Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSENTRASI ELEKTROSTATIK
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

Disusun Oleh:

Muhammad Irfan Laba


09320200200
C5

Dosen Pengampu:
Ir. Suriyanto Bakri, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirahim.
Assalamu’ alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Subahana Wa Taa’la. yang telah
memberikan hidayah-Nya, sehingga makalah yang berjudul “Konsentrasi
Elektrostatis" dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas
Pengolahan Bahan Galian.
Dalam kesempatan kali ini ucapan terimakasih serta penghargaan, penyusun
menyampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian serta
penyusunan makalah ini. Baik secara langsung maupun tidak langsung yakni kepada:
1. Bapak Ir. Firman Nullah Yusuf, S.T., M.T., IPM. Selaku Ketua Program Studi
Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.
2. Ibu Ir. Mubdiana Arifin, S.T., M.T. Bapak Ir. Muhammad Idris Juradi, S.T., M.T.
Ibu Ir. Sitti Ratmi Nurhawaisyah, S.T., M.T. dan Bapak Ir. Suriyanto Bakri, S.T.,
M.T. selaku Dosen Mata Kuliah Pengolahan Bahan Galian.
Penulis sadar bahwa makalah yang disusun ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu, dengan rendah hati penulis memohon kritik dan saran yang membangun
dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Semoga Allah
SWT. Memberikan berkah pada setiap umatnya yang senantiasa berbagi ilmu
Billahi Taufik Walhidayah, Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, 18 Desember 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ 2


DAFTAR ISI ............................................................................................................... 3
BAB I ........................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 4
1.2 Tujuan .............................................................................................................. 5
1.3 Rumusan Masalah ........................................................................................... 5
BAB II ......................................................................................................................... 6
A. Letak Elektrostatic Separation pada Pengolahan Bahan Galian ................. 6
B. Pengertian Elektrostatic Seperation.............................................................. 7
C. Klasifikasi Konsentrasi Elektrostatis ............................................................ 7
D. Sifat Daya Hantar Listrik dari Mineral ........................................................ 8
E. Tipe-tipe Elektrostatik Seperator .................................................................. 9
F. Mekanisme konsentrasi elektrostatik.......................................................... 11
G. Faktor yang berpengaruh pada kosentasi elektrostatik ............................ 12
BAB III ...................................................................................................................... 14
A. Kesimpulan .................................................................................................... 14
B. Saran............................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengolahan bahan galian (mineral beneficiation/mineral processing/mineral


dressing) adalah suatu proses pengolahan dengan memanfaatkan perbedaan-perbedaan
sifat fisik bahan galian untuk memperoleh produkta bahan galian yang bersangkutan.
Khusus untuk batu bara, proses pengolahan itu disebut pencucian batu bara (coal
washing) atau preparasi batu bara (coal preparation). Yang dimaksud dengan bahan
galian adalah bijih (ore), mineral industri (industrial minerals) atau bahan galian
Golongan C dan batu bara (coal). Pada saat ini umumnya endapan bahan galian yang
ditemukan di alam sudah jarang yang mempunyai mutu atau kadar mineral berharga
yang tinggi dan siap untuk dilebur atau dimanfaatkan.
Penanganan limbah logam berat pada lingkungan perairan menjadi perhatian
utama dalam pemurnian air. Limbah Pb(II) dan Ni(II) ditemukan pada perairan akibat
pembuangan oli bekas dan cemaran industri yang tidak dikelola dengan baik.
Pengolahan limbah logam berat Pb dan Ni menjadi perhatian utama karena
keberadaanya semakin banyak. Berbagai metode telah dilaporkan untuk mengurangi
limbah logam berat seperti resin penukar ion1, filtrasi1, elektrolisis2, membran
pemisah3, fotokatalis4, dan adsorpsi2.
Mineral yang berharga (konsentrasi) dan tidak berharga (tailing) dipisahkan
dengan menggunakan proses konsentrasi. Pemisahannya dibedakan menurut ukuran
bijih atau umpan yang bervariasi. Dan ada 3 faktor yang perlu diperhatikan pada proses
ini, yaitu sifat-sifat mineral, karakteristik alat pemisah, persyaratan tingkat produksi,
dan recovery. Mineral dapat dipisahkan berdasarkan sifat fisik dan kimiawinya. Kalua
pemisahan berdasarkan sifat fisik dapat dilakukan dengan cara mengamati kilap,
kemagnetan, tingkat radiasi, konduktivitas, dan warna.
Selain konsentrat dan tailing, dihasilkan pula middling dimana kadar-kadar
meineral berharganya diantara konsentrat dan tailing. Middling dapat diolah Kembali
untuk menghasilkan konsentrat. Pada makalah ini akan membahas ekstraksi metalurgi
berdasarkan sifat kelistrikan suatu mineral dan sifat tersebut dimanfaatkan untuk
memisahkan mineral dengan pengotor.

