Anda di halaman 1dari 9

BAKTI SOSIAL PENGOBATAN GRATIS DINKES KABUPATEN MANGGARAI

Angka kesehatan di Indonesia masih harus terus ditingkatkan agar tercapai derajat kesehatan
yang diinginkan. Beberapa daerah di Indonesia masih belum dapat menikmati fasilitas kesehatan
karena tidak meratanya distribusi fasilitas layanan kesehatan di daerah-daerah di Indonesia yang
sebagian besar terpusat di tengah kota.
Dengan diadakannya kegiatan bakti sosial di beberapa PANTI ASUHAN tersebut akan dapat
memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesehatan dan pengetahuan terutama anak-anak
di panti asuhan agar dapat mendapatkan pengobatan Dakar.

Menjalankan program kegiatan bakti sosial oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai guna
meningkatkan pemerataan pelayanan pengobatan dasar.

Mengadakan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan massal bagi beberapa anggota panti
asuhan, yang dimaksud disini Anak-anak panti, pengasuh, dan para pengelola panti Asuhan

Kegiatan akan dilakukan serentak pada hari Selasa-Kamis tanggal 12,13, dan 14 Agustus 2020.

Untuk kegiatan ini tidak dilakukan monitoring dan evaluate kegiatan oleh peserta PIDI

POSYANDU

POSYANDU DESA GOLO MENDO

Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu
wilayah kerja Puskesmas, dimana pelaksanaannya dilakukan di tiap kelurahan/RW. Kegiatannya
berupa KIA, KB, P2M (Imunisasi dan Penanggulangan Diare), dan Gizi (Penimbangan balita).
Untuk sasarannya adalah ibu hamil, ibu menyusui, wanita usia subur (WUS) (Muninjaya, 2004).
Posyandu diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan
setempat, dimana dalam satu unit posyandu, idealnya melayani sekitar 100 balita (120 kepala
keluarga) yang disesuaikan dengan kemampuan petugas dan keadaan setempat yang dibuka
sebulan sekali, dilaksanakan oleh kader Posyandu terlatih di bidang KB, yang bertujuan
mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran (DepKes, 2000)
Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan pos terdepan dalam mendeteksi gangguan
kesehatan masyarakat. Pada masa orde baru, Posyandu dengan fungsi pelayanan informasi
kesehatan pada ibu dan anak sangat efektif yaitu dapat menurunkan angka kematian ibu dan
anak (AKB) di Indonesia yang tergolong sukses, selama 5 tahun, dapat menurunkan AKB sebesar
73/1000 kelahiran hidup, menjadi 58/1000 kelahiran hidup. Kondisi sebelum krisis ekonomi
angka anemia ibu hamil sebesar 70,7% (1996) menurun menjadi 51,3% pada tahun 1997.
Namun, saat ini dari tenaga kesehatan, pelayanan kesehatan (Puskesmas) dan ketua
pemberdayaan keluarga (PKK) belum menyadari potensi posyandu sesungguhnya (Depkes,1997).
Posyandu awalnya merupakan sebuah organisasi pelayanan pencegahan penyakit dan keluarga
berencana bagi wanita usia subur dan balita. Posyandu berkembang atas kesadaran serta upaya
masyarakat sendiri dari setiap desa. Kegiatan Posyandu dilakukan oleh para anggota PKK tingkat
desa, yang pelaksanaannya dilakukan oleh kader Posyandu

Salah satu masalah kesehatan di masyarakat adalah gizi buruk, anemia pada ibu hamil, yang
secara teknis ada lembaga yang bertanggung jawab dengan data hasil pemantauan yang
dilakukan secara berkala, yaitu mulai dari tingkat Puskesmas. Dengan adanya Posyandu sebagai
ujung tombak informasi, maka permasalahan kesehatan yang muncul akan cepat diketahui,
terutama pada pemanfaatan meja penyuluhan karena jika terjadi gizi buruk, anemia pada ibu
hamil atau ada orang yang sakit dapat dengan cepat dilakukan penanganan yaitu dengan
memberikan penyuluhan dan pemberian tablet Fe pada ibu hamil agar terhindar anemia

