Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMEN STRATEGIS DALAM PENERAPAN KURIKULUM CAMBRIDGE

DI SEKOLAH DASAR DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT

Yuli Dwi Purnamawati1

1
Universitas Negeri Jakarta, Indonesia

*Email: yulidwipurnamawati@gmail.com

Abstrak:

Penelitian ini untuk mengetahui tantangan beberapa lembaga pendidikan swasta di Indonesia
telah mengadopsi alternatif kurikulum yang diakui secara internasional. Di Indonesia sudah
banyak sekali yang sudah mengimplementasikan kurikulum yang diakui secara internasional
seperti Cambridge Curriculum lain-lain. Hal ini tidak terlepas dari adanya kebijakan pemerintah
Indonesia dalam menerapkan Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK). Sekolah dengan kurikulum
Cambridge beroperasi dalam berbagai konteks dengan tuntutan yang berbeda dan harapan.
Beberapa sekolah lebih suka menawarkan kurikulum yang seluruhnya terdiri dari antara
kombinasi Cambridge dengan Kurikulum 2013, menggabungkan ini untuk membentuk silabus
mata pelajaran individu dan gabungkan dengan kualifikasi dan program pendidikan dari
penyelenggara nasional atau internasional lainnya. Hasil analisis SWOT menunjukkan
kelemahan utama implementasi kurikulum Cambridge di Indonesia adalah sosialisasi dan
pelatihan guru, diikuti oleh dokumen pedoman kurikulum Cambridge sebagai kelemahan kecil.
Namun dengan nilai rata-rata 4,75 menunjukkan kalau secara keseluruhan implementasi ini
adalah situasi yang paling menguntungkan, sehingga sekolah memiliki peluang untuk
menerapkan kurikulum Cambridge dengan perencanaan strategi yang matang. Solusi untuk
mengatasi masalah di atas adalah dengan membuat rencana strategis yang melibatkan Kepala
Sekolah, Guru, dan Manajemen untuk mulai fokus pada sosialisasi dan pelatihan terhadap
kurikulum Cambridge.

Kata Kunci: Manajemen Strategis, Kurikulum Cambridge, Analisis SWOT.


STRATEGIC MANAGEMENT OF THE CAMBRIDGE CURRICULUM'S
IMPLEMENTATION IN ELEMENTARY SCHOOL, USING SWOT ANALYSIS

Yuli Dwi Purnamawati1

1
Universitas Negeri Jakarta, Indonesia

*Email: yulidwipurnamawati@gmail.com

Abstract:
This research is to find out the challenges of several private educational institutions in Indonesia
that have adopted an alternative curriculum that is internationally recognized. Many have
implemented internationally recognized curricula such as the Cambridge Curriculum and others
in Indonesia. The context is inseparable from the Indonesian government's policy in
implementing the Cooperation Education Unit (SPK). Schools with the Cambridge curriculum
operate in various contexts with different demands and expectations. Some schools prefer to
offer a curriculum consisting entirely of Cambridge and the 2013 Curriculum, combining these
to form individual subject syllabuses and incorporating qualifications and educational programs
from other national or international providers. The SWOT analysis results show that the main
weakness in implementing the Cambridge curriculum in Indonesia is the socialization and
training of teachers, followed by the Cambridge curriculum guide document as a minor
weakness. However, with an average value of 4.75, it shows that this implementation is the most
favorable situation overall, so schools have the opportunity to implement the Cambridge
curriculum with careful strategic planning. The solution to overcome the problems above is to
make a strategic plan involving the Principal, Teachers, and Management to focus on socializing
and training the Cambridge curriculum.

Keywords: Strategic Management, Cambridge Curriculum, SWOT Analysis.