4
1.2 Tujuan

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam


menambah wawasan mengenai ekstraksi metalurgi atau pemisahan mineral dengan
cara metode electrostatic separation serta alat yang digunakan didalamnya dan
membantu mahasiswa sebagai sumber bahan pembelajaran mata kuliah pengolahan
mineral.

1.3 Rumusan Masalah

Terdapat pula rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:


1. Dimana letak Electrostatic Separation pada pengolahan bahan galian?
2. Apa pengertian dan tujuan Electrostatic Separation?
3. Apa saja klasifikasi Electrostatic Separation?
4. Bagaimana sifat daya hantar listrik dari mineral?
5. Apa saja tipe Elektrostatic Separation?
6. Bagaimana mekanisme Elektrostatic Separation?
7. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pada Electrostatic Separation?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Letak Elektrostatic Separation pada Pengolahan Bahan Galian

Penggerusan atau reduksi ukuran

peremukan / pemecahan Penggerusan / penghalusan


(Crushing) (Grinding)

Pemisahan berdasarkan ukuran (Sizing)

Pengayakan/penyaringan Klasifikasi (Clasification)


(Screnning/sieving)

Peningkatan kadar atau konsentrasi (Concentration)

Pemilahan Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi


(shorting) grafity dengan media elektrostatik secara flotasi
berat

Pengurangan kadar air (Dewatering)

pemekatan Penapisan / Pengawa- pengeringan


airan

Penanganan material

Penanganan material Penanganan lumpur Pembuangan ampas


padat

6
B. Pengertian Elektrostatic Seperation

Electrostatic Separation merupakan Operasi konsentrasi atau pemisahan satu


mineral atau lebih dengan mineral lainnya yang memanfaatkan perbedaan sifat
kelistrikan dari mineral-mineral yang akan dipisah. Sifat kelistrikan menunjukkan
kemampuan mineral dalam menghantarkan listrik, biasa disebut konduktivitas.
Mineral- meneral yang terdapat dalam bijih akan merespon medan'istrik sesuai dengan
sifat konduktivitas yang dimilikinya.

C. Klasifikasi Konsentrasi Elektrostatis

Klasifikasi dari material berdasarkan sifat penghantar listriknya, adalah:


1. Konduktor
2. Isolator Mineral konduktor dapat menghantarkan elektron dengan baik,
sedangkan mineral isolator merupakan penghantar elektron yang buruk.
Mineral-mineral yang memiliki sifat konduktivitas tinggi akan segera melepaskan
muatan yang dimilikinya. Mineral mineral ini dengan cepat memiliki muatan yang
sama dengan permukaan tempat dimana muatan dilepaskan. Mineral ini kemudian
dikelompokan sebagai mineral konduktor.
Mineral konduktor merupakan mineral yang dapat menghantarkan listrik
Sedangkan Mineral-mineral yang tidak memiliki sifat konduktivitas tidak akan dengan
segera dapat melepaskan muatan yang dimilikinya. Mineral mineral ini sangat lambat
dalam melepaskan muatannya. Mineral ini memiliki muatan yang berlawanan dengan
permukaan tempat dimana mineral itu berada. Mineral-mineral ini kemudian
dikelompokkan sebagai mineral non-konduktor. Mineral non-konduktor merupakan
mineral yang tidak dapat menghantarkan listrik.
a. Konduktor Merupakan material yang mampu mengalirkan electron ke rotor,
pada saat grounded sehingga electron mengalir kebumi dan muatannyamenjadi
(+) danjatuh kebumi. Contohnya Magnetit (Fe3O4), Kasiterit (SnO2), Ilmenit
(FeTiO3), Molibdenit (MoS2), Wolframit [(Fe,M)WO4], Galena (PbS), Pirit
(FeS2).
b. Isolator, Merupakan material tidak mampu mengalirkan electron padasaat di
grounded sehingga material menjadi bermuatan (-) dan menempel pada rotor.
Contohnya Siderit, Apatit, Garnet, Hornblende, Gypsum, Olivin, Biotit,
Corundum, Zircon, Barit, Zenolit, Tormalin, Anhydrit, Muscovit dan Fluorit

