Anda di halaman 1dari 7

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Latar belakang disusunnya makalah ini adalah untuk Remedial STS
Sejarah sebagai mana yang telah diperintahkan oleh guru Sejarah kami.
Makalah ini membahas Pembentukan, kegiatan, dan dampak Negatif VOC.
Disini kami berusaha menerangkan materi yang dibutuhkan sebagai referensi
agar dapat menyempurnakan topik yang akan diperbincangkan.

B. Rumusan Masalah
1. Latar Belakang Pembentukan VOC ?
2. Bagaimanakah Kegiatan Perdagangan Voc ?
3. Apa Dampak Pembentukan Negatif Voc?

C. Tujuan
Tujuan Makalah Ini Tidak Lain Dan Tidak Bukan Adalah Untuk Memenuhi
Remediala STS Sejarah. Selain Itu Juga Untuk Mempelajari Lebih Dalam
Tentang Sejarah Voc DiIndonesia

Aziz Febriyanto
BAB II
Pembahasan

A. Latar Belakng Pembentukan VOC


VOC adalah singkatan dari "Vereenigde Oost-Indische Compagnie" atau
dalam bahasa Inggris dikenal sebagai "Dutch East India Company." VOC
adalah sebuah perusahaan dagang Belanda yang didirikan pada tahun 1602.
Pembentukan VOC memiliki sejarah yang cukup penting dalam
perkembangan perdagangan global pada masa itu
VOC didirikan pada awal abad ke-17 sebagai respon terhadap persaingan
sengit antara negara-negara Eropa untuk mengendalikan perdagangan
rempah-rempah yang sangat berharga, terutama di wilayah Asia Tenggara.
Negara-negara seperti Portugal, Spanyol, dan Inggris bersaing untuk
menguasai perdagangan ini.
Meskipun sebenarnya VOC merupakan sebuah badan dagang saja, tetapi
badan dagang ini istimewa karena didukung oleh negara dan diberi fasilitas-
fasilitas sendiri yang istimewa. Misalkan VOC boleh memiliki tentara dan
boleh bernegosiasi dengan negara-negara lain. Bisa dikatakan VOC adalah
negara dalam Negara
VOC terdiri 6 Bagian (Kamers) di Amsterdam, Middelburg (untuk
Zeeland), Enkhuizen, Delft, Hoorn dan Rotterdam. Delegasi dari ruang ini
berkumpul sebagai Heeren XVII (XVII Tuan-Tuan). Kamers
menyumbangkan delegasi ke dalam tujuh belas sesuai dengan proporsi
modal yang mereka bayarkan, delegasi Amsterdam berjumlah delapan
Datangnya orang Eropa melalui jalur laut diawali oleh Vasco da Gama,
yang pada tahun 1497-1498 berhasil berlayar dari Eropa ke India melalui
Tanjung Pengharapan (Cape of Good Hope) di ujung selatan Afrika,
sehingga mereka tidak perlu lagi bersaing dengan pedagang-pedagang Timur
Tengah untuk memperoleh akses ke Asia Timur, yang selama ini ditempuh
melalui jalur darat yang sangat berbahaya. Pada awalnya, tujuan utama
Aziz Febriyanto
bangsa-bangsa Eropa ke Asia Timur dan Tenggara termasuk ke Nusantara
adalah untuk perdagangan, demikian juga dengan bangsa Belanda. Misi
dagang yang kemudian dilanjutkan dengan politik pemukiman -kolonisasi-
dilakukan oleh Belanda dengan kerajaan-kerajaan di Jawa, Sumatera dan
Maluku, sedangkan di Suriname dan Curaçao, tujuan Belanda sejak awal
adalah murni kolonisasi (pemukiman). Dengan latar belakang perdagangan
inilah awal kolonialisasi bangsa Indonesia (Hindia Belanda) berawal.
Pembentukan VOC dan peranannya dalam sejarah perdagangan global dan
kolonialisme memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan sejarah
dunia.
Selama abad ke 16 perdagangan rempah-rempah didominasi oleh
Portugis dengan menggunakan Lisbon sebagai pelabuhan utama. Sebelum
