Anda di halaman 1dari 33

LK 0.

1: Lembar Kerja Belajar Mandiri


Nama : Yoga Nur Budianto, S.Pd.
Kelas : Kimia 002 UNP

Judul Modul Modul 1 Struktur Atom dan SPU


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Perkembangan Teori Atom
2. Atom, Molekul, dan Ion
3. Sistem Periodik Unsur
4. Sifat Keperiodikan Unsur
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang 1. KB 1 : Perkembangan Teori Atom
dipelajari 1. Model Atom Dalton menyatakan atom merupakan
partikel terkecil suatu unsur berbentuk bola pejal yang
tidak dapat dibagi lagi. Atom tidak dapat dicipta atau
dimusnahkan.
Kelemahan Model Atom Dalton :
a) Atom terbentuk dari partikel dasar elektron, proton dan
neutron.
b) Dengan reaksi nuklir suatu atom dapat diubah menjadi
atom unsur lain.
c) Ditemukan isotop.
d) Ditemukan senyawa dengan perbandingan yang tidak
sederhana.
2. Model Atom Thomson menyatakan atom merupakan
sebuah bola kecil bermuatan positif dan dipermukaannya
tersebar elektron yang bermuatan negatif.
Kelemahan Teori Atom Thomson adalah tidak
menjelaskan
susunan muatan positif dan negatif dalam atom.
3. Model Atom Rutherford menyatakan atom merupakan
sebuah bola kecil bermuatan positif dan dipermukaannya
tersebar elektron yang bermuatan negatif.
Kelemahan model atom Rutherford adalah tidak dapat
menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti
saat bergerak mengelilingi inti.
4. Model Atom Bohr menyatakan atom terdiri atas inti
bermuatan positif, elektron bergerak mengelilingi inti
atom dalam lintasan atau orbit tertentu.
5. Kulit atom adalah lintasan/orbit tempat elektron
berada. (K, L, M,… dimana K kulit pertama (n = 1), L kulit
kedua (n = 2), dan seterusnya)
Kelemahan atom Bohr adalah tidak dapat menjelaskan
spektrum pancar atom-atom yang mengandung lebih dari
satu elektron.
6. Model Atom Mekanika Gelombang menyatakan
elektron berputar mengelilingi inti atom pada orbital atau
daerah kebolehjadian dengan tingkat energi.
7. Orbital adalah daerah dengan tingkat kebolehjadian
terbesar terdapat elektron.
8. Bilangan Kuantum
a) Bilangan kuantum utama (n): menunjukan kulit (1, 2, 3,
4,…)
b) Bilangan kuantum azimuth (l): menyatakan bentuk
orbital (s,p, d,f)
c) Bilangan kuantum magnetik (m): menyatakan arah
orientasi elektron dalam ruang atau orbital (m = -l s/d +l)
d) Bilangan kuantum spin (s): menyatakan arah rotasi
elektron
13. Konfigurasi elektron adalah ebaran/susunan
elektron dalam suatu atom.
14. Prinsip Aufbau menyatakan elektron-elektron dalam
atom sedapat mungkin memiliki energi terendah.
15. Larangan Pauli menyatakan tidak ada elektron-
elektron dalam satu atom yang mempunyai keempat
bilangan kuantum yang sama.
16. Aturan Hund menyatakan susunan elektron yang
paling stabil dalam sub kulit adalah susunan dengan
jumlah spin paralel terbanyak.

2. KB 2 : Atom, Molekul, dan Ion

1. Partikel penyusun atom yaitu Elektron (bermuatan


negatif), Proton (bermuatan positif) dan Neutron (tidak
bermuatan/netral)

2. Nomor atom adalah jumlah jumlah proton adalah setiap


atom

3. Nomor massa adalah jumlah neutron dan proton yang


ada dalam inti atom suatu unsur

4. Molekul adalah suatu agregat (kumpulan) yang terdiri


dari sedikitnya dua atom dalam susunan tertentu yang
terkait bersama oleh gaya-gaya kimia (ikatan kimia)

5. Ion adalah sebuah atom atau sekelompok atom yang


mempunyai muatan total positif atau negatif

6. Rumus empiris merupakan rumus kimia paling


sederhana untuk menunjukkan unsur-unsur yang ada
dengan perbandingan bilangan bulat paling sederhana dari
atomatomnya

7. Isotop adalah atom-atom dari unsur yang sama yang


mempunyai jumlah proton yang sama tetapi jumlah proton
yang berbeda

8. Isobar adalah sejumlah unsur yang mempunyai nomor


massa sama namun nomor atom berbeda
9. Isoton adalah sejumlah unsur yang mempunyai jumlah
neutron yang sama tetapi proton berbeda

10. Isoelektron adalah atom atau ion yang memiliki


jumlah elektron yang sama sehingga konfigurasi
elektronnya sama

11. Tata nama senyawa terdiri dari :


a) Tatanama senyawa ionik (biner, tersier, logam transisi)
b) Senyawa molekuler (tersusun dari senyawa non logam)
c) Senyawa asam dan basa
3. KB 3 : Sistem Periodik Unsur
1. Perkembangan Sistem Periodik Unsur terbagi
menjadi:
a) Sistem Periodik Dobereiner (Triad)
Suatu triade adalah tiga unsur yang disusun berdasarkan
kenaikan massa atom relatif (Ar)-nya,
sehingga Ar unsur kedua kira-kira sama dengan ratarata
Ar unsur pertama dan ketiga.
b) Sistem Periodik Newlands (Hukum Oktaf Newland)
Unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom
relatifnya, maka pada unsur kedelapan sifatnya mirip
dengan unsur yang pertama, dan unsur yang kesembilan
dengan unsur yang kedua, dan
seterusnya.
c) Sistem Periodik Mendeleev
Unsur dikelompokkan berdasarkan kenaikan massa atom
relatifnya
d) Sistem Periodik Moseley
Jika unsur diurutkan berdasarkan kenaikan naomor
atomnya maka sifat-sifat unsur akan berulang secara
periodik
e) Sistem Periodik Modern
Keperiodikan sifat fisika dan kimia unsur disusun
berdasarkan nomor atomnya berdasarkan konfigurasi
elektron unsur.

2. Penggolongan Periodik Unsur :


a) Unsur golongan utama (Blok S dan P)  Golongan I –
VIII A atau Golongan 1,2 dan 13-18
b) Unsur transisi (Blok d )  Golongan I – VIII B atau
golongan 3 - 12
c) Transisi bagian dalam (Blok F)  Golongan Lantanida
dan aktanida

3. Hubungan Konfigurasi Elektron dan Sistem Periodik


a) Elektron Valensi (elektron valensi yang sama
menentukan kemiripan sifat kimia diantara unsur-unsur
setiap golongan)
b) Jumlah Kulit (menentukan periode)

4. Ion dibagi menjadi dua kelompok


a) Ion yang dihasilkan dari unsur golongan utama
* Kation (Pada pembentukan kation dari atom netral
unsur golongan utama, satu elektron atau lebih
dikeluarkan dari n terluar yang masih terisi)
* Anion (satu elektron atau lebih ditambahkan ke kulit
n terluar yang terisi sebagian)
b) Kation yang dihasilkan dari logam transisi
kation terbentuk dari atom logam transisi, elektron
yang dilepaskan pertama selalu dari orbital ns dan
kemudian baru dari orbital (n-1) d

4. KB 4 : Sifat Keperiodikan Unsur


1. Jari-jari atom adalah setengah jarak inti dua atom yang
sama dalam ikatan tunggal
a) Ukuran ion negatif lebih besar dari atom unsur
b) Ukuran ion positif lebih kecil dari atom unsurnya
c) Kecenderungan jari-jari atom:
i) Satu periode dari kiri ke kanan semakin kecil.
ii) Satu golongan dari atas ke bawah semakin besar.
2. Energi Ionisasi adalah energi minimum yang
diperlukan untuk melepaskan satu elektron dari atom
berwujud gas pada keadaan dasarnya.
a) Faktor-faktor yang mempengaruhi energi ionisasi : Jari-
jari atom, muatan inti.
b). Kecenderungan energi ionisasi:
i) Satu periode energi ionisasi pertama bertambah dari
kiri ke kanan.
ii) Satu golongan energi ionisasi pertama bertambah dari
atas ke bawah.
3. Afinitas Elektron adalah besarnya energi yang
dilepaskan atau diserap oleh suatu atom dalam wujud gas
untuk membentuk anion.
a) Faktor-faktor yang mempengaruhi afinitas elektron :
Ukuran atom dan Muatan Inti.
b) Kecenderungan Afinitas elektron:
i) Satu periode afinitas elektron bertambah dari kiri ke
kanan.
ii) Satu golongan afinitas golongan afinitas elektron
bertambah dari atas ke bawah.
4. Kelektronegatifan adalah suatu bilangan yang
menggambarkan kecenderungan relatif suatu unsur
menarik elektron ke pihaknya dalam suatu ikatan kimia.
a) Kecenderungan keelektronegatifan
i) Satu periode keelektronegatifan bertambah dari kiri ke
kanan.
ii) Satu golongan keelektronegatifan bertambah dari atas
ke bawah

