Anda di halaman 1dari 7

PENERAPAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN

MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PELAJARAN


PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI DI KELAS VII
SMPN I BONTI

Nama: Semarina Yupita (20101154)

BAB 1

PENDAHULUAN

Penelitian ini mengkaji penerapan metode diskusi dalam upaya meningkatkan


motivasi belajar peserta didik pada pelajaran pendidikan agama katolik (PAK) dan
budi pekerti di kelas VII SMPN 01 Bonti, Kabupaten Sanggau. Tanggung jawab
seorang guru pendidikan agama katolik dan budi pekerti di sekolah tidaklah
mudah, terlebih dalam hal menghadapi fenomena bahwa mata pelajaran
pendidikan agama katolik dan budi pekerti kurang diminati oleh peserta didik
dibanding mata pelajaran lainnya. Tidak jarang kalau fenomena tersebut
berdampak pada motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran pendidikan
agama katolik. Menghadapi masalah ini, salah satu upaya yang dilakukan seorang
guru adalah melakukan variasi metode pembelajaran di kelas.

Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru
memberi kesempatan kepada peserta didik (kelompok siswa) untuk mengadakan
perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau
menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah (Suryosubroto,
1997). Metode diskusi ini dimaksudkan untuk merangsang peserta didik dalam
belajar dan berpikir secara kritis serta dapat menyampaikan pendapatnya secara
rasional dan objektif dalam memecahkan masalah dan menghasilkan keputusan
bersama.

Kurangnya motivasi belajar peserta didik dalam pelajaran pendidikan agama


katolik dan budi pekerti di SMPN 01 Bonti berdampak pada hasil pembelajaran
yang diperoleh peserta didik yang mengakibatkan minimnya pengetahuan peserta
didik. Minat dan keaktifan peserta didik di kelas memiliki dampak yang besar
terhadap pemahaman dan hasil belajar. Oleh karena itu permasalahan ini perlu
diatasi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mencoba memberikan solusi atas
permasalahan yang terjadi dengan mengimplementasikan secara efektif metode
diskusi dalam proses pembelajaran PAK dan budi pekerti di kelas VII SMPN 01
Bonti, Kabupaten Sanggau.

BAB II

PEMBAHASAN

Pemilihan jenis metode mengajar merupakan bagian terpenting yang harus


diketahui oleh guru karena pemilihan metode mengajar yang tepat kerap kali harus
mempertimbangkan berbagai faktor baik dari gurunya sendiri sebagai pengajar
juga dari para peserta didik itu sendiri. Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu
methodos yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sedangkan diskusi secara
etimologis berasal dari bahasa Latin discussion, discussi, atau discussum yang
berarti memeriksa, memperbincangkan, dan membahas. Metode diskusi berfokus
pada siswa atau student center dan bukan pada guru, sehingga peserta didik
diharapkan selalu aktif saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam
pelaksanaannya guru memberikan arahan, membimbing dan menjelaskan aturan
diskusi kepada peserta didik. Pada saat kegiatan diskusi berlangsung, peserta didik
dalam satu kelompok akan saling berbagi data, pengalaman, serta pengetahuan
untuk memecahkan suatu masalah.

Pelaksanaan atau penerapan metode diskusi dalam pembelajaran di kelas, ada


beberapa langkah yang perlu diperhatikan oleh guru (Hamdayama, 2015).
Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut: Pertama, langkah
persiapan,dalam langkah persiapan hal yang harus dilakukan oleh guru, yaitu
menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, baik yang bersifat umum
maupun khusus; menentukan jenis diskusi yang tepat sesuai dengan tujuan
pembelajaran; mengidentifikasikan masalah yang akan didiskusikan oleh peserta
didik; menyiapkan segala sarana penunjang, seperti hal-hal yang berhubungan
dengan teknis pelaksanaan diskusi, meliputi ruang kelas, dan peserta didiknya.
Kedua, pelaksanaan diskusi, pada langkah ini, hal yang harus dilakukan guru
antara lain: memastikan seluruh persiapan diskusi sudah terpenuhi; memberikan
arahan kepada peserta didik terkait tujuan pembelajaran serta aturan yang terdapat
dalam diskusi; melaksanakan diskusi sesuai aturan yang telah ditetapkan serta
memastikan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, seperti tidak tegang,
tidak saling menyudutkan dan lain sebagainya; mengendalikan pembicaraan
terbatas pada topik atau pokok persoalan yang sedang dibahas supaya pembahasan
tidak melebar sehingga mengakibatkan peserta didik tidak fokus. Ketiga, menutup
diskusi, dalam menutup diskusi guru juga harus memperhatikan hal-hal seperti:
membuat kesimpulan berdasarkan hasil diskusi yang telah disepakati dan
mengevaluasi jalannya diskusi dengan meminta pendapat peserta didik sebagai
umpan balik untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya.

