Anda di halaman 1dari 58

.

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN


DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH
DAN BAHAN BERACUN BERBAHAYA
Gedung Manggala Wanabakti Blok 4 Lantai 5 - ll. Gatot Subroto, Jakarta 10270,
Telp. 021-5704 50U04 ExL. 4112, Fax. 021-5790 2750; Indonesia - Kotak Pos 6505

Nomor :S. z3\ /?suBs/ ?tB3 /VvB.3/4lLozz zo April 2022


Lampiran : 1 (satu) berkas
Hal : Persetujuan Teknis di bidang Pengelolaan
Limbah 83 untuk Kegiatan
Pengolahan
Limbah 83 PT Tenang Jaya Sejahtera

Yth. Direktur PT Tenang Jaya Sejahtera


di
Dusun 1 Cigempol Jalan TB 6-7, Desa Kutamekar,
Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang, Provinsi
'' Jawa Barat, Telp./Fax. (0267) 8618332/ (0267) 86315'15

1. Mengingat:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 lentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; dan
c. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 6 Tahun 2021
tentang Tata Cara dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun.

2. Memperhatikan:
a. Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor:
S.2SlMenlhk/Setjen/PLB.3l1t2O19 tanggal 18 Januari 2019 perihal
Pernyataan Telah Terpenuhinya Pemenuhan Komitmen PT Tenang Jaya
Sejahtera;
b. Surat Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor
S.40/Menthk/Setjen/PLB.3.l1t2O20 tanggal 15 Januari 2020 perihal
Pernyataan Telah Terpenuhinya Pemenuhan Komitmen lzin Pengelolaan
Limbah 83 untuk Usaha Jasa Pengolahan Limbah 83 menggunakan 4
(empat) unit lnsinerator dan 1 (satu) unit elektrokoagulasi PT Tenang Jaya
Sejahtera;
c. Surat Direktur PT Tenang Jaya Sejahtera Nomor: 01s/TJS-LGLlllZ122
tanggal 23 Februari 2022 perihal Permohonan Perubahan Desain Area
" " fe,igumpulan clan TPS lnternal Limbah 83 untqk Ke!iatan Pengolahan
Limbah 83 menggunakan lnsinerator dan Elektrokoagulasi;
d. Berita Acara verifikasi teknis tanggal 28 Maret 2022 yang diadakan pada
Ruang Rapat Adipura, Gedung A KLHK; dan
e, Surat Direktur PT Tenang Jaya Sejahtera Nomor 012lDlR-TJSlllll2022
tanggal 30 Maret 202?- perihal Penyampaian Tindak Lanjut Berita Acara
Verifikasi Persetujuan Teknis Pengolahan Limbah B3 Menggunakan
lnsinerator danElektrokoagulasi '' dengan Perubahan Fasilitas
Pengumpulan Limbah 83 PT Tenang Jaya Sejahtera'
-2-
3. Berdasarkan angka 1 (satu) dan angka 2 (dua), bersama ini disampaikan
Persetujuan Teknis di Bidang Pengelolaan Limbah 83 untuk kegiatan
Pengolahan Limbah 83 untuk Usaha Jasa, kepada:
a. Nama Perusahaan : PT Tenang Jaya Sejahtera
b. Bidang Usaha : Pengelolaan dan Pembuangan Sampah
Berbahaya
c. Nomor lnduk Berusaha : 8120002853614
d. Nomor Pokok Wajib Pajak : 21.024.443.0-408.000
e. Nama Penanggung Jawab : Stephanus Bambang Guritno
Usaha
f. Jabatan : Direktur
g. : Dusun 1 cigempol Jalan TB 6-7 Desa
Alamat Kantor dan Alamat
, dan/atau Kutamekar, Kecamatan ciampel,
Lokasi Kegiatan
Usaha
Lokasi Kabupaten Karawang, provinsi Jawa Barat
Telp./Fax, (0267) 8618332/ (0267) 86315'15
Titik koordinat: 6'"23'23" Lintang Selatan
dan 107'20'26" Bujur Timur

4. Pelaksanaan Persyaratan dan Kewajiban penanggung jawab Usaha dan/atau


Kegiatan sesuai dengan ketentuan Persyaratan dan Kewajiban Pengelolaan
Limbah 83 untuk kegiatan Pengolahan Limbah 83 sebagaimana tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Persetujuan
Teknis di bidang Pengelolaan Limbah 83 dengan kegiatan Pengolahan Limbah
B3 ini.

5. Operasional kegiatan untuk kegiatan Pengolahan Limbah 83 dilakukan setelah :


a. Surat Kelayakan Operasional (SLO) di Bidang Pengelolaan Limbah 83 untuk
kegiatan Pengolahan Limbah 83 diterbitkan oleh Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan;
b. Perizinan Berusaha di Bidang Pengelolaan Limbah 83 untuk Kegiatan
Pengolahan Limbah 83 diterbitkan melalui Sistem Online Single Submission
Berbasis Resiko yang dikelola oleh Kementerian lnvestasi/Badan Koordinasi
Penanaman Modal.

6. Penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan wajib mengajukan permohonan


perubahan Persetujuan Teknis di bidang Pengelolaan Limbah 83 untuk kegiatan
Pengolahan Limbah 83 apabila telah terjadi perubahan terhadap:
'
a. Nbma dan karakteristik Limbah 83 yang diolah;
b. Desain, teknologi, metode, proses, kapasitas, dan/atau fasilitas Pengolahan
Limbah 83; dan/atau
c. Bahan baku dan/atau bahan penolong berupa Limbah 83 untuk campuran
Pengolahan Limbah 83.

7. Penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan wajib memiliki penetapan


penghentian kegiatan jika bermaksud: r,

a. Menghentikan Usaha dan/atau Kegiatan; dan/atau


3-

b. Mengubah penggunaan dan/atau memindahkan lokasi dan/atau fasilitas


Pengolahan Limbah 83.

8. Persetujuan Teknis dibidang Pengelolaan Limbah 83 untuk kegiatan Pengolahan


Limbah 83 ini menjadi dasar penerbitan Persetujuan Lingkungan dan/atau
perubahan Persetujuan Lingkungan.

9. Apabila Persyaratan dan Kewajiban Pengelolaan Limbah 83 untuk kegiatan


Pengolahan Limbah 83 sebagaimana dimaksud pada angka 4 (empat) tidak
dilaksanakan, maka surat Persetujuan Teknis di bidang Pengelolaan Limbah 83
ini dapat dibatalkan.

10. Persetujuan teknis di bidang Pengelolaan Limbah 83 untuk Kegiatan Pengolahan


Limbah 83 kepada PT Tenang Jaya Sejahtera ini berraku sejak tanggat
ditandatangani.

