Anda di halaman 1dari 10

GAMBARAN PENGETAHUAN PENGGUNAAN OBAT GASTRITIS PADA PASIEN

DI PUSKESMAS SIOMPU BARAT TAHUN 2020


An overview of the knowledge of the use of gastritis drugs in patients at the Siompu Barat
Public Health Center

Kiki Safitri, Muhammad Tasjiddin Teheni dan Sapril


Program Studi Diploma Tiga Farmasi Jurusan Kesehatan Politeknik Baubau
Email : kikisafitri1503@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan penggunaan obat gastritis
pada pasien di Puskesmas Siompu Barat. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif,
teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner dan wawancara. Populasi pada penelitian
ini semua pasien gastritis. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 82 orang, teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik probability sampling. Analisis data menggunakan
aplikasi SPSS. Hasil dari penelitian meunjukkan bahwa pengetahuan pasien terhadap
penggunaan obat gastritis memiliki pengetahuan baik sebanyak 51 orang (62.2%) artinya
pasien dapat mengetahui penggunaan obat gastritis dan memahami serta pengaplikasian
penggunaan obat gastritis. Pasien yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 31 orang
(37.8%), artinya pasien kurang memahami pengaplikasian penggunaan obat gastritis yang
baik dan dari 82 responden tidak memiliki pengetahuan yang kurang.

Kata kunci : Pengetahuan pasien, Gastritis, Penggunaan obat gastritis.

Abstract
The study aims to find out the picture of knowledge of the use of gasthiritis on patient in the
west Siompu public health center. The kind of research used are capitalis collecting
techniques using questionnaires and interview. The population in this study were all gastritis
patients. The sampe in this study numbered 82 people. Sampling is being taken. Data analysis
using the SPSS application. Research has shown that patient’s knowledge of the use
gasthiritis has a good knowledge of 51 persons (62,2%), which means that patients can how
the use of gashritis and understand and apply to the use of the gasthritis. Patients had little
understaanding application for good use of gasthiritis and from the 82 respondents did not
have inadequate knowledge

