Anda di halaman 1dari 7

UTBK GEOGRAFI – by Hafidh Purwo Adiyatma

1. Angin Pasat
Angin yang bertiup terus menerus dari daerah maksimum subtropik uatara dan selatan ke
khatulistiwa
2. Angin Barat
Angin yang bergerak dari daerah maksimum subtropik ke daerah minimum subpolar
3. Angin Timur
Angin yang bertiup dari kedua daerah maksimum kutub ke daerah minimum subpolar.
4. Angin Laut
Bertiup dari laut ke darat pada siang hari, saat nelayan pulang
5. Angin Lembah
Bertiup dari lembah ke gunung, terjadi pada siang hari
6. Angin Fohn
Bersifat kering, kencang, ribut, dan merusak tanaman. Contohnya ; Angin Bahorok di Deli, Angin
Kumbang di Cirebon, Angin Gending di Probolinggo, Angin Wambraw di Biak
7. Angin Muson Barat Oktober s.d April
8. Angin Muson Timur April s.d Oktober
9. Angin Siklon
Mengelilingi daerah minimum
10. Angin Anti-Siklon
Meninggalkan daerah maksimum
11. Awan Cirrus
Halus seperti kapas
12. Awan Cumulus
Bergumpal seperti bulu domba
13. Stratus
Berlapis-lapis
14. Jenis Awan Berdasarkan Ketinggian
Awan Tinggi – Cirrus (6.000 s.d 12.000 meter)
Awan Medium – Alto (2.000 s.d 6.000 meter)
Awan Rendah – Strato (<2.000 meter)
Awan Vertikal – Cumulus (1.500 s.d 5.000 meter)
15. Struktur Vertikal Atsmosfer
Troposfer – Tempat terjadinya peristiwa cuaca dan tempat pesawat terbang
Stratosfer – Menyerap sinar ultraviolet dan membantu pembentukan hujan
Mesosfer – Tempat terbakarnya meteor
Termosfer – Aurora, awan pijar malam, proses ionasi, dan pemantulan gelombang suara
Eksosfer – Gravitasi sangat kecil, kandungan gas atmosfer sangat rendah, dan terdapat satelit
16. La Nina dan El Nino
La Nina – Perununan suhu di permukaan laut di Lautan Pasifik dan curah hujan lebat
El Nino – Kenaikan suhu di permukaan kaut dan wilayah basah menjadi kering

17. Klasifikasi Hujan


Hujan Orografis – Daerah pegunungan
Hujan Frontal – Massa dingin dan panas bertemu
Hujan Zenithal – Lebat, sebentar, dan disertai petir
Hujan Siklonal – Akibat angin siklon
Hujan Muson – Pengaruh angin muson barat
18. Pumice (Batu Apung)
Ciri ciri utama berwarna terang serta sangat berpori. Batu apung termasuk jenis batuan beku
yang terbentuk dari hasil letusan eksplosif gunung berapi. Batuan ini biasanya disebut juga
sebagai batuan gelas volkanik silikat karena mengandung buih yang terbuat dari gelembung
berdinding gelas.
19. Prinsip Georafi Deskripsi – Pemaparan
Distribusi – Persebarannya
Interelasi – Hubungan timbal balik
Korologi – Gabungan antara interelasi, distribusi, dan deskripsi
20. Objek Formal Geografi
Keruangan/Spatial – Menekankan pada ekstistensi ruang. Spatial ; Structure, Pattern, dan Proses
Kelingkungan/Ekologi – Hubungan timbal balik antara aktivitias organisme dengan lingkungan
Kompleks Wilayah – Kombinasi antara Keruangan/Spatial dengan Kelingkungan/Ekologi
21. Konsep Esensial Geografi Lokasi – Absolut dan relatif
Jarak – Mutlak dan relative
Morfologi – Bentuk permukaan bumi
Pola – Keteraturan susunan fenomena dalam suatu ruang
Aglomerasi – Pengelompokkan fenomena geosfer dalam suatu wilayah
Keterjangkauan – Fenomena geosfer dilihat dalam ; lokasi, jarak, morfologi, dan transportasi
Nilai Kegunaan – Nilai bagi orang yang menggunakannya
Interaksi/Interdepedensi – Hubungan timbal balik antara desa dengan kota
Diferensiasi Area – Wilayah berbeda-beda dengan wilayah yang lain (unik)
Keterkaitan Ruangan – Keterkaitan fenomena yang satu dengan yang lain
22. Tahapan Interpretasi Citra
Deteksi – Menganalisi objek pada citra
Pengenalan/Identifikasi – Pembacaan ciri-ciri pada objek; Spektral, Spasial, dan Temporal
Analisis – Penilaian atas dasar pentingnya keberadaan suatu objek pada citra
Deduksi – Proses yang didasarkan pada bukti-bukti yang mengarah pada suatu titik temu
23. Teknik Pengumpulan Data
Manual – Menggunakan interpretasi secara visual
Numerik – Menggunakan interpretasi secara digital
24. Model Data Spasial dalam SIG
Raster – Menggunakan matriks atau pixel yang membentuk grid, sumbernya dari satelit
Vektor – Menggunakan titik-titik, garis, atau kurva/polygon