2 Daftar materi yang sulit KB 1 .


dipahami di modul ini Mekanika Kuantum, Spektrum atom hidrogen
KB 2.
Penamaan senyawa ionik yang mengandung unsur logam
transisi, ligan, senyawa organik
KB 3.
Penentuan golongan transisi (Lantanida dan Aktinida)
berdasarkan konfigurasi elektron
KB 4.
Energi Ionisasi dan Afinitas elektron pada golongan II A dan
VIII A
3 Daftar materi yang sering KB 1.
mengalami miskonsepsi Penulisan jumlah elektron pada konfigurasi elektron
Mekanika kuantum.
KB 2.
Menentukan pasangan atom yang isoelektron
KB 3.
Konfigurasi elektron kation dan anion
KB 4.
Konsep Energi Ionisasi, Afinitas elektron, dan
Keelektronegatifan
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
Nama : Yoga Nur Budianto, S.Pd.
Kelas : Kimia 002 UNP

Judul Modul Modul 2 Ikatan Kimia


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Ikatan Ion
2. Ikatan kovalen
3. Gaya antar molekul
4. Pengaruh struktur molekul terhadap sifat zat
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang 1. KB 1 : Ikatan Ion
dipelajari 1. Ikatan kimia terdiri dari :
a) Ikatan ion
b) Ikatan kovalen
c) Ikatan hidrogen
d) ikatan logam
e) Gaya Van der Waals

2. Proses pembentukan ikatan ion :


Atom unsur dengan energi ionisasi rendah cenderung
membentuk kation, sedangkan yang memiliki afinitas
elektron tinggi cenderung membentuk anion

3. Energi kisi menunjukkan kekuatan interaksi ionik,


yang mempengaruhi titik lebur, kekerasan, kelarutan,
dan sifat lainnya.

4. Energi kisi berpengaruh terhadap ukuran ion dan


muatan ion.

5. Siklus Born-Haber, menghubungkan energi kisi


senyawa ion dengan energi ionisasi, afinitas elektron,
dan sifat-sifat atom dan molekul lainnya.

2. KB 2 : Ikatan Kovalen
1. Ikatan kovalen : Ikatan kimia yang mengikat atom
satu sama lain dalam molekul dengan cara berbagi
elektron antar atom yang berinteraksi terdiri dari 3
jenis ikatan :
a) ikatan kovalen tunggal (orde 1)
b) ikatan kovalen rangkap 2 (orde 2)
c) ikatan kovalen rangkap 3 (orde 3)

2. Keelektronegatifan dapat membantu dalam


membedakan jenis ikatan apakah ikatan ion, kovalen
nonpolar, atau ikatan kovalen polar

3. Struktur Lewis dimaksudkan untuk menggambarkan


bagaimana atom berbagi elektron dalam ikatan kimia
dengan menentukan orde ikatan dan menghitung
muatan formal masing masing atom yang berikatan

4. Struktur resonansi adalah salah satu dari dua atau


lebih struktur Lewis untuk satu molekul yang tidak
dapat dinyatakan secara tepat dengan hanya
menggunakan satu struktur Lewis saja. Jenis ikatan di
mana kedua elektron dari pasangan bersama berasal
dari salah satu dari dua atom, yang disebut Ikatan
kovalen koordinat.

5. Geometri molekul merupakan susunan atom dalam


bentuk tiga dimensi dalam suatu molekul.

6. Model VSEPR menjelaskan bentuk molekul dengan


mengasumsikan bahwa kelompok elektron
meminimalka tolakannya, dan dengan demikian
menempati ruang seluas smungkin sekitar atom pusat
namun model ini tidak membantu menjelaskan sifat
magnetik dan spektral molekul.

7. Hibridisasi (hybridization) adalah istilah yang


digunakan untuk pencampuran orbital-orbital atom
(atom pusat) untuk menghasilkan sekumpulan orbital
Hibrida.
3. KB 3 : Gaya antar Molekul
1. Gaya tarik diantara molekul molekul disebut gaya
antarmolekul (intermolecular forces)
2. gaya intramolekul (intramolecular forces) mengikat
atom atom dalam molekul (ikatan kimia)
3. Gaya intramolekul menstabilkan molekul,
berhubungan dengan sifat kimia materi, sedangkan
gaya antarmolekul berhubungan dengan sifat fisika
materi seperti titik didih dan titik leleh
4. Gaya antarmolekul terdiri dari 2 yaitu Gaya Van der
Walls (gaya dipol-dipol, gaya dipole-dipol terinduksi,
gaya ion-dipole terinduksi, gaya disperse atau gaya
London), gaya ion-dipol dan ikatan hidrogen
5. Gaya dipol-dipol merupakan gaya yang bekerja
antara molekul-molekul polar, yaitu antara
molekulmolekul yang memiliki momen dipol.
6. Gaya ion-dipol adalah hasil interaksi elektrostatik
antara ion (bisa kation atau anion) dan muatan parsial
pada suatu molekul polar
7. Atraksi dipol-dipol sesaat juga disebut gaya dispersi
London
8. Besarnya gaya dispersi dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain polarisasi awan elektron (ukuran
atom atau molekul), jumlah atom dalam molekul, dan
bentuk molekul
9. Ikatan hidrogen adalah gaya tarik antarmolekul yang
terjadi antara atom hidrogen yang terikat dengan atom
sangat elektronegatif (N, O, atau F)

4. KB 4 : Pengaruh struktur molekul terhadap sifat zat


1. Cairan mempunyai kepadatan yang tinggi dan
mengambil bentuk wadahnya karena atom atau
molekul yang menyusunnya bebas mengalir
2. Padatan memiliki bentuk yang pasti karena, berbeda
dengan cairan atau gas, molekul atau atom yang
menyusun padatan tetap pada tempatnya
3. Sifat cairan dan padatan ini dipengaruhi kekuatan
antarmolekul. yang dipengaruhi komposisi kimia dan
struktur molekul
4. Kompresibilitas suatu zat adalah ukuran
kemampuannya untuk dipaksa menjadi volume yang
lebih kecil. Gas sangat kompresibel dibanding padat
dan cairan
5. Cairan cenderung meminimalkan jumlah molekul di
permukaan, yang menghasilkan tegangan
permukaan
6. semakin kuat gaya antara partikel dalam cairan,
semakin besar tegangan permukaan
7. aksi kapiler pada cairan disebabkan oleh 2 kekuatan
yakni oleh kohesi, yang merupakan tarikan antar
molekul sejenis (dalam kasus ini, molekul air).
Kekuatan kedua, yang disebut adhesi, adalah daya
tarik antara molekul yang berbeda, seperti yang ada
pada air dan sisi tabung gelas (silika).
8. Hambatan cairan mengalir disebut viskositas. Lebih
besar viskositas cairan, semakin lambat mengalir
9. Cairan yang memiliki kekuatan antarmolekul yang
kuat memiliki viskositas yang lebih tinggi dari pada
yang memiliki gaya antarmolekul lemah
10. cairan yang mengandung molekul yang lebih panjang
memiliki viskositas yang lebih tinggi
11. Viskositas juga dipengaruhi oleh suhu. Viskositas
berkurang dengan pemanasan. Ketika molekul
bergerak lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi,
mereka dapat mengatasi gaya antarmolekul dengan
lebih mudah, sehingga hambatan untuk mengalir
berkurang
12. Sifat unik air antara lain, untuk meningkatkan suhu
air kita harus memutus banyak ikatan hidrogen antar
molekul air sehingga dapat menyerap sejumlah besar
panas sementara suhunya naik sedikit. Sebaliknya Air
juga bisa mengeluarkan banyak panas hanya dengan
sedikit penurunan suhu Jenis padatan, yaitu kristalin
dan amorf. Padatan kristalin adalah padatan yang
terdiri dari atom, ion, atau molekul yang memiliki
susunan memanjang berurutan dalam rentang yang
panjang. Padatan amorf adalah partikel yang
konstituennya tersusun secara acak dan tidak
memiliki struktur jangka panjang yang teratur
13. Jenis kristal : ionik, kovalen, molekul, dan logam
2 Daftar materi yang sulit KB 1.
dipahami di modul ini Pada siklus Born-Haber masih kesulitan menghubungkan
energi kisi senyawa ion terhadap energi ionisasi, afinitas
elektron dan sifat-sifat atom
KB 2.
- Konsep hibridisasi untuk menentukan bentuk geometri
molekul
- Konsep resonansi

KB 3.
Membedakan gaya dipol-dipol, gaya dipol-dipol terinduksi,
gaya ion-dipol terinduksi, gaya dispersi atau gaya London

KB 4.
Sifat zat cair berdasarkan struktur molekul

3 Daftar materi yang sering KB 1.


mengalami miskonsepsi Energi kisi
KB 2.
- Cara memprediksi struktur Lewis yang lebih stabil
dengan menentukan orde ikatan
- Menghitung muatan formal

