Anda di halaman 1dari 12

MAIN STATE ORGAN DAN AUXALARY ORGAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : MUHAMMAD HAEKAL

MUH FADEL MUKRAMANKAN

MUHAMMAD AMRULLAH AZHARI

NAFITA ISTIANA KASMITA KUSUMA

MUHAMMAD ALIEF ALTHAF QUR'ANI

NI PUTU VINKA LADYA YUDISTARI(D1A022534)

MUHAMMAD RAIHAN

MUHAMMAD RIZKY RIANDI

KELAS : HUKUM TATA NEGARA (H1)

FAKULTAS HUKUM.

UNIVERSITAS MATARAM
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan. Atas segala rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah HUKUM TATA NEGARA dengan judul “
MAIN STATE AND AUXALARY ORGAN”

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengangkat Tentang teori serta konsep
tentang lembaga inti main state dan lembaga penyokong atau auxalary organ dimana
kedua organ ini sangat penting dalam kelangsumgan suatu kepemerintahan dalam
negara.kami juga tak lupa mengucap terimakasih kepada para anggota kelompok kami
karena telah bersama sama menyusun secara sistematik makalah ini sehingga dapat
menjadi tugas yang kami rasa sudah cukup untuk mendapatkan nilai tinggi , semoga
makalah ini dapat menjadi literatur bagi para pembaca dan berguna suatu hari kelak.
Salam hormat kami

ii
PENDAHULUAN

Diantara lembaga negara yang tersebut dalam UUD 1945, ada yang dapat dikategorikan
sebagai organ utama atau primer (primary constitusional organs), dan ada pula yang
merupakan organ pendukung atau penunjang (auxiliary state organs). Untuk memahami
perbedaan diantara keduanya, lembaga-lembaga negara tersebut dapat dibedakan
menjadi tiga ranah (domain), yaitu (i) kekuasaan eksekutif atau pelaksana
(administratur, bestuurzorg), (ii) kekuasaan legislatif dan fungsi pengawasan, serta (iii)
kekuasaan kehakiman atau fungsi yudisial.

RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam makalah yang kami angkat pada makalah kami
tentang lembaga negara constitutional organ ataupun auxalary organ ialah sebgagai
berikut:

1. Identifikasi Lembaga Lembaga Negara Indonesia apa saja yang menjadi Main
state organ dan state auxiliary organ.
2. Apa saja Dasar Hukum serta fungsi masing masing Lembaga
3. Identifikasi Lembaga Lembaga yang dihapus dan dibentuk selama
kepemimpinan Presiden Jokowi Dodo (serta dasar hukum)

METODE PENELTIAN

Adapun metode penelitian yang kami gunakan dalam makalah kami ialah metode
penelitian normatid yurudis dimana kami menggunakan 2 jurnal dalam pengerjaan
mkalah ini adapun jurnal yang kami ambil merupakan jurnal publik.

iii
PEMBAHASAN

1) Latar Belakang Munculnya State Auxiliary Organs

Salah satu wajah ketatanegaraan Indonesia setelah perubahan UUD 1945 adalah
lahirnya state auxiliary organs. Layaknya jamur di musim penghujan, state auxiliary
organs ini tumbuh berkembang di berbagai bidang kenegaraan. Tidak sedikit pembuatan
undang-undang mewujudkan state auxiliary organs. Bentuk eksperimentasi lembaga ini
adalah dewan (council), komisi (comission), komite (commitee), badan (board), atau
otorita (authority).

Ryaas Rasyid (dalam Ni’matul Huda, 2007:207) mengatakan bahwa:

Fenomena menjamurnya komisi negara memberi kesan bahwa Indonesia berada


dalam keadaan darurat karena pelbagai institusi yang ada selama ini tidak
berperan serta berjalan efektif sesuai ketatanegaraan dan konstitusi. DPR belum
mampu menjalankan fungsi pengawasan terhadap kinerja lembaga negara yang
berada di bawah lembaga eksekutif . Di sisi lain, lembaga kuasi negara adalah

iv
terobosan sekaligus perwujudan ketidakpercayaan rakyat dan pimpinan negara
terhadap lembaga kenegaraan yang ada.

