Anda di halaman 1dari 2

Latihan 1.

1. Konduktivitas termal adalah suatu ukuran dari kemampuan suatu bahan untuk
menghantarkan panas. Koefisien perpindahan panas konveksi adalah ukuran dari kecepatan
perpindahan panas melalui suatu bahan oleh proses konveksi.

Konduktivitas termal dipengaruhi oleh sifat-sifat struktur dan fisik bahan, seperti jenis atom,
struktur kristal, dan kepadatan. Bahan yang memiliki struktur atom yang rapat dan kristal yang
teratur cenderung lebih baik dalam menghantarkan panas daripada bahan yang memiliki
struktur yang lebih acak.

Koefisien perpindahan panas konveksi merupakan ukuran dari kecepatan perpindahan panas
melalui suatu bahan oleh proses konveksi. Konveksi terjadi ketika panas dipindahkan melalui
suatu bahan oleh gerakan fluida (udara atau cairan). Koefisien perpindahan panas konveksi
dipengaruhi oleh kecepatan fluida, temperatur fluida, sifat-sifat termodinamika fluida, dan
geometri fluida. Semakin tinggi kecepatan fluida, semakin tinggi koefisien perpindahan panas
konveksi. Semakin tinggi temperatur fluida, semakin tinggi koefisien perpindahan panas
konveksi. Fluida yang memiliki sifat-sifat termodinamika yang lebih baik (seperti kepadatan
yang lebih rendah dan konduktivitas termal yang lebih tinggi) akan mengalami perpindahan
panas yang lebih efisien daripada fluida yang memiliki sifat-sifat yang kurang baik. Geometri
fluida juga memainkan peran penting dalam koefisien perpindahan panas konveksi, dengan
fluida yang mengalir melalui saluran yang lebih sempit cenderung mengalami perpindahan
panas yang lebih efisien daripada fluida yang mengalir melalui saluran yang lebih luas.

2. Mekanisme konveksi kalor adalah proses pertukaran panas melalui perpindahan fluida, baik
secara laminar maupun turbulent. Proses ini terjadi ketika panas ditransfer dari suhu yang lebih
tinggi ke suhu yang lebih rendah melalui partikel fluida yang terpapar pada permukaan yang
memiliki suhu yang lebih tinggi.

Terdapat dua jenis konveksi kalor yaitu konveksi alami dan konveksi buatan. Konveksi alami
terjadi ketika fluida mengalami perpindahan secara alami akibat perbedaan densitas,
sedangkan konveksi buatan terjadi ketika fluida dipindahkan dengan bantuan alat seperti
pompa atau blower.

Mekanisme konveksi kalor juga dapat terjadi di dalam ruang tertutup, seperti dalam sistem
pendingin ruangan. Dalam sistem ini, panas yang terkumpul di dalam ruangan akan ditransfer
ke luar ruangan melalui media pendingin seperti udara atau air yang dipompa ke dalam
ruangan dan kemudian dikembalikan ke luar ruangan setelah mengalami pengurangan suhu.
Konveksi kalor juga dapat terjadi di luar ruangan, seperti pada atmosfer bumi. Panas yang
terkumpul di permukaan bumi akan ditransfer ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi melalui
konveksi udara yang terjadi akibat perbedaan suhu antara lapisan bumi dan lapisan atmosfer.

Konveksi kalor merupakan mekanisme pertukaran panas yang sangat penting dan sering terjadi
dalam kehidupan sehari-hari. Mekanisme ini dapat digunakan untuk mengontrol suhu di dalam
ruangan, mengalirkan panas dari mesin ke lingkungan sekitarnya, dan mengalirkan panas dari
satu tempat ke tempat lainnya.

3. Perpindahan panas konduksi adalah proses perpindahan panas dari suatu zat ke zat lain
melalui pertukaran energi kinetik antar molekul. Proses ini terjadi ketika ada kontak fisik antara
zat-zat tersebut. Perpindahan panas konduksi terjadi secara linear, yaitu semakin dekat jarak
antara zat yang memiliki suhu yang berbeda, maka perpindahan panas akan semakin cepat.

Perpindahan panas radiasi adalah proses perpindahan panas melalui medan elektromagnetik.
Proses ini terjadi tanpa adanya kontak fisik antara zat yang memiliki suhu yang berbeda.
Perpindahan panas radiasi terjadi secara langsung, tidak memerlukan medium untuk menjadi
perantara. Perpindahan panas radiasi terjadi ketika suhu zat tersebut melebihi suhu absolut (0
K).

Perpindahan panas konveksi adalah proses perpindahan panas melalui aliran udara atau cairan.
Proses ini terjadi ketika ada perbedaan suhu antara udara atau cairan dengan benda yang
terkena panas. Benda yang terkena panas akan mengalami perubahan suhu, sehingga
mengakibatkan terjadinya perbedaan densitas antara udara atau cairan tersebut. Perpindahan
panas konveksi terjadi secara terus menerus selama ada perbedaan suhu antara benda dengan
udara atau cairan tersebut.

4. Diketahui :
Konduktivitas termal (k) = 0,035 W/m. 0C
Efektivitas (e) = 850 C
Lebar (d) = 13 cm = 13/100 m = 0,13 m
Kalor yang dipindahkan (q) = k x e / d
q = 0,035 x 850 / 0,13
q = 218,75 W/m2/jam

Anda mungkin juga menyukai