Anda di halaman 1dari 56

PERAN SATUAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT

DI KELURAHAN SUKARAMI KOTA BENGKULU


BERDASARKAN PERMENDAGRI NOMOR 26
TAHUN 2020 PERSPEKTIF FIQH SIYASAH
(Studi Kasus Rt 16 Kelurahan Sukarami Kota Bengkulu)

PROPOSAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

OLEH :

BONDANG JASINDU
NIM. 1911150120

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO
BENGKULU
(UIN FAS)
TAHUN 2022 M / 1444 H

1
2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1

B. Rumusan Masalah..........................................................................................11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.......................................................................11

D. Kajian dan Penelitian Terdahulu....................................................................12

E. Metode Penelitian...........................................................................................16

F. Sitematika Penulisan......................................................................................21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................23

A. Peraturan Menteri Dalam Negeri Tentang Satuan Perlindungan

Masyarakat.....................................................................................................23

B. Konsep Sistem Keamanan Masyarakat Dalam Islam ....................................28

C. Kedudukan, Tugas, Dan Hak Satlinmas.........................................................34

D. Konsep Perlindungan Masyarakat Dalam Fiqih Siyyasah Dusturiyyah........41

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ................................45

A. Letak Geografis .............................................................................................45

B. Kependudukan ...............................................................................................46

C. Keadaan Ekonomi .........................................................................................47

D. Keadaan Pendidikan ......................................................................................48

E. Keadaan Keagamaan .....................................................................................48

F. Keadaan Sosial Budaya .................................................................................49

iii
G. Profil Satuan Perlindungan Masyarakat di Kelurahan Sukarami Kota

Bengkulu .......................................................................................................50

iv
.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu urusan wajib pemerintah daerah berdasarkan Undang-

undang Nomor 23 Tahun 2014 adalah memelihara ketenteraman dan

ketertiban masyarakat1. Selanjutnya, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

26 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman

Masyarakat serta Perlidungan Masyarakat menjelaskan bahwa pelindungan

masyarakat adalah segenap upaya dan kegiatan yang dilakukan dalam rangka

melindungi masyarakat, diantaranya membantu memelihara keamanan,

ketenteraman dan ketertiban masyarakat2.

Tujuan pemberian otonomi kepada daerah adalah untuk

memungkinkan daerah yang bersangkutan mengatur dan mengurus rumah

tangganya sendiri, untuk meningkatnya daya guna dan hasil guna

penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat

dan pelaksanaan pembangunan. Untuk melaksanakan tujuan tersebut maka

pada daerah perlu diberikan kewenangan-kewenangan untuk melaksanakan

sebagai urusan pemerintahan sebagai urusan rumah tangganya3.

Dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, harus tercipta

ketertiban umum dengan cara memelihara ketenteraman. Untuk itu,

pemerintah membentuk perangkat pemerintah daerah yang bertugas untuk

1
UU No. 23 Tahun 2024, Pasal 65 Ayat (1) Point b.
2
Permendagri No. 26 Tahun 2020, Pasal 1 Ayat (8).
3
Ateng Syarfudin. 1991. Titik Berat Otonomi Daerah pada Daerah Tingkat II dan
Perkembangannya, Cet.II. Bandung: Mandar Maju, h.7.
1
2

menciptakan ketertiban umum dan menjaga ketentraman di masyarakat,

perangkat pemerintah itu adalah Satuan Perlindungan Masyarakat atau biasa

disingkat dengan Satlinmas.

Satlinmas atau yang dulu dikenal dengan nama Pertahanan Sipil

(Hansip), menurut Permendagri Nomor 26 tahun 2020 adalah organisasi yang

beranggotakan unsur masyarakat yang berada di kelurahan dan/atau desa

dibentuk oleh lurah dan/atau kepala desa untuk melaksanakan Linmas4.

Anggota Satlinmas adalah warga negara Indonesia yang memenuhi

persyaratan dan secara sukarela turut serta dalam kegiatan5.

Berdasarkan data satlinmas pada bulan maret lalu, sebanyak 27.156

anggota satuan perlindungan masyarakat telah terdaftar dan total seluruhnya

laporan kinerja terekam sebanyak 78.395 dalam kurun waktu 3 bulan,dari

gambaran data ini anggota satuan perlindungan masyarakat di 34 provinsi di

Indonesia memiliki potensi besar dalam memberikan pelayanan ketentraman

dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat

Sesuai dengan tugas dan fungsinya, Satlinmas menjadi pendukung

utama pemerintah atau bahkan garda terdepan dalam hal membantu menjaga

ketenteraman, dan ketertiban masyarakat di desa dan kelurahan. Keamanan

dan rasa aman dari segala bentuk gangguan merupakan kewajiban dan

tanggungjawab yang harus dipenuhi oleh setiap negara terhadap warga

negaranya. Indonesia telah mengatur tentang keamanan warga negaranya

seperti yang termuat dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945, dimana

4
Permendagri No. 26 Tahun 2020, Pasal 1 Ayat (9).
5
Permendagri No. 26 Tahun 2020, Pasal 1 Ayat (10).
3

disebutkan bahwa: “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam

usaha pertahanan dan keamanan negara”6.

Saat menjalankan perannya dalam menjaga ketenteraman, dan

ketertiban masyarakat, Satlinmas diamanahkan untuk menjalankan tugasnya

dengan baik, sebagaimana yang telah tercantum dalam Quran Surat An-Nisa

Ayat 58:
‫ٰـِتمِإَل ۤۦۗ‌ٰٓى َأۡهَّن ٱِلَها َوَكِإَذ ا َح َك ۡم يُتَۢعما َبۡي َن يٱلً۬رَّنااِس َأن‬‫َّن ٱ ۡأ ُر ُك ۡم َأن ُتَؤ ُّد وْا ٱَأۡل ٰـ َن‬
‫ِإَتۡح ُك ُمَهَّللوْاَي ِبُمٱۡل َع ۡد ۚ‌ِل ِإَّن ٱَهَّلل ِنِعَّم ا َمَيِع ُظُك ِبِه ِإ َهَّلل اَن َسِم َبِص‬

Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat


kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)
apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhya
Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”.

Untuk dapat terciptanya suatu kondisi ketentraman dan ketertiban

umum yang mantap di daerah, perlu diadakan suatu pembinaan yang meliputi

segala usaha, tindakan, pengaruh serta pegadilan segala sesuatu yang

berkaitan dengan ketentraman dan ketertiban umum

Namun, berdasarkan hasil pengamatan awal peneliti dilapangan

diketahui bahwa kondisi Satlinmas di Kelurahan Sukarami terkesan ala

kadarnya. Tidak ada keunggulan yang khusus. Satlinmas hanya dikenal

sebagai penjaga keamanan pemilu saja. Fungsi perlindungan keamanan dan

kenyamanan juga tidak mempunyai greget di mata masyarakat. Kurang

optimalnya peran Satlinmas ini akan berdampak pada kondisi keamanan dan

ketentraman masyarakat.

6
UUD 1945, Pasal 30 Ayat (1).
4

Berdasarkan hasil wawancara awal peneliti dengan salah satu Ketua

RT di Kelurahan Sukarami, yaitu Ketua RT 16 menerangkan bahwa:

“Keberadaan Satlinmas belum mempunyai dampak signifikan terhadap

keamanan lingkungan kelurahan maupun RT. Hal ini terbukti dengan masih

terjadi beberapa kali gangguan keamanan, seperti masyarakat yang

kehilangan hewan peliharaan, kehilangan kendaraan bermotor, serta

kebobolan/kemalingan isi perabotan rumah, yang sempat terjadi di RT 16.7”

Dalam hal ini, diketahui optimalisasi peran Satlimas seharusnya

dilakukan dengan aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang

dilaksanakan oleh kecamatan maupun kelurahan. Satlinmas juga dapat aktif

mambantu TNI dan Polri dalam mewujudkan keamanan, ketertiban keamanan

dalam masyarakat.

Mewujudkan keamanan, ketertiban keamanan dalam masyarakat

merupakan suatu tindakan kebaikan, hal ini sebagaimana yang disabdakan

Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam:

‫الَّد اُل َع َلى اْلَخْيِر َكَفاِع ِلِه‬


Artinya: “Orang yang menunjukkan (sesama) kepada kebaikan, ia bagaikan
mengerjakannya”. [HR. Muslim].

Adanya Satlinmas merupakan salah satu bentuk dari Sishankamrata.

Sistem ini menuntut partisipasi dari semua lapisan dalam masyarakat untuk

ikut serta dalam menjaga dan mempertahankan pertahanan dan keamanan

Indonesia. Mengenai partsipasi, Made Pidarta dalam Siti Irene Astuti

7
Wawancara dengan Bapak Anang Wiyanto, S.Sos selaku Ketua RT 16 Kelurahan
Sukarami. Sabtu, 29 Oktober 2022.
5

Dwiningrum. menyatakan partisipasi adalah pelibatan seseorang atau

beberapa orang dalam suatu kegiatan.8

Partisipasi masyarakat menurut Isbandi adalah keikutsertaan

masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di

masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi

untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan

keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi9.

Peran Satlinmas yang telah diatur, seharusnya keberadaaan

Satlinmas membantu pemerintah dan masyarakat dalam menggali, menata

dan menciptakan lingkungan yang kondusif. Namun, hal demikian belum

dapat dirasakan secara optimal oleh masyarakat, khususnya masyarakat RT

16 Kelurahan Sukarami Kecamatan Selebar Kota Bengkulu.

Ada beberapa aspek yang menyebabkan tidak optimalnya peran

Satlinmas di Kelurahan Sukarami, salah satu diantaranya adalah

kesejahteraan anggota Satlinmas. Malalui wawancara dengan Anggota

Satlinmas RT 16 Kelurahan Sukarami menyebutkan:

“Beban tanggung jawab yang dipikul oleh Satlinmas belum

sebanding dengan honor yang kami terima. Sehingga, pemenuhan kebutuhan

hidup menjadi prioritas utama yang harus kami lakukan10.”