KB 3.
- Menentukan hubungan sifat fisika dengan jenis-jenis Gaya
Van der Walls
- Gaya dipol-dipol, gaya dipol-dipol terinduksi, gaya
ion-dipol terinduksi, gaya dispersi atau gaya London)
KB 4.
- Kapilaritas
- Viskositas
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
Nama : Yoga Nur Budianto, S.Pd.
Kelas : Kimia 002 UNP

Judul Modul Modul 3 Stoikiometri


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Metoda Ilmiah dan Faktor Konversi
2. Materi dan Hukum-Hukum Dasar Kimia
3. Massa Atom, Massa Molar, dan Rumus Senyawa
4. Persamaan Reaksi
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang 1. KB 1 : Metoda Ilmiah dan Faktor Konversi
dipelajari 1. Kimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur,
susunan, sifat, perubahan, dan energi yang menyertai
perubahan dari suatu materi.
2. Metode Ilmiah adalah serangkaian sistematis yang
digunakan dalam memecahkan suatu masalah yang
dihadapi dalam suatu penelitian
3. Ilmuwan adalah makhluk yang memiliki rasa
keingintahuan tinggi sehingga membuat ilmu
pengetahuan alam sehingga dapat berkembang dengan
cepat
4. Dalam metode ilmiah, terdapat beberapa istilah seperti,
teori (penjelasan yang teruji dari tingkah laku alam),
hipotesis (dugaan sementara terhadap suatu masalah),
data (pengamatan dalam suatu penelitian), dan
kesimpulan (penjelasan singkat terhadap proses dan
hasil dari suatu penelitian)
5. Faktor Konversi merupakan hubungan yang tepat
antara dua kuantitas yang dinyatakan sebagai pecahan
6. Tetapan Avogardro didefinisikan sebagai banyaknya
partikel yang terdapat pada 1 mol suatu zat
7. Massa molar merupakan perbandingan antara massa 1
atom unsur terhadap 1/12 massa atom C-12
8. Volume Molar Gas didefinisikan sebagai volume 1 mol
gas pada tekanan dan suhu yang tetap

2. KB 2 : Materi dan Hukum-Hukum Dasar Kimia


1. Kimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur,
susunan, sifat, perubahan, dan energi yang menyertai
perubahan dari suatu materi.
2. Zat/Materi merupakan segala sesuatu yang menempati
ruang dan mempunyai massa
3. Massa merupakan suatu satuan yang menunjukkan
seberapa banyak zat/materi yang ada pada objek
tertentu
4. Unsur adalah bentuk sederhana dari suatu zat yang
tidak bisa dibagi/disederhanakan lagi
5. Senyawa zat yang tersusun dari dua zat atau lebih
dengan perbandingan tertentu dan direaksikan secara
kimia
6. Campuran merupakan gabungan atau pencampuran
dari dua zat atau lebih yang dapat dilakukan secara.
Campuran dibagi dua yaitu campuran homogen (terdiri
dari satu fasa, disebut juga sebagai larutan) dan
campuran heterogen (memiliki dua fasa)
7. Perubahan Fisika merupakan perubahan suatu zat
yang sifat asal zatnya masih sama
8. Perubahan Kimia merupakan perubahan suatu zat
yang menghasilkan zat baru, ditandai dengan
perubahan warna, terbentuknya endapan, dan
terbentuknya gas
9. Hukum Dasar Kimia meliputi :
a) Hukum Kekekalan Massa (Lavoisier)
b) Hukum Perbandingan Tetap (Proust)
c) Hukum Perbandingan Berganda (Dalton)
d) Hukum Perbandingan Volume (Gay-Lussac)
e) Hipotesa Avogadro.
10. Teori Atom Dalton menyebutkan bahwa atom tidak
dapat dibuat dan tidak dapat dihancurkan, sebuah atom
dalam unsur adalah identik, serta setiap unsur disusun
oleh partikel kecil yang dinamakan atom
11. Pemisahan campuran dalam kimia terdiri dari
Penyaringan (teknik menggunakan alat penyaring),
Destilasi (pemisahan berdasarkan perbedaan titik
didih), dan Kromatografi (teknik pemisahan
berdasarkan fase gerak dan fase diam)
3. KB 3 : Massa atom, Massa molar dan Rumus senyawa
1. Massa Atom adalah massa dari atom dalam satuan
“atomic mass unif” (amu). Satu amu didefinikan sebagai
massa dari seperduabelas massa satu atom Carbon-12.
2. Massa Atom Relatif (Ar) adalah massa atom rata-rata
atom unsur dibandingkan dengan massa 1/12 isotop C-
12.
3. Massa Molar adalah massa 1 mol unsur atau 1 mol
senyawa
4. Massa Molekul adalah jumlah massa atom 1 mol
molekul tersebut.
5. Rumus Empiris adalah rumus yang menunjukan
jumlah dan tipe atom dalam senyawa dengan
perbandingan terendah dan bilangan bulat.
6. Rumus Molekul adalah rumus yang memberitahu kita
jumlah dan jenis atom yang sesungguhnya terikat pada
suatu molekul.
7. Rumus Senyawa Ion adalah rumus paling sederhana
yang dikenal dengan rumus empiris
8. Persen Komposisi Unsur Pada Senyawa adalah persen
dari setiap unsur pada senyawa tersebut. Komposisi
persen diperoleh membagi massa setiap unsur dengan
massa molar dari senyawa dan mengalikan dengan 100
persen.

4. KB 4 : Persamaan Reaksi
1. Reaksi kimia adalah suatu proses di mana suatu zat
diubah menjadi satu atau lebih zat baru.
2. Persamaan reaksi dikenal juga sebagai persamaan
kimia. Persamaan kimia menggunakan rumus kimia
untuk memperlihatkan apa yang terjadi selama reaksi
kimia.
3. Reaksi kombinasi adalah reaksi ketika dua atau lebih
unsur bergabung membentuk senyawa tunggal
4. Reaksi dekomposisi atau penguraian adalah reaksi
ketika suatu senyawa terurai menghasilkan dua atau
lebih senyawa lain.
5. Reaksi pembakaran adalah reaksi yang cepat
menghasilkan nyala. Reaksi yang melibatkan reaksi
antara bahan yang mudah terbakar dan pengoksidasi
untuk membentuk produk yang teroksidasi
6. Koefisien Reaksi Merupakan angka di depan rumus
kimia, yang menunjukkan jumlah relatif molekul yang
terlibat dalam reaksi
7. Pereaksi Pembatas adalah pereaksi yang terdapat
dalam jumlah yang relatif terkecil (dalam hubungan
stoikiometrisnya).
8. Hasil teoritis (theoretical yield) merupakan
Perhitungan jumlah produk yang terbentuk ketika
semua reaktan pembatas habis bereaksi.
9. Hasil sesungguhnya (actual yield) adalah Jumlah
produk sesungguhnya, yang hampir selalu kurang dan
tidak akan pernah lebih besar dari hasil teoritis.
2 Daftar materi yang sulit KB 1.
dipahami di modul ini Faktor Konversi
KB 2.
Hukum Perbandingan Berganda
KB 3.
Perhitungan Stoikiometri dengan Faktor konversi
KB 4.
Faktor Konversi Stoikiometri
3 Daftar materi yang sering KB 1.
mengalami miskonsepsi Faktor konversi
KB 2.
Hukum Perbandingan Tetap
KB 3.
Pembulatan Bilangan Avogadro
KB 4.
Faktor Konversi Stoikiometri

LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri


Nama : Yoga Nur Budianto, S.Pd.
Kelas : Kimia 002 UNP

Judul Modul Modul 4 Kinetika


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Laju Reaksi
2. Kesetimbangan kimia
3. Energitika
4. Redoks dan Elektrokimia
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang 1. KB 1 : Laju Reaksi
dipelajari 1. Kinetika kimia adalah bagian dari ilmu kimia yang
mempelajari dinamika reaksi yang meliputi laju reaksi,
orde reaksi yang diperoleh dari hasil percobaan, hukum
atau persamaan laju, konstanta laju dan mekanisme
reaksi
2. Laju reaksi adalah laju berkurangnya konsentrasi
suatu pereaksi atau laju bertambahnya konsentrasi
suatu produk per satuan waktu
3. Hukum laju merupakan persamaan yang
menghubungkan laju reaksi dengan konsentrasi
pereaktan
4. Orde reaksi adalah jumlah dari pangkat-pangkat
konsentrasi reaktan yang ada dalam hukum laju
a) Orde nol apabila konsentrasi dari reaktan tidak
mempengaruhi laju reaksi
b) Orde satu
c) Orde dua
d) Orde tiga
5. Waktu paruh adalah waktu yang dibutuhkan oleh
reaktan untuk bereaksi sehingga konsentrasi pereaksi
menjadi sentengah.
a) Waktu paro orde nol
b) Waktu paro orde satu
c) Waktu paro orde dua
6. Persamaan laju adalah persamaan yang
menghubungkan laju reaksi dengan
konsentrasi/tekanan spesi yang terlibat dalam reaksi
(pereaksi, hasil reaksi dan katalis)
7. Konstanta laju adalah suatu konstanta pada laju reaksi,
dimana laju reaksi apabila semua konsentrasi pereaksi
1 molar
8. Katalisator didefinisikan sebagai substansi yang dapat
mengubah laju suatu reaksi tanpa terdapat sebagai
produk pada akhir reaksi.

2. KB 2 : Kesetimbangan Kimia
1. Pengertian kesetimbangan kimia
a) Kesetimbangan dinamis
b) Kesetimbangan homogen merupakan
kesetimbangan yang hanya terdapat satu fasa
yaitu gas
c) Kesetimbangan heterogen merupakan
kesetimbangan lebih dari satu fasa yaitu solid
(s) dan gas (g)
d) Hukum kesetimbangan atau disebut Tetapan
kesetimbangan
2. Tetapan kesetimbangan kimia
a) Tetapan kesetimbangan dan stoikiometri reaksi
b) Tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi
(Kc)
c) Tetapan kesetimbangan berdasarkan tekanan parsial
(Kp)
d) Hubungan Kc dan Kp
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan
kimia
a) Pengaruh konsentrasi
b) Pengaruh suhu
c) Pengaruh volume dan tekanan
4. Penerapan prinsip kesetimbangan
a) Proses Haber – Bosch merupakan reaksi
pembentukan amonia dari N2 dan H2 pada suhu
1000°C dalam keadaaan eksoterm
b) Proses kontak merupakan proses pembuatan asam
sulfat dalam jumlah yg cukup besar melalui proses
industri

3. KB 3 : Energitika
1. Termodinamika kimia adalah bagian dari ilmu kimia
yang mempelajari tentang perubahan energi yang
menyertai proses kimia.
2. Energi dapat berpindah dari sistem kelingkungan atau
dari lingkungan ke sistem melalui batas sistem berupa
dinding diatermal dan adiatermal.
3. Sistem adalah Bagian dari alam semesta yang menjadi
pusat perhatian atau yang akan kita pelajari
a) Terbuka : terjadi perpindahan kalor dan materi dari
sistem ke lingkungan dan sebaliknya
b) Tertutup : terjadi perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan dan sebaliknya
c) Terisolasi : tidak terjadi perpindahan kalor maupun
materi dari sistem ke lingkungan dan sebaliknya
4. Lingkungan adalah Suatu yang berada diluar sistem
5. Kalor adalah energi yang dipindahkan melalui batas-
batas sistem, akibat perbedaan suhu sistem dan
lingkungan
6. Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja.
7. Hukum kekakalan energi/Hukum pertama
termodinamika menyatakan bahwa energi tidak dapat
diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan hanya bisa
dirubah dari suatu bentuk ke bentuk lain. Hukum
kekekalan energi ini disebut juga
Hukum pertama termodinamika yang dinyatan dalam
bentuk perubahan energi dalam (∆E).
∆E = q + w
8. Reaksi eksoterm adalah reaksi yang pada saat
berlangsung disertai pelepasan kalor atau sistem
melepaskan kalor ke lingkungan. Kalor reaksi ditulis
dengan tanda negatif.
9. Reaksi endoterm adalah reaksi yang pada saat
berlangsung disertai penyerapan kalor atau sistem
menyerap kalor dari lingkungan. Kalor reaksi ditulis
dengan tanda positif.
10. Jenis-jenis perubahan entalpi:
a) Entalpi reaksi (∆H°r)
b) Entalpi pembentukan standar (∆H°f)
c) Entalpi penguraian standar (∆H°d)
d) Entalpi pembakaran standar (∆H°c)
11. Penentuan Kalor Reaksi:
a) Kalorimetri adalah metode untuk menentukan ∆H
dengan menggunakan alat kalorimeter bom
Qsistem = - Qlingkungan
Qreaksi = - (Qair + Qkalorimeter)
b) Hukum Hess dinyatakan dalam diagram entalpi,
manipulasi persamaan termikimia, dan mengggunakan
entalpi pembentukan standar (∆Hof)
c) Energi Ikatan adalah energi yang terlibat dalam
pembentukan atau pemutusan ikatan
∆H = ∑ (energi ikat pereaksi) - ∑ (energi ikat produk)
d) Penentuan Δ𝐻𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 berdasarkan entalpi
pembentukan standar
ΔHreaksi = S ΔH°fproduk - S ΔH°freaktan

4. KB 4 : Redoks dan Elektrokimia


1. Konsep reaksi redoks dapat ditinjau dari beberapa
aspek, yaitu :
a) Reaksi zat dengan oksigen dinamakan reaksi
oksidasi dan reaksi yang melepaskan oksigen
dinamakan reduksi.
b) Reaksi yang melepaskan elektron dinamakan
oksidasi dan reaksi yang menerima elektron
dinamakan reduksi
c) Reaksi dimana terjadi kenaikan bilangan oksidasi
dinamakan reaksi oksidasi dan reaksi dimana terjadi
penurunan bilangan oksidasi dinamakan reaksi
reduksi.
2. Oksidator adalah zat yang dapat mengoksidasi zat lain.
Oksidator akan mengalami reduksi.
3. Reduktor adalah zat yang mereduksi zat
lain.MReduktor akan mengalami oksidasi. Persamaan
reaksi redoks dapat disetarakan dengan dua cara yaitu:
dengan setengah reaksi dan perubahan bilangan
oksidasi. Reaksi redoks dapat berlangsung dalam
suasana asam dan suasana basa.
4. Reaksi disproporsionasi atau autoredoks adalah
reaksi redoks yang terjadi simultan oleh suatu spesi.
Reaksi ini terjadi pada unsur yang mempunyai biloks
lebih dari dua, biloks tertinggi dan terendah saling
bereaksi.
5. Elektrokimia merupakan cabang ilmu kimia yang
mempelajari hubungan antara energi listrik dan reaksi
kimia. Sel elektrokimia terdiri dari dua jenis yaitu : sel
volta/sel galvani dan sel elektrolisis.
6. Sel Volta/ sel galvani adalah sel elektrokimia di mana
energi kimia dari reaksi redoks spontan diubah kedalam
energi listrik. Komponen dari sel Volta terdiri dari:
anoda sebagai elektroda negatif dan katoda sebagai
elektroda positif, larutan elektrolit dan jembatan garam
yang menghubungkan kedua elektroda.
7. Potensial sel pada keadaan standar dapat ditentukan
dengan menentukan selisih E katoda dengan E anoda.
E0sel = E0katoda – E0anoda.
Sel Volta banyak ditemukan dalam kehidupan kita,
seperti: sel penyimpan timbal (aki), baterai kering,
baterai nikel cadmium.
8. Sel volta dalam kehidupan sehari-hari:
a) Sel primer (reaksinya satu arah, setelah digunakan
tidak dapat sipakai kembali)
b) Sel sekunder
c) Korosi
9. Sel elektrolisis merupakan kebalikan dari sel volta
yaitu sel elektrokimia dimana arus listrik (dua arah)
digunakan untuk melangsungkan reaksi redoks tidak
spontan.
10. Sel elektrolisis terdiri dari dua elektroda yaitu:
elektroda negatif (katoda) yaitu tempat berlangsungnya
reaksi reduksi. dan elektroda positif (anoda) yaitu
tempat berlangsunga reaksi oksidasi. Reaksi yang
terjadi pada anoda dan katoda tergantung pada
beberapa faktor yaitu:
a) jenis kation dan anion dalam sel
b) keadaan ion, apakah fasa cair (lelehan) atau larutan
c) jenis elektroda ( elektroda inert atau elektroda aktif)
d) potensial listrik
11. Kegunaan elektrolisis :
a) Produksi hidrogen
b) Pembuatan klor dan natrium
c) Pembuatan NaOH
d) Pembuatan aluminium, magnesium dan tembaga
e) Penyepuhan listrik
2 Daftar materi yang sulit KB 1.
dipahami di modul ini 1. Membedakan kurva orde satu, dua dan tiga
2. Laju Sesaat
KB 2.
- Hubungan Kc dan Kp
- Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan
KB 3.
1. Entropi
2. Energi bebas Gibbs
KB 4.
1. Sel elektrolisis
2. Persamaan Nerst
3 Daftar materi yang sering KB 1.
mengalami miskonsepsi Menentukan kurva orde reaksi
KB 2.
Tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi (Kc)
dan tetapan kesetimbangan tekanan parsial (Kp)

KB 3.
a. Entalpi reaksi (∆H°r)
b. Entalpi pembentukan standar (∆H°f)
c. Entalpi penguraian standar (∆H°d)
d. Entalpi pembakaran standar (∆H°c)

KB 4.
Faktor Konversi Stoikiometri
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
Nama : Yoga Nur Budianto, S.Pd.
Kelas : Kimia 002 UNP