revolusi di negeri Belanda kota Antwerp memegang peranan penting sebagai
distributor di Eropa Utara, akan tetapi setelah tahun 1591 Portugis
melakukan kerjasama dengan firma-firma dari Jerman, Spanyol dan Italia
menggunakan Hamburg sebagai pelabuhan utama sebagai tempat untuk
mendistribusikan barang-barang dari Asia, memindah jalur perdagangan
tidak melewati Belanda. Namun ternyata perdagangan yang dilakukan
Portugis tidak efisien dan tidak mampu menyuplai permintaan yang terus
meninggi, terutama lada. Suplai yang tidak lancar menyebabkan harga lada
meroket pada saat itu. Selain itu Unifikasi Portugal dan Kerajaan Spanyol
(yang sedang dalam keadaan perang dengan Belanda pada saat itu) pada
tahun 1580, menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi Belanda. ketiga
faktor tersebutlah yang mendorong Belanda memasuki perdagangan rempah-
rempah Interkontinental. Akhirnya Jan Huyghen van Linschoten dan
Cornelis de Houtman menemukan "jalur rahasia" pelayaran Portugis, yang
membawa pelayaran pertama Cornelis de Houtman ke Banten, pelabuhan
utama di Jawa pada tahun 1595-1597.
Aziz Febriyanto
B. Kegiatan Perdagangan Voc
Perdagangan VOC merujuk pada kegiatan perdagangan yang dilakukan
oleh Vereenigde Oost-Indische Compagnie atau Perusahaan Hindia Timur
Bersatu dalam bahasa Indonesia. VOC adalah perusahaan perdagangan
Belanda yang didirikan pada tahun 1602 dan beroperasi hingga tahun 1799.
VOC adalah salah satu perusahaan perdagangan terbesar dan paling
berpengaruh di dunia pada masanya
Kegiatan perdagangan VOC terutama berfokus pada perdagangan
rempah-rempah, seperti cengkeh, lada, kayu manis, dan biji pala. Mereka
juga terlibat dalam perdagangan barang-barang lain seperti sutra, kopi, teh,
tekstil, dan barang-barang eksotis dari wilayah Asia dan Hindia Belanda
(sekarang Indonesia).
Berikut beberapa aspek utama dari kegiatan perdagangan VOC:
1. Monopoli: VOC mendapatkan hak monopoli dari pemerintah Belanda untuk
melakukan perdagangan di wilayah Asia Tenggara dan Hindia Belanda.
Mereka memiliki kendali atas banyak pelabuhan dan daerah perdagangan
penting di wilayah tersebut
2. Benteng dan Basis: VOC mendirikan benteng-benteng dan pangkalan
perdagangan di berbagai tempat di wilayah Asia dan Hindia Belanda untuk
melindungi kepentingan perdagangannya. Benteng-benteng ini juga
digunakan sebagai pusat administrasi dan penjajahan.
3. Aliansi dan Diplomasi: VOC sering kali menjalin aliansi dengan penguasa
lokal atau suku-suku pribumi untuk melindungi perdagangan mereka dan
mendapatkan dukungan politik.
4. Peran dalam Perdagangan Dunia: VOC adalah salah satu pelaku utama
dalam perdagangan dunia pada abad ke-17 dan ke-18. Mereka mengimpor
rempah-rempah dan barang-barang lain dari Asia ke Eropa, dan sebaliknya,
mengimpor barang-barang Eropa ke Asia.
5. Penjajahan: Selain berperan sebagai perusahaan perdagangan, VOC juga
terlibat dalam penjajahan wilayah-wilayah di Asia dan Hindia Belanda.
Aziz Febriyanto
Mereka mengendalikan wilayah-wilayah seperti Batavia (sekarang Jakarta),
Sri Lanka, dan bagian dari Afrika Selatan.
6. Pengaruh Ekonomi: VOC memiliki pengaruh besar dalam ekonomi Belanda
pada masanya dan memainkan peran penting dalam pembentukan
modalisme kapitalisme.