Demikian disampaikan agar dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Ratnawati
00501 199603 2 005

Tembusan:
1. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
2. Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan;
3. Direktur Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
4. Gubernur Provinsi Jawa Barat;.
5. Bupati Karawang;
6. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat; dan
7. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karawang.
-1-

Lampiran Persetujuan Teknis di Bidang Pengelolaan Limbah 83 untuk kegiatan


Pengolahan Limbah 83 dengan cara Termal menggunakan lnsinerator dan dengan
cara lain elektrokoagulasi 83 PT Tenang Jaya Sejahtera
Nomor : 9. 2-41 / [st6 5 /?us.z/qLs. 3 t4 [zozz
Tanggal : ?,o A(At ?-o',2

PERSETUJUAN TEKNIS
DI BIDANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
UNTUK KEGIATAN PENGOLAHAN LIMBAH 83 DENGAN CARA TERMAL
MENGGUNAKAN INSINERATOR DAN DENGAN CARA LAIN MENGGUNAKAN
ELEKTROKOAGULASI
PT TENANG JAYA SEJAHTERA

A. Persyaratan Teknis dibidang Pengelolaan Limbah 83 untuk kegiatan Pengolahan


Limbah 83:
1. Nama, sumber, dan karakteristik Limbah 83 yang akan diolah:
a. 5 (lima) unit lnsinerator:
Kode
No Nama Limbah 83 Sumber Karakteristik
Limbah 83
1. Kain majun bekas Sumber
(used'rags) dan yang 8110d Tidak Beracun
seienis Spesifik
) Limbah dari Sumber
laboratorium yang 4106d Tidak Beracun
menqandunq 83 Soesifik
3. Limbah terkontaminasi Sumber
83 berupa palet, A108d Tidak Beracun
olastik dan karton speditix
4. Sludge IPAL Sumber
8301-7 Spesifik Beracun
Umum
5. Bahan atau produk
yang Sumber
A302-6 Beracun
tidak memenuhi Spesifik
spesifikasi teknis Umum
c Sludge IPAL dari
proses sel merkuri
dan/atau sel
Sumber
mernbrane atau
A302-9 Spesifik Beracun
diafiagma dalam
Umum
memproduksi klorin,
hydrogen dan soda
kaustik
Sludge IPAL Sumber
A303-6 Spesifik Beracun
Umum
-2-

Kode
No Nama Limbah 83 Surnber Karakteristik
Limbah B3
8. Bahan dan produk Sumber
yang tidak memenuhi A304-1 Spesifik Beracun
Dersvaratan Umum
9. Sludge IPAL Sumber
B3A4-2 Spesifik Beracun
Umum
10. residu dari reaksi Sumber
pemurnian, polimer A305-2 Spesifik Beracun
absorben fraksinasi Umum
't1 Residu dari proses Sumber
destilasi A305-3 Spesifik Beracun
Umum
12. Sludge IPAL Sumber
8305-5 Spesifik Beracun
Umum
13. Sludge IPAL Sumber
83064 Spesifik Beracun
Umum
14. Sludfe IPAL Sumber
B308-2 Spesifik Beracun
Umum
15. Emulsi minyak dari Sumber
fasilitas pendingin 8309-5 Spesifik Beracun
Umum
16. Sludge IPAL Sumber
8310-1 Spesifik Beracun
Umum
17. Sludge dari IPAL Sumber
B311-2 Spesifik Beracun
Umum
18. Sludge IPAL Sumber
B312-5 Spesifik Beracun
Umum
19. Sludge dari IPAL Sumber
8313-8 Spesifik Beracun
Umum
20, Sludge dari lPAL Sumber
8314-5 Spesifik Beracun
Umum
21 .' Sludge dari IPAL Sumber
8316-5 Spesifik i Beracun
Umum
22. Sludge IPAL Sumber
8317-3 Spesifik Beracun
Umum
23. Sludge dari IPAL Sumber
A318-2 Spesifik Beracun
Umum
-3-

Kode
No Nama Limbah 83 Sumber Karakteristik
Limbah 83
24. Sludge dari IPAL Sumber
8321-8 Spesifik Beracun
Umum
25. Sludge dari IPAL Sumber
8322-3 Spesifik Beracun
Umum
26. Sludge IPAL Sumber
8323-5 Spesifik Beracun
Umum
27. Sludge dan filter cakes Sumber
dari proses 4324-1 Spesifik Beracun
penqolahan dan Umum
28. Larutan asam (pickling) Sumber
4324-3 Spesifik Beracun
Umum
29. Sludge dari IPAL Sumber
4325-7 Spesifik Beracun
Umum
30. Sludge IPAL Sumber
8326-3 Spesifik Beracun
Umum
31 Sludge IPAL Sumber
8327-5 Spesifik Beracun
Umum
32. Sludge dari IPAL Sumber
8328-6 Spesifik Beracun
Umum
33. Sludge dari IPAL Sunber
8329-5 Spesifik Beracun
Umum
34. Sludge IPAL Sumber
8333-3 Spesifik Beracun
Umum
35. Sludge IPAL Sumber
8334-3 Spesifik Beracun
Umum
36. Sludge IPAL Sumber
8335-2 Spesifik Beracun
Umum
37., Residu proses produksi Sumber
dan formulasi A336-2 Spesifik i Beracun
Umum
38. Limbah klinis memiliki Sumber
karakateristik infeksius A337-1 Spesifik lnfeksius
Umum
39. Produk farmasi Sumber
kedaluwarsa 4337-2 Spesifik Beracun
Umum
-4-