Judul Modul Modul 5 Larutan dan Sistem Koloid


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Asam, Basa, pH dan Indikator
2. Reaksi Asam Basa dan Ksp
3. Sifat Koligatif larutan
4. Sistem Koloid
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang 1. KB 1 : Asam, Basa, pH dan Indikator
dipelajari 1. Larutan merupakan campuran homogen (satu fasa)
antara dua zat tunggal (unsur dan senyawa) atau lebih.
2. Homogen menyatakan bahwa zat terlarut menyebar
merata dalam pelarut sehingga komposisi dan sifat
larutan diseluruh bagian volume larutan tersebut sama.
3. Pelarut adalah zat yang jumlahnya lebih banyak
4. Zat terlarut adalah zat yang jumlahnya lebih sedikit.
5. Larutan tepat jenuh adalah larutan yang mengandung
sejumlah maksimum zat yang dapat larut di dalam
pelarut pada suhu tertentu.
6. Larutan lewat jenuh adalah larutan yang mengandung
lebih banyak zat terlarut dibandingkan larutan jenuh.
7. Larutan belum jenuh adalah larutan yang
mengandung lebih sedikit zat terlarutdibandingkan
larutan jenuh.
8. Konsentrasi Larutan menyatakan jumlah zat terlarut
yang terdapat dalam setiap satuan pelarut atau larutan.
9. Sifat Umum Asam dan Basa
a) Sifat asam : memiliki rasa asam dan korosif terhadap
besi
b) Sifat Basa : memiliki rasa pahit, terasa licin dan dapat
melarutkan lemak.
10. Teori Asam Basa Arrhenius
a) Asam : suatu jenis zat yang dalam air melepaskan ion
Hidrogen (H+)
b) Basa : suatu jenis zat yang dalam air menghasilkan
ion hidrosida (OH-)
11. Teori Asam Basa Bronsted Lowry
a) Asam : spesi yang memberi (donor) proton.
b) Basa : spesi yang menerima (akseptor) ptoton.
12. Teori Asam Basa Menurut Lewis
a) Asam : suatu senyawa yang mampu menerima
pasangan elektron (akseptor elektron)
b) Basa : suatu senyawa yang dapat memberikan
pasangan elektron (donor proton)
13. Indikator asam basa adalah zat warna yang mampu
menunjukkan warna-warna yang berbeda dalam
larutan asam dan basa. Trayek perubahan warna : batas
pH dimana indikator mengalami perubahan warna.
14. Trayek perubahan warna adalah batas pH dimana
indikator mengalami perubahan warna
15. Kesetimbangan Asam Basa Dari Air
Air bersifat amfoter : kemampuan air berperan
sebagai asam dan basa sekaligus.

16. pH Larutan Asam dan Basa


a) pH merupakan cara untuk menentukan tingkat
keasaman larutan karena menggambarkan jumlah ion
pH = -Log[H+] H+=10-𝑝𝐻
b) pOH digunakan untuk menyatakan kekuatan basa
pOH = -Log[OH-] OH-=10-𝑝O𝐻
Kw = 10-14 ~ pKw = 14
pKw = pH + POH
pH = 14 - pOH
c) Skala pH 1 sampai 14
pH = pOH  Larutan Netral
pH > pOH  Larutan Asam
pH < pOH  Larutan Basa
17. Kekuatan larutan asam dan Basa
a) Asam kuat : senyawa jika dilarutkan terionisasi
sempurna.
[H+] = valensi asam × [asam]
b) Asam Lemah : senyawa yang dalam larutannya hanya
sedikit terionisasi menjadi ion-ionnya.
[H+] = √(Ka [AL]) atau [H+] =[AL] × α
c) Basa kuat
[OH-] = valensi basa × [basa]
d) Basa lemah
[OH-] =√(Kb [BL]) atau [OH-] = [BL] × α
18. Titrasi Asam dan Basa
a) Titrasi adalah salah satu teknik analisis kuantitatif
untuk mengetahui konsentrasi suatu larutan
berdasarkan volume larutan standar yang telah
diketahui konsentrasinya.
b) Titran adalah larutan standar yang telah diketahui
konsentrasinya.
c) Titik ekivalen adalah saat jumlah basa tepat habis
bereaksi dengan sejumlah asam.
d) Titik akhir titrasi adalah saat berakhirnya titrasi
yaitu ditandai dengan perubahan warna dari larutan
yang dititrasi.

2. KB 2 : Reaksi Asam Basa dan Ksp


1. Reaksi asam basa:
a) Reaksi asam-basa kuat terionisasi sempurna.
b) Asam lemah dan basa lemah terionisasi Sebagian
jika dilarutkan dalam air sehingga reaksi ionisasi
membentuk reaksi kesetimbangan (reaksi dua arah).
2. Teori Brønsted-Lowry sifat asam atau basa ditentukan
oleh kemampuan senyawa melepas atau menerima
proton (ion H+).
3. Reaksi Penetralan adalah reaksi antara asam dan
basa dimana jumlah ion H+ dan ion OH- sama.
4. Larutan Penyangga adalah larutan yang pH nya relatif
tidak berubah apabila ditambah sedikit asam atau basa.
Larutan penyangga dibuat dengan dua cara:
a) Asam lemah dengan garamnya atau suatu basa lemah
dengan garamnya.
b) Asam lemah dan basa kuat dengan jumlah asam
lemah yang berlebih atau mencampurkan basa lemah
dan asam kuat dengan jumlah basa lemah berlebih.
5. Hidrolisis berasal dari kata hydro yang berarti air dan
lysis yang berarti peruraian. Garam adalah senyawa
yang dihasilkan dari reaksi asam dan basa, kation dari
basa akan bereaksi dengan anion dari asam
6. Berdasarkan kekuatan asam dan basa pembentuknya
maka garam dibagai :
a) Garam yag berasal dari asam kuat dan basa kuat
b) Garam yang berasal dari asam kuat dan basa
lemah
c) Garam yang berasal dari basa kuat dan asam
lemah
d) Garam yang berasal dari asam lemah dan basa
lemah
7. Kelarutan digunakan untuk menyatakan jumlah
maksimum zat terlarut yang dapat larut dalam sejumlah
pelarut pada suhu tertentu.
8. Jumlah zat terlarut yang terdapat dalam pelarut, dikenal
3 macam larutan yaitu larutan belum jenuh, tepat
jenuh, dan lewat jenuh.
9. Faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu suhu, jenis
pelarut, jenis zat terlarut, pH dan Ion sejenis
10. Nilai tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) dinyatakan
sebagai fungsi dari kelarutan zat terlarut

3. KB 3 : Sifat Koligatif larutan


1. Sifat Koligatif adalah sifat larutan yang hanya
bergantung pada jumlah partikel zat terlarut.
2. Sifat koligatif larutan terbagi empat yaitu penurunan
tekanan uap larutan, kenaikan titik didih larutan,
penurunan titik beku larutan, dan tekanan osmosis.
3. Penurunan tekanan uap (ΔP) adalah turunnya
tekanan uap jenuh suatu larutan (P) relatif terhadap
tekanan uap pelarut murninya (Po ) karena adanya zat
terlarut nonvolatile
4. Kenaikan titik didih larutan (ΔTb) adalah selisih
antara titik didih larutan (Tb larutan) dengan titik didih
pelarut murni (Tb larutan).
5. Penurunan titik beku (ΔTf) larutan adalah turunnya
titik beku larutan (Tb larutan) dibanding titik beku
pelarut murni (Tf pelarut)karena terdapatnya sejumlah
zat terlarut.
6. Tekanan osmosis (Π) adalah tekanan yang diberikan
untuk mencegah peristiwa osmosis.
7. Sifat koligatif larutan non elektrolit dan non elektrolit :
a. Konsentrasi : larutan elektrolit > larutan non
elektrolit
b. Jumlah partikel (ion molekul) : larutan elektrolit >
larutan non elektrolit
8. Pada konsentrasi yang sama, sifat koligatif larutan
elektrolit lebih besar dibandingkan sifat koligatif
larutan non elektrolit.

