Anda di halaman 1dari 1

Menurut (PB PERKENI, 2015) berlandaskan pada asal mula yang mendasari kemunculannya,

Diabetes Melitus terbagi menjadi beberapa kategori, yakni:


a. DM Tipe 1 Salah satu faktor pemicu Diabetes Melitus Tipe 1 ialah destruksi sel beta dan
defisiensi insulin absolut seperti penyakit auto-imun (tidak erfungsinya sistem imunitas
tubuh) dan idiopatik (penyebab yang tidak diketahui) yang mengganggu proses sekresi insulin
terutama sel B pada pankreas yang terjadi secara menyeluruh. Oleh sebab itu, pankreas akan
kehilangan kemampuannya dalam memproduksi serta melepaskan insulin yang dibutuhkan
Diabetes Melitus adalah hambatan yang terjadi pada
oleh tubuh.
metabolisme secara genetik serta secara klinis tercantum
b. DM Tipe 2
heterogen dengan indikasi adanya kehilangan toleransi
Diabetes Melitus tipe 2 diakibatkan oleh campuran, seperti resistensi insulin dan disertai
karbohidrat. Diabetes Melitus merupakan gangguan metabolik
defisiensi insulin relatif. DM tipe 2 umumnya disebut dengan diabetes life style sebab tidak
ETIOLOGI DEFINISI yang terjadi akibat adanya ketidakmampuan dalam mengoksidasi
hanya aspek genetik saja yang bisa mempengaruhi namun bisa juga diakibatkan oleh pola
karbohidrat, adanya hambatan pada mekanisme insulin, dan
gaya hidup yang tidak sehat.
ditandai dengan hiperglikemia, glikosuria, poliuria, polipdisi,
c. Tipe lain Diabetes tipe lain diakibatkan oleh kondisi ketika glukosa dalam darah di atas
polifagia, asidosis yang sering menimbulkan sesak napas, lipemia,
normal yang faktor pencetusnya meliputi sindrom genetik, endokrinopati, insiufisiensi
ketonuria serta berakhir hingga koma (Sya'diyah et al., 2020).
eksokrin pankreas, induksi obat ataupun zat kimia, akibat imunologi yang kurang, infeksi dan
lain sebagainya.
d. Diabetes Gestasional/Diabetes Kehamilan Menurut (Nugroho, 2015) secara umum ada beberapa manifestasi klinik yang terdapat
Diabetes gestasional merupakan diabetes yang terjadi ketika baru mengalami kehamilan pada penderita diabetes melitus, yaitu:
yang pertama atau diabetes yang kemungkinan muncul pada saat masa kehamilan. a. kadar glukosa dalam darah tinggi (Hiperglikemia).
Umumnya diabetes ini dapat diketahui pada minggu ke-24 (bulan keenam). Diabetes ini Glukosa dalam darah yang tinggi pada penderita diabetes melitus biasanya diatas 200
biasanya akan menghilang setelah melahirkan. mg/dL..
b. Poliuria (sering buang air kecil)
Poliuria akan terjadi bila ginjal memproduksi air kemih dalam jumlah yang
Klasifikasi DM berdasarkan etiologi menurut Perkeni (2015) adalah sebagai berikut :
melampaui batas normal atau berlebihan, sehingga penderita diabetes melitus
a. Diabetes melitus (DM) tipe 1
merasakan keinginan berkemih dalam frekuensi yang berlebih.
DM yang terjadi karena kerusakan atau destruksi sel beta di pankreas. kerusakan ini MANIFESTASI
c. Polidipsi (sering haus)
