Anda di halaman 1dari 12

JUARA : Jurnal Olahraga 4 (2) (2019)

JUARA : Jurnal Olahraga


http://jurnal.upmk.ac.id/index.php/juara

Perbandingan Jenis Pola Minum Terhadap Status Hidrasi Pada Remaja Laki-Laki
Dan Perempuan

Comparison of Drinking Patterns Types against Hydration Status in Young Men and
Women

Grisna Febiyanti1), Kunjung Ashadi2)


1,2
Department of Sports Coaching Education,Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Surabaya, Jl.
Lidah Wetan, Surabaya, 60213, Indonesia
email: grisnafebiyanti@mhs.unesa.ac.id1), kunjungashadi@unesa.ac.id2)
https://doi.org/10.33222/juara.v4i2.562

Info Artikel Abstrak


____________________ ____________________________________________________________
Sejarah Artikel: Status hidrasi penting untuk dijaga agar tubuh tidak mengalami
Diterima 22 Mei 2019 kekurangan cairan yang disebut sebagai dehidrasi dan kelebihan cairan
Disetujui 23 Juni 2019 yang disebut sebagai overhidrasi. Jika status hidrasi tidak diperhatikan
dengan baik tubuh mengalami kerusakan yang berefek pada jangka
Dipublikasikan 01 Juli 2019
pendek maupun jangka panjang. Penelitian ini bertujuan membandingkan
____________________ dua jenis pola minum terhadap status hidrasi yaitu pola minum planned
Keywords: drink dan ad libitum drink. Metode penelitian yang digunakan adalah
Ad libitum drink, kuantitatif dengan pendekatan deskriptif dengan menggunakan one shot
Dehidrasi, Hidrasi, case study design. Penelitian ini menggunakan 40 subjek penelitian yang
terdiri atas 20 mahasiswa putra dan 20 mahasiswi putri yang dibagi
Jenis pola minum,
menjadi empat kelompok. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji
Overhidrasi. mean, standar deviasi, dan uji beda Mann-Whitney test. Berdasarkan
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan antara planned drink dan ad libitum drink kelompok putra. Hal
ini ditunjukkan dengan hasil perhitungan yaitu nilai P > 0,05. Sedangkan
untuk perbandingan planned drink dan ad libitum kelompok putri,
terdapat perbedaan yang signifikan dengan diperoleh hasil perhitungan
yang menunjukkan nilai P < 0,05.

Abstract
____________________________________________________________
Hydration status is important to maintain so that the body does not
experience a lack of fluids which is referred to as dehydration and excess
fluid called overhydration. If the hydration status is not considered
properly the body experiences damage which has an effect on the short
and long term. This study aims to compare two types of drinking patterns
to hydration status, namely the planned drink and ad libitum drink. The
research method used is quantitative with a descriptive approach using
one shot case study design. This study used 40 research subjects
consisting of 20 male students and 20 female students divided into four
groups. The data analysis technique used was the test of the mean,
standard deviation, and Mann-Whitney test. Based on the results of this
study, there was no significant difference between the male group's
planned drink and ad libitum drink. This is indicated by the results of
calculations, namely the value of P> 0.05. As for the comparison of
Grisna Febiyanti1 Kunjung Ashadi2 / JUARA : Jurnal Olahraga 4 (2) (2019)

planned drink and ad libitum group of women, there were significant


differences with the results of calculations that showed a P value <0.05.

© 2019 Grisna Febiyanti, Kunjung Ashadi


Under the license CC BY-SA 4.0


Alamat korespondensi: Jl. Lidah Wetan, Surabaya, 60213, Indonesia ISSN 2655-1896 (online)
ISSN 2443-1117 (cetak)
E-mail : grisnafebiyanti@mhs.unesa.ac.id
No Handphone : 081228983350
PENDAHULUAN durasi waktu yang relatif lama atau bersifat
continue, rata-rata waktunya sekitar 20 sampai
Setiap manusia memiliki aktivitas yang dengan 60 menit, bisa juga ditambah dengan
berbeda yang dijalankan setiap harinya. Mulai intensitas yang sedang (Palar, 2015). Olahraga
dari anak-anak, remaja, dewasa hingga orang aerobik sangat erat kaitannya dengan salah
tua. Khususnya remaja yang memiliki banyak satu organ penting dalam tubuh yaitu jantung.
aktivitas dari pagi sampai dengan malam hari, Saat melakukan aktivitas olahraga sistem
para remaja sangat perlu memperhatikan kardiovaskuler bekerja. Respon fisiologis yang
kesehatan agar tidak mengalami suatu terjadi salah satunya adalah denyut jantung
kerugian di masa yang akan datang. Untuk yang meningkat (Ashadi, 2014). Jantung
menjalankan aktivitas tersebut, kondisi yang bertugas memompa darah kemudian diedarkan
prima serta kebugaran jasmani sangat keseluruh tubuh. Jika tubuh mempunyai
diperlukan agar aktivitas tersebut dapat kinerja jantung yang baik serta kuat maka
dilakukan dengan lancar karena jika dipaksa darah akan teredarkan ke seluruh tubuh dengan
akan berdampak buruk bagi tubuh (Pratiwi dan lancar sehingga tubuh mampu menjalankan
Ashadi, 2018). Menurut Listyasari (2019) aktivitas dengan lancar (Pribadi, 2015).
kebugaran jasmani merupakan kemampuan Dengan rutin melakukan aktivitas olahraga,
tubuh menerima beban dalam menjalankan hal tersebut akan membantu tubuh terbiasa
kegiatannya tanpa merasakan suatu kelelahan melakukan aktivitas padat yang dijalankan
yang berarti. Ditambahkan juga oleh Akbar setiap harinya. Menurut Akbar dan Widiyanto
(2014) bahwa aktvitas aerobik merupakan (2014) jika latihan aerobik dilakukan dengan
kemampuan tubuh seseorang untuk melawan rutin dan bertahap, tubuh akan mendapatkan
penambahan intensitas atau bisa dikatakan manfaat baik dari hasil latihan aerobik
juga dengan melawan rasa lelah dalam tersebut.
melakukan aktivitas olahraga maupun aktivitas Namun dengan melakukan aktivitas
lain. Jarang bergerak serta jarang beraktivitas olahraga saja tidak cukup. Untuk menjaga
mengakibatkan metabolisme tubuh menurun kesehatan tubuh, ada beberapa hal lain yang
sehingga tubuh memiliki resiko yang lebih penting yang sangat perlu untuk diperhatikan
besar untuk mengalami obesitas serta guna mendapatkan tubuh yang sehat. Misalnya
penyakit-penyakit lain seperti, diabetes, melakukan aktivitas pemulihan setelah
jantung koroner maupun penyakit sendi melakukan aktivitas fisik. Masa pemulihan
(Elfiannisa, 2016). bermanfaat untuk mengembalikan kondisi
Untuk itu, cara menjaga kondisi tubuh tubuh sebelumnya agar tubuh mampu untuk
agar bekerja dengan baik adalah dengan melakukan aktivitas atau kegiatan selanjutnya
melakukan olahraga. Salah satu jenis olahraga (Wardana & Ashadi, 2018). Agar tubuh sehat
yang dapat dilakukan adalah olahraga aerobik. dan bugar setiap harinya, aktivitas fisik harus
Menurut Griadhi dan Primayanti (2014) diimbangi dengan pemulihan atau recovery
olahraga aerobik merupakan olaharga dengan (Abdillah & Ashadi, 2018). Cara lain yang
120
Grisna Febiyanti1 Kunjung Ashadi2 / JUARA : Jurnal Olahraga 4 (2) (2019)

dapat dilakukan adalah dengan mencegah atau aktivitas fisik adalah: (1) Menjaga suhu tubuh
meminimalisir dampak negatif dari aktivitas agar tetap normal, (2) membantu proses
fisik yang dilakukan yaitu memperhatikan kelancaran keluarnya keringat, (3) Membantu
dengan baik status hidrasi tubuh setiap proses metabolisme energi saat beraktivitas,
harinya. Menurut Ashadi (2015) hidrasi (4) Mencegah terjadinya heat stroke
merupakan kecukupan cairan dalam tubuh (Ramdhan, 2016).
yang membantu organ tubuh dalam Namun sebaliknya, tubuh akan
mengerjakan fungsinya agar optimal karena mengalami kerugian jika tubuh mengalami
sebesar 70% tubuh manusia terdiri dari air. kekurangan cairan dalam tubuh atau yang
Pada saat melakukan aktivitas dan juga biasa disebut sebagai dehidrasi dan juga
berolahraga, suhu tubuh meningkat. Jika terus kelebihan cairan dalam tubuh atau overhidrasi.
meningkat maka tubuh berada dalam kondisi Dehidrasi menurut Buanasita (2015) ialah
yang berbahaya. Untuk menstabilkan suhu kondisi dimana tubuh mengalami pemasukan
tubuh agar tetap terjaga pada suhu tubuh yang cairan yang lebih sedikit dibandingkan dengan
normal, tubuh mengeluarkan cairan berupa pengeluaran cairan tubuh. dehidrasi terbagi
keringat. Semakin lama aktivitas yang menjadi tiga kategori yaitu dehidrasi ringan,
dilakukan maka cairan tubuh yang dikeluarkan dehidrasi sedang dan dehidrasi berat.
juga semakin banyak. Jika cairan tersebut Dehidrasi ringan sampai dengan sedang
tidak segera diatasi maka tubuh akan memiliki ciri-ciri bibir merasa kering, merasa
mengalami ketidakstabilan status hidrasi atau haus, pusing atau berkunang-kunang serta
kekurangan cairan yang biasa disebut dengan menurunnya konsentrasi. Sedangkan dehidrasi
dehidrasi. Kurangnya jumlah cairan yang berat memiliki dampak yang lebih berat dan
dikonsumsi serta aktivitas yang berlebih akan sangat membahayakan tubuh bila tidak
terutama diluar ruangan menjadi beberapa ditangani dengan baik, bahkan bisa berefek
faktor yang menyebabkan dehidrasi sampai dengan jangka panjang. Salah satu hal
(Mohammad & Ashadi 2018). yang dapat terjadi jika dehidrasi yang tidak
Tubuh memerlukan banyak nutrisi agar ditangani dengan baik adalah penurunan
tubuh tetap sehat dan mampu menjalani kinerja dan fungsi organ terutama ginjal
aktivitas sehari-hari. Salah satu nutrisi yang (Ashadi, 2015).
sangat penting dan harus terpenuhi dengan Sedangkan overhidrasi merupakan
baik agar manusia mampu bertahan hidup kondisi dimana tubuh mengalami kelebihan
adalah air (Marcos et al, 2014). Dijelaskan cairan. Sama seperti dehidrasi, overhidrasi
juga oleh Ramdhan (2016) bahwa tanpa makan memiliki dampak buruk bagi bagi tubuh.
manusia mampu bertahan lama, namun Beberapa ciri-ciri menurut (Ashadi, 2015)
manusia tidak akan bertahan lama tanpa ialah tubuh mengalami mual, mengalami
adanya air. Dalam tubuh manusia air memiliki kebingungan, penurunan fungsi kerja otot,
peran yang sangat penting. Salah satu fungsi kejang perut, bahkan bisa menyebabkan
air dalam tubuh manusia adalah untuk kematian. Untuk itu dalam menjalankan
membantu proses metabolisme tubuh, dimana aktivitas sehari-hari sangat diperlukan strategi
proses metabolisme tersebut sangat penting dalam menjaga status hidrasi dengan benar.
bagi kelangsungan hidup manusia. Cara untuk mengatasi dehidrasi ringan adalah
Maka dari itu, saat melakukan aktivitas dengan mengonsumsi cukup cairan atau sesuai
fisik pada kehidupan sehari-hari kecukupan air dengan kebutuhan, sedangkan dehidrasi berat
harus terpenuhi dengan baik agar tubuh bisa diatasi dengan bantuan medis. Akan tetapi
mampu melakukan aktivitas tersebut dengan cara tepat ysng dapat digunakan untuk
lancar. Beberapa manfaat hidrasi untuk mengatasi dampak buruk dari ketidakstabilan

