487 1121 1 PB
487 1121 1 PB
Artikel
Diterima: 12 April 2022 Angka Kematian Ibu (AKB) adalah perbandingan angka
Revisi Akhir: 09 Juni 2022 kematian ibu pada masa hamil, nifas, dan nifas yang
Tersedia Online: 29 Juni 2022
disebabkan oleh kehamilan, nifas, dan nifas pada setiap
100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu (AKI) di dunia
pada tahun 2015 diperkirakan sebesar 216 per 100.000
KATA KUNCI
kelahiran hidup atau diperkirakan 303.000 kematian. Target
Kontinuitas perawatan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) tahun 2030
adalah menurunkan Angka Kematian Ibu (MMR) di bawah
KORESPONDENSI 70 per 100.000 kelahiran hidup. Target RPJMN pada tahun
2019 adalah 306 per 100.000 kelahiran hidup (Kementerian
Telepon: 082169916465 Kesehatan, 2019). Sedangkan AKB di dunia sebesar
Email: yulizawati@med.unand.ac.id
10.000.000 orang per tahun. AKB di Indonesia mencapai 22
per 1.000 kelahiran hidup. Tujuan kesinambungan pelayanan
kebidanan adalah memberikan pelayanan yang
berkesinambungan mulai dari masa prakonsepsi, kehamilan,
persalinan, nifas dan keluarga berencana. Metode penelitian
yang digunakan adalah deskriptif, bentuk penelitian studi
kasus, subjek ibu hamil Ny. D berumur 26 tahun di PMB
bersama Kurao. Teknik pengumpulan datanya dengan
wawancara dan observasi (observasi) serta menggunakan
teknik analisis data di lapangan. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah format asuhan kebidanan, pedoman wawancara, alat p
Hasil penelitian menunjukkan bahwa asuhan yang diberikan
pada Ny. D berusia 26 tahun mulai dari masa prakonsepsi,
kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir serta KB
berjalan dengan baik, ibu dan bayi dalam keadaan sehat.
Kesimpulannya, kesinambungan pelayanan kebidanan yang
diberikan mulai dari pelayanan kehamilan, persalinan, nifas,
dan bayi baru lahir dapat memberikan manfaat bagi ibu dan
bayi dalam prosesnya. Continuity of care Pelayanan
kebidanan dapat mengoptimalkan deteksi ibu dan bayi
berisiko tinggi
I. PENDAHULUAN
Indikator kesehatan suatu negara ditentukan oleh perbandingan tinggi rendahnya Angka Kematian
Ibu (MMR) dan Angka Kematian Bayi (AKB), Badan Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kematian ibu
adalah kematian seorang wanita yang terjadi. pada saat hamil, melahirkan atau dalam waktu 42 hari setelah
melahirkan dengan sebab-sebab yang berhubungan langsung atau tidak langsung setelah melahirkan. Selain
menilai program kesehatan ibu, indikator ini juga mampu menilai derajat kesehatan masyarakat, karena
kepekaannya terhadap peningkatan pelayanan kesehatan, baik dari segi aksesibilitas maupun kualitas.
Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia pada tahun 2015 diperkirakan sebesar 216 per 100.000 kelahiran
hidup atau diperkirakan 303.000 kematian, penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan setelah
melahirkan (20%), tekanan darah tinggi (hipertensi) pada kehamilan (32 %). (WHO, 2019)
Target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s) pada tahun 2030 tentunya memerlukan
perhatian khusus dari semua pihak baik pemerintah maupun swasta yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu
(MMR) di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan data RPJMN tahun 2010 AKI sebesar 346 per
100.000 kelahiran hidup, sedangkan target RPJMN tahun 2019 adalah 306 per 100.000 kelahiran hidup
menurut Direktorat Pembinaan Kesehatan Ibu Kementerian Kesehatan RI. (Kemenkes, 2019)
Sedangkan untuk AKB di dunia yang berpenduduk 10.000.000 orang per tahun, telah terjadi penurunan
kematian anak di bawah usia 5 tahun sejak tahun 2000, dengan angka kematian global turun sebesar 49%, dari 77
kematian per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2000 menjadi 39 kematian per 10.000.000 kelahiran hidup. 1000 kelahiran.
hidup pada tahun 2017 (WHO, 2019)
AKB di Indonesia mencapai 22 per 1.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) di desa/
kelurahan 0-1 per tahun sebesar 83.447, di Puskesmas 7-8 per tahun sebesar 9.825, dan AKB di RS 18
per tahun sebesar 2.868. (Rakerkesnas, 2019).