Key Word : Patient knowledge, Gastritis, Use of a gastritis

1
PENDAHULUAN setiap tahun. Kejadian penyakit gastritis di
Latar Belakang Asia Tenggara 583,635 dari jumlah
Pengetahuan adalah hasil tahu dan penduduk setiap tahun (Tussakinah W,
ini terjadi setelah seseorang mengadakan Burhan IR, 2018).
penginderaan terhadap suatu objek Menurut data dari Depertemen
tertentu. Penginderaan terhadap obyek Kesehatan RI angka persentase dari
terjadi melalui panca indra manusia yakni kejadian gastritis di Indonesia yaitu
penglihatan, pendengaran, penciuman rasa, (40,8%). Angka kejadian gastritis pada
dan raba dengan sendiri. Pada waktu beberapa daerah diindonesia itu sendiri
penginderaan sampai menghasilkan cukup tinggi dengan pravalensi 274,396
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi kasus dari 238.452.952. Pada profil
oleh intensitas perhatian persepsi terhadap kesehatan Indonesia kota samarinda tahun
obyek. Sebagian besar pengetahuan 2011 gastritis termasuk dalam salah satu
manusia diperoleh melalui mata dan dari 10 penyakit terbanyak pada pasien
telinga (Wawan dan Dewi , 2018). rawat inap di Rumah Sakit yang ada
Gastritis merupakan peradangan diindonesia sebanyak (4,9%) atau 30.154
yang mengenai mukosa lambung. (Takdir khaerunnisa R, Sety Muhamad
Peradangan ini dapat mengakibatkan Ode L. dan Tina L, 2018).
pembengkakan mukosa lembung sampai Resiko penyakit gastritis sampai
terlepasnya epitel mukosa superfisial yang saat ini masih sangat tinggi dan
menjadi penyebab terpenting dalam masalahnya belum terpecahkan, namun
gangguan saluran pencernaan. Pelepasan yang terjadi dikalangan usia muda maupun
epitel akan merangsang timbulnya proses masyarakat luas ternyata masih banyak
inflamasi pada lambung (Sukarmin, 2012). yang tidak memperhatikan kesehatan dan
World Health Organization menjaga gaya hidup terutama dari apa
(WHO), angka kejadian gastritis didunia yang dikonsumsi, penggunaan obat-
dari bebrapa negara yaitu Inggris dengan obatan, stress, infeksi bakteri serta pola
angka kejadian persentase 22%, China makan dan minum yang kurang baik.
dengan angka kejadian persentase 31%, Untuk dapat meningkatkan derajat
Jepang dengan persentase 14,5%, Kanada kesehatan yang prima dan sebaiknya
dengan persentase 35%, perancis dengan mendeteksi awal faktor-faktor yang
angka persentase 29,5%. Di dunia kejadian berhubungan dengan penyebab penyakit
gastritis sekitar 1,8-2,1 juta penduduk gastritis (Huzaifah, 2017).
2
Seorang tenaga kesehatan terutama penderita gastritis di Puskemas Siompu
farmasi harus selalu memberikan Barat.
pelayanan kesehatan tentang penggunaan SAMPEL
obat gastritis kepada setiap pasien yang Sampel merupakan bagian dari
terdiagnosis gastritis dan selalu jumlah dan karakteristik yang dimiiliki
memberikan informasi mengenai penyakit populasi tersebut (Sugiyono, 2016). Pada
gastritis dan obat gastritis yang digunakan penelitian ini diketahui jumlah populasi
dengan baik dan benar agar dapat sebanyak 444 pasien penderita gastritis.
mengurangi resiko yang tidak diinginkan Teknik pengambilan sampel pada
dan juga pasien dapat mengetahui tentang penelitian ini menggunakan probability
penggunaan obat gastritis. sampling yang merupakan teknik
pengambilan sampel yang memberikan
METODE PENELITIAN peluang yang sama kepada setiap anggota
Lokasi, Populasi Dan Sampel populasi untuk menjadi sampel.
Jenis penelitian yang digunakan
adalah metode deskriptif yaitu untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
menggambarkan pengetahuan penggunaan Hasil Penelitian
obat gastritis pada pasien di Puskesmas Penelitian ini dilakukan dengan
Siompu Barat. menggunakan instrumen berupa kuisioner
Tempat penelitian dilakukan di dan wawancara sebagai alat pengumpul
Puskesmas Siompu Barat, Kecamatan data yang dibagikan pada pasien di
Siompu Barat, Kabupaten Buton Selatan, Puskesmas. Dari data yang telah
Sulawesi Tenggara. Penelitian ini telah dikumpulkan melalui kuisioner dan
dilaksanakan pada bulan Januari - Agustus wawancara kepada responden, maka
Tahun 2021. didapatkan hasil penelitian ini dalam
POPULASI bentuk tabel distribusi frekuensi
Populasi merupakan objek yang pengetahuan penggunaan.
mempunyai kualitas dari karakteristik Tabel 4.1 Distribusi frekuensi pengetahuan
tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti responden berdasarkan umur
untuk dipelajari dan kemudian ditarik
Pengetahuan
kesimpulanya (Sugiyono, 2016). Populasi Baik Cukup

pada penelitian adalah semua pasien Umur F P Umur F P

3
18-20 2 3,9 18-20 3 5,9 Pengetahuan

21-30 20 39,2 21-30 5 9,8 Baik Cukup

31-40 14 27,5 31-40 4 7,8 Pendidikan F P Pendidikan F P

41-50 13 25,5 41-50 9 17,6 SD 3 5,9 SD 11 21,6


51-60 2 3,9 51-60 9 17,6 SMP 20 39,2 SMP 13 25,5
61-70 0 0 61-70 1 2,0
Total 51 100, Total 31 100, SMA 15 29,4 SMA 7 13,7
0 0
Sarjana 13 25,5 Sarjana 0 0

Berdasarkan tabel diatas dapat kita Total 51 100,0 Total 31 100,0

ketahui bahwa mayorits responden


berdasarkan umur yang memiliki Dari tabel diatas dapat kita ketahui
pengetahuan baik berada pada usia 21-50 bahwa responden berdasarkan pendidikan
tahun. yang memiliki pengetahuan baik adalah
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi pendidikan Sarjana (25,5%) sedangkan
pengetahuan responden berdasarkan jenis responden yang memiliki pengetahuan
kelamin. cukup berada pada pendidikan SD (21,6%).
Pengetahuan

