Anda di halaman 1dari 10

BAB lll

METODOLOGI STUDI KASUS

A. Desain Studi Kasus

Studi Kasus ini merupakan kuantitatif dengan metode quasi eksperimen

Dengan One Group pre-test and post-test design. Pengambilan sampel dengan

cara purposive sampling. Sesuai dengan kriteria pasien yang telah ditentukan

penulis dan hanya mengambil 2 responden untuk karya tulis ilmiah ini. Menurut

Nursalam (2013),One Group pre-posttestdesign adalah mengungkapkan

hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek.

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data

(Sugiyono, 2016).

Pengumpulan data yang saya lakukan pada penulisan karya tulis ilmiah ini

adalah dengan observasi untuk pengumpulan data primer dan untuk data

sekunder bedasarkan catatan medis klien. Alur pengumpulan data yang penulis

lewati adalah mulai dari pengkajian terhadap pasien, data hasil pengkajian

kemudian dianalisa untuk memunculkan masalah keperawatan atau diagnosa

keperawatan.

Selanjutnya penulis menentukan outcome dan kriteria hasil pasien sesuai

nursing outcome classification (NIC). Intervensi yang dilakukan adalah

25
26

penerapan dari Evidance Based Nursing berdasarkan jurnal penelitian.

Selanjutnya setelahtindakan penulis mengevaluasi pengaruh tindakan terhadap

masalah keperawatan pasien.

C. Luaran Pasien

Sub bab ini akan akan menjelaskan tentang outcome atau kriteria hasil yang

akan di capai pada masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas.

Sesuai dengan Nursing outcomes classification (NOC).

Hasil yang diharapkan dalam studi kasus ini menurut Nursing Outcomes

Classification (NOC) tahun 2013 yaitu:

1. Status pernafasan : kepatenan jalan napas

2. Peningkatan ventilasi serta oksigenasi adekuat

Dengan kriteria hasil sebagai berikut:

1. Tidak ada suara nafas tambahan

2. Ansietas tidak ada

3. Tidak ada akumulasi sputum

4. Saturasi oksigen tidak ada penurunan

D. Kriteria Pasien

Kriteria pasien ditentukan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi:

1. Kriteria Inklusi

a. Pasien yang dirawat di ICU RS Ken Saras Kabupaten Semarang

b. Pasien terpasang endotrakheal tube (ETT) yang mengalami gangguan

pengeluaran sekret

c. Pasien berusia 18-75 tahun


27

d. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit pembekuan darah atau

trombositopenia, dan memiliki status hemodinamik yang stabil (HR ≤120,

SPO2 ≥90).

2. Kriteria Esklusi

a. Pasien dengan status hemodinamik yang tidak stabil

b. Pasien dengan Cardiac Arrest


E. Evidence Based Practice

1. Analisa PICOT

Tabel 3.1 Analisa PICOT


No Judul Jurnal Populasi Intervensi Comparation Outcame Time
1. Comparison of Jumlah sampel Intervensi yang dilakukan Dua kelompok Hasil penelitian ini Maret
the Efektiveness dalam penelitian dalam penelitian ini adalah dengan dua menunjukan bahwa - april
Of Twe Levels Of ini berjumlah 30 denagn melakukan suction perlakuan, tekanan hisap 130 mmhg 2018
Suction Pressure sampel, terpasang pada 2 kelompok kelompok memberikan efek
On Oxygen endotrakheal tube, kelompok pertama pertama tekanan signifikan pada saturasi
Saturation In terpasang ventilator diberikan tekanan suction 130 mmhg dan oksigen tetapi kurang
Patient With dan mengalami 130 mmhg dan kelompok kelompok kedua efektif karena tekananya
Endotracheal penumpukan sekret kedua diberikan tekanan suction dengan tidak mampu
Tube, 2017 suction 140 mmhg tekanan 140 menghilangkan sekrtet
mmhg secara keseluruhan
sehingga masih
menghambat pernafsan
pasien. Sedangkan pada
tekanan 140 mmhg
menunjukan peningkatan
saturasi oksigen yang
signifikan karena tekanan
140 mmhg meningkatkan
bersihan jalan nafas
sehingga suplai oksigen ke
perifer efektif untuk
meningkatkan kadar SPO2
29

