Anda di halaman 1dari 12

JABB, Vol. 4 No.

1 2023 p-ISSN : 2722-936X e-ISSN: 2722-9394


DOI Issue: 10.46306/jabb.v4i1 Doi Artikel: 10.46306/jabb.v4i1.407

PELATIHAN TERAPI KOMPLEMENTER SEBAGAI UPAYA


KEMANDIRIAN ALUMNI PRODI KEPERAWATAN MASOHI
POLTEKKES MALUKU
Nur Baharia Marasabessy*1, La Syam Abidin2, Sitti Johri Nasela3
1,2,3
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Maluku
*e-mail: nurbaharia@poltekkes-maluku.ac.id1, syamafiah1006@gmail.com2, sitti.johri@gmail.com3

Abstract
Every year in Indonesia at least 10,000 new D-III nurse graduates compete for job vacancies in
hospitals, with an absorption of less than 50%. The problem was found that graduates of the
Masohi Nursing Study Program at the Maluku Health Polytechnic, most of them had not worked
in hospitals or health centers on the grounds that the monthly salary they received did not match
their daily expenses, waiting for the selection to open for Candidates for State Civil Apparatus
(ASN). The absorption capacity of graduates until 2020 only reaches 40%. Complementary
therapy is known as traditional therapy which is combined in modern medicine which is also
known as holistic medicine. The method of implementing the activity is training and assistance in
therapeutic practice. The procedure for carrying out activities starts from surveys and participant
observations, surveys of community needs for acupressure and cupping therapy, training
preparation, training implementation, application and participant assistance as well as activity
evaluation. Through this program, graduates or trainees are expected to be able to become
independent entrepreneurs in the field of nursing.
Keywords: Nursing Entrepreneurship, Complementary Therapy, Acupressure Therapy, Cupping
Therapy

Abstrak
Setiap tahun di Indonesia sedikitnya 10.000 lulusan perawat D-III baru memperebutkan lowongan
kerja di rumah sakit, dengan penyerapan kurang dari 50%. Permasalahan yang ditemukan bahwa
lulusan Program Studi Keperawatan Masohi Poltekkes Kemenkes Maluku, sebagian besar belum
bekerja di Rumah Sakit atau Puskesmas dengan alasan gaji perbulan yang diterima tidak sesuai
dengan pengeluaran setiap hari, menunggu terbukanya seleksi penerimaan Calon Aparatur Sipil
Negara (ASN). Daya serap lulusan sampai dengan tahun 2020 hanya mencapai 40%. Terapi
komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam pengobatan modern
yang juga dikenal dengan pengobatan holistik. Metode pelaksanaan kegiatan adalah pelatihan
dan pendampingan praktik terapi. Adapun prosedur pelaksanaan kegiatan dimulai dari survei dan
observasi peserta, survei kebutuhan masyarakat terhadap terapi akupresur dan bekam, persiapan
pelatihan, pelaksanaan pelatihan, aplikasi dan pendampingan peserta serta evaluasi kegiatan.
Melalui program ini, diharapkan lulusan atau peserta pelatihan mampu menjadi wirausahawan
mandiri dalam bidang keperawatan.
Kata kunci: Enterpreneurship Keperawatan, Terapi Komplementer, Terapi Akupresur, Terapi
Bekam

PENDAHULUAN
Kewirausahaan dapat diartikan sebagai mengatur, mengelola dan mengambil risiko
dalam bisnis atau perusahan. Kewirausahaan dapat didefenisikan sebagai tindakan untuk
mencapai kesuksesan melalui koordinasi dan kinerja proyek, layanan dan bisnis.
Pentingnya kewirausahaan hampir dirasakan oleh setiap orang dan setiap bangsa.

460
JABB, Vol. 4 No. 1 2023 p-ISSN : 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue: 10.46306/jabb.v4i1 Doi Artikel: 10.46306/jabb.v4i1.407

