Anda di halaman 1dari 2

6.

1 Pemahaman terhadap dampak pariwisata pada aspek sosial-budayahendaknya


memperhatikan sifat dan susunan berbagai kelompok yang terlibatdan hubungan timbal balik
di antara mereka. Istilah yang umum digunakanuntuk membeda-kan kelompok tersebut ialah
sebagai tuan rumah (hosts) dan tamu (guests). Baik tuan rumah maupun taniu biasanya tidak
merupakankelompok yang homogen sarna sekali.Dampak sosial akan bermacam-macam
sesuai dengan tingkat danmacam perbedaan yang ada antara pengunjung (wisatawan) dan
yangdikunjungi (masyarakat setempat) dalam arti jumlah, ras, budaya, atau pandangan
sosialnya. Pembangunan industri pariwisata biasanya meningkatkan jumlah penduduk
setempat. Hal ini terjadi sebagai akibat dari terciptanya berbagai jenis pekerjaan baru di sekto
r pariwisata. Dengan demikian, maka migrasikeluar dapat diperkecil, dan sebaliknya terjadi
penarikan pekerja-pekerja baru. Proses ini cenderung bersifat selektif dalam hal umur
dan jenis kelamin. Pembangunan pariwisata pada suatu wilayah dapat mengubah pekerjaan
seseorang. Kemampuan dalam berbahasa (asing) menjadi penting bagi penduduk setempat
dalam memi-lih jenis pekerjaan yangdapat dilakukan di sektor pariwisata.

Nilai-nilai yang dipelihara dan berkembang pada masyarakat setempatdapat mengalami


perubahan karena masuknya nilai-nilai yang dibawa olehwisatawan sebagai kelompok yang
berbeda. Gejala ini biasa disebut"demonstration effect" atau akibat penampilan. Di berbagai
wilayah ternyatamenunjukkan bahwa tingkah laku wisatawan dapat merusak norma-
normamasyarakat setempat. Peningkatan pelacuran sering dikaitkan dengan perkembangan
pariwisata, walaupun penelitian tentang hal itu masih jarangdilakukan.Dalam beberapa
kejadian ternyata pula bahwa wisatawan justru lebih banyak dipengaruhi oleh nilai-
nilai setempat. Hal ini terjadi apabilawisatawan dalam wisatanya bertujuan untuk mencari
penguatanatau peningkatan hal politik, ideologi, atau keyakinan/keagamaan melalui
kunjungan ke tempat-tempat tertentu.

Pariwisata dapat meningkatkan usaha-usaha pemeliharaan cara-carahidup tradisional di


negara-negara sedang berkembang. Alasannya ialah bahwa kesenian-
kesenian yang ada sampai sekarang masih menjadi bagianyang sangat penting dari
permintaan wisatawan Eropa. Masyarakat menjaditergugah kembali untuk memperhatikan
seni budayanya.

Beberapa peneliti menemukan bahwa pariwisata menyebabkanterjadinya penurunan nilai-


nilai artistik atau komersialisasi tradisi dan
kebiasaan hidup masyarakat setempat. Sebagai contoh, adanya permintaanakan pertunjukan
upacara keagamaan atau historis yang dilaksanakan di luarsemestinya, _tetapi sekedar untuk
mendapatkan upah. Demi konsumsiwisatawan maka banyak persyaratan dalam kesenian
tradisional yang sudahditinggalkan sehingga lama kelamaan keutuhan suatu upacara
semakinmemudar. Pada akhirnya tinggallah suatu corak kesenian daerah yang
masih bersifat tradisional. tetapi penyajiannya sudah terpotong-potong. Penyajiankesenian
tradisional tidak lagi seperti yang biasa hidup dalam masyarakat,tetapi disesuaikan dengan
waktu dan daya beli wisatawan.

Dengan maksud untuk menyaingi wisatawanmaka penduduk setempat mungkin kemudian


mengadopsimodelmodel pakaian baru, atau mulai makan dan minum asal impor, atau bercita-
cita memiliki barang-barang seperti yang dimiliki oleh wisatawan sebagaimana yang mereka
lihat. Apabila hal itu tidak tercapai, mungkin dapatmenimbulkan iri hati, frustrasi,
dan keinginan jahat (pencurian, penjambretan,dan penodongan) terhadap wisatawan.
Pengeluaran - pengeluaran wisatawan memang dapat
meningkatkan pendapatan penduduk setempat.Peningkatan pendapatan tersebut
secara tidaklangsung dapat mendorong mereka berpola hidup konsumtif. Pola
hidupkonsumtif dapat menimbulkan rasa tidak puas terhadap gaya hidup tradisionalmereka,
dan merangsang keinginan untuk berpola hidup seperti parawisatawan yang berkunjung ke
daerahnya.

Anda mungkin juga menyukai