Pemantauan gizi adalah kegiatan posyandu yang dilakukan tidak hanya pada ibu dan anak saja,
tetapi juga pada lansia. Pemberian makanan tambahan atau camilanyang bergizi pada lansia juga
rutin dilakukan.Begitu juga dengan pemberian makanan tambahan untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi ibu hamil dan anak yang mengalami kurang gizi ataupun gizi buruk.
5. Pencegahan dan penanggulangan diare
Pada kegiatan pencegahan dan penanggulangan diare, posyandu akan memberikan oralit dan
suplemen zinc para peserta kegiatan ini.Selain itu, posyandu akan melakukan kunjungan ke setiap
rumah untuk memantau kesehatan lingkungan terkait dengan penyakit diare dan mengedukasi
masyarakat tentang pentingnya menerapkan pola hidup sehat agar terhindar dari penyakit ini.

Kegiatan ini dilakukan oleh perwakilan Puskesmas Timung, perwakilan desa Golo Mendo, petugas
Poskesdes Golo Mendo, Kader Desa, Bidan Desa, Peserta PIDI dan Masyarakat

pada kegiatan ini dilakukan monitoring dan evaluasi oleh Puskesmas Timung, dimana kegiatan ini
merupakan bagian dari kegiatan Pokok UKM

KUNJUNGAN BUMIL RESTI

KUNJUNGAN BUMIL RESTI DESA GOLO CADOR

Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih di prioritaskan pada upaya
peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak, terutama pada kelompok yang rentan salah satu
kelompok tersebut adalah ibu hamil. Ibu hamilperlu di persiapkan seoptimal mungkin secara fisik
dan mental selama dalam masa kehamilan sehingga di dapatkan ibu dan bayi yang sehat
Kehamilan adalah sejak di mulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal
adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari ). Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat di
ikuti proses patologis yang mengancam keadaan ibu dan janin. Tenaga kesehatan harus dapat
mengenal perubahan yang mungkin terjadi sehingga kelainan yang dapat di kenal lebih dini.
Misalnya perubahan yang terjadi adalah odema yang terjadi pada tungkai bawah pada trimester
terakhir dapat merupakan fisiologis. Namun bila di sertai oedema di tubuh bagian atas seperti
muka dan lengan terutama bila di ikuti peningkatan tekanan darah di curigai adanya pre eklamsi.
Perdarahan pada trimester pertama dapat merupakan fisiologis yaitu tanda Hartman yaitu
akibat proses nidasi blastosis ke endometrium yang menyebabkan permukaan perdarahan
berlangsung sebentar, sedikit dan tidak membahayakan kehamilan tapi dapat merupakan hal
patologis yaitu abortus, kehamilan ektopik atau mola hidatidosa. Kehamilan resiko tinggi adalah
keadaan yang dapat mempengaruhi keadaan optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang
di hadapi. Kehamilan resiko tinggi adalah beberapa situasi dan kondisi serta keadaan umum
seorang selama masa kehamilan, persalinan, nifas akan memberikan ancaman pada kesehatan
jiwa ibu maupun janin yang di kandungnya.

Agar semua ibu hamil dapat memahami konsep dasar dari kehamilan resiko tinggi.

KEGIATAN POKOK
1) ANC terpadu
2) Kelas ibu hamil
3) Kunjungan rumah ibu hamil resti