PENDAHULUAN

Sistem pendidikan dasar menghadapi untuk memahami masalah matematika


tantangan yang cukup besar terutama dalam (Abdullah et.al, 2015).
konteks pembangunan manusia di Indonesia.
Perlu adanya kreativitas dalam
Tantangan tersebut mempunyai hubungan
pendidikan dan pembelajaran yaitu cara
yang sinergis dengan keadaan dan
baru, efektivitas (berfungsi, dalam arti
permasalahan dengan sistem pendidikan
mencapai tujuan tertentu), dan etisitas
nasional yang mempunyai peran penting
(Cropley, 2001). Untuk menjawab persoalan
dalam meningkatkan mutu sumber daya
tersebut beberapa lembaga pendidikan
manusia Indonesia. Pemerintah melalui
swasta di Indonesia telah mengadopsi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
alternatif kurikulum yang diakui secara
Riset, dan Teknologi, menciptakan
internasional. Kurikulum tersebut nantinya
kurikulum 2013 guna menjawab tantangan
akan disinergikan dengan kurikulum
ini sebagai salah satu usaha agar keluaran
nasional yang sudah ada. Di Indonesia sudah
peserta didik mampu bersaing dengan dunia
banyak sekali yang sudah
internasional. Sebenarnya kurikulum 2013
mengimplementasikan kurikulum yang
yang sudah dibuat pemerintah ini sudah
diakui secara internasional seperti
sangat maksimal dalam menghadapi
Cambridge Curriculum, IB Curriculum, dan
tantangan tersebut. Akan tetapi
lain-lain. Hal ini selaras dengan kebijakan
implementasi dari kurikulum tersebut masih
Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK) yang
memiliki beberapa kendala, terutama dalam
diterapkan oleh pemerintah Indonesia.
bidang sains, sehingga belum mampu
Standar Internasional dari kualitas produk
diimplementasikan secara maksimal oleh
lulusan SPK serta prespektif standar layanan
guru di dalam kelasnya serta belum siapnya
yang baik, berpengaruh terhadap sistem
siswa untuk mengubah cara berpikir aktif
manajemen sekolah secara sistematis.
dan kritis. Contohnya adalah ketika
merancang solusi matematika, siswa akan Dasar hukum SPK atau Satuan
meninjau dan mengingat semua informasi Pendidikan Kerjasama sudah tertuang dalam
dan pengetahuan dalam memori mereka Permendikbud No 31, Tahun 2014 (Tim
Penyusun Puslitjakdikbud, 2017). Peraturan Pada penelitian ini dipilih kurikulum
tersebut telah ditetapkan pada tanggal 23 Cambridge sebagai objek penelitian di
April 2014 dan masih dipakai seluruh SPK Sekolah Dasar SPK. Kurikulum ini banyak
yang ada. Pada Pasal 25 dari Permendikbud diminati karena mempunyai framework yang
tersebut menjelaskan tata cara pendirian sangat jelas dan sudah terbukti menjadi
SPK dengan sistem kerja sama program standar selama ratusan tahun di
penyelenggaraan pendidikan. Langkah- dunia pendidikan. Kurikulum Cambridge
langkah pendirian SPK pada peraturan yang sudah diadopsi oleh banyak sekolah di
tersebut adalah: seluruh dunia, bahkan lebih dari 9000
sekolah yang tersebar di 160 negara juga
1. Pengajuan permohonan rekomendasi ke
memiliki kelebihan lain, yaitu kurikulum ini
pemerintah daerah kabupaten/kota
dirancang agar mampu mengembangkan
dan/atau provinsi mengenai rencana
kemampuan pengetahuan dan keterampilan
pendirian SPK oleh pemrakarsa;
siswa (Sari, 2017). Di Indonesia sendiri,
2. Pemberian rekomendasi dari pemerintah
integrasi antara kurikulum 2013 dengan
daerah kabupaten/kota dan/atau provinsi
kurikulum Cambridge mampu
mengenai rencana pendirian SPK;
mengembangkan dan meningkatkan
3. Penyampaian usul rencana pendirian
kemampuan bahasa Inggris siswa baik
SPK oleh pemrakarsa kepada Menteri
dalam berbicara, mendengarkan dan
u.p. Direktur Jenderal terkait yang
membaca (Hasanah, 2019). Kurikulum
dilengkapi dengan rekomendasi dari
Cambridge berpusat pada siswa untuk
pemerintah daerah kabupaten/kota
membuat mereka aktif dalam pembelajaran.
dan/atau provinsi;
Selain itu diberikan pemahaman,
4. Pemberian pertimbangan oleh Direktur
pengetahuan, dan keterampilan serta
Jenderal terkait kepada Menteri;
berpikir kritis, yang melatih mental secara
5. Pemberian izin pendirian SPK
strategis, dan proses belajar berbasis
Penyelenggaraan oleh Menteri atau
masalah membuat siswa lebih aktif dalam
pejabat yang ditunjuk;
proses belajar mengajar. Hal ini selaras
6. Izin Pendirian SPK Penyelenggaraan
dengan konsep pedagogi modern yang
sebagaimana dimaksud huruf e
memiliki ciri-ciri diantaranya adalah:
diberikan untuk satu lokasi dan berlaku
untuk jangka waktu 6 (enam) tahun.
1. Konstruktivisme, dimana peserta didik harus selaras dan beririsan dengan konsep
tidak hanya pasif mendengarkan pendagogi serta penilaian atau assessment
ceramah, tapi ikut aktif dalam belajar (Gambar 1). Penilaian dan Pembelajaran
mengajar. Ketimbang memberikan dalam kurikulum Cambridge didukung oleh
ceramah, pengajar berfungsi sebagai saran langsung dari praktisi pendidikan,
fasilitator yang membantu siswa dengan yang menyediakan cakupan terpadu dari
pemahamannya tujuan Inkuiri Ilmiah (Board, J., & Cross,
2. Multiple Intelligence, yaitu pandangan A., 2014). Tiga aspek penting yaitu
baru setiap anak adalah individu yang Kurikulum, Pedagogi, dan Asesmen ini
unik dan cerdas. akan membawa mafaat yang cukup besar
3. Pendidikan Multikultural. untuk memaksimalkan potensi siswa dalam
pembelajaran. Salah satu manfaat
Ada tiga alasan utama yang
pembelajaran kurikulum Cambridge di
menjadikan konsep pedagogi di atas
Indonesia adalah meningkatkan
berperan penting, yaitu dengan:
kompleksitas berpikir peserta didik,

