407-Article Text-795-1-10-20230405
407-Article Text-795-1-10-20230405
Abstract
Every year in Indonesia at least 10,000 new D-III nurse graduates compete for job vacancies in
hospitals, with an absorption of less than 50%. The problem was found that graduates of the
Masohi Nursing Study Program at the Maluku Health Polytechnic, most of them had not worked
in hospitals or health centers on the grounds that the monthly salary they received did not match
their daily expenses, waiting for the selection to open for Candidates for State Civil Apparatus
(ASN). The absorption capacity of graduates until 2020 only reaches 40%. Complementary
therapy is known as traditional therapy which is combined in modern medicine which is also
known as holistic medicine. The method of implementing the activity is training and assistance in
therapeutic practice. The procedure for carrying out activities starts from surveys and participant
observations, surveys of community needs for acupressure and cupping therapy, training
preparation, training implementation, application and participant assistance as well as activity
evaluation. Through this program, graduates or trainees are expected to be able to become
independent entrepreneurs in the field of nursing.
Keywords: Nursing Entrepreneurship, Complementary Therapy, Acupressure Therapy, Cupping
Therapy
Abstrak
Setiap tahun di Indonesia sedikitnya 10.000 lulusan perawat D-III baru memperebutkan lowongan
kerja di rumah sakit, dengan penyerapan kurang dari 50%. Permasalahan yang ditemukan bahwa
lulusan Program Studi Keperawatan Masohi Poltekkes Kemenkes Maluku, sebagian besar belum
bekerja di Rumah Sakit atau Puskesmas dengan alasan gaji perbulan yang diterima tidak sesuai
dengan pengeluaran setiap hari, menunggu terbukanya seleksi penerimaan Calon Aparatur Sipil
Negara (ASN). Daya serap lulusan sampai dengan tahun 2020 hanya mencapai 40%. Terapi
komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam pengobatan modern
yang juga dikenal dengan pengobatan holistik. Metode pelaksanaan kegiatan adalah pelatihan
dan pendampingan praktik terapi. Adapun prosedur pelaksanaan kegiatan dimulai dari survei dan
observasi peserta, survei kebutuhan masyarakat terhadap terapi akupresur dan bekam, persiapan
pelatihan, pelaksanaan pelatihan, aplikasi dan pendampingan peserta serta evaluasi kegiatan.
Melalui program ini, diharapkan lulusan atau peserta pelatihan mampu menjadi wirausahawan
mandiri dalam bidang keperawatan.
Kata kunci: Enterpreneurship Keperawatan, Terapi Komplementer, Terapi Akupresur, Terapi
Bekam
PENDAHULUAN
Kewirausahaan dapat diartikan sebagai mengatur, mengelola dan mengambil risiko
dalam bisnis atau perusahan. Kewirausahaan dapat didefenisikan sebagai tindakan untuk
mencapai kesuksesan melalui koordinasi dan kinerja proyek, layanan dan bisnis.
Pentingnya kewirausahaan hampir dirasakan oleh setiap orang dan setiap bangsa.
460
JABB, Vol. 4 No. 1 2023 p-ISSN : 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue: 10.46306/jabb.v4i1 Doi Artikel: 10.46306/jabb.v4i1.407
461
JABB, Vol. 4 No. 1 2023 p-ISSN : 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue: 10.46306/jabb.v4i1 Doi Artikel: 10.46306/jabb.v4i1.407
sebanyak 60,2% responden memiliki persespi positif terhadap akupuntur dan akupresur
dan sebanyak 61,4% responden memiliki persepsi positif terhadap keuntungan dan
kekurangan dari pengobatan komplementer dan alternatif. Hal ini menggambarkan bahwa
keberadaan terapi komplementer dan alternatif dapat diterima mayarakat.