121
Grisna Febiyanti1 Kunjung Ashadi2 / JUARA : Jurnal Olahraga 4 (2) (2019)

status hidrasi adalah dengan cara hypodrated. Subjek penelitian ini adalah atlet
mencegahnya (Wati & Ashadi, 2018). Salah sepeda yang terlatih dengan jarak tempuh
satu cara yang dapat dilakukan dengan sejauh 40 km di lingkungan panas. Hasilnya
mengatur pola minum. Beberapa pola minum adalah bahwa hypodydration tidak
yang dapat diterapkan adalah pola minum mempengaruhi kinerja selama latihan.
planned drink dan ad libitum drink. Selain itu penggunaan pola minum
Pola minum planned drink ialah pola harus diperhatikan agar tidak salah dan pada
minum yang dilakukan dengan cara akhirnya memiliki dampak positif bagi tubuh.
merencanakan atau mennetukan jumlah Kenefick et al (2018) menjelaskan bahwa pola
volume cairan yang dikonsumsi serta waktu minum drinking to thirst dianjurkan pada
untuk mengonsumsi cairan tersebut agar status aktivitas yang dilakukan kurang dari satu jam,
hidrasi mampu dijaga dengan baik (Kenefick, sedangkan planned drink dianjurkan pada
2018). Sedangkan pola minum ad libitum aktivitas lebih dari satu jam dan dilakukan
drink menurut Armstrong et al (2014) ialah pada lingkungan panas.
pola minum dengan volume dan waktu Namun pola minum drinking to thirst
konsumsi yang tidak ditentukan. Waktu dan berbeda dengan pola minum ad libitum drink.
volume air yang dikonsumsi pada pola minum Menurut Armstrong et al (2014) tidak ada
ad libitum mengandalkan rasa haus dari tubuh. perbedaan fisiologis yang jauh antar pola
Pada aktivitas yang bersifat continue minum drinking to thirst dan ad libitum drink.
tubuh memerlukan asupan cairan yang cukup Akan tetapi pola minum ad libitum dianjurkan
agar tidak mengalami dehidrasi maupun karena dengan penggunaan pola minum ad
overhidrasi yang bisa berakibat buruk untuk libitum subjek dapat fokus pada latihan atau
tubuh. Pola minum yang kurang tepat akan aktivitas yang dilakukan tanpa memerdulikan
memiliki dampak yang buruk bagi kestabilan sensasi rasa haus untuk mengonsumsi
hidrasi. Maka dari itu perlu ditinjau lebih jauh minuman. Subjek bebas mengonsumsi cairan
lagi pola minum manakah yang lebih tepat kapanpun dengan penggunaan pola minum ad
dilakukan untuk menjaga status hidrasi pada libitum. Penelitian ini bertujuan untuk
aktivitas yang bersifat continue, dalam hal ini membandingkan dua jenis pola minum yaitu
aktivitas yang dilakukan ialah lari 5000 meter. planned drink dan ad libitum drink terhadap
Aktivitas lari 5000 meter dengan status hidrasi pada remaja laki-laki dan
intensitas zona latihan yang berkisar antara perempuan dengan menggunakan aktivitas
60% - 90% dari denyut nadi maksimal (DNM) aerobik lari 5000 meter.
termasuk dalam kategori aktivitas aerobik. Kelebihan dari penelitian ini adalah
Durasi pada aktivitas lari 5000 meter dengan disertakannya data suhu dan kelembapan pada
intensitas sedang kurang lebih sekitar 30 - 50 saat pengambilan data. Seperti yang diketahui,
menit. Menurut (Palar, 2015) aktivitas aerobik suhu dan kelembapan merupakan beberapa
adalah aktivitas continue tanpa jeda dengan faktor penting yang mempengaruhi jumlah
durasi waktu antara 20 – 50 menit. keringat yang dikeluarkan saat melakukan
Ditambahkan juga oleh (Griadhi & aktivitas. Semakin lama seseorang melakukan
Primayanti, 2014) bahwa aktivitas aerobik aktivitas olahraga, maka suhu tubuh akan
memiliki durasi waktu yang relatif lama dalam meningkat. Tubuh berusaha untuk
pelaksanaannya. Maka dari itu, aktivitas lari menstabilkan suhu tersebut dengan cara
5000 meter digunakan dalam penelitian ini. mengeluarkan keringat melalui pori-pori.
Berkulo et al (2015) menjelaskan dalam Oleh karena itu, dapat disimpulkan
penelitiannya mengenai pengaruh pola minum bahwa pengawasan suhu dan kelembapan
ad libitum drink terhadap efek negatif perlu diperhatikan pada saat beraktivitas guna

122
Grisna Febiyanti1 Kunjung Ashadi2 / JUARA : Jurnal Olahraga 4 (2) (2019)

tubuh mendapatkan manfaat baik dari Ilmu Olahraga. Teknik sampling yang
berolahraga serta dapat menghindari resiko digunakan adalah purposive sampling dan
buruk yang mungkin terjadi. diberi perlakuan one shot case study design.
Permasalahan pada penelitian ini adalah Subjek penelitian memiliki kriteria sebagai
belum ditemukan fakta dan data tentang berikut; mahasiswa Fakultas Ilmu Olahraga
perbandingan pola minum planned drink dan yang sedang dalam masa perkuliahan, berusia
ad libitum drink terhadap status hidrasi pada antara 18 – 22 tahun dan sehat pada saat
remaja laki-laki dan perempuan. Penelitian ini pengambilan data. Subjek tersebut yang dibagi
diharapkan memberi solusi kepada masyarakat menjadi 20 mahasiswa putra dan 20 mahasiswi
tentang pola minum yang tepat untuk putri yang selanjutnya dibagi lagi menjadi
digunakan guna mencegah terjadinya empat kelompok. Pengelompokan subjek
ketidakstabilan status hidrasi. penelitian adalah sebagai berikut,
a. Kelompok 1, terdiri dari 10 orang
METODE PENELITIAN mahasiswa putra. Melakukan aktivitas lari
5000 meter dengan pola minum planned
Penelitian ini menggunakan metode
drink.
kuantitatif dengan pendekatan deskriptif.
b. Kelompok 2, terdiri dari 10 orang
Teknik sampling yang digunakan adalah
mahasiswa putra. Melakukan aktivitas lari
purposive sampling dan subjek penelitian
5000 meter dengan pola minum ad
diberi perlakuan one shot case study design.
libitum drink.
Artinya adalah penelitian ini dilaukan dengan
c. Kelompok 3, berjumlah 10 orang
sekali pengambilan data. Penelitian dilakukan
mahasiswi putri. Melakukan aktivitas lari
di lapangan atletik outdoor Universitas Negeri
5000 meter dengan pola minum planned
Surabaya yang dilaksanakan pada hari Rabu
drink.
dan Kamis tanggal 13, 14, 20, dan 21 Maret
d. Kelompok 4, dengan jumlah sama yaitu
2019. Dilaksanakan mulai dari pukul 06.00
10 orang mahasiswi putri. Melakukan
WIB sampai dengan selesai. Suhu dan
aktivitas lari 5000 meter dengan pola
kelembapan udara pada saat pengambilan data
minum ad libitum drink.
selalu di monitor dengan menggunakan digital
Pola Minum
thermometer. Rata-rata suhu pada saat
Penelitian ini membandingkan dua jenis
pengambilan data adalah 35,6ºC serta rata-rata
pola minum yaitu planned drink dan ad
kelembapan udaranya adalah 60,5%.
libitum drink terhadap status hidrasi. Dalam
Sasaran penelitian
pelaksanaannya pola minum tersebut memiliki
Pada penelitian ini, digunakan subjek
ketentuan yang diterapkan.
penelitian sebanyak 40 mahasiswa Fakultas
Tabel 1. Ketentuan pola minum