4. KB 4 : Sistem Koloid
1. Koloid : suatu campuran zat heterogen (2 fasa) antara 2
zat atau lebih dimana partikel-partikel zat yang
berukuran koloid 1-1000nm (fase terdispersi/ yang
dipecah) tersebar cecara merata di dalam zat lain
(medium pendispersi/pemecah).
2. Larutan : campuran homogen (1 fasa) berukuran <
1nm.
3. Suspensi : campuran heterogen (2 fasa) berukuran >
1000nm.
4. Jenis Sistem Koloid
Sistem koloid terdiri dari 2 fase yaitu fase terdispersi
dan fase pendispersi
Berdasarkan fase terdispersi koloid dibedakan:
a) Sol (fase terdispersi padat)
i) Sol padat (padat dalam padat)
ii) Sol cair (padat dalam cair)
iii) Sol gas (padat dalam gas)
b) Emulsi (fase terdispersi cair)
i) Emulsi padat/ gel (cair dalam padat)
ii) Emulsi cair (cair dalam cair)
iii) Emulsi gas/ aerosol cair (cair dalam gas)
c) Buih (fase terdispersi gas)
i) Buih padat (gas dalam padat)
ii) Buih cair (gas dalam cair)
5. Koloid liofob adalah koloid yang tidak suka dengan
medium pendispersi (gaya tarik menarik antara fase
terdispersi dan medium pendispersi)
6. Koloid liofil adalah koloid yang suka dengan medium
pendispersinya (terdapat gaya tarik menarik yang
cukup kuat antara fasa terdispersi dengan medium
pendispersi, sehingga sulit dipisahkan atau sangat
stabil)
7. Sifat Koloid
a) Efek Tyndall adalah penghamburan berkas sinar
oleh partikel koloid.
b) Gerak Brown adalah gerak zig-zag (bergerak lurus
dan patah-patah) pada partikel koloid.
c) Adsorbsi adalah partikel koloid dapat menyerap
(mengadsorbsi) partikel lain (ion atau molekul lain)
dipermukaannya.
d) Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid
dalam medan listrik.
8. Cara Pembuatan Sistem Koloid
a) Kondensasi
Dilakukan dengan mengelompokkan (agregasi) partikel
larutan menjadi partikel yang lebih besar atau
berukuran koloid.
i) Reaksi hidrolisis (reaksi penguraian dengan air) :
menghidrolisis senyawa ion sehingga terbentuk
senyawa yang sukar larut (koloid).
ii) Reaksi redoks (reaksi yang disertai perubahan
biloks).
iii) Pergantian pelarut : dilakukan dengan mengganti
pelarut dari suatu larutan atau menambahkan pelarut
lain yang zat terlarutnya lebih sukar larut dalam pelarut
pengganti.
iv). Dekomposisi rangkap metatesis yaitu dengan
penukaran ion sehingga terbentuk koloid.
b) Dispersi
Dilakukan dengan cara menghaluskan partikel kasar
menjadi partikel kecil berukuran koloid.
i) Cara mekanik : dilakukan dengan menggerus partikel
kasar menggunakan lumpang atau penggiling koloid
sampai diperoleh partikel berukuran tertentu
kemudian partikel diaduk dengan medium pendispersi.
ii) Cara peptisasi : dilakukan dengan memecah partikel
kasar menjadi partikel halus berukuran koloid dengan
menambahkan zat pemeptisasi (pemecah).
iii). Cara Busur Bredig (Loncatan bunga api) merupakan
gabungan cara kondensasi dan cara dispersi. Logam
dijadikan elektrode dan dicelupkan dalam medium
pendispersi, kedua ujung dihubungkan dengan listrik
tegangan tinggi sehingga atom-atom lepas dari
elektrode dan larut dalam air lalu mengalami
kondensasi membentuk koloid.
9. Koagulasi adalah Pengumpalan partikel koloid akibat
pengaruh gravitasi ketika muatan listik hilang. Cara
melakukan koagulasi :
a) Cara elektrolisis
b) Cara pemanasan
c) Penambahan elektrolit
d) Mencampur 2 macam koloid

2 Daftar materi yang sulit KB 1.


dipahami di modul ini 1. Teori asam basa menurut Lewis
2. Kekuatan larutan asam dan basa berdasarkan Ka dan Kb
KB 2.
1. Meramalkan larutan yang tepat jenuh,belum jenuh dan
lewat jenuh
2. Penambahan ion senama terhadap kelarutan
KB 3.
Menganalisis diagram p-t untuk menafsirkan penurunan
tekanan uap, penurunan titik beku dan kenaikan titik didih
larutan
KB 4.
Membedakan contoh koloid berdasarkan fase terdispersi dan
pendispersi
3 Daftar materi yang sering KB 1.
mengalami miskonsepsi 1. pH hanya bernilai 0 -14
2. Menentukan definisi Asam dan Basa
KB 2.
1. Membedakan larutan penyangga dan hidrolisis garam
2. Perhitungan pH pada larutan penyangga dan hidrolisis
garam.
3. Menghitung kelarutan suatu zat
KB 3.
1. Membandingkan penurunan titik beku dan titik didih larutan
elektrolit dan larutan non elektrolit pada konsentrasi yang
sama.
2. Membandingkan penurunan tekanan uap larutan elektrolit
dengan penurunan tekanan uap larutan non elektrolit pada
konsentrasi yang sama
3. Menentukan fraksi mol dari larutan elektrolit
KB 4
Membedakan pembuatan koloid dengan cara kondensasi dan
dispersi
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
Nama : Yoga Nur Budianto, S.Pd.
Kelas : Kimia 002 UNP

Judul Modul Modul 6 Kimia Organik dan Polimer


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Hidrokarbon
2. Reaksi Senyawa Organik
3. Biomolekul dan Polimer
4. Penerapan Kimia dalam Industri dan Lingkungan
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang 1. KB 1 : Hidrokarbon
dipelajari 1. Kekhasan atom karbon dikarenakan karbon memiliki
4 elektron valensi sehingga mampu membentuk ikatan
tunggal, rangkap dua dan rangkap tiga dengan atom lain
serta membentuk senyawa dengan rantai yang sangat
panjang dan bercabang
2. Struktur Lewis adalah struktur elektron valensi yang
disimbolkan dengan titik
3. Struktur Kekule adalah struktur penggambaran
dengan sebuah garis di antara dua atom yang
menunjukkan dua elektron berikatan kovalen
4. Hibridisasi sp3 terjadi pada metana yang memiliki
empat ikatan kovalen terhadap atom hidrogen.
Hibridisasi ini dihasilkan dari keempat orbital atom (2s
dan 2p). Satu elektron pada orbital 2s tereksitasi ke
orbital 2p.
5. Hibridisasi sp2 terjadi pada etilena yang memiliki
ikatan rangkap dua. Satu orbital 2s dan dua orbital 2p
terhibridisasi sedangkan satu orbital 2p tidak
terhibridisasi.
6. Hibridisasi sp adalah terjadi pada etuna yang memiliki
ikatan rangkap tiga. Satu orbital 2s dan satu orbital 2p
terhibridisasi sedangkan dua orbital 2p tidak
terhibridisasi
7. Alkana adalah hidrokarbon jenuh dan tidak memiliki
gugus fungsional. Alkena dan alkuna adalah
hidrokarbon tidak jenuh yang berikatan rangkap dua
dan rangkap tiga
8. Gugus fungsi adalah bagian dari molekul senyawa
organik yang merupakan pusat kereaktifan dan sifat
molekul
9. Isomer rangka adalah dua senyawa yang memiliki
rumus molekul sama, tetapi bentuk rangka berbeda
(boleh bercabang atau lurus)
10. Isomer posisi adalah dua senyawa yang memiliki
rumus molekul dan gugus fungsi sama, tetapi posisi
gugus fungsi berbeda
11. Isomer fungsional adalah dua senyawa yang memiliki
rumus molekul sama, tetapi gugus fungsi berbeda
12. Isomer geometri adalah dua senyawa yang memiliki
rumus molekul, gugus fungsi dan posisi sama tetapi
bentuk geometri berbeda.