Organisasi Kesehatan Dunia telah mengidentifikasi peningkatan kualitas hidup ibu dan anak
sebagai salah satu prioritas kesehatan dunia. WHO menganjurkan pelayanan saat melahirkan sebagai
salah satu cara untuk menyempurnakan kesehatan ibu dan anak dimulai dari fasilitas kesehatan yang
paling rendah sesuai keselamatan. Dalam sepuluh tahun terakhir, apresiasi terhadap pelayanan bidan
semakin meningkat. Sebagai tenaga profesional yang mempunyai keterampilan terbaik, bidan memberikan
pelayanan kesehatan pada masa kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir dengan risiko rendah.
(WHO, 2016)
Salah satu program pemerintah di bidang kesehatan untuk menurunkan AKI adalah Sustainable
Development Goals (SDGs) yang merupakan sistem pembangunan terpadu atau yang disebut dengan
integrasi pembangun nasional. Cakupan tujuan SDGs terdiri dari 17 tujuan global, 169 target dari 240
indikator. Dari 17 tujuan global, poin ketiga adalah memastikan kehidupan yang sehat dan meningkatkan
kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Dari kalimat tersebut salah satu tujuan di bidang kesehatan
adalah menurunkan AKI hingga dibawah 70 per 100.000 kelahiran hidup dan menurunkan AKB menjadi
25 per 1.000 kelahiran hidup (SDGs, 2017).
Pelayanan kesehatan merupakan bagian integral dari pelayanan dasar yang terjangkau oleh
seluruh masyarakat, termasuk pelayanan kesehatan ibu yang diupayakan agar setiap ibu hamil dapat
menjalani kehamilan dan persalinan dengan aman. Peran bidan dalam menurunkan AKB dan AKB adalah
dengan memberikan pelayanan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru
lahir, KB dan memberikan pembinaan kepada kelompok remaja pranikah, melakukan gerakan dan
menumbuhkan peran serta masyarakat untuk mendukung upaya –
upaya kesehatan ibu dan anak.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan bidan untuk menurunkan AKI dan AKB adalah dengan
memberikan kesinambungan pelayanan. Program Continuity of Care (CoC) dirancang untuk meningkatkan
komitmen seluruh masyarakat, meningkatkan akses dan dampak pemanfaatan program
83
Machine Translated by Google
YULIZAWATI /JURNAL KEBIDANAN - VOL.7. NO 1 (2022)
oleh individu dan keluarga, serta mengoptimalkan kemandirian individu, keluarga ibu hamil. Asuhan
kebidanan adalah pelayanan yang berkesinambungan dalam pelayanan kebidanan dan diakui sebagai
tenaga profesional yang bertanggung jawab dan akuntabel yang bekerja bermitra dengan perempuan
pada masa kehamilan, persalinan, dan masa nifas (ICM, 2005). Jadi pelayanan kebidanan berkelanjutan
merupakan strategi kesehatan yang efek utamanya adalah memungkinkan perempuan untuk berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan mengenai kesehatan dan pelayanan kesehatan mereka. (Diana, S.2017)
II. METODE
Metode penelitian ini adalah deskriptif, bentuk penelitian studi kasus menggunakan metode studi
kasus yang terdiri dari satu kesatuan. Unit tunggal yang dimaksud adalah satu orang ibu yang diberikan
asuhan sejak prakonsepsi hingga KB.
Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dengan melakukan wawancara kepada responden mengenai kondisi ibu dan data sekunder
diperoleh dengan menerapkan asuhan kebidanan 7 langkah Varney pada asesmen awal dan
menggunakan metode SOAP (subjektif, objektif, analisis, manajemen).
Studi kasus dilakukan melalui pendekatan manajemen kebidanan mulai dari masa kehamilan, masa
nifas dan masa nifas. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2021 sampai dengan tanggal 3
April 2022. Sampel dalam penelitian ini adalah Ny. D berumur 26 tahun. Studi kasus dilakukan dengan
menemukan permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari satu kesatuan.
Satu kesatuan di sini dapat berarti satu orang, sekelompok warga yang terkena dampak suatu
permasalahan. Unit yang menjadi kasus tersebut dianalisis secara mendalam baik dari segi yang
berkaitan dengan keadaan kasus itu sendiri, faktor-faktor yang mempengaruhi, peristiwa-peristiwa
khusus yang timbul sehubungan dengan kasus tersebut, serta tindakan dan reaksi kasus tersebut
terhadap suatu kasus tertentu. pengobatan atau paparan. Instrumen yang digunakan adalah pedoman
observasi, wawancara dan studi dokumentasi berupa format Asuhan Kebidanan mulai dari kehamilan,
persalinan, bayi baru lahir dan nifas dengan dokumentasi SOAP.
84
Machine Translated by Google
YULIZAWATI /JURNAL KEBIDANAN - VOL.7. NO 1 (2022)
trimester kehamilan, edukasi tentang imunisasi TT dan skrining kehamilan yang dilakukan di
puskesmas, serta merekomendasikan ibu untuk berkunjung kembali 1 bulan lagi atau bila ada keluhan
85
Machine Translated by Google
YULIZAWATI /JURNAL KEBIDANAN - VOL.7. NO 1 (2022)
Kesinambungan pelayanan KB pada Ny. D berumur 26 tahun saat berada di PMB Bersama Kurao
sesuai dengan standar asuhan kebidanan. Hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 3 April 2022
Ny. D ingin berkonsultasi tentang KB, upaya yang dilakukan bidan adalah memberikan edukasi
tentang KB dan membantu ibu dalam menentukan pilihan alat kontrasepsi yang tersedia.
IV. DISKUSI
Pada bagian ini akan dijelaskan tentang asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan secara
berkesinambungan (Continuity of Care). Berdasarkan hasil perawatan yang penulis berikan kepada
Ny. D sejak tanggal 28 Mei 2021 atau sejak masa prakonsepsi, kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru
lahir, hingga pelayanan KB, diperoleh hasil sebagai berikut:
Menjaga status gizi yang baik sebelum hamil sangatlah penting. Persiapan tumbuh kembang bayi
sehat dan mencegah berat badan lahir rendah dapat dilakukan dengan cara:
• Mencapai berat badan ideal dan mengembangkan pola makan gizi seimbang serta berusaha
memenuhi kebutuhan gizi dengan mengonsumsi makanan yang mengandung 2.300–2.500 kkal
karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral setiap hari.
• Mengontrol gangguan makan
• Mengkonsumsi sayur dan buah serta multivitamin yang mengandung asam folat tinggi
untuk membantu mempersiapkan tubuh dalam hal hormon.
• Menghindari asap rokok
• Hindari konsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan berbahaya karena akan mengganggu
kesehatan dan perkembangan janin selama kehamilan.
86
Machine Translated by Google
YULIZAWATI /JURNAL KEBIDANAN - VOL.7. NO 1 (2022)
sistem, baik secara hormonal, fisik, dan psikologis. Mual yang kadang disertai muntah biasanya
dimulai pada usia kehamilan 5 minggu yang dihitung berdasarkan Hari Pertama Haid Terakhir (LMP),
dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 8 hingga 12 minggu dan berakhir pada usia kehamilan
16 hingga 18 minggu.
