MAKALAH KLP 5 PENDEKATAN - En.id
MAKALAH KLP 5 PENDEKATAN - En.id
com
KELOMPOK KERTAS 5
Pengajar:
Bismillahirahmanirrahiim.
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat
kesehatan baik lahir maupun batin sehingga penulis dapat menyusun makalah ini
pada mata kuliah Pendekatan dalam Konseling. Dan tidak lupa Shalawat dan salam
semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai risalah untuk umat
manusia di seluruh dunia. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr.
Nurfarhanah, S.Pd., M.Pd., Kons. Dan Bu Dr. Puji Gusri Handayani, M.Pd., Kons. Sebagai
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di
masa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat dalam menambah wawasan dan
Grup 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C.Tujuan
PEMBAHASAN BAB II
A. Struktur kepribadian
B.Motivasi Hidup
C.Jenis-Jenis Transaksi
D. Perkembangan Kepribadian Yang Sehat
F.Tujuan Konseling
G.Proses Konseling
H.Teknik Konseling
I. Sumbangan Pendekatan Analisis Transaksional
A.Kesimpulan
B.Saran
REFERENSI
BAB I
PERKENALAN
A.Latar Belakang
Pendekatan Analisis Transaksional (AT) ini dipelopori oleh seorang dokter
jiwa yang bernama Erick Berne dan dikembangkannya semenjak mulai pada
tahun 1950. Menurut Berne cara terapi yang biasa digunakan memerlukan
waktu yang terlalu lama, dan belum tentu berhasil. Oleh karena itu Berne
mencari cara yang lebih praktis untuk menyembuhkan orang yang memerlukan
orang lain. dijelaskan, menyangkut komunikasi antara dua orang atau lebih yang
ini juga menekankan fungsi dan peran ego, seperti halnya yang terdapat pada
Psikoanalisis Klasik.
Analisis Transaksional meyakini bahwa pada diri setiap manusia itu terdapat
unsur-unsur kepribadian yang terstruktur, dan itu merupakan suatu kesatuan yang
disebut dengan “ego state” atau pernyataan ego. Ego-state sebagai corak perasaan
dan pengalaman yang berkaitan secara luas dan yang sesuai dengan corak yang
selaras dengan tingkah laku. Definisi ini menetapkan beberapa unsur secara jelas
bahwa setiap keadaan Ego ditentukan oleh perasaan dan pengalaman bersama-
sama secara selaras, dan ditentukan bahwa tingkah laku yang sesuai dengan
keadaan Ego tertentu selalu selaras juga, serta terdapat hubungan langsung antara
pengalaman perasaan dan tingkah laku yang serasi. Perasaan, pengalaman tingkah
laku pada ketiga Ego state merupakan gambaran dan ekspresi dari Ego state yang
sama.
Dengan demikian model Ego state dapat menentukan Ego state mana yang aktif
B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Struktur Kepribadian?
2. Apa Saja Motivasi Hidup?
3. Apa Saja Jenis-Jenis Transaksi?
4. Apa Saja Perkembangan Kepribadian Yang Sehat?
C.Tujuan
1. Untuk Mempelajari Struktur Kepribadian
hubungan komunikasi antara seseorang dengan orang lain. Adapun hal yang
dijelaskan yaitu meliputi bagaimana bentuk cara dan isi dari komunikasi mereka.
Dari hasil analisis dapat ditarik kesimpulan apakah transaksi yang terjadi
berlangsung secara tepat, benar dan wajar. Bentuk, cara dan isi komunikasi
kesempatan terlihat seperti orang tua atau orang dewasa. Teori Transaksional
menggunakan model yang mungkin paling terkenal, model keadaan ego untuk
melakukan hal ini. Model yang sama membantu menjelaskan bagaimana orang
kepribadian yang terstruktur dan itu merupakan satu kesatuan yang disebut
Yaitu kelakuan, pemikiran dan perasaan yang ditiru dari orang tua atau
pembina lainnya. Tidak terbatas ego state parent ini memiliki ciri-ciri pribadi yang
mengarahkan. Ego state parent ini diwarnai oleh moral dan nilai-nilai. Jadi corak
pengamatan, dan tingkah laku orang-orang yang ditiru dari figur orang tua atas
perasaan yang merupakan tanggapan langsung terhadap situasi saat itu tanpa
mempengaruhi orang tua atau perilaku masa kecil. Jadi corak ego state dewasa
B.Motivasi Hidup
Hansen (Taufik, 2000:101) membagi kebutuhan psikologis manusia
menjadi tiga bagian analisis menurut transaksional yaitu:
1. Kebutuhan akan memperoleh rangsangan
memberikan warna tersendiri bagi individu, jika sentuhan itu bersifat sistematis
maka anak-anak akan menerima apa adanya. Misalnya anak yang biasa
mendengar kata-kata kasar dari orang tua, apabila dia tidak mendengar katakata
Dengan aksen
C. Waktu berlalu
D. Aktivitas
Melakukan suatu kegiatan dimana dalam kegiatan itu diperoleh
sentuhan.