8
Siti Irene Astuti Dwiningsrum. 2009. Desentralisasi dan Partispasi dalam Pendidikan.
Yogyakarta: UNY, h. 31-32.
9
Isbandi. 2007. Perencanaan Partisipatoris Berbasis Aset Komunikasi: Dari Pemikiran
Menuju Penerapan. Depok: FISIP UI Press, h. 27.
10
Wawancara dengan Bapak Joko Pitoyo selaku Anggota Satlinmas RT. 15 Kelurahan
Sukarami. Sabtu, 29 Oktober 2022.
6

Hal ini menyebabkan seolah Satlinmas tidak optimal dalam

menjalankan tugas dan fungsinya, padahal hal tersebut tidak sepenuhnya

benar, karena dalam beberapa kesempatan, tugas dan fungsi anggota

Satlinmas sebagai pelindung keamanan masyarakat tetap mereka laksanakan.

Senada juga dengan yang disampaikan oleh Anggota Satlinmas

Kelurahan Sukarami bahwa:

“Tugas kami sebagai Satlinmas masih terbagi dengan kewajiban kami untuk

mencari nafkah keluarga dirumah, jadi kami melaksanakan juga pekerjaan

lain, seperti saya bekerja juga dikebun11.”

Dalam konsep Islam, keamanan menjadi kewajiban bagi setiap

manusia untuk menjaganya. Dalam konsep Tata Negara Islam atau Fiqh

Siyasah, penetapan tetang aturan sebagai landasan hukum untuk menetapkan

suatu perkara, termasuk didalamnya tentang kewajiban menjaga keamanan

terdapat dalam kajian Siyasah Dusturiyyah Syar’iyyah (kebijaksanaan tentang

peraturan perundang-undangan).

Menurut Iqbal Muhammad, Siyasah Dusturiyyah Syar’iyyah adalah

siyasah yang berhubungan dengan peraturan dasar tentang bentuk

pemerintahan dan batasan kekuasaanya yang lazim bagi pelaksanaan urusan

umat, dan ketetapan hak-hak yang wajib bagi individu dan masyarakat, serta

hubungan antara penguasa dan rakyat12. Dengan kata lain yang mengatur

hubungan antar warga negara dengan lembaga negara yang satu dengan

warga negara dan lembaga negara yang lain dalam batas-batas admistrasi
11
Wawancara dengan Bapak Krisdianto selaku Anggota Satlinmas Kelurahan Sukarami,
Sabtu 29 Oktober 2022.
12
Muhammad Iqbal. 2009. Fiqh Siyasah. Jakart:a Gaya Media Pratama, h. 13.
7

suatu negara. Oleh karena itu, biasanya dibatasi hanya membahas persoalan

pengaturan dan perundang-undangan yang dituntut dengan prinsip-prinsip

agama dan merupakan realisasi kemasyarakatan manusia serta memenuhi

kebutuhannya.

Dalam Fiqih Siyasah Dusturiyyah terdapat cakupan yang membahas

persoalan rakyat, statusnya dan hak-haknya. Adapun menurut Abu A’la al

Maududi, yang termasuk hak-hak masyarakat sebuah negara adalah,

perlindungan terhadap hidupnya, hartanya dan kehormatannya, perlindungan

terhadap kebebasan pribadi, kebebasan menyatakan pendapat dan

berkeyakinan, dan terjamin kebutuhan pokok hidupnya dengan tidak

membedakan kelas dan kepercayaan13.

Abdul Qadir Audah menyebutkan dua hak, yaitu hak persamaan dan

hak kebebasan berpikir, beraqidah, berbicara, berpendidikan dan memiliki 14.

Sedangkan kewajiban rakyat adalah untuk taat dan membantu serta berperan

serta dalam program-program yang digariskan untuk kemaslahatan bersama.

Apabila kita sebut hak imam adalah ditaati dan mendapatkan

bantuan serta partisipasi secara sadar dari rakyat, maka kewajiban dari rakyat

untuk taat dan membantu serta dalam program-program yang digariskan

untuk kemaslahatan bersama. Allah SWT, telah memberikan gambaran

tentang kewajiban menjaga keamanan, sebagaimana disebutkan dalam Quran

Surat Al-An’am Ayat 82:

13
A Djazuli. 2003. Fiqih Siyasah (Implementasi Kemaslahatan Umat dalam Rambu-
rambu Syari’ah), Cet. I. Bandung: Sunan Gunung Jati Press, h. 98-99.
14
8

‫ٰۤل‬
‫َاَّلِذ ۡي َن ٰا َم ُنۡو ا َو َلۡم َيۡل ِبُس ۤۡو ا ِاۡي َم اَنُهۡم ِبُظۡل ٍم ُاو ِٕٮَك َلُهُم اَاۡلۡم ُن َو ُهۡم ُّم ۡه َتُدۡو َن‬
Artinya : “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman
mereka dengan kezaliman (syirik), mereka Itulah yang mendapat
keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat
petunjuk”.

Kondisi aman dan damai harus tetap kita pertahankan dan terus kita

tingkatkan. Jangan sampai kita terpecah belah. Sebagaimana Rasulullah

Shallallahu‘alaihi wa sallam:

‫َو َاَّن ٰه َذ ا ِص َر اِطْي ُم ْسَتِقْيًم ا َفاَّتِبُعْو ُهۚ َو اَل َتَّتِبُعوا الُّسُبَل َفَتَفَّر َق ِبُك ْم‬
‫َع ْن َس ِبْيِلهۗ ٰذ ِلُك ْم َو ّٰص ىُك ْم ِبه َلَع َّلُك ْم َتَّتُقْو َن‬
Artinya : “Ini adalah jalanku yang lurus, maka ikutilah jalan itu. Dan
janganlah kalian mengikuti jalan-ja lan (yang menyimpang)
sehingga kalian tergelincir dari jalan yang lurus.”

Kita semua harus senantiasa siap siaga untuk menepis semua

kebatilan, jangan hanya diam ketika melihatnya, karena yang demikian juga

merupakan kesalahan atau keburukan yang membahayakan. Kita tidak bisa

beralasan, ini adalah urusan pemerintah dan TNI/Polri semata. Kita haris

memiliki andil dan peranan, karena keamanan adalah tanggung jawab kita

bersama.

Hal itu sebagaimana firman Allah SWT:

‫َو اَّتُقۡو ا ِفۡت َنًة اَّل ُتِص ۡي َبَّن اَّلِذ ۡي َن َظَلُم ۡو ا ِم ۡن ُك ۡم َخ ٓاَّص ًة‌ۚ َو اۡع َلُم ۤۡو ا َاَّن َهّٰللا َش ِد ۡي ُد‬
‫اۡل ِع َقاِب‬
Artinya: “Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus
menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan
ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (QS. Al-Anfal
Ayat 25).

Ayat ini menunjukkan bahwa kita punya kewajiban menjaga

lingkungan kita agar terhindar dari fitnah yang akan menimpa semua orang.
9

Berarti kita tidak boleh hanya menyerahkan pengamanan kepada pihak lain,

namun diri kita juga harus ikut berperan.

Hal itu juga sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW :

‫َم ْن َر َأى ِم ْنُك ْم ُم ْنَك ًرا َفْلُيَغِّيْر ُه ِبَيِدِه َفِإْن َلْم َيْسَتِط ْع َفِبِلَس اِنِه َفِإْن َلْم َيْسَتِط ْع َفِبَقْلِبِه‬
‫َو َذ ِلَك َأْض َع ُف اِإل يَم اِن‬

Artinya: “Jika di antara kamu melihat kemungkaran maka ubahlah dengan


tanganmu, dan jika kamu tidak cukup kuat untuk melakukannya, maka
gunakanlah lisan, namun jika kamu masih tidak cukup kuat, maka
ingkarilah dengan hatimu karena itu adalah selemah-lemahnya iman”.
[HR. Muslim].

Ayat ini menunjukkan bahwa kita punya kewajiban menjaga

lingkungan kita agar terhindar dari fitnah yang akan menimpa semua orang.

Berarti kita tidak boleh hanya menyerahkan pengamanan kepada pihak lain,

namun diri kita juga harus ikut berperan.

Dalam Al-Qur’an diperintah agar kita saling membantu untuk

mencapai kebaikan dan ketaqwaan, bukan sendiri-sendiri. Allah SWT

berfirman:

‫َو َتَع اَو ُنْو ا َع َلى اْلِبِّر َو الَّتْقٰو ۖى َو اَل َتَع اَو ُنْو ا َع َلى اِاْل ْثِم َو اْلُع ْد َو اِن ۖ َو اَّتُقوا َهّٰللاۗ ِاَّن َهّٰللا‬
‫َش ِد ْيُد اْلِع َقاِب‬
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Maidah
Ayat 2).

Islam telah mengajarkan bahwa perlindungan keamanan bagi

masyarakat harus dikumandangkan oleh setiap individu, masyarakat itu

sendiri dan khususnya oleh negara. Sebab kehidupan mereka tidak akan
10

normal, kecuali dengan terciptanya stabilitas keamanan, yang diatur oleh

sistem pemerintahan yang baik.

Memahami pentingnya Satlinmas dalam menciptakan ketertiban

umum dan menjaga ketentraman di masyarakat, maka penulis

mengidentifikasi lebih jauh dengan mengangkat judul penelitian “Peran

Satuan Perlindungan Masyarakat Di Kelurahan Sukarami Kota

Bengkulu Berdasarkan Permendagri Nomor 26 Tahun 2020 Perspektif

Fiqh Siyasah (Studi Kasus Rt 16 Kelurahan Sukarami Kota Bengkulu)’’

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, untuk

mempermudah penelitian, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut:

1. Bagaimana peran Satlinmas di Kelurahan Sukarami dalam perlindungan

masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26

Tahun 2020 ?

2. Bagaimana tinjauan Hukum Tata Negara Islam terhadap peran Satlinmas

berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2020 ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran Satlinmas

di Kelurahan Sukarami Dalam Perlindungan Masyarakat Berdasarkan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2020 dan


11

b. Mengetahui bagaimana tinjauan Hukum Tata Negara islam terhadap

peran Satlimnas Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 26 tahun 2020

2. Manfaat

Masalah dalam penelitian ini sangat penting untuk diteliti

dengan harapan dapat memberikan kegunaan dalam pendidikan baik

secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat bagi para mahasiswa yang akan melakukan penelitian

serupa untuk dijadikan sebagai referensi dalam melaksanakan

penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan

peran,serta tugas dan hak Satlinmas.

b. Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi

penulis menambah wawasan dan pengalaman langsung tentang

pemberdayaan Satlinmas. Bagi program studi bermanfaat sebagai

penambahan bahan referensi penelitian bagi para mahasiswa yang

akan atau belum melakukan penelitian.