Mual dan muntah disebabkan oleh perubahan hormonal yang terjadi pada ibu hamil. Hormon
progesteron diproduksi oleh korpus luteum. Peningkatan hormon estrogen dan progesteron dapat
mengganggu sistem pencernaan ibu hamil, dan membuat kadar asam lambung meningkat hingga
muncul keluhan mual dan muntah. Hormon ini dapat memperlambat fungsi metabolisme termasuk
sistem pencernaan.
Selain itu, hormon hCG dalam aliran darah sangat membantu menjaga suplai estrogen dan
progesteron serta mencegah menstruasi. Peningkatan hormon hCG secara tiba-tiba dapat
menimbulkan efek perih pada lapisan lambung, dan efek tersebut adalah rasa mual. Hormon ini juga
menyebabkan hilangnya gula dari darah, yang dapat menyebabkan perasaan sangat lapar dan sakit.
Jadi hormon hCG sangat berpengaruh terhadap timbulnya rasa mual dan muntah pada ibu hamil.
Ibu hamil juga disarankan untuk tidur miring ke kiri atau dengan posisi yang membuat ibu hamil
nyaman. Pada posisi ini, pembuluh darah yang membawa darah ibu ke plasenta dan janin tidak
terkompresi sehingga darah dan nutrisi dapat mencapai janin secara maksimal. Untuk menambah
kenyamanan saat tidur, sebaiknya letakkan bantal di antara kedua kaki bagian bawah saat tidur atau
di dada bagian kiri bawah.
87
Machine Translated by Google
YULIZAWATI /JURNAL KEBIDANAN - VOL.7. NO 1 (2022)
lembab akibat sering mencuci setelah buang air kecil dan tidak dikeringkan, mengakibatkan tumbuhnya
jamur dan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada area tersebut jika tidak segera diatasi (Megasari,
2019).
Penulis menyarankan para ibu untuk mengurangi minuman berkarbonasi atau dengan kandungan
gula tinggi dan minuman berkafein seperti kopi atau teh bersifat mengiritasi kandung kemih dan membuat
seseorang lebih sering buang air kecil, oleh karena itu sebaiknya ibu hamil mengurangi atau menghindari
minuman tersebut dan memperbanyak konsumsi air putih. . Selain itu perlu diberikan pendidikan kesehatan
tentang kebersihan diri seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah buang air kecil, mengeringkan alat
kelamin dengan handuk atau tisu bersih setelah buang air kecil dan menggunakan pakaian dalam yang
menyerap seperti bahan katun dan mengganti pakaian dalam jika celana dalam sudah dalam. kondisi lembab.
Pijat payudara dapat digunakan untuk meningkatkan kontraksi rahim selama persalinan. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Suparti dan Prihadi (2017) ditemukan adanya peningkatan kontraksi rahim
setelah dilakukan pijat payudara kala satu. Pijat payudara dapat memicu pelepasan oksitosin alami
sehingga dapat meningkatkan kontraksi rahim. Selain itu, karena oksitosin diproduksi oleh tubuh ibu
sendiri, diharapkan tidak menimbulkan efek berbahaya baik bagi ibu maupun janin. Penelitian serupa juga
dilakukan oleh Demirel dan Guler (2018) dengan memberikan rangsangan pada puting susu ibu setiap 30
menit (dengan memperhitungkan kontraksi, rangsangan dilakukan setelah kontraksi berakhir) dan dilakukan
selama 4-5 menit atau sekitar 2 menit. pada setiap payudara. Pada penelitian ini ditemukan bahwa
rangsangan pada puting susu ibu dapat meningkatkan pelepasan oksitosin, meningkatkan skor Bishop,
mempercepat persalinan fase aktif, dan menurunkan indikasi induksi sintetik (pemberian oksitosin
intravena). Oleh karena itu, pijat payudara atau rangsangan pada puting susu dapat dianjurkan sebagai
upaya meningkatkan kontraksi rahim.
