksemia yang berat. Selain itu, terdapat gejala
gangguan hemodinamik seperti tekanan darah turun, nadi
halus dan cepat, keringat dingin dan akral dingin.
3) Perdarahan dan perforasi intestinal (peritonitis)
Komplikasi perdarahan ditandai denganhematoschezia.
Dapat juga diketahui dengan pemeriksaan feses (occult
blood test). Komplikasi ini ditandai dengan gejala akut
abdomen dan peritonitis. Pada foto polos abdomen 3 posisi

3
dan pemeriksaan klinis bedah didapatkan gas bebas dalam
rongga perut.
4) Hepatitis tifosa
Kelainan berupa ikterus, hepatomegali, dan kelainan tes
fungsi hati.
5) Pankreatitis tifosa
Terdapat tanda pankreatitis akut dengan peningkatan enzim
lipase dan amilase. Tanda ini dapat dibantu dengan USG
atau CT Scan.
6) Pneumonia
Didapatkan tanda pneumonia yang diagnosisnya dibantu
dengan foto polos toraks
 Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
1. Terapi suportif dapat dilakukan dengan:
a) Istirahat tirah baring dan mengatur tahapan mobilisasi
b) Menjaga kecukupan asupan cairan, yang dapat diberikan
secara oral maupun parenteral.
c) Diet bergizi seimbang, konsistensi lunak, cukup kalori dan
protein, rendah serat.
d) Konsumsi obat-obatan secara rutin dan tuntas
e) Kontrol dan monitor tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu,
kesadaran), kemudian dicatat dengan baik di rekam medik
pasien
2. Terapi simptomatik untuk menurunkan demam (antipiretik) dan
mengurangi keluhan gastrointestinal.
3. Terapi definitif dengan pemberian antibiotik. Antibiotik lini
pertama untuk demam tifoid adalah Kloramfenikol, Ampisilin atau
Amoksisilin (aman untuk penderita yang sedang hamil), atau
Trimetroprim-sulfametoxazole (Kotrimoksazol).
4. Bila pemberian salah satu antibiotik lini pertama dinilai tidak
efektif, dapat diganti dengan antibiotik lain atau dipilih antibiotik
lini kedua yaitu Seftriakson, Sefiksim, Kuinolon (tidak dianjurkan
untuk anak <18 tahun karena dinilai mengganggu pertumbuhan
tulang).
Antibiotik dan dosis penggunan untuk tifoid
ANTIBIOTIKA DOSIS KETERANGAN
Kloramfeni-kol Dewasa: 4x500 mg Merupakan obat yang
selama 10 hari sering digunakan dan telah
Anak 100 mg/kgBB/hari, lama dikenal efektif untuk

4
per oral atau intravena, tifoid
dibagi 4 dosis, selama Murah dan dapat diberikan
10-14 hari peroral serta sensitivitas
masih tinggi
Pemberian PO/IV
Tidak diberikan bila lekosit
<2000/mm3
Seftriakson Dewasa: 2-4gr/hari Cepat menurunkan suhu,
selama 3-5 hari lama pemberian pendek dan
Anak: 80 mg/kgBB/hari, dapat dosis tunggal serta
IM atau IV, dosis tunggal cukup aman untuk anak.
selama 5 hari Pemberian PO/IV
Ampisilin & Dewasa: (1.5-2) gr/hr Aman untuk penderita
Amoksisilin selama 7-10 hari hamil
Anak: 100 mg/kgbb/hari Sering dikombinasi dengan
per oral atau intravena, kloramfenikol pada pasien
dibagi 3 dosis, selama 10 kritis
hari. Tidak mahal
Dewasa: 2x(160-800) Pemberian PO/IV
Kotrimok-sazole selama 7-10 hari Tidak mahal
(TMP-SMX) Anak: Kotrimoksazol 4-6 Pemberian per oral
mg/kgBB/hari, per oral,
dibagi 2 dosis, selama 10
hari.
Kuinolon Ciprofloxacin 2x500 mg
selama 1 minggu Pefloxacin dan Fleroxacin
Ofloxacin 2x(200-400) lebih cepat menurunkan
selama 1 minggu suhu
Efektif mencegah relaps
dan kanker
Pemberian peroral
Pemberian pada anak tidak
dianjurkan karena efek
samping pada pertumbuhan
tulang
Sefiksim Anak: 20 mg/kgBB/hari, Aman untuk anak
per oral, dibagi menjadi 2 Efektif
dosis, selama 10 hari Pemberian per oral
Dewasa: 4x500 mg/hari

5
Thiamfenikol Anak: 50 mg/kgbb/hari Dapat dipakai untuk anak
selama 5-7 hari bebas dan dewasa
panas Dilaporkan cukup sensitif
pada beberapa daerah
6. Diagram Alir -

7. Hal-hal yang perlu 1. Edukasi PHBS


diperhatikan 2. Edukasi asupan makanan selama menderita thyfoid

8. Unit terkait 1. Ruang Tindakan Gawat Darurat


2. Ruang Rawat Inap
3. Ruang Persalinan
4. Ruang Pemeriksaan UMUM
5. Ruang LANSIA
6. PUSTU
9. Dokumen terkait Rekam medis

10. Rekaman historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai


diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai