Anda di halaman 1dari 8

NAMA : DINA ANGGRENI

FAKULTAS : PGSD
NIM : 858448219
MATA KULIAH : PENDIDIKAN IPS

TUGAS WAJIB 7
Pertanyaan

1. Jika anda sebagai seorang guru di dalam sebuah kelas dan menjadi nahkoda bagi
kapal yang berisi penumpangnya adalah murid anda. Anda harus mengajarkan
metode pembelajaran IPS SD yang berlandaskan pendekatan kognitif. Rancanglah
dan berilah contoh terkait metode pembelajaran IPS SD dengan berlandaskan
pendekatan kognitif digunakan untuk mengajarkan materi pendidikan IPS di SD
kepada peserta didik anda sesuai dengan pengalaman anda sebagai seorang guru
profesional!
Jawaban No. 1:

Metode pembelajaran ips sd dengan berlandaskan pendekatan kognitif :

• Memberikan kompetensi dasar contohnya dengan memahami gejala alam dan sosial di
negara Indonesia.

• Memberikan materi Pokok seperti gejala alam di negara Indonesia.

• Melihat hasil belajar, contohnya dapat membandingakn gejala alam di Indonesia.

• Indikator, contohnya dapat mendeskripsikan kondisi alam di Indonesia.

Pendekatan kognitif merupakan pendekatan pengajaran bahasa yang memfokus pada


peran kognitif. Istilah pendekatan kognitif muncul sehubungan dengan adanya ide-ide
mengenai kognitivisme, mentalisme, dan kemampuan kognitif dalam belajar berbahasa.

Sedangkan metode pmbelajaran inovatif adalah pembelajaran yang langsung


memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh kelas, berdasarkan kondisi kelas. Metode
ini merupakan pembelajaran yang berorientasi pada strategi, metode atau upaya
menigkatkan semua kemampuan positif dalam proses pengembangan potensi atau
kemampuan.
Salah satu metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan kognitif adalah latihan
inquiri (Inquiry training). Metode ini berangkat dari suatu kenyataan bahwa perkembangan
individu itu bersifat indipenden (bebas). Oleh karena itu, dalam penerapannya lebih
menitikberatkan pada penyelidikan yang bersifat bebas, tetapi terarah dan sistematis.
Metode latihan inkuiri didasarkan atas terjadinya konfrontasi intelektual. Guru memulainya
dengan mengajukan suatu situasi teka teki kepada siswa untuk dipecahkan/diselidiki. Guru
dalam kegiatan ini harus mampu menyajikan peristiwa-peristiwa yang membangkitkan
siswa untuk terjadinya konfrontasi intelektual. Tahap-tahap penerapan metode latihan
inkuiri adalah berikut ini:

1) Menyajikan masalah Guru menunjukkan situasi yang mengandung masalah dan


menentukan prosedur inkuiri yang akan ditempuh oleh siswa.

2) Pengumpulkan data dan verifikasi data Siswa mengumpulkan informasi tentang


masalah yang diajukan. Tahap ini dimaksudkan untuk membuktikan hakikat objek
dan kondisi serta menyelidiki peristiwa situasi masalah.

3) Mengumpulkan unsur baru Siswa bersama guru mengadakan eksperimen dan


pengumpulan data (unsur baru). Maksud kegiatan eksperimen ini adalah
memisahkan variabel yang mendukung, mengajukan hipotesis dan mengetes sebab
akibat.

4) Merumuskan penjelasan Siswa bersama guru merumuskan penjelasan atau uraian


secara mendetail, rapi, dansistematis.

5) Menganalisis proses inkuiri Tahapan ini sangat penting untuk mengetahui sejauh
mana proses inkuiri telah dilaksanakan dan apabila menemui beberapa kekurangan
dicoba untuk diperbaiki secara sistematis. Hal-hal yang perlu diperhatikan guru
dalam menerapkan metode latihan inkuiri adalah berikut ini:

a. Rencanakan waktu yang akan digunakan.

b. Siswa dapat melakukan secara kelompok.

c. Lanjutkan latihan inkuiri dengan jalan diskusi

d. Gunakan sumber-sumber yang sesuai masalah sebanyak-banyaknya

2. Terdapat banyak metode pembelajaran dengan pendekatan apapun di dalam


mengajarkan kegitan belajar mengajar pendidikan IPS di SD salah satunya yaitu
metode pembelajaran nmelalaui pendekatan sosial. Analisislah penggunaan metode
pembelajaran IPS SD kelas tinggi berdasarkan pendekatan sosial!
Jawaban No. 2:

Pendekatan sosial mengutamakan hubungan individu dengan masyarakat dan memusatkan


perhatiannya kepada proses sosial yang merupakan negosiasi sosial. Pendekatan sosial
berangkat dari dua asumsi. Pertama, masalah-masalah sosial diidentifikasi atas dasar
kesepakatan yang diperoleh dalam proses sosial dan menggunakan prinsip sosial pula.
Kedua, proses-proses sosial yang demokratis perlu dikembangkan untuk memperbaiki
masyarakat dalam arti seluas-luasnya dan terus menerus. Dalam menggunakan model
Inkuiri Sosial, ada tahap-tahap yang harus dilalui, yaitu berikut ini:

1) Tahap Orientasi

Dalam tahap ini, siswa diminta memilih masalah sosial (tentu saja yang relevan
dengan GBPP) yang akan dijadikan pokok bahasan. Masalah dapat bersumber dari
peristiwa-peristiwa sosial di kelas atau di sekolah atau masyarakat sekitar sekolah.

2) Tahap Hipotesis

Tahap hipotesis dilakukan setelah perumusan dan pembahasan masalah. Fungsi


perumusan hipotesis adalah sebagai acuan dalam usaha menemukan pemecahan
masalah. Untuk membuat hipotesis yang baik, diperlukan beberapa kriteria sebagai
berikut:

a. Valid atau mempunyai kejelasan untuk melakukan pengujian (menguji apa


yang seharusnya diuji).
b. Kompatibilitas, yaitu kesesuaian antara hipotesis dengan pengalaman siswa
atau guru yang pernah diperoleh.
c. Mempunyai hubungan dengan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi
sebelumnya.

3) Tahap definisi

Pada tahap ini siswa mengadakan pembahasan tentang pengertian latihan-latihan


yang terdapat dalam hipotesis. Hal ini penting agar terdapat pengertian yang sama
pada setiap siswa.

4) Tahap Eksplorasi

Tahap eksplorasi adalah tahap pengujian hipotesis dengan logika deduksi dan
mengembangkan hipotesis dengan implikasi serta asumsi-asumsi. Apabila telah
teruji antara hipotesis dengan dasar logika maka tahap berikutnya adalah
pembuktian dengan fakta-fakta.

5) Tahap Pembuktian

Dalam tahap ini, para siswa mengumpulkan data dengan metode yang sesuai.
Misalnya, melalui wawancara, angket dan observasi. Jika data telah terkumpul,
kemudian diadakan analisis data untuk disimpulkan, apakah hipotesis diterima atau
ditolak. 6) Tahap Generalisasi Tahap ini merupakan tahap akhir dari model inkuiri
sosial. Pada tahap ini telah dapat disusun pernyataan terbaik dalam pemecahan
masalah. Generalisasi yang dihasilkan hendaknya disusun secara sederhana sehingga
mudah dipahami oleh siswa.

3. Terdapat beberapa aspek kognitif dlam merancang dan menyusun alat evaluasi hasil
Belajar IPS di SD. Terkait hal tersebut, telaah dan berilah contoh 2 tingkatan aspek
kognitif dalam evaluasi hasil belajar IPS SD!

Jawaban No. 3:

Aspek kognitif dalam evaluasi belajar mempunyai dua tingkatan sebagai berikut.

1) Evaluasi yang mempunyai tingkatan lebih rendah, meliputi hal-hal berikut ini

a. Evaluasi yang mengungkap pengetahuan (knowledge) Kata-kata yang sering


dipakai:

• Apa?
• Di mana?
• Kapan?
• Sebutkan!
• Siapa?

Contoh: Siapakah Gajah Mada itu?

b. Evaluasi yang mengungkap pemahaman (comprehension) Kata-kata yang sering


dipakai:
• Mengapa?
• Jelaskan!
• Uraikan.
• Berilah ulasan!
• Bandingkan!

Contoh: Bandingkan metode ceramah dengan metode diskusi?

c. Evaluasi yang mengungkap penerapan (application) Kata-kata yang sering dipakai: -


Demonstrasikan!
• Tunjukkanlah!
• Klasifikasikan!
• Carilah hubungan!
• Tuliskan!
• Gambarkan!

Contoh: Gambarkan grafik penduduk Indonesia berdasarkan golongan umur 0-4, 5-


9, 10- 14, 15-19, 20-24 dan seterusnya untuk tahun 2000!

2) Evaluasi yang mempunyai tingkatan lebih tinggi, meliputi hal-hal berikut ini.

a. Analisis (analysis)

Kata-kata yang sering dipakai:

• Mengapa!
• Tunjukkan sebab-sebabnya!
• Analisislah!
• Berilah alasan!
• Sebutkan bukti-bukti!

Contoh: Bukti-bukti apakah yang dapat dikumpulkan bahwa film Barat kurang
cocok bagi kepribadian Timur?

b. Sintesis (synthesis)

Kata-kata yang sering dipakai:

• Susunlah dengan kata-katamu!