Jenis pola minum Jarak tempuh (meter) Konsumsi air


Lap Jumlah perkonsumsi (ml)
Planned drink 5000 6 12 200
Ad libitum drink 5000 Tidak ditentukan Tidak ditentukan

Pada tabel satu dapat diketahui sebanyak dua kali dengan jumlah 2 x 200 ml.
ketentuan pola minum yang diterapkan dalam Menurut Ashadi (2015) selama menjalankan
penelitian. Pada pola minum planned drink, aktivitas jumlah cairan yang disarankan untuk
pemberian air minum dilakukan pada lap ke 6 dikonsumsi adalah 100 ml sampai dengan 200
dan 12 atau pada jarak 2,5 km dan 5 km. Jadi ml setiap 15 – 20 menit jika durasi olahraga
kelompok planned drink mengonsumsi air kurang dari satu jam. Sedangkan pada
123
Grisna Febiyanti1 Kunjung Ashadi2 / JUARA : Jurnal Olahraga 4 (2) (2019)

kelompok pola minum ad libitum drink, mengetahui durasi aktivitas yang sudah
dibawakan air minum sebanyak 600 ml selama dilakukan serta angket konsumsi makanan dan
aktivitas lari 5000 meter. Kelompok ad libitum minuman sebelum melaksanakan aktivitas lari
drink bebas mengonsumsi air minum yang 5000 meter yang telah disetujui dan divalidasi
diberikan, boleh menyisakan air yang oleh tiga dosen validator serta dinyatakan
disediakan dan juga boleh menambah jika layak untuk dijadikan instrumen.
dirasa kurang. Dalam penelitian ini air minum Norma status hidrasi
yang digunakan ialah plain water atau air Untuk mengetahui status hidrasi
mineral. seseorang salah satunya dapat dilakukan
Instrumen penelitian dengan cara cek warna urine. Semakin jernih
Instrumen yang digunakan dalam warna urine maka status hidrasinya baik,
penelitian ini adalah heart rate detector atau namun sebaliknya jika warna urine semakin
polar yang berfungsi untuk memonitor denyut gelap maka status hidrasinya semakin buruk
nadi selama aktivitas agar selalu berada dalam (Ulvie et al, 2017).
denyut nadi latihan yaitu antara 70% - 80%, Penelitian ini menggunakan urine
timbangan digital yang digunakan untuk colour chart dan urine spesific gravity untuk
mengukur berat badan sebelum dan setelah mengetahui tingkat status hidrasi subjek
melakukan aktivitas lari 5000 meter, digital penelitian dengan cara membandingkan warna
thermometer yang berfungsi untuk memonitor urine subjek penelitian sebelum dan setelah
suhu dan kelembapan saat pengambilan data, melakukan aktivitas lari 5000 meter dengan
urine spesific gravity dan urine colour chart dua jenis pola minum. Kategori dan level
yang digunakan untuk mengukur tingkat atau hidrasi menurut Mahayuni & Ashadi (2018);
level status hidrasi, stopwatch untuk
Tabel 2. Norma status hidrasi

Level hidrasi Kategori


1–3 Terhidrasi
4–6 Kurang terhidrasi
7–8 Kekurangan cairan

Pada tabel dua diketahui bahwa semakin penggunaan alat ini adalah dengan menaruh
tinggi angka level hidrasi maka semakin tinggi beberapa tetes urine dalam wadah yang
juga tingkat dehidrasi seseorang. terdapat dalam alat kemudian menekan tombol
Selain dengan menggunakan urine yang tersedia kemudian angka hasil tingkat
colour chart, cara lain yang dapat dilakukan status hidrasi akan ditampilkan. Indeks tingkat
untuk mengetahui status hidrasi adalah hidrasi menurut Casa, dkk (2000);
menggunakan urine spesific gravity. Cara
Tabel 3. Indeks status hidrasi urine spesific gravity

Kategori Level hidrasi USG


Terhidrasi 1-2 <1.010
Dehidrasi ringan 3-4 1.010 – 1.020
Dehidrasi sedang 5-6 1.021 – 1.030
Dehidrasi berat >6 > 1.030

Prosedur penelitian lapangan atletik outdoor Universitas Negeri


Untuk pengambilan data dilakukan pada Surabaya pada pukul 06.00 WIB sampai
tanggal 13, 14, 15, dan 16 Maret 2019 di dengan selesai. Hal pertama yang dilakukan

124
Grisna Febiyanti1 Kunjung Ashadi2 / JUARA : Jurnal Olahraga 4 (2) (2019)

adalah mengumpulkan subjek penelitian aktivitas lari 5000 meter, pengukuran berat
kemudian mengisi daftar hadir serta informasi badan setelah aktivitas dilakukan. Tahap
tentang umur, berat badan, tinggi badan serta terakhir adalah pengambilan urine setelah
pengisian angket konsumsi makanan sebelum aktivitas.
melakukan aktivitas tersebut. Selanjutnya Teknik analisis data
adalah pengambilan urine sebelum aktivitas Teknik analisis data yang digunakan
dalam botol tabung urine yang sudah dalam penelitian ini adalah rata-rata status
dibagikan dan diberi nama agar tidak tertukar. hidrasi, standar deviasi dan uji Mann-Whitney
Lalu, dilakukan pengukuran berat badan test. Data yang disajikan adalah rata-rata suhu
sebelum melakukan aktivitas dengan dan kelembapan saat pengambilan data, rata-
menggunakan timbangan digital. Saat rata status hidrasi sebelum dan sesudah
pengukuran berat badan subjek diharuskan melakukan aktivitas lari 5000 meter,
menggunakan pakaian yang ringan perubahan sebelum dan sesudah aktivitas serta
didapatkkan hasil berat badan yang akurat. perbandingan status hidrasi kelompok satu dan
Untuk putra, pada saat pengambilan data berat dua serta perbandingan status hidrasi
badan, menggunakan celana pendek, kelompok tiga dan empat.
melepaskan kaos dan melepas sepatu.
Sedangkan untuk putri, menggunakan pakaian HASIL DAN PEMBAHASAN
olahraga yang ringan dan melepaskan sepatu.
Setelah pengukuran berat badan, dilakukan Untuk menjaga status hidrasi hal yang
pemasangan polar atau heart rate detector perlu diperhatikan salah satunya adalah suhu
untuk memonitor denyut nadi agar selalu dan kelembapan. Suhu dan kelembapan di
berada pada zona latihan. Setelah polar dalam ruangan berbeda dengan suhu dan
terpasang dijelaskan mengenai pola minum kelembapan di luar ruangan. Tentu saja
yang digunakan serta tujuan dan manfaat dari pengeluaran cairan juga berbeda. Saat
pola minum tersebut. Setelah itu adalah melakukan aktivitas suhu tubuh meningkat,
pelaksanaan aktivitas lari 5000 meter. Denyut aktivitas diluar ruangan atau outdoor juga
nadi akan dicatat per lapnya, durasi selama menyebabkan suhu tubuh meningkat sehingga
subjek melakukan aktivitas tersebut, serta tubuh mengeluarkan cairan tubuh untuk
denyut nadi istirahat selama lima menit juga mempertahankan suhu tubuh agar tetap normal
dicatat per menitnya. Setelah melakukan (Mohammad & Ashadi, 2018).
Tabel 4. Karakteristik suhu dan kelembapan

Waktu Kondisi lingkungan


Suhu Kelembapan
13 Maret 2019 36,0 ºC 55%
14 Maret 2019 31,8 ºC 76%
20 Maret 2019 37,8 ºC 50%
21 Maret 2019 36,9 ºC 61%

Pada tabel empat dipaparkan tentang dirata-rata suhu pada saat pengambilan data
kondisi lingkungan pada saat pengambilan adalah sebesar 35,6ºC dan rata-rata
data selama empat kali yaitu pada tanggal 13, kelembapan udaranya adalah sekitar 60,5%.
14, 20, dan 21 Mei 2019 di lapangan atletik Data suhu dan kelembapan dicatat melalui
outdoor Oentoeng Poendjadi Universitas thermometer digital dan per jamnya kemudian
Negeri Surabaya. Diketahui suhu lingkungan dirata-rata.
saat pengambilan data berada diatas 30ºC serta Kondisi lingkungan dapat
kelembapan udara berada diatas 50%. Jika mempengaruhi keringat tubuh yang

125
Grisna Febiyanti1 Kunjung Ashadi2 / JUARA : Jurnal Olahraga 4 (2) (2019)

dikeluarkan. Keringat dikeluarkan untuk dikeluarkan melalui pori-pori kulit dan


mengatur suhu tubuh agar tetap normal. merupakan salah satu fungsi tubuh dalam hal
Keringat merupakan cairan tubuh yang ekskresi (Firdaus dan Ashadi, 2018).
Tabel 5. Rata-rata level status hidrasi berdasarkan hasil Urine Spesific Grafity

Sebelum Sesudah Perubahan


Kelompok 1 1.025 1.026 0,001
Kelompok 2 1.019 1.016 -0,003
Kelompok 3 1.016 1.019 0,003
Kelompok 4 1.022 1.022 0

Pada tabel lima diketahui hasil dari rata- aktivitas diketahui rata-rata perubahan atau
rata status hidrasi semua kelompok pada saat selisih yang dihasilkan adalah sebesar 0,001
sebelum dan sesudah aktivitas serta perubahan yang dapat diartikan bahwa kelompok satu
level hidrasinya. Untuk mengetahui perubahan mengalami peningkatan dehidrasi.
level hidrasi dapat diketahui dengan cara Untuk kelompok dua yang mendapat
mencari jumlah selisih antara level status perlakuan pola minum ad libitum drink, rata-
hidrasi sebelum dan sesudah melakukan rata yang didapatkan sebelum subjek
aktivitas fisik. Rata-rata status hidrasi subjek melakukan aktivitas adalah sebesar 1.019.
penelitian yang dilihat dengan menggunakan Angka tersebut masuk dalam kategori
acuan urine spesific gravity mempunyai dehidrasi ringan. Setelah subjek melakukan
rentang level hidrasi antara 1000 – 1033. aktivitas dengan mendapat pola minum ad
Semakin tinggi angka yang ditunjukkan maka libitum drink, angka rata-rata level status
semakin tinggi tingkat dehidrasi yang dialami. hidrasi turun menjadi 1.016 yang masuk dalam
Salah satu cara untuk mengetahui kategori dehidrasi ringan. Dan rata-rata selisih
tingkatan atau level hidrasi seseorang adalah yang didapatkan pada kelompok dua adalah
dengan cara menggunakan alat urine spesific sebesar -0,003 yang berarti kelompok dua
gravity. Cara penggunaan alat tersebut adalah mengalami penurunan tingkat dehidrasi. Dapat
dengan mengambil beberapa tetes urine yang dikatakan bahwa rata-rata hasil level status
akan level hidrasinya menggunakan pipet hidrasi kelompok dua lebih baik jika
kemudian memindahkan urine tersebut dibandingkan dengan kelompok satu.
kedalam wadah yang tersedia pada alat, jika Pada kelompok tiga yaitu subjek
dirasa cukup pencet tombol yang tersedia pada penelitian dengan jenis kelamin perempuan
alat. Alat tersebut akan menunjukkan angka yang menggunakan pola minum planned
level hidrasi. drink, sebelum melakukan aktivitas lari 5000
Dari penelitian yang sudah dilakukan, meter memiliki rata-rata tingkat dehidrasi yang
telah diketahui tingkat dehidrasi subjek ringan dengan angka 1.016. Setelah
penelitian. Pada kelompok satu diketahui rata- melakukan aktivitas kelompok tiga mengalami
rata level status hidrasi pada saat sebelum kenaikan tingkat rata-rata level status hidrasi
aktivitas adalah sebesar 1.025 yang berarti menjadi 1.019 yang berarti mengalami tingkat
bahwa angka tersebut masuk dalam kategori dehidrasi namun masih masuk dalam kategori
mengalami dehidrasi sedang. Setelah dehidrasi ringan. Rata-rata perubahan atau
melakukan aktivitas lari 5000 meter dengan selisih level status hidrasi yang diperoleh
menggunakan pola minum planned drink rata- adalah sebesar 0,003.
rata level status hidrasi berubah menjadi 1.026 Kelompok empat memiliki rata-rata
dimana angka tersebut menunjukkan kategori selisih level status hidrasi sebesar 0 yang
dehidrasi sedang. Antara rata-rata level status berarti kelompok empat tidak mengalami
hidrasi sebelum dan setelah melakukan kenaikan ataupun penurunan. Hasil rata-rata
126
Grisna Febiyanti1 Kunjung Ashadi2 / JUARA : Jurnal Olahraga 4 (2) (2019)

level status hidrasi dari kelompok empat lebih lebih 20 – 60 menit. Akibatnya tubuh yang
baik jika dibandingkan dengan kelompok tiga. terus bergerak mengalami peningkatan suhu
Rata-rata yang diperoleh kelompok empat yang kemudian tubuh akan mempertahankan
sebelum melakukan aktivitas lari 5000 meter suhu normalnya dengan cara mengeluarkan
adalah sebesar 1.022. Dan tidak mengalami cairan lewat pori-pori tubuh atau yang biasa
perubahan yaitu tetap pada angka 1.022 disebut dengan keringat. Cairan yang
setelah melakukan aktivitas dengan mendapat dikeluarkan tubuh harus segera diganti agar
pola minum ad libitum drink. tidak mengalami dehidrasi. Dehidrasi
Perubahan rata-rata level status hidrasi menyebabkan tubuh mengalami rasa haus,
dapat terjadi akibat adanya pengeluaran cairan tubuh merasa lemas, bahkan juga dapat
dalam tubuh. Dalam hal ini pengeluaran cairan berpengaruh pada penampilan fisik, nyeri otot,
tubuh yang terjadi adalah akibat dari aktivitas juga peningkatan denyut nadi dan pernapasan
fisik yang dilakukan yaitu lari 5000 meter. (Ashadi, 2018). Kesimpulan yang dapat
Seperti yang sudah diketahui, aktivitas lai diambil dari penjelasan diatas adalah bahwa
5000 meter merupakan aktivitas fisik yang keringat yang dikeluarkan oleh tubuh
tergolong aerobik. Aktivitas aerobik mengakibatkan terjadinya perubahan level
memerlukan durasi latihan selama kurang status hidrasi.
Tabel 6. Uji beda perubahan level status hidrasi menggunakan Mann-Whitney test

Mann-Whitney test
Perbedaan
Kelompok 1 dan 2 0,094
Kelompok 3 dan 4 0,021

Penelitian ini juga membandingkan melakukan aktivitas 5000 meter dengan


status hidrasi antara pola minum planned drink menggunakan pola minum planned drink.
dan pola minum ad libitum drink dengan Hal tersebut dibuktikan dengan adanya
menggunakan aktivitas lari 5000 meter. Pada data yang diperoleh dari kelompok laki-laki ad
tabel enam diketahui hasil perbandingan status libitum yang menunjukkan hasil penurunan
hidrasi dengan menggunakan Mann-Whitney level status hidrasi. Semakin diperkuat juga
test. Pada kelompok satu dan dua diketahui dengan adanya fakta data yang diperoleh dari
hasil perbandingannya adalah P > 0,05 yang kelompok ad libitum perempuan yang juga
artinya adalah tidak ada perbedaan yang menghasilkan data penurunan level status
signifikan pada level status hidrasi antara hidrasi.
kelompok satu dan dua. Namun pada Menurut Armstrong et al (2014) pola
perbandingan status hidrasi pada kelompok minum ad libitum merupakan pola minum
tiga dan empat terdapat perbedaan yang dengan cara membebaskan waktu dan volume
signifikan karena data yang dihasilkan adalah cairan yang akan dikonsumsi. Jadi subjek
P < 0,05. penelitian mengandalkan respon fisiologis
Dari data yang sudah dihitung, dapat tubuh untuk memenuhi cairan yang
dicermati bahwa kelompok yang melakukan diperlukan. Berbeda dengan planned drink
aktivitas lari 5000 meter dengan menggunakan dimana jumlah dan waktu untuk mengonsumsi
pola minum ad libitum drink memiliki hasil cairan ditentukan. Namun dalam penentuan
status hidrasi yang baik atau bisa dikatakan jumlah dan waktunya, perlu diatur karena
mengalami penurunan tingkat dehidrasi jumlah cairan yang dibutuhkan tiap orang
dibandingkan dengan dengan kelompok yang tentu berbeda. Termasuk perbedaan jenis
kelamin.
127
Grisna Febiyanti1 Kunjung Ashadi2 / JUARA : Jurnal Olahraga 4 (2) (2019)

Hal ini tentu sangat mempengaruhi SIMPULAN


jumlah cairan yang akan dikonsumsi. Selain
itu, suhu serta kelembapan juga mempengaruhi Pada penelitian ini dapat disimpulkan
jumlah cairan yang keluar sehingga perlu bahwa pola minum yang lebih baik diterapkan
dihitung berapa cairan pengganti yang harus pada aktivitas aerobik dan lingkungan yang
dikonsumsi agar tubuh tetap pada status panas dengan rata-rata suhu 35,6ºC adalah
hidrasi yang normal. Seperti yang dikatakan pola minum ad libitum drink. Pola minum ad
Armstrong et al (2016) menjelaskan bahwa libitum lebih baik dibandingkan dengan pola
jenis kelamin perlu diperhatikan dalam minum planned drink. Tidak terdapat
penentuan atau program rehidrasi selama perbedaan yang signifikan antara pola minum
latihan untuk mengurangi dampak buruk planned drink dan ad libitum drink pada
ketidakstabilan hidrasi. Rehidrasi harus kelompok putra.
terprogram dengan baik agar program tersebut Namun, terdapat perbedaan yang
dapat benar-benar bekerja dengan baik. Seperti signifikan antara pola minum planned drink
yang dikatakan oleh Kenefick (2018) dan ad libitum drink pada kelompok putri.
konsumsi cairan perlu diprogram dengan baik Akan tetapi, pada pola minum ad libitum
karena kebutuhan cairan dan kondisi didapatkan hasil bahwa pola minum ad libitum
lingkungan pasti berbeda. Hal ini perlu mengalami penurunan level status hidrasi pada
dilakukan guna level status hidrasi terjaga kelompok remaja putra maupun kelompok
dengan baik. Strategi hidrasi yang tepat perlu remaja putri.
dieksplorasi agar saat berolahraga atau
beraktivitas tubuh terhindar dari resiko buruk SARAN
yang ditimbulkan (Legget et al, 2018).
1. Sangat penting menjaga kesehatan tubuh
Saat melakukan aktivitas fisik, tubuh
dengan berolahraga. Olahraga bisa
mengeluarkan keringat yang berfungsi sebagai
dilakukan pada pagi atau sore hari, dengan
penstabil suhu tubuh. Resiko yang terjadi
intensitas sedang untuk kalangan umum.
ketika tubuh berkeringat adalah dehidrasi atau
2. Masyarakat umum disarankan menjaga
kekurangan cairan tubuh. Dehidrasi
status hidrasi dengan memperhatikan jenis
merupakan proses perubahan keadaan dari
kegiatan, suhu serta kelembapannya agar
eudrasi atau kecukupan jumlah cairan yang
bisa mencegah terjadinya dehidrasi maupun
dibutuhkan dalam tubuh manusia menjadi
overhidrasi.
hipodrasi jumlah air dalam tubuh yang berada
3. Untuk penelitian selanjutnya bisa
dibawah batas normal (Firdaus & Ashadi,
ditambahkan data rata-rata durasi tiap
2018). Untuk itu perlu diketahui pola minum
individu subjek penelitian saat melakukan
yang tepat agar dampak buruk ketidakstabilan
aktivitas lari 5000 meter.
hidrasi dapat diminimalisir. Menurut Berkulo
4. Agar semakin baik selanjutnya dapat juga
et al (2015) dalam penelitannya menyebutkan
ditambahkan data denyut nadi sebelum dan
bahwa pola minum planned drink merupakan
setelah melakukan aktivitas lari 5000
pola minum yang dapat digunakan untuk
meter.
mengatasi hipodrasi agar kualitas kerja
seseorang tidak terganggu. Hasil dari DAFTAR PUSTAKA
penelitian ini menjelaskan bahwa pola minum
yang baik untuk digunakan pada lingkungan Abdillah, G. D., & Ashadi, K. (2018).
dengan rata-rata suhu 35ºC dengan tingkat Pemahaman Pelatih Sekolah Sepak Bola
kelembapan 60% adalah pola minum ad Se Kota Madiun Tentang Physiological
libitum drink. Recovery. In Seminar Nasional (pp. 367-

128
Grisna Febiyanti1 Kunjung Ashadi2 / JUARA : Jurnal Olahraga 4 (2) (2019)

374). Malang: Universitas Negeri Noakes, T. D. (2015). Ad Libitum


Malang. Drinking and Performance during a 40-
km Cycling time Trial In The Heat.
Akbar, M. Y., & Widiyanto. (2014). European Journal Of Sport Science
Kemampuan Daya Tahan Anaerobik dan 16(2), 213-220. Retrieved from
Daya Tahan Aerobik Pemain Hoki Putra https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.
Universitas Negeri Yogyakarta. 1080/17461391.2015.1009495.
Medikora: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Olahraga 12(1). Retrieved from Buanasita, A. Yanto, A., Sulistyowati, I.
https://journal.uny.ac.id/index.php/medik (2015). Perbedaan Tingkat Konsumsi
ora/article/view/4576/3928 Energi, Lemak, Cairan, dan Status
Hidrasi Mahasiswa Obesitas dan Non
Ashadi, K. (2015). Pentingnya Hidrasi Bagi Obesitas. IJHN: Indonesian Journal Of
Atlet. Surabaya: Unipress. Human Nutrition 2(1), 11-22. Retrieved
from
Ashadi, K. (2014). Implementasi Fisiologi https://ijhn.ub.ac.id/index.php/ijhn/articl
Olahraga Pada Olahraga Prestasi. In e/view/114.
Pertemuan Ilmiah Ilmu Keolahragaan
Nasional Universitas Negeri Malang. Casa, J. D., Armstrong, L. E., Hillma, S. K.,
Malang. Montain, S. J., Reiff, R. V., Rich, B. S.
E., Roberts, W. O., Stone, J. A. (2000).
Ashadi, K., Mirza, D. N., & Siantoro, G. National Athletic Trainers Association
(2018). Hydration status in adolescent Position Statement: Fluid Replacement
runners: pre and post training. In IOP For Athlete. Journal Of Athletic Training
Conference Series: Materials Science 35(2), 212-224.
and Engineering.
Elfiannisa, A. Andini., & Eka, N. I. (2016).
Armstrong, L. E., Johnson, Evan C., Kunces, Perbedaan pengaruh Frekuensi Latihan
Laura J., Ganio, Matthew S., Judelson, Senam Aerobik Terhadap Penurunan
Daniel A., Kupchak, Brian R., Vingren, Presentase Lemak Tubuh dan Berat
Jakob L., Munoz, Collen X., Huggins, Badan Pada Members Wanita.
Robert A., Hydren, Jay R., Moyen, Medikora: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Nicole E., Williamson, Keith H. (2014). Olahraga 15(1), 39-51. Retreved from
Drinking to Thirst Versus Drinking Ad https://journal.uny.ac.id/index.php/medik
Libitum During Road Cycling. Journal ora/article/viewFile/10071/8654
Of Athletic Training 49(5), 624-631.
Retrieved from Firdaus, A. & Ashadi, K. (2018). Prosiding
https://www.natajournals.org/doi/full/10. Seminar Nasional: Dampak Aktivitas
4085/1062-6050-49.3.85. Olahraga Terhadap Perbandingan Rasio
Keringat Antara Laki-Laki dan
Armstrong, L. E., Johsnon, E. C., McKenzie, Perempuan. In Seminar Nasional (pp.
A. L., Ellis, L. A., Willamson, K. H. 278-284). Malang: Universitas Negeri
(2016). Endurance Cyclist Fluid Intake, Malang.
Hydration Status, Thirst, and Thermal
Sensation: Gender Differences. Human Griadhi, I Putu. A., & Primayanti, D. A. I. D.
Kinetics Journal 26(2), 161-167. (2014). Karakteristik Denyut Nadi Kerja
Retrieved from dan Jumlah Pemakaian Energi pada
https://journals.humankinetics.com/doi/a Tarian Tradisional Bali Memenuhi
bs/10.1123/ijsnem.2015-0188. Kriteria Intensitas Ringan-Sedang yang
Bermanfaat untuk Mahasiswa
Berkulo, Meriam A. R., Bol, S., Levels, K., Kedokteran Universitas Udayana. Sport
Lamberts, R. P., Daeni, H. A. M., and Fitness Journal 2(2)

129
Grisna Febiyanti1 Kunjung Ashadi2 / JUARA : Jurnal Olahraga 4 (2) (2019)

https://ojs.unud.ac.id/index.php/sport/arti Terhadap Rasio Keringat. In Seminar


cle/view/9619 Nasional (pp. 285-291). Malang:
Universitas Negeri Malang.
Kenefick, R. W. (2018). Drinking Strategies:
Planned Drinking Versus Drinking to Palar, Chrisly. M., Wongkar, Djon., Ticoalu,
Thirst. Sport Medicines 48(1), 31-37. Shane H. R., (2015). Manfaat Latihan
Retrieved from Olahraga Aerobik Terhadap Kebugaran
https://link.springer.com/article/10.1007 Fisik Manusia. Jurnal e-Biomedik 3(1).
/s40279-017-0844-6 Retrieved from
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eb
Listyasari, I. (2019). Perbandingan Latihan
iomedik/article/view/7127/6638
Senam Jumsihat 1 Dengan Senam
Jumsihat 2 Terhadap Kebugaran
Jasmani. JUARA: Jurnal Olahraga 4(1) Pribadi, A. (2015). Pelatihan Aeobik Untuk
Retrieved from Kebugaran Paru Jantung Bagi Lansia.
http://jurnal.upmk.ac.id/index.php/juara/ Jurnal Olahraga Prestasi 11(2).
article/view/386/284 Retrieved from
https://journal.uny.ac.id/index.php/jorpre
s/article/view/5729
Leggett, Thomas., William, Jonathan., Daly,
Colm., Kipps, Courtney., Twycross-
Lewis, Richard. (2018). Intended Pratiwi, N., & Ashadi, K. (2018). Tingkat
Hydration Strategies and Knowledge of Pengetahuan Overtraining Pada Atlet
Excercise-Associated Hyponatremia in dan Pelatih Klub Atletik Petrogress. In
Marathon Runners: A Questionnare- Seminar Nasional (pp. 468-477).
Bassed Study. Athletic Training Malang: Universitas Negeri Malang.
Education Journal 53(7), 696-762.
Retrieved from Ramdhan, R. I. (2016). Hubungan Antara
https://www.natajournals.org/doi/full/10. Status Hidrasi dan Konsumsi Cairan
4085/1062-6050-125-17 Pada Atlet Bola Basket Putra Dan Putri
Kabupaten Indramayu.
Mahayuni, A. R., & Ashadi, K. (2018). Profil http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.
Hidrasi Pencak Silat Puslatcab php/ikora/article/viewFile/2725/2292
Kabupaten Bangkalan Pada Sesi Latihan.
Jurnal Prestasi 1(1). Retrieved from Ulvie Y. N. S., Kusuma, H. S., & Agusty, R.
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/inde (2017). Identifikasi Tingkat Konsumsi
x.php/jurnalprestasiolahraga/article/view Air dan Status Dehidrasi Atlet Pencak
/24168/22094 Silat Tapak Suci Putra Muhammadiyah
Semarang. Jurnal Media Ilmu
Marcos, Ascensión., Manonelles, Pedro., Keolahragaan Indonesia 7(2), 48-51.
Palacios, Nieves., Wärnberg, Julia.,
Casajús, José A., Pérez, Margarita., Wardana, R. D. K., & Ashadi, K. (2018).
Aznar, Susana., Benito, Pedro J., Tingkat Pengetahuan dan Penerapan
Martínez-Gomez, David., Ortega, Silat Puslatcab Kabupaten Ponorogo. In
Francisco B., Ortega, Eduardo and Seminar Nasional (pp. 225-232).
Urrialde, Rafael. (2014). Physical Malang: Universitas Negeri Malang.
Activity, Hydration, and Health.
Nutrición hospitalaria 29(6), 1224- Wati, O. I., & Ashadi, K. (2018). Analisis
1239. DOI:10.3305/nh.2014.29.6.7624 Hidrasi Atlet Panahan Puslatcab Kota
Surabaya. In Seminar Nasional (pp. 262-
Mohammad, B. A., & Ashadi, K. (2018). 271). Malang: Universitas Negeri
Perbandingan Warna Pakaian Olahraga Malang.

130

Anda mungkin juga menyukai