Sejarah membuktikan, keberhasilan pembangunan yang diraih oleh negara-negara


maju di kawasan Eropa dan Amerika karena negara tersebut didukung oleh sejumlah
entrepreneurs yang tangguh, begitu juga di Indonesia (Darojat & Sumiyati, 2015).
Menurut Yovita (2017) tingkat kewirausahaan Indonesia di dunia masih menduduki
peringkat ke-90 pada tahun 2017 sedangkan pada tahun 2019 Indonesia menduduki
peringkat di posisi ke-67 di dunia (Harususilo, 2019).
Konsep kewirausahaan pada awalnya dalam bidang ekonomi, akan tetapi telah
berkembang ke bidang lainnya termasuk keperawatan. Konsep kewirausahaan dalam
keperawatan terkait dengan karakteristik pribadi dan profesional, seperti otonomi,
kemandirian, fleksibilitas, inovasi, proaktif, kepercayaan diri, dan tanggung jawab.
Kewirausahaan sosial dan bisnis adalah mekanisme mobilisasi dan transformasi social
sedangkan enterpreneurship adalah perawat mandiri secara profesional dan berkaitan
dengan usaha atau bisnis. Kewirausahaan dalam keperawatan dapat meningkatkan
visibilitas profesi dan mendorong terciptanya ruang baru bagi perawat dalam upaya
kesehatan (Copelli et al., 2019). Upaya kesehatan selain dengan pengobatan
konvensional, juga banyak dilakukan dengan pengobatan komplementer. Komplementer
adalah penggunaan terapi tradisional ke dalam pengobatan modern (Andrews et al., 1999
dalam Widyatuti (2008). Terminologi ini dikenal sebagai terapi modalitas atau aktivitas
yang menambahkan pendekatan ortodoks dalam pelayanan kesehatan (Crips & Taylor,
2001 dalam Widyatuti, 2008). Terapi komplementer juga dikenal dengan pengobatan
holistik. Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang mempengaruhi individu secara
menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan individu untuk mengintegrasikan pikiran, badan,
dan jiwa dalam kesatuan fungsi (Smith et al., 2004 dalam Widyatuti, 2008).
Bagian dari terapi komplementer adalah terapi akupressur dan terapi bekam.
Akupresur didefenisikan sebagai seni penyembuhan kuno dengan menggunakan jari untuk
menekan titik tertentu pada tubuh agar dapat merangsang kemampuan kuratif dari tubuh.
Hasil penelitian telah menjelaskan bahwa terapi akupresur efektif pada berbagai kondisi
pasien meliputi penyakit alzheimer, dispnea, masalah tidur pada lansia, nyeri persalinan,
disminore, stres, mual muntah dan low back pain (Snyder & Lindquist, 2010). Hasil
penelitian lainnya terkait keberhasilan terapi akupresur diantaranya penelitian Majid &
Rini (2016) menunjukkan bahwa terapi akupressur memberikan rasa tenang dan nyaman
serta menurunkan tekanan darah pada lansia, penelitian Ambarsari (2018) menunjukkan
bahwa terapi akupresur berpengaruh terhadap peningkatan kebutuhan tidur lansia,
penelitian Meylana (2012) menunjukkan bahwa Akupresur dan aromaterapi lavender
efektif dalam mengatasi insomnia pada wanita perimenopause, tetapi terapi akupresur
lebih efektif dalam mengatasi insomnia, penelitian Elvira (2015) menunjukkan bahwa
terapi akupresur efektif terhadap frekuensi enuresis pada anak usia prasekolah. Penelitian
Burasyid & Zawawi (2019) terapi bekam dapat menurunkan kadar kolesterol, TD dan gula
darah. Penelitian Fitriyah (2015) bekam dapat menurunkan kadar kolesterol total pada
pasien DM, efektif pada pasien dengan Chronic Low Back Pain (Abdel et al., 2017).
Terapi komplementer dan alternative dalam persepsi masyarakat Indonesia termasuk
kategori positif. Hasil penelitian yang dilakukan Purboyekti (2017) tentang persepsi
masyarakat terhadap pengobatan alternative dan komplementer menunjukkan bahwa
sebanyak 53,4% responden memiliki persepsi yang positif terhadap pengobatan
komplementer dan alternatif, sebanyak 62,6% memiliki persepsi positif terhadap bekam,

461
JABB, Vol. 4 No. 1 2023 p-ISSN : 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue: 10.46306/jabb.v4i1 Doi Artikel: 10.46306/jabb.v4i1.407

