Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) GENAP TA.

2023/2024
Nama :
NIM :
Kelas :

1. Menurut pendapat Anda, faktor apakah yang paling utama yang menyebabkan lahirnya filsafat !
Serta Jelaskanlah dengan contoh cabang Filsafat berikut:
a. Ontologis
b. Epistemologis
c. Aksiologis.
JAWABAN
Menurut saya Filsafat muncul karena adanya pemikir rasa tidak puas terhadap jawaban dari
pertanyaan yang tidak dapat dibuktikan dengan akal manusia.Sehingga para ahli pikir tersebut
kemudian mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan mendasar tersebut melalui akal pikir
mereka sehingga mendapatkan jawaban yang dapat diterima oleh akal.
1. Ontologis
Ontologis berasal dari dua kata yaitu "ontos" yang berarti ada atau menjadi, dan "logos" yang
berarti studi atau ilmu. Jadi, secara harfiah, ontologi berarti studi tentang keberadaan atau studi
tentang apa yang ada. Istilah ini pertama kali digunakan oleh filosof Jerman, Christian Wolff, pada
abad ke-18 untuk merujuk pada cabang filsafat yang mempelajari hakikat keberadaan dan
kategorisasi entitas yang ada di dunia ini.
Contohnya:Pertanyaan tentang Keberadaan Diri: Dalam filsafat ontologis, terdapat pertanyaan
tentang hakikat keberadaan diri kita dan apa yang membuat kita menjadi entitas yang unik. Dalam
kehidupan sehari-hari, pertanyaan ini dapat muncul dalam pencarian jati diri, pemahaman tentang
nilai-nilai dan tujuan hidup, dan cara kita membangun identitas kita sendiri.
2. Epistemologis
Epistemologis berasal dari kata "episteme" yang berasal dari bahasa Yunani dan berarti
pengetahuan atau cara belajar, dan "logos" yang berarti studi atau ilmu. Sehingga secara harfiah,
epistemologi berarti studi tentang pengetahuan atau cara kita memperoleh pengetahuan.
Epistemologi membahas tentang sumber, metode, kriteria, dan batas-batas pengetahuan. Cabang
ini mencoba untuk memahami bagaimana manusia memperoleh pengetahuan, cara membedakan
pengetahuan dengan keyakinan biasa, dan bagaimana kita memutuskan seberapa baik atau buruk
suatu keyakinan didasarkan pada bukti atau keyakinan yang lebih luas.
Contohnya
1. Skepticisme: Skepticisme adalah cabang epistemologi yang mempertanyakan kemampuan kita
untuk mencapai pengetahuan yang pasti atau keyakinan yang benar. Dalam kehidupan sehari-hari,
ini mungkin muncul ketika kita meragukan klaim atau keyakinan yang diberikan dan meminta
bukti atau argumentasi yang kuat sebelum menerima mereka sebagai pengetahuan yang sah.
2. Empirisme: Empirisme adalah pendekatan epistemologis yang menekankan pentingnya
pengalaman dan pengamatan dalam memperoleh pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari, ini
dapat tercermin ketika kita menguji atau mengamati fakta, menjalankan eksperimen, atau mencari
bukti fisik sebelum membuat keyakinan atau kesimpulan.
3. Rasionalisme: Rasionalisme adalah pendekatan epistemologis yang menekankan pentingnya
pemikiran dan penalaran dalam memperoleh pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari, ini dapat
muncul ketika kita menggunakan logika, deduksi, dan analisis rasional untuk menyimpulkan atau
memahami sesuatu, tanpa bergantung sepenuhnya pada pengalaman atau observasi.
4. Agnostisisme: Agnostisisme adalah sikap epistemologis yang menunjukkan ketidaktahuan atau
ketidakpastian dalam mengenai keberadaan atau sifat Tuhan atau hal-hal yang bersifat metafisik.
Dalam kehidupan sehari-hari, ini dapat tercermin ketika seseorang mengaku tidak memiliki
keyakinan atau pengetahuan pasti tentang eksistensi Tuhan atau fenomena metafisik lainnya.
5. Konstruktivisme: Konstruktivisme adalah pandangan epistemologis yang menekankan
kontribusi individu dalam membangun pengetahuan melalui interpretasi subjektif. Dalam
kehidupan sehari-hari, ini dapat muncul ketika kita memahami bahwa pengetahuan kita
dipengaruhi oleh latar belakang, nilai, atau pengalaman pribadi kita sendiri, dan bahwa interpretasi
kita dapat bervariasi.
