Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

PENGARUH PENGGUNAAN GAWAI TERHADAP PERKEMBANGAN


ANAK PADA USIA DINI

Disusun Oleh : Pio Situmorang


Nim: 4233121055

DOSEN PENGAMPU: SRI MUSTIKA AULIA,S.PD,M.PD

PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TA.2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. Berkat limpahan karunianya, pe
nulis dapat menyelsaikan sebuah makalah yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Gawai Terha
dap Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini”. makalah ini disusun dengan tujuan ag
ar dapat digunakan sebagai penunjang bagi para pembaca untuk menambah wawasan dan pen
getahuan.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan trimakasih kepada Ibu Sri Mustika Aulia,S.Pd,
M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah Perkrmbangan Peserta Didik. Yang terpenting dis
ini bahwasannya makalah ini tidak dapat terselsaikan tanpa dorongan, bantuan, dan doa dari b
erbagai pihak yang senantiasa setia mendampingi penulis, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Kami berharap makalah ini dapat menjadi referensi bagi pihak yang tertarik pada F
isika dasar. Selain itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru set
elah membaca makalah yang telah kami sajikan ini.

Kami juga sangat menyadari, makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada
bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan ma
kalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf. Demikian
yang dapat kami sampaikan semoga makalah ini dapat bermanfaat. Akhir kata kami ucapkan
terimakasih.

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................4
1.3 Tujuan.............................................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN...........................................................................................................5
2.1 Ringkasan Jurnal............................................................................................................6
2.2 Contoh Kasus..................................................................................................................8
BAB 3 PENUTUP...................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................11
3.2 Saran..............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Anak usia dini merupakan kelompok usia yang sangat rentan dalam proses perkembangan
sosial emosional mereka. Perkembangan sosial emosional pada anak usia dini memiliki
dampak yang signifikan pada kehidupan mereka di masa depan. Salah satu faktor yang
dapat memengaruhi perkembangan sosial emosional anak usia dini adalah penggunaan
teknologi, seperti gadget dan gawai.

Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan gawai, terutama di kalangan anak usia dini,
telah mengalami peningkatan yang signifikan. Gawai seperti smartphone, tablet, dan
komputer telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari anak-anak, bahkan
sejak usia sangat muda. Hal ini menciptakan sebuah fenomena yang perlu diteliti lebih
lanjut, yaitu pengaruh penggunaan gawai terhadap perkembangan sosial emosional anak
usia dini.

Beberapa penelitian awal menunjukkan adanya korelasi antara penggunaan gawai dengan
perubahan perilaku dan perkembangan sosial emosional pada anak-anak. Penggunaan
gawai yang berlebihan dapat mengakibatkan masalah seperti ketergantungan, isolasi
sosial, dan kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain. Namun, masih banyak yang
belum diketahui tentang mekanisme pasti bagaimana penggunaan gawai memengaruhi
perkembangan sosial emosional anak usia dini.

Oleh karena itu , jurnal hasil penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki secara lebih
mendalam mengenai pengaruh penggunaan gawai terhadap perkembangan sosial
emosional anak usia dini. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan ini, kita
dapat mengidentifikasi risiko dan manfaat potensial dari penggunaan gawai pada anak-
anak usia dini serta mengembangkan pedoman yang lebih baik untuk orangtua dan
pengasuh dalam mengelola akses anak-anak terhadap teknologi. Hal ini sangat penting
dalam menjaga kesejahteraan anak-anak usia dini di era digital ini.

4
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa dampak penggunaan gawai pada anak-anak terhadap perkembangan fisik


mereka?

2. Bagaimana penggunaan gawai memengaruhi perkembangan kognitif anak-anak?

3. Apa pengaruh penggunaan gawai pada perkembangan bahasa dan kemampuan


komunikasi anak-anak?