2. KB 2 : Reaksi Senyawa Organik


1. Nukleofil: spesi (ion/molekul) yang tertarik kuat ke
sebuah daerah yang bermuatan positif. Dapat berupa
ion negative/berperilaku sebagai basa Lewis.
2. Reaksi Substitusi Nukleofilik : suatu kelompok dasar
reaksi substitusi, di mana sebuah nukleofil yang "kaya"
elektron, secara selektif berikatan dengan atau
menyerang muatan positif dari sebuah gugus kimia atau
atom yang disebut gugus lepas (leaving group).
3. Reaksi Substitusi Nukleofilik Bimolekuler (SN2):
merupakan reaksi dalam satu langkah, dimana
serangan nukleofilik terhadap substrat bersamaan
dengan proses substitusi.
4. Karbon alfa (Ca) : Atom C yang terikat langsung
dengan gugus pergi/karbon pertama yang melekat pada
sebuah gugus fungsi.
5. Inversi konfigurasi/inversi Walden: suatu reaksi
yang menghasilkan senyawa dengan konfigurasi yang
berlawanan dengan konfigurasi reaktan/adalah
pembalikan pusat kiral dalam molekul dalam reaksi
kimia.
6. Reaksi Substitusi Nukleofilik Unimolekuler (SN1) :
reaksi dengan dua tahap dimana tahap pertama
substrat akan terurai membentuk karbokation dan
tahap kedua produk dihasilkan.
7. Karbokation: karbon yang yang bermuatan positif.
8. Elektrofilik : adalah atom yang menyandang muatan
positif (misalnya sebuah atom karbon karbokation).
9. Reaksi substitusi elektrofilik (SE): adalah reaksi
kimia di mana suatu elektrofil menggantikan sebuah
gugus fungsional dalam suatu senyawa, yang biasanya,
tapi tidak selalu, merupakan atom merupakan suatu
reaksi yang ditandai dengan adanya pergantian satu
atau lebih atom hidrogen pada cincin senyawa aromatis
(benzena) dengan satu atau lebih substituen.
10. Gugus pengaktivasi merupakan gugus yang
menstabilkan zat antara kationik yang terbentuk saat
substitusi dengan menyumbangkan elektron ke dalam
sistem cincin, baik oleh efek induktif atau efek
resonansi. Contoh cincin aromatik teraktivasi adalah
toluena, anilina dan fenol.
11. Reaksi Eliminasi: yaitu reaksi penghilangan dua
substituen dari suatu molekul. Reaksi eliminasi
biasanya ditandai dengan berubahnya ikatan tunggal
menjadi ikatan rangkap melalui terlepasnya molekul
kecil seperti air, HCl, atau HBr.
12. Reaksi eliminasi Bimolekuler (E2): Mekanisme
reaksi eliminasi yang berlangsung satutahap/serentak.
13. Reaksi Eliminasi Unimolekuler (E1): Mekanisme
reaksi eliminasi yang berlangsung dua-tahap.
14. Reaksi Adisi: reaksi yang menghasilkan produk dengan
suatu tambahan gugus atau substituen tanpa adanya
gugus pergi yang diusir seperti pada reaksi substitusi.
Biasanya terjadi pada senyawa tidak jenuh atau
berikatan rangkap dua ataupun tiga.
15. Aturan Markovnikov: aturan yang menyatakan jika
suatu alkena direaksikan dengan asam halide (HX),
maka atom H dari HX akan masuk pada atom C rangkap
yang mengikat H lebih banyak”.
16. Anti-Markovnikov: aturan yang hanya berlaku pada
reaksi alkena dengan HBr yang dibantu oleh kehadiran
suatu peroksida, dimana terjadi pembentukan radikan
Br yang akan masuk pada posisi karbon yang terikat
pada atom hydrogen yang lebih banyak.
17. Reaksi oksidasi pada senyawa organik: molekul
memperoleh oksigen atau kehilangan hydrogen
18. Reaksi reduksi pada senyawa organik: molekuil
memperoleh hydrogen atau kehilangan oksigen
3. KB 3 : Biomolekul dan Polimer
1. Monosakarida merupakan karbohidrat paling
sederhana, dengan rumus molekul (CH2O)n.
2. Oligosakarida merupakan gabungan dari molekul-
molekul monosakarida yang jumlahnya antara 2 (dua)
sampai dengan 8 (delapan) molekul monosakarida.
3. Polisakarida merupakan karbohidrat yang ditemukan
di alam dengan massa molekul yang besar. Polisakarida
dapat dihidrolisis oleh asam atau enzim yang spesifik
yang dapat menghasilkan monosakarida atau senyawa
turunannya.
4. Selulosa merupakan karbohidrat struktural utama pada
tumbuhan berkayu dan berserat
5. Pati merupakan suatu campuran dari dua jenis polimer
glukosa, yaitu amilosa dan amilopektin
6. Glikogen merupakan polimer dari glukosa dengan
struktur yang mirip dengan amilopektin, dengan cabang
yang banyak (setiap 8 residu) dan lebih pendek
7. Kitin merupakan suatu polisakarida yang juga terdapat
di alam seperti pada kulit udang dan kepiting yang
tersusun atas N-asetil-D-glukosamina (2-asetamido-2-
deoksi-D-glukosa)
8. Uji Molisch adalah suatu uji untuk mengidentifikasi
keberadaan karbohidrat, yang prinsipnya berdasarkan
dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat atau asam
klorida untuk menghasilkan aldehida. Hasil Reaksi
positif ditunjukkan dengan munculnya cincin merah
ungu di tengah-tengah larutan.
9. Fehling digunakan untuk menguji kandungan gula
tereduksi (monosakarida atau disakarida) dalam suatu
sampel. Pengujian secara kualitatif yang berdasarkan
keberadaan gugus aldehid atau keton yang bebas.
Larutan Fehling dibagi atas dua macam yaitu larutan
Fehling A [tembaga(II) sulfat atau CuSO4] dan larutan
Fehling B (KOH dan natrium kalium tartarat). Ketika
larutan basa dari Cu(OH)2 dipanaskan dalam sampel
yang mengandung gula tereduksi, hasil yang didapatkan
adalah warna kuning yang tidak larut atau warna merah
bata yang berasal dari CuO.
10. Benedict digunakan untuk menguji keberadaan gula
pereduksi dalam suatu sampel. Prinsip pengujiannya
sama dengan uji menggunakan larutan Fehling. Gula
pereduksi yang dapat diuji berupa monosakarida,
disakarida kecuali sukrosa. Larutan Benedict akan
mengidentifikasi keberadaan gugus aldehid dan keton
pada gula aldosa dan ketosa.
11. Uji Tollens digunakan untuk mengidentifikasi
karbohidrat dari golongan aldosa dan ketosa. Sampel
yang ditambahkan dengan reagen Tollens, akan
terbentuk endapan cermin perak jika sampel tersebut
mengandung aldosa, sedangkan dengan ketosa tidak
bereaksi.
12. Uji iodin dilakukan untuk mengidentifikasi adanya
amilum, selulosa, dan glikogen dalam sampel. Jika
warna biru-ungu sampel mengandung amilum, warna
merah kecoklatan sampel mengandung glikogen dan
pati, dan jika berwarna merah anggur sampel
mengandung dekstrin.
13. Asam amino merupakan unit penyusun protein. Gugus
amino penyusun protein terikat pada kedudukan atom
C-𝞪. Asam amino yang paling sederhana adalah asam
amino glisin. Di dalam sel, dibawah kondisi psikologis
normal, gugus amino bermuatan positif (NH3+) dan
gugus karboksil dalam bentuk ion COO-
14. Asam amino standar adalah 20 macam asam amino
yang berikatan secara kovalen sebagai penyusun
protein
15. Asam amino polar ditandai dengan adanya gugus R
yang tidak bermuatan.
16. Asam amino dengan gugus R aromatik. Fenilalanin,
tirosin dan triptofan termasuk asam amino dengan
gugus R aromatik yang bersifat relatif non polar,
sehingga bersifat hidrofobik
17. Asam amino dengan gugus R terionisasi. Lisin,
arginin, dan histidin mempunyai gugus yang bersifat
basa pada rantai sampingnya. Asam amino ini bersifat
polar sehingga apabila berada di permukaan protein
dapat mengikat air. Histidin mempunyai muatan
mendekati netral (pada gugus imidazol) dibanding lisin
dan arginin.
18. Asam Amino Alifatis. Golongan asam amino alifatik
adalah asam-asam amino dengan gugus R mengutup
dan tidak bermuatan. Asam-asam amino alifatik
tersebut adalah; Glisin, Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin,
dan Prolin.
19. Asam amino nonstandar merupakan asam amino
diluar dari ke 20 macam asam amino standar. Asam
amino nonstandard terbentuk karena adanya modifikasi
setelah suatu asam amino standar menjadi protein.
Kurang lebih 300 asam amino yang diketahui terdapat
dalam bentuk bebas atau terikat di dalam beberapa sel
dan jaringan, tetapi tidak merupakan satuan pembentuk
protein, dengan kata lain asam amino tersebut
merupakan asam amino nonstandar.
20. Reaksi ninhidrin dapat digunakan untuk penentuan
kuantitatif asam amino. Dengan melakukan proses
pemanasan campuran asam amino dengan larutan
ninhidrin, campuran tersebut akan berubah menjadi
warna biru.
21. Reaksi Sanger merupakan reaksi antara gugus a-amino
dengan reagen 1- fluoro-2,4-dinitrobenzen (FDNB).
Dalam suasana basa lemah, FDNB bereaksi dengan
gugus a- amino, sehingga membentuk derivat 2,4-
dinitrofenil. Pereaksi Sanger ini khusus untuk
penentuan asam amino N-ujung suatu rantai
polipeptida.
22. Reaksi Dansil Khlorida adalah reaksi antara gugus
amino dengan 1- dimetilamino naftalen-5sulfonil
klorida. Gugus Dansil mempunyai sifat fluoresensi yang
tinggi, sehingga derivat dansil asam amino dapat
ditentukan dengan cara fluoromer.
23. Reaksi Edman merupakan reaksi antara gugus a-asam
amino dengan fenilsotiosianat, yang menghasilkan
derivat asam amino feniltiokarbamil. Reaksi Edman ini
juga digunakan untuk penentuan asam amino N-ujung
suatu rantai polipeptida.
24. Reaksi basa Schiff adalah tipe reaksi yang bersifat
reversibel antara gugus 𝞪- asam amino dengan gugus
aldehid. Basa Schiff biasanya terjadi sebagai senyawa
antara dalam reaksi enzim antara 𝞪- asam amino
dengan substrat.
25. Reaksi dengan Gugus R . Gugus sulfhidril pada sistein
bereaksi dengan ion logam seperti ion Ag+, dan Hg2+
akan menghasilkan merkaptan. Sedangkan reaksi
oksidasi sistein dengan ion Fe3+ akan memberikan hasil
senyawa disulfida dan sistin.
26. Protein merupakan polimer yang disusun oleh minimal
20 macam asam amino. Masing-masing monomer (asam
amino) berikat dengan asam amino lain dengan
membentuk ikatan peptida.
27. Protein Sederhana, sering juga disebut dengan protein
tunggal karena apabila dihidrolisis sempurna akan
menghasilkan asam-asam amino saja. Protein yang
termasuk ke dalam protein sederhana adalah albumin,
glutelin, prolamin, albuminoid dan histon.
28. Protein Majemuk, sering juga disebut dengan nama
protein konjugasi. Protein majemuk ini apabila
dihidrolisis sempurna, tidak saja menghasilkan asam-
asam amino saja, tetapi juga menghasilkan senyawa-
senyawa bukan asam amino. Protein yang tergolong ke
dalam proteinmajemuk yaitu kromoprotein,
nukleoprotein, glukoprotein, fosoprotein, lipoprotein,
dan metalo protein.
29. Denaturasi adalah pemecahan struktur protein tersier
dari molekul protein yang terjadi pada akibat bagian
yang melipat, akibat putusnya interaksi-interaksi yang
mempertahankan struktur molekul protein tersebut.
30. Protein mempunyai daya serap air yang sangat besar,
sehingga apabila dengan garam, protein akan mampu
menarik air. Peristiwa ini disebut dengan salting out
31. Struktur Protein. Struktur tiga dimensi protein dapat
dijelaskan dengan mempelajari tingkat organisasi
struktur, yaitu struktur protein primer, struktur protein
sekunder, struktur protein tersier, dan struktur protein
kuarterner
32. Struktur protein primer ditentukan oleh ikatan
kovalen antara residu asam amino yang berurutan yang
membentuk ikatan peptida. Struktur primer protein
dapat digambarkan sebagai rumus bangun yang biasa
ditulis untuk senyawa organik.
33. Struktur protein sekunder terjadi karena ikatan
hidrogen antara atom O dari gugus karbonil (C=O)
dengan atom H dari gugus amino (NH2) dalam satu
rantai polipeptida.
34. Struktur protein tersier terbentuk karena terjadinya
pelipatan (folding) rantai a-heliks, konformasi ß,
maupun gulungan rambang suatu polipeptida
membentuk protein globular, yang struktur 3
dimensinya lebih rumit jika diabndingkan dengan
struktur protein sekunder. Struktur tersier protein
merupakan bentuk tiga dimensi dari suatu protein,
seperti mioglobin.
35. Struktur protein kuarterner terdiri ats beberapa
rantai polipeptida yang saling terpisah. Rantai
polipeptida (disebut juga dengan protomer) ini saling
berinteraksi
36. Uji Biuret. Reaksi ini umum untuk suatu peptida atau
protein. Reaksi akan positif jika terbentuk warna ungu,
yaitu terbentuknya kompleks senyawa yang terjadi
antara Cu /tembaga dengan N /nitrogen dari molekul
ikatan peptida.
37. Uji Xantoprotein. Uji ini positif ditandai dengan
terbentuknya warna kuning setelah penambahan HNO3
pekat ke dalam sampel dan kemudian dipanaskan.
Reaksi ini terjadi karena proses nitrasi inti benzena.
38. Uji Ninhidrin. Jika ke dalam larutan ditambahkan
perekasi ninhidrin dan dipanaskan beberapa saat,
komplek berwarna ungu/lembayung akan terbentuk.
Komplek ini terjadi akibat adanya oksidasi, sehingga
NH3 dan CO2 akan dilepaskan. NH3 yang dilepaskan akan
bereaksi dengan hidratin membentuk kompleks
berwarna lembayung / ungu.
39. Uji Millon Nasse. Reaksi akan positif, karena terjadi
reaksi antara Hg dengan gugus hidroksi fenil. Dengan
demikian reaksi ini positif untuk protein yang
mengandung tirosin. Peraksi Millon terdiri dari
campuran merkuronitro dalam asam nitrat. Reaksi
positif ditandai dengan terbentuknya endapan merah.
40. Uji Belerang dilakukan karena protein yang
mengandung sulfur seperti sistein akan
menghasilkanendapan hitam dari PbS ketika
dipanaskan dengan Pb(asetat) dalam keadaan basa.
41. Polimer adalah makromolekul yang terdiri atas unit
struktural yang disebut sebagai monomer.Polimer dapat
dibuat dari ribuan monomer.
42. Homopolimer merupakan polimer terbentuk dari
reaksi polimerisasi dari monomer-monomer yang sama.
43. Kopolimer merupakan polimer terbentuk dari reaksi
polimerisasi dari monomer monomer yang berbeda.
44. Polimer alami adalah polimer yang telah tersedia di
alam. Polimer alami memainkan peranan penting dalam
kehidupan organisme
45. Polimer sintetis merupakan polimer yang dihasilkan
dari reaksi polimerisasi yang dibuat di pabrik
46. Polimerisasi Adisi adalah penambahan satu monomer
ke monomer lain untuk membentuk polimer rantai
panjang. Proses ini tidak menghasilkan produk
sampingan.
47. Polimerisasi kondensasi adalah proses pembentukan
polimer melalui penggabungan molekul-molekul kecil
melalui reaksi yang melibatkan gugus fungsi, dengan
atau tanpa diikuti lepasnya molekul kecil. Polimerisasi
kondensasi hanya dilangsungkan oleh monomer yang
mempunyai gugus fungsional.