Baik Cukup Tabel 4.4 Distribusi frekuensi


Jenis P F Jenis P F pengetahuan responden berdasarkan
kelamin kelamin
pekerjaan.
Laki-laki 24 47,1 Laki-laki 10 19,2
Pengetahuan
Perempua 27 52,9 Perempua 21 39,2 Baik Cukup
n n Pekerjaan F P Pekerjaan F P
Total 51 100,0 Total 31 100,0

IRT 15 29,4 IRT 8 15,7

Berdasarkan tabel diatas dapat PNS 13 25,5 PNS 0 0

diketahui bahwa responden berdasarkan


Petani 2 3,9 Petani 11 21,6
jenis kelamin yang memiliki pengetahuan Wirasuwast 10 19,6 Wirasuwa 4 7,8
a sta
baik yaitu laki-laki sebanyak 24 orang
Nelayan 6 11,8 Nelayan 4 7,8
(47,1%) dan responden yang memiliki Pelajar/ 5 9,8 Pelajar/ 4 7,8
Mahasiswa Mahasisw
pengetahuan cukup terbanyak adalah a
Total 51 100, Total 31 100,
perempuan sebanyak 21 orang (19,6%). 0 0
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi
pengetahuan responden berdasarkan Dari tabel diatas dapat diketahui

tingkatan pendidikan. bahwa mayoritas responden berdasarkan

4
pekerjaan yang memiliki pengetahuan baik (PPI)

adalah PNS (25,5%) sedangkan responden


Dari data diatas dapat kita ketahui
yang memiliki pengetahuan cukup berada
bahwa obat golongan antasida sediaan
pada peekerjaan Petani sebanyak 11
tablet sebanyak 640 (780,5%) sedangkan
(21,6%).
antasida sediaan injeksi 332 (404,9), obat
golongan Antagonis Reseptor H2 yaitu
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi kategori
Ranitidine sebanyak 372 (453,7%) dan
pengetahuan pasien tentang penggunaan
obat golongan Penghambat Pompa Proton
obat gastritis pada pasien di Puskesmas
yaitu Omeprazole sediaan tablet sebanyak
Siompu Barat.
167 (203,7%) dan Omeprazole sediaan
Kategori F P
injeksi sebanyak 130 (158,6%).
Pengetahuan
PEMBAHASAN
Baik 51 62,2
1. Umur
Cukup 31 37,8
Menurut Elisahbeth BH yang
Kurang 0 0
dikutip oleh Notoadmodjo (2012), usia
Total 82 100,0
merupakan umur individu yang
terhitung mulai saat dilahirkan sampai
Dari tabel diatas dapat kita ketahui
berulang tahun. Dari segi kepercayaan
bahwa mayoritas responden dengan
masyarakat seseorang yang lebih
pengetahuan baik sebanyak 51 orang
dewasa dipercaya dari orang yang
(62,2%), pengetahuan cukup sebanyak 31
belum tinggi kedewasaanya. Hal ini
orang (37.8%) dan pengetahuan kurang 0.
dilihat dari pegalaman dan kematangan
jiwa.
Tabel 4.6 Distribusi frekuensi penggunaan
Berdasarkan tabel 4.1 diatas
obat gastritis di Puskesmas Siompu Barat.
dapat kita ketahui bahwa mayoritas
No Kelas Nama Bentuk Jumlah Presentase
Terapi Obat sediaan responden yang memiliki pengetahuan
1. Antasida Antasi Tablet 640 780,5% baik berada pada usia 21-50, dapat
da Injeksi 332 404,9%
disimpulkan bahwa usia 21-50 adalah
2. Antagonis Ranitid Tablet 372 453,7%
penderita gastritis terbanyak hal ini
Reseptor ine
H2 disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
3. Penghamb Omepr Tablet 167 203,7% pola hidup yang tidak sehat dan
at pompa azole Injeksi 130 158,6%
Proton

