Makalah Materi Urolitiasis
Makalah Materi Urolitiasis
Segala Puji serta Syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah tentang
pasien urolitiasis. Tujuan penyusun makalah ini ialah untuk melengkapi tugas kuliah
epidemologi.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
diharapkan penyusun demi perbaikan penulisan makalah selanjutnya. Oleh karena itu,
penyusun meminta maaf bila ada kesalahan atau kekurangan dalam kata-kata maupun
penulisan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang......................................................................................1
II. Rumusan Masalah.................................................................................2
III. Tujuan...................................................................................................2
IV. Manfaat………………………………………………………………..2
I. Definisi...............................................................................................3
II. Epidemiologi......................................................................................3
III. Faktor Risiko......................................................................................3
IV. Anatomi Ginjal dan Ureter.................................................................4
V. Patofisiologi........................................................................................7
VI. Gejala dan Tanda................................................................................8
VII. Klasifikasi Urolitiasis.........................................................................10
I. Metode..................................................................................................14
II. Analisa dan Pembahasan......................................................................14
BAB IV KESIMPULAN..................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Penyakit batu ginjal merupakan masalah kesehatan yang cukup bermakna, baik di
Indonesia maupun di dunia. Prevalensi penyakit batu diperkirakan sebesar 13% pada laki-
laki dewasa dan 7% pada perempuan dewasa. Angka kejadian BSK di Indonesia tahun 2002
berdasarkan data yang dikumpulkan dari seluruh rumah sakit di Indonesia adalah 37.636
kasus baru, dengan jumlah kunjungan 58.959 penderita. Sedangkan jumlah pasien yang di
rawat adalah 19.018 penderita, dengan jumlah kematian 378 penderita (Depkes RI, 2002).
Prevalensi batu ginjal berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter diindonesia sebesar 0,6 %
prevalensi tertinggi di yogyakarta 1,2% diikuti aceh 0,9%, jawa barat, jawa tengah, sulewasi
tengah masing-masing 0,8%. Di RS Bhayangkara urolitiasis menempati urutan keempat
dalam 10 penyakit dengan jumlah pasien terbanyak.
1
2. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan urolitiasis?
3. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menganalis jumlah pasien urolitiasis di RS Bhayangkara
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan urolitiasis
b. Untuk mengetahui karakteristik penderita urolitiasis yang ada di RS
Bhayangkara
4. Manfaat
Untuk mengetahui karakteristik penderita urolitiasis yang berobat ke RS
Bhayangkara
2
BAB II
LANDASAN TEORI
1. DEFINISI
urinarius. Kalkuli yang ditemukan pada ginjal disebut nephrolitiasis dan kasus ini
paling sering ditemukan. Jika kalkuli ditemukan pada ureter dan vesica urinaria
sebagian besar berasal dari ginjal. Urolitiasis adalah penyebab umum adanya
keluhan ditemukan darah dalam urin dan nyeri di abdomen, pelvis, atau inguinal.
Urolitiasis terjadi pada 1 dari 20 orang pada suatu waktu dalam kehidupan
mereka.
2. EPIDEMIOLOGI
keluhan. Setiap tahunnya berkisar 1 dari 1000 populasi yang dirawat di rumah
dibandingkan perempuan, dengan rasio 3:1. Dan setiap tahun rasio ini semakin
menurun. Dari segi umur, yang memiliki risiko tinggi menderita urolitiasis adalah
3. FAKTOR RISIKO
yang menyebabkan terjadinya urin yang stasis yang berkaitan dengan menurun
dibandingkan perempuan.
3
- Etnis: Etnis Amerika, Afrika atau Israel memiliki risiko tinggi
menderita urolitiasis.
C.
pasir.
urolitiasis.
membawa urin dari ginjal menju vesica urinaria. Bagian superior dari ureter yaitu
pelvis renalis dibentuk oleh 2-3 calyc major dan masing-masing calyc major
dibentuk oleh 2-3 calyc minor. Apex dari pyramidum renalis yaitu paila renalis
akan masuk menekuk ke dalam calyc minor. Pars abdominalis dari ureter
4
menempel peritoneum parietalis dan secara tofografi letaknya adalah
major dan ujung dari processus transversus vertebrae lumbalis dan menyilang
arteri iliaca externa tepat di luar percabangan arteri iliaca commonis. Kemudian
berjalan di dinding lateral dari pelvis untuk memasuki vesica urinaria secara
oblique.
bervariasi pada tiga tempat, yaitu: 1). Junctura ureteropelvicum, 2). Saat ureter
melwati tepi dari aditus pelvicum, dan 3). Saat melewati dinding vesica urinaria.
Area-area yang menyempit ini merupakan lokasi yang potensial untuk terjadinya
Pada saat kedua ureter memasuki vesica urinaria mereka berjarak sekitar 5
cm. Dan saat vesica urinaria terisi penuh, muara dari kedua ureter ini berjarak
sama sekitar 5 cm, tetapi saat vesica urinaria dalam keadaan kosong muara dari
kedua ureter berjarak sekitar 2,5 cm. Diameter lumen dari ureter di junctura
5
arteri iliaca externa sekitar 4 mm, dan di junctura ureterovesicalis sekitar 3-4 mm.
Masing Lokasi
Penyempitan.
Reseptor nyeri
dalam
pelvis renalis, calyx, capsula renalis, dan ureter pars superior. Terjadinya distensi
yang akut merupakan faktor penting dalam perkembangan nyeri kolik renalis
6
rangsangan pada pelvis renalis dan calyx menyebabkan nyeri berupa kolik renalis.
