Anda di halaman 1dari 12

LK. 1.2.

Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama : Yoga Nur Budianto, S.Pd.
Kelas : Kimia 002 UNP

No Masalah yang telah Analisis eksplorasi


Hasil eksplorasi penyebab masalah
. diidentifikasi penyebab masalah
1 Pedagogik 1. Motivasi belajar siswa rendah 1. Motivasi belajar siswa
1. Motivasi belajar pada materi kesetimbangan rendah pada materi
siswa rendah pada kimia. kesetimbangan kimia.
materi a) Kajian Literatur Berdasarkan hasil kajian
kesetimbangan i) Muhamad Firdaus (2018) dalam literatur dan wawancara
kimia. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran dperoleh kesimpulan
Khatulistiwa and Learning sebagai berikut:
menyatakan: 1. Siswa sering
1) Siswa sering menganggap kimia menganggap kimia
sebagai ilmu yang sulit, serta sebagai ilmu yang sulit,
banyak berhubungan dengan
serta banyak
sesuatu yang abstrak.
2) Penyebab kurangnya minat berhubungan dengan
siswa terhadap pembelajaran sesuatu yang abstrak.
kimia karena proses 2. Penyebab kurangnya
pembelajaran kimia yang minat siswa terhadap
monoton, sehingga keaktifan pembelajaran kimia
siswa dalam proses karena proses
pembelajaran sangat minim yang
pembelajaran kimia yang
berdampak pada hasil belajar
yang rendah. monoton, sehingga
keaktifan siswa dalam
ii) Debora Dwi Prihatini Simanjuntak proses pembelajaran
(2022) dalam Jurnal Pendidikan sangat minim yang
Indonesia menyatakan: berdampak pada hasil
1) Model pembelajaran yang belajar yang rendah.
konstan yang mana guru berlaku
3. Model pembelajaran
jadi aktor membawa dampak
siswa jadi jenuh dan sedikit yang konstan yang mana
semangat buat meneladani guru berlaku jadi aktor
materi kimia yang diberikan membawa dampak siswa
guru. jadi jenuh dan sedikit
semangat buat
b) Wawancara teman sejawat meneladani materi kimia
Materi kesetimbangan kimia
yang diberikan guru.
merupakan salah satu materi yang
abstrak dan tidak langsung terlihat 4. Materi kesetimbangan
pemanfaatannya dalam kehidupan kimia yang begitu
sehari hari. (Pak Wahyu) kompleks dan hitungan
matematikanya dianggap
c) Wawancara kepala sekolah sulit.
1. Materi kesetimbangan kimia 5. Motivasi rendah itu salah
yang begitu kompleks. satu faktornya adalah
2. Kesetimbangan kimia iklim akademik yang ada
merupakan materi sulit sehingga di keluarga, mindset
dari kesulitan itu motivasi siswa mengenai ilmu
belajar anak menjadi rendah. kimia tidak akan
3. Motivasi belajar rendah karena bermanfaat, dan suasana
metode atau gaya dari dewan kelas yang tidak
gurunya yang menyampaikan itu menyenangkan
tidak cocok atau tidak inovatif
(Pak Deden, M.Pd.)

d) Wawancara Pakar
1. Materi bersifat abstrak, dan
hitungan matematikanya
dianggap sulit. (Pak Tantan
Hadian, M.Pkim.)
2. Materi kesetimbangan kimia
cukup imajiner. (Bu Essa, S.Pd.)
3. Motivasi rendah itu salah satu
faktornya adalah iklim akademik
yang ada di keluarga, mindset
siswa mengenai ilmu kimia tidak
akan bermanfaat, dan suasana
kelas yang tidak menyenangkan.
(Drs. H. Heriyanto, M.Pd.)