Bidan melakukan kunjungan rumah dan penyuluhan masyarakat secara teratur untuk
menjelaskan tujuan pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil, suami, keluarga maupuan
masyarakat. Bersama kader kesehatan mendata ibu hamil serta memotivasinya agar
memeriksakan kehamilan sejak dini. Melalui komunikasi dua arah dengan beberapa kelompok
kecil masyarakat, di bahas manfaat pemeriksaan kehamila. Ajak mereka memanfaatkan
pelayanan KIA terdekat atau sarana kesehatan lainnya untuk memeriksakan kehamilan. Melalui
komunikasi dua arah dengan pamong, TOMA, ibu, suami, dan dukun bayi, jelaskan prosedur
pemeriksaan kehamilan yang di berikan. Hal tersebut akan mengurangi keraguan mereka tentang
apa yang terjadi pada saat pemeriksaan antenatal, dan menjelaskan manfaat pelayanan antenatal
dan mempromosikan kehadiran ibu untuk pemeriksaan antenatal. Tekankan bahwa tujuan
pemeriksaan ibu dan bayi yang sehat pada akhir kehamilan. Agar tujuan tersebut tercapai,
pemeriksaan kehamilan harus segera di lakukan begitu di duga terjadi kehamilan, dan di
laksanakan terus secara berkala selama kehamilan. Ibu harus melakukan pemeriksaan antenatal
paling sedikit 4 kali. Satu kali kunjungan pada trimester pertama, satu kali kunjungan pada
trimester kedua, dan 2 kali kinjungan pada trimester ketiga.
Berikan penjelasan kepada seluruh ibu tentang tanda kehamilan, dan fungsi tubuhnya,
tekankan ibu perlunya mengerti bagaimana tubuhnya berfungsi (wanita harus memperhatikan
siklus haidnya, mengetahui dan memeriksakan dini bila terjadi keterlambatan atau haid kurang
dari biasannya). Bimbingan kader untuk mendata dan mencatat semua bumil di daerahnya.
Lakukan kunjungan rumah kepada mereka yang tidak memeriksakan kehamilannya. Pelajari
alasannya, mengapa ibu hamil tersebut tidak memeriksakan diri, dan yang tidak pernah
memeriksakan kehamilannya. Lakukan kunjungan rumah, pelajati alasannya. Berikan penyuluhan
dan konseling yang sesuai untuk kehamilan berikutnya, KB, dan pengarangan kelahiran. Jelaskan
dan tingkatkan penggunaan KMS ibu hamil / buku KIA dan kartu ibu

Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pokok dalam kegiatan UKM Puskesmas TImung,
monitoring dan evaluasi dilakukan oleh petugas kesehatan Puskesmas TImung khususnya pada
bagian KIA.

BIAS DESA GOLO MENDO


Salah satu upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian, kecacatan dari
penyakit menular dan penyakit tidak menular adalah imunisasi. Upaya imunisasi telah
diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Mulai tahun 1977 upaya imunisasi dikembangkan
menjadi progam pengembangan imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yaitu tuberculosis, difteria, pertussis,
campak, polio, tetanus dan hepatitis B
World Health Organization (WHO) mulai menetapkan program imunisasi sebagai upaya global
dengan Expanded Program on Immunization (EPI), yang diresolusikan oleh World Health
Assembly (WHA). Trobosan ini menempatkan EPI sebagai komponen penting pelayanan
kesehatan ibu dan anak, khususnya dalam pelayanan kesehatan primer
Sesuai dengan keputusan menteri kesehatan republik indonesia Nomor
1611/MENKES/SK/XI/2005 tentang pedoman penyelenggaraan imunisasi. Bulan imunisasi anak
sekolah yang selanjutnya disebut BIAS adalah bentuk operasional dari imunisasi lanjutan pada
anak sekolah yang dilaksanakan pada bulan tertentu

Menurut UUD 1945 pasal 28B ayat (2) yaitu setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Anak
adalah termasuk subyek dan warga negara yang berhak atas perlindungan hak konstitusionalnya
dari serangan orang lain, termasuk menjamin peraturan perundang-undangan yang pro hak anak.
Dengan demikian anak mempunyai hak konstitusional atas kelangsungan hidup (rights to life and
survival), hak tumbuh dan kembang (rights to development), dan hak perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi.
Program BIAS ini untuk memberikan perlindungan kepada anak-anak usia SD terhadap penyakit
campak,difteri dan tetanus. Oleh karena itu para guru dan orang tua perlu memberikan dukungan
jika anak nya mendapat imunisasi di sekolah oleh petugas puskesmas setempat.

Program imunisasi ini dalam rangka bulan imunisasi anak sekolah(BIAS).


Para petugas medis itu merupakan petugas kesehatan dari puskesmas mekarsari yang akan
memberikan imunisasi kepada siswa kelas 1 dan kelas 2,mereka mendapat imunisasi campak
(booster/ulangan) dan difteri tetanus (DT) oleh Puskesmas Timung

Imunisasi adalah pemberian vaksin (virus yang di lemahkan) ke dalam tubuh seseorang untuk
memberikan kekebalan terhadap penyakit tertentu, seperti terhadap penyakit campak,difteri dan
tetanus.