2. Analisa Dampak Jumlah sampel Intervensi yang dilakukan Ada tiga Hasil penelitian ini adalah April-
Penggunaan berjumlah 21 dalam penelitian ini adalah kelompok, semakin tinggi tekanan juni
Varian Tekanan responden, pemberian suction pada kelompok suction akan semaki terjadi 2013
Suction terpasang tekanan 100 mmhg, pertama penuruna saturasi oksigen
Terhaadap Pasien endotracheal tube, tekanan 120 mmhg, denagan tekanan
Cedera kepala pasien cedera tekanan 150 mmhg, 100 mmhg,
Berat kepala, mengalami kelompok kedua
penumpukan sekret dengan tekanan
120 mmhg,
kelompok ketiga
150 mmhg
3 Comparison of Jumlah sampel Intervensi dalam Dua kelompok Suction dengan tekanan 2014
the effects af two dalam penelitian penelitian ini adalah kelompok negatif 200 mmHg berlaku
levels of negative ini adalah dengan mengintervensi pertama sebagai tekanan negatif
pressure in open berjumlah 60 menggunakan tekanan menggunakan aman dan berisiko rendah
endotrachal tube responden, 100mmhg dan dengan tekanan suction untuk pasien rawat inap di
suction on terpasang tekanan 200 mmhg 100 mmhg dan ICU jika sesui dengan
physiological endotracheal tube, kelompok kedua prosedur atau standar.
among patients in umur 18-27 tahun dengan tekanan
intensive care 200 mmhg
units
4. Pengaruh Pada penelitian ini Intervensi yang dilakukan .hasil dari penelitian ini Desem
tindakan menggunakan pada penelitian ini adalah adalah terdapat pengaruh ber
penghisapan sampel 16 Lembar observasi dari tindakan penghisapan 2013-
lendir responden, dengan terdapat penilaian pre test lendir melalui ETT januari
30

endotracheal tube kriteria inklusi dan post test terhadap terhadap saturasi oksigen. 2014
(ETT) terhadap pada penelitian ini penghisapan lendir, hasil
kadar saturasi adalah pasien penilaian saturasi yang di
oksigen pada sedang dirawat di ukur dengan oksimetri,
pasien yang di ruang ICU, kemudian dilakukan
rawat di ruang terpasang ETT, tindakan suction, setelah
ICU RSUP Prof berlendir/sekret melakukan tindakan
DR. R. Kandau yang akan melalui perlakuan
Manado dilakukan tindakan kemudian akhir dari
suction penelitian ini diambil dari
post terst menggunakan
alat oksimetri.

5 Pengaruh hisap . pada penelitian ini Intervensi yang digunakan Hasil penelitian ini ada 21-24
lendir (Suction) menggunakan dengan melakukan isap perbedaan pengaruh isap maret
sistem terbuka sampel 10 lendir dengan SPO secara lendir dengan 2017
terhadap saturasi responden dengan umum dan dengan menggunakan isap lendir
oksigen pada kriteria inklusi menghisap lendir dengan sistem terbuka dengan
pasien terpasng yaitu pasien yang model Credland prosedur isap lendir model
ventilator terpasang Credland terhadap saturasi
endotracheal tube, perifer oksigen yang
dan terpasang terpasng ventilator
ventilator
31

2. Metode Telusur Artikel

Penelusuran artikel yang dilakukan dengan meggunakan situs-situs indeks

nasional dan internasional antara lain: Portal Garuda IPI (Indonesian Publication

Index), Google Scholar atau Google Cendikia dan ResearchGate, NCBI, Proquest,

SciELO, dan library poltekkes semarang.

Studi kasus ini menggunakan jurnal penelitian yang membahas tentang

efektivitas pemberian tekanan suction terhadap saturasi oksigen pada pasien yang

terpasang endotrachal tube dengan beberapa kriteria yaitu:

a. Kriteria inklusi adalah terpasang endotrachal tube, usia minimal 18 tahun dan

maksimal 75 tahun dan terdapat penumpukan sekret

b. Kriteria eksklusi adalah pasien dengan saturasi rendah atau < 90%, pasien dengan

ketidakstabilan hemodinamik, cardiac arrest.

Kata kunci yang diguanakan untuk mencari jurnal yang sesuai yaitu Pressure suction,

suctioning, Intensive Care Unit, pembebasan jalan napas, Suction ETT. Jurnal yang

di dapat sebanyak 5 jurnal.

Alur bagan telusur artikel yaitu dengan cara:

a. Pastikan terhubung dengan internet

b. Buka aplikasi internet dan ketik alamat webside sesui dengan pencarian jurnal

yang di inginkan

c. Masukan password dan username bila dibutuhkan.

d. Ketik kata kunci yang akan dicari seperti : Pressure suction, suctioning,

pembebasan jalan napas, suction ETT

e. Cari jurnal yang sesuai dengan karya tulis yang akan dibuat

f. Download artikel atau jurnal yang relevan

g. Analisis jurnal yang akan digunakan dengan menggunakan analisis PICOT


32

3. Analisis Artikel

Artikel atau jurnal penelitian yang sudah ada akan menjadi dasar dalam

pembuatan studi kasus ini dan telah peneliti analisis. Hasil metode yang digunakan

dari penelitian yang sudah di analisis telah sesui dan hasil dari penelitian valid. Alat

ukur yang digunakan adalah oksimeter.