Pemerintah telah memberikan dukungan terapi komplementer dan alternative
kepada perawat dengan melegalkan Undang-Undang Keperawatan. Berdasarkan Undang-
Undang Keperawatan No. 38 tahun 2014 tentang Praktik Keperawatan pasal 30 ayat (2)
huruf m yang berbunyi “dalam menjalankan tugas sebagai pemberi asuhan keperawatan di
bidang upaya kesehatan masyarakat, perawat berwenang melakukan penatalaksanaan
keperawatan kompelementer dan alternatif”. Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam
penjelasannya pasal 30 ayat (2) huruf m tersebut adalah melakukan penatalaksanaan
keperawatan komplementer dan alternatif merupakan bagian dari penyelenggaraan praktik
keperawatan dengan memasukan/mengintegrasikan terapi komplementer dan alternatif
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Hal ini menggambarkan bahwa lulusan
keperawatan diberikan kewenangan untuk melaksanakan terapi komplementer dan
alternatif.
Jumlah mahasiswa dan lulusan perawat setiap tahun terus meningkat dimana tidak
diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan yang meningkat. Populasi perawat di
Indonesia sedikitnya 10.000 perawat D-III baru yang lulus tiap tahun dan memperebutkan
lowongan pekerjaan di rumah sakit dimana penyerapan lulusan kurang dari 50%.
Sementara itu, lapangan pekerjaan untuk lulusan keperawatan saat ini sudah mulai
menyempit salah satunya sebagai akibat peningkatan standar lulusan calon pekerja karena
produksi perawat berlimpah (Pratiwi, 2018). Ironisnya lebih dari setengah lulusan perawat
menginginkan menjadi pegawai negeri atau pegawai tetap sesuai motivasi awal masuk
saat masuk di jurusan keperawatan. Fenomena ini perlu untuk dipikirkan solusi bagi
lulusan agar mampu menciptakan pekerjaannya sendiri. Solusi ini dapat melalui
memberikan pengetahuan seputar kewirausahaan sehingga dapat membangkitkan
semangat lulusan untuk ikut menciptakan lapangan kerja dengan berwirausaha sehingga
bukan hanya sebagai pencari kerja (Cahyaningrum, 2013). Era industri yang saat ini
telah memasuki fase 4.0, lulusan perguruan tinggi diharapkan memiliki jiwa entrepreneur
sehingga dapat menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya (Alfi, 2019).
Program Studi (Prodi) Keperawatan Masohi sesuai sejarahnya diawali dari Sekolah
Perawat Kesehatan Masohi yang dikonversi menjadi AKPER Masohi pada tahun 2001
dan pada tahun 2002 menjadi Program Studi Keperawatan Masohi dibawah Poltekkes
Kemenkes Maluku. Sampai dengan tahun akademik 2019/2020, Program Studi
Keperawatan Masohi telah meluluskan 1.722 orang alumni yang tersebar di 11
kabupaten/kota di Provinsi Maluku dan juga di luar Provinsi Maluku. Daya serap lulusan
Program Studi Keperawatan Masohi Poltekkes Kemenkes Maluku masih rendah. Sampai
dengan tahun 2020, daya serap lulusan baru mencapai 40%. Permasalahan yang
ditemukan bahwa sebagian besar belum bekerja di Rumah Sakit atau Puskesmas dengan
alasan honorium perbulan yang diterima tidak sesuai dengan pengeluaran setiap hari,
menunggu seleksi penerimaan Calon Aparatur Sipil Negara (ASN), lebih memilih bekerja
membantu menjalankan usaha orangtua bahkan terdapat lulusan yang bekerja sebagai
sopir dan tukang ojek demi memenuhi kebutuhan keluarga sehingga lulusan perlu dibekali
mengenai kewirausahawan dalam bidang keperawatan.
462
JABB, Vol. 4 No. 1 2023 p-ISSN : 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue: 10.46306/jabb.v4i1 Doi Artikel: 10.46306/jabb.v4i1.407
METODE
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan melalui lima tahapan
yaitu survei dan observasi calon peserta, survei kebutuhan masyarakat, pelaksanaan
pelatihan, aplikasi dan pendampingan terapi kepada keluarga binaan dan evaluasi.