Jawaban yang berbeda dikemukakan oleh Andi Mallarangeng. Menurut Andi


Mallarangeng, keberadaan lembaga negara kuasi adalah jawaban alamiah proses
ketatanegaraan modern terhadap struktur trias politica. Dalam perkembangan bernegara
ternyata tidak cukup hanya lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Hal ini
disebabkan oleh minimnya mekanisme akuntabilitas horizontal antarlembaga tersebut
(Andi Mallarangeng dalam Ni’matul Huda, 2007:207).Sebagian kalangan masyarakat
menilai lahirnya state auxiliary organs yang sebagian besar berfungsi sebagai pengawas
kinerja lembaga negara merupakan bentuk ketidakpercayaan terhadap lembaga
pengawas yang telah ada, khususnya terhadap institusi penegak hukum. Selain itu,
pembentukan lembaga-lembaga independen ini didorong oleh kenyataan bahwa
birokrasi pemerintahan tidak lagi dapat memenuhi tuntutan kebutuhan publik akan
pelayanan umum dengan standar mutu yang semakin meningkat, efektif, dan efisien.

Ni’matul Huda (2007:197) mengemukakan pendapat bahwa:

Ketidakpercayaan ini bukan saja dimonopoli oleh publik secara umum, tetapi
juga oleh para elit tingkat atas yang berada dalam lembaga-lembaga negara yang
tersedia. Ketidakpercayaan yang ada, bisa diperkirakan berangkat dari kegagalan
lembaga-lembaga negara yang ada dalam menjalankan fungsi-fungsi dasarnya
atau sebagai akibat dari meluasnya penyimpangan fungsi lembaga-lembaga yang
ada selama kurun waktu 32 tahun Orde Baru.

Cornalis Lay (dalam Ni’matul Huda, 2007:198) menambahkan, bahwa:

Di tingkat masyarakat umum, performance masa lalu yang buruk ini menjadi
dasar bagi penolakan luas atas lembaga-lembaga negara yang ada. Sementara di
tingkat elit, kegagalan atau penyimpangan fungsi lembaga-lembaga negara di
masa lalu telah melahirkan kehendak yang kuat untuk menyebarkan kekuasaan
lembaga-lembaga nyang ada baik secara horizontal lewat pencipataan lembaga-
lembaga negara sampiran negara maupun secara vertikal melalui desentralisasi.

Kelahiran state auxiliary organs ini juga merupakan refleksi kemenanangan kekuatan
non negara dalam mempenetrasi wilayah dominasi negara yang beberapa tahun terakhir
mengalami pembelengguan. Jika pada awalnya kekuatan non negara terbatas pada
perebutan ruang bagi diri sendiri yang telah dipilah secara ketat, dalam perkembangan
v
selanjutnya setelah reformasi, telah memperluas hasratnya untuk menjangkau kontrol
atas ranah negara. Dengan logika seperti ini, aktor non negara yang berwujud state
auxliary organs dapat mengkonversi diri secara cepat sebagai aktor yang dapat
bertindak atas nama dan untuk kepentingan publik yang selama ini dimonopoli oleh
negara.

2) Dasar Hukum kewenangan serta fungsi masing masing Lembaga

 MAIN STATE ORGAN

Constitutional state organ merupakan lembaga negara yang kewenangannya


diamanatkan langsung oleh Undang-Undang Dasar 1945. Terdapat 34 lembaga negara
yang disebut keberadaannya dalam Undang-Undang Dasar 1945 yaitu:

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat yang diatur dalam Bab II Undang-


UndangDasar 1945.
2. Presiden yang diatur dalam Bab III Undang-Undang Dasar 1945.
3. Wakil Presiden yang diatur dalam Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945.
4. Menteri dan Kementrian Negara yang diatur dalam Bab V Undang-Undang
Dasar 1945.
5. Menteri Luar Negeri yang diatur dalam Pasal 8 ayat (3) Undang-Undang Dasar
1945.
6. Menteri Dalam Negeri yang diatur dalam Pasal 8 ayat (3) Undang-Undang
Dasar 1945.
7. Menteri Pertahanan yang diatur dalam Pasal 8 ayat (3) Undang-Undang Dasar
1945.
8. Dewan Pertimbangan Presiden yang diatur dalam Pasal 16 Undang-Undang
Dasar 1945.
9. Duta yang diatur dalam Pasal 13 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Dasar 1945.
10. Konsul yang diatur dalam Pasal 13 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945.