sebanyak 60,2% responden memiliki persespi positif terhadap akupuntur dan akupresur
dan sebanyak 61,4% responden memiliki persepsi positif terhadap keuntungan dan
kekurangan dari pengobatan komplementer dan alternatif. Hal ini menggambarkan bahwa
keberadaan terapi komplementer dan alternatif dapat diterima mayarakat.
Pemerintah telah memberikan dukungan terapi komplementer dan alternative
kepada perawat dengan melegalkan Undang-Undang Keperawatan. Berdasarkan Undang-
Undang Keperawatan No. 38 tahun 2014 tentang Praktik Keperawatan pasal 30 ayat (2)
huruf m yang berbunyi “dalam menjalankan tugas sebagai pemberi asuhan keperawatan di
bidang upaya kesehatan masyarakat, perawat berwenang melakukan penatalaksanaan
keperawatan kompelementer dan alternatif”. Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam
penjelasannya pasal 30 ayat (2) huruf m tersebut adalah melakukan penatalaksanaan
keperawatan komplementer dan alternatif merupakan bagian dari penyelenggaraan praktik
keperawatan dengan memasukan/mengintegrasikan terapi komplementer dan alternatif
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Hal ini menggambarkan bahwa lulusan
keperawatan diberikan kewenangan untuk melaksanakan terapi komplementer dan
alternatif.
Jumlah mahasiswa dan lulusan perawat setiap tahun terus meningkat dimana tidak
diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan yang meningkat. Populasi perawat di
Indonesia sedikitnya 10.000 perawat D-III baru yang lulus tiap tahun dan memperebutkan
lowongan pekerjaan di rumah sakit dimana penyerapan lulusan kurang dari 50%.
Sementara itu, lapangan pekerjaan untuk lulusan keperawatan saat ini sudah mulai
menyempit salah satunya sebagai akibat peningkatan standar lulusan calon pekerja karena
produksi perawat berlimpah (Pratiwi, 2018). Ironisnya lebih dari setengah lulusan perawat
menginginkan menjadi pegawai negeri atau pegawai tetap sesuai motivasi awal masuk
saat masuk di jurusan keperawatan. Fenomena ini perlu untuk dipikirkan solusi bagi
lulusan agar mampu menciptakan pekerjaannya sendiri. Solusi ini dapat melalui
memberikan pengetahuan seputar kewirausahaan sehingga dapat membangkitkan
semangat lulusan untuk ikut menciptakan lapangan kerja dengan berwirausaha sehingga
bukan hanya sebagai pencari kerja (Cahyaningrum, 2013). Era industri yang saat ini
telah memasuki fase 4.0, lulusan perguruan tinggi diharapkan memiliki jiwa entrepreneur
sehingga dapat menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya (Alfi, 2019).
Program Studi (Prodi) Keperawatan Masohi sesuai sejarahnya diawali dari Sekolah
Perawat Kesehatan Masohi yang dikonversi menjadi AKPER Masohi pada tahun 2001
dan pada tahun 2002 menjadi Program Studi Keperawatan Masohi dibawah Poltekkes
Kemenkes Maluku. Sampai dengan tahun akademik 2019/2020, Program Studi
Keperawatan Masohi telah meluluskan 1.722 orang alumni yang tersebar di 11
kabupaten/kota di Provinsi Maluku dan juga di luar Provinsi Maluku. Daya serap lulusan
Program Studi Keperawatan Masohi Poltekkes Kemenkes Maluku masih rendah. Sampai
dengan tahun 2020, daya serap lulusan baru mencapai 40%. Permasalahan yang
ditemukan bahwa sebagian besar belum bekerja di Rumah Sakit atau Puskesmas dengan
alasan honorium perbulan yang diterima tidak sesuai dengan pengeluaran setiap hari,
menunggu seleksi penerimaan Calon Aparatur Sipil Negara (ASN), lebih memilih bekerja
membantu menjalankan usaha orangtua bahkan terdapat lulusan yang bekerja sebagai
sopir dan tukang ojek demi memenuhi kebutuhan keluarga sehingga lulusan perlu dibekali
mengenai kewirausahawan dalam bidang keperawatan.

462
JABB, Vol. 4 No. 1 2023 p-ISSN : 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue: 10.46306/jabb.v4i1 Doi Artikel: 10.46306/jabb.v4i1.407

Berdasarkan penjelasan di atas, tim pengabdi bermaksud untuk mengatasi


permasalahan pada lulusan Program Studi Keperawatan Masohi Poltekkes Kemenkes
Maluku tersebut dengan melakukan kegiatan pelatihan terapi komplementer dengan tujuan
mahasiswa dan lulusan mampu menjadi wirausahawan mandiri dalam bidang
keperawatan. Adapun tujuan khusus dari kegiatan ini adalah: membekali alumni menjadi
wirausahawan baru yang mandiri, alumni memiliki kemampuan dan ketrampilan
melakukan terapi komplementer: akupresur sesuai kebutuhan pasien/klien, alumni
memiliki kemampuan dan ketrampilan dalam melakukan terapi komplementer: terapi
bekam sesuai kebutuhan pasien/klien..