Saat terjadi kontraksi, ibu akan merasakan nyeri saat proses persalinan. Nyeri pada persalinan
kala I disebabkan oleh munculnya kontraksi otot rahim, hipoksia otot yang berkontraksi, peregangan
serviks, iskemia korpus uterus, dan peregangan segmen bawah rahim. Reseptor nyeri ditransmisikan
melalui segmen saraf tulang belakang T11-
12 dan saraf aksesori saraf simpatis toraks bawah dan lumbal atas.
Sistem ini berjalan dari perifer melalui sumsum tulang belakang, batang otak, thalamus dan korteks
serebral. Pijatan pada punggung merangsang titik-titik tertentu di sepanjang meridian sumsum tulang
belakang yang disalurkan melalui serabut saraf besar ke formasio retikuler, thalamus dan sistem limbik
tubuh untuk melepaskan endorfin. Endorfin merupakan neurotransmitter atau neuromodulator yang
menghambat penghantaran rangsangan nyeri dengan cara menempel pada reseptor opiat pada saraf dan
sumsum tulang belakang sehingga dapat memblok pesan nyeri ke pusat yang lebih tinggi dan dapat
menurunkan sensasi nyeri. Pijat bagian punggung saat persalinan bisa
88
Machine Translated by Google
YULIZAWATI /JURNAL KEBIDANAN - VOL.7. NO 1 (2022)
berfungsi sebagai analgesik epidural yang dapat mengurangi nyeri dan stres, serta dapat memberikan
kenyamanan bagi ibu bersalin (Cunningham et al, 2018).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Aryani dkk (2015) ditemukan adanya pengaruh pijat
terhadap intensitas nyeri pada persalinan normal kala I. Dengan hasil ibu bersalin yang dipijat memiliki
intensitas nyeri 29,62 poin lebih rendah dibandingkan ibu bersalin yang tidak dipijat. Ibu bersalin yang
dipijat mempunyai kadar hormon endorfin yang lebih tinggi dibandingkan ibu bersalin yang tidak dipijat
yaitu sebesar 142,82 pcg/ml sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh pijat terhadap kadar endorfin
pada ibu bersalin normal. Oleh karena itu, seseorang yang memiliki kadar endorfin rendah akan lebih
merasakan sakit dibandingkan dengan seseorang yang memiliki kadar endorfin tinggi.
Dengan melakukan pemijatan dapat meningkatkan kadar hormon endorfin pada ibu sehingga intensitas
nyeri ibu juga akan berkurang.
Kata Bu D, perutnya terasa mual seperti sedang haid. Kondisi ini dikenal dengan istilah involusi
uterus. Involusi uterus merupakan suatu proses perubahan retrogresif pada rahim yang menyebabkan
mengecilnya ukuran rahim. Involusi ini menyebabkan ibu merasakan sakit maag atau disebut juga
afterpain. Afterpain adalah perasaan mulas akibat relaksasi dan kontraksi rahim secara berkala dan
menimbulkan nyeri yang menetap sepanjang masa awal masa nifas. Upaya yang dapat dilakukan untuk
mengatasi rasa tidak nyaman afterpain tersebut antara lain dengan metode farmakologis seperti
pemberian analgesik, dan metode non farmakologis seperti pijat, kompres hangat, gerakan, akupresur,
akupunktur, teknik distraksi dan relaksasi (Amalia dkk, 2015).
Ibu D juga mengatakan ingin menyusui anaknya namun belum mengetahui cara menyusui yang
benar. Penulis memberikan informasi kepada ibu tentang cara menyusui yang benar dan menganjurkan
ibu untuk menyusui bayinya sesuai permintaan. Diharapkan dengan posisi menyusui yang benar dan
bayi disusui sesering mungkin dapat merangsang peningkatan produksi hormon oksitosin dan prolaktin
sehingga produksi ASI meningkat. Selain itu saya juga memberikan informasi
89
Machine Translated by Google
YULIZAWATI /JURNAL KEBIDANAN - VOL.7. NO 1 (2022)
susu bisa keluar. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahayuningsih dkk (2016) ditemukan bahwa
perawatan payudara dan pijat oksitosin berhubungan signifikan dengan peningkatan produksi ASI. Oleh karena
itu, disarankan bagi ibu nifas untuk melakukan perawatan payudara dan pijat oksitosin untuk meningkatkan
produksi ASI.