3. Aksiologis
Istilah aksiologi yang berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu axion yang
berarti nilai dan logos yang berarti teori . Sehingga secara harfiah, aksiologis berarti berhubungan
dengan asas atau nilai. Aksiologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki tentang nilai-nilai, baik
moral maupun estetika. Filsafat aksiologis membahas konsep nilai, prinsip moral, keindahan, dan
bagaimana nilai-nilai ini mempengaruhi konsep-konsep tersebut dalam kehidupan manusia.
Contohnya
1. Etika: Cabang filsafat aksiologis yang berkaitan dengan nilai-nilai moral. Dalam kehidupan
sehari-hari, ini dapat tercermin dalam pertimbangan etis saat menghadapi situasi moral yang
memerlukan keputusan dan tindakan. Misalnya, mempertimbangkan akibat tindakan kita terhadap
orang lain, menghormati hak asasi manusia, atau memilih tindakan yang benar secara moral.
2. Estetika: Cabang filsafat aksiologis yang berkaitan dengan nilai-nilai keindahan dan seni. Dalam
kehidupan sehari-hari, ini dapat muncul saat mengapresiasi keindahan dalam seni, musik, alam,
atau mengambil keputusan estetika, misalnya, dalam pemilihan dekorasi rumah, fashion, atau
apresiasi terhadap karya seni.
3. Filosofi politik: Ini adalah cabang filsafat aksiologis yang berkaitan dengan nilai-nilai politik
dan bagaimana mereka memengaruhi tata kelola masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, ini
dapat tercermin ketika kita mempertimbangkan perspektif politik kita dan pentingnya nilai-nilai
seperti keadilan, kebebasan, kesetaraan, atau hak individu dalam mengambil posisi politik atau
memilih pemimpin.
4. Filsafat pendidikan: Filsafat aksiologis yang melibatkan nilai-nilai dan tujuan pendidikan.
Dalam kehidupan sehari-hari, ini dapat muncul saat mempertimbangkan pendekatan pendidikan
yang menekankan nilai-nilai seperti pemahaman, keterampilan kritis, etika, dan keadilan, dan
mengaplikasikannya dalam pengajaran atau pendidikan anak-anak kita.
5. Filosofi lingkungan: Ini adalah cabang filsafat aksiologis yang berkaitan dengan nilai-nilai
terkait dengan lingkungan dan konservasi alam. Dalam kehidupan sehari-hari, ini dapat tercermin
saat kita mempertimbangkan pentingnya nilai-nilai seperti keberlanjutan, kelestarian alam,
keadilan lingkungan, dan tanggung jawab kita terhadap lingkungan saat membuat keputusan
sehari-hari seperti penggunaan energi, daur ulang, atau konsumsi makanan organik.
2. Berilah penjelasan tentang hubungan Filsafat dengan Pendidikan, serta apa tujuan dan manfaat
bagi kita sehingga materi ini dianggap penting untuk dipelajari?
JAWABAN
Filsafat dan Pendidikan memiliki keterkaitan yang erat. Filsafat sebagai cabang ilmu yang
membahas pertanyaan-pertanyaan fundamental tentang eksistensi, realitas, dan nilai-nilai hidup,
termasuk hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Pendidikan, di sisi lain, adalah suatu
proses yang bertujuan untuk mengembangkan potensi-potensi manusia melalui pengajaran,
pembelajaran, dan pelatihan
Tujuan utama dari filsafat pendidikan adalah untuk memahami dan mengkaji landasan filosofis
yang mendasari konsep-konsep pendidikan, seperti tujuan dan manfaat pendidikan, pengajaran,
proses pembelajaran, pemahaman terhadap hakikat manusia, dan aspek etis dalam pendidikan.
Dengan mempelajari hubungan antara filsafat dan pendidikan, kita dapat mendapatkan
pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep-konsep tersebut, dan kemudian mempertajam
gagasan, pemikiran, dan tindakan dalam lingkungan pendidikan.
Manfaat dari mempelajari hubungan antara filsafat dan pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Memperdalam pemahaman kita tentang tujuan dan manfaat pendidikan.
2. Menyediakan landasan filosofis bagi pengambilan keputusan dalam bidang pendidikan.
3. Membantu kita memahami dan mengatasi isu-isu etis yang muncul dalam konteks pendidikan.
4. Menyediakan kerangka berpikir yang kokoh untuk mengembangkan model-model pendidikan
yang baru dan lebih baik.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa mempelajari hubungan antara filsafat dan pendidikan bukan hanya
penting untuk mengembangkan pemahaman filosofis kita, tetapi juga memberikan manfaat besar
bagi pengembangan pendidikan dan pembelajaran, baik sebagai individu maupun sebagai
masyarakat.