7
Gambar 1 Grafik Perilaku Mineral Dalam Medan Listrik
Gambar 1. Menunjukkan respon dari dua mineral yang memiliki konduktivitas
berbeda yaitu mineral konduktor dan non-kunduktor. Kedua mineral diberi muatan
dari medan listrik dengan kuat medan tertentu. Setelah diberi muatan, kedua jenis
mineral memiliki muatan yang sama, dan dinyatakan dengan angka 100 persen.
Setelah pengaruh medan listriknya dihilangkän, kedua jenis mineral akan
menunjukkan perilaku yang berbeda sesuai dengan sifat konduktivitasnya. Mineral
konduktor dengan segera dapat melepaskan muatannya, dan dalam waktu yang sangat
singkat mineral menjadi tidak bermuatan atau muatannya menjadi nol persen. Pada
saat yang sama, mineral non-konduktor sangat lambat melepaskan muatannya, dan
untuk waktu yang sama masih memiliki muatan di atas 50 persen. Perbedaan perilaku
ini yang kemudian digunakan untuk memisahkan mineral yang memiliki perbedaan
konduktivitas cukup besar.

D. Sifat Daya Hantar Listrik dari Mineral

Sifat listrik batuan mineral dapat dipisahkan menjadi dua yaitu sebagai
pengantar arus atau konduktor dan yang tidak menghantarkan arus listrik atau non
konduktor. Pada prakteknya, batas ini tidak tegas sehingga dijumpai istilah semi
konduktor, yaitu mineral yang bersifat sebagai konduktor dalam batasbatas tertentu.

8
1. Konduksi batuan mineral
Konduksi dalam batuan mineral didefinisikan sebagai kemampuan mineral untuk
menghantarkan listrik. Hanya sejumlah kecil batuan mineral mineral adalah
konduktor yang baik; diantaranya adalah elemen logam dan Graphite mineral.
Konduktor ini dapat ditempatkan di antara kawat yang membawa listrik, dan
listrik akan melewati mineral ini. Konduksi adalah sifat penting yang digunakan
untuk dapat membedakan mana sulfida dan oksida pada logam metalik.
2. Piroelektrisitas batuan mineral
Piroelektrisitas menggambarkan kemampuan mineral untuk mengembangkan
muatan listrik bila terkena perubahan suhu. Beberapa mineral mengembangkan
muatan listrik ketika dipanaskan, ada juga yang ketika didinginkan.
3. Piezoelektrik batuan mineral Piezoelektrik menggambarkan kemampuan mineral
untuk mengembangkan muatan listrik jika diletakkan di bawah stres. Mineral
piezoelektrik akan menghasilkan listrik ketika digosok atau dipukul berulang-
ulang.Kelistrikan (electricity) batuan mineral sangatlah penting untuk
menentukan batuan mineral mana yang memiliki kandungan logam. Konduksi
sangat berguna dalam membedakan mana batuan mineral yang benar-benar logam
atau bukan, sedangkan Piroelektrisitas dan piezoelektrik pada prakteknya jarang
digunakan oleh peneliti batuan mineral saat menguji kelogaman mineral.

