Sop Demam Dengue Dan Demam Berdarah Dengue
Sop Demam Dengue Dan Demam Berdarah Dengue
UPTD
POPON HERLINA, S.KM
PUSKESMAS
SODONGHILIR NIP :19790806 200604 2 005
1. Pengertian Demam berdarah dengue adalah infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue
1
penurunan kesadaran.
g. Pada bayi, demam yang tinggi dapat menimbulkan kejang.
2. Faktor Risiko
a. Sanitasi lingkungan yang kurang baik, misalnya: timbunan
sampah, timbunan barang bekas, genangan air yang seringkali
disertai di tempat tinggal pasien sehari-hari.
b. Adanya jentik nyamuk Aedes aegypti pada genangan air di tempat
tinggal pasien sehari-hari.
c. Adanya penderita demam berdarah dengue (DBD) di sekitar
pasien.
2
dapat terdeteksi setelah hari ke-5 demam.
3
terjadinya syok pada penderita Demam Berdarah Dengue.
5. Komplikasi
Dengue Shock Syndrome (DSS), ensefalopati, gagal ginjal, gagal hati
4
a) Alur penanganan pasien dengan demam dengue/demam
berdarah dengue, yaitu:pemeriksaan penunjang Lanjutan
b) Pemeriksaan Kadar Trombosit dan Hematokrit secara serial
3) Kriteria Rujukan
a. Terjadi perdarahan masif (hematemesis, melena).
b. Dengan pemberian cairan kristaloid sampai dosis 15
ml/kg/jam kondisi belum membaik.
c. Terjadi komplikasi atau keadaan klinis yang tidak lazim,
seperti kejang, penurunan kesadaran, dan lainnya.
4) Penatalaksanaan pada Pasien Anak
b. Demam berdarah dengue (DBD) tanpa syok
1) Bila anak dapat minum
a) Berikan anak banyak minum
• Dosis larutan per oral: 1 – 2 liter/hari atau 1 sendok makan
tiap 5 menit.
• Jenis larutan per oral: air putih, teh manis, oralit, jus buah,
air sirup, atau susu.
b) Berikan cairan intravena (infus) sesuai dengan kebutuhan
untuk dehidrasi sedang. Berikan hanya larutan kristaloid
isotonik, seperti Ringer Laktat (RL) atau Ringer Asetat
(RA), dengan dosis sesuai berat badan sebagai berikut:
• Berat badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam
• Berat badan 15 – 40 kg : 5 ml/kgBB/jam
• Berat badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam
2) Bila anak tidak dapat minum, berikan cairan infus kristaloid
isotonik sesuai kebutuhan untuk dehidrasi sedang sesuai dengan
dosis yang telah dijelaskan di atas.
a) Lakukan pemantauan: tanda vital dan diuresis setiap jam,
laboratorium (DPL) per 4-6 jam.
• Bila terjadi penurunan hematokrit dan perbaikan klinis,
turunkan jumlah cairan secara bertahap sampai keadaan
klinis stabil.
• Bila terjadi perburukan klinis, lakukan penatalaksanaan
DBD dengan syok.
• Bila anak demam, berikan antipiretik (Parasetamol 10 –
15 mg/kgBB/kali) per oral. Hindari Ibuprofen dan
Asetosal.
• Pengobatan suportif lain sesuai indikasi.
c. Demam berdarah dengue (DBD) dengan syok
5
1) Kondisi ini merupakan gawat darurat dan mengharuskan
rujukan segera ke RS.
2) Penatalaksanaan awal:
a) Berikan oksigen 2 – 4 liter/menit melalui kanul hidung atau
sungkup muka.
b) Pasang akses intravena sambil melakukan pungsi vena untuk
pemeriksaan DPL.
c) Berikan infus larutan kristaloid (RL atau RA) 20 ml/kg
secepatnya.
d) Lakukan pemantauan klinis (tanda vital, perfusi perifer, dan
diuresis) setiap 30 menit.
e) Jika setelah pemberian cairan inisial tidak terjadi perbaikan
klinis, ulangi pemberian infus larutan kristaloid 20 ml/kgBB
secepatnya (maksimal 30 menit) atau pertimbangkan
pemberian larutan koloid 10 – 20 ml/kgBB/jam (maksimal
30 ml/kgBB/24 jam).
f) Jika nilai Ht dan Hb menurun namun tidak terjadi perbaikan
klinis, pertimbangkan terjadinya perdarahan tersembunyi.
Berikan transfusi darah bila fasilitas tersedia dan larutan
koloid. Segera rujuk.
g) Jika terdapat perbaikan klinis, kurangi jumlah cairan hingga
10 ml/kgBB/jam dalam 2 – 4 jam. Secara bertahap
diturunkan tiap 4 – 6 jam sesuai kondisi klinis dan
laboratorium.
h) Dalam banyak kasus, cairan intravena dapat dihentikan
setelah 36 – 48 jam. Hindari pemberian cairan secara
berlebihan.
i) Pengobatan suportif lain sesuai indikasi.
6
1) Persyaratan perawatan di rumah dan persyaratan untuk pasien
dan keluarga
a) DBD non-syok(tanpa kegagalan sirkulasi).
b) Bila anak dapat minum dengan adekuat.
c) Bila keluarga mampu melakukan perawatan di rumah
dengan adekuat.
2) Persyaratan untuk tenaga kesehatan
a) Adanya 1 dokter dan perawat tetap yang bertanggung jawab
penuh terhadap tatalaksana pasien.
b) Semua kegiatan tatalaksana dapat dilaksanakan dengan baik
di rumah.
c) Dokter dan/atau perawat mem-follow up pasien setiap 6 – 8
jam dan setiap hari, sesuai kondisi klinis.
d) Dokter dan/atau perawat dapat berkomunikasi seara lancar
dengan keluarga pasien sepanjang masa tatalaksana.
8. Kriteria Rujukan
a. DBD dengan syok (terdapat kegagalan sirkulasi).
b. Bila anak tidak dapat minum dengan adekuat, asupan sulit,
walaupun tidak ada kegagalan sirkulasi.
c. Bila keluarga tidak mampu melakukan perawatan di rumah dengan
adekuat, walaupun DBD tanpa syok.
7
9. Konseling dan Edukasi
a. Penjelasan mengenai diagnosis, komplikasi, prognosis, dan
rencana tatalaksana.
b. Penjelasan mengenai tanda-tanda bahaya (warning signs) yang
perlu diwaspadai dan kapan harus segera ke layanan kesehatan.
c. Penjelasan mengenai jumlah cairan yang dibutuhkan oleh anak.
d. Penjelasan mengenai diet nutrisi yang perlu diberikan.
e. Penjelasan mengenai cara minum obat.
f. Penjelasan mengenai faktor risiko dan cara-cara pencegahan yang
berkaitan dengan perbaikan higiene personal, perbaikan sanitasi
lingkungan, terutama metode 4M plus seminggu sekali, yang
terdiri atas:
1) Menguras wadah air, seperti bak mandi, tempayan, ember, vas
bunga, tempat minum burung, dan penampung air kulkas agar
telur dan jentik Aedes aegypti mati.
2) Menutup rapat semua wadah air agar nyamuk Aedes aegypti
tidak dapat masuk dan bertelur.
3) Mengubur atau memusnahkan semua barang bekas yang dapat
menampung air hujan agar tidak menjadi sarang dan tempat
bertelur nyamuk Aedes aegypti.
4) Memantau semua wadah air yang dapat menjadi tempat
nyamuk Aedes aegypti berkembang biak.
5) Tidak menggantung baju, menghindari gigitan nyamuk,
membubuhkan bubuk abate, dan memelihara ikan.
10. Prognosis
Prognosis jika tanpa komplikasi umumnya dubia ad bonam, karena
hal ini tergantung dari derajat beratnya penyakit.
6. Diagram Alir -
8
10.Dokumen Rekam medis
terkait