Makalah Pengantar Antropologi
Makalah Pengantar Antropologi
PENGANTAR ANTROPOLOGI
DISUSUN OLEH:
Moh. Arul
350923091
PEMBANGUNAN PALU
2023
KATA PENGANTAR
teknis penulisan maupun materi. Untuk kritik dan saran dari semua pihak sangat
bagi pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
A. Pengertian Antropologi.........................................................................................3
A. Kesimpulan............................................................................................................23
B. Saran......................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
budi, juga makhluk dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Manusia berusaha
memahami apa yang ada di luar dirinya, dan di saat yang sama berusaha
memahami dirinya sendiri. Dalam rentang ruang dan waktu, manusia terus
Sebagaimana halnya ilmu-ilmu lain yang telah berdiri untuk belajar memahami
perspektif atau sudut pandang itu menjadi penting dalam ilmu antropologi. Kunci
untuk dapat mempelajari ilmu antropologi dengan baik adalah kita harus terlebih
dahulu mengenal dan memahami perspektif atau sudut pandang khas dari
dengan negara lain. Negara ini disebut negara multikultur yakni terdiri dari
berbagai suku, agama, ras, dan antar golongan yang tersebar dari Sabang sampai
1
Merauke. Perbedaan-perbedaan tersebut umumnya diikat dalam sebuah
semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu
jua. Semboyan tersebut merupakan identitas nasional kita yang harus dijunjung
semangat persatuan merupakan warisan leluhur pendiri bangsa yang perlu kita
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Antropologi
Secara etimologi atau asal-usul kata, antropologi berasal dari dua kata
dari bahasa Yunani anthropos, yang memiliki makna “manusia” dan logos,
artinya “ilmu.” Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “manusia” adalah
Sedangkan “ilmu” menurut KBBI adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang
disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk
tentang sifat mereka yang membedakan dengan makhluk lain (berakal budi).
ragam warna kulit (ras), bentuk fisik, identitas masyarakat, serta kebudayaannya.
3
2. Pengertian Antropologi Menurut Para Ahli
Franz Boas adalah salah seorang peletak dasar antropologi modern. Boas
pada dasarnya setara. Bagi Boas semua budaya pada dasarnya harus dipahami
dalam konteks budaya mereka sendiri. Boas menolak anggapan bahwa ada
pemilahan antara masyarakat yang dianggap beradab dan biadab atau primitif.
Sejalan dengan itu, Boas mengkritik keras keyakinan bahwa ras atau etnis
tertentu lebih unggul dibandingkan yang lain. Boas menolak rasisme ilmiah yang
digerakkan teori evolusionisme Darwin. Aliran pemikiran yang dominan pada era
itu menyatakan bahwa ras adalah konsep biologis, bukan budaya. Gagasan
tersebut juga menyatakan perbedaan ras dapat dikaitkan dengan biologi yang
mendasarinya. Ide-ide itu ditentang oleh Boas. Membandingkan dua budaya sama
saja dengan membandingkan dua hal yang sama sekali berbeda. Mereka pada
telah disusun dan ditetapkan terlebih dahulu adalah asing baginya. Dengan
antropologi. Penelitian juga tidak harus dari rumusan permasalahan yang sudah
4
ditentukan dari jauh hari tetapi juga bisa dilakukan kapan saja atau tanpa
menjelaskan hubungan di masa lampau. Oleh karena itu, antropologi bisa juga
dimasukkan dalam ilmu alam atau ilmu sosial tergantung fokus penelitiannya.
Boas juga menyepakati apa yang kemudian dikenal sebagai pendekatan empat
bidang. Antropologi, bagi Boas, adalah studi holistik tentang budaya dan
Mead dan Ruth Benedict adalah mahasiswa penerus Boas. Selain itu, beberapa
Malinowski lahir di Polandia dari ayah seorang guru besar dalam Ilmu Sastra
Slavik. Studi awalnya sebenarnya adalah ilmu pasti dan alam, tetapi
5
antropologi. Salah satu buku yang ia baca adalah The Golden Boughkarya F.G.
jurusan “Ilmu sosiologi empiris. Saat itu belum ada jurusan antropologi. Pada
tahun 1916 ia meraih gelar doktor dengan menulis disertasi tentang masyarakat
berada di masyarakat Trobriand tersebut kurang lebih selama dua tahun. Hasil
Pacific (1922).