Menurut IDAI, ASI eksklusif diartikan sebagai menyusui tanpa tambahan makanan atau minuman lain,
baik berupa air, jus, atau susu selain ASI. Pemberian vitamin, mineral, dan obat-obatan diperbolehkan selama
pemberian ASI eksklusif. Menyusui sesuai permintaan Artinya lamanya menyusui tergantung pada kemauan
bayi. Payudara diberikan secara bergantian kanan dan kiri pada awal menyusui, agar kedua payudara
mendapatkan rangsangan yang sama dan mendapatkan pengeringan yang sama. Pada minggu-minggu
pertama, bayi sebaiknya dibangunkan atau dirangsang untuk menyusu maksimal setiap 3 jam. Durasi pemberian
ASI eksklusif yang dianjurkan adalah selama enam bulan pertama kehidupan untuk mencapai tumbuh kembang
yang optimal. Setelah enam bulan, bayi mendapat makanan pendamping ASI yang cukup dan pemberian ASI
dilanjutkan hingga usia 24 bulan (Wendiranti dkk, 2017).
Perawatan tali pusat merupakan pengobatan yang bertujuan untuk menjaga tali pusat pada bayi baru
lahir tetap kering dan mencegah terjadinya infeksi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan tali pusat
antara lain mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan tali pusat, tidak membalut tunggul tali
pusat atau mengoleskan cairan atau bahan apapun pada tunggul tali pusat, melipat popok di bawah tunggul tali
pusat, luka. tali pusar. harus dijaga tetap kering dan bersih, sampai sisa tali pusat mengering dan terlepas
dengan sendirinya serta perhatikan tanda-tanda infeksi tali pusat seperti kemerahan pada kulit di sekitar tali
pusat, munculnya nanah atau bau. Selain itu, perhatikan juga tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir seperti
jika bayi mengalami demam atau suhu <36,5°C, muntah-muntah disertai kembung atau tidak buang air besar,
kejang, sesak napas, mata bernanah, malas menyusu, dan tidur lebih banyak, usia s/d 2 minggu berwarna
kuning, tali pusat berbau, merah atau berdarah, dan tinja encer. Apabila terdapat tanda-tanda infeksi tali pusat
dan tanda-tanda bahaya, anjurkan ibu untuk membawa bayinya ke fasilitas kesehatan (Kemenkes RI, 2019).
Bu D juga menanyakan tentang imunisasi pada bayi. Untuk bayi baru lahir sampai dengan usia 1
tahun, selanjutnya penulis menjelaskan tentang imunisasi dasar yang harus dipenuhi untuk memberikan
kekebalan terhadap penyakit berbahaya pada anak usia dini. Jenis imunisasi yang diperlukan pada bayi baru
lahir sampai usia 1 tahun antara lain BCG, polio, hepatitis B, DPT, campak, HiB, pneumokokus, rotavirus
(Kemenkes RI, 2019).
90
Machine Translated by Google
YULIZAWATI /JURNAL KEBIDANAN - VOL.7. NO 1 (2022)
tentunya ilmu baru tersebut akan dicoba, apalagi jika dirasa berguna atau sangat dibutuhkan (Abbas dkk,
2017).
Penulis bertanya kepada Ny. D pada minggu ke 6 pasca melahirkan untuk menanyakan
rencana KB. Bu D mengatakan dia masih bingung dengan metode yang akan dipilihnya. Saya memberikan
informasi kepada Ny. D mengenai metode KB pasca melahirkan. Keluarga Berencana Pasca Persalinan
adalah pelayanan KB yang diberikan setelah melahirkan selama 42 hari dan dapat dilakukan sesegera
mungkin di fasilitas kesehatan untuk mencegah kehamilan selanjutnya selama minimal 2 tahun pasca
melahirkan yang terdiri dari non hormonal. dan metode hormonal.
