Anda di halaman 1dari 2

PENANGANAN ATONIA UTERI

No Dokumen : SOP/UKMUPTD-12 /I/2023


No. Revisi : -
SOP
Tanggal Terbit : 05 Januari 2023
Halaman : 1/2
CATUR
UPTD SUSILOWATI,
PUSKESMAS AMG
PASIR SAKTI NIP.19741211
200501 2 004

1. Pengertian Atonia uteri merupakan kegagalan miometrium untuk berkontraksi setelah


persalinan sehingga uterus dalam keadaan relaksasi penuh, melebar, lembek dan
tidak mampu menjalankan fungsi oklusi pembuluh darah. Akibat dari atonia uteri
ini adalah terjadinya perdarahandan dilakukan dengan KBI dan KBE.
2. Tujuan Sebagai pedoman langkah-langkah penanganan atonia uteri dan perdarahan
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.445//SK/UPTD-12/ /2023 Tentang Atonia Uteri.
4. Referensi Kementerian Kesehatan RI dan WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di
Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan.Jakarta:
KementerianKesehatan RI. 2013.(Kementerian Kesehatan),JNPKR 2014 tentang
asuhan persalinan normal
5. Alat
6. Langkah- Kompresi Bimanual Internal (KBI)
langkah 1. Pakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril, dengan lembut
masukkan tangan (dengan cara menyatukan kelima ujung jari) ke
intraktus dan ke dalam vagina itu.
2. Periksa vagina & serviks. Jika ada selaput ketuban atau bekuan darah
pada kavum uteri mungkin uterus tidak dapat berkontraksi secara penuh.
3. Letakkan kepalan tangan pada fornik anterior tekan dinding anteror uteri
sementara telapak tangan lain pada abdomen, menekan dengan kuat
dinding belakang uterus ke arah kepalan tangan dalam.
4. Tekan uterus dengan kedua tangan secara kuat. Kompresi uterus ini
memberikan tekanan langsung pada pembuluh darah di dalam dinding
uterus dan juga merangsang miometrium untuk berkontraksi.
5. Evaluasi keberhasilan:
a) Jika uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang, teruskan
melakukan KBl selama dua menit, kemudian perlahan-lahan keluarkan
tangan dari dalam vagina. Pantau kondisi ibu secara melekat selama
kala empat.
b) Jika uterus berkontraksi tapi perdarahan terus berlangsung, periksa
perineum, vagina dari serviks apakah terjadi laserasi di bagian
tersebut. Segera lakukan si penjahitan jika ditemukan laserasi.
c) Jika kontraksi uterus tidak terjadi dalam waktu 5 menit, ajarkan
keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksternal. Kemudian
teruskan dengan langkah-langkah penatalaksanaan atonia uteri
selanjutnya. Minta tolong keluarga untuk mulai menyiapkan rujukan.
Alasan: Atonia uteri seringkali bisa diatasi dengan KBl, jika KBl tidak
berhasil dalam waktu 5 menit diperlukan tindakan-tindakan lain.
6. Berikan 0,2 mg ergometrin IM (jangan berikan ergometrin kepada ibu
dengan hipertensi) Alasan: Ergometrin yang diberikan, akan
meningkatkan tekanan darah lebih tinggi dari kondisi normal.
7. Menggunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau 18), pasang infus
dan berikan 500 ml larutan Ringer Laktat yang mengandung 20 unit
oksitosin.
Alasan: Jarum dengan diameter besar, memungkinkan pemberian cairan
IV secara cepat, dan dapat langsung digunakan jika ibu membutuhkan
transfusi darah. Oksitosin IV akan dengan cepat merangsang kontraksi
uterus. Ringer Laktat akan membantu mengganti volume cairan yang
hiking selama perdarahan.
Pakai sarung tangan steril atau disinfeksi tingkat tinggi dan ulangi
KBI.Alasan: KBI yang digunakan bersama dengan ergometrin dan
oksitosin dapat membantu membuat uterus-berkontraksi
8. Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu sampai 2 menit, segera
lakukan rujukan Berarti ini bukan atonia uteri sederhana. Ibu
membutuhkan perawatan gawat-darurat di fasilitas kesehatan yang dapat
melakukan tindakan pembedahan dan transfusi darah.
9. Dampingi ibu ke tempat rujukan. Teruskan melakukan KBI hingga ibu
tiba di tempat rujukan. Teruskan pemberian cairan IV hingga ibu tiba di
fasilitas rujukan:
a) Infus 500 ml yang pertama dan habiskan dalam waktu 10 menit.
b) Kemudian berikan 500 ml/jam hingga tiba di tempat rujukan atau
hingga jumlah cairan yang diinfuskan mencapai 1,5 liter, dan
kemudian berikan 125 ml/jam.
c) Jika cairan IV tidak cukup, infuskan botol kedua berisi 500 ml cairan
dengan tetesan lambat dan berikan cairan secara oral untuk asupan
cairan tambahan.
Teknik Kompresi Bimanual Eksternal (KBE). Letakkan satu tangan pada
abdomen di depan uterus, tepat di atas simfisis pubis.
1. Letakkan tangan yang lain pada dinding abdomen (dibelakang korpus
uteri), usahakan memegang bagian belakang uterus seluas mungkin.
Lakukan gerakan saling merapatkan kedua tangan untuk melakukan
kompresi pembuluh darah di dinding uterus dengan cara menekan
uterus di antara kedua tangan tersebut. (Pusdiknakes, Asuhan
Persalinan Normal)
7. Bagan alir
8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit terkait 1. Ruang Bersalin (VK) PUSKESMAS
2. POLINDES
10. Dokumen
terkait
11. Rekaman No Yang diubah Isi perubahan tanggal mulai
historis diberlakukan
perubahan

2/2

Anda mungkin juga menyukai