25. Unsur Interpretasi Citra


Rona/Warna – Putih, abu-abu, dan Hitam
Bentuk – Berbentuk huruf atau kerangka lain
Ukuran – Jarak, luas, tinggi, volume, dan lereng
Tekstur – Halus/Kasar
Pola – Pola yang teratur dan berulang-ulang
Bayangan – Pada menara, cerobong asap, dan lereng terjal
Asosiasi – Keterkaitan antara objek yang satu dengan objek yang lainnya
Situs – Tempat yang sering dikunjungi pada suatu objek
26. Syarat Terbentuknya Delta
Adanya sedimentasi fluvial (lumpur/batu/pasir)
Morfologi pantai datar atau landai
Adanya gelombang pantai yang tenang dan arus pantainya kecil
Diantara pasang dan surut memiiki amplitudo yang rendah (pertumbuhan mangrove)
Biasanya terdapat di Pantai Utara Jawa, Pantai Selatan Sumatra, dan Pantai Timur Papua
27. Delta
Delta Plain – Merupakan bagian kearah darat dari suatu delta bersifat subaerial/channel(2x)
Delta Front – Endapan sungai bergerak menuju cekungan dan berasosiasi dengan basinal
Delta Front Slope/Prodelta – Bagian delta yang paling menjauh kearah laut
Delta Lobben – Menyerupai kaki burung dan pembentukannya cukup cepat
Delta Estuaria – Bagian rendah dari muara sungai yang sering kita temukan
Delta Tumpul – Stagnan/tidak berubah-ubah dan menyerupai bentuk busur
Delta Runcing – Semakin lama semakin sempit dan bentuk seperti kerucut
28. Pelapukan Tanah
Fisik – Akibat naik dan turunnya suhu serta kemampuan untuk memuai dan mengerut
Biologi/Organik – Akibat kegiatan makhluk hidup dan organisme lainnya
Kimia – Hidratasi, Hidrolisis, Oksidasi, Pelarutan, Karbonasi, dan Reduksi
29. Faktor Pembentuk Tanah
Iklim – Curah hujan dan suhu tinggi
Organisme – Bahan organic, unsur hara, dan pembentukan struktur tanah yang stabil
Bahan Induk – Dipengaruh oleh batuan beku, sedimen, dan metamorf pada suatu tanah
Topografi – Besarnya erosi, jumlah serapan curah hujan, dalamnya air tanah, dkk
Waktu – Akibat adanya pelapukan dan pencucian yang terus-menerus
30. Sifat Fisik dan Kimia Tanah
Warna Tanah – Dipengaruhi oleh drainase, bahan organik, jenis tanah, kadar air, jenis mineral
Tekstur Tanah – Kasar halusnya tanah disebabkan oleh partikel tanah (liat, debu, pasir)
Struktur Tanah – Gumpalan kecil dari butir-butir tanah (Lempeng, Prisma, Granuler, Remah, dkk)
Konsistensi – Ditentukan oleh struktur dan tekstur tanah (Kekuatan ; Adhesi dan Kohesi)
Pori-Pori Tanah – Terisi oleh udara dan air. Dipengaruhi; Struktur, Bahan Organik, Dan Tekstur
Preamebilitas – Derajat kelolosan air dalam keadaan jenuh Drainase
– Kecepatan perpindahan massa air ke tempat yang lain
pH – Tingkat kemasaman tanah akibat adanya konsentrasi ion Hidrogen di dalam tanah
31. Perbedaan Horizon Tanah
Terbentuk karena dua faktor yaitu pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan air atau
pencucian tanah dan karena proses pembentukan tanah
32. Persebaraan Horizon tanah
Horizon O – Terdiri dari sisa tanaman dan bahan organik hasil dekomposisi
Horizon A – Topsoil memiliki bahan organik tinggi dan berawarna agak gelap
Horizon B – Subsoil terbentuk dari proses penimbunan (iluviasi) dari bahan yang tercuci
Horizon C – Bahan induk sudah sedikit mengalami pelapukan dan bersifat tidak subur Horizon
R – Terdiri atas batuan keras yang belum terlapukkan
33. Sifat-Sifat Tanah
Aluvial – Berasal dari endapan baru, bahan organik berubah tidak teratur, dan kadar pasir < 60%
Andosol – Umumnya berawarna hitam, terdiri dari abu vulkanik dan bahan piroklastik lain
Grumusol – Mengembang pada musim hujan dan mengerut pada musim kering (keras, retak)
