Anda di halaman 1dari 15

Analisis terhadap studi kasus Nomor:600/Pid.B/LH/2020/PN.

Mtr
“Penambangan tanpa Izin di Dusun Kaliranget, Desa Batu Mekar, Kecamatan
Lingsar, Kabupaten Lombok Barat”

Sebagai Tugas Pengganti Ujian Akhir Mata Kuliah Hukum Lingkungan D1

Disusun oleh :

Khofifah Indah Parawansyah


(D1A021460)

Dosen Pengampu :

Dr. Zunnuraeni. S.H.,M.H

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM 2023

1
KATA PENGANTAR

Terimakasih yang amat sangat besar, penulis haturkan kepada tuhan pencipta alam, berkat
rahmatnya. Makalah mengenai Analisis terhadap studi kasus
Nomor:600/Pid.B/LH/2020/PN.Mtr “Penambangan tanpa Izin di Dusun Kaliranget, Desa Batu
Mekar, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat” dapat diselesaikan dan dikumpulkan
kepada dosen pembimbing mata kuliah hukum lingkungan sebagai syarat pengganti ujian akhir
semester

Terimakasih penulis haturkan kepada segenap pihak yang telah memberikan saran dan masukan
terhadap makalah ini.kemudian seluruh pihak yang telah memberikan masukan yang bermanfaat
bagi makalah ini, sehingga makalah ini dapat dikatakan layak sebagai sutau bahan bacaan yang
interaktif yang memberikan sedikit tidaknya pengetahuan mengenai permasalahan lingkungan
yang ada di indonesia. Khususnya di daerah Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Dalam penyusunan makalah ini tentu saja masih terdapat kekurangan. Baik dari sisi kepenulisan
maupun substansi atau materi yang ada dalam tulisan ini, sehingga penulis berharap besar kepada
para pembaca atau dosen pengampu untuk memberikan kritik yang membangun terhadap tulisan
ini, sehingga kedepannya apa yang menjadi permasalahan dalam penulisan maupun substansi
tidak terulang kembali.

Mataram, 12 Juni 2023

Penulis

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR......................................................................................................................2

DAFTAR ISI....................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG...........................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................5
C. TUJUAN...............................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................6

A. DUDUK PERKARA/URAIAN KASUS.............................................................................6


B. PUTUSAN PENGADILAN NEGERI MATARAM TERHADAP KASUS
PENAMBANGAN TANPA IZIN YANG DILAKUKAN OLEH AGUS HUSAIRI ..................
DALAM PERKARA NOMOR 600/PID.B/LH/2020/PN.MTR.................................................... 6
C. ANALIS TERHADAP KASUS PENAMBANGAN TANPA IZIN YANG DILAKUKAN OLEH
AGUS HUSAIRI DALAM PERKARA NOMOR 600/PID.B/LH/2020/PN.MTR................................8
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………………15.
............................................................................................................................................................

A. KESIMPULAN..................................................................................................................... 15

3
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Lingkungan hidup merujuk pada segala hal yang ada di sekitar kita, termasuk
tanah, air, udara, hewan, tumbuhan, serta manusia. Lingkungan hidup memberikan
sumber daya alam yang penting bagi kehidupan kita, seperti makanan, air bersih, udara
segar, dan tempat tinggal. Penting bagi kita untuk menjaga dan melindungi lingkungan
hidup agar dapat terus memberikan manfaat bagi generasi saat ini dan masa depan. Akan
tetapi seiring berkembangnya zaman aktivitas manusia semakin meningkat Dalam
konteks ini, manusia berinteraksi dengan lingkungan dalam berbagai cara. Aktivitas
manusia, seperti pertanian, industri, dan pembangunan perkotaan, dapat memiliki dampak
signifikan pada lingkungan. Penggunaan sumber daya alam, seperti air, tanah, kayu, dan
energi, dapat menyebabkan degradasi lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Seperti
pada kasus yang akan saya analisis pada tulisan ini yaitu tentang penambangan liar yang
terjadi di Dusun Kaliranget, Desa Batu Mekar, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok
Barat

Manusia juga bergantung pada lingkungan untuk memenuhi kebutuhan dasar


seperti pangan, air, dan tempat tinggal. Sumber daya alam seperti hasil pertanian, hutan,
dan perikanan memberikan makanan dan bahan baku bagi manusia. Tak heran jika
Kerusakan lingkungan dan ekosistem juga akibat dari ulah manusia itu sendiri Aktivitas
penambangan pasir dan/atau kerikil memiliki potensi untuk merusak lingkungan yang
hampir sama dengan bahan galian yang lain, Sumberdaya yang melimpah dan dapat
dieksploitasi dengan mudah sehingga tidak diperlukan modal besar untuk dapat
melakukan kegiatan penambangan mengakibatkan harga bahan galian ini dinilai dengan
harga murah, selain itu juga mengakibatkan penambangan pasir menjadi penambangan
yang paling berkembang luas di banyak tempat di Indonesia, baik yang memilki izin
(legal) maupun yang tanpa izin (illegal). Sehingga seringkali menyulitkan dalam
pengawasan dan terabaikan dalam pembinaan kegiatan penambangan yang berwawasan
lingkungan. Masalah lain yang dapat timbul adalah ketika penambang hanya
meninggalkan kawasan penambangan tersebut begitu saja, atau hanya melakukan
4
pemulihan sekedarnya, dan pada akhirnya dampak kerusakan lingkungan akan menjadi
beban dan ditanggung oleh masyarakat dan pemerintah daerah.

A. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana duduk permasalahan dari kasus Penambangan tanpa Izin yang


diakukan dalam perkara Nomor: 600/Pid.B/LH/2020/PN.Mtr?
2. Bagaimana putusan pengadilan negeri mataram mengenai Penambangan tanpa Izin
dalam perkara dengan Nomor: 600/Pid.B/LH/2020/PN.Mtr ?
3. Bagaimana analisis hukum terhadap putusan dalam kasus Penambangan tanpa izin
dengan perkara Nomor 600/Pid.B/LH/2020/PN.Mtr ?
B. TUJUAN

1. Mengetahui Bagaimana duduk permasalahan dari kasus Penambangan tanpa Izin


yang diakukan dalam perkara Nomor: 600/Pid.B/LH/2020/PN.Mtr
2. Mengetahui Bagaimana putusan pengadilan negeri mataram
mengenai
Penambangan tanpa Izin dalam perkara dengan Nomor:
600/Pid.B/LH/2020/PN.Mtr
3. Mengetahui Bagaimana analisis hukum terhadap putusan dalam kasus
Penambangan tanpa izin dengan perkara Nomor 600/Pid.B/LH/2020/PN.Mtr

5
BAB II PEMBAHASAN

A. DUDUK PERKARA/URAIAN KASUS


IDENTITAS TERDAKWA
Nama lengkap : Agus Husairi;
Tempat lahir : Bentek;
Umur/tanggal lahir : 41 Tahun / 31 Desember 1979;
Jenis Kelamin : Laki-laki;
Kebangsaan : Indonesia;
Tempat tinggal : Dusun Bentek Desa Menggala Kec Pemenang Kab Lombok Utara;
Agama : Islam;
Pekerjaan : Buruh Harian

Uraian Kasus Berdasarkan keterangan Dalam Dakwaan dan/ Tuntutan


Bahwa terdakwa AGUS HUSAIRI pada hari Sabtu tanggal 20 Februari 2021
bertempat di Dusun Kaliranget, Desa Batu Mekar, Kecamatan Lingsar, Kabupaten
Lombok Barat melakukan penambangan tanpa izin. berawal dari dua anggota Satreskrim
Pol (dua) orang yang mengangkut tanah uruk dengan menggunakan kendaraan Dump
truck dengan ciri-ciri berwarna Kuning Hitam Nomor Polisi DR 8739 DZ,mengetahui hal
tersebut mencari tahu lokasi galian tanah uruk yang diangkut tersebut dan sesampainya
ditempat galian tersebut anggota satreskrim Polres Lombok Utara langsung bertemu
dengan terdakwa selaku pemilik tempat galian tersebut, Kemudian ditanyakan kepada
terdakwa terkait kegiatan usaha Penambangan untuk memproduksi mineral dan/atau batu
bara dan mineral. apakah terdakwa memiliki IUP, IPR atau IUPK namun terdakwa tidak
dapat menunjukkan surat ijin resmi dari pihak berwajib yang dia miliki terkait dengan
adanya penambangan dan penjualan tanah uruk atau pasir yang dilakukan oleh terdakwa
selama ini, terdakwa menjalankan usaha tersebut selama ± 2 (dua) bulan dan harga yang
dibayarkan oleh pembelian tanah uruk sejumlah Rp. 100.000,- (Seratus ribu rupiah) untuk
1 (satu) Dump Truck. kemudian terdakwa mempergunakan alat berat berupa cangkul dan
sekop untuk di ambil hasil galiannya berupa pasir dan tanah uruk yang kemudian di
perjual belikan kepada orang lain tersebut sama sekali tidak dilengkapi dokumen
Lingkungan baik itu SPPL,UKL-IPL maupun ijin Lingkungan (illegal).
6
B. PUTUSAN PENGADILAN NEGERI MATARAM TERHADAP
KASUS PENAMBANGAN TANPA IZIN YANG DILAKUKAN OLEH AGUS
HUSAIRI
DALAM PERKARA NOMOR 600/PID.B/LH/2020/PN.MTR