vi
11. Pemerintahan Daerah Provinsi yang diatur dalam Pasal 18 ayat (2), (3), (5), (6),
dan ayat (7) Undang-Undang Dasar 1945.
12. Gubernur yang diatur dalam Pasal 18 ayat (4) Undang-Undang Dasar 1945.
13. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi yang diatur dalam Pasal 18 ayat (3)
Undang-Undang Dasar 1945.
14. Pemerintahan Daerah Kabupaten yang diatur dalam Pasal 18 ayat (2), (3), (5),
(6), dan ayat (7) Undang-Undang Dasar 1945.
15. Bupati yang diatur dalam Pasal 18 ayat (4) Undang-Undang Dasar 1945.
16. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten yang diatur dalam Pasal 18 ayat
(3) Undang-Undang Dasar 1945.
17. Pemerintahan Daerah Kabupaten yang diatur dalam Pasal 18 ayat (2), (3), (5),
(6), dan ayat (7) Undang-Undang Dasar 1945.
18. Walikota yang diatur dalam Pasal 18 ayat (4) Undang-Undang Dasar 1945.
19. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota yang diatur dalam Pasal 18 ayat (3)
Undang-Undang Dasar 1945.
20. Satuan Pemerintahan Daerah yang bersifat khusus yang diatur dalam Pasal 18B
ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945.
21. Dewan Perwakilan Rakyat yang diatur dalam Bab VII Undang-Undang Dasar
1945.
22. Dewan Perwakilan Daerah yang diatur dalam Bab VIIA Undang-Undang Dasar
1945.
23. Komisi Penyelenggaraan Pemilu yang diatur dalam Pasal 22E ayat (5) Undang-
Undang Dasar 1945.
24. Bank Sentral yang diatur dalam Pasal 23D Undang-Undang Dasar 1945.
25. Badan Pemeriksa Keuangan yang diatur dalam Bab VIIIA Undang-Undang
Dasar 1945.
26. Mahkamah Agung yang diatur dalam Pasal 24 dan Pasal 24A Undang-Undang
Dasar 1945.
27. Mahkamah Konstitusi yang diatur dalam Pasal 24 dan Pasal 24C Undang-
Undang Dasar 1945.
28. Komisi Yudisial yang diatur dalam 24B Undang-Undang Dasar 1945.
29. Tentara Nasional Indonesia yang diatur dalam Pasal 30 Undang-Undang Dasar
1945.

vii
30. Angkatan Darat diatur dalam Pasal 10 Undang-Undang Dasar 1945.
31. Angkatan Laut diatur dalam Pasal 10 Undang-Undang Dasar 1945.
32. Angkatan Udara diatur dalam Pasal 10 Undang-Undang Dasar 1945.
33. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang diatur dalam Pasal 30 Undang-
Undang Dasar 1945.
34. Badan-badan lain yang fungsinya terkait dengan kekuasaan kehakiman seperti
kejaksaan yang diatur dalam Pasal 24 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945.

Menjalankan kewenangan penuh tidak seperti state auxiliary organ. Main state organ
juga merupakan Lembaga utama negara sehingga akan melakukan tugas utama
Lembaga

 State Auxiliary Organ

State auxiliary organ merupakan lembaga negara yang dibentuk

berdasarkan peraturan perundang-undangan lain atau dikatakan bukan

lembaga negara yang memiliki kewenangan yang diamanatkan oleh Undang-

Undang Dasar 1945. Jumlah state auxiliary organ ini sangat banyak, diantaranya:

1. Komisi Pemberantasan Korupsi yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang


Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi.
2. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia yang dibentuk berdasarkan Keputusan
Presiden Nomor 50 Tahun 1993 tentang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
yang diperkuat dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia.
3. Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban yang dibentuk berdasarkan Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2006 yang diubah dalam Undang-Undang Nomor 31
Tahun 2014 tentang Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban.
4. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan yang dibentuk berdasarkan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Tindak Pidana Pencucian Uang.

viii
5. Komisi Pengawas Persaingan Usaha yang dibentuk berdasarkan Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat.
6. Ombusdman Republik Indonesia yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang
Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombusdman Republik Indonesia.
7. Komisi Penyiaran Indonesia yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2002 tentang Penyiaran.
8. Badan Keamanan Laut Republik Indonesia yang dibentuk berdasarkan Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan yang secara teknis diatur
dalam Peraturan Presiden Nomor 178 Tahun 2014 tentang Badan Keamanan
Laut.