No Nama Limbah 83 Kode


Limbah 83 Sumber Karakteristik
t0 Bahan kimia Sumber
kedaluwarsa 4337-3 Spesifik Beracun
Umum
41. Peralatan laboratorium Sumber
terkontaminasi 83 4337-4 Spesifik Beracun
Umum
42. Kemasan produk Sumber
farmasi B337-1 Spesifik Beracun
Umum
t3. Sludge IPAL Sumber
8337-2 Spesifik Beracun
Umum
44. Sludge IPAL Sumber
4338-4 Spesifik Beracun
Umum
45. Sludge IPAL Sumber
8343-2 Spesifik Beracun
Umum
6. Sludge IPAL Sumber
B,344-2 Spesifik Beracun
Umum
47. Residu pengolahan Sumber
flue gas 8347-1 Spesifik Beracun
Umum
48. Sludge IPAL Sumber
8347-3 Spesifik Beracun
Umum
49. Sludge dari IPAL Surnber
B350-1 Spesifik Beracun
Umum
50. Sludge IPAL Sumber
pembuatan produk 8351-4 Spesifik Beracun
Umum
51. Gelas, plastik dan kayu Sumber
yang terkontaminasi B,354-2 Spesifik Beracun
B3 Umum
52. Sludge IPAL Sumber
8357-1 Spesifik Beracun
Umum
53r. Sludge IPAL Sumber ,
B.411 Spesifik Beracun
Khusus
54. Sludge IPAL dari Sumber
Fasilitas IPAL terpadu B1 08d Tidak Beracun
pada Kawasan lndustri Spesifik
-5-
b. 2 (dua) unit elektrokoagulasi:
No Nama Limbah 83 Kode
Limbah 83 Sumber Karakteristik
1. Etilen glikol monoetil
eter atau Etanol 42358 Beracun
2. Emulsi minyak dari Sumber
fasilitas pendingin 8309-4 Spesifik Beracun
Umum
3. Minyak emulsi Sumber
pendingin 8317-1 Spesifik Beracun
Umum
Emulsi minyak dari
Sumber
proses cutting dan
A345-1 Spesifik Beracun
minyak pendingin
Umum
5. Pelarut bekas dan
cairan organik dan Sumber
anorganik bekas 4323-1 Spesifik Beracun
pencucian (cleanino\ Umum
6 Bahan atau produksi
yang tidak memenuhi Sumber
spesifikasi teknis 8321-5 Spesifik Beracun
kadaluarsa Umum
7 Alkali, pelarut asam
dan/atau larutan Sumber
oksidator yang 4352-1 Spesifik Beracun
terkontaminasi logam, Umum
minyak dan gemuk
8. Pelarut (cleaning Sumber
degreasing) 4355-1 Spesifik Beracun
Umum
9. Pelarut Bekas Sumber
4322-1 Spesifik Beracun
Umum

2. Jumlah dan kapasitas Limbah 83 yang akan diolah:


a. dengan cara termal menggunakan 5 (lima) unit insinerator dengan rincian
kapasitas sebagai berikut:
1) 300 kg (tiga ratus kirogram) per jam untuk insinerator 1;
2) 900 kg (sembikan ratus kirogram) per jam untuk insinerator 2;
. ij 4) 3) 900 kg (sembikan ratus kilogram) per jam untuk insinerator 3;
900 kg (sembikan ratus kilogram) per jam untuk insinerato r 4; dan
5) 900 kg (sembikan ratus kilogram) per jam untuk insinerator 5.
b. dengan cara lain menggunakan 2 (dua) unit elektrokoagulasi dengan
rincian sebagai berikut :
1) kapasitas 1 m3 (satu meter kubik) per jam untuk elektrokoagulasi 1;
2) kapasitas 3 m3 (tiga meter kubik) per jam untuk elektrokoagulasi 2.
-6-
3. Desain dan rancang bangun fasiritas pengorahan
Limbah 83 berupa:
a. cara termal menggunakan 5 (lima) unit insinerator:

,W.r lts

{*
1:

I #.k.* t
t]fr&!#!

r---l
tI
L*_____,i
' +;i":i*:

;q,: r* q3
*- l
_. -* ,l
&&,@'i
Gambar 1. Desain tnsinerator 1

PlNlBeflso Srspirlu x dnafl

:Q,:.::::,:rr ' : 'i r, -- ;;,;*);;

Gambar 3. Primary Chamberlnsinerator 2,3,4 dan 5


-7 -

a?

Gambar 4. Secondary Chamber lnsinerator 2,3,4 dan 5

::
---. i-'. -'{il
.tl
-

ll
I
1l i

r
--l-._
t:
*-i.* T**
. !-i.
' ;:J
/ .t
-:---:r-1

.e
Gambar 5. Cyclone lnsinerator 2,3,4 dan 5
-8-

,j \i
e:-::91

Gambar 6. Wet Scrubber lnsinerator 2,3,4 dan 5

.'-*:
f?-t-
I

l-"
-T:
I
I
I

I
--!:-
't-_ H
F :: -*--:# |
--l=-
t:
r
:-: *-r* _---- t

-1=- #
# i
i*:-,J
i-|
.,'l-r:' I

L-r
l-l

Gambar 7. Direct Exhaust Sfack lnsinerator 2,3,4 dan 5


-9-

e
Gambar 8. Main Exhaust Sfack lnsinerator 2,3,4 dan 5
- 10 -

Gambar 10. Ash Discharging Sysfem lnsinerator 2,3,4 dan 5

..,1
I
L

rl
) .
tr,, fl
-.,i r-i "'
I
" n
I --e _i- ,i
ll A
';
'r. "-a'q.:at;.--r/' .l
/;
.it,/
I,,,

Gambar 11. Platform dan Titik Sampling Cerobong


-11 -

b. dengan cara lainnya menggunakan 2 (dua) unit elektrokoagulasi :

Gambar 12. Reaktor Mesin Elektrokoagulasi 1

Gambar 13. Filterpress Mesin Elektrokoagulasi 1

^TAI{PA( BEIAXANG M€SIN EL;(TROKOAGUIASI ! r TAWM I(A\4tr iIESIh ELEKTRO(OAGULASI


'
+- v-

^ ISPtr OEPAN MESIN ELEXTRO'(OAGULASI 1 IAMPtr (IRI #SN ELEKROKffiUMI 1


v-

EO ' MSIN
EEXIrcXOA6MSI

Gambar 14. Gambar DED Ele(trokoagulasi 1


-12-

Gambar 15. Desain Alat Mesin Elektrokoagulasi 2

Gambar 16. Desain Alat Mesin Elektrokoagulasi 2


13

lAMPAK KANA'{ MESIN EIEK'TROXOAGULASI 2

*-
^
IAMPA( OLPAN MESIN ELEKTROKOAGUL,AS' 2 . TAIIPAK
v-
K{RI lufSIN LLL(iROKC\ACJLASI 2

i,-.--,--__---_-'_-

Gambar 17. Desain DED Mesin Elektrokoagulasi 2

4. Spesifikasi teknis alat Pengolahan Limbah 83 berupa:


a. lnsinerator:
1) lnsinerator 1:
a) kapasitas 300 kg (tiga ratus kilogranu) per jam;
b) temperatur ruang bakar pertama 800"C (delapan raius derajat
Celcius) sampai dengan 1000'C (seribu derajat Celcius);
c) temperatur ruang bakar kedua 1000'C (seribu derajat Celcius)
sampai dengan.1200'C (seribu dua ratus derajat Celcius);
d) volume ruang bakar pertama 11,7 m3 (sebelas koma tujuh meter
kubik);
e) volume ruang bakar kedua 7,1 m3 (tujuh koma satu meter kubik);
0 cerobong:
(1) tinggi 30 m (tiga puluh meter) dari permukaan tanah; dan
(2) diameter 0,6 m (nol koma enam meter); 1

g) alat pengendali pencemaran udara berupp cyclone, dust collector


dan wet scrubber

2) lnsinerator 2
a) kapasitas 900 kg (sembilan ratus kilogram) per jam;
b) temperatur ruang bakar pertama 800"C (delapan ratus derajat
Celcius) sampai dengan 1000'C (seribu derajat Celcius);
14-

c) temperatur ruang bakar kedua 1000"C (seribu derajat Celcius)


sampai dengan 1200'C (seribu dua ratus derajat Celcius);
d) volume ruang bakar pertama 29,24 m3 ldua puluh Sembilan koma
dua empat meter kubik);
e) volume ruang bakar kedua 18,47 m3 (delapan belas koma empat
tujuh meter kubik);
0 cerobong:
(1) tinggi 30 m (tiga puluh meter) dari permukaan tanah; dan
(2) diameter 0,6 m (nol koma enam meter);
g) alat pengendali pencemaran udara berupa cyclone, dust collector
dan wet scrubber,