Monitoring dan Evaluasi pada kegiatan ini dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai

Pemberian Makanan Tambahan bagi Balita di Desa Golo Mendo

Pemberian makanan tambahan pada bayi merupakan salah satu upaya pemenuhan kebutuhan
gizi bayi sehingga bayi dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal, Pemberian makanan
tambahan pada bayi adalah pemberian makanan atau minuman yang mengandung zat gizi pada
bayi atau anak usia 6-12 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi setelah pemberian ASI eksklusif
Pemberian makanan tambahan pada bayi harus dilakukan secara bertahap untuk
mengembangkan kemampuan bayi mengunyah, menelan, dan mampu menerima bermacam-
macam bentuk makanan yaitu dan cair kebentuk bubur kental, sari buah, buah segar, makanan
lumat, makanan lembek, dan akhirnya makanan padat
World Health Organitation (WHO) 2008 mencatat jumlah ibu yang memberi makanan tambahan
pada bayi di bawah usia 2 bulan mencakup 64% total bayi yang ada, 46% pada bayi usia 2-3 bulan
dan 14% pada bayi usia 46 bulan. Banyak sekali alasan kenapa orang tua memberikan makanan
tambahan 6–12 bulan. Umumnya banyak ibu yang beranggapan kalau bayinya kelaparan dan
akan tidur nyenyak jika diberi makan. Kadang anak yang menangis terus di anggap sebagai anak
yang tidak kenyang padahal menangis bukan semata-mata tanda bayi lapar. Belum lagi masalah
banyak anggapan di masyarakat kita seperti oarang tua terdahulu. Alasan lainya juga bisa dari
tekanan lingkungan.

pemberian makanan tambahan pada balita dan Anak di Desa Golo Mendo sebagai upaya
pemenuhan gizi masyarakat khususnya balita dan Anak.

Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan Posyandu di Desa Golo Mendo, dimana anak-
anak yang masuk dalam kategori gizi kurang maupun gizi buruk ataupun stunting setelah
pengukuran tinggi badan dan berat badan berdasarkan umurnya sebagai acuan dalam upaya
Puskesmas Timung untuk persikan gizi masyarakat dalam hal ini anak-anak.

KEGIATAN POSYANDU
Terdapat berbagai jenis kegiatan yang dilakukan pada Posyandu antara lain meliputi 5 kegiatan
posyandu dan 7 kegiatan posyandu (sapta krida posyandu):
Lima kegiatan posyandu antara lain :Kesehatan ibu anak, Keluarga berencana, Imunisasi,
Peningkatan gizi, Penanggulangan diare;
Tujuh kegiatan Posyandu (sapta krida posyandu) meliputi: Kesehatan ibu anak, Keluarga
berencana, Imunisasi, Peningkatan gizi, Penanggulangan diare, Sanitasi dasar, Penyediaan obat
esensial;

Pemberian makanan tambahan bagi balita dilakukan setelah pengkategorian status gizi anak-anak
yang masuk dalam kategori gizi kurang maupun gizi buruk ataupun stunting setelah pengukuran
tinggi badan dan berat badan berdasarkan umurnya

kegiatan ini merupakan kegiatan pokok dalam program kerja Puskesmas Timung, dimana
monitoring dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai dan evaluasi dilakukan oleh
Tim pelaksana program di Puskesmas Timung.

KUNJUNGAN ODGJ DESA GOLO MENDO

Kesehatan dan kesejahteraan jiwa merupakan hal penting untuk diperhatikan dan
diupayakan oleh berbagai pihak, terutama oleh para tenaga profesional di bidang
kesehatan. Teraihnya kesehatan jiwa manusia sebagai makhluk biopsikososial, baik
yang telah didiagnosis menderita gangguan fisik maupun mental-psikologis, perlu
mendapatkan respon yang proporsional dan adekuat dari semua tenaga kesehatan.
Hal ini sejalan dengan konsep sehat WHO yang melihat kesehatan dari tiga sisi yaitu
kesehatan fisik-biologis, mental-psikologis (jiwa) dan sosial yang harus dicapai
secara terintegrrasi (WHO, 2015). Undang-Undang Kesehatan RI tahun 2009,
bahkan menambahkan aspek spiritual sebagai komponen yang harus ada
melengkapi konsep sehat seutuhnya (UU Kesehatan RI, 2009).
Dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan kualitas pelayanan bagi pasien
jiwa di Puskesmas, maka pelayanan kesehatan mental atau jiwa yang menyeluruh
menjadi salah satu syarat yang harus terpenuhi untuk menjamin tercapainya
kebutuhan pasien jiwa. Salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan peran tenaga
kesehatan dan keluarga pasien dalam membantu peningkatan kualitas hidup pasien
adalah kunjungan rumah. Kunjungan rumah dapat memberi bantuan bagi pasien dan
keluarga untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan bagi peningkatan kualitas
hidup pasien.
Kunjungan rumah pasien jiwa adalah mengunjungi tempat tinggal pasien jiwa dan
bertemu dengan keluarga untuk mendapatkan berbagai informasi penting yang
diperlukan dalam rangka membantu pasien dalam proses penyembuhan, serta
melakukan penyuluhan/pmberian edukasi kesehatan fisik/mental/sosial terkait
dengan kebutuhan pasien selama menjalani perawatan kesehatan. Kunjungan
rumah merupakan alternatif yang baik untuk dilakukan sebagai salah satu upaya
membantu proses perubahan respon maladaptif pasien menjadi respon yang lebih
adaptif. Hal ini menjadi alasan bahwa melalui kunjungan rumah akan didapatkan
informasi data fisik maupun non fisik pasien dan keluarga yang dibutuhkan untuk
proses penyembuhan di fasilitas kesehatan secara lebih lengkap dan sesuai dengan
keadaan nyata pasien.

Data pasien dengan masalah kesehatan jiwa di Puskesmas Timung sendiri


sepanjang tahun 2020 dilaporkan sebanyak 20 pasien. Kasus yang paling sering
dijumpai adalah gangguan psikotik dan gangguan somatoform, sedangkan kasus-
kasus lainnya seperti epilepsi, gangguan tingkah laku dan kecemasan umum. Fakta
tersebut menunjukkan bahwa masalah kesehatan jiwa merupakan salah satu
masalah kesehatan yang besar dan nyata di masyarakat. Pasien jiwa di Puskesmas
Timung perlu mendapatkan kunjungan rumah sehingga membantu pemberian
informasi dan motivasi agar pasien dapat diterima keberadaannya dan diperlakukan
sewajarnya baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat
sekitarnya.

1.Melakukan penyuluhan sebagai solusi atas kebutuhan pasien jiwa


2.Memberikan saran yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien sesuai dengan
kebutuhan pasien

Berikut adalah cara pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan jiwa di Puskesmas Timung:
1.Petugas menentukan jadwal kunjungan rumah pasien jiwa
2.Petugas datang ke rumah pasien
3.Petugas mengambil database dan profil keluarga yang akan dikumpulkan (macam data minimal
yang harus dikumpulkan adalah tentang keluarga, keadaan rumah dan lingkungan pemukiman
pasien, genogram, fungsi keluarga)
4.Petugas mencatat data yang dikumpulkan
5.Petugas menyampaikan saran dan/atau penyuluhan sesuai dengan hasil temuan

dilakukan Monitoring dan evaluasi kegiatan ini oleh petugas Puskesmas Timung khusus pelayanan
ODGJ

PENYULUHAN STUNTING DESA GOLO MENDO

Stunting adalah keadaan paling umum dari bentuk kekurangan gizi (PE / mikronutrien), yang
mempengaruhi bayi sebelum lahir dan awal setelah lahir, terkait dengan ukuran ibu, gizi selama
ibu hamil, dan pertumbuhan janin. Menurut Sudiman dalam Ngaisyah, stunting pada anak balita
merupakan salah satu indikator status gizi kronis yang dapat memberikan gambaran gangguan
keadaan sosial ekonomi secara keseluruhan di masa lampau dan pada 2 tahun awal kehidupan
anak dapat memberikan dampak yang sulit diperbaiki. Salah satu faktor sosial ekonomi yang
mempengaruhi stunting yaitu status ekonomi orang tua dan ketahanan pangan keluarga.
Status ekonomi orang tua dapat dilihat berdasarkan pendapatan orang tua. Pendapatan keluarga
merupakan pendapatan total keluarga yang diperoleh dari berbagai sumber, yaitu hasil kepala
keluarga, hasil istri, hasil pemberian, hasil pinjaman, dan hasil usaha sampingan per bulan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ngaisyah pada tahun 2015 menunjukkan bahwa pada
kelompok stunting lebih banyak pendapatannya adalah dibawah UMR yakni sebanyak 67
responden (35,8%) , sedangkan yang memiliki pendapatan diatas UMR hanya sedikit yakni
sebanyak 45orang(22%)
Berdasarkan hasil RISKESDAS pada tahun 2013 kasus stunting di Indonesia mencapai (37,2 %),
tahun 2010 (35,6%), dan tahun 2007 (36,8 %).