a. Membuat konsep keterlibatan antara walaupun hal tersebut bisa jadi kelemahan,

guru dan yang diajar; misalnya dalam pelaksanaan pembelajaran

b. Memberi pengertian bahwa keterlibatan matematika, mayoritas siswa masih merasa

itu didasarkan pada pandangan kesulitan dalam memahami maksud dari

humanistik yang mendasari tentang nilai pertanyaan berbentuk soal cerita, hal ini

dan nilai manusia; dikarenakan peserta didik tidak hanya harus

c. Memahami bahwa ilmu pengetahuan berusaha menerjemahkan soal, namun juga

yang muncul dari keterlibatan ini perlu harus menggunakan cara yang tepat untuk

dipahami secara esensial sebagai menyelesaikan soal cerita tersebut (Nafisah,

pertukaran antar individu, bukan 2018).

pertukaran finansial (Cowden et. al,


2013).

Berdasarkan pedoman University of


Cambridge Local Examinations Syndicate
(UCLES), sistem instruksional kurikurum
Education sebagai sekolah Satuan
Pendidikan Kerjasama (SPK) yang baik.

Tujuan analisis manajemen strategis


pada penelitian ini adalah sebagai dasar
dalam perencanaan dan pengembangan
kurikulum berbasis Cambridge yang
meliputi analisis lingkungan, tenaga
pendidik, struktur sekolah, dan para siswa.

Gambar 1. Sistem instruksional kurikulum Analisis ini kemudian dirumuskan menjadi