E. Tipe-tipe Elektrostatik Seperator

1. Free Fall Separator Mekanisme pemberian muatan listrik berdasarkan pada


elektrifikasi kontak (Triboelectrification), dimana dua jenis mineral
memiliki muatan berlawanan akibat adanya kontak (gesekan) satu sama lain.
Partikel bermuatan berlawanan tersebut selanjutnya dapat dipisahkan
dibawah pengaruh suatu medan listrik

Gambar 2 Free Fall Seperator

9
2. Tube type separator
Separator ini terdiri dari dua zona utama :
a. Precharging zone (proses triboelectrifikasi), material menjadi bermuatan
akibat adanya kontak antar partikel-partikel, dindingpartikel, ataupun
kombinasi keduanya.
b. Separation zona terdiri dari dua dinding vertikal dalam tabung yang
saling berhadapan satu sama lain. Tiap dinding di elektrifikasi dengan
potensial yang berlawanan. Ketika material memasuki zona pemisahan,
material tersebut akan ditarik menuju elektrode dengan muatan berbeda.
Hasil pemisahan ini selanjutnya disimpan di dasar separator.

Gambar 3 Tube Type Seperator


3. Conduction Separator Ketika partikel melakukan kontak dengan suatu
permukaan bermuatan, maka permukaan partikel tersebut akan terpolarisasi.
Material konduktor akan terpolarisasi dengan cepat sedangkan
nonkonduktor, sisi yanug berjauhan dengan permukaan bermuatan akan
mengalami proses perlahan hingga mencapai polaritas yang sama
sebagaimana permukaan lainnya. ketika melalui plat bermuatan, maka
partikel konduktor tersebut akan ditolak oleh plat bermuatan (“lifting
effect”), dan partikel nonkonduktor tidak dipengaruhi oleh plat bermuatan
(tidak ditarik ataupun ditolak).

10
Gambar 4 Drum Seperator
4. High Tension Separator
a. Semua partikel menerima muatan permukaan saat melewati muatan
korona yang berasal dari elektroda E1.
b. Setelah meninggalkan daerah corona, partikel kehilangan muatan
permukaan. Konduktor yang baik akan melepaskan muatannya dengan
segera terhadap C dan selanjutnya mengalami gaya tolak menjauh dari C
sepanjang lintasan yang dipengaruhi oleh gaya sentrifugal, gravitasi, dan
resistansi udara.
c. Partikel dielektrik kehilangan muatan secara perlahan dan tetap berada
pada permukaan C. Partikel yang merupakan insulator baik akan terikat
dengan kuat pada permukaan C. hasil pemisahan partikel tersebut
disimpan pada partisi yang terletak dibagian bawah separator. (Gupta,
2003).
d. Rotor (drum putar) dari alat ini umumnya terbuat dari baja ringan atau
bahan konduktif lainnya. Elektroda disuplai dengan sumber DC hingga
50 kV.
F. Mekanisme konsentrasi elektrostatik

Separation Mekanisme kerja alat ini adalah umpan yang bersifat konduktor
ketika melewati medan listrik akan terinduksi dan jatuh dari roll atau rotor yang
bermuatan positif (terhubung ke tanah/ bumi) karena terlepasnya elektron dari mineral
tersebut sehingga partikel akan bermuatan positif dan saling tolakmenolak dengan
rotor sebaliknya yang non-konduktor tetap akan menempel pada rotor karena sulitnya
melepas elektron pada saat terinduksi oleh medan listrik sehingga partikel akan
bermuatan negatif dan saling tarik menarik dengan rotor yang bermuatan positif.