Latosol – Kadar liat tinggi >60%, gembur, tanah seragam, solumnya dalam, cocok untuk tanaman
Litosol – Tanah mineral yang ketebalannya kurang lebih 20cm dan terdapat batuan keras – padu
Mediteran – Horizon penimbunan liat dan kejenuhan basa lebih dari 50%
Organosol – Tanah gambut yang ketebalannya lebih dari 50cm
Planosol – Premeabilitas rendah dan memperlihatkan perubahan struktur tanah yang nyata
Podsol – Horizon penimbunan besi, aluminium oksida, dan bahan organic
Regosol – Tekstur kasar dengan kadar pasir lebih dari 60%
34. Batuan Beku
Beku Dalam – Infusif/Plutonik ; Granit, Diorit, dan Gabro (G2D)
Beku Sela – Porofit/Korok ; Granit Forfit dan Diorit Forifit (Forifit)
Beku Luar – Efusif/Ekstrusif ; Basalt, Andesit, Pumice, Rhyzolite, Seoria, dan Obisidan
35. Batuan Sedimen
Sedimen Klastik – Sand stone, Shale (Batuan Lempung), Breksi, dan Konglomerat
Sedimen Kimiawi – Gamping (Limestone), Dolomit, Garam (Rock Salt), dan Kapur (Chalk)
Sedimen Organik – Terumbu Karang (Coral Reef), Lignit, dan Bitumen
36. Batuan Metamorf
Metamorf Termik/Kontak – Marmer, Pualam, dan Kuarsit
Metamorf Dinamik/Dinamo – Antrasit dan Sabak
Metamorf Pneumatolitik/Regional – Topas, Tourmaline, Azurite, Gneiss, Schist, Slate, Phylite
37. Gerak Epirogenetik (Relatif Lambat)
Berlangsung berabad-abad dan sangat penting untuk pembentukan benua
Epirogenetik Positif – Turunnya daratan sehingga permukaan air laut naik
Epirogenetik Negatif – Naiknya daratan sehingga permukaan air laut surut
38. Gerak Orogenetik (Relatif Cepat)
Tekanan horizontal/vertical sehingga 2 jenis peristiwa dislokasi yaitu Fold dan Fault
Lipatan (Fold) – Antiklinal (Punggung), Sinklinal (Lembah), Terbentuknya gunung (Orogenesis)
Patahan (Fault) – Graben (Tanah Turun), Horst (Tanah Naik), dan Fault Scarp (Dinding Terjal)
39. Istilah Gempa
Hiposentrum – Pusat terjadinya gempa terletak di bawah permukaan bumi
Episentrum – Pusat gempa yang terletak di permukaan bumi, tegak lurus dengan Hiposentrum
Makroseisma – Gempa sangat besar, dapat dirasakan tanpa menggunakan alat pencatat gempa
Mikroseisma – Gempa sangat kecil, harus menggunakan alat pencatat gempa untuk mengetahui
Pleistosida – Garis yang membatasi daerah yang mengalami kerusakan akibat gempa bumi
Isoseista – Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang menerima getaran yang sama
Homoseista – Garis yang menghubungkan daerah-daerah yang dilalui gelombang gempa
40. Jenis Erosi
Air – Splash erosion, sheet erosion, rill erosion, gully erosion. Akibat percikan air hujan
Angin – Terbentuknya batu jamur di daerah gurun
Gletser – Morena (batu besar/kecil), Fyrod (Bentuk pantai yang berkelok-kelok, teluk, tanjung)
Air Laut – Cliff (Pantai berdinding curam), Relung (Cekungan pada Cliff), dan Dataran Abrasi
41. Jenis Sedimentasi
Fluvial – Tanggul alam, meander, gosong sungai, dataran banjir, delta
Eolis – Sand Dunes, Barchan (gumuk pasir seperti sabit), Punggung Paus (Whale Back, Panjang)
Marine – Bar (gosong pasir di pantai) dan Tombolo (gosong pasir yang menghubungkan pulau)
Glasial – Pembentukan Morena
42. Masswasting (Gerakan Massa Batuan)
Gerakan lambat – soil creep, talus creep, rock creep, dan rock glacier creep (Creep/Merayap)
Gerakan Cepat – earth flow, mud flow, dan debris avalanche (Longsoran Puing)
Gerakan Sangat Cepat – Nendatan (slump), Longsoran (Land-Slide), dan Jatuhan bebas (Fall)
Tanah Ambles - Subsidence
43. Intrusi dan Erupsi
Intrusi – Penerobosan magma melalui rekahan celah pada lapisan batuan pembentuk litosfera
