Anda di halaman 1dari 13

NAMA : FEBRIAN WIBISONO

NO. UKG : 201698455398


Kelas : K1-147-027-1-Kelas 004
LPTK : Sultan Ageng Tirtayasa
PPG DALJAB: Angkatan 1 Tahun 2023

LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi

Masalah
Akar
terpilih
No. Penyebab Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
yang akan
masalah
diselesaikan
1 Rendahnya Guru belum Kajian Literatur Media
motivasi menggunakan
belajar siswa media dan Kurangnya pemanfaatan teknologi sebagai media
kelas V SDN model pembelajaran menjadi salah satu faktor yang
1 Negeri pembelajaran mengakibatkan proses pembelajaran menjadi kurang
Jemanten yang dapat maksimal, sehingga akan berdampak pada kesulitan
pada menarik siswa dalam memahami materi pembelajaran (Hafsah,
pembelajaran minat belajar Rohendi, & Purnawan, 2016; J. Warsihna, 2016; Jaka
tematik tema siswa Warsihna, 2016). Pembelajaran IPA sering dianggap
9 Benda- sebagai muatan pelajaran yang sulit oleh sebagian besar
Benda di siswa sekolah dasar (Azimi, Rusilowati, & Sulhadi, 2017;
Sekitar Kita Mustofa & Syafi’ah, 2018). Sebagai muatan pelajaran
Muatan IPA yang abstrak oleh siswa sedangkan pemikiran siswa
materi Zat masih bersifat konkret sehingga sangat diperlukan media
Tunggal dan pembelajaran untuk mengonkretkan materi pembelajaran
Campuran IPA sehingga mampu memotivasi siswa untuk aktif dan
berpikir kritis yang pada akhirnya berimplikasi pada
optimalnya hasil belajar siswa (Putrayasa, Syahruddin, &
Margunayasa, 2014; Yesiana, Gading, & Riastini, 2016).

P-ISSN: 2614-8609 E-ISSN: 2615-2908 Open Access:


https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JEU/index
Masalah
Akar
terpilih
No. Penyebab Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
yang akan
masalah
diselesaikan

Kajian Literatur PBL Menurut Sanjaya dalam Tyas


(2017:4) kelebihan Problem Based
Menurut Syafi’i (2017:3) Tahap pembelajaran PBL sesuai Learning (PBL) adalah sebagai
dengan pandangan konstruktivisme, bahwa pengetahuan berikut:
dibangun sendiri oleh siswa melalui pengalaman nyata. 1. Problem Based Learning (PBL)
Pembelajaran PBL pada hakikatnya dapat memacu siswa dapat meningkatkan kemampuan
belajar dan memperoleh informasi secara mandiri dalam berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif
pencarian informasi dan penyelidikan. Berdasarkan hasil siswa dalam bekerja, memotivasi
penelitian dan pembahasan yang telah disajikan dapat internal untuk belajar, dan dapat
disimpulkan bahwa penerapan model Problem Based mengembangkan hubungan
Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar IPA interpersonal dalam bekerja
materi perubahan lingkungan pada siswa kelas IV SD 1 kelompok;
Ngemplak Undaan Kudus Semester II Tahun Pelajaran
2013/2014. 2. Dengan Problem Based Learning
(PBL) akan terjadi pembelajaran
bermakna.
Langkah-langkah pembelajaran PBL adalah sebagai
berikut:
a.Mengorientasi peserta didik pada masalah; Tahap ini 3. Membuat siswa menjadi mandiri
untuk memfokuskan peserta didik mengamati masalah dan bebas;
yang menjadi objek pembelajaran.
b.Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran; 4. Pemecahan masalah dapat
Pengorganisasian pembelajaran merupakan satu kegiatan membantu siswa untuk
dimana peserta didik menyampaikan berbagai pertanyaan mengembangkan pengetahuan baru.
(atau menanya) terhadap masalah yang dikaji.
c.Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok; Pada Problem Based Learning (PBL)
tahap ini peserta didik melakukan percobaan untuk merupakan suatu model
memperoleh data dalam rangka menjawab atau pembelajaran yang juga memiliki
menyelesaikan masalah yang dikaji. beberapa kelemahan.
d.Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; Peserta
didik mengasosiasi data yang ditemukan dari percobaan
Masalah
Akar
terpilih
No. Penyebab Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
yang akan
masalah
diselesaikan