4. KB 4 : Penerapan Kimia dalam Industri dan Lingkungan


1. Biofuel adalah bahan bakar yang berasal dari bahan-
bahan organik dengan kelebihan menghasilkan lebih
sedikit gas rumah kaca dan memiliki kemurnian yang
cukup tinggi seperti bahan bakar petroleum
2. Bio-etanol adalah etanol yang diproduksi dari
tumbuhan yang mengandung pati atau karbohidrat
dilakukan melalui proses konversi karbohidrat menjadi
gula (glukosa) larut air.
3. Biodeisel atau biosolar adalah senyawa organik yang
dapat digunakan sebagai bahan bakar diesel, yang
dihasilkan dari minyak nabati, lemak hewani atau
minyak bekas.
4. Biogas adalah campuran gas (metana dan
karbondioksida) yang dapat dibakar yang terbentuk
dari dekomposisi senyawa organik oleh bakteri anaerob
5. Saponifikasi atau hidrolisa basa adalah proses
pembuatan sabun dari trigliserida (ester) dengan basa
kuat (KOH atau NaOH)
6. Fermentasi alkohol merupakan proses produksi
alkohol dari glukosa yang diubah menjadi piruvat
(melalui glikolisis)  diubah menjadi etanol
menggunakan enzim piruvat dekarboksilase dan
alkohol dehydrogenase (kondisi anaerob)
7. Nata de coco adalah selulosa bakteri yang dihasilkan
oleh Acetobacter xylinum (Jagannath, 2008).
8. Metalurgi merupakan ilmu dan teknologi mengekstrak
logam-logam dari bijihnya atau senyawa amalgamnya
serta persiapan untuk aspek kegunaannya
9. Pyrometalurgi adalah proses pengolahan logam
menggunakan suhu tinggi
10. Kalsinasi adalah pemanasan bijih pada suhu tinggi
sehingga bijih terdekomposisi dengan melepaskan
produk gas
11. Hidrometalurgi adalah proses ekstraksi logam dari
bijihnya menggunakan reaksi air
12. Hujan asam merupakan salah satu akibat pencemaran
udara oleh gas NOx dan SO2, yang dapat berwujud
butiran air, kabut, hujan es, salju bahkan gas dan debu
yang mengandung asam.
13. Logam berat merupakan logam yang beratnya
melebihi 5 g/cm, dapat larut dalam air, bersifat racu dan
karsinogenik.

2 Daftar materi yang sulit KB 1.


dipahami di modul ini a. Ikatan phi (ᴨ)
b. Ikatan sigma (s)
KB 2.
a. Reaksi substitusi senyawa aromatic kedua dan ketiga
b. Reaksi 1,2 dan adisi 1,4 diena terkonjugasi
c. Reaksi pembentukan amina melalui senyawa karbonil
KB 3.
a. Mekanisme pembentukan ikatan glikosida pada maltose
b. Asam amino non standar
c. Reaksi-reaksi warna terhadap protein
KB 4.
a. Fermentasi Nata de coco
b. Jalur biosintesis pembentukan selulosa oleh A. xylinum
c. Reaksi kimia dalam pengolahan logam
3 Daftar materi yang sering KB 1.
mengalami miskonsepsi Hibridisasi sp dan sp2
KB 2.
a. Aturan Markovnikov dan Anti-Markovnikov
b. Reaksi reduksi dan oksidasi pada senyawa organik
KB 3.
Reaksi warna terhadap protein
KB 4.
Reaksi Kimia dalam pengolahan logam

Anda mungkin juga menyukai