e. permainan
F. Keintiman
beres dan orang lain juga beres. Hubungannya yang terjadi bersifat
orang lain tidak beres. Hubungan ini cendrung untuk mengubah pihak
pun dirasaka tidak beres. Hubungannya tidak jelas yaitu siapa yang
C.Jenis-Jenis Transaksi
Dalam memenuhi kebutuhannya untuk memperoleh sentuhan, individu
selalu menempati tipe-tipe transaksi tertentu. Eric Berne (Gerald Corey, 1988)
membagi jenis transaksi menjadi tiga yaitu transaksi sejajar, silang dan
yang dimaksud.
Ego state yang dituju, dipahami dan mendapatkan respon yang sesuai. Transaksi
ini dapat dilanjutkan tanpa ada masalah. Individu yang berkomunikasi dengan
menampilkan ego negara tertentu dan ditujukan pada penampilan ego negara
2. Transaksi silang
Penampilan ego menyatakan seseorang sehingga respon yang diberikan
tidak sesuai dengan yang diharapkan. penampilan ego menyatakan seorang dan
respon yang diharapkan tidak sejajar atau silang yaitu tidak sebagaimana yang
disampaikan, namun salah terima atau respon yang diterima tidak disangka-
sangka. Penerima menjadi terkejut, dan mengakibatkan sakit hati, atau marah,
ego state oleh orang yang berkomunikasi tersebut memiliki maksud yang
terselubung seperti kiasan atau sindiran dan sejenisnya. Jenis transaksi ini
terselubung. Bentuk transaksi ini seperti sindiran, atau "ada maksud tertentu
sebenarnya.
jelas dimulai sejak individu bergaul dengan orang lain. Pada awalnya bayi itu
mempunyai posisi hidup evolusioner. Akibat pelatihan dari orang tua, anak
berkembang dengan baik, maka potensi yang positif tadi dapat dikembangkan
guna menyertai posisi hidup yang baik pula melalui suasana “unconditional
stroke” (sentuhan yang tidak bersyarat). Sentuhan yang pakai syarat yaitu yang
diiringi dengan sanksi seperti "awas kalau tidak tidur". Semakin banyak
dengan sesuatu.
1. Individu dapat menampilkan ego statenya secara luwes sesuai dengan tempat
ia berada
dapat dilihat dari ciri-ciri yang terdapat pada orang tersebut ketika dia
menampilkan keadaan ego yang ada pada dirinya itu dan bagaimana posisi
hidup yang dianutnya. Semuanya itu akan tampak dari tingkah laku-tingkah laku
obvolusioner atau pada dirinya ada “not OK” misalnya memilih untuk tidak
berbuat yang sebetulnya perlu, memilih untuk tidak bertanya, berhias, dan
lain-lain.
2. Kecenderungan untuk mempergunakan ego state yang tunggal, atau hanya satu
saja yang tampil untuk situasi yang berbeda. Misalnya pada situasi dan kondisi
yang berbeda, ego state yang tampil cenderung satu saja apakah ego state
3. Ego state yang ditampilkannya seringkali terlalu “cair” sehingga pasang surut ada batas
antara ego state yang satu dengan yang lainnya atau g statenya bolong.
4. Ego statenya tercemar, misalnya ego state orang dewasa dicemari oleh ego state
anak, dan ego state orang tua. Bentuk nyatanya berwujud prasangka yaitu
adalah delusi, yaitu melihat sesuatu tidak sebagaimana mestinya. Prasangka dan
delusi dapat merusak persepsi dan akhirnya merusak penyesuaian diri. Usaha
sesuai dengan situasi dan kondisi dimana dia berada. Ketika suatu situasi
3. Apabila hal ini sudah tercapai, maka selanjutnya dia harus dapat
dia maka ego state dewasa lah yang mestinya banyak tampil. Untuk
tersebut. Efek dari tujuan ini adalah pemikiran dan penalaran individu yang
bersangkutan
G.Proses Konseling
Proses Konseling Analisis Transaksional ini dilakukan tiap transaksi yang
untuk mau menerima tanggung jawab pada dirinya sendiri sehingga klien dapat
2. Pada bagian kedua baru mengajarkan Klien tentang ego statenya dengan
3. Pembuatan kontrak yang dilakukan oleh klien sendiri, yang berisi tentang apa
yang akan dilakukan oleh klien, bagaimana klien akan melangkah menuju tujuan
yang telah ditetapkan, dan klien mengetahui kapan kontraknya akan habis.