1. Menyatakan Terdakwa Agus Husairi telah terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana “Melakukan Usaha Penambangan Tanpa Ijin ”
sebagaimana dalam dakwaan alternatief kesatu Penuntut Umum;
2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa dengan pidana penjara selama 1 (satu)
tahun;
3. Menetapkan penangkapan dan penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa
dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan; 4. Menetapkan terdakwa
tetap berada dalam tahanan;
5. Menetapkan barang bukti berupa:
1. 1 (Satu) buah Sekop dengan pegangan berwana Biru;
2. 1 (Satu) buah Sekop dengan pegangan berwarna Hitam;
3. 1 (Satu) buah Cangkul;
Dirampas untuk dimusnahkan;
1. 1 (Satu) unit Dump Truck warna Kuning variasi Hitam dengan nomor
Polisi DR 8739 DZ, Merk/Type MITSUBISHI / (823) COLT DIESEL FE
SUPER HD (4X2) M/T (EX L.TRUCK), Jenis/Model MB/DUMP (EX
L.TRUCK), Tahun 2013, Nomor BPKB N.09565815.O,Nomor Rangka
MHMFE75P6DK025707, Nomor Mesin 4D34T-J41286;
2. 1 (Satu) lembar STNK kendaraan Dump Truck atas nama pemilik DEDI
HERIYANTO, Dusun LOKOK TUJAN DESA, SESAIT, Kec.
KAYANGAN, Kab. LOMBOK UTARA;
3. 1 (Satu) buah konci Dump Truck yang bertuliskan MITSHUBISHI;
Dikembalikan kepada pemiliknya;
6. Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp
2.500,00 (Dua ribu lima ratus rupiah);

7
Diputuskan dan diucapkan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Mataram . dalam persidangan yang terbuka untuk umum pada hari
Selasa tanggal 09 November 2021, oleh: Kurnia Mustikawati, S.H.,. Sebagai Hakim
Ketua, Mukhlassuddin, S.H.,M.H. dan Kadek Dedy Arcana, S.H.,M.H.
masingmasing sebagai hakim anggota, dibantu oleh Dewa Ketut Widhana, S.H,
Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri Mataram dan dihadiri oleh Yulia Oktavia
Ading, S.H.M.H, Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Mataram dihadapan
Terdakwa.

C. ANALISIS TERHADAP KASUS PENAMBANGAN TANPA IZIN YANG DILAKUKAN


OLEH AGUS HUSAIRI DALAM PERKARA NOMOR 600/PID.B/LH/2020/PN.MTR

Kasus Penambangan tanpa izin yang dilakukan oleh Agus Husairi dalam perkara
Nomor 600/Pid.B/LH/2020/PN.Mtr adalah dengan melakukan penambangan tanpa izin
yaitu untuk memproduksi mineral dan/atau batu bara dengan menggali tanah uruk
kemudian diangkut menggunakan dump truck dan setelah itu mempergunakan alat berat
berupa cangkul dan sekop untuk di mengambil hasil galiannya berupa pasir dan tanah
uruk yang kemudian di perjual belikan kepada orang lain. Menurut Peraturan Menteri
ESDM Nomor 26 Tahun 2018 menyatakan bahwa: “penambangan adalah bagian kegiatan
Usaha Penambangan untuk memproduksi Mineral dan/atau Batubara dan Mineral
ikutannya.” Berdasarkan uraian diatas, penambangan merupakan suatu kegiatan yang
didalamnya terdapat proses pengambilan bahan mineral maupun batubara dan unsur
lainnya yang kemudian dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan. Dalam hal ini Agus
Husairi melakukan penambangan tanpa izin sama sekali tidak dilengkapi dokumen
Lingkungan baik itu SPPL,UKL-IPL maupun ijin Lingkungan atau bisa dikatakan
dilakukan secara (illegal).
Di dalam dakwaan alternatif yang didakwakan oleh jaksa penuntut umum bahwa
terdakwa telah melanggar Kesatu Pasal 158 Jo Pasal 35 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 3 tahun 2020 perubahan atas Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009
tentang Penambangan Mineral dan Batubara atau kedua Perbuatan terdakwa melanggar
Pasal 109 Jo Pasal 36 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2020