Rendahnya Guru kurang KAJIAN LITERATUR PBL :


Pemahaman menggunakan
Masalah
Akar
terpilih
No. Penyebab Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
yang akan
masalah
diselesaikan
Siswa pada media Belajar akan lebih bermakna jika siswa dapat terlibat Menurut Sanjaya dalam Tyas (2017:4)
mata pembelajaran langsung dalam memecahkan permasalahan yang kelebihan Problem Based Learning
pelajaran yang sesuai dihadapi. Dengan siswa terlibat langsung dalam (PBL) adalah sebagai berikut: a)
Matematika memecahkan masalah, diharapkan siswa dapat Problem Based Learning (PBL) dapat
Materi memahami pembelajaran secara lebih menyeluruh dan meningkatkan kemampuan berpikir
Volume mendalam. Untuk itu guru perlu menciptakan suasana kritis, menumbuhkan inisiatif siswa
kubus dan belajar yang mendukung. Salah satu caranya dengan dalam bekerja, memotivasi internal
Balok Kelas menerapkan model pembelajaran yang tepat. Model untuk belajar, dan dapat
V SDN 1 pembelajaran sangat beragam, salah satunya model mengembangkan hubungan
Negeri Problem Based Learning (PBL). Model pembelajaran PBL interpersonal dalam bekerja
Jemanten merupakan pembelajaran yang berbasis masalah, kelompok; b) dengan Problem Based
aktivitas pembelajarannya diarahkan untuk Learning (PBL) akan terjadi
menyelesaikan masalah. pembelajaran bermakna. Siswa
Santosa dkk (2022:1) belajar memecahkan suatu masalah
maka siswa akan menerapkan
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pengetahuan yang dimilikinya atau
dengan langkah-langkah sebagai berikut berusaha mengetahui pengetahuan
(a) Orientasi siswa pada masalah yang diperlukan; c) membuat siswa
(b) Mengorganisasi siswa untuk belajar menjadi pebelajar yang mandiri dan
(c) Membimbing pengalaman individu/kelompok bebas; d) pemecahan masalah dapat
(d) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya membantu siswa untuk
(e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan mengembangkan pengetahuan
masalah dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar barunya dan bertanggung jawab
siswa. dalam pembelajaran yang meraka
lakukan, juga dapat mendorong
untuk melakukan evaluasi sendiri
Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah : baik terhadap hasil belajar maupun
MAKIYAH,S.Pd proses belajar
Tanggal : 24 Mei 2023 / 09.00
Problem Based Learning (PBL)
1. Model pembelajaran inovatif berbasis masalah dapat merupakan suatu model
dilaksanakan dan lebih bagus dibandingkan dengan pembelajaran yang juga memiliki
ceramah. beberapa kelemahan. Menurut
Masalah
Akar
terpilih
No. Penyebab Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
yang akan
masalah
diselesaikan
2. Tambahkan penggunaan media tentang IPA sehingga Sanjaya dalam Tyas (2017:5),
dapat menarik minat peserta didik. kelemahan Problem Based Learning
(PBL) adalah sebagai berikut: a) jika
siswa tidak mempunyai kepercayaan
bahwa masalah yang dipelajari sulit
Hasil Wawancara dengan Rekan Sejawat : SUGIARTI, untuk dipecahkan,maka siswa akan
S.Pd merasa enggan untuk mencoba; b)
Tanggal : 24 Mei 2023 / 10.45 perlu ditunjang oleh buku yang dapat
dijadikan pemahaman dalam kegiatan
1. Gunakan sumber belajar yang bervariasi untuk pembelajaran; c) pembelajaran model
pelajaran MTK. Problem Based Learning (PBL)
2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran inovatif dengan membutuhkan waktu yang lama; d)
orientasi berpikir tingkat tinggi. tidak semua mata pelajaran
matematika dapat diterapkan model
Kesimpulan ini.
Model pembelajaran PBL sesuai dan dapat dilaksanakan
untuk mengatasi masalah ketuntasan belajar peserta
didik.