1. Melakukan survei dan observasi calon peserta
Survei peserta dilakukan melalui penelusuran data sekunder dari bagian
kemahasiswaan Program Studi Keperawatan Masohi serta survey dan observasi terhadap
alumni Program Studi Masohi yang telah bekerja di institusi pelayanan kesehatan yang
ada di wilayah Kota Masohi, yaitu RSUD Masohi, Puskesmas Masohi dan Puskesmas
Letwaru.
2. Melakukan survei kebutuhan masyarakat
Survei terhadap kebutuhan masyarakat, yang pertama kali dilakukan adalah dengan
menelusuri data 10 penyakit terbanyak yang dialami klien yang berkunjung ke dua
puskesmas yang berada di wilayah Kota Masohi. Berdasarkan informasi yang tim
pengabdi dapatkan dari Puskesmas Masohi dan Letwaru. Survei kedua adalah survei
tentang kebutuhan masyarakat terhadap terapi komplementer. Survei ini dilakukan dengan
cara penelusuran atau survei terhadap perawat yang bekerja di institusi pelayanan
kesehatan yang ada di wilayah kota Masohi. Kuesioner dibuat menggunakan google form
dan dibagikan melalui aplikasi whatsapp ke grup DPD PPNI Kabupaten Maluku Tengah.
Grup ini berisi atau beranggotakan perawat yang menjadi pengurus dan anggota DPD
PPNI se-Kabupaten Maluku Tengah.
3. Pembuatan modul terapi
Modul terapi dibuat sebagai pegangan kepada pembelajar untuk memudahkan
mereka memahami materi yang disampaikan. Modul dibuat berdasarkan kajian literatur
tentang terapi akupresur dan terapi bekam. Cakupan isi modul meliputi pengertian, tujuan,
manfaat, mengenal akupoint dan aplikasi terapi akupresur dalam bidang keperawatan
untuk berbagai gangguan penyakit. Begitu juga modul terapi bekam berisi pengertian,
tujuan, manfaat, mengenal terapi bekam dan aplikasinya untuk berbagai penyakit.
463
JABB, Vol. 4 No. 1 2023 p-ISSN : 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue: 10.46306/jabb.v4i1 Doi Artikel: 10.46306/jabb.v4i1.407
Gambar 1. Sampul luar modul pelatihan (Modul Terapi Akupresur dan Modul
Terapi Bekam)
4. Pelaksanaan Pelatihan
Pelatihan/workshop terapi komplementer dan alternatif: terapi akupresur dan terapi
bekam, dilaksanakan pada tanggal 14-16 Oktober 2022. Lokasi pelaksanaan workshop
adalah aula/auditorium kampus Program Studi Keperawatan Masohi. Jumlah peserta
keseluruhan adalah sebanyak 15 orang. Peserta adalah alumni Program Studi Keperawatan
Masohi yang sebagian besarnya telah melanjutkan pendidikan ke S1 keperawatan dan
profesi ners.
5. Aplikasi dan pendampingan terapi akupresur dan terapi bekam pada keluarga
binaan
Kegiatan ini dilakukan setelah kegiatan pelatihan. Aplikasi dilakukan terhadap
keluarga binaan yang diperoleh dengan mekanisme seleksi kasus di puskesmas maupun
terhadap keluarga, kerabat dan kenalan peserta pelatihan yang mengalami gangguan
kesehatan. Setiap peserta diwajibkan melakukan minimal satu kali terapi akupresur dan
satu kali terapi bekam dan melaporkan di whatsapp grup serta mengunggah dokumentasi
saat melakukan terapi. Cara ini dilakukan karena para peserta telah kembali ke tempat
tinggal masing-masing yang jaraknya jauh dari lokasi pelatihan.
