Anda di halaman 1dari 21

Hubungan Tingkat Pengetahuan Personal Hygiene Dengan Perilaku

Personal Hygiene Remaja Saat Menstruasi di SMP Negeri 1 Gamping


2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa peralihan yang ditandai dengan adanya

perubahan mulai dari fisik, emosi dan psikis. Pada masa ini terjadi pertumbuhan

dan perkembangan yang cepat baik dalam perubahan fisik, sosial dan mental.

Pada remaja umumnya proses pematangan fisik lebih cepat dari pematangan

psikososialnya. Menurut World Health Organization (WHO) remaja adalah

penduduk dengan rentang usia antara 10-19 tahun. Sementara menurut

Kementrian Kesehatan RI, yang disebut remaja adalah penduduk dalam rentang

usia 10-18 tahun. Sedangkan, menurut Badan Kependudukan dan Keluarga

Berencana Nasional (BKKBN), remaja adalah laki-laki dan perempuan yang

belum kawin dengan batas usia remaja adalah 15 -24 tahun. Masa remaja akan

diawali dengan masa pubertas, hal ini akan terlihat dengan timbulnya ciri-ciri

kelamin sekunder yang mana remaja mengalami suatu perubahan fisik, emosional,

dan sosial. Pada laki-laki ditandai dengan adanya mimpu basah sedangkan pada

wanita hal tersebut ditandai dengan datangnya menstruasi (Pendidikan et al., n.d.).

Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dari uterus,

disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium yang terjadi setiap bulan secara

teratur pada wanita. Menstruasi merupakan perdarahan dari rahim yang

berlangsung secara periodik dan umumnya terjadi selama 5-7 hari setiap

bulannya. Pada masa menstruasi, remaja perlu mengenal organ reproduksi,


3

perubahan fisik dan psikologi, agar dapat menghindari faktor risiko yang

mengancam kesehatan dan keselamatan organ reproduksi. Salah satu masalah

kesehatan reproduksi pada remaja adalah gangguan menstruasi, kurangnya

pengetahuan dan perilaku hygiene selama menstruasi yang salah, sehingga dapat

menyebabkan gangguan kesehatan reproduksi seperti : keputihan, infeksi saluran

kemih (ISK) , penyakit radang panggul (PRP) kemungkinan terjadi kanker leher

rahim dan bahkan infertilite. (Khoiri, 2016).

Angka kejadian infeksi saluran reproduksi (ISR) tertinggi di dunia adalah

pada usia remaja (35% – 42%) dan dewasa remaja (27% – 33%). Prevalensi

perilaku personal hygiene saat menstruasi kurant baik sebesar 83%. Prevalensi

ISR pada remaja didunia tahun 2018 yaitu: kandidiasis (25%-50%), vaginosis

bekterial (20%-40%) dan trikomoniasis (5%-15%) (WHO, 2021). Diantara

negara-negara di Asia Tenggara, di Indonesia khususnya pada remaja putrinya

lebih rentan mengalami ISK yang dipicu oleh iklim indonesia yang panas dan

lembab.

Hygiene saat menstruasi (menstrual hygiene) merupakan sesuatu yang sangat

penting, tetapi hal ini masih saja menjadi masalah yang sering diabaikan. Ada

beberapa hal yang dibutuhkan untuk memperoleh hygiene menstruasi diantaranya

yaitu ekonomi yang berkaitan dengan sarana dan prasarana dalam melakukan

perawatan diri, budaya yang berkaitan dengan mitos-mitos yang diyakini oleh

remaja dalam melakukan perawatan diri, dan pengetahuan. Pengetahuan tentang

personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat

meningjatkan kesehatan Individu yang mempunyai pengetahuan tentang personal


4

hygiene maka akan selalu menjaga kebersihan dirinya untuk mencegah adanya

penyakit.

Perilaku hygiene merupakan tema penting yang perlu ditelaah secara

mendalam. Salah satu upaya untuk mengurangi gangguan pada saat menstruasi

yaitu membiasakan diri dengan perilaku personal hygiene. Personal hygiene

berasal dari bahasa Yunani, yaitu personal yang artinya perseorangan dan hygiene

berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara

kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.

Bagi sebagian masyarakat luas, masalah kesehatan reproduksi merupakan hal

yang masih dianggap tabu untuk dibicarakan pada remaja. Akibatnya, komunikasi

antara orang tua dan remaja putri tentang menstrual hygiene menjadi terbatas,

sehingga remaja putri menjadi kurang pengetahuan mengenai personal hygiene

saat menstruasi, kurang mengerti bagaimana cara menggunakan pembalut yang

baik dan benar, kurang memahami dan kadang-kadang mengambil keputusan

yang salah mengenal kesehatan reproduksi. Dari permasalahan yang ditemukan,

maka perlu perhatian khusus dan upaya untuk memelihara kesehatan reprodukai

remaja. Upaya untuk mengurangi serta mencegah gangguan infeksi alat

reproduksi saat menstruasi yaitu dengan membiasakan diri untuk berperilaku

personal hygiene dengan mengganti pembalut 4-5 jam sehari serta membersihkan

bagian vagina dan sekitarnya dari darah. Sehingga akan membantu mencegah

remaja putri dari penyakit infeksi saluran kencing, infeksi saluran reproduksi, dan

iritasi pada kulit.


5

Pada penelitian yang dilakukan oleh Sri Handayani (2019) di Ponpes Al-

Ghifari Gamping Sleman Yogyakarta tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan

Personal Hygiene Dengan Perilaku Vulva Hygiene Saat Menstruasi Pada Remaja

Putri di Ponpes Al-Ghifari Gamping Sleman Yogyakarta mengatakan bahwa

terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan personal hygiene dengan perilaku

vulva hygiene saat menstruasi pada remaja putri, sedangkan pada penelitian yang

dilakukan oleh Nurmaliza pada tahun 2019 yang berjudul Hubungan Tingkat

Pengetahuan Remaja Putri Terhadap Personal Hygine Saat Menstruasi di SMA

Negeri 3 di Pekanbaru mengatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang

signifikan secara stastik antara tingkat pengetahuan terhadap personal hygiene

saat menstruasi di SMA Negeri 3 Pekanbaru 2018.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di SMP Negeri 1 Gamping didapatkan

12 responden remaja putri diberi pertanyaan mengenai pengetahuan tentang

perilaku personal hygiene saat menstruasi yang hasilnya enam siswi mengatakan

mendapat pengetahuan pertama tentang menstruasi dari ibunya, tiga orang siswi

mendapat pengetahuan pertama tentang menstruasi dari sekolah, dan tiga siswi

dari temannya. Dari 12 orang siswi tersebut 100% siswi mengalami gatal-gatal

sekitaran vagina saat menstruasi. Setelah ditanyakan mengenai personal hygiene,

empat siswi mengetahui personal hygiene khususnya vulva hygiene dengan benar

yaitu menggunakan air bersih, membasuhnya dari arah depan ke belakang, dan

cara penggunaan pembalut yang benar, dan delapan siswi masih kurang paham

mengenai personal hygiene yang baik dan benar saat menstruasi.


6

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk

melakulan penelitian mengenai “Hubungan Tingkat Pengetahuan Personal

Hygiene Dengan Perilaku Personal Hygiene Remaja Saat Menstruasi di SMP

Negeri 1 Gamping “.

B. Rumusan Masalah

Belrdasarkan latar belakang yang tellah dilurailkan dilatas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu “apakah terdapat hubungan tingkat

pengetahuan personal hygiene dengan perilaku personal hygiene remaja saat

menstruasi di SMP Negeri 1 Gamping?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan personal hygiene

dengan perilaku personal hygiene remaja saat menstruasi di SMP Negeri 1

Gamping.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan personal hygiene saat

menstruasi pada remaja di SMP Negeri 1 Gamping.

b. Untik mengetahui perilaku personal hygiene saat menstruasi pada

remaja di SMP Negeri 1 Gamping.

c. Untuk menganalisa hubungan tingkat pengetahuan personal hygiene

dengan perilaku personal hygiene remaja saat menstruasi di SMP

Negeri 1 Gamping.
7

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah

wawasan dan pengetahuan mengenai personal hygiene saat menstruasi.

2. Manfaat Teoritis

a. Bagi Remaja

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai masukan dan

pengetahuan bahwa tingkat pengetahuan remaja terhadap personal

hygiene saat menstruasi penting untuk mencegah terjadinya infeksi dan

penyakit kelamin.

b. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi masyarakat

khususnya keluarga yang memiliki anak remaja sehingga dapat

memberikan informasi kepada remaja mengenai tata cara melakukan

personal hygiene yang baik saat menstruasi.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan, wawasan

dan pemahaman kepada peneliti mengenai ilmu baru yang diperoleh

dalam penelitian ini.


