Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

FIKIH DAN IBADAH


Tentang
THAHARAH

Di susun oleh kelompok 1 :

Aidil fikra 2310207053


Heru setiawan 2310207025
Jarmilawati 2310207049
Yunicha azilla valenia 2310207035

Dosen pengampu :
Sri sudewi aria M.pd.I

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah SWT, karena atas rahmat dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kuliah.

Meskipun dalam penyusunan makalah ini banyak menemukan hambatan dan


kesulitan, tetapi karena motivasi dan dorongan dari berbagai pihak makalah ini dapat
terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa pada penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan sumbang saran dan kritik dari semua
pihak yang membaca makalah ini yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak atas
dukungannya sehingga terwujudnya makalah ini.

Minggu, 17 september 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2

A. Pengertian thaharah ............................................................................. 2


B. Syarat hukum thaharah ........................................................................ 2
C. Macam-macam thaharah ...................................................................... 3
D. Alat thaharah ........................................................................................ 3
E. Pengertian Najis ................................................................................... 3
F. Macam-macam najis ........................................................................... 4
G. Cara menghilangkan Najis ................................................................... 4
H. Hadas ................................................................................................... 4
I. Macam-macam hadas dan cara mensucikannya .................................. 4

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 6

Kesimpulan ..................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Thaharah merupakan miftah (alat pembuka) untuk memasuki Ibadah
sholat, tanpa thaharah Pintu tersebut tidak akan terbuka. Artinya, tanpa
thaharah Ibadah shalat Sah baik yang fardu maupun sunah tidak sah

B. Rumusan masah

1. Apa pengertian thaharah


2. Apa saja syarat hukum thaharah
3. Pengertian hagis dan hadast.
4. Alat yang digunakan untuk thaharah
5. Cara berthaharah.
C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata Kuliah fikih & Ibadah
2. Menambah wawasan penulis.
3. Memahami cara bersuci

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian thaharah
Thaharah merupakan ciri terpenting dalam islam yang berarti bersih
dan sucinya seseorang secara lahir dan bathin. Secara bahasa (Etimologi)
berarti membersihkan dan mensucikan. Sedangkan menurut Istilah
(terminologi) bermakna menghilangkan hadas dan nais Thaharah berarti
bersih dan terbebas dari kotoran atau noda, baik yang bersifat hissi (terlihat)
Seperti najis ( air seni atau lainnya), atau yg bersipat maknawi Seperti alb atau
maksiat. Sedangkan secara Istilah adalah menghilangkan hadas dan najis yang
menghalangi pelaksanaan salat dengan menggunakan air atau lainnya.

B. Syarat hukum thaharah (Rukun]


Thaharah (bersuci) hukumnya lalah Wayıb. berdasarkan pengelasan al-
Quran ataupun as-sunah Pirman allah dalam Q.s. al-Maidah 15:6

yang artinya :

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat


maka cucilah . mukamu dan tanganmu Sampai dengan Siku dan Sapuhlah
Kepalamu dan (basuh) Kakimu sampai dengan Kedua mata kaki, dan jika
kamu Junuh maka mandilah, dan jika kamu Sakit atau dalam pergalanan atau
kembali dari tempat buang air atau menyentuh perempuan lalu kamu tidak
memperoleh air maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih)
Sapulah muka dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak
menyulitkan kamu, tetapi dia hendak membersihkan kamu menyempurnakan
nikmatnya bagimu,supaya kamu bersyukur1

1
Fiqih sunnah wanita / penulis, Abu Malik Kamal bin As-Sayid Salim ; penerjemahas, M. Taqdir

2
C. Macam-Macam thaharah
1. Thaharah hagigiyyah : bersuci dari najis yang meliputi badan pakaian
dan tempat.
2. Thaharah hukmiyyah : bersuci dari hadas.

Thaharah jenis ini hanya berkenaan dengan balan

1. Thaharah qu bra. : Yaitu mandi


2. Thaharah Shugrah berupa wudhu.
3. Pengganti Keduanya dalam kondisi yang Hdak memungkin untuk
melakukan keduanya (mandi dan wadhu) yaitu tayamum
D. Alat thaharah.

Dalam berthaharah ada dua alat yg digunakan

1. Air mutlak : yaltu air yang suci dan mensucikan yakni air yg masih
murni atau belum tercampuri sesuatu.
Adapun air tersebut adalah :
 Air laut
 Air telaga
 Air Sungai
 Air hujan
 Air salju
 Embun
 Air yang berubah karena lama tidak mengalir
 Air yang tercampur oleh sesuatu yg suci
E. Pengertian najis

Nagis adalah sesuatu yang Kotor (menjijikan) menurut pandangan


syariat dan wajib bagi seorang muslim untuk bersuci dan membersihkannya
jika terkena najis tersebut.

F. Macam-macam najis

3
Kotoran dan kencing manusia, yaitu air kencing. Bayi laki-laki yang
belum berumur 2 tahun dan belum pernah makan sesuatu kecuali air Susu
Ibunya. (najis ringan).

 Najis berat yaltu kotoran hewan yg dagingnya tidak boleh dimakan.


 najis sedang yaltu najis selain dari kedua najis. Diatas seperti segala
sesuatu yang keluar dari qubui dan qubur manusia dan binatang
G. Cara menghilangkan nagis.
 Barang yg terkena najis berat maka wajib dibersihkan dengan terlebih
dahulu membuang. bendanya lalu dibasuh sebanyak 7 kali, Salah satu
diantaranya harus di basuh dengan air yang bercampur tanah.
 Najis ringan cukup dipercikkan air pada tempat terkena najis tersebut.
 Barang yang terkena najis sedang harus dibersihkan sampai sifat dari
najis tersebut. betul-betul hilang. Sepert rasanya warna bau dan
rasanya
H. Hadas

Hadas adalah keadaan tidak suci yang mengenai seseorang muslim


sehingga menyebabkan terhalangnya orang itu untuk melakukan shalat dan
tawaf.

Hadas Menurut bahasa artinya berlaku atau terjadi menurut Istilah


hadas adalah sesuatu yang terjadi atau berlaku yg mengharuskan bersuci atau
membersihkan diri sehingga sah untuk melakukan Ibadan.2

I. Macam macam hadast dan cara mensucikannya.


 Hadas Kecil, contohnya adalah buang angin, buang air kecil, buang air
besar, bersentuhan laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim.

Cara Mensucikannya adalah dengan wudhu.

 Hadas besar, contohnya adalah berhubungan Suami istri, Keluar air


mani, haid atau nifas.

2
Jurnal Penelitian, Volume, 13 Nomor 1. februari 201g.

4
Cara mensucikannya adalah dengan mandi besar.3

3
Arsyad; Murajah leditor, Ahmad Syihabuddin. ·Jakarta: Griya ilmu, 2010.

5
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Thaharah adalah membersihkan diri, Pakaian dan tempat dari segala


hadast dan najis. Untuk. Suci dari hadis, haruslah melakukan wudhu. Mandi wajib
atau tayyamum. Sedangkan suci dari nagis haruslah menghilangkan kotoran
yangg ada di badan pakaian dan tempat yangg bersangkutan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Fiqih sunnah wanita / penulis, Abu Malik Kamal bin As-Sayid Salim ;
penerjemahas, M. Taqdir

Arsyad; Murajah leditor, Ahmad Syihabuddin. ·Jakarta: Griya ilmu, 2010.

Jurnal Penelitian, Volume, 13 Nomor 1. februari 201g.

Turnal Sirajuddin, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri


(UIN)

Anda mungkin juga menyukai