3) lnsinerator 3
a) kapasitas 900 kg (sembilan ratus kilogram) per jam;
b) temperatur ruang bakar pertama 800"C (delapan ratus derajat
Celcius) sampai dengan 1000"C (seribu derajat Celcius);
c) temperatur ruang bakar kedua 1000'C (seribu derajat Celcius)
sampai dengan 1200"C (seribu dua ratus derajat Celcius);
d) volume ruang bakar pertama 29,24 m3 (dua puluh Sembilan koma
- dua empat meter kubik);
e) volume ruang bakar kedua 18,47 m3 (delapan belas koma empat
tujuh meter kubik);
0 cerobong:
(1) tinggi 30 m (tiga puluh meter) dari permukaan tanah; dan
(2) diameter 0,6 m (nol koma enam meter);
g) alat pengendali pencemaran udara bBrupa cyclone, dust collector
dan wet scrubberi
4) lnsinerator 4
a) kapasitas 900 kg (sembilan ratus kilogram) per jam;
b) temperatur ruang bakar pertama 800"C (delapan ratus derajat
Celcius) sampai dengan 1000'C (seribu derajat Celcius);
c) temperatur ruang bakar kedua 1000"C (seribu derajat Celcius)
sampai dengan 1200"C (seribu dua ratus derajat Celcius);
d) volume ruang bakar pertama 29,24 m3 (dua puluh Sembilan koma
dua empat meter kubik);
e) volume ruang bakar kedua 18,47 m3 (delapan belas koma empat
' i tujuh meter kubik);

(1) tinggi 30 m (tiga puluh meter) dari permukaan tanah; dan


(2) diameter 0,6 m (nol koma enam meter);
g) alat pengendali pencemaran udara berupa cyclone, dust collector
dan wet scrubben
5) lnsinerator 5
a) kapasitas 900 kg (sembilan rq(us kilogram) per jarn;
_15_

b) temperatur ruang bakar pertama 800"C (delapan ratus derajat


Celcius) sampai dengan 1000"C (seribu derajat Celcius);
c) temperatur ruang bakar kedua 1000"C (seribu derajat Celcius)
sampai dengan 12OA"C (seribu dua ratus derajat Celcius);
d) volume ruang bakar pertama 29,24 m3 (dua puluh Sembilan koma
dua empat meter kubik);
e) volume ruang bakar kedua 18,47 m3 (delapan belas koma empat
tujuh meter kubik);
f) cerobong:
(1) tinggi 30 m (tiga puluh meter) dari permukaan tanah; dan
(2) diameter 0,6 m (nol koma enam meter);
g) alat pengendali pencemaran udara berupa cyclone, dust collector
dan wef scrubbec

b. Elektrokoagulasi:
1) Elektrokoagulasi 1 :
1) kapasitas pengolahan 1 m3 (satu meter kubik) per jam;
2) reaktor sebanyak 1 (satu) unit dengan kapasitas 1,2 m3 (satu
koma dua meter kubik);
-3) tangki buffer dengan kapasitas 1,8 m3(satu koma delapan meter
kubik);
4) flok fank dengan kapasitas 1,8 m3 (satu koma delapan meter
kubik);
5) tangki pretreatmenf dengan kapasitas 4 m3 (empat meter kubik);
6) sedimentasi fank clarifier dengan kapasitas 1,8 m3 (satu koma
delapan meter kubik);
7) ftolding tank dengan kapasitas 1,8 m3 (satu koma delapan meter
kubik);
8) filter press dengan kapasitas 81 (delapan puluh satu) liter;
9) Media filter sebanyak 2 (dua) unit dengan kapasitas masing
masing paling besar 200 (dua ratus) liter.
2) Elektrokoagulasi 2 :
1) Kapasitas pengolahan 3 m3 ltiga meter kubik) per jam;
2) Reaktor sebanyak 2 (dua) unit dengan kapasitas 1,5 m3 (satu
koma lima meter kubik);
3) Tangki bufferdengan kapasitas 3 m3 (tiga meter kubik); :

' '|j 4) Ftok tank dengan kapasitas 3 m3 (tiga meter kubik);


5) Chemicattank flokulant dengan kapasitad 3 m3 (tiga meter kubik);
6) Sedimentasi fank ctarifier dengan kapasitas 6 m3 (enam meter
kubik);
7) Hotding tank dengan kapasitas 2 m3 (dua meter kubik);
8'1 Fitter press dengan kapasitas 72 m3 (tujuh puluh dua meter kubik);
9) Water filter dengan tekanan maksimal 4 (empat) bar.
16-

5. Tata letak lokasi fasilitas Pengolahan Limbah 83:


Lokasi Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Pengolahan Limbah 83 dengan
cara termal menggunakan insinerator dan dengan cara lain elektrokoagulasi
berada di Dusun 1 Cigempol Jalan TB 7 Desa Kutamekar, Kecamatan
Ciampel, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat dengan titik koordinat:
6'"23'23"LS dan 107'20'26" BT Berdasarkan AMDAL PT Tenang Jaya
Sejahtera yang disahkan oleh keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan melalui surat pengesahan nomor SK2
42lMenlhk/Setjen/PL A.41312019 Tanggal 21 Maret 2019
a. Peta lokasi kegiatan:
.iq
tE $E PLAT PEilGALHAN LIdBAH BI
:l PT TENAilG JAYA SEJAHEM
06SA KUTA MEKAE. XECAUATAff C'AMP€L,
XABUPAEN KAFAWAN9, PROUNSI JAWA SARI
LUAS 3A5i4nr'
SRALA 1 i] ,
I I re
' xil

.I ;-
e+)