Setelah berdiskusi dengan suaminya, Ny. D memutuskan untuk menggunakan metode KB alami yaitu
metode kalender (Ogino-Knaus) karena sang ibu merasa belum siap untuk menggunakan metode KB
modern.
Metode kalender merupakan upaya mengatur kehamilan dengan menghindari hubungan
seksual pada masa subur wanita. Cara ini efektif jika dilakukan dengan benar dan pasangan harus
memahami masa subur. Dari hasil data WHO, efektivitas metode kalender diperkirakan terjadi 5 kehamilan
per 100 wanita per tahun dengan penggunaan yang baik dan benar (consistent and true use) dan 12
kehamilan per 100 wanita per tahun dengan penggunaan rutin (umum digunakan). . Efektivitasnya akan
meningkat jika metode lain digunakan secara bersamaan, seperti penggunaan kondom atau penghentian
hubungan seksual.
Karena merupakan cara alami, cara ini tidak menimbulkan efek samping bagi kesehatan. Inilah sebabnya
mengapa metode ini lebih disukai oleh pasangan, terutama pasangan yang tidak ingin menggunakan
metode KB modern (Marston dan Church, 2016).
Selain itu, penulis juga menyarankan Ibu D untuk tetap memberikan ASI pada bayinya dengan
ASI eksklusif dan on demand sehingga terbentuklah metode kontrasepsi Metode Laktasi Alami (MAL).
MAL merupakan salah satu metode KB alami yang berperan dalam menekan ovulasi agar tidak terjadi
kehamilan. Dari penelitian yang dilakukan oleh Lausi dkk (2017) ditemukan bahwa sebagian besar ibu
yang memberikan ASI eksklusif kembali mengalami menstruasi lebih dari enam bulan, arti kata MAL
terbukti efektif dalam menekan kesuburan ibu setelah melahirkan selama 6 bulan.
Dari data WHO juga ditemukan efektivitas metode MAL diperkirakan 0,9 kehamilan per 100 wanita per
tahun dengan penggunaan yang konsisten dan benar dan 2 kehamilan per 100 wanita per tahun dengan
penggunaan yang umum. Oleh karena itu, MAL dapat direkomendasikan sebagai metode KB alami yang
paling efektif dan memiliki banyak manfaat.
REFERENSI
Abbas, M., S. Hadijono, O. Emilia, dan E. Hartono. 2017. Pengaruh Konseling Saat Persalinan Terhadap
Kepesertaan Keluarga Berencana Pasca Salin di Kabupaten Kolaka. Jurnal Kesehatan Reproduksi
4(2): 127-13
ACM. 2017. Kontinuitas perawatan - Ringkasan bukti. perguruan tinggi bidan Australia
Alita, R. 2020. Hubungan Senam Hamil dengan Rasa Nyaman Tidur pada Ibu HamilTrimester
AKU AKU AKU. Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia 4(1):1-8.
Amalia, W., ND Jayanti, dan N. Mayasari. 2015. Pengeluaran Hormon Endorphine Alami dengan Metode
Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) untuk
Mengendalikan Intensitas Afterpain pada Ibu Nifas. Jurnal Ilmiah Kesehatan Media
Husada 3(2):105-110.
91
Machine Translated by Google
YULIZAWATI /JURNAL KEBIDANAN - VOL.7. NO 1 (2022)
Aryani, Y. Masrul, dan L. Evareny. 2015. Pengaruh Masase pada Punggung Terhadap Intensitas Nyeri Kala I
Fase Laten Persalinan Normal Melalui Peningkatan Kadar Endorfin.
Jurnal Kesehatan Andalas 4(1):70-77
Astuti, Sri dkk. 2017. Asuhan Ibu dalam Masa Kehamilan. Bandung: Erlangga
Diana, Sulis. 2017. Model Asuhan Kebidanan Continuity Care. Surakarta:CV Kekata Group
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. 2019. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Barat
2018. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat
Fatimah Dan Nuryaningsih. (2017). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: Fakultas Kedokteran Dan Kesehatan
Universitas Muhamadiah Jakarta.