8
perubahan atas Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Penambangan Mineral dan
Batubara. Karena jaksa penuntut umum menggunakan dakwaan berbentuk alternatif
Dalam dakwaan alternatif, meskipun dakwaan terdiri dari beberapa lapisan, hanya satu
dakwaan saja yang dibuktikan tanpa harus memperhatikan urutannya dan jika salah satu
telah terbukti maka dakwaan pada lapisan lainnya tidak perlu dibuktikan lagi.
Berdasarkan pertimbangan hakim dalam putusannya bahwa majelis hakim akan
mempertimbangkan dakwaan alternatief kesatu yaitu Pasal 158 Jo Pasal 35
UndangUndang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2020 perubahan atas Undang-
Undang Nomor 4 tahun 2009, yang berbunyi :
Pasal 153
“Setiap orang yang melakukan Penambangan tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 35 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling
banyak Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)”
Jo Pasal 35
(1) Usaha Penambangan dilaksanakan berdasarkan Perizinan Berusaha dari Pemerintah Pusat.
(2) Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui pemberian:
a. nomor induk berusaha;
b. sertifikat standar; dan/atau
c. izin.
(3) lzin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c terdiri atas: a.
IUP;
b. IUPK;
c. IUPK sebagai Kelanjutan Operasi KontraklPerjanjian;
d. IPR;
e. SIPB;
f. izin penugasan;
g. Izin Pengangkutan dan Penjualan;
h. IUJP; dan
i. IUP untuk Penjualan.
(4) Pemerintah Pusat dapat mendelegasikan kewenangan pe mberia n P erizinan Berusaha se
bagaiman a d imaksud pada ayat (2) kepada Pemerintah Daerah provinsi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

9
Unsur – Unsur Pasal yang telah dipenuhi

• Unsur Setiap Orang;


Dalam unsur setiap orang ,bahwa yang dimaksud dengan Setiap Orang ialah
Subyek Hukum baik orang pribadi, badan hukum maupun badan usaha. oleh
karena dalam pertimbangan hakim unsur Setiap Orang dalam putusan ini
dipertimbangkan mendahului unsur-unsur delik lainnya yang belum terbukti,
maka pembuktian unsur Setiap Orang disini hanya dimaksudkan sebagai
tindak lanjut pemeriksaan Penuntut Umum atas Pelimpahan tersangka beserta
berkasnya dari Penuntut Umum untuk menghindari kekeliruan mengenai
orangnya atau error in persona. error in persona dapat diartikan sebagai
kekeliruan atas orang yang diajukan sebagai terdakwa melalui surat dakwaan.
Penuntut Umum telah menghadapkan seorang Terdakwa kemuka persidangan
yang lengkap dengan segala identitasnya dan terdakwa mengaku bahwa benar
Terdakwa bernama Agus Husairi, setelah Majelis meneliti identitas Terdakwa
antara yang tercantum dalam BAP Penyidikan dan Surat Dakwaan Penuntut
Umum dengan yang dinyatakan di sidang dan dihubungkan dengan alat alat
bukti telah sesuai dengan satu sama lain dan cocok pada diri orangnya serta
tidak terjadi error in persona. sehingga apabila nanti perbuatannya dapat
memenuhi unsur-unsur delik lainnya dalam maka dia akan dipandang sebagai
Subyek Hukum dan dimintakan pertanggung jawaban pidana. berdasarkan
pertimbangan hukum maka unsur ini telah terpenuhi dengan demikian
Terdakwa Agus Husairi inilah orang yang dimaksud sebagai Terdakwa.
• Unsur Yang Melakukan Penambangan Tanpa Izin
Dalam unsur ini jika merujuk kepada pasal 35 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 3 tahun 2020 perubahan atas Undang-Undang Nomor 4 tahun
2009 bahwa semua penambangan harus ada ijin dari pihak yang berwenang.
sehingga tidak diperbolehkan suatu kegiatan atau usaha yang wajib memiliki
izin Lingkungan melakukan kegiatan atau usahanya sebelum memiliki Izin
Lingkungan, karena kegiatan baru dapat dilakukan atau dilaksanakan apabila
pemrakarsa telah memperoleh ijin usaha dan prasyarat memperoleh izin usaha