Legenda

Gambar 18. Peta Lokasi Kegiatan


Lokasi Kegiatan Pengelolaan Limbah 83 dan Non 83 PT. Tenang Jaya
Sejahtera saat ini merupakanzona lndustri dengan batas-batas berupa:
Batas Utara : Berbatasan langsung dengan permukiman
Batas Timur : Berbatasan langsung dengan PT Pindodeli
Batas Selatan : Berbatasan langsung dengan permukiman
Batas Barat : Berbatasan langsung dengan jalan lokal
-17 -

Gambar 19. Peta Satelit Lokasi Kegiatan PT Tenang Jaya Sejahtera

b. Layout lokasi kegiatan:


1) lnsinerator 1 dengan titik koordinat cerobong pada:
A) Lintang Selatan 06023'19,70"; dan
b) Bujur Timur 10702'27,22"
2) lnsinerator 2 dengan titik koordinat cerobong pada:
a) Lintang Selatan 06o23.19,52", dan
b) Bujur Timur 107"20'27,65"
3) lnsinerator 3 dengan titik koordinat cerobong pada:
a) Lintang Selatan 06o23"19,71"; dan
b) Bujur Timur 107o20'28,03"
4) lnsinerator 4 dengan titik koordinat cerobong pada:
a) Lintang Selatan 06o23'19,80"; dan
b) Bujur Timur 107020'28,O3"
s) lnsinerator 5 dengan titik koordinat cerobong pada:
a) Lintang Selatan 06o23'20,76"; dan
b) Bujur Timur 1A7oZA'27,82"
6) Lokasi Kegiatan Elektrokoagulasi 1 :
a) Lintang Selatan 06023'20,6A2; dan
b) Bujur Timur 107020"27,421"
7) Lokasi Kegiatan Elektrokoagulasi 2:

b) Bujur Timur 10702A"27,172"


- 18 -

Gambar 20. Layout Kegiatan Pengelolaan Limbah 83


6. Fasilitas Penyimpanan Limbah B3 untuk diolah:
a. Narna, sumber, kategori, dan/atau karakteristik Limbah 83 yang akan
disimpan pada bangunan Tempat Pengumpulan Limbah 83 sebagaimana
dimaksud pada angka 1;
b. Desain dan rancang bangun fasilitas Pengumpulan untuk Limbah 83 yang
akan diolah berupa bangunan dan cold storage untuk menyimpan Limbah
83 dengan karakteristik beracun, korosif dan mudah menyala:
1) Denah bangunan tempat pengumpulan Limbah 83:

---L DETA,TT_ GUDA.I\IG 2

Gambar 21. Denah Tempat Pengumpulan Limbah 83


-19-

Gambar 22. Denah Tempat Cold Storage

2) Desain dan rancang bangun tempat penyimpanan Limbah 83:

Gambar 23. Desain Gedung Tempat Pengumpulan Limbah 83


-24 -

1.,.
i
i

POTONGAN A-A'
ffi

- FUi
ilim

r DEHAI{ OUOANG 2
OTrr.x::m-"--

DED Gudang 2

Garnbar 25. Desain Gudang 2 Pengumpulan Limbah 83


-21 -

\rr*lr'ta o!tr&
/ 14.5 .,
*a€

* o
(} 146
N AO,.
t
*
s
142
ts 1

. DENAH GUDANG 2.1


f .,*.-,-*

DED Gudang 2.1

Gambar 26. Desain Gudang 2.1 Pengumpulan Limbah 83

i r-{
u,
I

2.8
- ,11,f.r,. -...11-.,. . ,. -, - :1 I
+
|r:I 1

.I ill{: il '
.., F:, :,i"t:.
Lr
l,lr l*.'.
L.ji.tT,n l.

+.lJlf i.r i- I, i'

Gambar 27. Desain Cold Storage 1 Limbah 83 lnfeksius


-22

tdf
ilil
I iiilsl!'J
: ;1,
t ' '. . ... { i,
i- *...-- - - -E-8* **- .*J
L la*rFafi 8frLAl(ar\ni ootp sT',cd{Ar;E ? f**iP&n t&rt{J{ **{,s sYeRA€F i
@
ITET;
tr1PAS6fA,g EfiLB
sf*t{A68 !
SEEESTF
15 ?or*

raili?:;ffi;{a
*.jli5j
*(4 - frli 6r.rpftiE
li
,:
li
'SE[ {old Storage 2

Gambar 28. Desain Cold Storage 2 Limbah 83 lnfeksius

TAMPAK KIRI COLD T()RAGE 3 IAMPAI( BET3KAN(3 C(f,LO STORAGE 3


S
#^

Gambar 29. Desain Cold Storage 3 Limbah lnfeksius

Tata cara pengemasan Limbah 83 untuk limbah 83 yang dihasilkan


menggunakan jenis kemasan untuk mengemas Limbah 83:
1) Mampu mengungkung Limbah 83 untuk tetap berada dalam kemasan;
2) Memiliki penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya tumpahan
saat dilakukan penyimpanan, pemindahan, atau pengangkutan;
3) Berada dalam kondisi baik, tidak bocor, tidak berkarat, atau tidak
rusak; dan
4) Dilekati Label Limbah 83 dan Simbol Limbah 83
-23-

d. Tata letak lokasi Pengumpulan Limbah 83:


1) Lokasi Tempat Penyimpanan Limbah 83 memenuhi ketentuan
a) Lantai kedap air, tidak bergelombang dan tidak retak;
b) Konstruksi lantaidibuat melandaiturun ke arah bak penampungan
dengan kemiringan 1 % (satu persen);
c) Memiliki atap yang dapat mencegah terjadinya tampias air hujan
ke dalam tempat pengumpulan;
d) Memiliki bak penampung tumpahan Limbah 83 yang kedap air
dan tertutup;
2) Fasilitas Tempat Penyimpanan Limbah 83 berupa:
a) Pengumpulan Limbah Selain lnfeksius pada Gedung 2:
(1) Area pengumpulan Limbah padat dengan Luas 597,6 m2 (lima
ratus sembilan puluh tujuh koma enam meter persegi) yang
terbagi menjadi 3 (tiga sekat) dengan dimensi masing-masing
sekat yaitu panjang 6 (enam) meter, lebar 6 (enam) meter dan
tinggi4 (empat) meter;
(2) Kapasitas penyimpanan sebesar 432 ton.
b) Pengumpulan Limbah Selain lnfeksius pada Gedung2.1:
- (1) Area pengumpulan Limbah padat dengan Luas 246,5 m2 (dua
ratus empat puluh enam koma lima meter persegi) yang
terbagi menjadi 2 (dua) sekat dengan dimensi masing-masing
sekat yaitu panjang 8,5 (delapan koma lima) meter, lebar I
(depalan) meter dan tinggi 4 (empat) meter;
(2) Kapasitas penyimpanan sebesar 544 ton.
c) Pengumpulan Limbah lnfeksius:
(1) Kontainer berpendingin (Cold Storage) berjumlah 3 (tiga) unit
dengan rincian sebagai berikut
{a)Cold Sforage 1 dengan volume 47,11 m3 (empat puluh
tujuh koma satu satu) dengan kapasitas 't6 ton;
(b) Cold Sforage 2 dengan volume 47,11 m3 (empat puluh
tujuh koma satu satu)dengan kapasitas 16 ton;
(c) Cold Starage 3 dengan volume 56,56 m3 (lima puluh enam
koma lima enam) dengan kapasitas 30 ton;
d) Memiliki peralatan keselamatan, kesehatan kerja dan fasilitas
tanggap darurat yang meliputi:
(a) Alat pemadam api;
1 ij (b) Kotak Pertolongan Pertama Pada Kepelakaan (P3K);
(c) Eye Wash
(d) Shower Wash; dan
{e) Peralatan penanganan tumpahan atau ceceran.
_24_