12

D. Kajian Terhadap Penelitian Terdahulu

Penelitian ini terinspirasi oleh beberapa penelitian terdahulu

mengenai Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas), penulis menemukan

beberapa tulisan yang ada kaitannya dengan pembahasan ini, antara lain:

1. Nanda Ridzki Gumelar, alumni Universitas Islam Negeri Yogyakarta,

tahun 2018, Skripsi berjudul “Peran Satuan Perlindungan Masyarakat

(Satlinmas) Dalam Perlindungan Masyarakat Menurut Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 2014 Di Kabupaten

Sleman”. Yang membedakan penelitian terdahulu dengan skripsi peneliti

adalah dari permasalahan yang menjadi rumusan masalahnya,

tempat,objek yang di teliti dan tahun penelitian. Dalam penelitian

terdahulu membahas peran Satuan Perlindungan Masyarakat di

Kabupaten Sleman, sedangkan dalam penelitian yang dilakukan peneliti,

lebih kepada peran satuan perlindungan masyarakat berdasarkan

permendagri nomor 26 tahun 2020 di Rt.16 Kelurahan .sukarami

kecamatan. Selebar kota Bengkulu. Tempat dan tahun penelitian juga

berbeda, pada penelitian ini, dilakukan pada tahun 2023 di Rt.16

kel.sukarami kec. Selebar kota Bengkulu.

Permasalahan pada penelitianya Nanda Ridzki Gumelar ini lebih

ke Peran Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) Dalam

Perlindungan Masyarakat Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 84 Tahun 2014, sedangkan pada penelitian penulis yaitu lebih ke


13

peran serta pemberdayaan berdasarkan peraturan menteri dalam negri no

26 tahun 2020

Sedangkan tujuan penelitian Nanda Ridzki Gumelar Untuk

mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan tugas Satuan

Perlindungan Kabupaten Sleman terhadap perlindungan masyarakat. dan

tujuan pada penelitian penulis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

peran serta pemberdayaan Satlinmas kelurahan sukarami dalam

perlindungan masyarakat berdasarkan peraturan menteri dalam negeri

Nomor 26 Tahun 2020. Nanda Ridzki Gumelar Metode yang digunakan

adalah Metode Penelitian Yuridis Normatif nmun pada.Penelitian ini

menggunakan metode penelitian lapangan (field Research), dengan cara

penulis langsung terjun ke lapangan untuk mencari dan menggali data.

2. Gelardo rival wakas 2022. “Pemerdayaan satlinmas dalam

meningkatkan system keamanan lingkungan guna meningkatkan

ketentraman dan ketertiban di Kelurahan Ranotana Kota Manado

Provinsi Sulawesi Utara.”Ada beberapa permasalahan berkaitan dengan

pemberdayaan Satlinmas dalam pelaksanaan Sistem Keamanan

Lingkungan di Kelurahan Ranotana. Dengan bergesernya budaya dan

berkembangnya teknologi informasi berdampak terhadap eksistensi

Satlinmas, selain itu kurangnya perhatian pemerintah terhadap Satlinmas

menjadi salah satu faktor lemahnya eksistensi Satlinmas. Pasal 28 huruf

(e) Permendagri Nomor 26 Tahun 2020 menjelaskan bahwa “Satlinmas

berhak mendapatkan biaya operasional dalam menunjang pelaksanaan


14

tugas”, namun pada kenyataannya masih ada beberapa daerah yang

memiliki permasalahan terkait dengan anggaran biaya operasional

Satlinmas.

Yang kedua, terkait dengan sistem Rekrutmen Satlinmas, selain

masih banyak ditemukan anggota Satlinmas yang sudah berusia uzur,

salah satu syarat perekrutan Satlinmas adalah bekerja secara sukarela,

yang dimana pada saat ini sangat sukar mengharapkan orang yang mau

bekerja secara sukarela tanpa imbalan. Ketiga dalam Permendagri Nomor

26 Tahun 2020 dijelaskan mengenai tugas Satlinmas, salah satunya adalah

penanggulangan bencana. Di sisi lain, adanya Badan Nasional

Penanggulangan Bencana (BNPB) jelas-jelas telah mereduksi peran

Satlinmas dalam memobilisasi penanggulangan bencana. Sebab, secara

asas Satlinmas mengedepankan kerja sukarela, bukan bayaran. Sedangkan

BNPB nyatanya tidak punya sukarelawan, seperti halnya Satlinmas.

Selain itu,banyaknya anggota Satlinmas yang tidak terlatih dalam

menanggulangi bencana, ditambah dengan rata-rata usia Satlinmas yang

sudah berumur dan tidak memiliki spesifikasi dalam menanggulangi

bencana atau kebakaran tentu dapat menimbulkan resiko bagi Satlinmas

itu sendiri.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan memperoleh

gambaran yang jelas mengenai pemberdayaan Satlinmas di Kelurahan

Ranotana Kota Manado serta peran pemerintah dalam mengatasi masalah

ketenteraman dan ketertiban di Kelurahan Ranotana Kota Manado.


15

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang

berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti

pada kondisi obyek yang aIamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)

dimana peneliti adaIah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data

dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/

kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif Iebih menekankan makna dari

pada generalisasi (Sugiyono 2015).

Penulis mengumpulkan data melaui observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Dalam melakukan pengumpulan data kualitatif, penulis

melakukan wawancara secara mendalam terhadap 6 orang informan yang

terdiri dari Kasat Pol PP Kota Manado, Kabid Linmas Satpol PP Manado,

Camat Sario, Kasi Trantib Kecamatan Sario, Lurah Ranotana, serta

anggota Satlinmas dan Kepala Lingkungan di Kelurahan Ranotana.

Adapun yang menjadi pisau analisis, dengan menggunakan teori

Pemberdayaan dari Jim Ife (1995) yang menyatakan bahwa

pemberdayaan adalah memberikan sumber daya, kesempatan,

pengetahuan dan keterampilan kepada warga untuk meningkatkan

kemampuan mereka dalam menentukan masa depannya sendiri dan

berpartisipasi dalam mempengaruhi kehidupan dari masyarakatnya.

Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian penulis yaitu terletak

pada pengankatan pasal 26 tahun 2020 peraturan mentri dalam negeri

Perbedaan skripsi tersebut dengan penelitian penulis yaitu pada

lokasi,tempat tahun dan tujuan penulis.


16

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan (field

Research), dengan cara penulis langsung mencari data primer ke lapangan

dimana objek peneliti berada. Sedangkan jenis penelitian ini adalah

penelitian deskriptif analisis yaitu suatu penelitian yang ditujukan untuk

mendiskripsikan dan menganalisis fenomena-fenomena, peristiwa,

aktivitas sosial, sikap, pemikiran orang secara individual maupun

kelompok.

2. Waktu dan Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini yang tempat penelitian dilaksanakan adalah

di Rt.16 Kelurahan Sukarami Kecamatan Selebar Kota Bengkulu. Waktu

penelitian akan dilaksanakan pada bulan desember 2022 sampai dengan

selesai.dan mengapa penulis mengambil di lokasi tersebut yaitu karena

penulis melihat dan mengamati bahwasanya pemberdayaan satuan

perlindungan masyarakat belum berpungsi dengan sebagaimana mestinya

3. Informan Penelitian

Informan Penelitian merupakan pihak-pihak yang dapat

memberikan pendapat, informasi atau keterangan terhadap masalah yang

diteliti dan dipilih karena kompetensi atau kepakarannya, jabatannya,

maupun pengalamannya. Pihak-pihak tersebut diantaranya adalah :

a Kepala lurah kelurahan sukarami kecamatan selebar kota Bengkulu.


17

b Kepala satuan perlindungan masyarakat (satlinmas) kelurahan

sukarami kecamatan selebar kota Bengkulu.

c Anggota satuan perlindungan masyarakat kelurahan sukarami yang

bertugas di Rt. 16 kelurahan sukarami kecamatan selebar kota

Bengkulu

4. Sumber dan Tehnik Pengumpulan Data

a. Data Primer

Data yang di dapatkan pada hasil wawancara langsung pada

subyek Penelitian

b. Data Sekunder

Yaitu data yang digunakan untuk mendukung dan melengkapi

data primer yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dalam

penelitian ini penulis menggunakan sumber data sekuder yaitu :

1) Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 26 Tahun 2020

2) Undang-Undang nomor 9 Tahun 2015 tentang Pemerintahan

Daerah

3) Peraturan Perundang-Undangan lainnya yang berkaitan dengan

materi penulisan ini.

4) Buku-buku yang berkaitan dengan Lembaga-lembaga teknis

daerah di dalam Pemerintahan Daerah.

5) Majalah, Artikel, Dokumen yang berkaitan dengan Lembaga

lembaga teknis daerah di dalam Pemerintahan Daerah


18

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data lapangan yang dibutuhkan, penulis

menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:

a. Observasi

Telah dijelaskan oleh Singaribun, Observasi adalah metode

atau cara-cara menganalisa dan mengadakan pencatatan secara

sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati

kelompok secara langsung.15 Sementara itu, menurut Hadi yang

dikutip oleh Sugiyono, Observasi merupakan suatu proses yang

kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis

dan psikologis.16 Dalam penelitian ini observasi digunakan dalam

rangka mencari data,yang menggunakan pengamatan dan pencatatan

dengan sistematis fenomena atau peristiwa yang dihadapi.

Dalam kegiatan observasi yang dilakukan oleh peneliti,

peneliti akan melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek

yang bersangkutan. Selanjutnya setelah melakukan pengamatan

peneliti akan menganalisa permasalahan yang ditemukan pada saat

obsevasi di lapangan yakni sesuai dengan judul yang diangkat oleh

peneliti.

