Anda di halaman 1dari 51

PONDASI

STRUKTUR KONSTRUKSI MATERIAL BANGUNAN SEDERHANA


Pondasi
merupakan elemen penting pada bagian
bawah bangunan ( Sub-structure ) yang
berfungsi sebagai penyangga seluruh
beban bangunan di atasnya
Video
https://www.youtube.com/watch?v=YZI
UnVcxq-g
KRITERIA PONDASI
- Kokoh / Kuat : dapat menahan seluruh beban di atasnya ( berat sendiri
dan gaya lateral – angin/gempa/dll.)

- Aman /Awet / Tahan Lama : tahan air / korosi / tahan terhadap bahan-
bahan reaktif, tidak retak dan tidak melentur berlebihan.dsb.

- Kedalaman pondasi cukup ( minimal 60-100 cm ) hingga tanah keras


agar tidak bergeser bebas dari perubahan musim/gangguan alam atau
di bawah level scouring dan tanah organik.

- Aman terhadap geser, guling, amblas, juga longsor ( terutama pada massa di
daerah berbukit ).

- Pondasi ekonomis ( efisien ).

- Pondasi tidak mengganggu/membahayakan bangunan sekitarnya

- Setlement ( penurunan ) antar kolom dianjurkan tidak lebih dari


1/150 L – 1/300 L
 Gunakan sloof untuk mencegah penurunan
BEBERAPA FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN PADA
PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN :

Jenis /sifat tanah tempat bangunan didirikan, seperti : tanah


pasir yang tidak padat, tanah rawa, tanah urugan, tanah berbatu,
tanah ekspansif, dll.
Kedalaman Muka Air Tanah (m.a.t)
Arah Aliran Air
Posisi Pondasi Baru terhadap Pondasi Lama
Pondasi disarankan tidak berada di
bawah m.a.t  dapat tergerus / miring

Pondasi baru membebani pondasi lama 


terbawa turun/terguling
Solusi : pengaturan jarak yang cukup (sebaran
beban 1:1)
JENIS
PONDASI PONDASI DANGKAL
• Pondasi Setempat (Single Footing)
• Pondasi Menerus (Continuous Footing)
• Pondasi Pelat (Plate Footing )

PONDASI SEMI DALAM


• Pondasi Sumuran
• Pondasi Tiang Strauss
PONDASI DALAM
• Pondasi Bore Pile
• Pondasi Tiang Delta / Franky Pile
• Pondasi Tiang Pancang / dll.

Jenis pondasi harus disesuaikan dengan jenis tanah pada lokasi


rencana proyek serta besarnya beban yang bekerja.
D
JENIS PONDASI
DITENTUKAN BERDASAR RASIO D/B B

Pondasi Dangkal
Kriteria D/B < 1
Pondasi Telapak : Individual spread footing
Pondasi Lajur - Continuous footing
Combine footing
Pondasi Dalam D
Kriteria D/B > 4 - 5
Pondasi Sumuran/kaison (digali manusia)
Pondasi Tiang pancang/ Tiang bor (digali mesin),

B
DIMENSI PONDASI
Tergantung dari :
- Beban yang harus ditanggung ( beban mati dan beban hidup )
- Penyaluran Gaya ( merata/ setempat )
- Bahan Pondasi
- Daya Dukung Tanah ( σ ijin )

F=P/σ
P
F = luas penampang pondasi
P = beban mati + hidup
ο ijin = daya dukung tanah
BEBAN BANGUNAN

BEBAN BEBAN
HIDUP MATI
PENYALURAN GAYA KE PONDASI
SEMUA BEBAN
SECARA TOTAL

DISALURKAN
SECARA MERATA

KESEMUA MEMBER
STRUKTUR

MENUJU PONDASI

KE TANAH
A. TIPE – TIPE PONDASI

1. PONDASI SETEMPAT
2. PONDASI LAJUR
3. PONDASI TERAS
4. PONDASI TANGGA
5. PONDASI BATAS DENGAN TETANGGA
6. PONDASI TURAP / PONDASI PENAHAN TANAH
1. PONDASI SETEMPAT
PONDASI SETEMPAT PADA BANGUNAN TRADISIONAL
Pondas
2. PONDASI LAJUR
PONDASI LAJUR BATU KALI
3. PONDASI TERAS
BAHAN BATU KALI

30 - 40 CM

BAHAN BATU BATA


4. PONDASI TANGGA

30- 40 CM

BAHAN BATU KALI / BATA


5. PONDASI BATAS DENGAN TETANGGA

A B = ⅓A

BATAS TAPAK / KAPLING


CONTOH GAMBAR POTONGAN PONDASI
6. PONDASI TURAP - PENAHANTANAH
1/7 T / / 25 cm

L = 1/3 T

L
B. VARIASI BAHAN PONDASI

1. PONDASI BATU KALI


2. PONDASI BETON
3. PONDASI BATU BATA
4. PONDASI BETON TUMBUK
PONDASI BATU KALI
b / 20 cm
h>b b
c = b+5+5 c h

A
15

BB
45º 15

B : A = 1 :5 Lebar alas pondasi batu kali


umumnya 60- 80 cm  A = 75-125 cm
PONDASI
BETON b b
- komposisi 1:2:3

b / 25-30 cm b < 0,6 c

c
1:2:3 /b /b

1:3:5
Beban Kecil Beban Besar
PONDASI
BATU BATA

SLOOF

Lapisan ROOLAG Batu bata

MAKSIMUM 3 LAPIS

ROOLAG

BAGIAN LUAR DARI SUSUNAN BATU BATA  HARUS DIPLESTER ( 1 : 3 )  KEDAP AIR
(TERLINDUNG DARI GANGGUAN AIR TANAH)