METODE
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan melalui lima tahapan
yaitu survei dan observasi calon peserta, survei kebutuhan masyarakat, pelaksanaan
pelatihan, aplikasi dan pendampingan terapi kepada keluarga binaan dan evaluasi.
1. Melakukan survei dan observasi calon peserta
Survei peserta dilakukan melalui penelusuran data sekunder dari bagian
kemahasiswaan Program Studi Keperawatan Masohi serta survey dan observasi terhadap
alumni Program Studi Masohi yang telah bekerja di institusi pelayanan kesehatan yang
ada di wilayah Kota Masohi, yaitu RSUD Masohi, Puskesmas Masohi dan Puskesmas
Letwaru.
2. Melakukan survei kebutuhan masyarakat
Survei terhadap kebutuhan masyarakat, yang pertama kali dilakukan adalah dengan
menelusuri data 10 penyakit terbanyak yang dialami klien yang berkunjung ke dua
puskesmas yang berada di wilayah Kota Masohi. Berdasarkan informasi yang tim
pengabdi dapatkan dari Puskesmas Masohi dan Letwaru. Survei kedua adalah survei
tentang kebutuhan masyarakat terhadap terapi komplementer. Survei ini dilakukan dengan
cara penelusuran atau survei terhadap perawat yang bekerja di institusi pelayanan
kesehatan yang ada di wilayah kota Masohi. Kuesioner dibuat menggunakan google form
dan dibagikan melalui aplikasi whatsapp ke grup DPD PPNI Kabupaten Maluku Tengah.
Grup ini berisi atau beranggotakan perawat yang menjadi pengurus dan anggota DPD
PPNI se-Kabupaten Maluku Tengah.
3. Pembuatan modul terapi
Modul terapi dibuat sebagai pegangan kepada pembelajar untuk memudahkan
mereka memahami materi yang disampaikan. Modul dibuat berdasarkan kajian literatur
tentang terapi akupresur dan terapi bekam. Cakupan isi modul meliputi pengertian, tujuan,
manfaat, mengenal akupoint dan aplikasi terapi akupresur dalam bidang keperawatan
untuk berbagai gangguan penyakit. Begitu juga modul terapi bekam berisi pengertian,
tujuan, manfaat, mengenal terapi bekam dan aplikasinya untuk berbagai penyakit.

463
JABB, Vol. 4 No. 1 2023 p-ISSN : 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue: 10.46306/jabb.v4i1 Doi Artikel: 10.46306/jabb.v4i1.407

Gambar 1. Sampul luar modul pelatihan (Modul Terapi Akupresur dan Modul
Terapi Bekam)
4. Pelaksanaan Pelatihan
Pelatihan/workshop terapi komplementer dan alternatif: terapi akupresur dan terapi
bekam, dilaksanakan pada tanggal 14-16 Oktober 2022. Lokasi pelaksanaan workshop
adalah aula/auditorium kampus Program Studi Keperawatan Masohi. Jumlah peserta
keseluruhan adalah sebanyak 15 orang. Peserta adalah alumni Program Studi Keperawatan
Masohi yang sebagian besarnya telah melanjutkan pendidikan ke S1 keperawatan dan
profesi ners.
5. Aplikasi dan pendampingan terapi akupresur dan terapi bekam pada keluarga
binaan
Kegiatan ini dilakukan setelah kegiatan pelatihan. Aplikasi dilakukan terhadap
keluarga binaan yang diperoleh dengan mekanisme seleksi kasus di puskesmas maupun
terhadap keluarga, kerabat dan kenalan peserta pelatihan yang mengalami gangguan
kesehatan. Setiap peserta diwajibkan melakukan minimal satu kali terapi akupresur dan
satu kali terapi bekam dan melaporkan di whatsapp grup serta mengunggah dokumentasi
saat melakukan terapi. Cara ini dilakukan karena para peserta telah kembali ke tempat
tinggal masing-masing yang jaraknya jauh dari lokasi pelatihan.
6. Evaluasi
Bagian akhir dari kegiatan PkM ini adalah evaluasi pelaksanaan kegiatan. Evaluasi
dilakukan terhadap pencapaian ketrampilan peserta melakukan terapi komplementer:
terapi akupresur dan terapi bekam. Media evaluasi menggunakan google form yang
disebarkan melalui grup whatsapp, karena peserta sudah kembali ke tempat tinggal
masing-masing. Evaluasi dilakukan terhadap ketrampilan menentukan titik akupoint
maupun bekam secara umum, titik akupoint sesuai gangguan kesehatan yang dialami
pasien, dan titik akupoint berdasarkan keluhan pasien, prosedur melakukan terapi serta
persepsi dan saran peserta tentang kegiatan pelatihan serta keberhasilan tindakan/terapi
terhadap keluhan klien

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan mulai tanggal 23
September 2022 sampai dengan tanggal 30 November 2022, dengan hasil kegiatan
pengabmas sebagai berikut:
Survey terhadap calon peserta, menunjukkan serapan lulusan Program Studi
Keperawatan Masohi Poltekkes Kemenkes Maluku tahun 2020 sebesar 15,63% dengan

464
JABB, Vol. 4 No. 1 2023 p-ISSN : 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue: 10.46306/jabb.v4i1 Doi Artikel: 10.46306/jabb.v4i1.407

rata-rata masa tunggu lebih dari 12 bulan. Selengkapnya data lulusan, jumlah yang sudah
bekerja serta masa tunggunya sejak tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 dapat dilihat
pada tabel berikut ini

Gambar 2. Jumlah lulusan, lulusan yang sudah bekerja dan masa tunggu lulusan Program
Studi Keperawatan Masohi tahun 2017-2020 (sumber: bagian kemahasiswaan Prodi
Keperawatan Masohi, tahun 2022)