Metode diskusi dalam pembelajaran bertujuan untuk melatih peserta didik


dalam memecahkan suatu permasalahan, menjawab dan memahami pertanyaan,
serta mampu membuat keputusan dari suatu permasalahan; memotivasi peserta
didik agar mampu berpikir kritis, mengeluarkan pendapatnya, serta
menyampaikan ide dan mengambil keputusan atau kesimpulan berdasarkan
pertimbangan secara seksama; dan juga melatih peserta didik dalam menghargai
pendapat teman sekelasnya walaupun bertentangan dengan dirinya, serta
mengembangkan sikap demokratis dalam diri peserta didik.

Selain langkah pelaksanaan dan tujuan dari metode diskusi, ada baiknya guru
PAK dan budi pekerti juga mengetahui dan memilih jenis metode diskusi yang
tepat dan sesuai dengan kondisi peserta didik dalam pembelajaran di kelas.
Adapun jenis metode diskusi yang biasa digunakan guru PAK dan budi pekerti,
yaitu diskusi tidak formal (Informal) dimana peserta didik saling tatap muka
secara langsung atau face to face relationship. Diskusi sebagai metode belajar
mengajar diperlukan supaya guru dapat memanfaatkan kemampuan yang dimiliki
peserta didik, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyalurkan
kemampuannya kepada teman sekelasnya, membantu peserta didik belajar
berpikir teoritis dan praktis lewat materi yang dibahas, dan juga supaya guru dapat
mengetahui apakah tujuan instruksional yang sudah dirumuskan telah tercapai.

Metode diskusi dalam pelaksanaannya memiliki kelebihan dan kelemahan.


Kelebihan metode diskusi: (1) Metode diskusi memungkinkan adanya interaksi
antara guru dan peserta didik, juga antara peserta didik dengan peserta didik. (2)
Topik yang menarik membuat peserta didik bersemangat menggeluti masalah itu.
(3) Guru dapat membaca pikiran peserta didik tentang konsep yang baru
dipelajarinya. (4) Dapat mempertinggi pengetahuan iman berkat adanya
komunikasi antar mereka. (5) Hasil diskusi mudah dipahami dan dilaksanakan
bersama kelompok diskusi.

Disamping kelebihannya, metode diskusi juga memiliki beberapa kelemahan,


antara lain: (1) Sulit melakukan metode diskusi untuk kelompok yang besar, sebab
pasti sulit untuk mengendalikan situasi diskusi karena sibuk mengurus diri dan
kepentingan sendiri. (2) membutuhkan waktu yang panjang. (3) Seringkali guru
PAK dan budi pekerti sulit menduga hasil diskusi peserta didik karena daya pikir
mereka bercampur dengan daya khayal. (4) Diskusinya dapat dikuasai atau
didominasi oleh beberapa peserta didik yang menonjol saja. (5) Tidak semua topik
materi pelajaran PAK dapat dijadikan pokok diskusi, akan tetapi hanya hal-hal
yang bersifat problematik saja yang dapat didiskusikan.

Motivasi berasal dari bahasa Latin, movere yang artinya dorongan dari dalam
diri sendiri untuk mencapai sesuatu yang dikehendaki. Motivasi belajar artinya
dorongan dari diri peserta didik untuk mencapai tujuan belajar, misalnya
pemahaman materi pelajaran atau pengembangan belajar. Dengan adanya
motivasi peserta didik akan semangat untuk terus belajar Tanya adanya paksaan
dari pihak manapun. Cara menumbuhkan motivasi belajar peserta didik tentu
bukan perkara mudah karena setiap peserta didik memiliki karakter dan keinginan
yang berbeda-beda.
Untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada pelajaran PAK dan
budi pekerti tentu bukan hal yang mudah. Namun, sebagai guru yang profesional
harus membuat solusi pemecahan masalah tersebut dengan cara penggunaan
metode pembelajaran yang bervariasi, salah satunya adalah metode diskusi.
Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dan beragam bertujuan untuk
menghilangkan kebosanan peserta didik saat proses belajar mengajar berlangsung.

Agar proses pembelajaran metode diskusi berjalan dengan lancar dan


menghasilkan tujuan belajar secara efektif, perlu diperhatikan langkah-langkah
sebagai berikut: (1) Menjelaskan tentang permasalahan yang akan dibahas; (2)
Memberikan motivasi kepada peserta didik untuk memikirkan pemecahannya; (3)
Menciptakan suasana yang kondusif; (4) Memberikan peluang yang sama kepada
peserta didik untuk mengemukakan pendapat, ide, atau gagasan; (5)
Mengendalikan pembicaraan ke arah pokok permasalahan; (6) Memperhatikan
waktu yang telah ditentukan; (7) Menyimpulkan berbagai pendapat (Daryanto,
2009: 401-402).

Adapun penelitian terdahulu yang memiliki relevansi terhadap penelitian ini


adalah penelitian yang dilakukan oleh Dedimus Barangka dosen Sekolah Tinggi
Katolik Santo Yakobus Merauke dan Hubertina Yerwuan mahasiswa Sekolah
Tinggi Katolik Santo Yakobus Merauke dengan judul “Pengaruh Metode Diskusi
Terhadap Motivasi Belajar Pendidikan Agama Katolik Pada Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 2 Obaa kabupaten Mappi”. Hasil penelitian menunjukan adanya
peningkatan motivasi belajar peserta didik dalam pelajaran PAK setelah diberi
metode diskusi.

Dalam PAK, guru harus mengupayakan pendekatan pembelajaran yang


didalamnya terdapat 3 proses yaitu proses pemahaman peserta didik tentang
materi PAK, pergumulan hidup mereka, dan penghayatan iman dalam konteks
hidup nyata sehari-hari. Proses pembelajaran PAK dan budi pekerti dimulai dari
penggalian dan pemahaman pengalaman hidup sehari-hari, kemudian diteguhkan
dengan terang kitab suci yang pada akhirnya diwujudnyatakan dalam tindakan
konkrit.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari pembahasan dan analisis hasil penelitian dari penelitian terdahulu,


diperoleh gambaran bahwa penggunaan metode diskusi dalam upaya
meningkatkan motivasi belajar peserta didik di kelas VII SMPN 01 Bonti
berpengaruh terhadap motivasi dan hasil belajar peserta didik. Dalam pelaksanaan
metode diskusi juga diharapkan kompetensi guru sehingga guru lebih menguasai
metode diskusi sehingga dalam penerapannya guru dapat mengarahkan peserta
didik untuk melakukan metode diskusi dalam pembelajaran dengan baik.

Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa metode diskusi dalam


pelajaran PAK dan budi pekerti pada dasarnya bertujuan agar peserta didik
memiliki motivasi belajar, semangat kekeluargaan, kemampuan untuk
membangun hidup yang semakin beriman dan peduli kepada sesama.
DAFTAR PUSTAKA

A.M. Sudirman. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Barangka, D., & Yerwuan, H. (2021). Pengaruh Metode Diskusi Terhadap


Motivasi Belajar Pendidikan Agama Katolik Pada Siswa Kelas VII SMP
Negeri 2 Obaa kabupaten Mappi. Jurnal Masalah Pastoral, 9(2), 21-22.

Diakses 10 Juli 2023, dari


https://csholar.google.co.id/scholar?lookup=08q=pengaruh+metode+disku
si+terhadap+motivasi+belajar+siswa&hl=id&as_sdt=0,5&as_vis=1#d=gs_
qabs&t=1689165774049&u=%23p%3Dd98pO0g8C88J

Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif & Inovatif.


Jakarta: Publisher.

Dimyati dan Mudjiono. 2003. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineke Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. & Zain, Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.

Djihad, A. & Suyanto. 2012. Bagaimana Menjadi Calon Guru dan Guru
Profesional. Yogyakarta: Multi Pressindo

Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka cipta.

Anda mungkin juga menyukai