Ekstrusi – Keluarnya magma ke permukaan bumi, baik melalui patahan atau mendesak tubuh Gn
44. Sumber Data Kependudukan
Sensus Penduduk – Menghitung de facto/de jure. Metode; Canvasser dan House Holder
Registrasi Penduduk – Pencatatan setiap perubahan penduduk akibat migrasi, kelahiran, dkk
Survei Penduduk – Pencacahan penduduk dengan mengambil contoh sebagian daerah
45. Pengertian Komposisi Penduduk
Adalah pengelompokkan atau susunan penduduk berdasarkan atas atribut-atribut tertentu, atau
sering disebut ‘Struktur Penduduk’
46. Piramida Penduduk
Konstruktif – Atasnya lebar dan bawahnya sempit (Negara Maju, Amerika Serikat)
Ekspansive – Atasnya sempit dan bawahnya lebar (Negara Berkembang, Indonesia)
Stiationer – Atas dan bawah cenderung seimbang (Program KB, Swedia)
Depopulasi – Hampir sama dengan kontrukstif, tetapi dengan pengertian penghabisan generasi
47. Wilayah Biogeografi
Oriental/Barat – Spesies Asia. Badak, sapi, gajah, banteng, orang-utan, harimau, dan tapir
Wallace/Tengah – Peralihan Asia-Australia. Anoa, babi rusa,
Australian/Timur – Australia. Burung paruh bengkok/berwarna. Kanguru, Kuskus, Kasuari, Koala
48. Paleartik
Eropa, Afrika Utara, Asia Utara, dan Barat Himalaya. Unta, ayak, beruang coklat, greywolf
49. Neartik
Greenland, Amerika Utara, Dataran Tinggi Meksiko. Coyote, mosse, byson, antelop bertanduk
cabang tiga, praire dog, dan kalkun
50. Neotropikal
Dataran Rendah Meksiko, Amerika Tengah, Amerika Selatan. Anaconda, Iguana, Illama, Alpacas,
Kukang, Armadillo, Jaguar, Flamingo
51. Ethiopian/Afrotropical
Afrika bagian selatan, Sahara, Malagasi, Arabia Selatan. Gorilla, simpanse, kuda nil, burung unta,
dan antelop
52. Asiatis/Oriental
Asia Selatan, Asia Tenggara, Indonesia Barat dan Tengah. Gajah, Banteng, Orangutan, Harimau,
Bekantan, Badak, Gibbon, Sapi dan Tapir
53. Australis
Indonesia Timur, Papua, Australia, Selandia Baru. Kuskus, Cendrawasih, Kangguru, Kasuari,
Walabi, Koala, Wombat, Opassum, Kakatua, dan Bandicoot
54. Faktor Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia
Sifat iklim dan Edafik, sifat fisik tanah
Fisiografik, morfologi, kemiringan lereng, altitude, relief
Biotik, aktivitas manusia, dan makhluk hidup
55. Ciri Desa Swadaya
Terpaku pada kondisi alam dan lahan tepat guna belum ada
Adanya kemiskinan structural dan fungsional
Pertanian hanya sebatas memenuhi kebutuhan sendiri/belum ada usaha ekonomi
Aparaturnya belum lengkap dan hanya sebatas kepala suku
Masih menjunjung tinggi budaya setempat
56. Desa Swakarya
Adanya transisi/perubahan dari desa swadaya untuk lebih modern
Sudah mulai beradaptasi dengan teknologi dan peralatan canggih
Mulai adanya yang bersekolah
Mempunyai semangat gotong royong yang cukup baik
Mata pencaharian mulai beraneka ragam
Mulai adanya kegiatan ekonomi untuk penghasilan tambahan
57. Desa Swasembada Merupakan cikal bakal kota
Sudah maju dan memenuhi kebutuhan hidupnya; tersier, sekunder, primer
Memiliki aktivitas dan kegiatan ekonomi yang di junjung tinggi
Pekerjaan beragam dan pola berpikir sudah sangat rasional
58. Wilayah Formal (Jakarta)
Memiliki inti (core region), bersifat statis, dan unsur homogenitas, desentralitas
59. Wilayah Fungsional (JABODETABEK)
Memiliki pusat (nodal region), bersifat dinamis, unsur heterogenitas, adanya arus barang dan
informasi yang tinggi, dan memilik aktifitas manusia yang tinggi, sentralitas

Veritas, Probitas, Iustitia


Hafidh Purwo Adiyatma
24 Mei 2019

Anda mungkin juga menyukai