15
Singaribun, Masri, Efendi Sofyan, Metode Penelitian Survei, Jakarta, Indeks, 1998,
h.12
16
Sugiyono, h. 145
19

b. Wawancara

Pengertian wawancara menurut pendapat Achmadi adalah

proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan

dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan

secara langsung informasi-informasi atau kerangan-keterangan.17

Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan data dilakukan

dengan wawancara secara langsung kepada responden. Adapun

wawancara yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan data yang

obyektif dari masalah yang akan diteliti, sebelum melakukan

wawancara peneliti telah mempersiapkan daftar pertanyaan atau

panduan wawancara, agar wawancara yang akan dilakukan nantinya

lebih terarah dan tidak menyimpang dari permasalahan yang diteliti

atau yang dibahas.18

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu, dokumen bisa berbentuk gambar, tulisan, atau karya-karya

monumental seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya

catatan harian, sejarah kehidupan, cerita masa lalu yang ada

hubungannya dengan masalah tersebut, biografi, peraturan,

kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar

hidup, sketsa, dan lain-lain, dokumen yang berbentuk karya misalnya

17
Abu Achmadi, Cholid Narbuko, Metodelogi Penelitian, Cet ke- 10, Jakarta, Bumi
Aksara, 2009, h. 83
18
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta, Bumi Aksara, 2008,
h. 64
20

karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain

yang sudah ada di Instansi terkait.

d. Penelitian Pustaka

Dalam melakukan teknik penelitian kepustakaan penulis

melakukan dengan cara membaca buku-buku literatur sebagai

sumber teori serta dokumen-dokumen yang berkaitan dengan tema

proposal yang akan diajukan.

Sumber primer dalam penelitian ini adalah Peraturan Menteri

Dalam Negeri No. 26 Tahun 2020 Tentang peyelenggaraan

ketertiban umum dan ketentraman serta Perlindungan Masyarakat.

Sedangkan sumber sekunder yang peneliti gunakan adalah hasil

penelitian terdahulu, jurnal-jurnal ilmiah, hasil seminar, lokakarya,

berita-berita tentang satuan perlindungan masyarakat.

e. Teknik Analisis Data

Melakukan analisis berarti melakukan kajian untuk

memahami struktur suatu fonemena-fenomena yang berlaku di

lapangan, dalam hal ini peneliti menggunakan rumusan analisis

deskriftif analisis. Analisis data kualitatif adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan

data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan

apa yang dipelajari, dan mutuskan apa yang dapat diceritakan kepada

orang lain.
21

Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis deskriptif

kualitatif. Sedangkan langkah-langkah yang diambil meliputi

pengumpulan data, klasifikasi data dan mengolah data dengan

menggunakan metode deskriptif analisis, sehingga dapat

mengidentifikasikan tentang Optimalisasi tugas dan hak satuan

perlindungan masyarakat ( SATLINMAS ) Menurut Peraturan

Menteri Dalam Negeri RI No. 26 Tahun 2020 Tentang

Peyelenggaraan Ketertiban Umum Dan Ketentraman Serta

Perlindungan Masyarakat di Tinjau Dari Fiqhi Siyasah Studi di Rt

16, Kelurahan Sukarami Kecamatan Selebar kota Bengkulu.

F. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam proposal ini adalah terdiri dari

lima bab dengan rincian sebagai berikut :

BAB Pertama, Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan masalah, kegunaan penelitian, tinjauan

pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB Kedua, Tinjauan pustaka yang didalam nya terdapat peraturan

Menteri dalam negeri tentang satuan perlindungan masyarakat, kedudukan,

tugas dan hak satlimnas, konsep sistem keamanan masyarakat dalam islam,

dan konsep perlindungan masyarakat dalam fiqih siyyasah dusturiyyah.

BAB Ketiga, Gambaran umum objek penelitian didalam nya

termasuk profil masyarakat Kelurahan Sukarami, letak geografis,

kependudukan, sosial ekonomi, Pendidikan, sosial masyarakat, keagamaan,


22

kebudayaan, dan profil satuan perlindungan masyarakat di Kelurahan

Sukarami, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu.

BAB Keempat, Hasil penelitian dan analisis penelitian yang

merupakan pembahasan penelitian penulis

BAB Kelima, Penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran,

kemudian diakhiri dengan daftar pustaka dan lampiran.


BAB II

KAJIAN TEORI

A. Peraturan Mentri Dalam Negri Tentang Satuan Perlindungan

Masyarakat

Pertahanan Sipil (Hansip) ternyata memiliki perjalanan panjang,

bahkan cikal bakalnya telah ada sebelum indonesia merdeka. Pada masa

pemerintahan belanda, pemerintah belanda membentuk suatu organisasi yang

bertugas untuk melindungi masyarakat dari serangan udara musuh yang

dikenal dengan sebutan LBD (Lucht Bescherming Dients) atau perlindungan

pemecah udara. LBD ini dibentuk dari tingkat pusat sampai daerah yang

dikoordinir oleh pejabat-pejabat pemerintahan sipil. Kegiatannya meliputi

penerangan masyarakat, pemberitaan serangan udara musuh, perlindungan,

penyamaran, pemadam kebakaran, pertolongan pertama pada penderita

kecelakaan, pengungsian. Setelah jaman pemerintahan belanda, pada masa

pemerintahan jepang, hansip juga terus berkembang, pada tahun 1943

pemerintah jepang membentuk organisasi semacam LBD yang disebut

pertahanan sipil yang berfokus pada pertahanan dan keamanan, dan

perlindungan masyarakat terhadap serangan musuh. selain itu, juga dibebani

dalam hal penjagaan keamanan, pengumpulan dana, pengaturan bahan

makanan.19

19
Moh. Ilham Hamudy, “Eksistensi Satuan Perlindungan Masyarakat”. Jurnal Bina
Praja, Edisi No. 4 Vol.6 Litbang Kemendagri, 2014, h.262.
23
24

Selanjutnya setelah masa kemerdekaan, diterbitkan Keputusan Wakil

Menteri Pertama Urusan Pertahanan/Kemanan No. MI/A/72/62 tanggal 19

april tahun 1962 tentang peraturan pertahanan sipil. Aturan ini bertahan

sampai dengan tahun 1972, dan untuk pembinaan hansip diserahkan dari

menhamkam/pangab kepada mendagri. Hal ini dituangkan dalam Keputusan

Presiden No. 55 Tahun 1972 Tentang Pertahanan Sipil. Pada masa Presiden

Susilo Bambang Yudhoyono tugas dan fungsi pertahanan sipil semakin

diperluas yaitu terdiri dari penyempurnaan organisasi pertahanan sipil dan

organisasi perlawanan rakyat (wanra) dan keamanan rakyat (kamra) dalam

rangka penertiban pelaksanaan sistem pertahanan keamanan rakyat semesta,

memobilisasikan rakyat untuk kegiatan pertahanan negara, memobilasi

aktivitas masyarakat sipil dalam pertahanan negara melawan musuh.

Dalam perkembangannya setelah masuk dalam pembinaan

Kementerian dalam negeri, satuan hansip berfokus pada kegiatan untuk

membantu masyarakat dalam pengamanan lingkungan, membina ketertiban

masyarakat sosial masyarakat, membantu masyarakat ketika ada kegiatan-

kegiatan sosial seperti kematian, hajatan, upacara keagamaan, sampai

pembentukan dapur umum di desa atau kelurahan ketika ada bencana.

Pada tahun 2002, hansip kemudian berubah nama menjadi linmas

(Perlindungan Masyarakat) sesuai dengan aturan pelaksana Keputusan

Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2001 tentang struktur organisasi dan

tata kerja departemen dalam negeri. Meski begitu, perubahan itu hanya pada

label namanya saja, landasan hukum tentang tugas pokok, fungsi dan
25

perannya masih tetap sama, walaupun tugas pokoknya sudah berubah dari

pertahanan kemanan menjadi perlindungan masyarakat. Antara tugas

pokoknya sehari-hari dengan dasar hukum yang mengatur tugas pokok itu

terjadi perbedaan yang besar dilaksanakan oleh pemerintah daerah di bawah

satuan polisi pamong praja. Ini sesuai dengan isi dari UU 32 Tahun 2004

yang menyatakan urusan wajib yang menjadi kewenangan pemda provinsi,

kabupaten/kota, meliputi penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman

masyarakat termasuk di dalamnya perlindungan masyarakat.

Selanjutnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah dengan Keputusan Presiden No. 55 Tahun 1972 tentang

Penyempurnaan Organisasi Pertahanan Sipil dan Organisasi Perlawanan dan

Keamanan Rakjat dalam Rangka Penertiban Pelaksanaan Sistim Hankamrata

terdapat perbedaan. Keputusan Presiden fungsinya adalah untuk pertahanan

negara, sementara UU Nomor 32 Tahun 2004 fungsinya lebih kepada

perlindungan dan ketertiban masyarakat. Oleh karena itu pada tahun 2014

diterbitkan Peraturan Presiden No. 88 Tahun 2014 tentang Pencabutan

Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1972 Tentang Penjempurnaan

Organisasi Pertahanan Sipil Dan Organisasi Perlawanan Dan Keamanan

Rakjat Dalam Rangka Penertiban Pelaksanaan Sistim Hankamrata. Saat ini

hansip/linmas diatur dalam Permendageri No. 26 Tahun 2020 tentang

Penyelenggaraan Ketertiban Umum Dan Ketenteraman Masyarakat Serta

Pelindungan Masyarakat.20

20
Moh. Ilham Hamudy, “Eksistensi Satuan Perlindungan...., h. 263.
26

Istilah Linmas yang merupakan singkatan dari Perlindungan

Masyarakat telah mengalami Distorsi pengertian, sehingga terjebak dalam

anggapan umum yang hanya mengaitkan dengan sebuah fungsi dalam

masyarakat yaitu fungsi linmas atau lebih dikenal dengan pertahanan sipil.

Menurut kepada kenyataan tersebut maka perlu digali kembali tentang

pengertian istilah daripada Satuan Perlindungan Masyarakat tersebut.