Berdasarkan data pada gambar 2 di atas, dapat dilihat bahwa lulusan tahun 2017
yang sudah bekerja sebanyak 57 orang (50,4%), tahun 2018 47 orang (43,1%), tahun 2019
37 orang (44,6%) dan tahun 2020 15 orang (15,6%). Berdasarkan data tersebut, dapat
disimpulkan bahwa jumlah lulusan yang bekerja semakin tahun persentasinya semakin
kecil. Masa tunggu setelah lulus sampai dengan mendapatkan pekerjaan sebagian besar di
atas 12 bulan, kalaupun ada yang bekerja di bawah 12 bulan status mereka adalah pekerja
sukarela. Instansi tempat bekerja bervariasi, namun sebagian besar masih berstatus tenaga
honorer dan kontrak, dengan penghasilan sangat jauh dibawah UMR. Beberapa diantara
lulusan yang belum bekerja, melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu
strata satu (S1) keperawatan dan profesi ners.
Survei terhadap kebutuhan masyarakat, didapatkan 10 penyakit terbanyak
berdasarkan kasus pasien rawat jalan adalah ISPA, TBC, penyakit mata (sebagian besar
adalah kelainan refraksi pada anak-anak), mialgia, chepalgia, demam typoid, sedangkan
untuk penyakit tidak menular yang terbanyak adalah hipertensi, diabetes dan LBP (Low
Back Pain). Sedangkan survei terkait kebutuhan masyarakat terhadap terapi
komplementer menunjukkan, dari 25 perawat yang merespon kuesioner, sebagian besar
perawat menyatakan bahwa masyarakat yang menderita penyakit yang dianggap ringan
lebih cenderung memilih terapi tradisional dibandingkan terapi konvensional di
puskesmas. Sedangkan yang sakit parah lebih memilih dokter spesialis untuk berobat.
Hasil survey kebutuhan masyarakat terhadap terapi baik terapi komplementer
maupun terapi konvensional melalui pengalaman praktik perawat di dua puskesmas di
wilayah Kota Masohi maupun saat home care dapat dilihat pada diagram pada gambar 2
berikut ini.

465
JABB, Vol. 4 No. 1 2023 p-ISSN : 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue: 10.46306/jabb.v4i1 Doi Artikel: 10.46306/jabb.v4i1.407

Gambar 3. Jenis terapi yang dicari oleh masyarakat saat menderita sakit berdasarkan
hasil survey terhadap perawat di puskesmas dan home care (sumber: data primer, tahun
2022)
Berdasarkan gambar 3 di atas, dapat diketahui bahwa terapi yang paling dicari oleh
masyarakat saat menderita sakit berdasarkan pengamatan perawat adalah terapi tradisonal
berupa konsumsi ramuan tradisional berdasarkan kebiasaan yang dilakukan oleh keluarga
(72,7%), terapi berikutnya adalah terapi medis baik dokter umum maupun dokter spesialis
(50%), selebihnya adalah terapi pijat dan terapi herbal (40,9% dan 31,8%). Khusus terapi
akupresur baru 4,5% dan terapi bekam 0%. Hal ini menunjukkan bahwa terapi akupresur
dan terapi bekam belum familiar atau belum tersedia di masyarakat, sehingga belum
menjadi terapi alternatif di Kota Masohi.
Pelatihan/workshop terapi komplementer: terapi akupresur dan terapi bekam,
dilaksanakan pada tanggal 14-16 Oktober 2022. Lokasi pelaksanaan workshop adalah
auditorium kampus Program Studi Keperawatan Masohi. Jumlah peserta keseluruhan
adalah sebanyak 15 orang. Peserta adalah alumni Program Studi Keperawatan Masohi
yang sebagian besarnya telah melanjutkan pendidikan ke S1 keperawatan dan profesi ners.
Dari 15 peserta, ada yang terlambat hadir sehingga tidak mengisi pre-test, dan ada yang
tidak mengikuti post test karena bertepatan dengan waktu ibadah minggu, sehingga yang
mengisi pre-test dan post-test hanya sebanyak 9 orang.

Tabel 1. Karakteristik Peserta Pelatihan Terapi Komplementer dan Alternatif: Terapi


Akupresur dan Terapi Bekam Tahun 2022 (n=15)
No. Karaktersitik Jumlah Presentase
1. Jenis Kelamin Perempuan 11 73
Laki-laki 4 27
2. Umur ≤ 25 tahun 5 33
> 25 tahun 10 67
3. Pendidikan terakhir D3 3 20%
S1+Ners 12 80%
Sumber: data primer, tahun 2022
Kegiatan pelatihan diawali dengan pre-test, dilanjutkan dengan penyampaian materi
berupa teori (gambar 4) dan praktik selama tiga hari dan diakhiri dengan post-test. Saat
sesi praktik (gambar 5), setiap peserta diberi kesempatan untuk melakukan terapi

466
JABB, Vol. 4 No. 1 2023 p-ISSN : 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue: 10.46306/jabb.v4i1 Doi Artikel: 10.46306/jabb.v4i1.407

komplementer dan terapi bekam kepada sesama peserta, sehingga selama pelaksanaan
kegiatan pelatihan setiap peserta mendapatkan pengalaman menjadi terapis dan juga
menjadi pasien.