7. Ketentuan Simbol dan Label Limbah 83:


a. Melekati simbor dan Laber Limbah 83 pada wadah dan/atau kemasan
Limbah 83 yang dihasilkan dari kegiatan pengolahan
Limbah 83 dengan
cara termar menggunakan insinerator dan dengan cara rain
elektrokoagulasi;
b. Label Limbah 83 paring sedikti memuat keterangan mengenai:
(1) Nama Limbah 83;
(2) ldentitas Penghasit Limbah 83;
(3) Tanggat dihasitkannya Limbah 83; dan
(4) Tanggal pengemasan Limbah 83;
c' Pemberian Simbol Limbah 83 dilakukan berdasarkan karakteristik Limbah
83; dan
d. Tata cara pemberian simbol Limbah 83 dan pelabelan Limbah 83 dan
Pencetakan Simbol Limbah 83 dan Pelabelan Limbah
83 dilakukan sesuai
dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor '14 Tahun 2013 tentang simbol
dan Label
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

8. Tata letak saluran untuk pengelolaan limbah cair di lokasi


kegiatan:
r-'
i
-.----.,----- 93.4 -....... -.-.......
--_-_-a
K€TE&Oil StgSOr

DENAH PLANT
+ SKALA 1:900
1

Gambar 30. Tata Letak Drainase pengeroraan Limbah cair


I' Limbah 83 yang akan diolah dengan cara termal menggunakan
insinerator
' memilikikarakteristik beracun, mudah menyala, korosif,
dan infersius. Limbah
83 yang akan diolah dengan cara lain menggunakan elektrokoagulasi
memiliki
karakteristik beracun dan korosif.

10. uji laboratorium untuk parameter kuaritas ringkungan menggunakan


laboratorium yang telah terakreditasi untuk kegiatan pengolahan
Limbah 83
dengan cara termal menggunakan insinerator paling sedikit 1 (satu)
kali
dalam:
_25 _

a. dengan cara termal menggunakan insinerator paling sedikit 1 (satu) kali


dalam:
1) 6 (enam) bulan untuk emisi pada cerobong insinerator dengan
parameter sebagai berikut:
KADAR
NO. PARAMETER PALING SATUAN
TINGGI
a) Partikel 50 mg/Nm3
b) Sulfur Dioksida (SOz) 250 mg/Nm3
c) Nitrogen Dioksida (NOz) 300 mglNm3
d) Hidrogen Fluorida (HF) 10 mg/Nmr
e) Hidrogen Klorida (HCl) 70 mg/Nm3
f) Karbon Monoksida (CO) 100 mglNms
s) Total Hidrokarbon (sebagai CH+) 35 mg/Nm3
h) Arsen (As) 1 mg/Nm3
i) Kadmium (Cd) 0,2 mg/Nm3
i) Kromium (Cr) 1 mg/Nm3
k) Timbal (Pb) 5 mg/Nm3
r) Merkuri (Hg) 0,2 mg/Nm3
m) Talium (Tl) a,2 mg/Nm3
o/o
n) Opasitas 20
oi Efisiensi Pembakaran (EP) 99,99 %
2) 3 (tiga) tahun setelah pengujian sebelumnya untuk emisi pada
cerobong insinerator untuk parameter sebagai berikut:
NO. PARAMETER BAKU MUTU
a) orincipal Organic H azardous DRE 99,99%
Constituents (POHCS)
b) )ioxin/furan(*) 0,1 ng l-TEQ/Nm
3) Kadar maksimum pada Tabel emisi pada cerobong insinerator
sebagaimana dimaksud pada huruf a angka 1) di atas dikoreksi
terhadap 10% (sepuluh persen) Oksigen (O2) dan pada kondisi
normal pada 25"C (dua puluh lima derajat Celcius) 760 mmHg (tujuh
ratus enam puluh millimeter air raksa) dan berat kering (dry basis); dan
4) Setiap pengujian emisi pada cerobong insinerator, dilakukan
pencatatan kondisi pembakaran meliputi:
. i 1) Konsentrasi karbon dioksida (COz) dalam. satuan mg/Nm3

2) Konsentrasi kelebihan (excess) oksigen di cerobong dalam


satuan % (persen);
3) Kecepatan gas saat keluar ruang bakar; dan
4) Waktu tinggal gas di ruang bakar kedua paling singkat 2 (dua)
detik berdasarkan perhitungan.
-26-

b. Dengan menggunakan elektrokoagulasi Paling sedikit 1 (satu) kali dalam


6 (enam) bulan untuk parameter:
KADAR PALING
NO. PARAMETER SATUAN
TINGGI
1. Fisika

a. Suhu 38 "c
b. zat padat terlarut 2.000 mg/l
c. zat padat tersuspensi 200 mg/l
2. Kimia
a. pH 6-9 mg/l
b. besi, terlarut (Fe) 5 mg/l
c. mangan, terlarut (Mn) 2 mg/l
d. barium (Ba) 2 mg/l
e. tembaga (Cu) 2 mg/l
f. seng (Zn) 5 mg/l
g. krom valensi 6 (CF.) 0,1 mg/l
h. krom total (Cr) 0,5 mg/l
i. kadmium (Cd) 0,05 mg/l
j. merkuri (Hg) 0,002 mg/l
k. timbal (Pb) 0,1 mg/l
l. stanum (Sn) 2 mg/l
m. arsen (As) 0,1 mg/l
n. selenium (Se) 0,05 mgll
o. nikel (Ni) 0,2 mg/l
p. kobal (Co) 0,4 mgll
q. sianida (CN) 0,05 mg/l
r. sulfida (S) 0,05 mg/l
s. fluorida (F) 2 mgil
t. klorin bebas (Clz) 1 mgil
u. amonia bebas (NHs- 1 mg/l
N)
v. nitrat (NOa-N) 20 mg/l
w. nitrit (NOz-N) 1 mg/l
x. Total Nitrogen 30 mg/l
y. BODs 50 mg/l
z. COD 100 mg/l
aa. senyawa aktif biru 5 mg/l
metilen (MBAS)
bb. fenol 0,5 mg/l
cc. minyak nabati 5 mg/l
dd. minyak mineral 10 mgil
3. Mikrobiologi
Koliform Total 10.000 MPN/100mL
-27 -