8
6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengetahuan

a. Definisi Pengetauan

Pengetahuan merupakan informasi yang ditemui dan diperoleh

oleh manusia melalui pengamatan akal untuk mengenali suatu benda

atau kejadian yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya.

Seringkalibpengetahuan dijadikan sebagi acuan untuk mengetahui

tingkat kecerdasan seseorang. Pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimiliki (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Pengetahuan adalah

segala sesuatu yang diketahui, segala sesuatu yang diketahui berkenaan

dengan hal (mata pelajaran).

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas yang

berbeda-beda. Aspek-aspek pengetahuan dalam taksonomi Bloom

adalah sebagai berikut:

 Pengetahuan (knowledge). Tahu diartikan hanya sebagai recall

(ingatan). Seseorang dituntut untuk mengetahui atau mengenal

fakta tanpa dapat menggunakannya.


7

 Pemahaman (comprehension). Memahami suatu objek bukan

sekedar tahu, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi harus dapat

menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui.

 Penerapan (application). Aplikasi diartikan apabila orang yang

memahamk objek tersebut dapat menggunakan dan

mengaplikasikan prinsip yang diketahui pada situasi yang lain.

 Analisis (analysis). Analisis adalah kemampuan seseorang untuk

menjabarkan dan memisahkan, kemudian mencari hubungan antara

komponen-komponen yang terdapat dalam suatu objek.

 Sintesis (synthesis). Sintesis menunjukkan suatu kemampuan

seseorang untuk merangkum atau meletakan dalam suatu hubungan

yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki.

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru

dari formulasi-formulasi yang telah ada.

 Penilaian (evaluation). Evaluasi berkaitan dengan kemampuan

seseorang untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek tertentu

didasrkan pada suatu kriteria atau norma-norma yang berlaku di

masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan

adalah hasil penginderaan dan pengalaman manusia yang dipengaruhi

oleh intensitas perhatian manusia terhadap objek sebagai upaya untuk

memperbanyak wawasan yang menghasilkan pengetahuan.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetauan


8

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan

seseorang. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

 Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepibadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah yang

berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses

belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin

mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pendidikan

tinggi seseorang akan mendapatkan informasi baik dari orang

lain maupun media massa. Semakin banyak informasi yang

masuk, semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang

kesehatan.

 Media Massa/informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun

non formal dapat memberikan pengetahuan jangka pendek

(immediate impact), sehingga menghasilkan perubahan dan

peningkatan pengetahuan. Kemajuan teknologi menyediakan

bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi

pengetahuan masyarakat tentang informasi baru. Sarana

komunikasi seperti televisi, radio, surat kabar, majalah,

penyuluhan, dan lain-lain pempunyai pengaruh besar terhadap

pembentukan opini dan kepercayaan orang.

 Sosial Budaya dan Ekonomi


9

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan seseorang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan itu baik atau tidak. Status

ekonomi seseorang juga akan menentukan ketersediaan fasilitas

yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial

ekonomi akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

 Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu

baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan

berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam

individu yang berada pada lingkungan tersebut. Hal tersebut

terjadi karena adanya interaksi timbal balik yang akan direspon

sebagai pengetahuan.

 Pengalaman

Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman pribadi ataupun

pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu cara

untuk memperoleh kebenaran suatu pengetahuan.

2. Perilaku

a. Definisi Perilaku

Perilaku merupakan seperangkat perbuatan atau tindakan

seseorang dalam melalukan respon terhadap sesuatu dan kemudian

dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini. Perilaku

manusia pada hakekatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia

baik yang diamati maupun tidak dapat diamati oleh interaksi manusia
10

dengan lingungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap,

dan tindakan. Perilaku secara lebih rasional dapat diartikan sebagai

respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari luar subyek

tersebut. Respon ini terbentuk dua macam yakni bentuk pasif dan

bentuk aktif dimana bentuk pasif adalah respon internal yaitu yang

terjadi dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat dilihat dari

orang lain sedangkan bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu dapat

diobservasi secara langsung.

Perilaku dari segi biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas

organisme yang bersangkutan. Perilaku manusia dapat diartikan

sebagai suatu aktivitas yang sangat kompleks sifatnya, antara lain

perilaku dalam berbicara, berpakaian, berjalan, persepsi, emosi, pikiran

dan motivasi.