6. Evaluasi
Bagian akhir dari kegiatan PkM ini adalah evaluasi pelaksanaan kegiatan. Evaluasi
dilakukan terhadap pencapaian ketrampilan peserta melakukan terapi komplementer:
terapi akupresur dan terapi bekam. Media evaluasi menggunakan google form yang
disebarkan melalui grup whatsapp, karena peserta sudah kembali ke tempat tinggal
masing-masing. Evaluasi dilakukan terhadap ketrampilan menentukan titik akupoint
maupun bekam secara umum, titik akupoint sesuai gangguan kesehatan yang dialami
pasien, dan titik akupoint berdasarkan keluhan pasien, prosedur melakukan terapi serta
persepsi dan saran peserta tentang kegiatan pelatihan serta keberhasilan tindakan/terapi
terhadap keluhan klien
464
JABB, Vol. 4 No. 1 2023 p-ISSN : 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue: 10.46306/jabb.v4i1 Doi Artikel: 10.46306/jabb.v4i1.407
rata-rata masa tunggu lebih dari 12 bulan. Selengkapnya data lulusan, jumlah yang sudah
bekerja serta masa tunggunya sejak tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 dapat dilihat
pada tabel berikut ini
Gambar 2. Jumlah lulusan, lulusan yang sudah bekerja dan masa tunggu lulusan Program
Studi Keperawatan Masohi tahun 2017-2020 (sumber: bagian kemahasiswaan Prodi
Keperawatan Masohi, tahun 2022)
Berdasarkan data pada gambar 2 di atas, dapat dilihat bahwa lulusan tahun 2017
yang sudah bekerja sebanyak 57 orang (50,4%), tahun 2018 47 orang (43,1%), tahun 2019
37 orang (44,6%) dan tahun 2020 15 orang (15,6%). Berdasarkan data tersebut, dapat
disimpulkan bahwa jumlah lulusan yang bekerja semakin tahun persentasinya semakin
kecil. Masa tunggu setelah lulus sampai dengan mendapatkan pekerjaan sebagian besar di
atas 12 bulan, kalaupun ada yang bekerja di bawah 12 bulan status mereka adalah pekerja
sukarela. Instansi tempat bekerja bervariasi, namun sebagian besar masih berstatus tenaga
honorer dan kontrak, dengan penghasilan sangat jauh dibawah UMR. Beberapa diantara
lulusan yang belum bekerja, melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu
strata satu (S1) keperawatan dan profesi ners.
Survei terhadap kebutuhan masyarakat, didapatkan 10 penyakit terbanyak
berdasarkan kasus pasien rawat jalan adalah ISPA, TBC, penyakit mata (sebagian besar
adalah kelainan refraksi pada anak-anak), mialgia, chepalgia, demam typoid, sedangkan
untuk penyakit tidak menular yang terbanyak adalah hipertensi, diabetes dan LBP (Low
Back Pain). Sedangkan survei terkait kebutuhan masyarakat terhadap terapi
komplementer menunjukkan, dari 25 perawat yang merespon kuesioner, sebagian besar
perawat menyatakan bahwa masyarakat yang menderita penyakit yang dianggap ringan
lebih cenderung memilih terapi tradisional dibandingkan terapi konvensional di
puskesmas. Sedangkan yang sakit parah lebih memilih dokter spesialis untuk berobat.
Hasil survey kebutuhan masyarakat terhadap terapi baik terapi komplementer
maupun terapi konvensional melalui pengalaman praktik perawat di dua puskesmas di
wilayah Kota Masohi maupun saat home care dapat dilihat pada diagram pada gambar 2
berikut ini.
465
JABB, Vol. 4 No. 1 2023 p-ISSN : 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue: 10.46306/jabb.v4i1 Doi Artikel: 10.46306/jabb.v4i1.407
Gambar 3. Jenis terapi yang dicari oleh masyarakat saat menderita sakit berdasarkan
hasil survey terhadap perawat di puskesmas dan home care (sumber: data primer, tahun
2022)
Berdasarkan gambar 3 di atas, dapat diketahui bahwa terapi yang paling dicari oleh
masyarakat saat menderita sakit berdasarkan pengamatan perawat adalah terapi tradisonal
berupa konsumsi ramuan tradisional berdasarkan kebiasaan yang dilakukan oleh keluarga
(72,7%), terapi berikutnya adalah terapi medis baik dokter umum maupun dokter spesialis
(50%), selebihnya adalah terapi pijat dan terapi herbal (40,9% dan 31,8%). Khusus terapi
akupresur baru 4,5% dan terapi bekam 0%. Hal ini menunjukkan bahwa terapi akupresur
dan terapi bekam belum familiar atau belum tersedia di masyarakat, sehingga belum
menjadi terapi alternatif di Kota Masohi.