A. Dalam kontrak, konselor dan klien harus melalui transaksi, serta ada
klien dalam mengatasi masalahnya, dan klien harus cukup umur dan
4. Setelah kontrak ini selesai, baru kemudian konselor bersama klien menggali
konseling.
H.Teknik Konseling
Teknik konseling yang digunakan
adalah: 1. Izin
Memperbolehkan klien melakukan apa yang tidak boleh dilakukan oleh
orang tuanya
2. Perlindungan
orang tua.
4. Operasi
A. Interogasi
Mengkonfrontasikan kesenjangan-kesenjangan yang terjadi pada diri klien
B. Spesifikasi
Mengkhususkan hal-hal yang dibicarakan sehingga klien paham
tentang ego statenya.
C. Konfrontasi
Menunjukkan gambaran atau ketidak-beresan pada diri klien
D. Penjelasan
Transaksi dewasa-dewasa yang terjadi antara konselor dengan klien untuk
e. Ilustrasi
Memberikan contoh pengajaran kepada klien agar ego statenya
digunakan secara tepat.
F. Konfirmasi
Mendorong klien untuk bekerja lebih keras lagi.
G. Penafsiran
Membantu klien menyadari latar belakang dari tingkah lakunya
H. Kristalisasi
Menjelaskan kepada klien bahwasanya klien sudah boleh mengikuti
dapat dengan cara melihat bagaimana kli tersebut bertransaksi selama ini
manusia yang benar-benar dirasakan dan dibutuhkan oleh semua orang yaitu
tindakan- tindakan yang merugikan dirinya sendiri maupun orang lain. Konselor
dalam hal ini dapat mengkaji tentang bagaimana klien memperoleh sentuhan
wajar dan benar, melalui cara transaksi yang dapat diterima oleh orang lain.
Perhatian terhadap hal inilah kiranya yang ditonjolkan oleh model Analisis
dan orang lain. Pemilihan posisi hidup tersebut akan banyak menentukan sikap
hidup klien. Bagi konselor ini membantu dalam menemukan posisi hidup yang
tidak seharusnya dianut klien, khususnya konselor dengan cara menggali masa
lalu sewaktu klien masih kecil. Konselor memerlukan waktu dalam upaya
sehingga klien benar-benar menyadari bahwa posisi yang dipilihnya akan sangat
mempengaruhi hidupnya, sehingga bila dia memilih posisi “tidak baik”, maka tingkah
lakunya dalam bertransaksi akan diwarnai oleh keadaan “tidak baik” tersebut dan ini
A.Kesimpulan
Maksud transaksionalnya adalah hubungan komunikasi antara seseorang
dengan orang lain. Adapun hal yang dijelaskan yaitu meliputi bagaimana bentuk
mungkin paling terkenal, model keadaan ego untuk melakukan hal ini. Dalam
yang baik. Kemampuan bertransaksi jelas dimulai sejak individu bergaul dengan
orang lain. Pada awalnya bayi itu mempunyai posisi hidup evolusioner.
Akibat pelatihan dari orang tua, anak dapat menempati posisi hidup yang
berbeda-beda. Semuanya itu akan tampak dari tingkah laku-tingkah laku yang
ditampilkan selama dia melakukan transaksi. Secara umum tujuan yang dicapai
memahami sifat dan jenis transaksi mereka dengan orang lain sewaktu dia
bertransaksi. Pemahaman ini akan berguna bagi klien sehingga mereka dapat
merespons orang lain secara langsung, menyeluruh dan familiar Proses Konseling
B.Saran
Pemateri menyadari bahwa dalam proses pembuatan dan penyampaian Makalah ini
banyak mengandung kesalahan dan kekeliruan dari kurangnya sumber buku, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi pemateri untuk mengingatkan dan
memperbaiki segala kesalahan yang dilakukan dalam proses penyusunan. dan menyerahkan
makalah. Terakhir, tidak lupa Pembicara mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT dan
ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu proses penulisan makalah ini.
REFERENSI
Corey, Gerald. (1988).Teori Dan Praktek Konseling Dan Psikoterapi. Bandung:
Eresco.
inti. G., Corey, MS, & Callanan, P. (1988).Permasalahan Dan Etika Dalam Membantu
Profesi. Pembelajaran Wadsworth/Thomson
Hansen, JC Stevic RR., & Warner, RW. (1977).Konseling: Teori Dan Proses.