berakibat pada keadaan defisiensi insulin yang terjadi secara absolut. Penyebab dari
polidipsi biasanya ditandai dengan mulut kering yang diakibatkan oleh adanya
kerusakan sel beta antara lain autoimun dan idiopatik.
poliuri, sebab penderita diabetes melitus sering merasakan haus yang berlebihan
b. Diabetes melitus (DM) tipe 2
sehingga penderita akan banyak minum.
Penyebab DM tipe 2 seperti yang diketahui adalah resistensi insulin. Insulin dalam jumlah
d. Polifagia (makan berlebihan)
yang cukup tetapi tidak dapat bekerja secara optimal sehingga menyebabkan kadar gula
KLASIFIKASI Polifagia biasanya dapat disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya terjadi
darah tinggi di dalam tubuh. Defisiensi insulin juga dapat terjadi secara relatif pada
karena sejumlah besar kalori yang terserap ke dalam air urine, sehingga penderita
penderita DM tipe 2 dan sangat mungkin untuk menjadi defisiensi insulin absolut.
diabetes melitus akan mengalami degradasi berat badan, maka dari itu penderita
c. Diabetes melitus (DM ) tipe lain
biasanya merasakan lapar yang berlebih sehingga banyak makan.
Penyebab DM tipe lain sangat bervariasi. DM tipe ini dapat disebabkan oleh defek genetik
fungsi sel beta, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati
pankreas, obat, zat kimia, infeksi, kelainan imunologi dan sindrom genetik lain yang Diabetes melitus yang merupakan penyakit dengan gangguan pada
berkaitan dengan DM. metabolisme karbohidrat, protein dan lemak karena insulin tidak
d. Diabetes melitus Gestasiona dapat bekerja secara optimal, jumlah insulin yang tidak memenuhi
kebutuhan atau keduanya. Gangguan metabolisme tersebut dapat
terjadi karena 3 hal yaitu pertama karena kerusakan pada sel-sel beta
Pengkajian keperawatan dilakukan secara
pankreas karena pengaruh dari luar seperti zat kimia, virus dan
komprehensif meliputi pengumpulan data, pola
bakteri. Penyebab yang kedua adalah penurunan reseptor glukosa
fungsional kesehatan menurut gordon dan
pada kelenjar pankreas dan yang ketiga karena kerusakan reseptor
pemeriksaan fisik (Kartikasari et al., 2020).
PATOFISIOLOGI insulin di jaringan perifer (Fatimah, 2015).
a. Identitas pasien dan penanggung jawab
Insulin yang disekresi oleh sel beta pankreas berfungsi untuk
b. Keluhan utama PENGKAJIAN
mengatur kadar glukosa darah dalam tubuh. Kadar glukosa darah
c. Status kesehatan saat ini
yang tinggi akan menstimulasi sel beta pankreas untuk mengsekresi
d. Riwayat kesehatan lalu
insulin (Hanum, 2013). Sel beta pankreas yang tidak berfungsi secara
e. Riwayat kesehatan keluarga
optimal sehingga berakibat pada kurangnya sekresi insulin menjadi
f. Pola fungsional kesehatan
penyebab kadar glukosa darah tinggi. Penyebab dari kerusakan sel
g. Pemeriksaan fisik Head to Toe
beta pankreas sangat banyak seperti contoh penyakit autoimun dan
DIABETES MELITUS idiopatik (NIDDK, 2014).