Pelatihan/workshop terapi komplementer: terapi akupresur dan terapi bekam,
dilaksanakan pada tanggal 14-16 Oktober 2022. Lokasi pelaksanaan workshop adalah
auditorium kampus Program Studi Keperawatan Masohi. Jumlah peserta keseluruhan
adalah sebanyak 15 orang. Peserta adalah alumni Program Studi Keperawatan Masohi
yang sebagian besarnya telah melanjutkan pendidikan ke S1 keperawatan dan profesi ners.
Dari 15 peserta, ada yang terlambat hadir sehingga tidak mengisi pre-test, dan ada yang
tidak mengikuti post test karena bertepatan dengan waktu ibadah minggu, sehingga yang
mengisi pre-test dan post-test hanya sebanyak 9 orang.
466
JABB, Vol. 4 No. 1 2023 p-ISSN : 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue: 10.46306/jabb.v4i1 Doi Artikel: 10.46306/jabb.v4i1.407
komplementer dan terapi bekam kepada sesama peserta, sehingga selama pelaksanaan
kegiatan pelatihan setiap peserta mendapatkan pengalaman menjadi terapis dan juga
menjadi pasien.
Tabel 2. Hasil pre-test dan post-test peserta pelatihan terapi komplementer dan
alternatif: terapi akupresur dan terapi bekam, tahun 2022 (n=9)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pre-Test 9 4 10 5.67 1.803
Post-Test 9 8 10 9.00 .707
Sumber: data primer, 2022
Berdasar tabel 2 di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata pemahaman atau
pengetahuan peserta tentang terapi komplementer dalam hal ini adalah terapi akupresur
dan terapi bekam yang dilihat dari hasil pre-test adalah 5,67 dengan standar deviasi 1,803.
Sedangkan rata-rata pengetahuan peserta berdasarkan hasil post-test adalah 9,00 dengan
467
JABB, Vol. 4 No. 1 2023 p-ISSN : 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue: 10.46306/jabb.v4i1 Doi Artikel: 10.46306/jabb.v4i1.407
standar deviasi 0,707. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan terapi
akupresur dan terapi bekam dapat meningkatkan pengetahuan peserta dari sebelum
pelatihan dengan peningkatan nilai sebesar 3,33 poin setelah mengikuti pelatihan.
Sebagai dukungan kepada peserta agar dapat melakukan terapi, tim pengabdi
memberikan bantuan alat akupresur dan alat bekam, sekaligus sebagai dukungan terhadap
alumni untuk membuka wirausaha praktik mandiri perawat (gambar 6). Bantuan alat yang
diberikan berupa satu set peralatan terapi bekam (cupping, pena, minyak zaitun, tisu) dan
satu alat bantu terapi akupresur. Bantuan alat ini diberikan kepada lima orang peserta
dengan memperhatikan persyaratan wirausaha melalui praktik mandiri perawat sesuai
undang-undang praktik keperawatan.
Gambar 6. Penyerahan bantuan alat terapi akupresur dan bekam sebagai dukungan
kepada peserta pelatihan untuk berwirausaha
Selama periode aplikasi, peserta melakukan terapi kepada pasien sesuai keluhan
yang disampaikan. Setiap terapi yang dilakukan dilaporkan di grup whatsapp untuk dinilai
apakah langkah terapi dan prosedur yang dilakukan sudah tepat ataukah belum. Grup
whatsapp juga merupakan media sharing pengalaman aplikasi terapi akupresur dan
bekam. Setiap laporan yang disampaikan akan diberikan masukan oleh narasumber
pelatihan yang sudah dimasukkan menjadi anggota grup whatsapp. Kegiatan aplikasi
dilakukan selama tiga minggu setelah dilakukan pelatihan, dengan satu kali pendampingan
pada setiap peserta yang bertempat tinggal di wilayah Kota Masohi.
