Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
aktivitasnya. Seperti yang tertulis dalam UU No. 36 tahun 2009, Sehat merupakan
keadaan sehat, baik secara mental, fisik, spiritual maupun sosial yang
optimal dari seseorang dan selaras dengan orang lain. Sedangkan menurut
dirumah sakit kini orientas upaya kesehatan jiwa lebih pada pencegahan
antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis,
1
menurut Thornburg (1982 dalam Dariyo, (2004)) terbagi dalam 3 tahap
yaitu : Masa remaja awal (13-14 tahun), masa remaja pertengahan (15-17
Menurut (Yusuf, dkk : 2015) peran dan fungsi perawat jiwa harus
pasien dan keluarga dengan masalah kesehatan yang kompleks dan kondisi
mental termasuk pemberi pelayanan terkait, teknologi, dan sistem sosial yang
Diperkirakan lebih dari 90% klien yang mengalami gangguan jiwa adalah
2
stimulus. Halusinasi Pendengaran itu sendiri bermacam-macam diantaranya
dan gejala yang muncul pada pasien dengan Halusinasi Pendengaran adalah
klien tidak mampu membedakan antara yang nyata dan tidak nyata, bicara dan
perilaku klien akan emakin tidak terarah dan akhirnya dampaknya adalah klien
berikan pada pasien, keluarga, dan komunitas. Hasil adalah semua hal yang
terjadi pada pasien dan keluarga ketika mereka berada dalam sistem pelayanan
kehidupan, ada atau tidaknya penyakit, jenis respons koping, serta kepuasan
Rawat jalan merupakan salah satu unit terdepan dari bagian pelayanan
rumah sakit yang memberikan pelayanan pada pasien kontrol ataupun pasien
3
baru. Data yang didapat dari rekam medis jumlah diagnosa keperawatan dari
bulan Januari 2019 – Juni 2019 di ruang Rawat Jalan Graha Atma bahwa
adalah sebanyak 654 orang, isolasi sosial 267 orang, perilaku kekerasan
sebanyak 226 isolasi sosial 267 orang, gangguan konsep diri : Harga diri
rendah sebanyak 147 orang, waham sebanyak 19 orang, resiko bunuh diri
Ruang Rawat Jalan Grha Atma yang diberikan tugas untuk melakukan
assesment awal pasien atas nama Nn. A. Diagnosa keperawatan pada Nn. T
keperawatan yang ada di Ruang Rawat Jalan Grha Atma. Berdasarkan latar
belakang tersebut dan untuk memenuhi tugas pokok penulis sebagai perawat,
4
intervensi yang telah dibuat e) Melakukan evaluasi keperawatan f) Melakukan
Grha Atma
5
h. Bagaimana mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien dengan
Grha Atma
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
Grha Atma
6
e) Penulis sudah melakukan evaluasi pada asien dengan gangguan
Grha Atma
1.3.1 Manfaat
a. Manfaat teoritis
b. Manfaat Praktis
2) Bagi Ruang Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Skizofrenia
2.1.1 Pengertian
a. Skizoprenia
Skizoprenia berasal dari kata Yunani yang bermakna schizo artinya terbagi
atau terpecah dan phrenia yang berarti pikiran. Skizofrenia merupakan suatu
persepsi, emosi, gerakan dan perilaku yang aneh dan terganggu (Videbeck, 2008)
dan perjalananan penyakit yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada
perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya yang pada umumnya
ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan
penyakit yang luas serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan
8
pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya sehingga berdampak timbulnya pikiran,
b. Skizofrenia Hebefrenik
a) Pengertian
Menurut Maramis (2010) pada skizofrenia jenis ini gejala yang mencolok
atau double personality. Penampilan pribadi dan perilaku sosial pada jenis ini
berada dalam keadaan yang rusak, respon emosinya tidak sesuai dan sering
2. Kurangnya motivasi
d. Halusinasi Pendengaran
Halusinasi Pendengaran sebagai “suatu tanggapan dari panca indera tanpa adanya
9
e. Halusinasi Pendengaran pendengaran
tidak ada stimulus suara (Stuart dan Laraia dalam Nurhalimah, 2006)
2.1.2 PSIKODINAMIKA
Stuart, Gail Wiscar alih bahasa Karyuni (2006) menjelaskan rentang respon
sebagai berikut :
Pendengaran
10
Respon adaptif adalah respon yang dapat diterima oleh norma-norma sosial
budaya yang berlaku, dengan kata lain individu tersebut dalam batas normal jika
c) Emosi konsisten yaitu manifestasi perasaan yang konsisten atau afek keluar
d) Perilaku sesuai adalah sikap dan tingkah laku yang masih dalam batas
kewajaran
e) Hubungan sosial harmonis adalah proses suatu interaksi dengan orang lain
dan lingkungan
melalui panca indera yang memproduksi gambaran sensori pada area tertentu
sebelumnya
b) Emosi berlebihan atau kurang yaitu manifestasi perasaan atau afek keluar
berlebihan atau kurang Perilaku tidak terorganisir adalah sikap dan tingkah
laku yang melebihi batas untuk menghindari interaksi dengan orang lain
c) Perilaku atau tidak sesuai atau biasa yaitu perilaku individu berupa tindakan
11
d) Perilaku aneh atau tidak biasa yaitu perilaku individu berupa tindakan nyata
e) Menarik diri yaitu percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain,
c) Kerusakan proses emosi adalah perubahan sesuatu yang timbul dari hati
e) Isolasi sosial adalah menghindari dan dihindari oleh lingkungan sosial dalam
berinteraksi.
1) Faktor Predisposisi :
a) Faktor Biologis
12
b) Psikologis
kegagalan yang berulang. Menjadi korban, pelaku maupun saksi dari perilaku
overprotektif.
sosial ekonomi rendah, selain itu pasien memiliki riwayat penolakan dari
2) Faktor Presipitasi
kelainan struktur otak, adanya riwayat kekerasan dalam keluarga, atau adanya
dikeluarga atau masyarakat yang sering tidak sesuai dengan pasien serta konflik
antar masyarakat.
13
2.1.3 Tanda dan Gejala Halusinasi Pendengaran Pendengaran
a. Data Obyektif :
4) Menutup telinga
b. Data Subyektif
Pasien mengatakan :
menyenangkan.
14
Karakteristik pada tahap ini ditandai dengan adanya perasaan bersalah dalam
diri pasien dan timbul perasaan takut. Pada tahap ini pasien mencoba
pikiran dan sensori yang dialaminya dapat dikendalikan dan bisa diatasi (non
psikotik).
pasien.
15
Dipenuhi dengan pengalaman sensori, mungkin kehilangan kemampuan
perilaku pasien, pasien berada pada tingkat ansietas berat. Pengalaman sensori
mengikuti petunjuk.
dan tingkat ansietas berada pada tingkat panik. Secara umum Halusinasi
16
Perilaku yang Teramati :
17
BAB III
1) Pengkajian
Nama : Nn. T
No CM : 024620
Usia : 21 tahun
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Bandung
18
Adapun data fokus hasil pengkajian di Rawat Jalan Keswara adalah :
DS :
Marah-marah
Bicara kasar
Bicara sendiri
Tidur kurang
Makan rakus
Curiga
DO :
PK secara verbal
Halusinasi Pendengaran
Pasien mulai dapat membedakan yang nyata dan yang tidak nyata
19
Kadang-kadang mengalami gangguan berfikir
2) Diagnosa Keperawatan :
3) Intervensi Keperawatan
DS :
Marah-marah
Bicara kasar
Bicara sendiri
Tidur kurang
Makan rakus
Curiga
DO :
PK secara verbal
Halusinasi Pendengaran
20
Perilaku lebih dikendalikan oleh Halusinasi Pendengaran
Pasien mulai dapat membedakan yang nyata dan yang tidak nyata
a. Tujuan
1. Tujuan Umum
1. Tujuan Khusus:
b. Intervensi
21
3. Kolaborasi pemberian obat
SP1
menghardik
4) Implementasi
22
7. Mengidentifikasi Halusinasi Pendengarannya
rumah
5) Evaluasi
S:
O:
nyata
P:
23
Anjurkan kepada keluarga untuk memberikan aktivitas atau
Paraf Perawat
24
BAB IV
A. Kesimpulan
kontrol ataupun pasien baru. Pasien dengan gangguan jiwa yang datang
Pendengaran.
pasien saja tetapi ada data sekunder dimana data tersebut didapat dari
keluarga pasien.
yang diberikan Nn. T tidak begitu banyak hambatan. Begitu juga saat
25
perawat melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang
B. Saran
Pendengaran.
26
27