Rendahnya tingkat pendapatan secara tidak langsung akan menyebabkan terjadinya stunting hal
ini dikarenankan menurunnya daya beli pangan baik secara kuantitas maupun kualitas atau
terjadinya ketidaktahanan pangan dalam Keluarga. Ketidaktahanan pangan dapat digambarkan
dari perubahan konsumsi pangan yang mengarah pada penurunan kuantitas dan kualitas
termasuk perubahan frekuensi konsumsi makanan pokok. Ketahanan pangan keluarga erat
hubungannya dengan ketersediaan pangan yang merupakan salah satu faktor atau penyebab
tidak langsung yang berpengaruh pada status gizi anak. Gizi buruk menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan pada balita, sehingga tinggi badan anak tidak sesuai dengan umurnya atau disebut
dengan balita pendek atau stunting.

Pemberian materi Penyuluhan Stunting ini dilakukan langsung kepada setiap orang tua yang
anaknya dicurigai masuk dalam kategori status gizi kurang maupun gizi buruk oleh peseta PIDI.
Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan Posyandu Desa Golo Mendo.

Sebelum dilakukan Penyuluhan langsung kepada setiap orang tua yang anaknya dicurigai masuk
dalam kategori status gizi kurang maupun gizi buruk, dilakukan penimbangan dan pengukuran
tinggi badan berdasarkan umur Anak.

kegiatan ini merupakan kegiatan pokok dalam program kerja Puskesmas Timung, dimana
monitoring dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai dan evaluasi dilakukan oleh
Tim pelaksana program di Puskesmas Timung.

PEMBERIAN PMT BUMIL DESA WAERII

Masalah gizi kurang pada ibu hamil masih merupakan fokus perhatian, masalah tersebut antara
lain anemia dan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK). Status kesehatan di Indonesia belum
menggembirakan ditandai dengan Angka Kematian Ibu, Kematian Neonatal, Bayi dan Balita masih
sulit ditekan. Ibu hamil membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dibandingkan dengan keadaan
tidak hamil. Hal ini disebabkan oleh selain untuk ibu zat gizi dibutuhkan bagi janin. Di Indonesia
masih banyak ibu yang saat hamil mempunyai status gizi kurang. Hal ini disebabkan oleh asupan
makanan selama kehamilan tidak mencukupi untuk kebutuhan dirinya sendiri dan bayinya
Kurang Energi Kronis (KEK) adalah kurangnya asupan energi yang berlangsung lama/kronik. Ibu
hamil dengan ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm dinyatakan menderita KEK. Hasil
Riskesdas tahun 2013 menunjukkan prevalensi ibu hamil KEK di Indonesia sebesar 24,2 %

Salah satu kekurangan zat gizi pada ibu hamil adalah Kurang Energi Kronis (KEK). Ibu hamil
dengan masalah gizi berdampak terhadap kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi serta kualitas
bayi yang dilahirkan. Kondisi ibu hamil KEK, berisiko menurunkan kekuatan otot yang membantu
proses persalinan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya partus lama dan perdarahan pasca
salin, bahkan kematian ibu