Harahap, SD, S. Utami, dan N. Huda. 2018. Efektivitas Yoga terhadap Kualitas Tidur Ibu
Hamil. Jurnal Online Mahasiswa 5:79-87.
Helina, S., JR Harahap, dan D. Atriana. 2019. Pengaruh Inisisasi Menyusui Dini terhadap
Penurunan Tinggi Fundus Uteri 48 Jam Postpartum di Klinik Swasta Kota Pekanbaru
Tahun 2019. Jurnal Ibu dan Anak 7(1):64-73
Jamil, Siti Nurhasiyah., Sukma, Febi., Hamidah. (2017). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi,
Balita Dan Anak Pra Sekolah. Jakarta: Fakultas Kedokteran Dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta
Jnpk-Kn. 2017.Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
John Bowers, Helen Cheyne, Cetakan Gillian & Halaman Miranda. Kontinuitas pelayanan di bidan komunitas. Ilmu
Pengetahuan Manajer Perawatan Kesehatan. 2016;18:195–204
Kementrian Kesehatan RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta: Kemenkes RI
Kementrian Kesehatan RI. (2021). Peraturan Menteri Kesehatan No. 21 Tahun 2021. Jakarta:
Kemenkes RI
Kurniarum, A. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Kesehatan Kementerian Kesehatan
RI. Jakarta.
Lausi, RN, AI Susanti, P. Sari, dan S. Astuti. 2017. Gambaran Metode Amenorea Laktasi dan Cara Pemberian
Asi Eksklusif di Desa Cipacing Kecamatan Jatinangor. Jurnal
Sistem Kesehatan 3(1):32-37.
Lusyana Gloria Doloksaribu, Abdul Malik Simatupang Pengaruh Konseling Gizi Prakonsepsi
Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Wanita Pranikah Di Kecamatan Batang Kuis Wahana
Inovasi 2019(3):10-16
Maharani, SI, Martanti, LE & Bahiyatun, B. Kajian Pemberdayaan Masyarakat Desa Siaga Dalam Rangka Upaya
Penurunan AKI Di Bergas Kabupaten Semarang. Jurnal Kebidanan, 2018:7(15):10-16.
Marston, CA, dan K. Church. 2016. Apakah Bukti Mendukung Promosi Global The
Metode Kontrasepsi® Hari Standar Berbasis Kalender?. Elsevier - Kontrasepsi :
492-497
Maryunani, Anik. (2016). Kehamilan dan Persalinan Patologis (Risiko Tinggi dan Komplikasi)
Dalam Kebidanan.Jakarta: CV Trans Info Media.
Massoumeh Mangeli, Masoud R, Mohammad AC, Batool T. Mengeksplorasi Tantangan Ibu Remaja Dari
Pengalaman Hidupnya dalam Transisi Menjadi Ibu: Studi Kualitatif. Jurnal Kesehatan Keluarga dan
Reproduksi. 2017;11(3):165-173
92
Machine Translated by Google
YULIZAWATI /JURNAL KEBIDANAN - VOL.7. NO 1 (2022)
Megasari, K. 2019. Asuhan Kebidanan pada Trimester III dengan Ketidaknyamanan Sering
Buang Air Kecil. Jurnal Komunikasi Kesehatan 10(2):36-43
Oktarina, Mika. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir.
Yogyakarta: Penerbitan mendalam.
Wendiranti, CI, HW Subagio, dan HS Wijayanti. 2017. Faktor Risiko Kegagalan ASI
Eksklusif. Jurnal Perguruan Tinggi Gizi 6(3):241-248
Rekomendasi WHO mengenai layanan antenatal untuk pengalaman kehamilan yang positif. Katalogisasi
Perpustakaan WHO 2016
Yulizawati.2017.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Padang: Rumah
93