Pengertian Satuan Perlindungan Masyarakat adalah Warga masyarakat yang

disiapkan dan dibekali pengetahuan serta keterampilan untuk melaksanakan

kegiatan penanganan bencana guna mengurangi dan memperkecil akibat

bencana,serta ikut memelihara keamanan, ketentraman dan ketertiban

masyarakat, kegiatan sosial kemasyarakatan.21

Pengertian Satuan Perlindungan Masyarakat menurut Peraturan

Menteri Dalam Negeri No. 84 Tahun 2014 memiliki beberapa unsur kata

yaitu:

1. Warga Masyarakat;

2. Yang Disiapkan dan Dibekali pengetahuan danketerampilan;

3. Penanganan Bencana dan memperkecil akibat Bencana;

4. Ikut memelihara keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat;

5. Ikut dalam Kegiatan Sosial Masyarakat.

Warga Masyarakat adalah bagian dari suatu Negara atau bagian dari

suatu Pemerintahan yang terdiri dari beberapa orang yang mempunyai

ideologi sama dan tinggal di daerah atau pemerintahan yang sama dan

21
Penjelasan Umum Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 84 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan Masyarakat.
27

mempunyai hak dan kewajiban yang sama yaitu untuk membela negaranya

bila diperlukan. Warga Masyarakat akan dikatakan Warga Masyarakat jika

telah disahkan oleh negara yang ditempatinya dan telah memenuhi syarat-

syarat sebagai rakyat atau warga. Selanjutnya terdapat pengertian bahwa

warga masyarakat mana yang disebut Satlinmas adalah yang telah di siapkan,

dibekali pengetahuan dan keterampilan tentang penanganan bencana dan ilmu

pengetahuan tentang mengurangi/memperkecil resiko bencana.

Pengertian sederhana adalah untuk melakukan hal-hal terkait

membantu memperkecil resiko bencana dimana nantinya satlinma akan

mendapatkan diklat yang biasanya akan diselenggarakan oleh satuan polisi

pamong praja pada tingkat kecamatan. Berkaitan dengan fungsi dalam

membantu memelihara keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat

maka satlinmas atau yang dulu dikenal dengan nama hansip menjadi

pendukung utama pihak kepolisian atau malah menjadi garda terdepan dalam

tata kehidupan masyarakat secara umum baik di desa ataupun di perkotaan.

Seorang anggota satlinmas yang hanya bekerja dengan sukarela, rela

berkorban untuk begadang pada malam hari, yang manakala mendapatkan

tugas dari pimpinanya yaitu kepala desa atau lurah. untuk menjaga kegiatan

pasar malam, hajatan, pemilihan walikota ataupun pemilihan capres dan

berbagai kegiatan sosial lainnya, yang ada di lingkungannya tersebut.22

22
Penjelasan Umum Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 84 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan Masyarakat.
28

B. Konsep Sistem Keamanan Masyarakat Dalam Islam

Syariat Islam mementingkan pembangunan masyarakat yang

berlandaskan pada asas kebenaran dan mementingkan masalah keamanan

serta kesejahteraan individu dan masyarakat. Selain itu, syariat Islam telah

menetapkan undangundang yang paling ampuh untuk menanggulangi

masalah kejahatan dan memberi hukuman kepada orang-orang yang

mengacau keamanan serta orangorang yang menyeleweng, agar masyarakat

merasa aman dari gangguan mereka. Setiap bentuk kejahatan berdasar

syari’at Islam akan menerima hukuman yang setimpal dengan perbuatannya.

Dan Islam menganjurkan kepada seluruh kaum muslimin agar

jangan ragu-ragu didalam melaksanakan hukuman-hukuman tersebut, dan

janganlah sekali-kali menaruh belas kasihan terhadap pelaku kejahatan. Al-

Qur’an tidaklah menentukan hukuman yang berat , kecuali pada kejahatan

yang besar dan maksiat-maksiat yang berbobot, yaitu bentuk kejahatan dan

kemaksiatan yang menggoyahkan stabilitas keamanan dan yang merusak

masyarakat. Stabilitas keamanan sangat erat hubungannya dengan keimanan.

Ketika keimanan lenyap, niscaya keamanan akan tergoncang. Dua unsur ini

saling mendukung. Allah Azza wa Jalla berfirman dalam QS al-An’am 82 :


29

‫ٰۤل‬
ࣖ ‫َاَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا َو َلْم َيْلِبُسْٓو ا ِاْيَم اَنُهْم ِبُظْلٍم ُاو ِٕىَك َلُهُم اَاْلْم ُن َو ُهْم ُّم ْهَتُدْو َن‬

Artinya : “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman


mereka dengan dengan kezhaliman, mereka itulah orang-orang
yang mendapatkan keamanan, dan mereka itu adalah orang-orang
yang mendapat petunjuk” 23

Bagaimana mungkin seorang muslim dapat melaksanakan amalan

sesuai dengan tuntunan petunjuk, jika ia merasa takut. Begitu pentingnya,

sampai-sampai Nabi Ibrahim Alaihissallam memohon kepada Allah curahan

keamanan sebelum meminta kemudahan rizki. Sebab orang yang didera rasa

takut, tidak akan bisa menikmati lezatnya makan dan minum. Allah Azza wa

Jalla menceritakan permohonan Nabi Ibrahim Alaihissallam dalam firman-

Nya QS Al-Baqarah 126 :

‫َو ِاْذ َقاَل ِاْبٰر ٖه ُم َر ِّب اْج َع ْل ٰه َذ ا َبَلًدا ٰا ِم ًنا َّو اْر ُز ْق َاْهَلٗه ِم َن الَّثَم ٰر ِت َم ْن‬
‫ٰا َم َن ِم ْنُهْم ِباِهّٰلل َو اْلَيْو ِم اٰاْل ِخ ِۗر َقاَل َو َم ْن َكَفَر َفُاَم ِّتُع ٗه َقِلْياًل ُثَّم َاْض َطُّر ٓٗه ِاٰل ى َع َذ اِب‬
‫الَّناِر ۗ َو ِبْئَس اْلَم ِص ْيُر‬

Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim bedo’a : Wahai, Rabbku,


jadikanlah negeri ini negeri aman sentausa dan berikanlah rizki
dari buah-buahan kepada “penduduknya yang beriman diantara
mereka kepada Allah dan hari kemudian”.24

Secara eksplisit, beliau mendahulukan permohonan keamanan

daripada permohonan rizki. Dari sini, generasi Salaf telah memaklumi betapa

mahal nilai keamanan. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla benar-benar telah


23
Departemen agama RI,Al-An’am- al-quran dan terjemahannya
( Bandung,Diponegoro,2013 ) h.138
24
Departemen agama RI,Al-Baqarah- al-quran dan terjemahannya
( Bandung,Diponegoro,2013 ) h.19
30

memberikan anugerah besar kepada bangsa Arab, (yaitu) dengan menjadikan

tanah mereka sebagai tanah haram (suci), membebaskan mereka dari rasa

ketakutan, memberi makan mereka dari kelaparan. Allah Azza wa Jalla

berfirman dalam QS Al-Quraisy 3-4 :

)٤( ‫) ٱَّلِذٓى َأۡط َع َم ُهم ِّم ن ُجوٍ۬ع َو َء اَم َنُهم ِّم ۡن َخۡو ِۭف‬٣( ‫َفۡل َيۡع ُبُد وْا َر َّب َهٰـ َذ ا ٱۡل َبۡي ِت‬

Artinya : “Maka hendaklah mereka menyembah Rabb pemilik rumah ini


(Ka’bah) yang telah memberi makanan kepada mereka untuk
menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan”.25

Orang-orang yang meneriakan slogan untuk mewujudkan keamanan

tanpa mengusung nilai-nilai Islam, tidak akan berhasil. Stabilitas keamanan

hanya akan tercipta dengan kembali ke syari’at Islam, menegakkan hukum-

hukum Islam dan mengaplikasikan etika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dalam sebuah ayat, Allah menjanjikan orang-orang yang beriman yang

mengamalkan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah untuk menggantikan rasa

takut mereka dengan curahan rasa aman. Ingatlah janji Allah pasti terlaksana

sebagaimana firmannya dalam QS An-Nur 55 :

‫َو َعَد ٱُهَّلل ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنوْا ِم نُك ۡم َو َع ِم ُلوْا ٱلَّص ٰـِلَحٰـِت َلَيۡس َتۡخ ِلَفَّنُهۡم ِفى ٱَأۡلۡر ِض َڪ َم ا‬
‫ٱۡس َتۡخ َلَف ٱَّلِذ يَن ِم ن َقۡب ِلِهۡم َو َلُيَم ِّك َنَّن َلُهۡم ِد يَنُہُم ٱَّلِذ ى ٱۡر َتَض ٰى َلُهۡم َو َلُيَبِّد َلَّنُہم ِّم ۢن َبۡع ِد‬
‫ً۬ن‬
‫َخۡو ِفِهۡم َأۡم ۚ‌ا َيۡع ُبُدوَنِنى اَل ُيۡش ِر ُك وَن ِبى َش ۡي ً۬ٔـ ۚ‌ا َو َم ن َڪ َفَر َبۡع َد َذ ٲِلَك َفُأْو َلٰٓـِٕٮَك ُهُم‬
‫ٱۡل َفٰـِس ُقوَن‬

25
Departemen agama RI, Al-Quraisy - al-quran dan terjemahannya
(Bandung,Diponegoro,2013) h.602
31

Artinya : “Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara


kamu dan mengerjakan amal-amal shalih bahwa Dia akan
menjadikan mereka berkuasa dan sungguh Dia akan meneguhkan
bagi mereka agama mereka yang diridhaiNya untuk mereka dan
Dia benar-benar akan mengganti (keadaan) mereka sesudah
mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap
menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu pun
dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji)
itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik”. 26

Cara penting yang harus ditempuh dalam menciptakan keamanan,

(ialah dengan) menyebarkan dakwah menuju aqidah yang benar kepada umat

manusia dan membasmi kesyirikan, besar maupun kecil. Dengan inilah akan

tercapai janji Allah. Allah Azza wa Jalla tidak mengingkari janjiNya.

