LK. 1.2. Eksplorasi Penyebab Masalah Yoga Nur Budianto Kimia 002
LK. 1.2. Eksplorasi Penyebab Masalah Yoga Nur Budianto Kimia 002
d) Wawancara Pakar
1. Materi bersifat abstrak, dan
hitungan matematikanya
dianggap sulit. (Pak Tantan
Hadian, M.Pkim.)
2. Materi kesetimbangan kimia
cukup imajiner. (Bu Essa, S.Pd.)
3. Motivasi rendah itu salah satu
faktornya adalah iklim akademik
yang ada di keluarga, mindset
siswa mengenai ilmu kimia tidak
akan bermanfaat, dan suasana
kelas yang tidak menyenangkan.
(Drs. H. Heriyanto, M.Pd.)
Menurut Bapak, bagaimana tanggapan mengenai masalah-masalah yang ada di sekolah kita:
2. Siswa kesulitan melakukan praktikum menggunakan e-LKPD pada materi laju reaksi.
3. Siswa belum maksimal dalam memanfaatkan sumber belajar pada materi kesetimbangan
kimia.
4. Siswa masih kesulitan dalam membaca data berupa tabel, grafik, dan gambar pada materi
laju reaksi.
5. Kemampuan siswa dalam perkalian dan pembagian desimal masih rendah pada materi
kesetimbangan kimia.
6. Siswa kesulitan mengerjakan soal-soal hitungan HOTS dan advanced material pada materi
kesetimbangan kimia.
1. Memang benar untuk materi kesetimbangan kimia merupakan salahsatu materi yang abstrak
dan tidak langsung terlihat pemanfaatannya dalam kehidupan sehari hari.
2. Penerapan pembelajaran berbasis digital cukup menantang di materi laju reaksi, pada awal
hitungan dalam penentuan orde reaksi dan persamaannya memang paling mudah dengan
model discovery learning dibanding dengan menggunakan berbasis digital, namun di bagian
akhir mengenai faktor faktor yang memengaruhi laju reaksi bisa menggunakan platform
digital untuk membantu memvisualkan pengaruh teori tumbukan tersebut
3. Siswa di Albayan Anyer yang memiliki keterbatasan dalam penggunaan media internet baik
menggunakan HP dan menggunakan labkom memang menjadi kendala untuk pemanfaatan
dalam sumber belajar lain, dan ketika menggunakan bahan ajar siswa merasa bingung untuk
merangkum materi tersebut dan lebih menyukai rangkuman yang sudah jadi, serta jika
diberikan waktu di laboratorium ternyata menyalahgunakan kesempatan pencarian sumber
belajar lain.
4. Pembacaan grafik, tabel, dan gambar merupakan kecakapan literasi numerasi yang memang
merupakan learning loss untuk siswa pasca covid. Siswa tersebut jarang membaca data yang
berupa grafik/tabel/gambar dan lebih menyukai gambar bergerak/video.
5. Kemampuan dalam perkalian dan pembagian sederhana juga merupakan salah satu learning
loss siswa pasca covid dimana siswa tersebut melaksanakan kelas jauh dengan
menggunakan video conference sangat sulit melihat secara langsung seorang dewan guru
untuk melihat secara langsung proses pembelajaran tersebut.
6. Siswa Albayan Anyer biasanya menemui kesulitan dalam memahami soal HOTS mulai dari
pencarian informasi mengenai hal-hal yang diketahui dari soal, hal-hal yang ditanyakan dan
tahapan pengerjaannya. Kendala tersebut dimunculkan karena adanya siswa tersebut malas
membaca soal dan sering kurang memahami bahasa yang uraikan di dalam soal HOTS
Jawaban Form Wawancara LK 1.2 (Kepala Sekolah)
1. Pertama, terkait motivasi belajar siswa rendah pada materi kesetimbangan kimia.Hal ini
menurut saya karena disebabkan dari materi kimia yang begitu kompleks. Hal ini mungkin
dirasakan salah satu materi sulit sehingga dari kesulitan itu motivasi belajar anak menjadi
rendah. Atau yang kedua dalam hal ini bisa disebabkan motivasi belajar rendah karena
metode atau gaya dari dewan gurunya yang menyampaikan itu tidak cocok atau tidak
inovatif barangkali karena kita ketahui karakteristik anak itu berbeda-beda ada yang audio,
visual dan ada yang kinestetik. Khawatir metode yang kita gunakan gaya yang kita gunakan
tidak cocok dengan pada umumnya siswa yang ada dalam kelas. Hal itu bisa menjadi salah
satu penyebab rendahnya motivasi anak dalam belajar kimia terutama dalam kesetimbangan
kimia.
2. Pada materi laju reaksi hal ini Mungkin salah satu penyebabnya bisa jadi karena kompetensi
atau kemampuan dalam hal penggunaan IT dari guru tersebut yang belum maksimal
sehingga guru tersebut mengalami kesulitan dalam penggunaan pembelajaran berbasis
digital atau yang kedua bisa jadi perangkat yang ada di sekolah belum memadai untuk guru
tersebut dalam melaksanakan apa namanya pembelajaran berbasis digital tapi insyaAllah
kalau di sekolah kita ya sudah representatif ketersediaan itu hamdulillah sudah ada seperti
itu.
3. Siswa belum maksimal dalam memanfaatkan sumber belajar pada materi kesetimbangan
kimia karena berawal dari minat belajar ditunjang dengan sumber belajar yang kurang
menarik. Materi kesetimbangan kimia banyak sekali hal-hal yang sifatnya abstrak, sehingga
siswa lebih senang dengan sumber belajar yang dapat memvisualisasi materi abstrak
menjadi konkrit.
4. Ini menjadi permasalahan di banyak sekolah yang pada umumnya, terutama siswa kelas 10
dan 11 yang merupakan produk pembelakaran jarak jauh. Sehingga boleh dikatakan ada
semacam learning loss dari siswa. Hal itu merupakan salah satu penyebab terkait masalah
pemahaman numerasi siswa terutama dalam operasi matemaika sederhana seperti
perkalian dan pembagian desimal.
5. Ini menjadi permasalahan di banyak sekolah yang pada umumnya, terutama siswa kelas 10
dan 11 yang merupakan produk pembelakaran jarak jauh. Sehingga boleh dikatakan ada
semacam learning loss dari siswa. Hal itu merupakan salah satu penyebab terkait masalah
pemahaman numerasi siswa terutama dalam operasi matemaika sederhana seperti
perkalian dan pembagian desimal.
6. Pertama yang harus kita analisis apakah selama ini guru sudah memberikan pembelajaran
HOTS, Pembelajaran HOTS harus bisa memenuhi pembelajaran abad 21 yaitu critical
thinking, kreatif, kolaborasi, dan komunikasi. Guru belum memberikan banyak soal latihan
HOTS justru memberikan latihan soal LOTS tapi saat ujian memberikan soal-soal HOTS.
Daftar Pustaka
Asmiyunda, A., Guspatni, G., & Azra, F. (2018). Pengembangan e-modul kesetimbangan kimia
berbasis pendekatan saintifik untuk kelas XI SMA/MA. Jurnal Eksakta Pendidikan (JEP), 2(2),
155-161.
Firdaus, M., Hairida, H., & Hadi, L. PENERAPAN MODEL TGT PADA MATERI STOIKIOMETRI
TERHADAP SISWA KELAS X SMA PGRI 1 PONTIANAK. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Khatulistiwa, 7(9).
Ishma, E. F., & Novita, D. (2020). Implementasi LKPD Inkuiri Terbimbing Online untuk
Melatihkan Keterampilan Berpikir Kritis Materi Faktor Laju Reaksi. Chemistry Education
Paractice, 4(1), 11-18.
Laksono, P. J. (2018). Pengembangan dan penggunaan instrumen two-tier multiple choice pada
materi termokimia untuk mengukur kemampuan berpikir kritis. Orbital: Jurnal Pendidikan
Kimia, 2(2), 80-92.
Maryati, S., Hairida, H., & Sahputra, R. PENGEMBANGAN TES FORMATIF BERORIENTASI HOTS
PADA MATERI TERMOKIMIA KELAS XI IPA DI SMAN SAMBAS. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Khatulistiwa, 10(10).
Narestifuri, R. E., & Hidayah, R. Kemampuan Literasi Sains Siswa SMA Mengenai Materi
Kesetimbangan Kimia.
Nazariati, N., Adriani, N., & Sabekti, A. W. (2022). VALIDITAS LKPD ELEKTRONIK
BERORIENTASI STARTER EXPERIMENT APPROACH PADA MATERI LAJU REAKSI. Student
Online Journal (SOJ) UMRAH-Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 3(1), 669-674.
Putri, D. P. E., & Muhtadi, A. (2018). Pengembangan multimedia pembelajaran interaktif kimia
berbasis android menggunakan prinsip mayer pada materi laju reaksi. Jurnal Inovasi
Teknologi Pendidikan, 5(1), 38-47.
Wahdaniyah, N., & Yonata, B. (2021). Pengembangan LKPD Inkuiri Berpendekatan Nested Untuk
Melatihkan Keterampilan Berpikir Kritis Pada Materi Laju Reaksi. Chemistry Education
Practice, 4(1), 19-29.