Buku Argonauts of the Western Pacific ini kemudian menjadi model dari
apa yang disebut sebagai etnografi, metode penting dalam antropologi. Menurut
sehari-hari dengan cermat. Tidak sekadar mengamati, si peneliti juga bisa terlibat
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat tersebut. Untuk itu penting juga buat
kemudian dituliskan secara mendalam. Itulah yang disebut etnografi. Apa yang
6
dilakukan Malinowski ini kemudian menjadi model baku penelitian dan
fungsional antar unit-unit sosialnya satu sama lain, meski acap kali hubungan
sosial dan kultural manusia dalam konteks yang luas, serta menekankan pada
adalah merumuskan kontribusi pada kehidupan sosial dan kultural manusia, serta
perempuan untuk meneliti aspek perempuan dalam suatu kebudayaan. Tanpa itu,
ilmu antropologi hanya akan mengetahui sektor laki-laki saja. Untuk keperluan
itu, Franz Boas juga banyak mendidik para antropolog perempuan. Salah seorang
disebut sebagai etos kebudayaan dan kepribadian nasional. Selepas dari belajar di
kalangan beberapa suku, seperti di kalangan suku Indian Serrano (1922), Zuni
7
Namun, karyanya yang terkenal adalah Patterns of Culture (1934) di
sesamanya, tidak suka menolong, dan saling bergotong royong. Yang ketiga,
dari suatu kebudayaan dengan menganalisis sifat-sifat dari berbagai unsur dalam
suatu kebudayaan. Unsur-unsur itu bisa bersifat fisik, seperti bentuk, gaya seni
seperti tema-tema yang ada dalam cerita-cerita atau kesusastraan, upacara yang
Pemikiran Ruth ini kemudian menjadi model bagi banyak negara yang
nasional mereka dalam rangka character building. Pemikiran ini juga menjadi
8
melakukan penelitian lagi tentang kebudayaan masyarakat Jepang, The
dipandang dari sudut ciri-ciri fisik tubuhnya. Dalam hal ini, ciri fisik
manusia tersebut dipahami sebagai kodrat yang tidak bisa diubah dan
kebudayaan.
kebudayaan manusia di seluruh dunia. Hal ini dapat terjadi karena adanya
9
tersebut, kemudian terjadi pertukaran budaya dalam bentuk asimilasi
maupun akulturasi.
seluruh bumi pada masa kini. Suku terbentuk dari etnis yang mendiami
suatu daerah dalam rentang waktu cukup panjang dalam bertahan hidup
tergolong tradisional.
bangsa Eropa dimulai sejak era “merkantilisme” pada abad ke-14. Dimulai dari
kedatangan bangsa Eropa Barat ke benua Asia, Afrika, Oseania, dan Amerika
selama empat abad yang banyak dilakukan oleh para pedagang, musafir, pelaut,
laporan, kisah perjalanan dan pengetahuan berupa deskripsi tentang adat istiadat,
susunan masyarakat, dan ciri-ciri fisik penduduk pribumi (Gunsu, Rodliyah, and
Hapsari 2019). Bahan deskripsi itu disebut etnografi yang berasal dari gabungan
kata ethnos yang bermakna ‘bangsa’ dan graphy yang berarti ‘penggambaran’
10
pandangan orang Eropa terhadap masyarakat pribumi tersebut acap kali
mengandung bias. Bias tersebut ditandai dengan laporan yang kabur, tidak teliti,
dan hanya memperhatikan hal-hal yang dianggap menarik bagi orang Eropa.
orang Eropa Barat terhadap bangsa-bangsa di Afrika, Asia, Oseania, dan orang-
Eropa kala itu masih murni belum mengenal kejahatan. Ketiga, adanya
dengan sangat lambat yakni dalam jangka waktu beribu-ribu tahun lamanya, dari
tingkat yang rendah, melalui beberapa tingkat, sampai ke tingkat yang paling
tinggi. Teori evolusi ini berkembang di Eropa pada pertengahan abad ke-19, dan
proses evolusi. Cara pandang ini memiliki konsekuensi adanya cara pandang
11
bahwa perbedaan manusia ditentukan seberapa jauh manusia telah melintasi
tahap-tahap evolusinya, sehingga ada ras manusia yang dianggap unggul dan ada
pula manusia yang masih dinilai primitif. Pada tahap ini antropologi sudah mulai
metode-metode ilmiah (Koentjaraningrat, 2009). Hal ini didorong oleh spirit anti
kolonialisme dalam rentang waktu Perang Dunia ke-2 dan hilangnya bangsa-
bangsa primitif di luar Eropa. Dari segi tujuan, perkembangan ilmu antropologi
pada fase keempat ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu tujuan akademis dan
12
tujuan praktis. Tujuan akademik antropologi adalah mencapai pengertian tentang
digital menjadi arena kajian para antropolog pula. Antropologi bahkan tampil
beresiko.
13
1. Antropologi terbatas pada studi tentang masyarakat “primitif”. Memang,
terisolasi yang kemudian diberi label masyarakat “primitif”. Namun, saat ini
terfokus pada daerah perdesaan. Namun, hari ini, para antropolog juga
3. Adanya klaim bahwa para antropolog hanya tertarik pada studi tentang
terisolasi di sudut yang jauh. Para antropolog juga menaruh minat mereka
4. Ada pula anggapan bahwa tujuan antropologi adalah belajar menjaga dan
orang dari sudut pandang para pelaku budayanya. Mereka membangun dan
memberi makna pada tindakan yang dianggap kuno dalam bertahan hidup
agar dapat menjelaskan pada dunia luar. Sehingga apa yang dianggap “aneh”
karena kuno dapat dipahami oleh orang lain di luar komunitas pelaku
budayanya.
14
D. Pokok Bahasan Utama Ilmu Antropologi
manusia dan budaya, karena manusia hidup dalam hubungan kelompok sosial.
Istilah manusia atau kemanusiaan adalah istilah yang sangat sulit untuk
didefinisikan. Namun, demikian, menemukan makna, sifat, asal usul, dan takdir
kemanusiaan memang menjadi misi utama antropologi. Oleh karena itu ilmu
antropologi tertarik pada masalah tentang manusia yang tertuang dalam beberapa
3. Bagaimana manusia dapat bertahan hidup sampai pada tahap saat ini melalui
kebutuhan untuk mengungkap dari mana kita berasal, siapakah leluhur dan nenek
moyang kita, mengapa kita harus melakukan budaya yang diwariskan dan apa
antropologi juga bisa masuk dalam cabang ilmu lain seperti ilmu hukum, ilmu
agama, ilmu budaya, dan ilmu sosial lainnya. Semua bidang ilmu sosial yang
sangat luas.
15
E. Karakteristik Ilmu Antropologi
1. Obyek Kajian
fenomena manusia, baik manusia itu hidup atau mati, tradisional atau modern.
Antropologi juga memberikan minat pada perbedaan aspek yang melekat pada
alat, jenis kepribadian, dan bahasa. Sehingga manusia itu bisa dipelajari secara
luas dan tidak ada batasannya. Apa yang membuat antropolog tertarik mengambil
a. Holistik
b. Relativisme Budaya
praktik, atau institusi sekelompok orang dalam konteksnya sendiri. Dia tidak
penganutnya dengan menyatakan bahwa praktik tersebut benar atau salah, baik
16
atau buruk. Pada dasarnya sebuah kebudayaan tidak dapat dinilai secara baik atau
menjelaskan tentang arti atau makna kehidupan mereka. Inilah yang disebut
sebagai perspektif emik atau native point of view yakni menggali pemahaman
tentang laku kebudayaan dari sudut pandang para pelaku budaya itu sendiri.
4. Fokus Kajian
5. Metode Penelitian
metode ini sekarang dipraktikkan dalam ilmu lainnya juga, tetapi tidak ada
disiplin ilmu lain yang mampu mengikat dan menggunakan metode ini secara
17
F. Prinsip Dasar Antropologi
merupakan salah satu disiplin ilmu yang bersifat holistik (Saifuddin, 2005).
tertarik pada seluruh fenomena manusia dan pada bagaimana berbagai aspek
tentang fenomena sosial budaya dengan menggali dari berbagai aspek kehidupan
suatu kebudayaan dengan mempelajari hanya satu aspek saja dari sejarah, bahasa,
holistik merupakan bagian sentral dalam perspektif antropologi (Otto & Bubandt,
2010).
18
Pendekatan holistik merupakan karakteristik khas dari ilmu antropologi,
yang membedakan antropologi dengan disiplin ilmu lain. Disiplin ilmu lainnya
erat dengan pandangan antropolog Amerika tentang antropologi yang terdiri dari
tentang kemanusiaan (Brown, et.al., 2020; Otto & Bubandt, 2010). Sementara
luas tentang kondisi manusia, yang terdiri dari budaya, bahasa, adaptasi biologis
dan sosial, serta asal usul dan evolusi manusia (Brown, et.al., 2020).
kerja lapangan etnografi di mana para antropolog tinggal bersama dan mengambil
dipandang terpisah dalam masyarakat yang lebih kompleks (seperti, kaitan antara
memampukan kita melihat lingkup atau bidang yang terpisah sebagai bagian dari
19
Bubandt, 2010). Ringkasnya, observasi partisipan menjadi kunci dalam
Hal itu juga menimpa para antropolog. Para antropolog dihadapkan pada dilema
kedua hal yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan dan melukiskan
(ethic and emic distinction) untuk mengatasi masalah tersebut (Saifuddin, 2006).
Istilah emik dan etik sebetulnya meminjam konsep kajian antropologi linguistik
yaitu pembedaan kata “fonemik” dan “fonetik”. Emik dan etik merupakan dua
sudut pandang atau perspektif dasar dari mana seorang pengamat dapat
berikut:
a. Emik
Secara sederhana, emik mengacu pada sudut pandang masyarakat yang diteliti
20
atau native’s point of view (Saifuddin, 2005). Emik dapat dipahami sebagai cara
untuk memahami dan melukiskan suatu kebudayaan dengan mengacu pada sudut
b. Etik
Istilah etik dalam antropologi berasal dari istilah fonetik (phonetic) pada
ilmu linguistik. Etik merupakan pendekatan atau cara untuk memahami dan
(scientist’s point of view). Cara pandang etik merupakan penjelasan, deskripsi dan
analisis yang mewakili cara pandang pengamat sendiri sebagai orang di luar
temuan yang dihasilkan cenderung sama pada berbagai konteks budaya, atau
3. Relativisme Kebudayaan
sebuah sikap yang memandang bahwa budayanya sendiri lebih baik dibandingkan
dengan budaya lain. Sikap ini dapat mendorong terjadinya konflik sosial dalam
sendiri untuk memandang kebudayaan orang lain. Oleh karena itu, diperlukan
adanya suatu sikap dan pandangan yang dapat mengatasi tumbuhnya sikap
21
tersebut, terutama dalam kajian antropologi menggambarkan kebudayaan
masyarakat.
menjadi salah satu prinsip antropologi. Prinsip ini digunakan dalam melihat suatu
nilai, perilaku, dan budaya yang ada dalam suatu kelompok masyarakat sesuai
budaya masyarakat yang dikaji itu sendiri. Relativisme budaya merupakan suatu
dan aktivitas harus dipahami dari cara atau sudut pandang budaya itu sendiri
(Erikson, 2004). Prinsip ini diperkenalkan oleh antropolog Franz Boas, pada abad
oleh murid-murid Boas yang pertama kali digunakan oleh Alain Cocke pada
tahun 1924.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
kamus athropology dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang berusaha mencapai
fisik, kepribadian, masyarakat, serta kebudayaannya. Dari analisis usul asal kata,
Dalam refleksi yang lebih bebas, antropologi adalah ilmu pengetahuan yang
elemen dasar kehidupan manusia sebagai satu entitas pribadi dan makhluk sosial.
B. Saran
23
bermasyarakat dan bisa juga dijadikan kunci untuk masuk ke dunia kajian
24
DAFTAR PUSTAKA
Lestyasari, Siany Indria dan Atik Catur Budiati. (2014). Antropologi untuk Kelas
Nurcahyono, Okta Hadi. (2021). Antropologi untuk Kelas SMA XI. Jakarta:
25