PMT pada ibu hamil merupakan bentuk suplementasi gizi berupa biskuit lapis yang dibuat dengan
formulasi khusus dan difortifikasi dengan vitamin dan mineral yang diberikan kepada ibu hamil
dengan kategori KEK untuk mencukupi kebutuhan gizi. Makanan tambahan ibu hamil ini
mengandung energi 270 kkal, 6 gram protein, minimum 12 gram lemak. Makanan tambahan ibu
hamil diperkaya dengan 11 macam vitamin (A, D, E, B1, B2, B3, B5, B6, B12, C, Asam Folat) dan 7
macam mineral (Besi, Kalsium, Natrium, Seng, Iodium, Fosfor, Selenium). Masa
kedaluwarsa/waktu antara selesai diproduksi sampai batas akhir masih layak dikonsumsi dari
produk makanan tambahan yaitu 24 bulan. Setiap 3 (tiga) biskuit lapis dikemas dalam 1 (satu)
kemasan primer (berat 60 gram). Setiap 7 (tujuh) kemasan primer dikemas dalam 1 (satu) kotak
kemasan sekunder (berat 420 gram). Setiap 4 (empat) kemasan sekunder dikemas dalam 1 (satu)
kemasan tersier.

Pendistribusian PMT dilakukan di Puskesmas saat ibu hamil melakukan pemeriksaan ANC
terpadu, pada tahapan pemeriksaan gizi akan dilakukan skrining gizi, konseling dan edukasi gizi
terlebih dahulu kemudian diakhir dengan pemberian makanan tambahan

kegiatan ini merupakan kegiatan pokok dalam program kerja Puskesmas Timung, dimana
monitoring dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai dan evaluasi dilakukan oleh
Tim pelaksana program di Puskesmas Timung.

KEGIATAN PENYEMPROTAN DESINFEKTAN DI RUMAH IBADAH LINGKUNGAN KERJA PUSKESMAS


TIMUNG

Indonesia masih bergelut melawan virus Corona hingga saat ini, sama dengan negara lain di
dunia. Jumlah kasus virus Corona terus bertambah dengan beberapa melaporkan kesembuhan,
tapi tak sedikit yang meninggal. Usaha penanganan dan pencegahan terus dilakukan demi
melawan COVID-19 dengan gejala mirip flu.
WHO menyatakan saat ini Eropa telah menjadi pusat pandemi virus Corona secara global. Eropa
memiliki lebih banyak kasus dan kematian akibat COVID-19 dibanding China. Jumlah total kasus
virus Corona, menurut WHO, kini lebih dari 136 ribu di sedikitnya 123 negara dan wilayah. Dari
jumlah tersebut, nyaris 81 ribu kasus ada di wilayah China daratan. Italia, yang merupakan negara
Eropa yang terdampak virus Corona terparah, kini tercatat memiliki lebih dari 15 ribu kasus.

Pandemi atau epidemi global mengindikasikan infeksi COVID-19 yang sangat cepat hingga hampir
tak ada negara atau wilayah di dunia yang absen dari virus Corona. Peningkatan jumlah kasus
terjadi dalam waktu singkat hingga butuh penanganan secepatnya. Sayangnya, hingga kini belum
ada obat spesifik untuk menangani kasus infeksi virus Corona atau COVID-19.

Dalam proses penyemprotan ini bahan kimia yang digunakan dalam desinfektan yakni berbahan
dasar hydrogen peroksida. Bahan ini berfungsi untuk membunuh bakteri dan virus di udara.
Pengaplikasian alat penyemprotan tersebut tentu harus sesuai dengan standar operasional dan
dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD) seperti kacamata (google), masker dan pakaian
lengan panjang untuk mengurangi paparan chemical nya. Ruangan yang sudah disemprot harus
di sterilkan kurang lebih 5-10 menit agar virus benar-benar terpapar.

Penyemprotan desinfektan secara serentak diseluruh TEMPAT IBADAH dilakukan sebagai


memotivasi kepada seluruh komponen masyarakat Kelurahan Waerii agar tidak panik dalam
menyikapi virus corona, namun tetap waspada dengan melakukan upaya pencegahan secara dini.
Antara lain dengan melakukan penyemprotan desinfektan pada tempat kerja maupun rumah dan
penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk mencegah penyebaran virus corona.

kegiatan ini merupakan kegiatan pokok dalam program kerja Puskesmas Timung selama Pandemi
Corona berlangsung, dimana monitoring dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai
dan evaluasi dilakukan oleh Tim pelaksana program di Puskesmas Timung.

Anda mungkin juga menyukai