Gambar 4. Sesi penyampaian materi

Gambar 5. Sesi praktik melakukan terapi


Hasil pelatihan secara teori, dievaluasi berdasarkan hasil pre-test dan post test.
Adapun hasil pre-test dan post test dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Hasil pre-test dan post-test peserta pelatihan terapi komplementer dan
alternatif: terapi akupresur dan terapi bekam, tahun 2022 (n=9)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pre-Test 9 4 10 5.67 1.803
Post-Test 9 8 10 9.00 .707
Sumber: data primer, 2022
Berdasar tabel 2 di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata pemahaman atau
pengetahuan peserta tentang terapi komplementer dalam hal ini adalah terapi akupresur
dan terapi bekam yang dilihat dari hasil pre-test adalah 5,67 dengan standar deviasi 1,803.
Sedangkan rata-rata pengetahuan peserta berdasarkan hasil post-test adalah 9,00 dengan

467
JABB, Vol. 4 No. 1 2023 p-ISSN : 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue: 10.46306/jabb.v4i1 Doi Artikel: 10.46306/jabb.v4i1.407

standar deviasi 0,707. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan terapi
akupresur dan terapi bekam dapat meningkatkan pengetahuan peserta dari sebelum
pelatihan dengan peningkatan nilai sebesar 3,33 poin setelah mengikuti pelatihan.
Sebagai dukungan kepada peserta agar dapat melakukan terapi, tim pengabdi
memberikan bantuan alat akupresur dan alat bekam, sekaligus sebagai dukungan terhadap
alumni untuk membuka wirausaha praktik mandiri perawat (gambar 6). Bantuan alat yang
diberikan berupa satu set peralatan terapi bekam (cupping, pena, minyak zaitun, tisu) dan
satu alat bantu terapi akupresur. Bantuan alat ini diberikan kepada lima orang peserta
dengan memperhatikan persyaratan wirausaha melalui praktik mandiri perawat sesuai
undang-undang praktik keperawatan.

Gambar 6. Penyerahan bantuan alat terapi akupresur dan bekam sebagai dukungan
kepada peserta pelatihan untuk berwirausaha

Selama periode aplikasi, peserta melakukan terapi kepada pasien sesuai keluhan
yang disampaikan. Setiap terapi yang dilakukan dilaporkan di grup whatsapp untuk dinilai
apakah langkah terapi dan prosedur yang dilakukan sudah tepat ataukah belum. Grup
whatsapp juga merupakan media sharing pengalaman aplikasi terapi akupresur dan
bekam. Setiap laporan yang disampaikan akan diberikan masukan oleh narasumber
pelatihan yang sudah dimasukkan menjadi anggota grup whatsapp. Kegiatan aplikasi
dilakukan selama tiga minggu setelah dilakukan pelatihan, dengan satu kali pendampingan
pada setiap peserta yang bertempat tinggal di wilayah Kota Masohi.
Jumlah peserta yang memberikan tanggapan terhadap formulir evaluasi yang
diedarkan adalah sebanyak 15 orang. Setelah dianalisis, hasil evaluasi dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Evaluasi Kegiatan Pelatihan Terapi Komplementer dan Alternatif:
Terapi Akupresur dan Terapi Bekam Tahun 2022 (n=15)
Karakteristik Jumlah Presentase
Kemampuan menentukan titik Lancar 12 80
akupoint Ragu-ragu 3 20
Kemampuan memilih titik Lancar 14 93,3

468
JABB, Vol. 4 No. 1 2023 p-ISSN : 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue: 10.46306/jabb.v4i1 Doi Artikel: 10.46306/jabb.v4i1.407

akupoint berdasarkan keluhan Ragu-ragu 1 6,7


pasien
Kemampuan menguasai titik Lancar 12 80
akupoint berdasarkan keluhan Ragu-ragu 3 20
pasien
Keberhasilan terapi Keluhan berkurang 9 60
Keluhan hilang 6 40
Kebermanfaatan program Sangat bermanfaat 15 100
Kurang bermanfaat 0 0
Sumber: data primer, tahun 2022