4. Bagaimana cara mengatasi masalah perkembangan akibat dawai?

1.3TUJUAN

1. Untuk mengetahui apa dampak penggunaan gawai pada anak-anak terhadap


perkembangan fisik mereka

2. Untuk memahami bagaimana penggunaan gawai memengaruhi perkembangan kognitif


anak-anak

3. Untuk memahami apa saja pengaruh penggunaan gawai pada perkembangan bahasa
dan kemampuan komunikasi anak-anak

4. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasin masalah perkembangan akibat dawai

5
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 RINGKASAN JURNAL

Anak usia dini berada pada masa keemasan di sepanjang rentang usia perkembangan
manusia. Masa keemasan ini terjadi pada rentang usia 0-6 tahun. Pada masa ini,
petumbuhan dan perkembangan anak dalam berbagai aspek sedang mengalami
pekembangan yang pesat. Hal ini sejalan dengan pendapat Sujiono (2013, hlm. 6) yang
mengemukakan bahwa “anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu
proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya”. Salah
satu aspek yang berkembang pesat tersebut adalah aspek perkembangan sosial emosional.

Secara garis besar perkembangan sosial emosional mencakup perkembangan emosi dan
perkembangan sosialmengemukakan bahwa “emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk
bertindak yang didasarkan pada perasaaan, keadaan biologis dan psikologis”. Kemudian
Hurlock mengemukakan bahwa “perkembangan sosial merupakan perolehan kemampuan
berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial”. Secara yuridis pengertian perkembangan
sosial emosional, yaitu “Perubahan perilaku yang berkesinambungan dan terintegrasi dari
faktor genetik dan lingkungan serta meningkat secara individual baik kuantitatif maupun
kualitatif yang meliputi berbagai aspek; kesadaran diri, rasa tanggung jawab untuk diri
sendiri dan perilaku prososial”.

Pada era globalisasi seperti saat ini, seseorang menjadi semakin mudah untuk melakukan
sebuah interaksi sosial tanpa harus bersosialisasi secara langsung yaitu hanya dengan
menggunakan media perantara seperti gawai. Gawai (dalam bahasa inggris: gadget) adalah
suatu peranti atau instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi praktis yang secara spesifik
dirancang lebih canggih dibandingkan dengan teknologi yang diciptakan sebelumnya
Gawai memiliki bentuk yang bermacam-macam. gadget sendiri dapat berupa komputer
atau laptop, tablet PC, dan juga telepon seluler atau smartphone”.

6
Pengguna gawai saat ini bukan hanya orang dewasa maupun remaja saja,anak-anak yang
masih duduk di bangku playgroup dan Taman Kanak-Kanak pun kini sudah tidak asing
dengan gawai, mereka sudah mengenal dan mengerti tentang kecanggihan gawai. Anak-
anak banyak yang sudah mengenal berbagai bentuk gawai seperti komputer atau laptop,
tablet PC, dan juga telepon seluler atau smartphone. Aplikasi-aplikasi yang terdapat di
dalam gawai seperti aplikasi permainan, mulai dari permainan petualangan, tebak-tebakan
hingga aplikasi pembelajaran seperti aplikasi mewarnai, belajar membaca dan menulis
huruf, menyebabkan anak-anak usia dini tertarik dengan gawai.

Dampak gadget terhadap perkembangan anak, berikut beberapa dampak positif gawai bagi
anak.

a. Anak mendapatkan kemudahan terhadap informasi serta kemudahan untuk menjalin


komunikasi dengan jarak yang jauh.

b. Telepon seluler atau smartphone tidak hanya untuk berkomunikasi saja, tetapi anak juga
bisa memanfaatkan smartphone untuk hiburan.

c. Dengan kemajuan teknologi pada dunia internet, anak dapat mengenal serta menjalin
komunikasi dengan banyak orang dari berbagai belahan di dunia.

d. Akibat kemajuan teknologi, banyak permainan-permainan kreatif dan menantang yang


disukai oleh anak-anak.