(UCLES, 2018) kebijakan melalui analisis SWOT


(Strengths, Weakness, Opportunities, dan
Penelitian ini menjadikan penerapan
Threats). Menurut Namugenyi et. al (2019),
kurikulum Cambridge sebagai subjek
analisis SWOT merupakan metode analisis
penelitian sementara implementasi
yang dapat digunakan untuk menilai dan
kurikulum tersebut di Sekolah Dasar (SD) di
mengevaluasi 'kekuatan', 'kelemahan',
Indonesia sebagai objek penelitian. Sumber
'peluang' dan 'ancaman' yang terdapat dalam
data diambil dari berbagai publikasi, jurnal,
suatu organisasi, rencana, proyek,
maupun data resmi yang dikeluarkan
perorangan atau kegiatan bisnis. Melalui
sekolah melalui media massa. Uraian
analisis ini, diharapkan sekolah mampu
masalah pada objek tersebut dianalisis
menerapkan kurikulum berbasis Cambridge
dengan metode SWOT untuk
secara efektif dan efisien sebagai dasar
mengidentifikasi berbagai faktor secara
kurikulum di SD Satuan Pendidikan
sistematis kesesuaian kurikulum dengan
Kerjasama (SPK). Dengan demikian,
penerapan kegiatan belajar mengajar.
analisis SWOT dapat digunakan untuk
Berdasarkan masalah yang ada, maka dapat
mengidentifikasi faktor-faktor secara
dirumuskan bagaimana cara menerapkan
sistematis guna mengetahui kesiapan
kurikulum Cambridge secara efektif dan
penerapan kurikulum tersebut sehingga
efisien serta perannya dalam
menghasilkan siswa-siswa yang dapat
mengembangkan konsep orientasi
bersaing di kancah internasional.
pedagogik sehingga dapat memenuhi syarat
dari Cambridge Assesment International
Di Indonesia sudah banyak organisasi mencapai tujuannya masing-
penelitian tentang manajemen sistem masing (David, 2013). Setiap manajemen di
pendidikan, terkhusus untuk Sekolah Dasar dunia Pendidikan minimal harus merapkan
(SD). Untuk kurikulum Cambridge sendiri empat tahapan dasar, yaitu Analisis,
juga bukan merupakan hal baru, karena Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi
sebelum ini pun sudah banyak penelitian (Chang, 2006). Hal tersebut secara
tentang integrasi kurikulum tersebut sederhana dijelaskan pada Gambar 2.
terhadap kurikulum Nasional tahun 2013. Analisis bidang-bidang yang menjadi
Namun publikasi yang meneliti perhatian penting bagi akademisi
implementasi kurikulum Cambridge di diantaranya bagaimana memperkuat
Sekolah Dasar sedikit sekali, ini ditemukan hubungan antara kurikulum, penerapannya,
pada penelitian Nafisah (2018), Diocolona, dan penelitian atau hubungan antara teori
Guialiani, dan Nafiah (2019), Fitria, Sujono, dan praktik (Andrea, 2006). Pada bidang
dan Rokhman (2021). Sementara untuk perencanaan strategis memiliki sejarah yang
referensi model integrasi kurikulum 2013 luas yang mencakup munculnya beberapa
dengan kurikulum Cambridge peneliti teori dan bersaing untuk menjelaskan proses
menggunakan penelitian Hasanah (2019). perencanaan strategis dan hubungannya
Pada penelitian di atas penulis menemukan untuk mencapai tujuan (Karen et.al, 2016).
permasalahan yang beririsan pada setiap Oleh karena itu, penulis memutuskan untuk
implementasi kurikulum tersebut, yaitu menganalisa implementasi kurikulum
kurangnya perencanaan yang matang. Cambridge dengan analisis SWOT
berdasarkan evaluasi dari SD yang sudah
METODE PENELITIAN
menerapkan kurikulum tersebut dan data-
Konsep manajemen strategis data tambahan (kuesioner, wawancara, dsb)
didefinisikan dalam pendekatan sudut sehingga dapat dijadikan dasar perencanaan
pandang yang berbeda-beda. Manajemen strategis bagi Sekolah Dasar.
strategis adalah seni dan ilmu dalam hal
formulasi (formulating), penerapan
(implementing), dan evaluasi (evaluating)
dari keputusan-keputusan strategis antar
fungsi yang memungkinkan sebuah
3. Reflective (reflektif) yaitu siswa
dapat merefleksikan diri mereka
sendiri bahwa belajar itu adalah
sesuatu hal yang penting untuk diri
mereka sendiri dalam menggapai
masa depan.
4. Innovative (inovatif) yaitu kebiasaan
dalam beradaptasi dan fleksibel
terhadap situasi baru yang
Gambar 2. Diagram siklus manajemen
membutuhkan ide-ide yang baru.
strategis (Chang, 2006)
5. Engaged (terlibat) yaitu kebiasaan
Mayoritas sekolah di Indonesia untuk terlibat dan bekerja sama
menganggap bahwa pendidikan hanya dalam kelompok maupun dalam
informatif, dan siswa diperlakukan sebagai lingkungan sosial untuk belajar
wadah di mana guru menuangkan fakta dengan sikap rasa ingin tahu yang
empiris ke dalamnya. Akan tetapi menurut mendalam, tertarik utuk mempelajari
Widjanarko (2018), pembelajaran kurikulum keterampilan baru dan menerima ide-
Cambridge berdampak pada siswa yang ide baru (Cambridge Assessment
diharapkan mempunyai lima kebiasaan International Educatiion, 2018)
belajar yaitu:
Metode analisis SWOT pada
1. Confident (percaya diri) atau dasarnya adalah penelitian kualitatif, namun
kepercayaan diri terhadap dapat pula memakai metode kuantitatif
kemampuan atau skill yang dimiliki. untuk mengkalkulasikan skor pada data-data
2. Responsible (bertanggung jawab), tambahan agar lebih bersifat objektif. Hal ini
memiliki tanggung jawab atas diri berdasarkan pada aspek internal dan
sendiri dan orang di sekitar mereka eksternal, namun pada penelitian ini lebih
serta memahami bahwa apa yang menekankan aspek internal saja karena
dilakukan akan berdampak terhadap objek penelitian berasal dari penerapan atau
orang lain dan lingkungan. implementasi kurikulum Cambridge. Oleh
sebab itu, secara Ontologi kurikulum
Cambridge sebagai objek yang sebelumnya kuadran (Rangkuti, 2002). Kuadran 1
sudah dikaji oleh peneliti terdahulu dengan adalah situasi yang paling baik, sehingga
data tambahan untuk memenuhi standar sekolah mendapatkan peluang untuk
kualitas pendidikan yang diharapkan. Secara melaksanakan penerapan kurikulum
epistemologis penelitian ini menelaah Cambridge dengan strategi yang matang.
implementasi kurikulum Cambridge dengan Kuadran 2 situasi dimana kekuatan sekolah
cara kualitatif. Secara aksiologi penelitian dinilai dari segi internal dari ancaman yang
ini akan meneliti nilai-nilai dari akan tidmbul di kemudian hari. Kuadran 3
implementasi kurikulum tersebut, apakah yaitu dengan kurikulum Cambridge sekolah
sudah sesuai dengan tujuannya? dan apakah memiliki pasar yang lebih besar karena
kurikulum tersebut sudah cocok dengan menawarkan kegiatan belajar dual Bahasa
sumberdaya maupun fasilitas yang tersedia dengan standar internasional, tetapi akan
di sekolah? menghadapi kendala atau kelemahan
internal. Kuadran 4 keadaan yang sangat
Manajemen strategis dapat dianalisis
tidak baik bagi sekolah karena menghadapi
dengan perencanaan memakai analisis
banyak ancaman risiko dan kelemahan
Strength, Weakness, Opportunity, dan
secara internal.
Threats (SWOT) melalui diagram empat