Berdasarkan tabel 3 di atas, dapat diketahui bahwa kemampuan peserta menentukan


titik akupoint sebagian besar sudah dapat menentuan dengan lancar (80%), sedangkan
20% peserta masih ragu-ragu dalam menentukan titik akupoint. Hasil evaluasi terhadap
kemampuan peserta menentukan titik akupoint berdasarkan keluhan pasien digambarkan
pada gambar 7 di atas. Berdasarkan gambar tersebut, dapat diketahui bahwa kemampuan
peserta menentukan titik akupoint berdasarkan keluahan pasien mencapai 93,3% yang
sudah lancar, sisanya sebanyak 6,7% masih ragu-ragu menentukan titik akupoin
berdasarkan keluhan pasien. Hasil evaluasi terhadap kemampuan peserta menguasai titik
akupoint berdasarkan keluhan pasien didapatkan 80% menguasai dengan lancar dan 20%
masih ragu-ragu dalam menentukan titik akupoint. Saat aplikasi terapi selama tiga
minggu, sebagian besar pasien mengungkapkan puas dengan terapi yang dilakukan karena
keluhan yang dirasakan sedikit berkurang (60%). Sedangkan 40% lainnya
mengungkapkan sangat puas karena keluhan mereka berkurang setelah diterapi. Terkait
kebermanfaatan kegiatan PkM terhadap peserta, seluruh peserta (100%) mengungkapkan
bahwa kegiatan PkM ini sangat bermanfaat bagi seluruh peserta. Selain bermanfaat
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peserta untuk melakukan terapi akupresur
dan terapi bekam, peserta mengungkapkan kegiatan ini selain bermanfaat untuk diri
sendiri dan keluarga, kegiatan ini juga merupakan peluang kerja bagi peserta yang belum
bekerja dan dapat meningkatkan pendapatan peserta yang sudah bekerja karena dapat
membuka praktik mandiri perawat dan melakukan home care.
Era globalisasi saat ini atau dikenal dengan era industri yang saat ini telah memasuki
era society 5.0, lulusan perguruan tinggi diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja
sendiri, dan tidak hanya berharap menjadi pegawai negeri sebagaimana waktu-waktu yang
lalu. Paradigma lulusan diharapkan berubah karena perkembangan zaman ini membuka
banyak peluang pengembangan karir begitu juga pada bidang keperawatan. Salah satu
peluang yang dapat dikembangkan adalah terapi komplementer dan alternatif khususnya
terapi akupresur dan terapi bekam.
Filosofi sehat dan sakit dalam terapi komplementer adalah akibat
ketidakseimbangan modulasi sistem kelistikan tubuh. Dipercaya bahwa fungsi organ akan
terganggu jika tidak mendapatkan energi yang cukup. Penekanan pada titik akupresur
dapat mempengaruhi: normalisasi sistem kelistrikan tubuh, menormalkan aliran chi
dengan memperbaiki sistem tubuh dan memperbaiki sistem melalui sistem jaringan ikat
(Ambarsari, 2018; Komariah et al., 2021). Dengan demikian, kemampuan menentukan
titik akupoint merupakan kemampuan utama yang harus dimiliki terapis terapi akupresur

469
JABB, Vol. 4 No. 1 2023 p-ISSN : 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue: 10.46306/jabb.v4i1 Doi Artikel: 10.46306/jabb.v4i1.407

agar pengobatan akupresur dapat efektif. Kemampuan dan ketrampilan menentukan titik
akupoint juga berpengaruh terhadap keberhasilan terapi yang dilakukan kepada pasien
untuk mengurangi atau menghilangkan keluhan klien.

KESIMPULAN
1. Pelatihan ini mampu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peserta untuk
melakukan terapi komplementer: Akupresur dan Bekam dalam Keperawatan,
2. Untuk dapat membuka praktik klinik mandiri perawat ada persyaratan lain yang harus
dipenuhi selain pengetahuan dan ketrampilan yang sudah diajarkan, yaitu: minimal
pendidikan adalah S1 Keperawatan+Ners (alumni D3 memiliki persyaratan tersendiri),
sertifikat pelatihan BTCLS dan sarana dan prasarana praktik serta SIP (surat izin praktik
perawat).
3. Untuk memudahkan peserta membuka praktik mandiri perawat atau melakukan
pelayanan home care, peserta yang sudah dilatih direkomendasikan kepada DPD PPNI
Kabupaten Maluku Tengah untuk difasilitasi lebih lanjut.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada direktur Poltekkes Kemenkes
Maluku yang sudah memberikan dukungan pembiayaan terhadap kegiatan ini, terima
kasih juga kepada Ns. I Wayan Suardhana, S. Kep., M.Kep atas waktu dan sharing
ilmunya.