Adapun sisi negatif dari teknologi sekarang adalah mudahnya terhipnotis sehingga tidak
sedikit yang menyukai dunia maya (bermain gawai) dan melupakan dunia nyata (bermain
dengan teman). Dan hal ini juga menimpa pada anak-anak terutama pada anak usia
dini.Berikut ini beberapa dampak negatif lainnya.

a. Malas menulis dan membaca.

b. Karena gawai memberikan banyak kemudahan, tidak sedikit anak-anak yang tidak sabar
dalam menghadapi kelambatan dan kesulitan pada kehidupan sehari-hari.

c. Penurunan dalam kemampuan bersosialisasi.

d. Anak yang terbiasa bermain game lebih dari 1 jam perhari atau rata-rata 7-10 jam per
minggu, boleh jadi mereka akan mengorbankan jatah waktu untuk mengerjakan PR dan
waktu untuk belajar yang berakibat negatif untuk prestasi akademiknya di sekolah.

e. Anak menjadi malas untuk melakukan aktivitas fisik yang berimbas pada kesehatan anak.
Jika anak terus menerus manatap layar pada gawai, hal itu dapat menyebabkan masalah
pada penglihatan. Terlalu banyak duduk ketika bermain gawai juga dapat menyebabkan
masalah pada tulang, sendi dan otot. Bahkan kurangnya aktivitas fisik juga dapat
meningkatkan resiko mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Berkenaan dengan
dampak negatif dari penggunaan gawai, Manumpil, dkk (2015, hlm. 5) mengungkapkan
bahwa, “penggunaan gadget yang berlebihan dapat berdampak buruk untuk kesehatan,
seperti mata kering, gangguan tidur, sakit pada leher, dan obesitas”.

7
2.2 CONTOH KASUS-KASUS YANG TERJADI

1. Kasus Anak Kecanduan Game di Jabar

Kasus adiksi atau kecanduan gawai kalangan anak-anak di Jawa Barat cukup
memprihatinkan. Akhir Februari lalu, siswa SMP kelas 1 di Subang meninggal diduga
penyebabnya karena kecanduan game. Tak hanya itu, jumlah pasien anak yang kecanduan
gawai di RS Jiwa Cisarua Bandung Barat meningkat.

Raden Tri Sakti (12), siswa SMP kelas 1 asal Desa Salam Jaya, Pabuaran, Subang
meninggal dunia dengan diagnosa mengalami gangguan syaraf. Pihak keluarga menyebut
penyakit yang dideritanya dikabarkan karena kecanduan bermain game online di telepon
seluler. Raden meninggal 23 Februari.

Endang, paman Raden, menceritakan keponakannya sejak awal tahun mengeluhkan sakit
kepala, bahkan tangan dan kakinya susah digerakkan. Sempat dirawat selama di RS
Siloam, Endang mengatakan dokter yang merawatnya mengatakan gangguan saraf yang
diderita keponakannya itu karena radiasi telepon seluler.

Endang menuturkan keponakannya selama ini selalu bermain game online seharian,
ditambah dengan sekolah jarak jauh yang otomatis selalu memegang handphone. "Jadi
anak itu tadinya sering main HP game online siang malam, tidur subuh pukul 03.00 WIB.
Trus kerap mengigau kaya lagi bermain game," ujar Endang.

Meski penyebab gangguan saraf ini dibantah oleh Ketua IDI cabang Kabupaten
Purwakarta dr Susilo Atmojo. Menurutnya gangguan syaraf tidak ada hubungannya
dengan radiasi handphone. Kecanduan gawai atau kecanduan bermain game berakibat
kepada perubahan perilaku anak.

8
Sementara itu berdasarkan catatan RSJ Cisarua, Jawa Barat, pada bulan Januari hingga
Februari 2021 ada 14 anak alami kecanduan gawai yang menjalani rawat jalan. Sementara
pada tahun 2020 rentang bulan Januari sampai Desember total ada 98 anak yang menjalani
rawat jalan gegara kecanduan gawai.