Gambar 3. Skema Diagram Analisis SWOT (Rangkuti, 2002)

Untuk mengetahui nilai hasil penelitian masing berada di bawah (+) atau di luar (-)
SWOT, studi ini menggunakan Matriks kendali sekolah. Lalu menunjukkan sejauh
Leigh (2010). Setiap faktor yang tercantum mana keyakinan dari masing-masing faktor
di table 1, menunjukkan indikator penerapan yang meningkatkan (+) atau menghambat (-)
kurikulum Cambridge sejauh mana masing- kinerja.
Tabel 1. Contoh Penilaian SWOT berdasarkan Matriks Leigh (2010)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Analisis SWOT


Untuk mengetahui nilai hasil penelitian mendukung implementasi kurikulum
SWOT, studi ini menggunakan Matriks Cambridge. Sosialisasi dan pelatihan
Analisis Internal Factor Evaluation (IFE) dilakukan guru dengan mengikuti
yang dapat dilihat pada Tabel 2. Untuk seminar dan pelatihan yang diadakan
menentukan bobot setiap faktor internal oleh Cambridge.
dinilai dengan skala 1, 2, dan 3 dimana:
B. Mengikuti pedoman kurikulum
Skala 1: Jika indikator horizontal kurang Cambridge diantaranya Curriculum
implementasinya daripada indikator vertikal. Framework dan SOW (Scheme Of
Work).
Skala 2: Jika indikator horizontal sama
implementasinya daripada indikator vertikal. C. Menentukan Learning Objective
(tujuan pembelajaran) dan Lesson
Skala 3: Jika indikator horizontal lebih
Plan (rencana pembelajaran) sesuai
banyak implementasinya daripada indikator
dengan SOW.
vertikal.
D. Menyediakan sarana sumber belajar
Setelah itu, matriks IFE ini diberi nilai
yaitu buku guru, buku aktivitas, buku
peringkat dengan definisi:
siswa, media pendukung
Peringkat 1 = Kelemahan Utama. pembelajaran sebagai penunjang