5
kesibukanya yang membuatnya faktor yaitu stres, makan tidak teratur,
mengabaikan kesehatan. diet dan dikarenakan juga wanita lebih
2. Jenis kelamin rentan terkena sakit lambung karena
Jenis kelamin atau seks merupakan gangguan kecemasan dan wanita
perbedaan antara perempuan dengan sensitif terhadap perasaan dibandingkan
laki-laki secara biologis sejak seseorang laki-laki.
lahir. Seks berkaitan dengan tubuh laki- 3. Pendidikan
laki dan perempuan Pendidikan berarti bimbingan yang
Berdasarkan pada tabel 4.2 dapat diberikan seseorang terhadap
kita ketahui bahwa mayoritas responden perkembangan orang lain menuju
yang memiliki pengetahuan baik berada kearah cita-cita tertentu yang
pada jenis kelamin laki-laki menentukan manusia untuk berbuat dan
dikarenakan jumlah penderita gastritis mengisi kehidupan untuk mencapai
yang berjenis kelamin laki-laki keselamatan dan kebahagian.
berjumlah 33 orang, yang memiliki Pendidikan diperlukan untuk
pengetahuan baik sebanyak 24 orang mendapatkan informasi seperti hal-hal
dengan persentase (47,1%) dan cukup yang menunjang kesehatan sehingga
10 orang dengan persentase (19,6%). dapat meningkatkan kualitas hidup
Sedangkan responden berjenis kelamin (Wawan dan Dewi, 2018).
perempuan berjumlah 49 orang, yang Berdasarkan pada tabel 4.3 dapat
memiliki pengetahuan baik sebanyak 27 kita ketahui bahwa responden pada
orang dengan persentase (52,9%) dan tingkatan pendidikan yang memiliki
pengetahuan cukup sebanyak 21 orang pengetahuan baik berada pada tingkat
dengan persentase (39,2%) pendidikan Sarjana (15,9%), karena
Hasil penelitian berdasarkan jenis jumlah responden yang memiliki
kelamin yang telah dilakukan pada 82 tingkat pendidikan Sarjana berjumlah
responden dapat kita simpulkan bahwa 13 Orang dengan persentase (15,9%)
penderita gastritis terbanyak dan tidak memiliki pengetahuan yang
berdasarkan jenis kelamin adalalah kurang. Sedangkan responden yang
perempuan diketahui sebanyak 49 memiliki pengetahuan cukup
orang (59,8%). Penyebab penderita berdasarkan tingkatan pendidikan
gastritis terbanyak adalah perempuan berada pada tingkat SD (21,6%), karena
karena dipengaruhi oleh beberapa jumlah responden yang memiliki
6
pendidikan SD berjumlah 14 orang, 4. Pekerjaan
yang memiliki pengetahuan baik Pekerjaan merupakan kegiatan
sebanyak 3 orang dengan persentase yang harus dilakukan terutama untuk
(5,9%) dan yang memiliki pengetahuan menunjang kehidupanya dan kehidupan
cukup sebanyak 11 orang dengan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber
persentase (21,6%). kesenangan, tetapi cara mencari nafkah
Menurut YB Mantra dalam yang membosankan, secara berulang-
Notoadmodjo (2016) pendidikan dapat ulang dilakukan dan banyak tantangan.
mempengaruhi seseorang, termasuk Berdasarkan pada tabel 4.4 dapat
juga perilaku seseorang akan pola hidup kita ketahui bahwa mayoritas responden
terutama dalam memotivasi untuk sikap berdasarkan pekerjaan dari hasil
berperan serta dalam pembangunan penelitian pada 82 responden
pada umumnya semakin tinggi didapatkan yang memiliki pengetahuan
pendidikan seseorang semakin mudah baik berada pada pekerjaan PNS
menerima informasi sehingga penderita (25,5%), dikarenakan jumlah responden
gastritis banyak terjadi pada pendidikan yang bekerja sebagai PNS berjumlah 13
SD dikarenakan kurang pendidikan orang, yang memiliki pengetahuan baik