State auxiliary organ/agency/bodies, yaitu lembaga negara yang memiliki fungsi

sebagai penunjang dari fungsi lembaga negara yang termasuk dalam alat

kelengkapan negara.

3) Lembaga Lembaga yang dibentuk dan dihapus selama Kepemimpinan Presiden


Jokowi Dodo

Lembaga yang dibentuk :

-Badan Keamanan Laut (2014) Dasar Hukumnya sendiri ada pada Peraturan Presiden
No. 178 Tahun 2014.1 bertanggung jawab langsung kepada Presiden melalui Menko
Polhukam

-Badan Ekonomi Kreatif Dasar Hukumnya ada pada Peraturan Presiden No. 6 Tahun
20152 bertanggung jawab kepada Presiden melalui menteri yang membidangi urusan
pemerintahan di bidang pariwisata.

1
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/41696/perpres-no-178-tahun-2014
2
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/41725/perpres-no-6-tahun-2015
ix
-Badan Restorasi Gambut, Dasar Hukumnya ada pada Peraturan Presiden No. 1 Tahun
2016.3 Bertugas melaksanakan koordinasi kebijakan restorasi lahan gambut yang
tersebar di beberapa bagian di Indonesia.

-Badan Siber Sandi Negara (BSSN) Dimana dasar Hukumnya ada pada Peraturan
Presiden No. 53 Tahun 20174. Berfungsi untuk mengembangkan dan mengonsolidasi
kan semua unsur terkait bidang cyber

Lembaga yang dihapus:

20 Oktober 2014, Jokowi meneken Peraturan Presiden Nomor 176 tahun 2014. Lewat
Perpres itu, ada 10 lembaga5 yang dibubarkan yaitu:

1. Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional


2. Lembaga Koordinasi dan Pengendalian Peningkatan Kesejahteraan Sosial
Penyandang Cacat
3. Dewan Buku Nasional
4. Komisi Hukum Nasional
5. Badan Kebijaksanaan dan Pengendalian Pembangunan Perumahan dan
Permukiman Nasional6
6. Komite Antar Departemen Bidang Kehutanan
7. Badan Pengembangan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu
8. Komite Aksi Nasional Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk
Anak
9. Dewan Pengembangan Kawasan Timur Indonesia
10. Dewan Gula Indonesia.

Kemudian pada 21 Januari 2015, Jokowi kembali membubarkan dua lembaga melalui
Perpres Nomor 16 tahun 2015. Dua lembaga7 tersebut antara lain:

1. Badan Pengelola Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dari Deforestasi, Degradasi
Hutan, dan Lahan Gambut
2. Dewan Nasional Perubahan Iklim

3
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/38084/perpres-no-1-tahun-2016
4
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/72920/perpres-no-53-tahun-2017
5
https://sumbar.bpk.go.id/jokowi-bakal-bubarkan-18-lembaga-negara-anggota-bpk-buka-suara/
6
https://sumbar.bpk.go.id/jokowi-bakal-bubarkan-18-lembaga-negara-anggota-bpk-buka-suara/
7
https://sumbar.bpk.go.id/jokowi-bakal-bubarkan-18-lembaga-negara-anggota-bpk-buka-suara/
x
Setahun setelahnya, Jokowi mengeluarkan Perpres Nomor 116 tahun 2016. Intinya,
melalui Perpres itu Jokowi membubarkan 9 lembaga non struktural, yakni:8

1. Badan Benih Nasional


2. Badan Pengendalian Bimbingan Massal
3. Komite Pengarah Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus di pulau Batam,
Bintan, dan pulau Karimum
4. Tim Nasional Pembakuan Nama Rupabumi
5. Dewan Kelautan Indonesia
6. Dewan Nasional Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
7. Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional
8. Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis
9. 9. Dewan Pemantapan Ketahanan Ekonomi dan Keuangan

8
https://sumbar.bpk.go.id/jokowi-bakal-bubarkan-18-lembaga-negara-anggota-bpk-buka-suara/
xi
1

Anda mungkin juga menyukai