Menurut Damayanti (2017) dilihat dari bentuk respon terhadap

stimulus ini maka perilaku dibedakan menjadi dua, yaitu:

 Perilaku tertutup (convert behavior) yakni respon seseorang

terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup

(convert). Respon terhadap stimulus ini masih terbatas pada

perhatian, persepsi, pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang

terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut belum

dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

 Perilaku terbuka (overt behavior) yakni respon seseorang

terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.


11

Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk

tindakan atau praktik, dengan mudah dapat diamati atau dilihat

oleh orang lain.

b. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

3. Konsep Remaja

4. Konsep Menstruasi

5. Personal Hygiene

B. Penelitian Terdahulu

C. Kerangka Berpikir

Motivasi adalah suatu hal yang mendorong timbulnya suatu perbuatan,

mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang dikehendaki, dan

menentukan cepat atau lambatnya suatu perbuatan itu (Masni, 2015).


3.1.Objek Penelitian

Pelnelliltilan ilnil dillakukan pada Cv. Silnar Jaya kellapa sawilt yang belropelrasil

dil Banyuasiln. CV. Silnar Jaya Kellapa Sawilt adalah suatu belntuk badan yang

belrgelrak dil bildang kellapa sawilt. Mulail daril pelmbellilan, pelmelroselsan, dan

pelnjualan. CV. Silnar Jaya melng-supply buah kellapa sawilt kelpada pelrusahaan

yang akan melngolah buah kellapa sawilt telrselbut. Alasan dil pillilhnya Pelrusahaan

Cv. Silnar Jaya karelna masil milnilmnya motilvasil telrhadap kilnelrja karyawan

selhilngga harus dillakukan elvaluasil agar dapat melngeltahuil kellelmahan dil dalam

pelrusahaan telrselbut.

3.2. Rancangan Penelitian

Pelnelliltilan ilnil akan melnggunakan pelndelkatan kuantiltatilf untuk melngukur

dan melnganalilsils hubungan antara motilvasil, lilngkungan kelrja, dan kilnelrja

karyawan. Jelnils pelnelliltilan yang dilgunakan adalah pelnelliltilan korellasilonal untuk

melngildelntilfilkasil apakah telrdapat hubungan antara varilabell-varilabell telrselbut.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasil dalam pelnelliltilan ilnil adalah selluruh karyawan dil pelrusahaan CV.

Silnar Jaya. Pelngambillan sampell dillakukan selcara purposilvel samplilng delngan

melngambill karyawan daril belrbagail bildang. Jumlah sampell yang dilambill selkiltar

40 relspondeln.

3.4. Variabel Penelitian

Variabel Independen:

1. Motilvasil (dilukur delngan melnggunakan skala pelngukuran motilvasil)

21
2. Lilngkungan Kelrja (dilukur delngan melnggunakan skala pelngukuran

lilngkungan kelrja)

22
22

Variabel Dependen:

1. Kilnelrja Karyawan (dilukur delngan melnggunakan data produktilviltas,

elvaluasil kilnelrja, atau parameltelr kilnelrja lailn yang rellelvan)

3.5. Pengumpulan Data

Data akan dilkumpulkan mellaluil meltodel survelil melnggunakan kuelsilonelr

yang dilkelmbangkan belrdasarkan liltelratur telrkailt telntang motilvasil, lilngkungan

kelrja, dan kilnelrja karyawan. Kuelsilonelr akan dilselbarkan kelpada relspondeln yang

tellah dilpillilh dalam sampell. Sellailn iltu, data kilnelrja karyawan juga akan dilpelrolelh

daril catatan produktilviltas dan elvaluasil kilnelrja yang ada dalam pelrusahaan.

Kuilsilonelr adalah selpelrangkat pelrtanyaan atau pelrnyataan yang harus

diljawab olelh relspondeln. (Fajril, 1985) Kuelsilonelr dapat dilanggap selbagail selmacam

wawancara telrtulils. Melrelka dapat dillakukan selcara tatap muka, mellaluil tellelpon,

ataupun selcdara onlilnel.

Jenis kuesioner (populilx, 2023)

1. Kuelsilonelr Telrbuka

Kuelsilonelr telrbuka adalah kuelsilonelr delngan jelnils pelrtanyaan urailan.

Dalam hal ilnil, relspondeln pelrlu melmbelrilkan jawaban belrupa pelndapat atau

pelnjellasan pada kolom kosong yang telrseldila. Kuelsilonelr telrbuka bilasanya

dilgunakan untuk melmpelrolelh ilnformasil melndalam.