2. Siswa kesulitan 2. Siswa kesulitan melakukan 2. Siswa kesulitan


melakukan praktikum menggunakan e-LKPD melakukan praktikum
praktikum pada materi laju reaksi. menggunakan e-LKPD
menggunakan e- pada materi laju
a) Kajian Literatur
LKPD pada materi reaksi.
i) Dian Puspita Eka Putri (2018) dalam
laju reaksi. Berdasarkan hasil kajian
Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan
menyatakan: literatur dan wawancara
1) Buku paket dan LKS yang dperoleh kesimpulan
digunakan selama ini belum sebagai berikut:
mampu mengoptimalkan hasil 1. Buku paket dan LKS
belajar siswa. yang digunakan selama
ini belum mampu
ii) Nazariati (2022) dalam Student mengoptimalkan hasil
Online Journal menyatakan: belajar siswa.
1) LKPD elektronik diintegrasikan 2. LKPD elektronik
dengan salah satu pendekatan diintegrasikan dengan
yaitu Starter Experiment salah satu pendekatan
Approach (SEA) yang berpusat yaitu Starter
pada keaktifan dan peserta didik Experiment Approach
dituntut untuk menemukan (SEA) yang berpusat
konsep sendiri dari kejadian pada keaktifan dan
yang dialami peserta didik peserta didik dituntut
sehari-hari sebagai percobaan. untuk menemukan
konsep sendiri dari
b) Wawancara teman sejawat kejadian yang dialami
Pada awal hitungan dalam peserta didik sehari-
penentuan orde reaksi dan hari sebagai percobaan.
persamaannya memang paling 3. Pada awal hitungan
mudah dengan model discovery dalam penentuan orde
learning. (Pak Wahyu) reaksi dan
persamaannya memang
c) Wawancara Kepala Sekolah paling mudah dengan
Kompetensi atau kemampuan dalam model discovery
hal penggunaan IT dari guru learning.
tersebut yang belum maksimal 4. Kompetensi atau
sehingga guru tersebut mengalami kemampuan dalam hal
kesulitan dalam penggunaan penggunaan IT dari
pembelajaran berbasis digital. (Pak guru tersebut yang
Deden, M.Pd.) belum maksimal
sehingga guru tersebut
d) Wawancara Pakar mengalami kesulitan
Materi laju reaksi lebih mudah dalam penggunaan
dipahami dengan praktikum. (Pak pembelajaran berbasis
Tantan Hadian, M.Pkim.) digital.
5. Materi laju reaksi lebih
mudah dipahami
dengan praktikum.
2 Literasi 1. Siswa belum maksimal dalam 1. Siswa belum maksimal
1. Siswa belum memanfaatkan sumber belajar dalam memanfaatkan
maksimal dalam pada materi kesetimbangan. sumber belajar pada
memanfaatkan
a) Kajian Literatur materi kesetimbangan.
sumber belajar
i) Asmiyunda (2018) dalam Jurnal Berdasarkan hasil kajian
pada materi
Eksakta Pendidikan menyatakan: literatur dan wawancara
kesetimbangan.
1) Diketahui bahan ajar yang
dperoleh kesimpulan
digunakan berupa buku cetak,
LKS, slide, dan video yang belum sebagai berikut:
maksimal dan konsisten 1. Diketahui bahan ajar
penggunaannya. yang digunakan berupa
2) Bahan ajar dalam bentuk modul buku cetak, LKS, slide,
dapat dikombinasikan dengan dan video yang belum
bahan ajar multimedia interaktif maksimal dan konsisten
dalam bentuk e-modul yang
penggunaannya.
diharapkan dapat meningkatkan
minat dan motivasi belajar 2. Bahan ajar dalam bentuk
peserta didik modul dapat
dikombinasikan dengan
ii) Romita Erika Narestifuri (2021) bahan ajar multimedia
dalam Jurnal Prosiding Seminar interaktif dalam bentuk
Nasional Kimia menyatakan: e-modul yang
1) Kebanyakan bahan ajar yang
diharapkan dapat
dipakai guru adalah buku paket.
Metode yang sering digunakan meningkatkan minat dan
yaitu pembelajaran langsung, motivasi belajar peserta
sehingga interaksi antar guru didik.
dengan murid kurang. Siswa 3. Kebanyakan bahan ajar
merasa kesulitan dalam yang dipakai guru adalah
belajaran materi kesetimbangan buku paket. Metode yang
kimia. sering digunakan yaitu
pembelajaran langsung,
b) Wawancara teman sejawat sehingga interaksi antar
Siswa memiliki keterbatasan dalam guru dengan murid
penggunaan media internet baik kurang. Siswa merasa
menggunakan HP dan menggunakan kesulitan dalam
lab. multimedia sehingga belajaran materi
pemanfaatan dalam sumber belajar kesetimbangan kimia.
lain menjadi terkendala. Jika 4. Siswa memiliki
diberikan waktu di laboratorium keterbatasan dalam
multimedia, siswa penggunaan media
menyalahgunakan kesempatan internet baik
untuk tidak mencari sumber belajar menggunakan HP dan
lain. (Pak Wahyu) menggunakan lab.
multimedia sehingga
c) Wawancara Kepala Sekolah pemanfaatan dalam
Siswa belum maksimal dalam sumber belajar lain
memanfaatkan sumber belajar pada menjadi terkendala. Jika
materi kesetimbangan kimia karena diberikan waktu di lab.
berawal dari minat belajar yang multimedia, siswa
rendah ditunjang dengan sumber menyalahgunakan
belajar yang kurang menarik. (Pak kesempatan untuk tidak
Deden, M.Pd.) mencari sumber belajar
lain.
d) Wawancara Pakar 5. Siswa belum maksimal
1. Siswa lebih terfokus pada dalam memanfaatkan
pemahaman konsep dan sumber belajar pada
hitungan serta penyelesaian soal
materi kesetimbangan
saja. (Pak Tantan, M.Pkim.)
2. Ya Betul, Karena motivasi kimia karena berawal
pembelajaran nya pun kurang . dari minat belajar yang
Harus dicari metoda rendah ditunjang dengan
pembelajaran yang menarik. sumber belajar yang
(Bu Essa, S.Pd.) kurang menarik.
6. Siswa lebih terfokus
pada pemahaman
konsep dan hitungan
serta penyelesaian soal
saja.
7. Ya Betul, Karena
motivasi pembelajaran
nya pun kurang . Harus
dicari metoda
pembelajaran yang
menarik.

2. Siswa masih 1. Siswa masih kesulitan dalam 2. Siswa masih kesulitan


kesulitan dalam membaca data berupa tabel, dalam membaca data
membaca data grafik, dan gambar pada materi berupa tabel, grafik,
berupa tabel, laju reaksi. dan gambar pada
grafik, dan a) Kajian Literatur materi laju reaksi.
gambar pada i) Ervina (2020) dalam Jurnal Berdasarkan hasil kajian
materi laju reaksi. Chemistry Education Practice literatur dan wawancara
menyatakan: dperoleh kesimpulan
1) Selama ini pembelajaran pada
sebagai berikut:
materi laju reaksi lebih
dikondisikan untuk diskusi kelas 1. Selama ini
yang sifatnya teori. pembelajaran pada
materi laju reaksi lebih
ii) Noera wahdaniyah (2020) dalam dikondisikan untuk
Jurnal Chemistry Education Practice diskusi kelas yang
sifatnya teori.
menyatakan: 2. Banyak peserta didik
1) Banyak peserta didik sekolah sekolah dasar,
dasar, menengah hingga menengah hingga
mahasiswa yang masih memiliki mahasiswa yang masih
kesulitan dalam menggunakan, memiliki kesulitan
menafsirkan, dan memahami dalam menggunakan,
grafik dan data, untuk itu menafsirkan, dan
kompetensi ini perlu dilatihkan. memahami grafik dan
data, untuk itu
b) Wawancara teman sejawat kompetensi ini perlu
Pembacaan grafik, tabel, dan dilatihkan.
gambar merupakan kecakapan 3. Pembacaan grafik, tabel,
literasi numerasi yang memang dan gambar merupakan
merupakan learning loss untuk kecakapan literasi
siswa pasca covid. (Pak Wahyu) numerasi yang memang
merupakan learning
c) Wawancara Kepala Sekolah loss untuk siswa pasca
Peran dewan guru juga berpengaruh covid.
karena belum memberikan 4. Peran dewan guru juga
pelatihan-pelatihan kepada anak berpengaruh karena
untuk bisa mendeskripsikan tabel, belum memberikan
grafik, atau gambar dalam materi pelatihan-pelatihan
laju reaksi yang nantinya Jadi kepada anak untuk bisa
sebuah pembiasaan pembelajaran mendeskripsikan tabel,
untuk meningkatkan kemampuan grafik, atau gambar
literasi numerasi siswa. (Pak Deden dalam materi laju reaksi
M.Pd.) yang nantinya Jadi
sebuah pembiasaan
d) Wawancara Pakar pembelajaran untuk
Guru harus sering melakukan telaah meningkatkan
grafik gambar dan tabel agar siswa kemampuan literasi
terbiasa. (Bu Essa, S.Pd.) numerasi siswa.
5. Guru harus sering
melakukan telaah grafik
gambar dan tabel agar
siswa terbiasa.

3 Numerasi 1. Kemampuan siswa dalam 1. Kemampuan siswa


1. Kemampuan perkalian dan pembagian desimal dalam perkalian dan
siswa dalam masih rendah pada materi pembagian desimal
perkalian dan kesetimbangan kimia. masih rendah pada
pembagian a) Kajian Literatur materi kesetimbangan
desimal masih i) Leyla Hilda (2020) dalam Jurnal kimia.
rendah pada Ilmu-ilmu Pendidikan dan Sains Berdasarkan hasil kajian
materi menyatakan: literatur dan wawancara
kesetimbangan 1) Pada konsep konstanta dperoleh kesimpulan
kimia. kesetimbangan, kesulitan siswa
sebagai berikut:
disebabkan siswa belum
memahami penulisan dan 1. Pada konsep konstanta
perhitungan nilai Kc. Kesulitan kesetimbangan,
dalam perhitungan ini kesulitan siswa
disebabkan kemampuan disebabkan siswa belum
matematika siswa yang masih memahami penulisan
dan perhitungan nilai Kc.
kurang. Kesulitan dalam
perhitungan ini
ii) Freddy Tua Musa Panggabean disebabkan kemampuan
(2022) dalam Jurnal Inovasi matematika siswa yang
Pembelajaran Kimia masih kurang.
1) Kebanyakan siswa terbiasa 2. Kebanyakan siswa
menggunakan kalkulator dalam terbiasa menggunakan
menghitung soal pada materi kalkulator dalam
kesetimbangan kimia sehingga
menghitung soal pada
siswa melupakan konsep
matematika dalam perhitungan materi kesetimbangan
kimia. kimia sehingga siswa
melupakan konsep
b) Wawancara teman sejawat matematika dalam
Kemampuan dalam perkalian dan perhitungan kimia.
pembagian desimal juga merupakan 3. Kemampuan dalam
salah satu learning loss siswa pasca perkalian dan
covid. (Pak Wahyu) pembagian desimal juga
merupakan salah satu
c) Wawancara Kepala Sekolah learning loss siswa pasca
Ini menjadi permasalahan di banyak covid.
sekolah yang pada umumnya,
terutama siswa kelas 10 dan 11 yang
merupakan produk pembelakaran
jarak jauh. Sehingga boleh dikatakan
ada semacam learning loss dari
siswa. Hal itu merupakan salah satu
penyebab terkait masalah
pemahaman numerasi siswa
terutama dalam operasi matemaika
sederhana seperti perkalian dan
pembagian desimal. (Pak Deden,
M.Pd.)
d) Wawancara Pakar
Akibat dari biasa menggunakan
kalkulator. (Bu Essa, S.Pd.)

2. Siswa kesulitan 2. Siswa kesulitan mengerjakan soal- 2. Siswa kesulitan


mengerjakan soal- soal hitungan HOTS dan advanced mengerjakan soal-soal
soal hitungan HOTS material pada materi hitungan HOTS dan
dan advanced kesetimbangan kimia. advanced material
material pada a) Kajian Literatur pada materi
materi i) Pandu Jati Laksono (2018) dalam kesetimbangan kimia.
kesetimbangan Jurnal Pendidikan Kimia Berdasarkan hasil kajian
kimia. menyatakan: literatur dan wawancara
1) Karakteristik berpikir kritis dperoleh kesimpulan
memerlukan latihan yang salah
sebagai berikut:
satunya dengan membiasakan
mengerjakan soal-soal yang 1. Karakteristik berpikir
mengembangkan keterampilan kritis memerlukan latihan
berpikir kritis. yang salah satunya
dengan membiasakan
ii) Sri Maryati (2021) dalam Jurnal mengerjakan soal-soal
yang mengembangkan
Pendidikan dan Pembelajaran keterampilan berpikir
Khatulistiwa menyatakan: kritis.
1) Kemampuan berpikir tingkat 2. Kemampuan berpikir
tinggi peserta didik di Indonesia tingkat tinggi peserta
tergolong sangat rendah. didik di Indonesia
2) Karena satu di antara faktor tergolong sangat rendah.
penyebab kemampuan berpikir 3. Karena satu di antara
peserta didik masih rendah ialah faktor penyebab
kurangnya latihan dan kemampuan berpikir
pembiasaan penyelesaian soal- peserta didik masih
soal yang sifatnya menuntut rendah ialah kurangnya
berfikir analisis, evaluasi, dan latihan dan pembiasaan
kreativitas. penyelesaian soal-soal
yang sifatnya menuntut
b) Wawancara teman sejawat berfikir analisis, evaluasi,
Siswa biasanya menemui kesulitan dan kreativitas.
dalam memahami soal HOTS mulai 4. Siswa biasanya menemui
dari pencarian informasi mengenai kesulitan dalam
hal-hal yang diketahui dari soal, hal- memahami soal HOTS
hal yang ditanyakan dan tahapan mulai dari pencarian
pengerjaannya. Kendala tersebut informasi mengenai hal-
dimunculkan karena adanya siswa hal yang diketahui dari
tersebut malas membaca soal dan soal, hal-hal yang
sering kurang memahami bahasa ditanyakan dan tahapan
yang uraikan di dalam soal HOTS. pengerjaannya. Kendala
(Pak Wahyu) tersebut dimunculkan
karena adanya siswa
c) Wawancara Kepala Sekolah tersebut malas membaca
Guru belum melaksanakan soal dan sering kurang
pembelajaran HOTS. Pembelajaran memahami bahasa yang
HOTS harus bisa memenuhi uraikan di dalam soal
pembelajaran abad 21 yaitu critical HOTS.
thinking, kreatif, kolaborasi, dan 5. Guru belum
komunikasi. Guru belum melaksanakan
memberikan banyak soal latihan pembelajaran HOTS.
HOTS, justru memberikan latihan Pembelajaran HOTS
soal LOTS tapi saat ujian harus bisa memenuhi
memberikan soal-soal HOTS. (Pak pembelajaran abad 21
Deden, M.Pd.) yaitu critical thinking,
d) Wawancara Pakar kreatif, kolaborasi, dan
1. Sulit itu salah satunya akibat komunikasi. Guru belum
dari rendah nya motivasi siswa. memberikan banyak soal
(Bu Essa, S,Pd.) latihan HOTS, justru
2. Kemampuan hitungan dasar memberikan latihan soal
kimianya rendah dan analisis LOTS tapi saat ujian
materi abstraknya membuat memberikan soal-soal
siswa kesulitan. (Pak Tantan, HOTS.
M.Pkim.) 6. Kemampuan hitungan
3. Kemampuan daya serap anak dasar kimianya rendah
yang berbeda-beda, dan analisis materi
pembelajaran yang dilaksanakan abstraknya membuat
belum memenuhi pembelajaran siswa kesulitan.
diferensiasi yang bisa melayani 7. Kemampuan daya serap
perbedaan pada siswa. (Drs. H. anak yang berbeda-beda,
Heriyanto, M.Pd) pembelajaran yang
dilaksanakan belum
memenuhi pembelajaran
diferensiasi yang bisa
melayani perbedaan pada
siswa.
Form Wawancara LK 1.2

Menurut Bapak, bagaimana tanggapan mengenai masalah-masalah yang ada di sekolah kita:

1. Motivasi belajar siswa rendah pada materi kesetimbangan kimia.

2. Siswa kesulitan melakukan praktikum menggunakan e-LKPD pada materi laju reaksi.

3. Siswa belum maksimal dalam memanfaatkan sumber belajar pada materi kesetimbangan
kimia.

4. Siswa masih kesulitan dalam membaca data berupa tabel, grafik, dan gambar pada materi
laju reaksi.

5. Kemampuan siswa dalam perkalian dan pembagian desimal masih rendah pada materi
kesetimbangan kimia.

6. Siswa kesulitan mengerjakan soal-soal hitungan HOTS dan advanced material pada materi
kesetimbangan kimia.

Jawaban Form Wawancara LK 1.2 (Teman Sejawat)

1. Memang benar untuk materi kesetimbangan kimia merupakan salahsatu materi yang abstrak
dan tidak langsung terlihat pemanfaatannya dalam kehidupan sehari hari.

2. Penerapan pembelajaran berbasis digital cukup menantang di materi laju reaksi, pada awal
hitungan dalam penentuan orde reaksi dan persamaannya memang paling mudah dengan
model discovery learning dibanding dengan menggunakan berbasis digital, namun di bagian
akhir mengenai faktor faktor yang memengaruhi laju reaksi bisa menggunakan platform
digital untuk membantu memvisualkan pengaruh teori tumbukan tersebut

3. Siswa di Albayan Anyer yang memiliki keterbatasan dalam penggunaan media internet baik
menggunakan HP dan menggunakan labkom memang menjadi kendala untuk pemanfaatan
dalam sumber belajar lain, dan ketika menggunakan bahan ajar siswa merasa bingung untuk
merangkum materi tersebut dan lebih menyukai rangkuman yang sudah jadi, serta jika
diberikan waktu di laboratorium ternyata menyalahgunakan kesempatan pencarian sumber
belajar lain.

4. Pembacaan grafik, tabel, dan gambar merupakan kecakapan literasi numerasi yang memang
merupakan learning loss untuk siswa pasca covid. Siswa tersebut jarang membaca data yang
berupa grafik/tabel/gambar dan lebih menyukai gambar bergerak/video.

5. Kemampuan dalam perkalian dan pembagian sederhana juga merupakan salah satu learning
loss siswa pasca covid dimana siswa tersebut melaksanakan kelas jauh dengan
menggunakan video conference sangat sulit melihat secara langsung seorang dewan guru
untuk melihat secara langsung proses pembelajaran tersebut.

6. Siswa Albayan Anyer biasanya menemui kesulitan dalam memahami soal HOTS mulai dari
pencarian informasi mengenai hal-hal yang diketahui dari soal, hal-hal yang ditanyakan dan
tahapan pengerjaannya. Kendala tersebut dimunculkan karena adanya siswa tersebut malas
membaca soal dan sering kurang memahami bahasa yang uraikan di dalam soal HOTS
Jawaban Form Wawancara LK 1.2 (Kepala Sekolah)

1. Pertama, terkait motivasi belajar siswa rendah pada materi kesetimbangan kimia.Hal ini
menurut saya karena disebabkan dari materi kimia yang begitu kompleks. Hal ini mungkin
dirasakan salah satu materi sulit sehingga dari kesulitan itu motivasi belajar anak menjadi
rendah. Atau yang kedua dalam hal ini bisa disebabkan motivasi belajar rendah karena
metode atau gaya dari dewan gurunya yang menyampaikan itu tidak cocok atau tidak
inovatif barangkali karena kita ketahui karakteristik anak itu berbeda-beda ada yang audio,
visual dan ada yang kinestetik. Khawatir metode yang kita gunakan gaya yang kita gunakan
tidak cocok dengan pada umumnya siswa yang ada dalam kelas. Hal itu bisa menjadi salah
satu penyebab rendahnya motivasi anak dalam belajar kimia terutama dalam kesetimbangan
kimia.

2. Pada materi laju reaksi hal ini Mungkin salah satu penyebabnya bisa jadi karena kompetensi
atau kemampuan dalam hal penggunaan IT dari guru tersebut yang belum maksimal
sehingga guru tersebut mengalami kesulitan dalam penggunaan pembelajaran berbasis
digital atau yang kedua bisa jadi perangkat yang ada di sekolah belum memadai untuk guru
tersebut dalam melaksanakan apa namanya pembelajaran berbasis digital tapi insyaAllah
kalau di sekolah kita ya sudah representatif ketersediaan itu hamdulillah sudah ada seperti
itu.

3. Siswa belum maksimal dalam memanfaatkan sumber belajar pada materi kesetimbangan
kimia karena berawal dari minat belajar ditunjang dengan sumber belajar yang kurang
menarik. Materi kesetimbangan kimia banyak sekali hal-hal yang sifatnya abstrak, sehingga
siswa lebih senang dengan sumber belajar yang dapat memvisualisasi materi abstrak
menjadi konkrit.