Peringkat 2 = Kelemahan Kecil. kegiatan pembelajaran Matematika di


kelas.
Peringkat 3 = Kekuatan Kecil.
E. Mengevaluasi hasil belajar siswa,
Peringkat 4 = Kekuatan Sedang.
dapat berupa informative dan
Peringkat 5 = Kekuatan Utama. summative assesment.

Dari studi literatur secara kualitatif Hasil analisis SWOT (Tabel 2)


implementasi kurikulum Cambridge pada menunjukkan kelemahan utama
dibagi atas 5 tahapan yang akan dimasukkan implementasi kurikulum Cambridge adalah
ke dalam matriks analisis, dan lima indikator sosialisasi dan pelatihan guru, diikuti oleh
tersebut adalah: dokumen pedoman kurikulum Cambridge.

A. Sosialisasi dan pelatihan kurikulum


Cambridge kepada guru untuk
Tabel 2. Hasil penilaian matriks IFE

Hasil analisis SWOT (Tabel 2)


Faktor Internal A B C D E Total Keterangan

A 3 3 3 3 12 Peringkat 1

B 1 2 2 3 8 Peringkat 2

C 1 2 2 2 7 Peringkat 3

D 1 2 2 1 6 Peringkat 5

E 1 1 2 3 7 Peringkat 4

Total 40 Nilai rata-rata 8

menunjukkan kelemahan utama


Pembahasan
implementasi kurikulum Cambridge adalah Cambridge yang melibatkan guru
sosialisasi dan pelatihan guru, diikuti oleh kelas
dokumen pedoman kurikulum Cambridge 4. Kekuatan Sedang: Evaluasi hasil
sebagai kelemahan kecil. Namun belajar siswa.
berdasarkan matriks Leigh (2009), nilai rata- 5. Kekuatan Utama: Sarana sumber
rata 4,75 menunjukkan kalau internal belajar sebagai penunjang kegiatan
organisasi cukup kuat karena berada di pembelajaran.
kuadran 1 dari pedoman SWOT.
Terdapat juga peluang dan ancaman
dalam implementasi tersebut, yaitu:
1. Peluang: Menghasilkan keluaran
(output) siswa yang aktif serta kritis
terahadap subjek yang mereka
pelajari, dengan kemampuan Bahasa
Inggris yang baik
Artinya kondisi ini adalah situasi yang
2. Ancaman: Kurangnya kualitas
paling menguntungkan, sehingga sekolah
tenaga pendidik yang rentan terhadap
memiliki peluang untuk menerapkan
keputusan manajemen Sekolah atas
kurikulum Cambridge dengan perencanaan
kurangnya pelatihan dan sosialisasi,
strategi yang matang. Rangkuman analisis
termasuk kemampuan Bahasa
SWOT Implementasi kurikulum Cambridge
Inggris Guru.
dapat dilihat sebagai berikut:

