Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“DASAR PERILAKU INDIVIDU I”

MATA KULIAH : PERILAKU ORGANISASI

DOSEN PENGAMPU : RENI MARALIS, SE. MM

DISUSUN :

AAN FAUZIAH 2110089530052

AYU DEWI SAPUTRI 2110089530107

RIO DIMAS SURYA SAPUTRA 2110089530372

SARI SANTIKA 2110089530012

INSTITUT TEKNOLOGI BISNIS INDARGIRI (ITB-I)

Jln. Raya Suprapto,Sekip Hilir, Rengat, Indragiri Hulu

TA. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Perilaku Organisasi
dengan pembahasan mengenai Dasar Perilaku Individu I.

Shalawat serta salam semoga abadi terlimpahkan kepada Sang Pembawa Risalah
kebenaran yang semakin teruji kebenarannya, yakni Baginda Muhammad SAW, keluarga,
para sahabat, serta pengikutnya.Semoga syafa’atnya selalu menyertai kehidupan ini.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai sumber sehingga dapat memperlancar proses pembuatannya. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari susunan kalimat maupun tata bahasa.

Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini. Akhir kata Kami
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi para
pembaca.

Rengat, 9 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG ...............................................................................................1


B. RUMUSAN MASALAH ...........................................................................................1
C. TUJUAN ....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................2

A. FONDASI PERILAKU INDIVIDU ..........................................................................2


B. KARAKTERISTIK BIOGRAFIS .............................................................................3
C. KEMAMPUAN .........................................................................................................5
D. SIKAP DAN KEPUASAN KERJA...........................................................................6

BAB III PENUTUP ...............................................................................................................11

A. KESIMPULAN ..........................................................................................................11
B. SARAN ......................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat pada umumnya diartikan sebagai sekumpulan orang yang hidup di suatu
wilayah yang memiliki aturan atau norma yang mengatur hubungan-hubungan satu sama lain.
Pola hubungan antara individu dalam masyarakat tersebut pada dasarnya memiliki nilai-nilai
yang diakui bersama dan diabadikan dalam norma dan aturan yang pada umumnya tidak
diverbalkan. Dengan demikian, masing-masing individu diharuskan untuk menjunjung tinggi
nilai-nilai tersebut sehingga tercipta suatu hubungan sosial yang relatif stabil.

Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya mempunyai kebutuhan-kebutuhan,


baik kebutuhan material maupun spiritual. Kebutuhan itu bersumber dari dorongan-dorongan
alamiah yang dimiliki setiap manusia semenjak dilahirkan. Lingkungan hidup merupakan
sarana di mana manusia berada sekaligus menyediakan kemungkinan-kemungkinan untuk
dapat mengembangkan kebutuhan-kebutuhan. Oleh karena itu, antara manusia dengan
lingkungan hidup terdapat hubungan yang saling mempengaruhi. Hubungan-hubungan sosial
yang terjadi secara dinamis yang menyangkut hubungan antara individu dengan individu,
individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok dan berhubungan satu dengan
yang lain disebut dengan interaksi sosial.

B. Rumusan Masalah

1. Apa hubungan karakteristik biografis dengan variabel dependen?

2. Apa kaitan kemampuan dengan variabel dependen?

3. Apa kaitan sikap dan kepuasan kerja dengan variabel dependen?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dasar perilaku individu 1

2. Untuk mengetahui kaitan antara dasar perilaku individu 1 dengan variabel dependen

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. FONDASI PERILAKU INDVIDU


Manusia adalah makhluk yang unik setiap individu berbeda antara satu dengan yang lain.
Perbedaan ini akan menyebabkan individu-individu pun berperilaku tidak seragam. Mungkin
seorang individu akan berperilaku menyebarkan sementara individu yang lain berperilaku
ramah.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku seorang individu terutama perilaku
individu di dalam sebuah organisasi :

1. Karakteristik biografi (biographical characeristic)


Karakteristik biografi adalah karakter-karakter personal yang melekat di diri seorang
individu seperti usia,gender,dan status pernikahan.
2. Kemampuan (ability)
Kemampuan adalah kapasitas yang dimiliki oleh seorang individu untuk melakukan
suatu pekerjaan tertentu,terdiri dari kemampuan intelektual (IQ) dan kemampuan
fisik.
3. Sikap dan Kepuasan Kerja (job satisfaction)
sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari
sebuah evaluasi karakteristiknya. Seseorang memiliki tingkat kepuasan kerja yang
tinggi, berarti memiliki perasaan positif tentang pekerjaan itu.

Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang proses pembelajaran. Teori pertama
adalah teori classical conditioning. Teori ini menjelaskan bahwa seseorang akan memberikan
tanggapan terhadap sebuah stimulus tertentu karena belajar,padahal sebelumnya individu
tersebut tidak memberikan respon apa-apa terhadap stimulus tersebut. Respon terhadap
stimulus timbul karena individu dikondisikan untuk bereaksi dengan pembiasaan secara
terus-menerus.

Teori operant conditioning menjelaskan bahwa individu akan berperilaku dengan


mempertimbangkan akibat-akibat yang akan ditimbulkan apabila perilaku tersebut
ditampilkan oleh individu. Pada teori ini pembelajaran dihubungkan dengan keinginan untuk
memperoleh suatu sebagai konsekuensi dari setiap tindakan. Seseorang berperilaku tertentu

2
untuk menuju pada perolehan ganjaran (reward) dan atau untuk menghindari suatu hukuman
(punishment).

Teori pembelajaran sosial (social learning) menjelaskan bahwa seorang Individu akan
mempelajari perilaku orang lain untuk kemudian dia tiru. individu belajar melalui
pengamatan dan pengalaman langsung. Di sini faktor-faktor lingkungan sangat kuat
mempengaruhi perilaku individu.

B. KARAKTERISTIK BIOGRAFIS
Karakteristik biografis merupakan karakterisitik pribadi/perorangan, seperti usia, jenis
kelamin, status perkawinan, jumlah tanggungan dan masa kerja, yang diperoleh secara mudah
dan objektif dari arsip pribadi seseorang.

a. Usia
Hubungan antara usia dan kinerja diperkirakan akan terus menjadi isu yang penting
dimasa yang akan datang. Hal ini disebabkan setidaknya oleh 3 alasan, yaitu:
 Keyakinan yang meluas bahwa kinerja merosot seiring dengan usia
 Realita bahwa angkatan kerja menua
 Mulai adanya perundang-undangan yang melarang segala macam bentuk pensiun yang
bersifat perintah.
Usia mempunyai hubungan positif dengan tingkat keluar masuknya pegawai,
produktifitas dan kepuasan kerja. Semakin tua usia, semakin kecil untuk keluar dari suatu
perusahaan, semakin produktif dan semakin menikmati kepuasan akan pekerjaan. Tetapi usia
berbanding terbalik dengan tingkat kemungkinan walaupun tidak mutlak. Riset terakhir
menemukan bahwa umur dan kinerja tidak memiliki hubungan. Mc Donald yang
mengerjakan karyawan yang sudah berumur di atas 55 tahun ternyata kinerja mereka tidak
kalah dengan yang lebih muda. Kaitan usia dengan variabel dependen (pengunduran diri,
keabsenan, produktivitas dan kepuasan kerja) yaitu :
 Semakin tua, maka akan semakin kecil kemungkinan mengundurkan diri
 Usia berbanding terbalik dengan ketidakhadiran
 Usia tua menurunkan produktivitas? tidak terbukti
 Usia dan kinerja tidak berhubungan terbalik. kemerosotan karena usia, sering
diimbangi oleh keunggulan karena pengalaman.
 Usia mempengaruhi kepuasan

3
b. Jenis Kelamin
Dari segi jenis kelamin, umumnya tidak ada perbedaan yang konsisten antara pria
dan wanita dalam hal kemampuan memecahkan masalah, keterampilan analisis, dorongan
kompetitif, motivasi, sosiabilitas, produktivitas pekerjaan, kepuasan kerja atau kemampuan
belajar. Namun hasil studi menunjukkan bahwa wanita lebih bersedia mematuhi wewenang,
dibandingkan pria yang lebih agresif dan lebih besar kemungkinannya dalam memiliki
pengharapan untuk sukses, namun tetap saja perbedaannya kecil.
Biasanya, yang membuat adanya perbedaan adalah karena posisi wanita sebagai ibu
yang juga harus merawat anak-anaknya. Ini juga yang mungkin menimbulkan anggapan
bahwa wanita lebih sering mangkir daripada pria. Jika anak-anak sakit, tentulah ibu yang
akan merawat dan menemani dirumah.
Kaitan jenis kelamin dengan variabel dependen (pengunduran diri, keabsenan,
produktivitas, dan kepuasan kerja) yaitu :
 Pengunduran diri antara pria dan wanita: tidak terdapat perbedaan yang mencolok
 Keabsenan : wanita lebih tinggi
 Produktivitas dan Kepuasan Kerja : tidak ada perbedaan yang mencolok
c. Status Perkawinan
Hasil riset menunjukkan bahwa pegawai yang sudah berkeluarga tingkat absennya
lebih rendah dan juga mengalami pergantian yang rendah serta cenderung lebih puas dari
pada yang belum berkeluarga. Tidak ada cukup bukti dari hasil riset bahwa terdapat dampak
produktivitas.
Kaitan status perkawinan dengan variabel dependen (pengunduran diri, keabsenan,
produktivitas, dan kepuasan kerja) yaitu :
 Karyawan yang menikah mempunyai tingkat pengunduran diri yang lebih rendah
 Karyawan yang menikah lebih rendah tingkat keabsenannya
 Tidak terdapat cukup banyak penelitian untuk menarik kesimpulan tentang dampak
status perkawinan pada produktivitas
 Karyawan yang menikah lebih puas dengan pekerjaan mereka daripada rekan
sekerjanya yang tidak menikah.
d. Masa Kerja
Masa kerja adalah peramal yang cukup baik mengenai kecenderungan karyawan
seperti Karyawan yang telah menjalankan suatu pekerjaan dalam masa tertentu, produktivitas

4
dan kepuasannya akan meningkat, sementara tingkat kemangkiran berkurang dan
kemungkinan keluar masuk karyawan lebih kecil.
Masa kerja juga tidak mempunyai alasan bahwa karyawan yang lebih lama bekerja
(senior) akan lebih produktif dari pada yang junior. Senioritas/masa kerja berkaitan secara
negatif dengan kemangkiran dan dengan tingkat turnover.
Berikut ilustrasinya :
 Masa kerja tinggi = tingkat absensi dan turnover rendah
 Masa kerja rendah = tingkat absensi dan turnover tinggi
Kedua hal di atas berkaitan secara negatif
 Masa kerja tinggi = kepuasan kerja tinggi
 Masa kerja rendah = kepuasan kerja rendah
Kedua hal di atas berkaitan secara positif
Kaitan masa kerja dengan variabel dependen ( pengunduran diri, keabsenan, produktivitas,
dan kepuasan kerja) yakni :

 Semakin lama seseorang berada dalam pekerjaan, semakin kecil kemungkinan ia


akan mengundurkan diri
 Senioritas berkaitan negatif dengan keabsenan
 Terdapat hubungan positif antara senioritas dan produktivitas pekerjaan
 Masa kerja dan kepuasan saling berkaitan positif

C. KEMAMPUAN
Kemampuan adalah suatu kapasitas yang dimiliki seorang individu untuk mengerjakan
berbagai tugas suatu pekerjaan (Robbins, 2001). Ada dua jenis kemampuan, yaitu :

a. Kemampuan Intelektual
Kemampuan intelektual merupakan kemampuan yang diperlukan untuk melakukan atau
menjalankan kegiatan mental. Robbins (2001) mencatat 7 (tujuh) dimensi yang membentuk
kemampuan intelektual, yakni:
 Kecerdasan numerik adalah kemampuan berhitung dengan cepat dan tepat,
 Pemahaman verbal, yaitu kemampuan memahami apa yang dibaca atau didiengar,
 Kecepatan perseptual, yaitu kemampuan mengenal kemiripan dan perbedaan visual
dengan cepat dan tepat,

5
 Penalaran induktif adalah kemampuan mengenal suatu urutan logis dalam satu masalah
dan pemecahannya,
 Penalaran deduktif adalah kemampuan menggunakan logika dan menilai implikasi dari
suatu argument,
 Visualisasi ruang, yaitu kemampuan membayangkan bagaimana suatu obyek akan
tampak seandainya posisi dalam ruang diubah,
 Ingatan, yaitu kemampuan menahan dan mengenang kembali pengalaman masa lalu.
Beberapa profesi yang erat kaitannya dengan kemampuan intelektual diantaranya
adalah akuntan, periset.

b. Kemampuan Fisik
Kemampuan fisik merupakan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut
daya stamina, kecekatan dan keterampilan. Penelitian terhadap berbagai persyaratan yang
dibutuhkan dalam ratusan pekerjaan telah mengidentifikasi sembilan kemampuan dasar
yang tercakup dalam kinerja dari tugas-tugas fisik, yaitu yaitu kekuatan dinamis, kekuatan
tubuh, kekuatan statis, kekuatan eksplosif, fleksibilitas luas, fleksibilitas dinamis,
koordinasi tubuh, keseimbangan dan stamina. Setiap individu memiliki kemampuan dasar
tersebut secara berbeda-beda. Kemampuan intelektual berperanan besar dalam pekerjaan
yang rumit, sedangkan kemampuan fisik hanya menguras
Kaitan kemampuan variabel dependen :
 Kemampuan kognitif cenderung lebih kuat berkorelasi dengan kinerja tugas
daripada perilaku kewarganegaraan atau perilaku kontra produktif. peningkatan
jumlah pengetahuan dalam membantu menyelesaikan tugas pekerjaan, tetapi
tidak perlu memengaruhi pilihan untuk membantu rekan kerja atau melanggar
aturan penting.
 Bila kemampuan jauh melampaui persayaratan pekerjaan bisa jadi kinerja akan
memadai, serta kemerosotan dalam kepuasan kerja.

D. SIKAP DAN KEPUASAN KERJA


a. Sikap
b. Sikap (attitude) adalah pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkanmaupun tidak
menyenangkan terhadap objek, individu atau peristiwa. Hal inimencerminkan
bagaimana perasaan seseorang tentang sesuatu. Sikap (attitude) berbeda dengan
perilaku (behavior) sikap masih berupa penilaian abstrak penilaian tersebut menjadi

6
konkret dalam perilaku misal kita mempunyai sikap bahwa korupsi itu tidak baik nilai
yang kita tersebut menjadi nyata ketika kita mewujudkan sikap tersebut ke dalam
perilaku tidak melakukan korupsi.
Ada 3 komponen utuh yang secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total
attitude), yaitu :
 Kognitif (cognitive). Merupakan aspek intelektual, yang berkaitan dengan apa
yang diketahuimanusia, berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang
berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Sekali kepercayaan itu telah
terbentuk maka ia akan menjadidasar seseorang mengenai apa yang dapat
diharapkan dari objek tertentu.
 Afektif (affective)Merupakan aspek emosional dari faktor sosio psikologis,
didahulukan karenaerat kaitannya dengan pembicaraan sebelumnya, aspek ini
menyangkut masalahemosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap.
Secara umum komponenini disamakan dengan perasaan yang dimiliki objek
tertentu.
 Komponen Perilaku (Behavioral Component). Komponen perilaku yaitu intensi
untuk berperilaku terhadap tertentu terhadap seseorang atau suatu hal yang
didasarkan pada keyakinan (kognitif) dan perasaan (afektif) yang dimiliki
individu terhadap seseorang atau sesuatu hal tersebut.

Tiga komponen sikap tersebut memberikan pemahaman bahwa sikap individu


dibentuk oleh kognisi dalam menggunakan rasio yang dikombinasikan dengan kekuatan
emosi yang akan mendorong seseorang individu untuk menunjukkan perilaku tertentu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap bisa menjadi prediktor bagi perilaku. Kita
bisa memprediksi kira-kira perilaku apa yang ditunjukkan oleh seorang individu dengan
mengetahui sikap yang dianutnya. Tetapi ada kalanya, muncul ketidaksesuaian antara sikap
yang dianut dan perilaku yang ditampilkan, sehingga menimbulkan kondisi yang disebut
sebagai cognitive dissonance.

Cognitive dissonance adalah suatu kondisi ketika terjadi ketidaksamaan antara sikap
dan perilaku. Artinya perilaku yang ditampilkan individu tidak sesuai dengan sikap yang
dianutnya. Akibatnya muncul kegelisahan di dalam diri individu. Untuk meredakan

7
kegelisahan tersebut,individu bisa mengubah perilakunya agar sesuai dengan sikapnya atau
mengubah sikapnya agar sesuai dengan perilakunya.

Tetapi ada kalanya sikap baru tercipta setelah kita menampilkan perilaku tertentu. Di
sini perilaku muncul terlebih dahulu baru kemudian sikap yang digunakan sebagai
pengesahan terhadap perilaku yang telah dilakukan. Misalkan,seorang mahasiswa berbuat
jurang dengan berperilaku mencontek ketika ujian karena tidak belajar, perilakunya tersebut
kemudian disahkan oleh sikap yang muncul belakangan, misal mencontek karena kepepet
bukan perbuatan yang tercela. Kondisi ini disebut sebagai self preception theory yaitu sikap
(attitude) digunakan justru untuk menjustifikasi perilaku (behavior) yang telah dilakukan.

Di dalam perilaku organisasi ,terdapat tiga jenis sikap yang sering dipelajari dan diteliti
yaitu : kepuasan kerja (job satisfaction) yang merujuk pada sikap seseorang terhadap
pekerjaannya,keterlibatan kerja (job involvement) yang merupakan ukuran sejauh mana
seseorang secara psikologis memihak pekerjaannya dan menggunakan pekerjaannya sebagai
ukuran harga diri,dan komitmen organisasi (organizational commitment) yang merupakan
sikap sejauh mana seseorang individu berniat memelihara keanggotaan di dalam sebuah
organisasi.

c. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja atau job statisfaction sendiri diartikan sebagai sikap (attitude) individu
terhadap pekerjaannya. seseorang yang memiliki kepuasan kerja yang tinggi akan memiliki
sikap (attitude) yang positif terhadap pekerjaannya begitu pula sebaliknya orang yang tidak
puas (kepuasan kerjanya rendah) akan memiliki sikap (attitude) yang negatif terhadap
pekerjaannya.
 Pekerjaan itu sendiri. Pengaruh pada kepuasan kerja pekerjaan itu sendiri kepuasan
pekerjaan itu sendiri merupakan sumber utama kepuasan karakteristik pekerjaan dan
kompleksitas pekerjaan menghubungkan antara kepribadian dan kepuasan kerja dan
jika persyaratan kreatif pekerjaan karyawan terpenuhi maka Mereka cenderung
menjadi puas.
 Gaji. Gaji upah dan gaji dikenal menjadi signifikan tetapi Kompleks secara kognitif
dan merupakan faktor multidimensi dalam kepuasan kerja uang tidak hanya
membantu orang memperoleh kebutuhan dasar tetapi juga alat untuk memberikan

8
kebutuhan kepuasan pada tingkat yang lebih tinggi karyawan melihat gaji sebagai
refleksi dari Bagaimana manajemen memandang kontribusi mereka terhadap
perusahaan.
 Promosi. Promosi kesempatan promosi sepertinya memiliki pengaruh yang berbeda
pada kepuasan kerja Hal ini dikarenakan promosi memiliki sejumlah bentuk yang
berbeda dan memiliki berbagai penghargaan misalnya individu yang dipromosikan
atas dasar senioritas sering mengalami kepuasan kerja tetapi tidak sebanyak orang
yang dipromosikan atas dasar kinerja Selain itu promosi dengan kenaikan gaji 10%
pada dasarnya tidak memuaskan seperti kenaikan gaji 20%.
 Pengawasan. Pengawasan atau supervisi merupakan sumber penting lain dari
kepuasan kerja bahwa ada dua dimensi gaya pengawasan yang mempengaruhi
kepuasan kerja yang pertama adalah berpusat pada karyawan diukur menurut
tingkat di mana penyelia menggunakan ketertarikan personal dan peduli pada
karyawan. Dimensi yang lain adalah partisipasi atau pengaruh seperti diilustrasikan
oleh manajer yang memungkinkan orang untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan yang mempengaruhi pekerjaan mereka misalnya Meta analisis
menyimpulkan bahwa partisipasi memiliki efek positif pada kepuasan kerja.
 Kelompok Kerja. Kelompok kerja pada umumnya rekan kerja atau anggota tim
yang kooperatif merupakan sumber kepuasan kerja yang paling sederhana pada
karyawan secara individu kelompok kerja terutama tim yang kuat bertindak sebagai
sumber dukungan kenyamanan nasihat dan bantuan pada anggota individu
kelompok kerja yang baik atau tim yang efektif membuat pekerjaan menjadi
menyenangkan.
 Kondisi Kerja. Kondisi kerja kondisi kerja memiliki kecil pengaruhnya terhadap
kepuasan kerja jika kondisi kerja bagus misalnya bersih lingkungan menarik
individu akan lebih mudah menyelesaikan pekerjaan mereka dan jika kondisi kerja
buruk misalnya udara panas lingkungan berisik individu akan lebih sulit
menyelesaikan pekerjaan dengan kata lain efek lingkungan kerja atau kondisi kerja
pada kepuasan kerjasama halnya dengan efek Kelompok kerja jika segalanya
berjalan baik tidak ada masalah kepuasan kerja jika segalanya berjalan buruk
masalah ketidakpuasan kerja akan muncul.

9
Kaitan Sikap dan kepuasan kerja dengan variabel depende :
 Keabsenan. Antara ketidakhaliran dan kepuasan terdapat kolerasi negatif yang kuat
dengan kata lain apabila kepuasan meningkat ketidakhadiran akan turun. Karyawan
yang puas cenderung selalu hadir kerja dan hanya cuti atau izin dengan alasan
rasional,Sedangkan karyawan yang tidak puas cenderung melalaikan pekerjaannya.
 Kepuasan kerja dan kinerja. Ketika data produktivitas dan kepuasan secara
keseluruhan dikumpulkan untuk organisasi kita menemukan bahwa organisasi yang
mempunyai karyawan yang lebih puas cenderung lebih efektif bila dibandingkan
dengan organisasi yang mempunyai karyawan yang kurang puas
 Kepuasan Kerja dan OCB (Organizational Citizenship Behavior). Pekerja yang puas
seharusnya akan kelihatan berbicara positif mengenai organisasi pembantu yang lain
dan melebihi ekspektasi normal dalam pekerjaannya mungkin karena mereka ingin
membalas pengalaman positifnya konsisten dengan pemikiran Ini bukti menyatakan
bahwa kepuasan kerja berkolerasi moderat dengan OCB orang-orang yang lebih puas
dengan pekerjaannya lebih mungkin terlibat dalam OCB persepsi yang adil membantu
menjelaskan hubungan itu mereka yang merasa rekan kerjanya membantu mereka
lebih mungkin terlibat dalam perilaku yang membantu sedangkan yang memiliki
hubungan antagonistik dengan rekan kerjanya kurang mungkin untuk melakukan
demikian individu dengan ciri-ciri kepribadian tertentu juga lebih puas dengan
pekerjaan mereka yang kemudian mengarahkan mereka untuk terlibat di lebih banyak
OCB akhirnya riset menunjukkan bahwa saat orang dalam suasana hati yang baik
mereka akan lebih mungkin untuk terlibat dalam OCB.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia adalah makhluk yang unik setiap individu berbeda antara satu dengan yang lain.
Perbedaan ini akan menyebabkan individu-individu pun berperilaku tidak seragam. Mungkin
seorang individu akan berperilaku menyebarkan sementara individu yang lain berperilaku
ramah.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku seorang individu terutama perilaku
individu di dalam sebuah organisasi :

4. Karakteristik biografi (biographical characeristic)


Karakteristik biografi adalah karakter-karakter personal yang melekat di diri seorang
individu seperti usia,gender,dan status pernikahan.
5. Kemampuan (ability)
Kemampuan adalah kapasitas yang dimiliki oleh seorang individu untuk melakukan
suatu pekerjaan tertentu,terdiri dari kemampuan intelektual (IQ) dan kemampuan
fisik.
6. Sikap dan Kepuasan Kerja (job satisfaction)
sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari
sebuah evaluasi karakteristiknya. Seseorang memiliki tingkat kepuasan kerja yang
tinggi, berarti memiliki perasaan positif tentang pekerjaan itu.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami tentang Pengantar
Hukum Indonesia. Penulis menyadari makalah ini banyak sekali memiliki kekurangan
yang jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang mengenai
pembahasan makalah di atas agar penulis terus berusaha memperbaiki makalah ini
dengan baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Dr.Cepi Triatna, M.Pd.2015.Perilaku Konsumen: PT. REMAJA ROSDAKARYA

Fred Luthans. 20006. PERILAKU ORGANISASI : ANDI YOGYAKARTA

Dr. Dewi Hanggraeni, SE,MBA. 2011.PERILAKU ORGANISASI.FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS INDONESIA

https://media.neliti.com/media/publications/283945-karakteristik-biografis-dan-pengaruhnya-
83b4ce23.pdf

https://www.slideshare.net/FarandiOctorizki/perilaku-organisasi-bab-3

https://www.kompasiana.com/rio00584/62da7c25a51c6f7b7f0a9172/sikap-dan-kepuasan-kerja

12

Anda mungkin juga menyukai