4. Ini menjadi permasalahan di banyak sekolah yang pada umumnya, terutama siswa kelas 10
dan 11 yang merupakan produk pembelakaran jarak jauh. Sehingga boleh dikatakan ada
semacam learning loss dari siswa. Hal itu merupakan salah satu penyebab terkait masalah
pemahaman numerasi siswa terutama dalam operasi matemaika sederhana seperti
perkalian dan pembagian desimal.

5. Ini menjadi permasalahan di banyak sekolah yang pada umumnya, terutama siswa kelas 10
dan 11 yang merupakan produk pembelakaran jarak jauh. Sehingga boleh dikatakan ada
semacam learning loss dari siswa. Hal itu merupakan salah satu penyebab terkait masalah
pemahaman numerasi siswa terutama dalam operasi matemaika sederhana seperti
perkalian dan pembagian desimal.

6. Pertama yang harus kita analisis apakah selama ini guru sudah memberikan pembelajaran
HOTS, Pembelajaran HOTS harus bisa memenuhi pembelajaran abad 21 yaitu critical
thinking, kreatif, kolaborasi, dan komunikasi. Guru belum memberikan banyak soal latihan
HOTS justru memberikan latihan soal LOTS tapi saat ujian memberikan soal-soal HOTS.
Daftar Pustaka

Asmiyunda, A., Guspatni, G., & Azra, F. (2018). Pengembangan e-modul kesetimbangan kimia
berbasis pendekatan saintifik untuk kelas XI SMA/MA. Jurnal Eksakta Pendidikan (JEP), 2(2),
155-161.

Firdaus, M., Hairida, H., & Hadi, L. PENERAPAN MODEL TGT PADA MATERI STOIKIOMETRI
TERHADAP SISWA KELAS X SMA PGRI 1 PONTIANAK. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Khatulistiwa, 7(9).

Hilda, L. (2020). Kemampuan Koneksi Matematika dalam Pembelajaran Kesetimbangan


Kimia. Logaritma: Jurnal Ilmu-ilmu Pendidikan dan Sains, 8(01), 79-92.

Ishma, E. F., & Novita, D. (2020). Implementasi LKPD Inkuiri Terbimbing Online untuk
Melatihkan Keterampilan Berpikir Kritis Materi Faktor Laju Reaksi. Chemistry Education
Paractice, 4(1), 11-18.

Laksono, P. J. (2018). Pengembangan dan penggunaan instrumen two-tier multiple choice pada
materi termokimia untuk mengukur kemampuan berpikir kritis. Orbital: Jurnal Pendidikan
Kimia, 2(2), 80-92.

Maryati, S., Hairida, H., & Sahputra, R. PENGEMBANGAN TES FORMATIF BERORIENTASI HOTS
PADA MATERI TERMOKIMIA KELAS XI IPA DI SMAN SAMBAS. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Khatulistiwa, 10(10).

Narestifuri, R. E., & Hidayah, R. Kemampuan Literasi Sains Siswa SMA Mengenai Materi
Kesetimbangan Kimia.

Nazariati, N., Adriani, N., & Sabekti, A. W. (2022). VALIDITAS LKPD ELEKTRONIK
BERORIENTASI STARTER EXPERIMENT APPROACH PADA MATERI LAJU REAKSI. Student
Online Journal (SOJ) UMRAH-Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 3(1), 669-674.

Panggabean, M. A. (2021). ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MATEMATIKA DAN


ANALISIS KIMIA TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI
KESETIMBANGAN KIMIA (Doctoral dissertation, UNIMED).

Putri, D. P. E., & Muhtadi, A. (2018). Pengembangan multimedia pembelajaran interaktif kimia
berbasis android menggunakan prinsip mayer pada materi laju reaksi. Jurnal Inovasi
Teknologi Pendidikan, 5(1), 38-47.

Simanjuntak, D. D. P. (2022). Penerapan Model Project Based Learning (PJBL) Menggunakan


Media Pembelajaran Weblog Pada Materi Laju Reaksi. Jurnal Pendidikan Indonesia, 3(3), 309-
318.

Wahdaniyah, N., & Yonata, B. (2021). Pengembangan LKPD Inkuiri Berpendekatan Nested Untuk
Melatihkan Keterampilan Berpikir Kritis Pada Materi Laju Reaksi. Chemistry Education
Practice, 4(1), 19-29.

Anda mungkin juga menyukai