Kelebihan model pembelajaran project


based learning menurut Sani dalam
Paramita dkk (2019:7) yaitu:
1) Lebih menciptakan suasana belajar
aktif, menyenangkan,
dan memberikan kesempatan belajar
bagi peserta didik secara mandiri
maupun kelompok,
2) Mengembangkan potensi yang
dimilikinya dengan memecahkan
masalah,
3) Memberikan pengalaman kepada
Masalah
Akar
terpilih
No. Penyebab Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
yang akan
masalah
diselesaikan
peserta didik dalam
mengorganisasikan proyek,
mengalokasikan waktu, dan
mengelola sumber daya, seperti
peralatan dan bahan untuk
menyelesaikan tugas, dan
4) Melibatkan peserta didik untuk
belajar mengumpulkan informasi dan
menerapkan pengetahuan tersebut
untuk menyelesaikan permasalahan
di dunia nyata.

Kelemahan model pembelajaran


project based learning menurut Sani
dalam Paramita dkk (2019:7) yaitu:
1) Membutuhkan banyak waktu
untuk memecahkan
masalah dan menghasilkan produk,
2) Membutuhkan pendidik yang
terampil
dan mau belajar,
3) Membutuhkan fasilitas, peralatan,

KAJIAN LITERATUR PJBL : Hasil Wawancara dengan Kepala


Pembelajaran STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, Sekolah :
and Mathematics) merupakan pendekatan pembelajaran yang
terintegrasi dari berbagai disiplin ilmu yaitu sains, teknologi, 1. Model pembelajaran PjBL dapat
teknik, seni dan matematika(Nurhikmayati 2019). Maksud dilaksanakan dan lebih bagus
pembelajaran STEAM adalah untuk mengembangkan dan
dibandingkan dengan ceramah. Akan
mengaktifkan potensi dan kreativitas anak(Amran et al. 2021).
Pembelajaran STEAM memberikan kesempatan pada peserta
Tetapi membutuhkan banyak waktu.
didik untuk melakukan proses pembelajaran desain secara
langsung dan menghasilkan produk dengan kemampuan Hasil Wawancara dengan Rekan
Masalah
Akar
terpilih
No. Penyebab Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
yang akan
masalah
diselesaikan
kreativitas dan pemecahan masalah dengan baik. Kreativitas Sejawat :
siswa perlu ditumbuhkan sejak dini dengan sebaik-baiknya.
Model project based learning dikembangkan oleh John Dewey, 1. Pembelajaran berbasis proyek
yang melibatkan semua siswa dalam kegiatan pembelajaran sangat baik, namun dalam
untuk menyelesaikan masalah secara individu atau kelompok.
pelaksanaannya tergolong agak rumit.
(Dywan et al. 2020). Model Project-Based learning merupakan
salah dari berbagai model pendekatan belajar yang dipadukan
dengan STEAM, karena dalam pelaksanaanya model Kesimpulan
ProjectBased learning harus sesuai dengan kaidah Sains yang Model pembelajaran PjBL tergolong
mana harus dikombinasikan dengan teknologi seni dan sesuai dan dapat dilaksanakan untuk
matematika. Model project Based learning merupakan suatu mengatasi masalah ketuntasan
model pembelajaran, yang mentransfer pengetahuan dan belajar pada mata pelajaran muatan
keterampilan dengan penugasan proyek terkait kehidupan MTK meskipun agak rumit dadn
siswa sehingga mudah dipahami(Isrok’atun and Amelia 2018). menyita waktu.
Pada penugasan proyek memperoleh hasil akhir berupa produk
atau karya siswa. Bentuk karya siswa bisa berbeda-beda sesuai
dengan kreativitas siswa tersebut.

Langkah pembelajaran project-based learning sebagai


berikut;
a. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek.
Tahap ini sebagai langkah awal agar peserta didik
mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang
muncul dari fenomena yang ada.
b. Mendesain perencanaan proyek.
Sebagai langkah nyata menjawab pertanyaan yang ada,
disusunlah suatu perencanaan proyek bisa melalui
percobaan.
c. Menyusun jadwal sebagai langkah nyata dari sebuah
proyek.
Penjadwalan sangat penting agar proyek dikerjakan
sesuai dengan waktu yang tersedia dan sesuai dengan
target.
Masalah
Akar
terpilih
No. Penyebab Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
yang akan
masalah
diselesaikan
d. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek.
Guru memonitoring terhadap pelaksanaan dan
perkembangan
proyek. Peserta didik mengevaluasi proyek yang sedang
dikerjakan.
e. Menguji hasil.
Fakta dan data percobaan atau penelitian dihubungkan
dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
f. Mengevaluasi kegiatan/pengalaman.
Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan sebagai
acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran
yang sama atau mata pelajaran lain. Mutiani (2020:60)