10
harus memiliki izin lingkungan sesuai dengan pasal 1 ayat (1) Peraturan
Pemerintah nomor 27 tahun 2012 tentang izin lingkungan dan berdasarkan
keterangan saksi – saksi, ahli, surat maupun keterangan Terdakwa serta barang
bukti Bahwa peristiwa tersebut pada hari sabtu tanggal 20 Februari 2021
sekitar pukul 09.30 Wita bertempat di Dusun Bentek Desa Menggala Kec.
Pemenang Kab. Lombok Utara, melakukan penambangan menggunakan alat
cangkul dan sekop dengan membayar beberapa orang buruh untuk membantu
terdakwa melakukan penambangan tersebut. Terdakwa juga dalam persidangan
mengaku telah melakukan kegiatan penambangan tanah urug tanpa ada surat
izin apapun /atau tidak ada ijin dari pihak yang berwenang, berdasarkan uraian
tersebut maka unsur ini telah terpenuhi.
Dikarenakan unsur-unsur diatas telah terpenuhi dan tidak ditemukannya
alasan dan hal-hal yang dapat melepaskan Terdakwa dari pertanggung jawaban
pidana, baik sebagai alasan pembenar dan atau alasan pemaaf , oleh karena itu
perbuatan yang dilakukan Terdakwa harus dipertanggung jawabkan dan
berdasarkan pertimbangan hakim dalam putusan mengenai perkara ini bahwa
terdakwa harus bertanggung jawab atas segala perbuatannya. Namun sebelum
itu hakim juga akan melihat dan mempertimbangkan beberapa hal yang dapat
memberatkan dan meringankan terdakwa Agus Husairi diantaranya;
• Hal-hal yang memberatkan terdakwa
- Perbuatan terdakwa dapat mengganggu ekosistem  Hal-
hal yang meringankan terdakwa
- Terdakwa menyesali atas perbuatannya
- Terdakwa mengakui dan terus terang perbuatannya

Jika kita lihat dari hal-hal yang memberatkan terdakwa yaitu


perbuatannya dapat mengganggu ekosistem atau lingkungan hidup.
Penambangan tanpa izin yang dilakukan terdakwa dapat saja memiliki
dampak yang serius bagi ekosistem. beberapa dampak negatif yang mungkin
terjadi seperti Kerusakan lingkungan Penambangan tanpa izin seringkali
dilakukan dengan menggunakan metode yang tidak ramah lingkungan. Ini

11
dapat mengakibatkan kerusakan tanah, Penambangan tanpa izin sering
melibatkan penggalian yang tidak terkontrol. Hal ini dapat menyebabkan
erosi tanah yang parah, menghilangkan lapisan tanah yang subur dan
mengurangi kemampuan lahan untuk menahan air. Erosi tanah juga
berkontribusi pada banjir dan longsor, perubahan fungsi dan tata guna
lahan ,Kegiatan penambangan bahan galian C akan merubah tata guna lahan
serta produktivitas lahan di lingkungan sekitar kawasan penambangan.
kemudian Peningkatan erosi dan sedimentasi Kegiatan pembukaan lahan,
pembangunan jalan operasional, dan tahap operasional khusus untuk
penambangan pasir di darat akan mengakibatkan terjadinya erosi dan
sedimentasi. Penempatan tanah penutup pada tahap pembangunan jalan
operasional dan tahap operasi yang tidak dilakukan dengan baik akan mudah
tererosi air hujan dan akhirnya akan terbawa aliran air hujan ke daerah yang
lebih rendah sehingga akan menimbulkan sedimentasi pada daerah tersebut.
ketiga, Penurunan kualitas air Penambangan pasir akan menimbulkan
penurunan kualitas air. Terutama pada tahap operasi (penambangan). kelima,
Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan Mobilisasi truk
pengangkut pada saat pengangkutan material sebelum konstruksi,
pembuatan jalan operasional, pembangunan sarana pendukung dan pada saat
pengangkutan bahan galian pada tahap operasi merupakan sumber kegiatan
yang dominan mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas udara akibat
debu dan emisi gas dari truk pengangkut serta terjadinya peningkatan
kebisingan yang terakhir menimbulkan Konflik sosial Penambangan tanpa
izin sering kali melibatkan pelanggaran hukum dan mungkin memicu
konflik sosial antara perusahaan tambang ilegal, masyarakat setempat, dan
pemerintah. Konflik ini dapat mengganggu ketentraman dan keamanan
daerah tersebut.
Kemudian jika kita lihat dari hal-hal yang meringankan
terdakwa ,yaitu karena dalam persidangan terdakwa mengaku menyesal
akan perbuatannya dan terdakwa berkata jujur serta mengakui bahwa
perbuatan yang ia lakukan salah merupkan salah satu factor yang dapat

12
mempermudah jalannya persidangan serta memudahkan hakim dalam
mempertimbangkan serta menilai bukti-bukti serta fakta sebenarnya yang
terjadi.