3. Kurikulum 2013 yang digunakan sudah berganti dengan Kurikulum Merdeka, Coba Anda
analisis dan berikan penjelasan apa keterkaitan hal tersebut dengan Filsafat Pendidikan? Dan
berikan tanggapan Anda tentang perubahan Kurikulum tersebut!
JAWABAN
Keterkaitan antara penggantian Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Merdeka dengan Filsafat
Pendidikan adalah bahwa keduanya mencerminkan visi dan pendekatan pendidikan yang berbeda.
Filsafat Pendidikan adalah cabang filsafat yang mempelajari tujuan, makna, dan nilai-nilai
pendidikan. Hal ini melibatkan pemikiran kritis tentang konsep pendidikan serta cara
menyampaikan dan menerapkannya.
Perubahan kurikulum mencerminkan prioritas dan orientasi pemerintah dalam mengarahkan sistem
pendidikan nasional. Kurikulum 2013, yang diperkenalkan pada 2013, didasarkan pada pendekatan
kompetensi dan mengedepankan perkembangan kemampuan peserta didik dalam berbagai bidang,
seperti keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, dan keterampilan berkomunikasi.
Kurikulum Merdeka, yang diperkenalkan pada tahun 2021, bertujuan untuk memberikan
kebebasan lebih kepada sekolah dalam merancang kurikulum yang sesuai dengan konteks lokal
dan potensi peserta didik.
Dalam hal ini, keterkaitan dengan Filsafat Pendidikan adalah bahwa perubahan kurikulum tersebut
mencerminkan pandangan pemerintah terhadap tujuan dan orientasi pendidikan. Filsafat
Pendidikan mencerminkan cara berpikir dan nilai-nilai yang mendasari kurikulum tersebut.
Misalnya, jika pemerintah mengutamakan pengembangan keterampilan berpikir kritis, ini dapat
mencerminkan pandangan bahwa pendidikan seharusnya membantu peserta didik untuk
memperoleh kemampuan berpikir yang kritis dan analisis.
4. Jelaskan Perbedaan Implikasi Aliran Filsafat Idealisme, Realisme dan Pragmatisme dalam
Pendidikan !
JAWABAN
Implikasi idealisme, Realisme dan pragmatisme dalam pendidikan memiliki perbedaan mulai dari
tujuan pendidikannya,motede dan kurikulum yang digunakan.
Implikasi aliran filsafat Idealisme dalam pendidikan adalah sebagai berikut
1. Tujuan pendidikan: Idealisme menekankan peningkatan perkembangan intelektual dan moral
individu. Tujuan pendidikan dalam idealisme adalah mencapai kesempurnaan dan kebenaran.
2. Metode pembelajaran: Metode yang digunakan adalah reflektif dan kontemplatif. Idealisme
mengutamakan pembelajaran melalui diskusi, pemikiran kritis, dan analisis konsep-konsep
abstrak.
3. Kurikulum: Kurikulum dalam idealisme lebih didasarkan pada studi teoritis dan ilmu
pengetahuan yang abstrak. Mata pelajaran yang dipilih adalah yang memiliki nilai dan hikmah
moral serta mengembangkan pemahaman konseptual.
Implikasi aliran filsafat Realisme dalam pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Tujuan pendidikan: Realisme menekankan peningkatan pemahaman dunia nyata dan
penguasaan konsep-konsep objektif. Tujuan pendidikan dalam realisme adalah mengembangkan
keterampilan dan pengetahuan praktis.
2. Metode pembelajaran: Metode yang digunakan adalah observasi, eksperimen, dan pengamatan
terhadap dunia nyata. Realisme mendorong pembelajaran aktif dan pengalaman langsung.
3. Kurikulum: Kurikulum dalam realisme lebih terfokus pada pengetahuan praktis dan aplikasi di
dunia nyata. Mata pelajaran yang dipilih adalah yang dapat membantu siswa memahami dan
menguasai pengetahuan terapan.
Implikasi aliran filsafat Pragmatisme dalam pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Tujuan pendidikan: Pragmatisme menekankan peningkatan keterampilan dan kemampuan yang
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan pendidikan dalam pragmatisme adalah
mengembangkan kemampuan problem solving dan adaptabilitas.
2. Metode pembelajaran: Metode yang digunakan melibatkan pembelajaran melalui praktik
langsung, eksperimen, dan pengalaman. Pragmatisme mendorong siswa untuk mengaplikasikan
pengetahuan dalam konteks nyata.
3. Kurikulum: Kurikulum dalam pragmatisme lebih didasarkan pada masalah dunia nyata dan
kebutuhan yang relevan. Mata pelajaran yang dipilih adalah yang memiliki keterkaitan langsung
dengan kehidupan siswa dan mendorong pemecahan masalah.

Anda mungkin juga menyukai