11. Sistem Tanggap Darurat Limbah 83 berupa SOP Tanggap Darurat Limbah 83
dengan nomor dokumen PSD-TJS- HSE-004 rev. 05 tentang Tanggap Darurat
dan lntruksiKerja Nomor: lK-TJS-HSE-001 rev. 03 tentang Evakuasi Keadaan
Darurat berupa:
a. Penanganan keadaan darurat apabila terjadi keadaan darurat terkait
dengan limbah 83;
b. Tata cara menggunakan peralatan keselamatan lingkungan;
c. Potensi bahaya yang mungkin terjadi pada saat melakukan penanganan
limbah 83;
d. Penanganan Darurat Pencemaran Kebocoran dan Ceceran Limbah 83;
e. Penanganan Darurat pada Kebakaran di Fasilitas Pengelolaan Limbah
B3;
f. Perlengkapan Alat Pelindung Diri dan Alat tanggap darurat;
g. peralatan pemadam kebakaran seperti Alat Pemadam Api Ringan
(APAR); dan
h. dokumen prosedur tanggap darurat,
12. Bangunan laboratorium dan alat analisa laboratorium:
a. Layout bangunan laboratorium:

LEt {ARl ASAlvt

cn
J
z
f-
J
oa
LL, Y
L =
U)
qd
x
'-) 3
l-
IJJ MEJA & KURSI z
E L

Gambar 23. Denah Layout Laboratorium


b. Alat analisa laboratorium:
No Nama Peralatan Jumlah
1) Neraca Analitik 1

2) Thermo Scientific Cimarec Stirring 1

3) PH Meter 1

4) Spectrofotometer I
5) Thermoreact 1
-28-

6) Mesin Kuat tekan 1

7) Gelas Kimia 4
8) Tabung Reaksi, Labu Erlenmeyer, Labu 8
Takar dll
e) Pipet 13

13. Pengolahan Limbah 83 dengan cara Termal dilakukan melalui proses


insinerasi menggunakan:
a. 5 (lima) unit insinerator:
1) Limbah 83 yang dikumpulkan untuk diolah menggunakan insinerator
sebagaimana dimaksud pada angka 1 di atas;
2) Limbah 83 yang dikumpulkan sebelum diolah disimpan pada Tempat
Penyimpanan Limbah 83 dengan ketentuan:
a) Melakukan segregasi Limbah 83 sesuaidengan nama Limbah 83
dan karakteristik Limbah 83
b) Melakukan Penyimpanan Limbah 83 dengan masa simpan paling
lama:
(1) 2 (dua) hari untuk Limbah 83 yang memiliki karakteristik
infeksius yang disimpan pada temperatur ruang; dan
- (2) 90 (sembilan puluh) hari untuk:
(a) l-imbah 83 yang memiliki karakteristik beracun; dan
(b) Limbah 83 yang memiliki karakteristik infeksius yang
disimpan pada temperatur < OoC (sama dengan atau lebih
kecil dari nolderajat Celcius);
3) Penimbangan dilakukan untuk Limbah 83 yang akan diumpankan ke
insinerator dengan ketentuan Jumlah dan kapasitas Limbah 83 yang
. akan diolah paling tinggi sebagaimana dimaksud pada angka 2 di
atas;
4) Melakukan analisis laboratorium terhadap limbah yang akan diolah;
5) Melakukan pre-treqtmenf terhadap limbah yang tidak sesuai dengan
kriteria pengolahan limbah dengan insinerator;
6) Pengumpanan Limbah 83 dilakukan pada ruang bakar kedua paling
rendah 600'C (enam ratus derajat Celcius);
7) Selama pembakaran Limbah 83 temperatur pada:
a) Ruang bakar pertama paling rendah 800oC (delapan ratus derajat
Celcius); dan
' :i b) Ruang bakar kedua antara 850oC - 120OoC (delapan ratus lima
puluh derajat Celcius sampai dengan seribu dua ratus derajat
Celcius); dan
8) Melakukan pengoperasian alat pengendali pencemaran udara berupa
cyclone, dust collector dan wet scrubber selama pembakaran Limbah
83;
9) Limbah 83 yang dihasilkan dikelola lebih lanjut dengan dilakukan:
_29 _

a) Penyimpanan pada Tempat Penyimpanan Limbah 83; dan


b) Menyerahkan Limbah 83 kepada Pemanfaat, Pengolah Limbah
83, dan/atau Penimbun Limbah 83.
10) Limbah 83 yang dihasilkan dari kegiatan Pengolahan Limbah 83
dengan cara termal menggunakan lnsinerator berupa:
Jenis
Kode Nama Limbah Simbol
No. Sumber
Limbah 83 B3 Limbah
B3
a) 4347-1 Fly ash Pengoperasian Beracun
lnsinerator insinerator
limbah
b) 4347-2 S/ag atau Pengoperasian Beracun
Bottom ash insinerator
lnsinerator limbah
c) 8347-1 Residu Pengoperasian Beracun
pengolahan insinerator
ftue gas limbah

b. 2 (dua) unit elektrokoagulasi:


1) Unit elektrokoagulasi 1 :
a) Melakukan penampungan dan pemisahan antara sludge dengan
air limbah 83 pada tangka ekualisasi;
b) Limbah 83 cair hasil pemisahan melalui pipa dengan debit air
paling tinggi260 liter/menit ke tangki buffer,
c) Limbah 83 cair pada tangka buffer dialirkan secara gravitasi
melalui pipa dengan debit air paling tinggi 1 m3{am ke reaktor;
d) Melakukan proses koagulasi pada reaktor menggunakan aliran
listrik searah dengan:
(1) Arus antara $00 ampere sampai dengan 1.000 ampere;dan
(2) Tegangan 15 volt
e) Melakukan pemisahan hasil proses koagulasi dari reaktor antara
flock dengan air limbah hasilolahan pada tangki flock;
0 Melakukan pemisahan antara air limbah hasil olahan dengan
partikel flock dengan menggunakan bantuan polymer berupa
polyacrylamide dengan konsentrasi antara 100-200 ppm pada bak
' ij clarifier;
g) Melakukan proses filtasi terhadap studge dan flock hasil
pemisahan menggunakan filter press;
h) Air limbah hasil filtrasi dipompa ke bak holding untuk dilakukan
pengolahan kembali;
i) Melakukan penyaringan air limbah hasil olahan pada media filter
yang berisi sand filter dan carbon filter;
-30-