C. Dampak Negatif Pembentukan VOC


VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) adalah perusahaan
perdagangan Belanda yang memiliki dampak besar terhadap Indonesia
selama masa kolonialnya. Dampaknya bisa dilihat dari berbagai aspek,
termasuk ekonomi, sosial, dan politik. Meskipun beberapa dampak positif
juga ada, banyak dampak negatif yang dihasilkan dari keberadaan VOC di
Indonesia. Berikut adalah beberapa dampak negatifnya:
1. Penjajahan dan Eksploitasi: VOC adalah salah satu alat utama Belanda
dalam menaklukkan dan menjajah wilayah-wilayah di Indonesia. Mereka
memonopoli perdagangan rempah-rempah seperti cengkih, pala, dan lada,
serta memaksa penduduk pribumi untuk bekerja di perkebunan dan pabrik-
pabrik mereka. Eksploitasi ini menyebabkan penderitaan dan penindasan
terhadap penduduk Indonesia.
2. Kerugian Ekonomi: Meskipun VOC memperoleh keuntungan besar dari
perdagangan rempah-rempah, Indonesia mengalami kerugian ekonomi
yang signifikan. Pada saat itu, Indonesia adalah salah satu daerah yang
paling kaya sumber daya alamnya di dunia, tetapi kekayaan ini dieksploitasi
tanpa adanya manfaat yang signifikan bagi penduduk asli.
3. Kerusakan Lingkungan: Eksploitasi sumber daya alam oleh VOC juga
menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius. Hutan-hutan ditebangi
untuk memberikan tempat bagi perkebunan dan pabrik-pabrik, dan ini
menyebabkan hilangnya habitat alam dan penurunan populasi flora dan
fauna asli.
4. Pembagian Sosial dan Diskriminasi: VOC menerapkan kebijakan yang
membagi masyarakat Indonesia berdasarkan ras dan etnis. Hal ini
menciptakan ketidaksetaraan sosial dan diskriminasi terhadap orang
pribumi, dengan orang Belanda dan Eropa dianggap lebih tinggi dalam
hierarki sosial.

Aziz Febriyanto
5. Perbudakan dan Pemaksaan Kerja: VOC menggunakan banyak tenaga kerja
paksa dari penduduk pribumi Indonesia untuk bekerja di perkebunan dan
pabrik-pabrik mereka. Ini menciptakan sistem perbudakan dan pemaksaan
kerja yang menyebabkan penderitaan yang besar bagi orang-orang
Indonesia.
6. Konflik dan Pemberontakan: Dampak negatif VOC juga termasuk konflik dan
pemberontakan oleh penduduk asli yang melawan penjajahan Belanda.

BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
1. Kegiatan Perdangan VOC
a) VOC berhasil menciptakan monopoli perdagangan di wilayah tersebut
dengan mengendalikan produksi dan distribusi komoditas penting
seperti rempah-rempah (seperti cengkih dan lada), yang sangat diminati
di Eropa. Hal ini memberikan keuntungan besar bagi perusahaan.
b) Selain berperan dalam perdagangan, VOC juga memiliki kekuatan militer
dan politik yang signifikan di wilayah kolonialnya. Mereka mendirikan
pemerintahan sendiri dan mengambil alih wilayah-wilayah penting, yang
sering kali melibatkan konflik dengan kerajaan-kerajaan lokal.
c) Kegiatan perdagangan VOC juga memiliki dampak sosial dan budaya
yang besar di wilayah-wilayah yang mereka kuasai. Ini termasuk campur
tangan dalam urusan lokal, pengaruh kebudayaan Eropa, dan perubahan
dalam pola hidup masyarakat setempat.
2. Dampak Negatif VOC
a) VOC terlibat dalam penjajahan yang keras terhadap wilayah kolonialnya,
dengan pendudukan militer dan penindasan terhadap penduduk asli.
Mereka juga memanfaatkan sumber daya alam dan tenaga kerja lokal
secara eksploitatif.
Aziz Febriyanto
b) VOC mendirikan monopoli perdagangan yang merugikan komunitas
lokal. Mereka mengendalikan produksi dan distribusi komoditas penting
seperti rempah-rempah, yang mengakibatkan peningkatan harga dan
kesulitan akses bagi penduduk setempat.
c) Eksploitasi Ekonomi: Meskipun VOC menghasilkan keuntungan besar,
keuntungan tersebut tidak merata dibagi dengan komunitas lokal.
Sebagian besar keuntungan mengalir ke Belanda, yang merugikan
ekonomi lokal.

Daftar Pusaka

Aziz Febriyanto

Anda mungkin juga menyukai