Spesialis Psikiater Anak dan Remaja RSJ Cisarua Lina Budianti mengatakan usia anak
paling muda yang pernah menjalani perawatan jalan karena kecanduan gawai yakni usia 7
tahun.

"Untuk yang termuda itu 7 tahun, dia juga murni kecanduan gawai karena kurangnya
pengawasan orangtua. Kalau secara keseluruhan, rata-rata yang dirawat jalan di sini usia
7-15 tahun," katanya dihubungi, Sabtu (20/3/2021)

Menurut Lina penyebab anak-anak menjadi pencandu gawai karena banyak faktor, seperti
membuat anak anteng karena kebanyakan orangtua sibuk.

"Orangtuanya di awal memberikan kelonggaran, karena mereka berpikir kalau enggak


main game terus mau ngapain. Tapi lama-lama pemakaian tidak terkendali, akhirnya jadi
adiksi," kata Lina.

Hal itu diperparah dengan kondisi pandemi COVID-19 saat ini, di mana anak mau tidak
mau setiap hari memegang gadget karena proses belajar mengajar dilakukan secara daring.

"Sebagian yang datang ke kami diperberat dengan kondisi ini (pandemi COVID-19). Jadi
pandemi mereka tidak kemana-mana. Mereka juga dapat kuota gratis kan. Kita tanya
orangtua sudah berusaha dibatasi atau belum ternyata jawabannya sudah, tapi memang
sulit," jelasnya.

Lina mengatakan jumlah anak yang mengalami kecanduan gawai bertambah setiap
tahunnya. "Dulu kalau mau senang itu lewat olahraga, rekreasi atau interaksi dengan
sesama. Kalau sekarang, untuk mendapat dophamine itu, anak-anak bisa bermain game
dan internetan di ponsel. Tapi kalau berlebihan nanti berubah fungsi bisa berdampak pada
masalah psikiatri ya adiksi ini," terangnya.

Lebih lanjut Lina mengatakan untuk mengurangi potensi adiksi anak terhadap gawai,
orangtua tak perlu melarang keras anak mengakses gawai, namun berikan edukasi pada
anak soal tanggungjawab dan batasan yang jelas.

"Sebetulnya yang dilakukan orang tua untuk membatasi adiksi itu bukan melarang, tapi
mengajari anaknya memakai internet dengan bertanggungjawab. Hanya saja karena
orangtua sibuk dan anaknya anteng tanpa diawasi akhirnya ya bablas. Intinya orangtua
harus bisa mengawasi dengan ketat," tandasnya.

https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-5501680/kasus-anak-kecanduan-
gadget-di-jabar-belasan-rawat-jalan-ada-yang-meninggal