Jumlah peserta yang memberikan tanggapan terhadap formulir evaluasi yang
diedarkan adalah sebanyak 15 orang. Setelah dianalisis, hasil evaluasi dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Evaluasi Kegiatan Pelatihan Terapi Komplementer dan Alternatif:
Terapi Akupresur dan Terapi Bekam Tahun 2022 (n=15)
Karakteristik Jumlah Presentase
Kemampuan menentukan titik Lancar 12 80
akupoint Ragu-ragu 3 20
Kemampuan memilih titik Lancar 14 93,3
468
JABB, Vol. 4 No. 1 2023 p-ISSN : 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue: 10.46306/jabb.v4i1 Doi Artikel: 10.46306/jabb.v4i1.407
469
JABB, Vol. 4 No. 1 2023 p-ISSN : 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue: 10.46306/jabb.v4i1 Doi Artikel: 10.46306/jabb.v4i1.407
agar pengobatan akupresur dapat efektif. Kemampuan dan ketrampilan menentukan titik
akupoint juga berpengaruh terhadap keberhasilan terapi yang dilakukan kepada pasien
untuk mengurangi atau menghilangkan keluhan klien.
KESIMPULAN
1. Pelatihan ini mampu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peserta untuk
melakukan terapi komplementer: Akupresur dan Bekam dalam Keperawatan,
2. Untuk dapat membuka praktik klinik mandiri perawat ada persyaratan lain yang harus
dipenuhi selain pengetahuan dan ketrampilan yang sudah diajarkan, yaitu: minimal
pendidikan adalah S1 Keperawatan+Ners (alumni D3 memiliki persyaratan tersendiri),
sertifikat pelatihan BTCLS dan sarana dan prasarana praktik serta SIP (surat izin praktik
perawat).
3. Untuk memudahkan peserta membuka praktik mandiri perawat atau melakukan
pelayanan home care, peserta yang sudah dilatih direkomendasikan kepada DPD PPNI
Kabupaten Maluku Tengah untuk difasilitasi lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Abdel, T. M., Dawood, A., El-rasol, Z. F. A., & El-gamal, S. (2017). Effectiveness of Wet-
Cupping Therapy on Chronic Low Back Pain Patients ’ Functional Abilities. 3(3), 56–
65. https://doi.org/10.5829/idosi.wjns.2017.56.65
Alfi. (2019). Berbagi Kiat Wirausaha di Bidang Keperawatan. Fakultas Kesehdokteran dan
Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah Mada. https://fkkmk.ugm.ac.id/berbagi-kiat-
wirausaha-di-bidang-keperawatan/
Ambarsari, S. A. (2018). Pemenuhan Kebutuhan Tidur Lansia: Terapi Akupresur. Pengaruh
Akupresur Lo4 (He Kuk) Dan Thai Cong Terhadap Tingkat Nyeri Persalinan Kala I
Pada Ibu Bersalin., 9(1), 25–29.
Burasyid, M. H., & Zawawi, M. A. (2019). Pengaruh Terapi Bekam Thibbun Nabawi
Terhadap Kadar Kolesterol ,Gula Darah Dan Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah
Terapi Di Klinik Crew Bekam Kediri Tahun 2018. Universitas Tunas Pembangunan
Surakarta, April, 1–5.
Cahyaningrum, I. (2013). Perspektif perawat terhadap karakteristik wirausaha. Prosiding
Konferensi Nasional PPNI Jawa Tengah.
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/881
Copelli, F. H. da S., Erdmann, A. L., & Santos, J. L. G. Dos. (2019). Entrepreneurship in
Nursing: an integrative literature review. Revista Brasileira de Enfermagem, 72(Suppl
1), 289–298. https://doi.org/10.1590/0034-7167-2017-0523
Darojat, O., & Sumiyati, S. (2015). Konsep-konsep Dasar Kewirausahaan/ Entrepreneurship.
Pendidikan Kewirausahaan, 1–53.
Elvira, N. (2015). Efektifitas Terapi Akupresur Terhadap Frekuensi Enuresis Pada Anak Usia
470
JABB, Vol. 4 No. 1 2023 p-ISSN : 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue: 10.46306/jabb.v4i1 Doi Artikel: 10.46306/jabb.v4i1.407
471