1. Kelemahan Utama: Sosialisasi dan Solusi untuk mengatasi masalah di


Pelatihan Guru. atas adalah dengan membuat rencana
2. Kelemahan Kecil: Pedoman strategis yang melibatkan Kepala Sekolah,
kurikulum Cambridge yang berupa Guru, dan Manajemen untuk mulai fokus
dokumen diantaranya Framework pada sosialisasi dan pelatihan terhadap
dan SOW. kurikulum Cambridge. Selain itu perlu
3. Kekuatan Kecil: Learning Objective adanya pengujian kemampuan Bahasa
dan Lesson Plan, serta membentuk Inggris guru secara berjangka, dapat berupa
tim pengembang kurikulum TOEFL atau IELTS. Dibalik kekurangan
yang telah diuraikan terdapat peluang yang
cukup menjajikan jika masalah di atas dapat 1. Kelemahan utama penerapan
diatasi dengan manajemen yang baik. Hasil adalah sosialisasi dan pelatihan
keluaran atau output sistem kurikulum guru yang belum maksimal,
Cambridge ini sangat berguna bagi masa karena guru yang sudah
depan peserta didik, karena matematika tersertifikasi dari Cambrideg
adalah pendidikan dasar yang sangat penting Primary.
dan sejalan dengan program Asesmen 2. Kelemahan kecil yaitu pedoman
Nasional dari Pemerintah. kurikulum Cambridge yang
berupa dokumen diantaranya
PENUTUP Framework dan SOW masih
Simpulan belum dievaluasi dan
dikombinasikan secara sempurna
Sekolah dengan kurikulum
dengan kurikulum 2013.
Cambridge beroperasi dalam berbagai
3. Kekuatan kecil yaitu Learning
konteks dengan tuntutan yang berbeda dan
Objective dan Lesson Plan sudah
harapan. Kurikulum adalah jantung dari
diterapkan yang sangat
strategi sekolah untuk meningkatkan prestasi
membantu guru dalam proese
dan meningkatkan hasil bagi semua peserta
belajar mengajar.
didik. Sementara beberapa sekolah akan
4. Kekuatan sedang adalah proses
lebih suka menawarkan kurikulum yang
hasil belajar siswa yang sudah
seluruhnya terdiri dari antara kombinasi
cukup memuaskan dan
Cambridge dengan Kurikulum 2013,
memenuhi konsep dasar
menggabungkan ini untuk membentuk
pedagogik.
silabus mata pelajaran individu dan
5. Kekuatan utama sarana sumber
gabungkan dengan kualifikasi dan program
belajar sebagai penunjang
pendidikan dari penyelenggara nasional atau
kegiatan pembelajaran, hal ini
internasional lainnya. Implementasi
dikarenakan biaya pendidikan
kurikulum menjadi indikator kesiapan
sekolah swasta memang cukup
implementasi dengan menggunakan analisis
mahal
SWOT. Kesimpulan dari analisis tersebut
6. Peluang utama yaitu
adalah
menghasilkan keluaran (output)
pelajar yang aktif serta kritis ke tahun berikutnya. Keterbatasan
terahadap subjek yang mereka waktu dan sumber daya berarti
pelajari, dengan kemampuan bahwa para pemimpin sekolah harus
Bahasa Inggris yang baik. hati-hati dalam memilih dan
7. Ancaman datang dari kurangnya merencanakan kurikulum.
kualitas tenaga pendidik yang 3. Sistem instruksional selaras dan
rentan terhadap keputusan koheren harus diterapkan.
manajemen Sekolah atas 4. Kurikulum mendukung
kurangnya pelatihan dan perkembangan proses percaya diri,
sosialisasi, termasuk kemampuan tangung jawab, reflektif, inovatif,
Bahasa Inggris Guru. dan keterlibatan antara guru dan
pelajar.
Saran 5. Setiap kurikulum mata pelajaran
Untuk dapat menerapkan prinsip- harus menyediakan peserta didik
prinsip kurikulum Cambridge adalah dasar dan guru dengan konten yang
suksesnya desain kurikulum dan menginspirasi dan relevan serta
implementasi kurikulum dalam semua keluasan dan kedalaman yang sesuai
situasi, yaitu: pengetahuan mata pelajaran.
6. Asesmen memiliki sejumlah tujuan
1. Kurikulum sekolah harus
yang penting untuk proses
memberikan gambaran yang luas,
pendidikan.
seimbang dan program
7. Kurikulum harus mengenali latar
pembelajaran yang konsisten
belakang bahasa peserta didik dan
dengan perkembangan yang jelas
memberi mereka dukungan yang
dan lancar rute yang dirancang
mereka butuhkan untuk mengakses
untuk kebutuhan semua peserta
kurikulum tersebut, seperti pelatihan
didik.
bahasa asing dan sebagainya.
2. Dalam merencanakan kurikulum
8. Guru adalah pengaruh paling kuat
sekolah, pimpinan sekolah harus
terhadap belajar siswa sehingga
memilih Mata Pelajaran yang akan
harus didukung oleh pengembangan
dipelajari untuk setiap tahun, serta
profesional yang esensial dan bagian
program berurutan dari satu tahun
yang berkesinambungan dari profesi 12. Kurikulum perlu memastikan semua
seorang guru. peserta didik memenuhi potensi
9. Pedagogik yang dibutuhkan untuk mereka.
mengoptimalkan pembelajaran
menggunakan kurikulum Cambridge
membutuhkan keterlibatan aktif dari
pembelajar.
10. Kepemimpinan yang kuat adalah
kondisi yang diperlukan untuk
sekolah yang berkelanjutan
perbaikan dan pengembangan
kurikulum.
11. Pengembangan kurikulum
melibatkan proses bukti yang
berkelanjutan dan harus dievaluasi.