yang didapatkan. Orang yang sebanyak 13 orang dengan persenntase
berpendidikan tinggi cenderung (25,5%) dan yang memiliki
mewujudkan paradigma sehat yang pengetahuan cukup tidak ada.
berkaitan dengan perorangan, Sedangkan dari hasil penelitian pada 82
keluarga, kelompok, dan masyarakat responden berdasarkan pekerjaan
yang berorientasi sehat yang dapat didapatkan yang memiliki pengetahuan
memelihara, meningkatkan dan cukup berada pada pekerjaan Petani
melindungi kualitas kesehatan mental, (21,6%), dikarenakan jumlah responden
spiritual, fisik maupun sosial. yang bekerja sebagai petani berjumlah
Berdasarkan data diatas dapat kita 13 orang, yang memiliki pengetahuan
simpulkan bahwa semakin tinggi baik sebanyak 2 orang dengan
pendidikan seseorang maka semakin persentase (3,9%) dan yang memiliki
tinggi pula tingkat pengetahuan yang pengetahuan cukup sebanyak 11 orang
dimiliki, pengetahuan sangat erat dengan persentase (21,6%)..
kaitanya dengan pendidikan Dari data diatas dapat kita
(Notoadmodjo, 2009). simpulkan bahwa sebagian responden
7
bekerja sebagai Petani dalam memenuhi cukup sebanyak 31 orang (37,8%) dan
kebutuhan pokok maupun kebutuhan mayoritas responden dengan
sekunder, keluarga dengan status pengetahuan kurang tidak ada. Hasil
ekonomi baik akan mudah tercukupi penelitian didapatkan pasien gastritis di
dan lebih mudah mengakses informasi Puskesmas Siompu Barat rata-rata
dengan keluarga dalam status ekonomi memiliki pengetahuan baik (62.2%),
rendah. Hal ini akan mempengaruhi artinya responden memiliki
kebutuhan informasi pengetahuan pengetahuan dan pemahaman serta
termasuk sekunder, dikarenakan pengaplikasian cara penggunaan obat
kurangnya pergaulan ditempat kerja gastritis dengan baik sedangkan
(Notoadmodjo, 2013). sebagian responden memiliki
5. Pengetahuan pengetahuan cukup (37.8%), hal ini
Pengetahuan adalah hasil tahu dan disebabkan karena kurangnya
ini terjadi setelah orang mengadakan pengetahuan dan pemahaman serta
penginderaan terhadap suatu objek pengaplikasian tentang cara
tertentu. Penginderaan terhadap obyek penggunaan obat gastritis yang baik dan
terjadi melalui panca indra manusia benar sesuai dengan yang telah
yakni penglihatan, pendengaran, ditentukan.
penciuman rasa, dan raba dengan Pemberian informasi kepada pasien
sendiri. Pada waktu penginderaan merupakan bagian yang tidak
sampai menghasilkan pengetahuan terpisahkan dan elemen kunci dari
tersebut sangat dipengaruhi oleh pelayanan kefarmasian, dapat
intensitas perhatian persepsi terhadap disimpulkan bahwa pelayanan
obyek. Sebagian besar pengetahuan konseling pasien merupakan suatu
manusia diperoleh melalui mata dan pelayanan kefarmasian yang
telinga (Wawan dan Dewi, 2018). mempunyai tanggung jawab dan etikal
Dari hasil penelitian yang telah serta medikasi legal untuk memberikan
dilakukan pada 82 responden yang informasi dan edukasi mengenai
mengalami gastritis berdasarkan pada penggunaan obat gastritis, agar pasien
tabel 4.5 dapat kita ketahui bahwa penderita gastritis memiliki
mayoritas responden dengan pengetahuan yang baik tentang
pengetahuan baik sebanyak 51 orang penggunaan obat hal ini ditujukan untuk
(62,2%), mayoritas yang pengetahuan
8
mengurangi resiko yang tidak Gambaran pengetahuan
diinginkan terjadi pada pasien. penggunaan obat gastritis pada pasiens di
6. Penggunaan obat Puskesmas Siompu Barat yang dilakukan