Keamanan dikumandangkan setiap individu, masyarakat dan negara. Sebab

kehidupan mereka tidak akan normal, kecuali dengan terciptanya stabilitas

kemanan. Ada sekian mekanisme yang ditempuh berbagai negara demi

terciptanya keamanan. Sebagian negara mempraktekkan bahasa pukulan,

penganiayaan dan memaksakan kehendak kepada rakyat demi mengais

kemanan. Pendekatan ini dikenal dengan diktatorisme. Sebaliknya, ada

negara mengira dapat meraih keamanan dengan melepaskan kendali dan

membebaskan para penjahat dan orang-orang perusak norma dengan slogan

liberalisme. Negara lain mencoba merengkuh keamanan dengan pemanfaatan

teknologi mutakhir dalam mendeteksi dan mengejar para pelaku kriminal.27

26
Departemen agama RI, An-Nur - al-quran dan terjemahannya
(Bandung,Diponegoro,2013 ) h.357
27
Syaikh Dr Muhammad Musa Alu Nashr Rahimahullah “Pentingnya Stabilitas
Keamanan Dalam Islam” artikel di akses pada 31 juli 2023 dari
https://binbaz.or.id/pentingnya-stabilitas-keamanan-dalam-islam/#google_vignette
32

Cara-cara diatas tidak efektif. Sebab kemanan yang hakiki hanya

akan terwujud dengan menghidupkan spirit totalitas penghambaan kepada

Allah Azza wa Jalla, menegakkan syari’at Allah Azza wa Jalla, menebarkan

qaidah yang benar dan penanaman moral Islam. Ini akan memberikan

pengekangan pada jiwa. Orang yang tidak takut kepada Allah Azza wa Jalla

dan tidak memiliki rasa muraqabah (rasa selalu dalam pengawasan Allah,

kepada Allah, langkahnya tidak terbatas dan berhenti dihadapan larangan

Allah Azza wa Jalla.Allah Azza wa Jalla berfirman dalam Al-Baqarah179 :

‫َو َلُك ۡم ِفى ٱۡل ِقَص اِص َح َيٰو ٌ۬ة َيٰٓـُأْو ِلى ٱَأۡلۡل َبٰـِب َلَع َّلُڪۡم َتَّتُقوَن‬

Artinya : “Dan dalam (pelaksanaan) qishash itu ada (jaminan kelangsungan)


hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu
bertaqwa”.28

Jadi, keamanan hanya akan tercipta dengan keimanan dan dengan

realisasi mewujudkan nilai-nilainya dalam kehidupan bermasyrakat. Dalam

menggambarkan pentingnya keamanan, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam

bersabda.

‫َم ْن َأْص َبَح ِم ْنُك ْم آِم ًنا ِفْي ِس ْر ِبِه ُمَع اُفى ِفي َج َسِدِه ِع نَد ُه ُقوُت َيْو ِمِه َفَك َأ‬
‫َنَم ا ِح يَز ْت َلُه الُد ْنَيا‬

28
Departemen agama RI, Al-Baqarah - al-quran dan terjemahannya
(Bandung,Diponegoro,2013 ) h.20
33

Artinya : “Barang siapa merasa aman di tempat tinggalnya, tubuhnya sehat


danmempunyai bekal makan hari itu, seolaholah dunia telah ia kua
sai dengan keseluruhannya”.(Hadits Riwayat Tirmidzi No. 2268)29

Terciptanya keamanan dalam masyarakat menuntut rasa syukur.

Dengan syukur, nikmat Allah Azza wa Jalla akan senantiasa didapatkan.

Allah memerintahkan Nabi Dawud Alaihisallam untuk bersyukur. Allah Azza

wa Jalla berfirman dalam QS Saba 13 dan Ibrahim 7:

‫َيۡع َم ُلوَن َلُه ۥ َم ا َيَش ٓاُء ِم ن َّمَحٰـ ِر يَب َو َتَم ٰـِثيَل َو ِج َفاٍ۬ن َك ٱۡل َج َو اِب َو ُقُد وٍ۬ر‬
‫َّراِس َيٰـ ٍۚت ٱۡع َم ُلٓو ْا َء اَل َداُو ۥَد ُش ۡك ً۬ر ۚا َو َقِليٌ۬ل ِّم ۡن ِع َباِدَى ٱلَّشُك وُر‬

Artinya : “Bekerjalah wahai keluarga Dawud untuk bersyukur (kepada


Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima
kasih”.30

‫ۡذ َتَأَّذ َن َر ُّبُك ۡم َل ن َش َڪۡر ُتۡم َأَل يَد َّنُك ۡمۖ‌ َل ن َڪ َفۡر ُتۡم َّن َع َذ ا ى َلَش ِد يٌ۬د‬
‫ِب‬ ‫ِإ‬ ‫َو ِٕٮ‬ ‫ِز‬ ‫ِٕٮ‬ ‫َو ِإ‬

Artinya : “Jika kamu bersyukur, niscaya Aku benar-benar akan menambah


(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatku), maka
sesungguhnya siksaKu sangat pedih”.31

Jika sebuah pemerintahan atau masyarakat benar-benar mencita-

citakan terciptanya keamanan di lingkungannya, hendaknya mengacu kepada

29
Mukoyah, Agus Suyadi Raharusun” Studi Kritik Hadis tentang Kesehatan Mental”
Hadits Riwayat Tirmidzi no.2268 Conference Series, v, no 8 (Desember 2022) : h 1.
30
Departemen agama RI, Saba 34 - al-quran dan terjemahannya
(Bandung,Diponegoro,2013 ) h.429
31
Departemen agama RI, Ibrahim 14 - al-quran dan terjemahannya
(Bandung,Diponegoro,2013 ) h.256
34

agama Allah Azza wa Jalla yang memberikan perhatian ekstra terhadapnya

dalam banyak ayat. Sebenarnya ini telah disadari sebagian Lembaga

Pemasyarakatan. Para nara pidana dianjurkan untuk masuk Islam, karena

ditengarai akan memperbaiki akhlak mereka32

C. Kedudukan, Tugas, Dan Hak Satlinmas

Satuan perlindungan masyarakat memiliki tugas utama untuk

membantu keamanan dan ketertiban didalam masyarakat. Fungsi memberikan

perlindungan masyarakat merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh

linmas, dengan demikian pembinaan terhadap linmas sejak 2004 dilaksanakan

oleh pemerintah daerah di bawah satuan polisi pamong praja (Satpol PP). Ini

sesuai dengan isi dari Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah yang menyatakan urusan wajib menjadi kewenangan

pemerintah provinsi, kabupaten/kota, meliputi penyelenggaraan ketertiban

umum dan ketentraman masyarakat termasuk di dalamnya perlindungan

masyarakat.

Sejalan dengan beriringnya waktu Undang Undang No 32 Tahun

2004 Tentang Pemerintahan Daerah dengan Keputusan Presiden No 55 Tahun

1972 Tentang Penyempurnaan Organisasi Pertahanan Sipil dan Organisasi

Perlawanan Rakyat (Wanra) dan Keamanan Rakyat (Kamra) dalam rangka

penertiban pelaksanaan sistem pertahanan keamanan rakyat dirasakan sudah

tidak sesuai, sementara Undang-Undang No 32 Tahun 2004 Tentang

32
Syaikh Dr Muhammad Musa Alu Nashr, Pentingnya Stabilitas Keamanan dalam Islam,
diakses dari: https://almanhaj.or.id/3933-pentingnya-stabilitas-keamanan-dalam-islam.html, Pada
Tanggal 8 Juli 2018 Pukul 15:25.
35

Pemerintahan Daerah lebih menekankan pada perlindungan dan ketertiban

masyarakat. Untuk itu, Kementerian Dalam Negeri mengajukan permohonan

kepada presiden untuk mencabut Keputusan Presiden tersebut melalui melalui

Peraturan Presiden No 88 Tahun 2014 Tentang Pencanbutan Keputusan

Presiden Nomor 55 Tahun 1972 Penyempurnaan Organisasi Pertanahan Sipil

dan Organisasi Perlawanan Rakyat (Wanra) dan Keamanan Rakyat (Kamra)

dalam rangka penertiban pelaksanaan sistem pertahanan keamanan rakyat

supaya Linmas bisa dikembangkan lebih lanjut. Kemudian sampailah kepada

diterbitkannya Peraturan Presiden No. 88 Tahun 2014 tentang pencabutan

Keputusan Presiden No. 55 Tahun 1972 tentang Penyempurnaan Organisasi

Pertanahan Sipil dan Organisasi Perlawanan Rakyat (Wanra) dan Keamanan

Rakyat (Kamra) dalam rangka penertiban pelaksanaan sistem pertahanan

keamanan rakyat, mulai saat itu terdapat kekosongan peraturan tentang

perlindungan masyarakat maupun pertahanan sipil, dengan dicabutnya

Keputusan Presiden No. 55 Tahun 1972, merupakan momen yang tepat untuk

segera menata ulang satuan perlindungan masyarakat agar keberadaannya

lebih berkembang dan dapat dirasakan peran serta manfaatnya oleh

masyarakat.33

Penataan ulang Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas)

sebaiknya dimulai dari regulasinya terlebih dahulu, didalam Undang Undang

23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan peraturan lainnya terdapat 7

peraturan yang mendefinisikan peran Satlinmas menggunakan kata

33
Gunawan, “Peran Satuan Perlindungan Masyarakat di Kabupaten Cilacap”. Jurnal Bina
Praja, Edisi No. 4 Vol. 7, Litbang Kemendagri, 2015, h. 348.
36

keamanan, sedangkan peran keamanan merupakan urusan wajib pemerintah

secara absolut yang tertuang

Undang-undang 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah Pasal

10 Ayat 1 menyebutkan bahwa terdapat 6 (enam) urusan pemerintahan secara

absolut yang menjadi kewenangan pemerintah pusat yang terdiri dari:

a. Politik luar negeri,

b. Pertahanan,

c. Keamanan,

d. Yustisi,

e. Moneter dan fiskalnasional,

f. Agama34

Keenam (6) urusan absolut itulah yang menjadi kewenangan

pemerintah pusat untuk dilaksanakan dan tidak dapat digangu gugat,

sedangkan pemerintah daerah diberi kewenangan untuk mengurus yang

berkaitan dengan urusan wajib dan urusan pilihan.