DAFTAR PUSTAKA Board, J., & Cross, A. (2014). Cambridge


Primary Science Framework. Cambridge:

Abdullah, A. H., Abidin, N. L., & Ali, M. Cambridge University Press.

(2015). Analysis of Students’ Errors in Cambridge International Assessment


Solving Higher Order Thinking Skills Network and Research Team. (2021).
(HOTS) Problems for the Topic of Fraction. Introduction Cambridge Primary
Asian Social Science, 11(21), 133-142. Mathematics (Cambridge Course

Andrea I. Frank (2006) Three Decades of Materials). Cambridge Assessment

Thought on Planning Education. Journal of International Education, University of

Planning Literature 2006 21: 15 Cambridge, England.

Chang, G.C. (2006). National Education


Sector Development plan: a result-based
planning handbook. Section for Education Namugenyi, C., Nimmagadda, S. L., &
Support Strategic Division for Education Reiners, T. (2019). Design of a SWOT
Strategies and Capacity Building UNESCO, analysis model and its evaluation in diverse
2006. digital business ecosystem contexts.
Procedia Computer Science, 159, 1145-
Cropley, A. J. (2001). Creativity in
1154.
Education and Learning a Guide for
Teachers and Educators. London: Kogan Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Page. Cambridge Journal of Education, 8(3), Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 1
355–373. Tahun 2014 Tentang Kerja Sama
Penyelenggaraan Dan Pengelolaan
David, F. R., David, F. R., & David, M. E.
Pendidikan Oleh Lembaga Pendidikan
(2013). Strategic management: Concepts
Asing Dengan Lembaga Pendidikan Di
and cases: A competitive advantage
Indonesia. Menteri Pendidikan Dan
approach. Upper Saddle River: Pearson.
Kebudayaan Republik Indonesia
Karen E Papke-Shields, Kathleen M. Boyer-
Rangkuti, F. (2002). Creating effective
Wright (2016), Strategic planning
marketing plan. Gramedia Pustaka Utama.
characteristics applied to project
management, International Journal of Sari, R. K., & Olensia, Y. (2017). Potret
Project Management Cambridge Advanced (Chemistry as and A
Level) di Sekolah Mutiara Harapan Riau
Leigh, D. (2009). SWOT
Tahun Ajaran 2015/2016. Jurnal Pendidikan
analysis. Handbook of Improving
Kimia, 1(1), 12-21
Performance in the Workplace: Volumes 1‐
3, 115-140. Tim Pendidikan Bahasa S3 Universitas
Negeri Jakarta. (2016). Orientasi Baru
Nafisah, N. F. (2018). Implementasi
Pedagogik. Uwais Inspirasi, Indonesia
Kurikulum Cambridge di Sekolah Dasar
Internasional Al Al-Abidin Surakarta dan Tim Penyusus Puslitjakdikbud (2017).
Sekolah Dasar Integral Walisongo Sragen. Penyelenggaraan dan Pengelolaan Satuan
Profetika (Jurnal Studi Islam),19(2), 154- Pendidikan Kerja Sama. Pusat Penelitian
162. Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan,
Balitbang, Kemendikbud, 2017 V, 49h
Uswatun Hasanah (2019). The Integration Widjanarko, J. (2018). Implementasi
Model of Curriculum 2013 and Cambridge Kurikulum Cambridge dalam Pembelajaran
Curriculum in Elementary Schools, Al Matematika. JPGSD, 6(6), 1030-1039.
Ibtida: Jurnal Pendidikan Guru Mi (2019)
Vol 6 (2): 144-158

Anda mungkin juga menyukai