j) Air hasil akhir olahan ditampung pada bak control;


k) Limbah 83 padat hasil filtrasi dilakukan pengelolaan dengan cara
diolah pada alat pengolahan limbah 83 berupa insinerator; dan
l) Dalam hal air hasil olahan pada bak control melebihi baku mutu,
air hasil olahan dipompa ke tangki holding untuk dilakukan
pengolahan ulang kembali.
2) Unit elektrokoagulasi 2 :
a) Melakukan pemisahan antara sludge dengan air limbah 83 pada
tangki ekualisasi;
b) Pompa air limbah 83 hasil pemisahan melalui pipa dengan debit
air paling tinggi 3.000 liter/jam ke tangki buffer;
c) Air limbah 83 pada tangki buffer dialirkan secara gravitasi melalui
pipa dengan debit air paling tinggi 3 m3/jam ke reaktor;
d) Melakukan proses koagulasi pada reaktor menggunakan aliran
listrik searah dengan:
(1) Arus antara 100 ampere sampai dengan 1 .000 ampere; dan
(2) Tegangan 12 volt.
e) Melakukan pemisahan hasil proses koagulasi dari reaktor antara
flock dengan air limbah hasil olahan pada tangki flock;
"0 Melakukan pemisahan antara air limbah hasil olahan dengan
partikel flock dengan menggunakan bantuan polymer berupa
polyacrylamide dengan konsentrasi antara 100- 200 ppm pada
bak klarifier;
g) Melakukan proses filtasi terhadap sludge dan flock hasil
pemisahan sebagaimana dimaksud pada huruf a), huruf e), dan
huruf f) menggunakan filter press; "
h) Melakukan pengelolaan sisa hasil pengolahan limbah 83
menggunakan alat elektrokoagulasi berupa sludge lnstalasi
Pengolahan Air Limbah dari kegiatan pengoperasian insinerator
lirnbah dengan- kode limbah 8347 dengan cara disimpan pada
tempat penyimpanan sementara limbah 83;
i) Air limbah hasil filtrasi sebagaimana huruf g) dipompa ke tangka
holding untuk dilakukan pengolahan ulang kembali;
j) Melakukan penyaringan air limbah hasil olahan sebagaimana
dimaksud pada huruf i) pada media filter yang berisi sand filter dan
carbon filter;
k) Hasil pengolahan air limbah sebagairnana dimaksud huruf j)
ditampung pada bak kontrol;
l) Air hasil pengolahan sebelum dimanfaatkan atau dibuang ke
lingkungan wajib memenuhi parameter dan baku mutu; dan
m) Dalam hal air hasil olahan pada bak control melebihi baku mutu
sebagaiana dimaksud pada huruf k) air hasil olahan dipompa ke
tangki holding untuk dilakukan pengolahan ulang kembali.
31 -

B. Kewajiban pemegang Persetu.iuan Teknis Pengelolaan Limbah 83 untuk kegiatan


Pengolahan Limbah 83:
1. Melakukan identifikasi Limbah 83 yang dikumpulkan sesuai jenis Limbah 83
yang diolah sebagaimana dimaksud dalam huruf A angka 1 ;
2. Melakukan pencatatan nama dan jumlah Limbah 83 yang diolah sesuai
dengan kapasitas Pengolahan Limbah 83 sebagaimana dimaksud dalam
huruf A angka 2;
3. Melaksanakan Pengolahan Limbah 83 sesuai dengan standar Pengolahan
Limbah 83 dengan cara termal menggunakan lnsinerator dan dengan cara
lain elektrokoagulasi sebagaimana dimaksud dalam huruf A angka 13;
4. Memfungsikan tempat Penyimpanan Limbah 83 sebagai tempat
Penyirnpanan Limbah 83 sebagaimana dimaksud dalarn huruf A angka 6
untuk Limbah 83 yang dikumpulan untuk diolah dengan cara Termal
menggunakan lnsinerator dan dengan cara lain menggunakan
elektrokoagulasi;
5. Menyimpan Limbah 83 yang akan diolah dengan cara Termal menggunakan
lnsinerator dan dengan cara lain menggunakan elektrokoagulasi dan pada
tempat pengumpulan sebagaimana dimaksud dalam huruf A angka 6;
6. Melakukan Pengumpulan Limbah 83 yang akan diolah dari penghasil Limbah
83 sebagaimana dimaksud pada dalam huruf A angka 1;
7. Mengolah Limbah 83 sesuaidengan teknologiPengolahan Limbah 83 dengan
cara Termal menggunakan lnsinerator dan dengan cara lain menggunakan
elektrokoagulasi sebagaimana dimaksud dalam huruf A angka 4;
8. Menyusun dan menyampaikan laporan pembangunan fasilitas Pengolahan
Limbah 83 paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak selesainya
pembangunan fasilitas Pengolahan Limbah , 83 dengan cara termal
menggunakan lnsinerator dan dengan cara lain menggunakan
elektrokoagulasi yang memuat gambar dan keterangan mengenai bangunan
dan/atau fasilitas yang telah terbangun sesuai desain dan rancang bangun
fasilitas Pengolahan Limbah 83 sebagaimana dimaksud dalam huruf A angka
3;
9. Menyusun dan menyampaikan laporan Pengolahan Limbah B3 dengan cara
termal menggunakan lnsinerator dan cara lain menggunakan elektrokoagulasi
meliputi uji kualitas lingkungan, kegiatan Pengolahan Limbah 83, dan
Pengelolaan l-imbah 83 yang dihasilkan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6
(enam) bulan sebagaimana dimaksud dalam huruf A angka 10;
10."Memiliki dan melaksanakan Sistem Tanggap Darurat'berupa dokumen
program kedaruratan Pengelolaan Limbah 83 di lokasi Pengelolaan Limbah
83 untuk kegiatan Pengolahan Limbah 83 dengan cara termal menggunakan
lnsinerator dan cara lain menggunakan elektrokoagulasi sebagaimana
dimaksud dalam huruf A angka 1 1; dan
11. Memiliki tenaga kerja yang memiliki sertifikat kompetensi di bidang
Pengelolaan Limbah 83 untuk kegiatan Pengolahan Limbah 83 dengan cara
-32-

termal menggunakan lnsinerator dan cara lain menggunakan


elektrokoagulasi.

.Tembusan:
1. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
2. Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan;
3. Direktur Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
4. Gubernur Provinsi Jawa Barat;
5. Bupati Karawang' )

6. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat; dan


7. Kepala Dinqs Lingkungan Hidup Kabupaten Karawang.

Anda mungkin juga menyukai