DAFTAR PUSTAKA
Abdel, T. M., Dawood, A., El-rasol, Z. F. A., & El-gamal, S. (2017). Effectiveness of Wet-
Cupping Therapy on Chronic Low Back Pain Patients ’ Functional Abilities. 3(3), 56–
65. https://doi.org/10.5829/idosi.wjns.2017.56.65
Alfi. (2019). Berbagi Kiat Wirausaha di Bidang Keperawatan. Fakultas Kesehdokteran dan
Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah Mada. https://fkkmk.ugm.ac.id/berbagi-kiat-
wirausaha-di-bidang-keperawatan/
Ambarsari, S. A. (2018). Pemenuhan Kebutuhan Tidur Lansia: Terapi Akupresur. Pengaruh
Akupresur Lo4 (He Kuk) Dan Thai Cong Terhadap Tingkat Nyeri Persalinan Kala I
Pada Ibu Bersalin., 9(1), 25–29.
Burasyid, M. H., & Zawawi, M. A. (2019). Pengaruh Terapi Bekam Thibbun Nabawi
Terhadap Kadar Kolesterol ,Gula Darah Dan Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah
Terapi Di Klinik Crew Bekam Kediri Tahun 2018. Universitas Tunas Pembangunan
Surakarta, April, 1–5.
Cahyaningrum, I. (2013). Perspektif perawat terhadap karakteristik wirausaha. Prosiding
Konferensi Nasional PPNI Jawa Tengah.
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/881
Copelli, F. H. da S., Erdmann, A. L., & Santos, J. L. G. Dos. (2019). Entrepreneurship in
Nursing: an integrative literature review. Revista Brasileira de Enfermagem, 72(Suppl
1), 289–298. https://doi.org/10.1590/0034-7167-2017-0523
Darojat, O., & Sumiyati, S. (2015). Konsep-konsep Dasar Kewirausahaan/ Entrepreneurship.
Pendidikan Kewirausahaan, 1–53.
Elvira, N. (2015). Efektifitas Terapi Akupresur Terhadap Frekuensi Enuresis Pada Anak Usia

470
JABB, Vol. 4 No. 1 2023 p-ISSN : 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue: 10.46306/jabb.v4i1 Doi Artikel: 10.46306/jabb.v4i1.407

Prasekolah Di Kota Pontianak. Jurnal Proners, 3(1).


Fitriyah, N. (2015). Pengaruh Terapi Bekam Basah Terhadap Kadar Kolesterol Total Pada
Klien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Desa Kaliwining Kecamatan Rambipuji Kabupaten
Jember [Universitas Jember]. In Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Jember.
https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/65725
Harususilo, Y. E. (2019). 10 Negara Kompetisi Wirausaha Terbaik Dunia, Berapa Rapor
Indonesia.
Komariah, M., Mulyana, A. M., Maulana, S., Rachmah, A. D., & Nuraeni, F. (2021).
Literature Review Terkait Manfaat Terapi Akupresur dalam Mengatasi berbagai
Masalah Kesehatan. Jurnal BagusJurnal Medika Hutama, 02(04), 1223–1230.
Majid, Y. A., & Rini, P. S. (2016). Terapi Akupresur Memberikan Rasa Tenang dan Nyaman
serta Mampu Menurunkan Tekanan Darah Lansia. Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu
Kesehatan, 1(1), 79–86. https://doi.org/10.30604/jika.v1i1.11
Meylana, N. (2012). Efektivitas Akupresur dan Aromaterapi Laveder terhadap Insomnia pada
Wanita Perimenopause di Desa Pancuranmas Magelang. Journal of Holistic Nursing
Science, 2(2), 28–37. http://journal.ummgl.ac.id/index.php/nursing/article/view/1809
Pratiwi, N. K. (2018). Nerspreneur, Wirausaha Kebanggaan Fakultas Keperawatan Unair.
http://ners.unair.ac.id/site/index.php/news-fkp-unair/229-nerspreneur- wirausaha-
kebanggaan-fakultas-keperawatan-unair
Purboyekti, S. (2017). Gambaran Persepsi Masyarakat Terhadap Pengobatan Komplementer
dan Alternatif di Wilayah Kelurahan Pondok Benda RW 013 Pamulang 2. UIN Syarif
Hidayatullah.
Snyder, M., & Lindquist, R. (2010). Complementary & Alternative Therapies in Nursing
(Sixth Edit). Sixth ESpringer Publishing Company.
Widyatuti, W. (2008). Terapi Komplementer Dalam Keperawatan. Jurnal Keperawatan
Indonesia, 12(1), 53–57. https://doi.org/10.7454/jki.v12i1.200
Yovita. (2017). Kewirausahaan Indonesia Menduduki Peringkat ke-90 di Dunia.
Kementerian Komunikasi Dan Informatika RI.
https://www.kominfo.go.id/index.php/content/detail/8706/kewirausahaan-indonesia-
menduduki-peringkat-ke-90-di-dunia/0/sorotan_media

471

Anda mungkin juga menyukai