a. Diagnosa keperawatan
bardasarkan SDKI menurut (PPNI,
Empat pilar dalam penatalaksanaan
2016):
penyakit diabetes mellitus menurut
1) Nyeri akut
(Hartanti et al., 2013) meliputi
2) Gangguan integritas kulit/ DIAGNOSA
PENATALAKSANAAN 1. Edukasi
jaringan
2. Terapi nutrisi
3) Ketidakstabilan kadar glukosa
3.Aktivitas fisik
darah
4.Terapi farmakologis
4) Risiko infeksi

Kriteria diagnosis DM menurut Perkeni (2015) adalah sebagai


1) Nyeri akut
berikut :
Tujuan & kriteria hasil
a. Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dl.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
Puasa adalah kondisi tidak ada asupan kalori minimal 8 jam.
masalah nyeri dapat teratasi dengan kriteria hasil :
b. Pemeriksaan glukosa plasma ≥ 200 mg/dl 2-jam setelah Tes
a) Keluhan nyeri berkurang
Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 mg.
b) Kemampuan mengontrol nyeri meningkat
c. Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dl dengan
Intervensi :
keluhan klasik.
a) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
d. Pemeriksaan HbA1c ≥ 6,5 % dengan menggunakan metode
kualitas, dan intensitas nyeri
yang terstandarisasi oleh National Glycohaemoglobin
b) Identifikasi skala nyeri PEMERIKSAAN
Standarization Program (NGSP).
c) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri DIAGNOSTIK
Catatan untuk diagnosis berdasarkan HbA1c, tidak semua
d) Fasilitasi istirahat dan tidur e) Berikan teknik
laboratorium di Indonesia memenuhi standar NGSP, sehingga
nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
harus hati-hati dalam membuat interpretasi. Kadar glukosa
e) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
darah yang tidak memenuhi kriteria normal dan tidak juga
nyeri
memenuhi kriteria diagnosis DM dikategorikan sebagai
f) Kolaborasi pemberian analgetik
kategori prediabetes.
Kriteria prediabetes menurut Perkeni (2015) adalah glukosa
Darah Puasa Terganggu (GDPT), toleransi Glukosa Terganggu
(TGT) dan hasil pemeriksaan HbA1c yang menunjukkan angka
5,7 – 6,4 % berdasarkan standar NGSP

2) Gangguan integritas kulit jaringan


Penyakit diabetes yang tidak ditanggulangi secara baik bisa
Tujuan & kriteria hasil
menimbulkan hiperglikemia yang pada waktu-waktu tertentu bisa
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah
menyebabkan komplikasi berupa kerusakan pada sistem tubuh
gangguan intregitas kulit dapat teratasi dengan kriteria hasil :
terutama pada sistem saraf dan pembuluh darah. Penyakit diabetes
a) Integritas kulit/jaringan membaik
melitus adalah salah satu faktor resiko yang mengakibatkan timbulnya
b) Mampu mempertahankan dan melindungi kelembabankulit
penyakit lain seperti jantung, stroke, neuropati, retinopati, dan gagal
c) Tidak ada tambahan luka/lesi dan perdarahan
ginjal. (Israfil, 2020).
Intervensi:
Komplikasi akut dari diabetes melitus meliputi hipoglkemia,
a) Indentifikasi penyebab gangguan integritas kulit KRITERIA HASIL DAN
hiperglikemia dan ketoasidosis sedangkan untuk komplikasi kronis dari
b) Monitor karakteristik luka INTERVENSI KOMPLIKASI
diabetes melitus secara luas dikelompokan menjadi mikrovaskular dan
c) Monitor tanda-tanda infeksi
makrovaskular, Komplikasi mikrovaskuler meliputi neuropati,
d) Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka
nefropati, dan retinopati, sedangkan komplikasi makrovaskuler terdiri
e) Ganti balutan sesuai jumlah eksudat
dari penyakit kardiovaskular, stroke, dan penyakit arteri perifer (PAD).
f) Kolaborasi pemberian antibiotik
Kemudian ada komplikasi lain dari diabetes yang tidak dapat
dimasukkan ke dalam dua kategori yang disebutkan di atas seperti
3) Ketidakstabilan kadar glukosa darah penyakit gigi, penurunan resistensi terhadap infeksi, dan komplikasi
Tujuan & kriteria hasil : kelahiran pada wanita dengan diabetes gestational (Papatheodoroa et
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kadar al. 2018)
glukosa darah stabil dengan kriteria hasil :
a) Kadar glukosa darah membaik
b) Koordinasi meningkat
c) Tingkat kesadaran meningkat
Intervensi :
a) Monitor kadar glukosa darah
b) Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
c) Ajarkan pengelolaan diabetes
d) Kolaborasi pemberian insulin

4) Risiko infeksi
Tujuan & kriteria hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah terjadinya
risiko infeksi bisa teratasi dengan kriteria hasil :
a) Keluhan nyeri berkurang
b) Masalah kemerahan pada kulit membaik
c) Keluhan bengkak membaik
Intervensi :
a) Monitor tanda gejala infeksi lokal dan sistemik
b) Batasi jumlah pengunjung
c) Berikan perawatan kulit pada area edema
d) Jelaskan tanda dan gejala infeksi
e) Ajarkan cara memeriksa luka cara memeriksa
f) Anjurkan meningkatkan asupan cairan

Anda mungkin juga menyukai