Iritasi pada mukosa juga dapat dirasakan oleh kemoreseptor pada pelvis renalis
dengan derajat yang bervariasi, tetapi iritasi ini berperan sangat kecil dalam
aortorenal, celiac, dan mesenterika inferior juga terlibat. Sinyal transmisi dari
Pada ureter bagian bawah, sinyal nyeri juga didistribusikan melalui saraf
intramural dan kandung kemih, bertanggung jawab atas beberapa gejala kandung
5. PATOFISIOLOGI
batu, termasuk kalsium, oksalat, dan asam urat. Kristal atau benda asing dapat
7
bertindak sebagai matriks kalkuli, dimana ion dari bentuk kristal super jenuh
matriks kalsium di papilla renalis, yang biasanya merupakan plakat Randall (yang
selalu terdiri dari kalsium fosfat). Kalsium fosfat mengendap di membran dasar
terakumulasi di ruang subepitel papilla renalis. Deposit subepitel, yang telah lama
Matriks batu, kalsium fosfat, dan kalsium oksalat secara bertahap diendapkan
Gejala pasti dari urolitiasis tergantung pada lokasi dan ukuran kalkuli
dalam traktus urinarius. Jika kalkuli berukuran kecil tidak menunjukkan gejala.
seperti:
- Nyeri atau pegal-pegal pada pinggang atau flank yang dapat menjalar ke
perkembangan di saluran kemih akan menimbulkan gejala seperti rasa nyeri (kolik
sumbatan, spasme otot polos, atau terputarnya organ berongga. Kolik renal berarti
nyeri tajam yang disebabkan sumbatan atau spasme otot polos pada saluran ginjal
Nyeri klasik pada pasien dengan kolik renal akut ditandai dengan nyeri
berat dan tiba-tiba yang awalnya dirasakan pada regio flank dan menyebar ke
anterior dan inferior. Hampir 50% dari pasien merakan keluhan mual dan mutah. 5
Kolik ginjal biasanya nyeri berat, pasien tidak bisa istirahat (posisi irrespektif).
Berbeda dengan pasien peritonitis yang cenderung berbaring saja dan tidak mau
bergerak. Gejala lain adalah lemas, berkeringat, dan nyeri ringan saat palpasi
abdominal ginjal. Namun untuk batu staghorn walaupun besar sering tanpa gejala
nyeri karena jenis batu ini membesar mengikuti system anatomi saluran ginjal.
Gejala dari batu ginjal atau batu ureter dapat diprediksi dari pengetahuan tempat
terjadinya obstruksi. Nyeri yang khas dirasakan pada testis untuk pasien pria dan
(dorongan kuat untuk berkemih disertai dengan kandung kemih yang tidak
saat berkemih) dan stranguria (pengeluaran urin yang lambat dan nyeri akibat
- Di ureter: nyeri yang mendadak, berat, nyeri di regio flank dan ipsilateral dari
abdomen bagian bawah, menyebar ke testes atau vulva, mual yang terus
- Di ureter bagian proksimal: nyeri menyebar ke regio flank atau area lumbar
9
- Di uterer di bagian distal: menyebar ke inguinal atau testes atau labia majora
posisional
7. KLASIFIKASI UROLITIASIS
infeksi, non infeksi, genetik, atau efek samping obat. Dapat dilihat pada tabel 1.
a. Kalsium oksalat
b. Kalsium phospat
c. Asam urat
b. Karbonat apatit
c. Amonium urat
Genetik
a. Cistin
b. Xanthin
c. 2,8-dihidroksiadenin
Obat
diagnostik dan penanganan lebih lanjut. Kalkuli sering dibentuk oleh substansi
campuran. Pada tabel 2 di bawah menyajikan komposisi dari kalkuli yang relevan
10
Tabel 2. Komposisi Kalkuli
oksalat
monohidrat
Kalsium Oksalat Wheddelite CaC2O4.2H2O
dihidrat
Kalsium phospat dasar Apatite Ca10(PO4)6..(OH)2
hidroksil
phospat
B-trikalsium phospat Whitlockite Ca3(PO4)2
hidrogen
phospat
Kalsium karbonat Aragonite CaCO3
monohidrat
Magnesium Struvite MgNH4PO4.6H2O
amonium
phospat
Asam Newberyite MbHPO4.3H2O
magnesium
phospat trihidrat
Magnesium Dittmarite MgNH4(PO4).1H2O
amonium
11
phospat monohidrat
Sistin [SCH2CH(NH2)COOH]2
2,8-Dihidroksiadenin
Protein
Kolesterol
Kalsit
Potasium urat
Trimagnesium phospat
Melamin
Matrix
aktifnya
kalkuli
cm, 4-10 cm, 10-20 cm, dan > 20 cm. Sedangkan berdasarkan posisi anatominya
kalkuli dibagi menjadi: calyx superior, medius, atau inferior; pelvis renali; ureter
yaitu: radiopak, radiopak lemah, dan radiolusen. Yang bersifat radiopak yaitu:
13
phospat, apatite, dan sistin. Dan yang tergolong radiolusen: kalkuli asam urat,
amonium urat, xanthin, 2,8-didroksiadenin, batu karena obat-obatan
1
BAB III
PEMBAHASAN
I. Metode
PNS 7 22.6%
Pelajar/Mahasiswa 6 19.3%
Status Perkawinan
Belum Menikah 0 0%
Menikah 22 71 %
Janda/Duda 9 29%
2
Berdasarkan pada hasil pengamatan seperti pada tabel
batu di ginjal dan mencapai tingkat maksimal pada usia dewasa, hal ini
saluran kemih lebih besar terjadi pada usia dewasa jika dibandingkan
3
dengan usia anak-anak dan lansia.
wanita. Hal ini mungkin karena kadar kalsium air kemih sebagai bahan
utama pembentuk batu pada wanita lebih rendah daripada laki-laki dan
4
BAB IV
KESIMPULAN
5
DAFTAR PUSTAKA