Sehingga berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas membuat majelis


hakim yang memeriksa dan mengadili perkara Menjatuhkan pidana kepada
Terdakwa dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun , Menetapkan
penangkapan dan penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa dikurangkan
seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan, Menetapkan terdakwa tetap berada
dalam tahanan, dan menetapkan barang bukti lainnya disita dan dirampas untuk
dimusnahkan dan barang bukti sebagian dikembalikan kepada pemiliknya serta
Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp
2.500,00 (Dua ribu lima ratus rupiah).
Menurut Moeljatno, proses penjatuhan putusan oleh hakim dalam perkara
pidana dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu1:
a. Tahap Menganalisis Perbuatan Pidana
Pada saat hakim menganalisis, apakah terdakwa melakukan perbuatan
pidana atau tidak, yang dipandang primer adalah segi masyarakat, yaitu
perbuatan tersebut sebagai dalam rumusan suatu aturan pidana.
b. Tahap Menganalisis Tanggung Jawab Pidana Jika seseorang terdakwa
dinyatakan terbukti melakukan perbuatan pidana melanggar suatu pasal
tertentu, hakim menganalisis apakah terdakwa dapat dinyatakan
bertanggung jawab atas perbuatan pidana yang dilakukannya.
c. Tahap Penentuan Pemidanaan
Hakim akan menjatuhkan pidana bila unsur-unsur telah terpenuhi dengan
melihat pasal Undang-Undang yang dilanggar oleh Pelaku. Dengan
dijatuhkannya pidana, Pelaku sudah jelas sebagai Terdakwa. Jika
kekuasaan kehakiman tersebut tidak memiliki kebebasan maka akan
timbul sikap ketidak adilan.

1 Ahmad Rifai., “Penemuan Hukum”., Sinar Grafika, Jakarta, 2010, hlm. 96

13
Dalam memutus suatu perkara pidana, seorang hakim harus
memutus dengan seadil-adilnya, hakim tidak hanya meninjau dari segi
yuridis saja tetapi juga harus meninjau dari segi non yuridis yang
berdasarkan dari hati nurani hakim tersebut sesuai dengan aturan yang
berlaku. Sehingga berdasarkan analisis hukum saya terhadap studi kasus
Nomor:600/Pid.B/LH/2020/PN.Mtr tentang “Penambangan tanpa Izin di
Dusun Kaliranget, Desa Batu Mekar, Kecamatan Lingsar, Kabupaten
Lombok Barat bahwa putusan yang telah dijatuhkan oleh hakim sudah
tepat dan adil karena terdakwa telah terbukti melanggar pasal dan telah
memenuhi unsur pasal yang didakwakan oleh penuntut umum,

14
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang saya lakukan dapat ditarik kesimpulan Kasus
Penambangan tanpa izin yang dilakukan oleh Agus Husairi dalam perkara Nomor
600/Pid.B/LH/2020/PN.Mtr yaitu dengan melakukan penambangan tanpa izin lalu
diperjual belikan kepada orang lain merupakan suatu perbuatan yang illegal dan
melanggar peraturan yang ada di Indonesia. Perbuatan terdakwa selain menimbulkan
konsekuensi hukum juga dapat menimbulkan dampak negative bagi lingkungan hidup
sehari-hari yaitu seperti terjadinya kerusakan pada tanah serta alan menimbulkan banyak
bencana alam lainnya . akibat dari tindakan yang dilakukan oleh terdakwa secara illegal
ini membawannya ke jalur hukum sehingga dijatuhkan pidana oleh majelis hakim dengan
melihat keterangan dari saksi,ahli,terdakwa dan alat bukti lain serta banyak
pertimbangan- pertimbangan lain dan dari hasil analisis hukum saya yang dilakukan oleh
hakim sudah tepat dan adil karena terdakwa telah terbukti melanggar pasal dan telah
memenuhi unsur pasal yang didakwakan oleh penuntut umum sehingga terdakwa dapat
mempertanggung jawabkan perbuatannya .

15

Anda mungkin juga menyukai