Model Discovery Learning


memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mencari tahu
tentang suatu permasalahan dan
menemukan solusinya berdasarkan
kepada hasil pengolahan informasi
yang dicari dan dikumpulkannya
sendiri, sehingga peserta didik
memiliki pengetahuan baru yang
dapat digunakannya dalam
memecahkan persoalan yang relevan.
Mutiani (2020:57)

Kebaikan-kebaikan yang terdapat


dalam penggunaan metode discovery
adalah mengutamakan siswa
dalam pembelajaran. Sehingga guru
tidak lagi menjadi sunber belajar
Masalah
Akar
terpilih
No. Penyebab Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
yang akan
masalah
diselesaikan
satu-satunya bagi siswa dan
siswapun
dapat mengembangkan pembelajaran
sesuai dengan potensi yang
dimilikinya.
Panjaitan, Simarmata,Sipayung, &
Silaban dalam Marlini (2022:4).

Disamping kebaikan, metode


discovery memiliki kekurangan atau
kelemahan antara lain: perubahan
cara belajar siswa membutuhkan
waktu yang lama dalam
menyesuaikannya. Siswa akan
kesulitan jika guru
kurang memiliki kemampuan dalam
pembimbingan menggunakan alat dan
bahan pembelajaran untuk
melakukan penemuan. Di samping itu
metode discovery yang memberikan
kebebasan kepada siswa untuk
menemukan tidak akan menjamin
siswa belajar dengan tekun. Guru
harus membimbing dengan baik pada
kegiatan menemukan pada siswa.
metode ini menuntut perubahan cara
belajar yang selama ini berlangsung
KAJIAN LITERATUR DISCOVERY LEARNING secara tradisional atau guru menjadi
Permendikbud No. 22 Tahun 2016 Tentang Standar sumber belajar satu-satunya menjadi
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan suatu pembelajaran yang
bahwa pembelajaran kurikulum 2013 menekankan mengharuskan siswa aktif dalam
prinsip pembelajaran yang awalnya siswa diberi tahu pembelajaran. Metode ini
menuju siswa mencari tahu konsep keilmuannya kemungkinan akan sulit diterapkan
Masalah
Akar
terpilih
No. Penyebab Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
yang akan
masalah
diselesaikan
sendiri. Menurut Rafianti, Yani, dan Novaliyosi dalam kelas
(2018:64), dalam kurikulum 2013 terdapat aspek yang jumlah siswanya besar, tetapi
penguatan pada pendidikan karakter atau PPK tergantung pada kebijaksanaan guru
(Penguatan Pendidikan Karakter) dan 4C yaitu sebagai pengelola pembelajaran
creative, critical thinking, communicative, collaborative dikalas untuk meminimalisir berbagai
dan HOTS (Higher Order Thinking Skill). Salah macam kelemahan-kelemahan dari
satu tuntutan kurikulum 2013 adalah siswa memiliki penggunaan metode tersebut
keterampilan berpikir kritis karena siswa dituntut Yontri dalam Marlini (2022:4).
aktif mencari konsep keilmuannya sendiri. Berpikir
kritis adalah kemampuan untuk memecahkan
masalah kehidupan dengan berpikir serius, aktif,
teliti dalam menganalisis semua informasi yang
diterima dengan menyertakan alasan yang rasional
(Liberna, 2012: 192). Menurut Asriningtyas,
Firosalia, dan Indri (2018: 25) kemampuan berpikir
kritis adalah kemampuan yang dimiliki seseorang agar
dapat berpikir tingkat tinggi terutama dalam
memecahkan masalah dan mengambil keputusan yang
logis dan tepat untuk menyelesaikan masalah.
Kemudian Haryani (2011: 122) menjelaskan bahwa
berpikir kritis adalah suatu proses yang bertujuan
untuk membuat keputusan rasional yang diarahkan
untuk memutuskan apakah meyakini atau
melakukan sesuatu yang dikenali dari karakteristik-
karakteristik kemampuan berpikir kritis yang
dimiliki seseorang. Dari pendapat ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa berpikir kritis adalah suatu
proses untuk membuat keputusan untuk dapat
berpikir tingkat tinggi dalam memecahkan suatu
masalah dengan cara berpikir serius, aktif, teliti
dalam menganalisis semua informasi yang diterima
dengan menyertakan alasan yang rasional. Keterampilan
berpikir kritis siswa akan berdampak pada hasil
Masalah
Akar
terpilih
No. Penyebab Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
yang akan
masalah
diselesaikan
belajar siswa. Hasil belajar ialah suatu pernyataan
spesifik yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk
menyatakan perilaku dan penampilan sebagai
gambaran hasil belajar yang diharapkan (Numayani,
2018: 37). Menurut Setyorini, Sulasmono, dan
Koeswanti (2013: 60), hasil belajar adalah proses
kemampuan yang didapatkan siswa setelah melalui
kegiatan belajar dalam waktu tertentu. Sedangkan
menurut Karo-Karo, hasil belajar merupakan
pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang
mengikuti proses belajar mengajar. Dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar adalah suatu pernyataan
spesifik dalam bentuk tulisan sebagai hasil
pencapaian tujuan pendidikan yang didapatkan siswa
setelah melalui kegiatan belajar dalam waktu tertentu.
Salah satu muatan pelajaran yang menuntut siswa
untuk berpikir kritis adalah matematika. Dalam
pembelajaran matematika, siswa dituntut untuk dapat
menggali dan menunjukkan keterampilan berpikir
kritis melalui memahami masalah, merencanakan
pemecahan, melaksanakan rencana pemecahan, dan
melihat kembali/mengevaluasi kembali pemecahan
masalah yang telah dilaksanakan (Haryani, 2011:
121). Menurut Supriyanto (2014: 166), matematika
berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
menghitung, mengukur, menemukan, dan menggunakan
rumus matematika yang menunjang pemahaman
konsep siswa yang berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari.

