Yuli Dwi Purnamawati 9910821022 UASPAIT
Yuli Dwi Purnamawati 9910821022 UASPAIT
1
Universitas Negeri Jakarta, Indonesia
*Email: yulidwipurnamawati@gmail.com
Abstrak:
Penelitian ini untuk mengetahui tantangan beberapa lembaga pendidikan swasta di Indonesia
telah mengadopsi alternatif kurikulum yang diakui secara internasional. Di Indonesia sudah
banyak sekali yang sudah mengimplementasikan kurikulum yang diakui secara internasional
seperti Cambridge Curriculum lain-lain. Hal ini tidak terlepas dari adanya kebijakan pemerintah
Indonesia dalam menerapkan Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK). Sekolah dengan kurikulum
Cambridge beroperasi dalam berbagai konteks dengan tuntutan yang berbeda dan harapan.
Beberapa sekolah lebih suka menawarkan kurikulum yang seluruhnya terdiri dari antara
kombinasi Cambridge dengan Kurikulum 2013, menggabungkan ini untuk membentuk silabus
mata pelajaran individu dan gabungkan dengan kualifikasi dan program pendidikan dari
penyelenggara nasional atau internasional lainnya. Hasil analisis SWOT menunjukkan
kelemahan utama implementasi kurikulum Cambridge di Indonesia adalah sosialisasi dan
pelatihan guru, diikuti oleh dokumen pedoman kurikulum Cambridge sebagai kelemahan kecil.
Namun dengan nilai rata-rata 4,75 menunjukkan kalau secara keseluruhan implementasi ini
adalah situasi yang paling menguntungkan, sehingga sekolah memiliki peluang untuk
menerapkan kurikulum Cambridge dengan perencanaan strategi yang matang. Solusi untuk
mengatasi masalah di atas adalah dengan membuat rencana strategis yang melibatkan Kepala
Sekolah, Guru, dan Manajemen untuk mulai fokus pada sosialisasi dan pelatihan terhadap
kurikulum Cambridge.
1
Universitas Negeri Jakarta, Indonesia
*Email: yulidwipurnamawati@gmail.com
Abstract:
This research is to find out the challenges of several private educational institutions in Indonesia
that have adopted an alternative curriculum that is internationally recognized. Many have
implemented internationally recognized curricula such as the Cambridge Curriculum and others
in Indonesia. The context is inseparable from the Indonesian government's policy in
implementing the Cooperation Education Unit (SPK). Schools with the Cambridge curriculum
operate in various contexts with different demands and expectations. Some schools prefer to
offer a curriculum consisting entirely of Cambridge and the 2013 Curriculum, combining these
to form individual subject syllabuses and incorporating qualifications and educational programs
from other national or international providers. The SWOT analysis results show that the main
weakness in implementing the Cambridge curriculum in Indonesia is the socialization and
training of teachers, followed by the Cambridge curriculum guide document as a minor
weakness. However, with an average value of 4.75, it shows that this implementation is the most
favorable situation overall, so schools have the opportunity to implement the Cambridge
curriculum with careful strategic planning. The solution to overcome the problems above is to
make a strategic plan involving the Principal, Teachers, and Management to focus on socializing
and training the Cambridge curriculum.
a. Membuat konsep keterlibatan antara walaupun hal tersebut bisa jadi kelemahan,
humanistik yang mendasari tentang nilai pertanyaan berbentuk soal cerita, hal ini
yang muncul dari keterlibatan ini perlu harus menggunakan cara yang tepat untuk
Untuk mengetahui nilai hasil penelitian masing berada di bawah (+) atau di luar (-)
SWOT, studi ini menggunakan Matriks kendali sekolah. Lalu menunjukkan sejauh
Leigh (2010). Setiap faktor yang tercantum mana keyakinan dari masing-masing faktor
di table 1, menunjukkan indikator penerapan yang meningkatkan (+) atau menghambat (-)
kurikulum Cambridge sejauh mana masing- kinerja.
Tabel 1. Contoh Penilaian SWOT berdasarkan Matriks Leigh (2010)
A 3 3 3 3 12 Peringkat 1
B 1 2 2 3 8 Peringkat 2
C 1 2 2 2 7 Peringkat 3
D 1 2 2 1 6 Peringkat 5
E 1 1 2 3 7 Peringkat 4