Hasil dari analisis jurnal penelitian menunjukan pengaruh yang signifikan dan

memberikan dampak positif pada pasien. Kesimpulan dari penelitian adalah

pengaturan tekanan suction yang sesuai dapat mengurangi penurunan saturasi

oksigen. Semakin tinggi tekanan suction maka akan semakin terjadi penurunan

saturasi oksigen.

4. Implementasi EBP

Berdasarkan Evidance Based Practice yang diambil sebagai dasar dalam

pembuatan karya tulis menjelaskan tentang efektifitas tekanan suction pasien yang

terpasang endotrachal tube terhadap saturasi oksigen yang dilakukan pada pasien yang

berada di ruang Intensive Care Unit dengan masalah ketidakefektifan bersihan jalan

napas (Penumpuka sekret).

Pasien yang mendapat tindakan pengaturan suction pada tekanan 130 mmhg dan

tekanan suction 140 mmhg pada pasien yang terpasang endotracheal tube dengan

memperhatikan keadaan dan hemodinamik pasien dilakukan penghisapan lendir

selama 10-15 detik kemudian dilakukan pengukuran saturasi oksigen dengan

menggunakan oksimetri.

Berdasarkan penelitian (Muhaji, 2017) implementasi EBP adalah sebagai berikut:

a. Subjek dijelaskan tentang tujuan penelitian dan izin tertulis diperoleh dari

Keluarga pasien.
33

b. Formulir informasi demografis pasien diisi dengan menggunakan catatan file

medis. Pertama, bagian pertama dari formulir pengumpulan data diisi dengan

merujuk pada file medis rumah sakit dan pengamatan tabung endotrakeal serta

pengaturan ventilator.

c. Kemudian, kebutuhan pasien untuk penghisapan tabung endotrakeal dinilai, dan

jika perlu, suction diberikan.

d. Pemberian Hiperoksigenasi sebelum dilakukan tindakan suction dan durasi

tindakan 10-15 detik.

e. Dilakukan suctiondua kali dengan tekanan 140 mmHg, berdasarkan metode

standar dan kateter yang sesuai dengan pasienpasien

f. Saturasi O2 arteri dan HR diukur tepat sebelum, selama, dan 5 dan 20 menit

setelah pengisapan dengan tabung endotrakeal,

g. Dicatat pada bagian ketiga dari formulir pengumpulan data.

5. Evaluasi EBP

Evaluasi yang digunakan dalam menilai keberhasilan dari tindakan tersebut

yaitu dengan cara membandingkan antara pre dan post tindakan suctiondengan

pengaturan tekanan suction. Kemudian nilai tersebut dianalisa dengan menggunakan

uji stastistik yang sesui dengan jenis penelitian yang digunakan. Hasil yang di

dapatkan adalah pengaturantekanan suction yang sesuai dapat meningkatkan kadar

saturasi oksigen pada pasien yang terpasang endotracheal tube di ruang ICU.

Hasil evaluasi penerapan pengaturan pemberian tekanan suctiondi ruang intensive

care unit (ICU) RS Ken Saras Kabupaten Semarang adalah tidak terjadi penurunan

saturasi oksigen yang signifikan dan saturasi oksigen adekuat selama dan sesudah

tindakan suction.

F. Prosedur Intervensi Keperawatan Mandiri Berdasarkan EBP


34

Berdasarkan analisa jurnal penelitian di atas penulis menyusun prosedur

pelaksanaan tindakan sebagai berikut:

1. Peneliti melakukan pengkajian pada pasien di ICU yang terpasang

endotrakheal tube / ventilator

2. Peneliti melakukan observasi trhadap jalan napas untuk menilai adanya

masalah bersihan jalan napas dan di anjurkan kan untuk tindakan suction..

3. Observasi nilai saturasi oksigen sebelum tindakan.

4. Melakukan intevensi keperawatan pengaturan tekanan suction 140 mmhg / 19

kPa sebelum suction.

5. Melakukan penghisapan lendir / Suction dengan tekanan 19 kPa pada

endotraceal tube 10-15 detik

6. Observasi kembali nilai saturasi setelah tindakan.

7. Bandingkan dengan kedua pasien kelolaan

Anda mungkin juga menyukai