Anda di halaman 1dari 7

PERMASALAHAN KEHUTANAN

KOTA PONTIANAK

NAMA:
1. Fatmah Aura Andayani
2. Faila At-Taqi
Kelas: XI.E

SMAN 14 KOTA TANGERANG


TAHUN AJARAN 2023/2024
ARTIKEL KEHUTANAN KOTA PONTIANAK

Luas Lahan Terbakar di Kalbar Capai 5,7 Hektare, Diduga Kubu Raya - Satgas
Informasi Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan
Barat (Kalbar) mengungkap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mencapai
5.768,73 hektare. Lahan yang terbakar tersebut diduga sengaja dibakar oleh
warga yang membuka lahan.
"Ini (5.768,73 hektare) masih data sementara hingga Juli 2023, untuk di bulan
Agustus masih diverifikasi," ujar Ketua Satgas Informasi Bencana BPBD
Provinsi Kalbar Daniel kepada detikcom, Rabu (16/8/2023).
Daniel menyebut kebakaran hutan tersebut sengaja dilakukan oleh warga yang
sedang membuka lahan baru. Khususnya di wilayah Kabupaten Kubu Raya
(KKR).
"Penyebab kebakaran di wilayah KKR ini ada indikasi kesengajaan, ini kita
dorong kepada Satgas Penegakkan Hukum untuk mendalaminya," katanya.
Daniel mengatakan pembukaan lahan baru tidak dilarang selama tidak melanggar
Perda Kalbar Nomor 2 Tahun 2022 tentang membuka ladang berbasis kearifan
lokal. Dia yakin bencana asap tidak akan terjadi jika perda tersebut dipatuhi.
"Pembukaan lahan dipersilahkan sepanjang tidak bertentangan dengan Perda
Kalbar, kalau itu dipatuhi, InsyaAllah bencana asap dapat di minimalisir,"
Sejak Juli hingga September 2023, Polres Kubu Raya menangkap sebanyak 11
pelaku pembakar lahan yang ada di wilayah Kabupaten Kubu Raya, Provinsi
Kalimantan Barat (Kalbar).
Kapolres Kubu Raya, AKBP Arief Hidayat mengatakan 11 pelaku tersebut saat
ini sudah ditetapkan sebagai tersangka atas pembakaran lahan di sejumlah
wilayah. Saat ini sedang dilakukan penyelidikan oleh Sat Reskrim Polres Kubu
Raya
“Dari bulan Juli sampai dengan bulan September 2023 Polres Kubu Raya
menangani 11 kasus kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Kubu Raya,”
ungkap Arief Hidayat dalam keterangan tertulisnya, Kamis (21/9/2023).
1. 11 pelaku bakar 80,86 hektare lahan di Kubu Raya
Kesebelas pelaku membakar lahan di beberapa lokasi yang berbeda. Ada empat
kecamatan di antaranya adalah Kecamatan Sungai Raya, Sungai Kakap, Sungai
Ambawang, dan Rasau Jaya.
“Kasus kebakaran lahan dan hutan di Kubu Raya ini dengan total lahan yang
terbakar 80,86 hektare,”
2. Pelaku mengakui membakar lahan dengan solar dicampur oli bekas
Arief mengatakan, pelaku mengakui bahwa mereka melakukan pembakaran
lahan tersebut dengan cara menggunakan solar yang dicampur dengan oli bekas,
kemudian disiramkan ke rerumputan kering yang sudah ditumpuk, selanjutnya di
sulut dengan api yang berasal dari korek api gas.
Pelaku juga mengaku bahwa dia dengan sengaja membakar lahan untuk
membuka lahan perkebunan. Perbuatan pelaku ini diketahui tanpa disuruh oleh
pihak lain. Seluruh lahan yang terbakar di Kubu Raya ini juga bukan lahan
konsensi.
“Karena pengamatan, dan pemantauan titik hotspot dilakukan dari patroli udara
Polda Kalbar dan patroli darat dari personel Polres Kubu Raya. Seluruh pelaku
hingga saat ini juga merupakan pelaku perorangan dan kami belum menemukan
adanya kasus karhutla yang mengindikasikan ke korporasi,” imbuhnya.
3. Ancaman pidana pembakar lahan maksimal 10 tahun penjara
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, Arief mengatakan, para pelaku
dijerat dengan Pasal 108 Jo Pasal 69 ayat (1) huruf h Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Perda
Provinsi Kalbar Nomor 1 Tahun 2022 Tentang Pembukaan Lahan Perladangan
Berbasis Kearifan Lokal.
“Ancamannya, pelaku dipidana minimal 3 tahun dan maksimal 10 tahun dan
denda paling sedikit Rp3 miliar dan paling banyak Rp10 miliar,” papar Arief.
Terkait upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Kubu Raya,
Arief mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan sosialisasi lewat perangkat
desa, hingga Bhabinkamtibmas berpatroli dengan menggunakan pengeras suara
untuk mengajak masyarakat tidak melakukan pembakaran lahan, dan
memberikan informasi kepada pihak kepolisian jika mengetahui pelaku
pembakaran hutan dan lahan.
“Upaya kami mengajak masyarakat tersebut pun berhasil, kesebelas pelaku
tersebut dapat kami tangkap atas dasar informasi yang diberikan masyarakat,”
tukasnya.
Sumber artikel : https://kaltim.idntimes.com/news/indonesia/tri-purnawati/11-
orang-bakar-80-86-hektare-lahan-di-kubu-raya-kalbar
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana


api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan
maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan
di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organik melalui pori-pori
gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atas nya
terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk
seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (Smoldering)
sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang nampak di atas permukaan,
yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang
bersifat masiv. Api akan bergerak ke atas permukaan di pengaruhi oleh
kecepatan angin dan arah angin sebagai kebakaran permukaan (surface fire),
dan bila mencapai tajuk pohon akan menjadi kebakaran tajuk (crown fire)
Bagian pohon/ranting/semak yang terbakar dapat diterbangkan angin dan jatuh
ke tempat baru sehingga menyebabkan kebakaran baru sebagai api loncat.

1. Permasalahan
Kualitas udara di Kabupaten Kubu Raya dan Kota Pontianak, Kalimantan Barat,
tak kunjung membaik akibat kabut asap yang menyelimuti kedua wilayah
tersebut. Kabut asap terjadi karena adanya kebakaran lahan gambut di Kalbar.
Berdasarkan pantauan Kompas, kabut asap tampak menyelimuti Kabupaten
Kubu Raya pada Kamis (28/9/2023) pagi. Kabut asap juga terpantau hingga ke
Kota Pontianak, ibu kota Kalbar. Abu dari lahan terbakar juga ada yang sampai
ke sejumlah lokasi di tengah kota.
Di tengah kabut asap itu, beberapa warga yang beraktivitas di tempat umum
terlihat menggunakan masker. Meski begitu, sejumlah orang masih tampak
berolahraga di luar ruangan.

Kabut asap itu membuat kualitas udara di Kubu Raya dan Pontianak masuk
kategori tidak sehat sejak Selasa (26/9/2023). Hingga Kamis pagi, kualitas
udara di dua kota tersebut belum membaik.
2. Lokasi
Berikut ini merupakan kota pontianak kabupaten kuburaya
3. Pemecahan masalah
Upaya yang telah dilakukan untuk mencegah kebakaran hutan antara lain
1. Memantapkan kelembagaan dengan membentuk Sub Direktorat Kebakaran
Hutan dan Lembaga non struktural berupa Pusat Pengendalian Kebakaran
Hutan Nasional (Pusdalkarhutnas), Pusat Pengendalian Kebakaran Hutan
Daerah (Pusdalkarhutda), Satuan Pelaksana (Satlak), dan brigade-brigade
pemadam kebakaran hutan di masing-masing Hak Pengusahaan Hutan (HPH)
dan Hutan Tanaman Industri (HTI);
2. Melengkapi perangkat lunak berupa pedoman dan petunjuk teknis
pencegahan, serta penanggulangan kebakaran hutan;
3. Melengkapi perangkat keras berupa peralatan pencegah dan pemadam
kebakaran hutan
4. Melakukan pelatihan pengendalian kebakaran hutan bagi aparat pemerintah,
tenaga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perusahaan kehutanan serta
masyarakat sekitar hutan
5. Kampanye dan penyuluhan melalui berbagai Apel Siaga pengendalian
kebakaran hutan
6. Pemberian pembekalan kepada pengusaha (HPH, HTI, perkebunan dan
transmigrasi), Kepala Wilayah (Kanwil) Kementerian Kehutanan dan jajaran

Anda mungkin juga menyukai