2. Kuelsilonelr Telrtutup
23

Selmelntara, pada kuelsilonelr telrtutup, pelrtanyaan yang dilbelrilkan ilalah

belrupa pillilhan ganda atau chelcklilst. Delngan belgiltu, relspondeln hanya dapat

melnjawab pelrtanyaan delngan pillilhan yang telrseldila. Hasill kuelsilonelr telrtutup

telrgolong mudah dilolah dan tak melmakan banyak waktu.

3. Kuelsilonelr Campuran

Lalu, apa iltu kuelsilonelr campuran? Kuelsilonelr campuran selbeltulnya

melrupakan pelrpaduan antara tilpel kuelsilonelr telrbuka dan telrtutup. Sellailn belrguna

untuk melmpelrolelh ilnformasil melndalam, meltodel telrselbut juga selkalilgus

melmbelrilkan seljumlah data belrupa angka.

3.6. Analisis Data

Data yang dilkumpulkan akan dilanalilsils melnggunakan telknilk statilstilk,

antara lailn:

Analisis Deskriptif:

untuk melmbelrilkan gambaran telntang dilstrilbusil data dan karaktelrilstilk

varilabell.

Rumusnya : P = F/N x 100%. (Nurmala, 2020)

Keltelrangan : P = Pelrselntasel, F = Relspondeln frelkuelnsil, N = jumlah

data/sampell Statilstilk.

delskrilptilf melmbelrilkan delskrilpsil suatu data yang dillilhat daril jumlah

sampell (n) milnilmum, maxilmum, sum, melan, standard delvilatilon dan

varilancel.

Analisis Korelasi:
24

untuk melngildelntilfilkasil hubungan antara varilabell motilvasil, lilngkungan

kelrja, dan kilnelrja karyawan.

Rumusnya :

(Candrawardhani, 2022)

Analisis Regresi Linier:

untuk melngujil seljauh mana varilabell motilvasil dan lilngkungan kelrja

belrpelngaruh telrhadap varilabell kilnelrja karyawan.

Pelrsamaan relgrelsil seldelrhana : Y = a + bX

Keltelrangan : Y = varilabell kriltelrilum X = varilabell preldilktor a = varilabell

konstan

b = koelfilsileln arah relgrelsil lilnilelr.

3.7. Etika Penelitian

Pelnelliltilan ilnil akan melmatuhil standar eltilka pelnelliltilan, telrmasuk

melmastilkan kelrahasilaan data relspondeln dan melndapatkan ilziln daril pelrusahaan

untuk mellakukan pelnelliltilan dil dalam organilsasil


DAFTAR PUSTAKA

Arsindi, A., Kamidin, M., Rahman, Z., Mahmud, A., & Suriyanti, S. (2022).

Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Center

of Economic Students Journal, 5(1), 86–95.

https://doi.org/10.56750/csej.v5i1.79

Candrawardhani, S. (2022). Koefisien Korelasi.

Fajri, D. L. (1985). Kuesioner Adalah Metode Pengumpulan Data, Berikut Jenis

dan Contohnya.

Hasibuan, S. M., & Bahri, S. (2018). Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja

dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister

Manajemen, 1(1), 71–80. https://doi.org/10.30596/maneggio.v1i1.2243

Khoiri, A. (2016). 33 Persen Pekerja Indonesia Tidak Bahagia. CNN

INDONESIA. https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160722101825-

277-146292/33-persen-pekerja-indonesia-tidak-bahagia

Masni, H. (2015). Strategi meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Dikdaya,

5(1), 34–45.

Murdiyanto, A. (2012). analisis pengaruh motivasi dan lingkungan kerja

terhadap kinerja karyawan motor hepy cabang jawa tengah. VOL.9, 3.

Nurmala, I. (2020). Analisis Statistik Deskriptif.

Pendidikan, S., Beladiri, O., Atletik, O., Tradisional, O., Senam, A., Berirama, G.,

& Air, O. (n.d.). PROGRAM TAHUNAN KUR. 1–6.

populix. (2023). pengertian kuesioner, jenis, cara membuat dan contohnya.

Wijaya, A. (2017). pengaruh motivasi dan lingkungan kerja. Vol.4, 15.

25
Windhyastiti, I. (2020). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Editor in Chief.

Jurnal ManajemendanKewirausahaan, 8.

Yasin, I. nur. (2016). Pengaruh lingkungan kerja dan motivasi kerja terhadap

kinerja karyawan. Vol.41, 2.

26

Anda mungkin juga menyukai