T minimum pondasi batu bata 40 cm


PONDASI
BETON TUMBUK

SLOOF

1:3:5

Lantai kerja pasir padat


C. PERBAIKAN DAYA DUKUNG TANAH DI BAWAH PONDASI

1. Lapisan pasir
padat
2. Cerucuk bambu

Cerucuk bambu (Bambu Haur  tebal)

Sampai tanah keras


CARA MENGGAMBAR DENAH DAN DETAIL PONDASI
CONTOH GAMBAR POTONGAN
Perhitungan Pondasi
Beban hidup
+
BEBAN TOTAL BANGUNAN
Beban mati
DAYA DUKUNG TANAH = -----------------------------------------
(σ) LUAS ALAS PONDASI

 DAYA DUKUNG TANAH ( σ )


 kemampuan tanah ‘melawan’ / mendukung beban bangunan / upper-
structure + sub-structure (ton/m2 atau kg/cm2)

 BEBAN TOTAL BANGUNAN (P)


 Luas areal bangunan (upper-structure / beban mati + beban hidup) yang
membebani pondasi / sub-structure (m2 x jumlah lapis yang didukung)

 LUAS ALAS PONDASI (F)


 adalah dimensi luas telapak pondasi yang mendapat gaya perlawanan dari
tanah (cm2)
Pondasi lajur
- Selalu diambil bagian pondasi dalam lajur 1,00 meter 
F = 1,00 m x b ( lebar alas pondasi)
- σijin didapat dari hasil test (Soil Penetration Test / Cone
Penetration Test / Sondir ) & beban total bangunan diketahui dari
hasil perhitungan maka dimensi b dapat diperoleh

Pondasi Setempat
-F adalah penampang alas pondasi (bisa: bulat / lingkaran,
bujursangkar, empat persegi panjang, segi-n beraturan, segitiga, dll.)
-Beban (P) = beban seluas lantai yang didukung oleh pondasi
setempat tersebut (tergantung fungsi / jenis bangunan, banyaknya
julah lantai di atasnya )
Persyaratan kekuatan pondasi:
F=σ xP
F = Luas alas pondasi
σ = kemampuan daya dukung tanah
P = beban total bangunan

Artinya:

 Makin besar beban yang ditanggung  luas dimensi alas


pondasi (F ) juga harus makin besar

 Makin besar daya dukung tanah (σ)  maka beban total yang
dapat didukung makin besar

 Jika beban total besar  diperlukan daya dukung tanah (σ) &
luas alas pondasi yang besar pula
- untuk pondasi dangkal  F
- untuk pondasi dalam  σ
Perhitungan Pondasi Setempat
Beban total bangunan (P)
Rumus: Daya Dukung Tanah (σijin) = --------------------------------------
Luas Alas Pondasi (F)

Pondasi Setempat

- F  luas penampang alas pondasi ( bundar / lingkaran,


bujursangkar, persegi panjang, segi-n beraturan, segitiga, dll.)

- Beban (P) = beban seluas lantai yang didukung oleh pondasi setempat
tersebut ( tergantung dari: fungsi / jenis bangunan, banyaknya lapisan
lantai yang didukung, gaya-gaya beban yang terjadi, dll.)

- Jika σijin dapat diperoleh (dari hasil test: Soil Penetration Test /
Cone Penetration Test / Sondir)

Beban 1 m2 bangunan umumnya berkisar 800 -1200 kg/m2


Tegangan ijin tanah yang baik di atas 2,5 kg/cm2
Perhitungan Pondasi Lajur
Beban total bangunan (P)
Rumus: Daya Dukung Tanah (σijin) = --------------------------------------
Luas Alas Pondasi (F)

Pondasi lajur
- Selalu diambil bagian pondasi dalam lajur 1,00 meter 
F = 1,00 m x b ( lebar alas pondasi)

- σijin (dari hasil test sondir ) & beban total bangunan dapat diketahui

(dari hasil perhitungan dan tabel perkiraan beban untuk fungsi tertentu)

 dimensi b dapat diperoleh

CATATAN: jika makin dalam galian , maka daya dukung tanah (σijin)
 makin besar nilainya
 penampang pondasi juga akan main kecil
LATIHAN PERHITUNGAN PONDASI
A
1.00

- 0.20
3.00 - 0.20
Halte Angkot
± 0.00 2.50

± 0.00
- 0.40
- 0.20
1.00
- 0.40
1.00 3.00 1.00
Sebuah 1.00 halte3.00Angkot berukuran
3.00 1.00 6.00 X 3.00 X 2.50 ( p x l x t )
Terdiri dari dinding batu bata 1 batu dan 3 buah kolom beton 20/20
Bila diketahui
DENAH HALTE beban halte adalah 900 kg/m2 A
POTONGAN
A.Hitunglah dimensi pondasi yang dibutuhkan untuk dapat
NON SKALA NON SKALA

menahan beban di atasnya


Ketentuan :
- untuk penahan dinding digunakan Pondasi Lajur
- untuk menahan kolom digunakan Pondasi Setempat
- Tegangan Tanah yang diijinkan adalah 0,25 kg/cm2
B.Buatlah detail pondasi tsb dgn skala 1 : 20 ( dengan kedalaman
tanah keras – 1.50 )
LATIHAN PONDASI
A
1.00

- 0.20
3.00 - 0.20
Halte Angkot
± 0.00

± 0.00
- 0.20 - 0.40
1.00
- 0.40
1.00 3.00 1.00
1.00 3.00 3.00 1.00

DENAH HALTE POTONGANA


NON SKALA NON SKALA

Bila disain atap Halte diubah menjadi atap kantilever, hitung dimensi pondasi
dan gambarkan bentuk pondasi yang sesuai !
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai