Anda di halaman 1dari 2

Perjalanan

Pendidikan Nasional
Bhaskara Pramana (240211205692)

"Pendidikan, memerdekakan manusia sebagai


persatuan rakyat"

Menjadi Seorang Guru


Menjadi guru adalah sebuah pilihan. Guru mengemban
tanggung jawab yang sangat besar. Untuk menjadi
seorang guru yang profesional, seorang guru harus
bekerja keras dan berkomitmen untuk terus meningkatkan
kualitasnya.
Guru tidak hanya bertugas untuk mengajar, namun juga
harus mampu menjadi motivator, fasilitator, inspirator,
mentor dan terus membebaskan peserta didik untuk
memiliki jiwa merdeka belajar untuk menumbuhkan
rasa mandiri dan tanggung jawab pada siswa.

Gerakan Transformasi Ki Hajar Dewantara


Pendidikan Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan

Pendidikan di Indonesia sudah berlangsung lama.


Seiring waktu sistem pendidikan mengalami banyak
sekali perubahan. Pendidikan formal diperkenalkan
oleh Belanda namun tak semua kalangan dapat
merasakan pendidikan tersebut. 1922 Taman Siswa
sebagai jiwa rakyat untuk bebas. Rakyat diberi
kesempatan yang sama dalam mengenyam
pendidikan

PENDIDIKAN
MASA BELANDA

TRANSFORMASI PENDIDIKAN OLEH KI HAJAR DEWANTARA

Pendidikan Nasional Indonesia


Menurut Ki Hajar Dewantara, Pendidikan Nasional adalah
Pendidikan yang berdasarkan kultural atau budaya
bangsanya yang ditujukan untuk keperluan perikehidupan
yang mampu mengangkat derajat negeri dan rakyatnya,
sehingga tercipta kemuliaan segenap manusia di seluruh
dunia. Pendidikan juga berarti daya upaya untuk
memajukan perkembangan budi pekerti (karkater), fikiran
(pengetahuan) dan jasmani (keterampilan). Pendidikan
harus mampu memerdekakan atau memberikan kebebasan
berpikir terhadap anak-anak. Pendidikan seperti itulah
yang menjadi dasar pemikiran Ki Hajar Dewantara untuk
Pendidikan Indonesia tetap tumbuh.
REFLEKSI DIRI
PERJALANAN PENDIDIKAN
INDONESIA
Bhaskara Pramana (240211205692)

Setelah mengikuti perkuliahan selama dua


pertemuan untuk materi Perjalanan Pendidikan
Nasional. Sebagai mahasiswa PPG kami difasilitasi
dengan dosen yang menjelaskan dengan sangat
baik tentang materi ini dan belajar serta membuat
tugas di LSM yang tersedia dari akun SIMPKB
peserta. LSM ini memberikan kesempatan untuk
dapat mengulang materi. Jika ada materi yang
tidak jelas dapat ditanyakan kepada dosen.
Pengalaman baru yang saya peroleh yaitu,
sebelumnya ketika pada Pendidikan sarjana sistem
LMS belum diterapkan jadi pembelajaran terjadi
hanya saat ada kelas saja. Namun disini
mahasiswa dapat terhubung dengan dosen
sehingga pembelajaran menjadi lebih aktif,
fleksibel dan efisien. Pengetahuan baru yang
diperoleh dari materi ini tentunya sangat banyak
sekali. Semuanya sangat bermanfaat dan dapat
dipraktekkan ketika menjadi seorang guru
nantinya. Pola pikir seorang guru yang tadinya
terpusat di guru sekarang berubah menjadi
terpusat pada peserta didik karena mereka harus
mampu merdeka dalam belajarnya. Ketika Ki
Hajar membentuk Taman Siswa sebagai upaya
merdeka terhadap Belanda dari jalur pendidikan,
namun saat ini pemikiran Ki Hajar Dewantara
dapat diartikan sebagai upaya dalam belajar
secara mandiri sesuai dengan kodrat yang dimiliki
oleh seorang anak. Disini guru berfungsi sebagai
pengarah serta pendidik karakter agar kelak
peserta didik menjadi generasi yang memiliki
karakter dan budi pekerti yang luhur. Sehingga
walaupun sudah dimakan zaman, pemikiran Ki
Hajar Dewantara masih dapat dipakai hingga saat
ini. Karena sejatinya Pendidikan Indonesia tidak
terlepas dari kultural atau budaya bangsanya
sendiri. Dengan mempelajari ini saya akan terus
berjuang dan berupaya menjadi guru yang mampu
memerdekakan pemikiran peserta didik untuk
menemukan jalan hidupnya dan berupaya terus
untuk membimbing menjadi generasi yang berbudi
pekerti luhur.
Ada satu hal yang membuat saya
berpikir kembali bahwa sebagus
dan sehebat apapun pendidikan
luar negeri yang akan kita terapkan
jika tidak beriringan dengan kodrat
dan akar budaya Indonesia akan
sangat sulit untuk diterima oleh
Sebagian besar masyarakat
Indonesia dan tidak efektif untuk
diterapkan.

Anda mungkin juga menyukai