Salah satu model pembelajaran yang dapat


meningkatkan keterampilan berpikir kritis adalah
model Discovery Learning. Model Discovery Learning
Masalah
Akar
terpilih
No. Penyebab Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
yang akan
masalah
diselesaikan
merupakan proses pembelajaran yang merangsang
kemampuan peserta didik untuk memecahkan
permasalahan melalui pengolahan data yang
terkumpul untuk membuktikan suatu konsep yang
terdapat dilingkungan belajar (Ishak, Dwi dan
Nyoman, 2017: 6). Dalam proses pembelajaran
Discovery Learning, siswa dituntut untuk aktif dalam
mencari konsep keilmuannya sendiri sehingga siswa
memerlukan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Dengan demikian, ada keterkaitan antara
pembelajaran yang menggunakan model Discovery
Learning dengan berpikir kritis yang berdampak pada
peningkatan hasil belajar siswa.

Langkah-langkah metode discovery antara lain :


1) menilai kebutuhan dan minat siswa,
2) menyiapkan suatu situasi yang mengandung suatu
masalah yang akan dipecahkan,
3) mengecek pengertian siswa terhadap masalah yang
digunakan,
4) memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengumpulkan data,
5) memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melanjutkan
pengalaman belajarnya,
6) memberi jawaban dengan cepat dan tepat bila ditanya,
7) memimpin analisisnya sendiri melalui percakapan dan
eksplorasi,
8) merangsang interaksi antara siswa dengan siswa,
9) mengajukan pertanyaan tingkat tinggi maupun
pertanyaan tingkat sederhana,
10) bersikap membantu jawaban siswa,
11) memberikan pujian
Masalah
Akar
terpilih
No. Penyebab Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
yang akan
masalah
diselesaikan
Buaton et al. dalam Marlini (4:2022).

Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah :


MAKIYAH,S.Pd
Tanggal : 24 Mei 2023 / 09.00

1. Model pembelajaran inovatif Discovery Learning dapat


dilaksanakan dengan dukungan fasilitas dan sumber
belajar yang dimiliki oleh sekolah.

Hasil Wawancara dengan Rekan Sejawat : SUGIARTI,


S.Pd
Tanggal : 24 Mei 2023 / 10.45

1. Discovery Learning sangat bagus untuk melatih


berpikir kritis peserta didik.

Kesimpulan
Model pembelajaran Discovery Learning sesuai dan dapat
dilaksanakan untuk mengatasi masalah ketuntasan dan
miskonsepsi peserta didik pada pelajaran muatan MTK.
Keterangan:
Akar Penyebab masalah (bersumber dari LK 1.3)

Anda mungkin juga menyukai