11
G. Faktor yang berpengaruh pada kosentasi elektrostatik

a. Kuat Tegangan
Kuat tegangan berfungsi untuk membentuk medan korona, kemudian
membombardemant partikel dengan muatan negatif. Apabila medan korona
sudah terbentuk, maka kekuatan tegangan yang di perlukan sudah cukup. Pada
tegangan yang tinggi akan mempengaruhi hasil pemisahan, karena partikel akan
mencapai muatan maksimum dalam waktu singkat ( kurang dari 1/50 detik).
Suatu partikel yang sudah memenuhi kekuatan maksimum tidak lagi
menerima kekuatan negatif bahkan menolaknya. Muatan maksimum akan lebih
besar untuk partikel konduktor dibandingkan dengan mineral non konduktor.
b. Kecepatan putar rotor
Kecepatan putar rotor mempunyai hubungan erat dengan gaya santrifugal.
Besar gaya sentrifugal kecepatan rotor, ukuran partikel , berat jenis (BJ) dan
diameter rotor dirumuskan sebagai berikut. Dimana: d= diameter partikel W=
kecepatan sudut R= jari-jari rotor atau berat jenis.
Semakin besar ukuran partikel, berat jenis dan diameter rotor sebaiknya
menggunakan kecepatan putar rendah, agar didapat suatu gaya santrifugal yang
tidak terlalu besar dan dapat menggimbangi gaya tarik listrik yang semakin kecil
pada ukuran butir yang kasar. Sehingga diharapkan pada partikel non konduktor
tidak terlepas dari perkumakaan rotor. Sebaliknya apabila ukuran partikel berat
jenis dan diameter rotor kecil dapat menggunakan kecepatan putar rotor tinggi ,
karena gaya listrik semakin besar pada ukuran partikel kecil.
c. Laju umpan (feed rate)
Laju umpan yang keluar dari hopper perlu di atur dengan sedemikian rupa
supaya penyebaran sepanjang permukaan rotor.tebal umpan harus diusahakan
terdiri dari satu lapis dan tidak berjejel-jejal
d. Posisi pembagai
Posisi pembagi tidak berpengaruh pada fenomena utama yang terjadi di
dalam electrostatic separator, tetapi dapat mempengaruhi kadar dan perolehan
produk. Posisi pembagi perlu pada setiap percobaan dan tergantung pada
kecepatan putar rotor, diameter rotor dan ukuran butir.
e. Pengaruh kelembaban

12
Pengaruh kelembaban udara mempunyai hubungan erat dengan sifat
permukaan mineral. Pada umumnya dapat dikatan kan bahwa semakin tinggi
kelembaban relatif udara, maka partikel akan mempunyai sifat konduktifitas
yang tinggi. Pengaruh kelembaban dibagi menjadi 3 macam yaitu:
1) Partikel yang mempunyai konduktifitas besar dalam kelembaban rendah dan
perbedaan konduktifitas kecil dalam kelembaban tinggi dapat di lakukan
pemisahan dengan melakukan pemanasan pada temperatur 110- 115.
2) Partikel yang mempunyai perbedaan konduktifitas rendah dengan
kelembaban tinggi maupun rendah paling sulit dipisahkan.
3) Partikel yang mempunyai konduktifitas besar dengan kelembaban tinggi
maupun rendah , paling mudah untuk di pisahkan.
f. Keadaan Material
Keadaan material dibagi menjadi 2 macam yaitu:
1) Gaya berat. gaya berat berbanding lurus dengan berat jenis dan ukuran partikel
>menurut coppo ukuran partikel yang dapat dikerjakan dengan pemisahan
tegangan tinggi adalah 60-200 mesh untuk material bulat .untuk yang berbentuk
kasar masih dapat dipisahkan jika mempunyai perbedaan konduktifitas besar.
2) Derajat liberasi. mineral yang belum terliberasi sempurna akan mempunyai
sifat fisik yang berbeda , tergantung pada jenis pengotor.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Electrostatic Separation merupakan Operasi konsentrasi atau pemisahan satu


mineral atau lebih dengan mineral lainnya yang memanfaatkan perbedaan sifat
kelistrikan dari mineral-mineral yang akan dipisah. Sifat kelistrikan menunjukkan
kemampuan mineral dalam menghantarkan listrik, biasa disebut konduktivitas.
Mineral- meneral yang terdapat dalam bijih akan merespon medan'istrik sesuai dengan
sifat konduktivitas yang dimilikinya. Klasifikasi kosentrasi elektrostatik:
a) Konduktor merupakan material yang mampu mengalirkan electron.
b) Isolator merupakan material tidak mampu mengalirkan electron.
Sifat daya hantar listrik dari mineral:
a) Konduksi batuan mineral.
b) Piroelektrisitas batuan mineral.
c) Piezoelektrik batuan mineral.

B. Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://www.plengdut.com/kelistrikan-electricity-batuan-mineral/120/
https://www.plengdut.com/kelistrikan-electricity-batuan-mineral/120/
https://dunia-atas.blogspot.com/2012/05/tahapan-dalam-pengolahan-bahan-
galian.html

Anda mungkin juga menyukai