• Apa yang mungkin terjadi!
• Buatlah perkiraan apa yang terjadi!
• Bagaimanakah?
Contoh: Bagaimanakah tindakan Andajika perahu tempel yang Anda tumpangi
terdampar pada suatu pulauyang tidak berpenduduk?

c. Evaluasi (evaluation)

Kata-kata yang sering dipakai:

• Berilah pendapat bahwa ….


• Bandingkan!
• Bedakanlah!
• Berilah alasan!
• Berilah kritik!
• Alternatif mana yang lebih baik!
• Setujukah Anda!

Contoh: Setujukah Anda terhadap kehidupan ala barat yang sangat bebas?

4. Sebelum menyusun alat evaluasi, kita perlu merencanakannya sehingga alat evaluasi
yang disusun betul-betul baik. Analisislah rancangan alat evaluasi tentang nilai dan
sikap sosial!

Jawaban No. 4:

Dalam merancang alat evaluasi nilai dan sikap sosial perlu dipelajari kurikulum sekolah
yang berlaku, yaitu mengenai hal-hal berikut ini.

1) Kompetensi Dasar.
2) Materi Pokok.
3) Hasil Belajar.
4) Indikator Materi.
5) Kisi-kisi tes

5. Model yang dikemukakan oleh David Johson dan Frank Johnson dalam Udin
S.Winataputra (2003) menjelaskan bahwa model pemecahan masalah
menitikberatkan masalah secara kelompok, yaitu pada kemampuan mengambil
keputusan. Analisislah penerapan model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan
pendekatan pemecahan masalah menurut pendapat ahli di atas!
Jawaban No. 5:

Model pemecahan masalah secara kelompok (Davis Johnson dan Frank Johnson dalam
Udin S.Winataputra.2003).

Unsur-unsurnya:

a. Dapat dihasilkan kesepakatan tentang sesuatu keadaan yang dikehendaki.


b. Sepakat menetapkan struktur dan prosedur untuk menghasilkan, memahami dan
memakai informasi yang relevan dengan keadaan yang actual.
c. Sepakat untuk menetapkan struktur dan prosedur untuk menemukan kemungkinan
pemecahan masalah, memutuskan dan mempergunakan cara pemecahan yang
terbaik dan efektif.

Langkah-langkahnya:

a. Definisi masalah Definisi masalah merupakan langkah yang paling sulit. Apabila
mampu merumuskan dengan baik maka langkah selanjutnya akan lebih mudah.
Untuk perumusan masalah ini dianjurkan menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut.

1) Tampunglah secara terbuka semua pertanyaan dan masalah.


2) Rumuskan kembali setiap persyaratan sehingga dapat memperoleh gambaran
yang ideal dan actual. Pilihlah salah satu definisi yang penting dan dapat
dipecahkan.

b. Diagnosis masalah Langkah kedua ini kita ingin mengetahui dimensi dan sebab-
sebab timbulnya masalah. Tujuannya adalah untuk mengetahui sifat dan besarnya
kekuatan yang mendorong ke arah situasi yang ideal dan kekuatan-kekuatan yang
menghambat ke arah tersebut.
c. Merumuskan alternatif strategi Dalam kelompok ketiga ini kelompok harus mencari
dan menemukan berbagai alternatif cara pemecahan masalah, dimana kelompok
harus kreatif, berpikir divergen, memahami pertentangan antar idea dan punya daya
temu yang tinggi.
d. Penentuan dan penerapan suatu strategi Setelah berbagai alternative strategi
pemecahan masalah diperoleh maka kelompokpada tahap ini memutuskan untuk
memilih alternative mana yang akan dipakai. Tahap ini mengandung dua aspek
utama pemecahan masalah, yaitu:

1) Pengambilan keputusan yaitu proses mengambil suatu pilihan dari berbagai


alternatif tindakan.
2) Keputusan penerapan, yaitu suatu proses untuk mengambil tindakan yang
diperlukan sehingga menghasilkan pelaksanaan tersebut. Dalam tahap ini
kelompok harus menggunakan pertimbangan yang kritis, berpikir konvergen
dalam membuat perencanaan yang nyata mengenai pelaksanaan.

e. Evaluasi keberhasilan strategi

Dalam langkah kelima ini kelompok mempelajari: apakah strategi itu berhasil
diterapkan (evaluasi proses), apakah akibat penerapan strategi itu (evaluasi hasil)
dan apakah keadaan actual sudah lebih mendekati keadaan yang ideal daripada
sebelum penerapan. Hasil akhir dari evaluasi harus menunjukkan bahwa masalah
apa yang sudah dipecahkan, seberapa jauh pemecahannya, masalah apa yang belum
terpecahkan dan masalah baru apa yang timbul sebagai akibat pemecahan ini.

Anda mungkin juga menyukai