Sesuai dengan Undang-undang 23 Tahun 2014 Tentang

Pemerintahan Daerah Pasal 12 Ayat 1 urusan pemerintahan wajib yang

berkaitan dengan pelayanan dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat

(2) meliputi:

1. Pendidikan

2. Kesehatan

3. Pekerjaan umum dan penataan ruang

4. Perumahan rakyat dan kawasan permukiman


34
Pasal 10 Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
37

5. Ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat

6. Sosial.

Sebagaimana diketahui masih banyak peraturan-peraturan yang

mendifinisikan Satuan Perlindungan Masyarakat seperti didalam Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Penugasan Satlinmas

dalam Penanganan Ketenteraman, Ketertiban, dan Keamanan

Penyelenggaraan Pemilihan Umum, kata keamanan tertuang dalam Pasal 1

ayat 1 disebut bahwa Satlinmas adalah warga masyarakat yang disiapkan dan

dibekali pengetahuan serta keterampilan untuk melaksanakan kegiatan

penanganan bencana guna mengurangi dan memperkecil akibat bencana, serta

ikut memelihara keamanan, ketentraman, dan ketertiban masyarakat serta

kegiatan sosial kemasyarakatan. Definisi Satlinmas itu sendiri terdapat

kandungan arti tugas-tugas yang merupakan penjabaran dari urusan

pelayanan dasar yang menjadi kewenangan dari pemerintah daerah yang

dilaksanakan oleh anggota Satlimas, Urusan- urusan tersebut selain terdapat

dalam Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, semua

urusan yang menjadi kewenangan pemerintah dan pemerintah daerah

provinsi, kabupaten/kota, pembagian urusan pemerintahan, bahwa urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah meliputi politik luar

negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta

agama, selanjutnya urusan pemerintahan yang dibagi bersama antara

tingkatan dan/atau susunan pemerintahan adalah semua urusan pemerintahan


38

di luar urusan pemerintah, dan adapun tugas,hak dan kewajiban dari satlimnas

ini yaitu :

1. Membantu Pengamanan Ketentraman Ketertiban dan Keamanan dalam

Penyelenggaraan Pemilu. Pemilihan Umum, selanjutnya disebut

Pemilu, adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang

diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil

dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945.35Tujuan diadakannya pemilu tersebut itu bermacam-macam,

mulai dari pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, pemilihan Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah , serta pemilihan anggota Dewan

Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

Dalam Pelaksanaan Pemilu, Komisi Pemilihan Umum membentuk

Panitia Pemilihan Kecamatan yang selanjutnya di sebut dengan PPK

yaitu bertujuan untuk penyelenggaraan Pemilu pada tingkat Kecamatan

atau nama lain. Acara bentuk demokrasi dari rakyat ini tentunya di

butuhkan pengamanan yang kuat di karenakan Pemilu ini merupakan

acara yang rawan terjadi keributan. Keributan yang di maksud adalah

adanya perbedaan golongan yang ada dalam pencalonan dari pada

orang yang akan dipilih tersebut, karena tentunya dari masing-masing

golongan partai mengadakan kampanye yaitu sebuah tindakan dan

usaha yang bertujuan mendapatkan pencapaian dukungan yang


35
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 10 Tahun 2009 tentang Penugasan Satuan
Perlindungan Masyarakat Dalam Penanganan Ketentraman, Ketertiban, Dan Keamanan
Penyelenggaraan Pemilihan Umum.
39

dilakukan dengan sekelompok orang atau masyarakat. Maka dari itu

disini Satlinmas di beri Tugas dalam pengamanan dan menjaga

ketertiban selama berlangsungnya pemilu pada tingkat Kecamatan

ataupun Desa tersebut. Dalam Pelakasanaan Tugas pengamanan pemilu

tersebut Satlinmas dibagi dengan beberapa tugas, berikut beberapa

pembagian tugas dalam pengamanan penyelenggaraan Pemilu yang

dilakukan oleh Satlinmas:

a. Pengamanan Selama Kampanye. Selama Kampanye Satlinmas

melakukan pengamanan dengan cara mendeteksi secara dini

ancaman faktual yang dapat mengganggu proses jalannya

kampanye, ancaman tersebut dapat berupa

pencabutan/perusakan/pembakaran tanda calon peserta Pemilu,

Perusakan kantor Partai Politik(Parpol) yang mengajukan calon

peserta Pemilu, perkelahian antara peserta kampanye dengan

masyarakat , dan dari terror atau sabotase yang dapat memicu

kerusuhan massa pada saat kampanye terjadi. Dalam melakukan

Pengamanan tersebut tentunya Satlinmas tidak lupa melakukan

koordinasi dengan pihak Kepolisian.36

b. Pengamanan Pada Masa Tenang. Pada masa tenang Pemilu

Satlinmas memiliki tugas antara lain membantu membersihkan

tanda-tanda gambar atau alat peraga kampanye yang dipasang oleh

peserta pemilu, membantu mengamankan pengumuman ketua KPPS


36
Pasal 11 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 10 Tahun 2009 tentang Penugasan
Satuan Perlindungan Masyarakat Dalam Penanganan Ketentraman, Ketertiban, Dan Keamanan
Penyelenggaraan Pemilihan Umum,
40

tentang tempat dan waktu pemungutan suara kepada peserta Pemilu,

membantu memelihara dan menjaga keamanan Tempat Pemungutan

Suara (TPS) yang sudah dibuat, membantu menjaga keamanan

barang-barang keperluan Pemilu, membantu aparat penyelenggara

Pemilu dan aparat keamanan dalam mengamankan dan menertibkan

masa tenang.37

c. Pelaksanaan penanganan pada tahap pemungutan suara dan

pemungutan suara ulang. Satlinmas melakukan pengamanan dan

penertiban di TPS pengamanan tersebut berbentuk, melakukan

pemeriksaan di dalam TPS dan sekelilingnya bersama ketua dan

seluruh anggota KPPS beserta saksi yang hadir, menjaga

ketentraman dan ketertiban para pemilih di tempat yang ditentukan,

mempersilahkan para pemilih yang akan masuk ke TPS dan

menerima titipan dari pemilih berupa senjata api, senjata tajam dan

barang-barang lainya yang tidak diperbolehkan dibawa ke dalam

TPS dan barang-barang tersebut dapat diambil kembali setelah

pemilih akan meninggalkan TPS tersebut. Kemudian selama proses

perhitungan suara Satlinmas juga melakukan pengamanan antara

lain, mengatur ketertiban para pemilih yang akan memilih dan

masyarakat yang akan menyaksikan pelaksanaan perhitungan suara

di TPS, kemudian mengawal pengiriman kotak suara dari TPS ke

Panitian Pemungutan Suara (PPS) di kantor Kepala Desa atau


37
Pasal 12 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 10 Tahun 2009 tentang Penugasan
Satuan Perlindungan Masyarakat Dalam Penanganan Ketentraman, Ketertiban, Dan Keamanan
Penyelenggaraan Pemilihan Umum.
41

Kepala Kelurahan setelah KPPS membuat berita acara dan sertifikat

hasil perhitungan suara di TPS, dan yang terakhir adalah mengawal

pengiriman kotak suara dan berita acara dari Panitia Pemungutan

Suara (PPS) ke Panitia Pemungutan Suara Kecamatan (PPK) di

kantor kecamatan setelah Panitia Pemungutan Suara (PPS)

membuat berita acara tentang penerimaan dan rekapitulasi jumlah

suara untuk tingkat desa tau kelurahan.38

D. Konsep Perlindungan Masyarakat Fiqih Siyyasah Dusturiyyah

Dalam konsep Islam, keamanan menjadi kewajiban bagi setiap

manusia untuk menjaganya. Dalam konsep Tata Negara Islam atau Fiqh

Siyasah, penetapan tetang aturan sebagai landasan hukum untuk menetapkan

suatu perkara, termasuk didalamnya tentang kewajiban menjaga keamanan

terdapat dalam kajian Siyasah Dusturiyyah Syar’iyyah (kebijaksanaan tentang

peraturan perundang-undangan). Siyasah Dusturiyyah Syar’iyyah adalah

siyasah yang berhubungan dengan peraturan dasar tentang bentuk

pemerintahan dan batasan kekuasaanya yang lazim bagi pelaksanaan urusan

umat, dan ketetapan hak-hak yang wajib bagi individu dan masyarakat, serta

hubungan antara penguasa dan rakyat.39 Dengan kata lain yakni yang

mengatur hubungan antar warga Negara dengan lembaga Negara yang satu

dengan warga Negara dan lembaga Negara yang lain dalam batas-batas

admistrasi suatu Negara. Oleh karena itu biasanya dibatasi hanya membahas

persoalan pengaturan dan perundang-undangan yang dituntut dengan prinsip-


38
Pasal 13 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 10 Tahun 2009 tentang Penugasan
Satuan
39
Iqbal, Muhammad. Fiqh Siyasah. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007., h. 13
42

prinsip agama dan merupakan realisasi kemasyarakatan manusia serta

memenuhi kebutuhannya.

Dalam Fiqih Siyasah Dusturiyyah terdapat cakupan yang membahas

persoalan rakyat, statusnya dan hak-haknya. Rakyat terdiri dari Muslim dan

non Muslim, adapun hak-hak rakyat, Abu A’la al-Maududi menyebutkan

bahwa hak-hak rakyat adalah sebagai berikut:

1. Perlindungan terhadap hidupnya, hartanya dan kehormatannya

2. Perlindungan terhadap kebebasan pribadi.

3. Kebebasan menyatakan pendapat dan keyakinan.

4. Terjamin kebutuhan pokok hidupnya, dengan tidak membedakan kelas

dan kepercayaan.40

Abdul Kadir Audah menyebutkan dua hak, yaitu: hak persamaan dan

hak kebebasan, beraqidah, berbicara, berpendidikan dan memiliki .

Sedangkan kewajiban rakyat adalah untuk taat dan membantu serta berperan

serta dalam program-program yang digariskan untuk kemaslahatan bersama.

Apabila kita sebut hak imam adalah ditaati dan mendapatkan bantuan serta

partisipasi secara sadar dari rakyat, maka kewajiban dari rakyat untuk taat dan

membantu serta dalam program-program yang digariskan untuk kemaslahatan

bersama. Allah SWT, telah memberikan gambaran tentang kewajiban

menjaga keamanan, sebagaimana dalam Al-Quran Surat Al-An’am Ayat : 82

berikut ini:
‫َٰٓل‬
‫ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنوْا َو َلۡم َيۡل ِبُس ٓو ْا ِإيَٰم َنُهم ِبُظۡل ٍم ُأْو ِئَك َلُهُم ٱَأۡلۡم ُن َو ُهم ُّم ۡه َتُد وَن‬

40
Djazuli, H. A..Fiqh Siyâsah. Jakarta: Kencana, 2007., h. 30
43

Artinya : “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman


mereka dengan kezaliman (syirik), mereka Itulah yang mendapat
keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat
petunjuk.”