Pengobatan pada penyakit gasritis pada 82 responden di Puskesmas Siompu
memiliki jenis obat yang berbeda sesuai Barat untuk mengetahui gambaran
dengan gejala yang dialami dan pengetahuan penggunaan obat gastritis
penyebab terjadinya gastritis. Jenis obat pada pasien didapatkan hasil dari 82
gastritis yang digunakan di Puskesmas responden penderita gastritis yaitu
Siompu Barat yaitu Antasida, pengetahuan baik sebanyak 51 orang
Antagonis Reseptor H2 dan dengan persentase (62,2%), pengetahuan
Penghambat pompa proton. cukup sebanyak 31 orang dengan
Berdasarkan pada tabel 4.6 dapat persentase (37,8%), dan dari 82 responden
kita ketahui bahwa penggunaan obat tidak didapatkan pasien yang
gastritis di Puskesmas Siompu Barat berpengetahuan kurang. Berdasarkan hasil
yaitu obat antasida tablet sebanyak 640 penelitian yang didapatkan pasien gastritis
dengan persentase (780,5%) dan obat di Puskesmas Siompu Barat rata-rata
Antasida sediaan Injeksi dengan memiliki pengetahuan baik 62.2%, artinya
persentase 332 dengan persentase responden memiliki pengetahuan dan
(404,9%). Antasida adalah obat yang pemahaman serta pengaplikasian cara
digunakan untuk menetralkan asam penggunaan obat gastritis dengan baik
lambung sehingga berguna untuk sedangkan sebagian responden memiliki
menghilangkan nyeri akibat asam pengetahuan cukup 37.8%, hal ini
lambung terlalu banyak dilambung, disebabkan karena kurangnya pemahaman
Ranitidine sebanyak 372 dengan tentang pengaplikasian cara penggunaan
persentase (453,7%), Ranitidine adalah obat gastritis yang baik dan benar sesuai
obat untuk mengurangi jumlah asam dengan yang telah ditentukan.
lambung dalam perut dan Omeprazole Saran
tablet sebanyak 167 dengan persentase 1. Bagi Puskesmas Siompu Barat
(203,7%) dan Omeprazole Injeksi 130 Diharapkan bisa memberikan
dengan persentase (158,6%), pendidikan kesehatan kepada pasien
agar lebih mengetahui tentang
KESIMPULAN DAN SARAN penggunaan obat gastritis.
Kesimpulan 2. Bagi institusi pendidikan
9
Semoga penelitian ini dapat dijadikan Notoatmodjo, Soekidjo., 2012. Promosi
sebagai bacaan atau referensi bagi Kesehatan Dan perilaku
mahasiswa lain tentang gambaran Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
pengetahuan penggunaan obat gastritis. Notoatmodjo, 2013. Metodologi Penelitian
3. Bagi peneliti Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta.
Diharapkan hasil dari penelitian dapat Takdir, R.K.dkk., 2018. Hubungan Stress,
meningkatkan pengetahuan serta dapat Keteraturan Makan. Open Journal
menambah wawasan serta pengalaman Of Noursing.
bagi peneliti. Tussakinah, W., Masrul, & I.R. Burhan.
2018. Hubungan Pola Makan Dan
DAFTAR PUSTAKA Tingkat Stress Terhadap
Dewi Dan Wawan. 2018. Teori & Kekambuhan Gastritis Di Wilayah
Pengukuran Pengetahuan Sikap Kerja Puskesmas Tarok Kota
Dan Perilaku Manusia. Yogyakarta Payakumbuh Tahun 2017. Jurnal
: Medical Book. Kesehatan Andalas, (JKA). Vol
Huzaifah, Z. 2017. Hubungan 7(2).
Pengetahuan Tentang Penyebab Sukarmin, 2012. Keperawatan Pada
Gastritis Dengan Perilaku Sistem Pencernaan. Yogyakarta :
Pencegahan Gastritis. Journal Pelajar.
Healthy-Mu. 1(1): 28-31. Sugiyono. 2016. Metode Penelitian
Notoatmodjo, Soekidjo., 2009. Kuanitatif, Kualitatif Dan R&D.
Pengembangan Sumber Data Bandung : PT Alfabet.
Manusia. Jakarta : Rineka Cipta.

10

Anda mungkin juga menyukai