9
2.3 SOLUSI

1. Pembatasan Waktu Penggunaan Gawai: Tetapkan batasan waktu harian atau


mingguan untuk penggunaan gawai oleh anak-anak. Ini dapat membantu mencegah
kecanduan dan memastikan bahwa anak-anak memiliki waktu yang cukup untuk
bermain, berinteraksi dengan orang lain, dan belajar.
2. Pilih Konten yang Sesuai: Pilih aplikasi, game, dan konten yang sesuai dengan usia
anak. Pastikan konten tersebut mendukung perkembangan intelektual dan kreativitas
mereka.
3. Berinteraksi Bersama: Luangkan waktu untuk berinteraksi dengan anak-anak ketika
mereka menggunakan gawai. Tanyakan tentang apa yang mereka lakukan, mainkan
game bersama, dan ajak mereka berbicara tentang pengalaman online mereka.
4. Buat Area Bebas Gawai: Di dalam rumah, tentukan beberapa area yang bebas dari
gawai. Ini adalah tempat-tempat di mana anak-anak dapat berkumpul, bermain dengan
mainan fisik, atau membaca buku tanpa distraksi dari teknologi.
5. Pendidikan Tentang Penggunaan Aman: Ajarkan anak-anak tentang penggunaan
yang aman dan etika online. Berbicaralah tentang pentingnya privasi, keamanan, dan
menghormati orang lain di dunia maya.
6. Model Perilaku Positif: Orang tua harus menjadi contoh yang baik dalam
penggunaan gawai. Hindari penggunaan berlebihan dan selalu gunakan gawai dengan
bijak.
7. Pantau Aktivitas Online: Gunakan perangkat pengawasan orang tua untuk
memantau aktivitas online anak-anak. Ini dapat membantu mengidentifikasi potensi
risiko atau perilaku yang tidak pantas.
8. Berkomunikasi dengan Anak: Selalu berbicaralah terbuka dengan anak-anak
tentang penggunaan gawai. Dengar pendapat mereka, tanggapi kekhawatiran mereka,
dan berikan pemahaman tentang mengapa aturan tertentu diterapkan.
9. Libatkan Diri dalam Kegiatan Keluarga: Selain waktu bersama anak-anak,
luangkan waktu untuk melakukan kegiatan keluarga tanpa gawai, seperti bermain
game bersama, memasak bersama, atau berbicara tentang peristiwa hari ini.
10. Evaluasi dan Koreksi: Secara berkala, evaluasi sejauh mana aturan-aturan ini
berfungsi dan apakah ada perluasan atau perubahan yang diperlukan. Jika anak-anak
tumbuh dan perkembangan mereka berubah, aturan dan batasan dapat disesuaikan.
11. Pendidikan Offline: Berikan kesempatan kepada anak untuk berinteraksi dalam
aktivitas offline, seperti bermain permainan tradisional, membaca buku, atau
melakukan seni dan kerajinan.
12. Kolaborasi dengan Sekolah: Berkomunikasi dengan sekolah untuk mengembangkan
pendekatan yang sejalan dalam mengatasi penggunaan gawai dan mempromosikan
pengembangan sosial emosional di dalam dan di luar kelas.
13. Dukungan Masyarakat: Masyarakat juga dapat berperan dalam mengedukasi
tentang dampak penggunaan gawai pada anak-anak. Organisasi lokal dan lembaga
pendidikan dapat mengadakan seminar atau workshop untuk orangtua dan anak-anak.

Solusi ini harus diimplementasikan secara bersama-sama oleh orangtua, pendidik, dan
masyarakat agar dapat memberikan lingkungan yang sehat dan mendukung
perkembangan anak-anak, sambil tetap memungkinkan mereka untuk mengikuti
perkembangan teknologi. Selain itu, penting untuk terus memantau perkembangan
anak dan fleksibel dalam menyesuaikan strategi sesuai dengan kebutuhan individu
mereka.

10
BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Anak usia dini berada pada masa keemasan di sepanjang rentang usia perkembangan
manusia. Masa keemasan ini terjadi pada rentang usia 0-6 tahun. Pada masa ini, anak-anak
berada dalam fase kritis dalam pembentukan fondasi perkembangan mereka yang akan
memengaruhi masa depan mereka. Namun, pada saat yang sama, mereka masih belum
bisa mengendalikan atau mengatur waktunya dengan baik, dan sangat tergantung pada
orang dewasa untuk memberi mereka panduan dan pengarahan yang tepat..Penggunaan
gawai pada usia dini dapat memberikan dampak negatif yang patal jika tidak diperhatikan.

3.2 SARAN

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,untuk itu penulis
meminta kepada pembaca untuk memberikan saran maupun kritik yang membangun
makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

11
Radliya, N. R., Apriliya, S., & Zakiyyah, T. R. (2017). Pengaruh penggunaan gawai terhadap
perkembangan anak usia dini. Jurnal Paud Agapedia, 1(1), 1-12. .

12

Anda mungkin juga menyukai