Dalam Al-Qur’an Surat An-Nur Ayat : 55, Allah SWT berfirman :

‫َو َع َد ٱُهَّلل ٱَّل ِذ يَن َء اَم ُن وْا ِم نُك ۡم َو َع ِم ُل وْا ٱلَّٰص ِلَٰح ِت َلَيۡس َتۡخ ِلَفَّنُهۡم ِفي‬
‫ٱَأۡلۡر ِض َك َم ا ٱۡس َتۡخ َلَف ٱَّل ِذ يَن ِم ن َقۡب ِلِهۡم َو َلُيَم ِّك َنَّن َلُهۡم ِد يَنُهُم ٱَّل ِذ ي‬
‫ٱۡر َتَض ٰى َلُهۡم َو َلُيَبِّد َلَّنُهم ِّم ۢن َبۡع ِد َخ ۡو ِفِهۡم َأۡم ٗن ۚا َيۡع ُب ُدوَنِني اَل ُيۡش ِر ُك وَن‬
‫َٰٓل‬
‫ِبي َش ٗٔ‍ۡي ۚا َو َم ن َكَفَر َبۡع َد َٰذ ِلَك َفُأْو ِئَك ُهُم ٱۡل َٰف ِس ُقوَن‬

Artinya : “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di


antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia
sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka
bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum
mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi
mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia
benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka
dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap
menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu
apapun dengan aku. dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah
(janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik.”

Islam telah mengajarkan bahwa perlindungan keamanan bagi

masyarakat harus dikumandangkan oleh setiap individu, masyarakat itu

sendiri dan khususnya oleh negara. Sebab kehidupan mereka tidak akan

normal, kecuali dengan terciptanya stabilitas keamanan, yang diatur oleh

sistem pemerintahan yang baik.


44
45

BAB III

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Letak Geografis

Kelurahan Sukarami ada empat Rukun Warga (RW) dan 24 Rukun

Tetangga (RT). Namun seiring dengan perkembangan masyarakat, pada tahun

2022 jumlah Rukun Warga (RW) Kelurahan Sukarami telah menjadi 7 yang

meliputi 33 Rukun Tetangga (RT). Kelurahan Sukarami memiliki wilayah

seluas 585 Ha dengan batas wilayah sebagai berikut:

a Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Pagar Dewa

b Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Sumur Jaya

c Sebelah Selatan berbatasan dengan Pekan Sabtu

d Sebelah Barat berbatasan dengan Bumi Ayu

Sedangkan bentangan alam Kelurahan Sukarami dapat dilihat sebagai berikut:

a Dataran rendah : 133,490 Ha

b Dataran tinggi : 215,030 Ha

c Berbukit-bukit : 166,700 Ha

d Rawa : 33, 380 Ha

e Gambut : 37,000 Ha41

41
Profil Kelurahan Sukarami, tahun 2022
45
46

B. Kependudukan
1. Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 3.1
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah Penduduk Jumlah Persentase


Berdasarkan Jenis (jiwa) (%)
Kelamin

Pria 3588 51,95


Wanita 3318 49,05
Jumlah 6906 100
Sumber: Profil Kelurahan Sukarami Tahun 2022

Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa jika dilihat dari jenis

kelamin terlihat bahwa penduduk Kelurahan Sukarami memiliki jumlah

yang tidak begitu jauh antara pria dan wanita. Jumlah pria lebih tinggi,

yakni 3588, sedangkan wanita 3318.

2. Jumlah Penduduk Menurut Umur

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Menurut Umur

Jumlah Penduduk Jumlah Persentase


Menurut Umur (Jiwa) (%)
0-4 474 6,86
5-9 565 8,18
10-14 502 7,27
15-19 683 9,89
20-24 683 9,89
25-29 538 7,79
30-34 625 9,05
35-39 566 8,20
40-44 545 7,89
45-49 446 6,46
50-54 288 4,17
55-59 141 2,04
60-64 40 0,58
65-69 39 0,56
47

70-74 340 4,92


75-79 266 3,85
>
80 165 2,39
Jumlah Penduduk 6906 100
Sumber: Profil Kelurahan Sukarami Tahun 202242

C. Keadaan Ekonomi

Klasifikasi penduduk Kelurahan Sukarami menurut status perkerjaan

adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3 Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Perkerjaan

Jumlah Penduduk Jumlah


Berdasarkan (Jiwa)
Pekerjaan

PNS 557
Honor 91
Dokter 1
Bidan 29
TNI 15
POLRI 39
Karyawan 387
Supir 218
Buruh 378
Satlimnas 12
Wiraswasta 5300
Pembantu 10
Sumber : Profil Kelurahan Sukarami Tahun 2022

Beradasarkan tabel di atas dapat dipahami bahwa penduduk

Kelurahan Sukarami memiliki variasi pekerjaan. Untuk penduduk yang

bekerja sebagai Satlimnas sebanyak 12 orang.

D. Keadaan Pendidikan

Di Kelurahan Sukarami terdapat 3 (tiga) sekolah negeri untuk


42
Profil Kelurahan Sukarami, tahun 2022
48

masing- masing tingkat pendidikan dan 2 (dua) PAUD yakni:

1) Pendidikan Anak Usia Dini : Al-Khair dan Teratai Indah

2) Tingkat Sekolah Dasar : SD N 66

3) Tingkat Sekolah Menengah Pertama : SMP N 20

4) Tingkat Sekolah Menengah Atas : SMA N 10.43

E. Keadaan Keagamaan

Tabel 3.4

Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama dan Kepercayaan

Jumlah Penduduk Jumlah Persentase


Berdasarkan Agama (Jiwa) (%)
dan Kepercayaan

Islam 6786 98,26

Kristen 113 1,64

Budha 0 0

Hindu 7 0,10

Khonghuchu 0 0

Kepercaayaan 0 0

Jumlah 6906 100

Sumber: Profil Kelurahan Sukarami Tahun 2022


Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat

Kelurahan Sukarami mayoritas beragama islam dengan presentase

98,26%, sedangkan masyarakat beragama Kristen 1,64%, dan

masyarakat beragama Hindu hanya 0,10%. Adapun jumlah penduduk

berdasarkan Etnis/Suku, sebagai berikut :

Tabel 3.5
43
Profil Kelurahan Sukarami, tahun 2022
49

Penduduk Berdasarkan Etnis/Suku

Jumlah Penduduk Jumlah Persentase


Berdasarkan (Jiwa) (%)
Etnis/Suku

Suku Jawa 501 7,25

Suku Sumatra 6282 90,99

Suku Kalimantan 0 0

Suku Sulawesi 121 1,75

Suku Maluku 0 0

Etnis Cina 0 0

Lainnya 0 0

Jumlah 6906 100

Sumber: Profil Kelurahan Sukarami Tahun 2022

F. Keadaan Sosial Budaya

Secara sosial kehidupan masyarakat Kelurahan Sukarami Kota

Bengkulu pada saat ini sudah cukup modern, ini dapat dilihat dari tata cara

kehidupan masyarakat yang sudah mulai mengikuti budaya luar, contohnya

dari cara berpakaian sesuai dengan perkembangan zaman yang semakin maju.

Meskipun demikian, masih banyak masyarakat yang hidupnya secara

tradisional. Hal ini dikarenakan masyarakat tidak bisa meninggalkan budaya

yang dibawah nenek moyang terdahulu 44

G. Profil Satuan Perlindungan Masyarakat Kelurahan Sukarami

Satuan perlindungan masyarakat di Kelurahan Sukarami dibawah

naungan Polisi Pamong Peraja Kota Bengkulu, dan dibagi kembali per-

44
Profil Kelurahan Sukarami, tahun 2022
50

kecamatan, kemudian diawasi & diperintah langsung oleh kelurahan. Dan

kelurahan membagi kembali anggota dari Satuan Perlindungan Masyarakat ke

setiap masing-masing rukun tetangga (RT) yang ada di Kelurahan Sukarami,

di Kelurahan Sukarami terdapat 33 rukun tetangga (RT) dan setiap RT itu

dikontrol & diawasi oleh 2 orang anggota satlimnas. Pada RT 16 dikontrol &

diawasi langsung oleh bapak Edi Bandu dan bapak M Edi Wijaya yang setiap

per-tiga bulannya memberikan laporan kegiatan kepada pihak kelurahan

bagian kepala satuan tugas. Berikut adalah bagan 3.1 - 3.2 yang menjelaskan

struktur satuan perlindungan masyarakat di Rt 16 Kelurahan Sukarami dan

struktur oprasial satuan perlindungan masyarakat Kelurahan Sukarami,

Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu :

BAGAN 3.1

STRUKTUR SATUAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT DI RT 16

KELURAHAN SUKARAMI,

KECAMATAN SELEBAR, KOTA BENGKULU

KEPALA SATPOL PP

KOTA BENGKULU

KEPALA KECAMATAN SELEBAR

Drs. Sehmi, M.Pd

KEPALA KELURAHAN SUKARAMI

Pirmansah, S.Sos
KEPALA SATUAN TUGAS

Rosa Dewi Ariyani, SS


KEPALA SATLINMAS

Gunawan
51

ANGGOTA
ANGGOTA

Edi Bandu
M. Edi Wijaya
52

BAGAN 3.2

STRUKTUR OPRASIAL SATUAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KELURAHAN SUKARAMI,

KECAMATAN SELEBAR, KOTA BENGKULU

KEPALA SATPOL PP

KOTA BENGKULU
KEPALA KECAMATAN SELEBAR

KEPALA KELURAHAN SUKARAMI

KEPALA SATUAN TUGAS

Rosa Dewi Ariyani, SS


KEPALA SATLINMAS

DANRU DANDRU DANRU


DANRU DANRU

Kesiapan Dan Kewaspadaan Pertolongan Pertama Pada Penyelamatan Dan Evaluasi


Pengamanan Dapur Umum
Korban Kebakaran

ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA

ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA

M. Yudhi Edi Bandu M. Edi Wijaya Sudirman

Anda mungkin juga menyukai