Anda di halaman 1dari 10

KEPALA DESA WONOSARI

KECAMATAN SADANG
KABUPATEN KEBUMEN
RANCANGAN
PERATURAN DESA WONOSARI
NOMOR 7 TAHUN 2021

TENTANG
KAWAWASAN TANPA ROKOK
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DESA WONOSARI,

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Desa


Wonosari Kec. Sadang Kab. Kebumen diperlukan ruang dan
lingkungan yang memiliki udara bersih dan sehat bebas dari asap
rokok;
b. bahwa untuk menciptakan ruang dan lingkungan yang memiliki
udara bersih dan sehat bebas dari asap rokok perlu menerapkan
Kawasan Tanpa Rokok ;
c. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 8 ayat (2) dan ayat (3)
Peraturan Bupati Kebumen Nomor 66 Tahun 2017 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen
Nomor 10 Tahun 2017 tentang Kawasan Tanpa Rokok, Pemerintah
Desa menerapkan Kawasan Tanpa Rokok yang ditetapkan dengan
Peraturan Desa;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, huruf b dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Desa
tentang Kawasan Tanpa Rokok.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 42);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah

Halaman 1
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan
Mulai Berlakunya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi
Jawa Tengah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan
Bahan yang Mengandung Zat Aditktif Berupa Produk Tembakau bagi
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
278, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5380);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041);
10. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 10 Tahun 2017
tentang Kawasan Tanpa Rokok (Lembaran Daerah Kabupaten
Kebumen Tahun 2017 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Kebumen Nomor 140);

Dengan Kesepakatan Bersama


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA WONOSARI
dan
KEPALA DESA WONOSARI

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam peraturan daerah ini yang dimaksud dengan :


1. Desa adalah Desa Wonosari Kecamatan Sadang Kabupaten Kebumen

Halaman 2
2. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Desa.
3. Pemerintahan Desa adalah penyelenggara urusan Pemerintahan yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa
dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan asal
usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Kepala Desa adalah Kepala Desa Wonosari.
5. Pemerintah Desa adalah Pemerintah Desa Wonosari.
6. Wilayah desa adalah wilayah Desa Wonosari Kecatamatan Sadang
Kabupaten Kebumen.
7. Masyarakat adalah perorangan, keluarga, kelompok, dan organisasi sosial
dan/atau organisasi kemasyarakatan.
8. Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual,
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomi.
9. Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk
dibakar dan dihisap dan/atau dihirup asapnya, termasuk rokok kretek,
rokok putih, cerutu, atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman
Nicotiana tobacum, Nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya
yang asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan
tambahan.
10. Merokok adalah kegiatan membakar dan/atau menghisap asap rokok.
11. Perokok aktif adalah setiap orang yang secara langsung menghisap rokok
dari rokoknya yang sedang dibakar.
12. Perokok pasif adalah setiap orang yang secara tidak langsung atau
terpaksa menghisap asap dari asap perokok aktif.
13. Kawasan Tanpa Rokok yang selanjutnya disingkat KTR adalah ruangan
atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok, atau
kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan, dan/atau
mempromosikan produksi tembakau.
14. Tempat khusus untuk merokok adalah ruangan yang diperuntukkan
khusus untuk kegiatan merokok yang berada di dalam KTR.
15. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat.
16. Tempat proses belajar mengajar adalah gedung yang digunakan untuk
kegiatan belajar, mengajar, pendidikan dan/atau pelatihan.
17. Tempat anak bermain adalah area tertutup maupun terbuka yang
digunakan untuk kegiatan bermain anak-anak.
18. Tempat ibadah adalah bangunan atau ruang tertutup yang memiliki ciri-
ciri tertentu yang khusus dipergunakan untuk beribadah bagi para
pemeluk masing-masing agama secara permanen, tidak termasuk tempat
ibadah keluarga.
19. Angkutan umum adalah alat angkutan bagi masyarakat yang dapat
berupa kendaraan darat, air, dan udara.

20. Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang dimasuki

Halaman 3
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber
atau sumber-sumber bahaya.

21. Tempat umum adalah semua tempat tertutup yang dapat diakses oleh
masyarakat umum dan/atau tempat yang dapat dimanfaatkan bersama-
sama untuk kegaiatan masyarakat yang dikelola oleh pemerintah, swasta,
dan masyarakat.

BAB II
AZAS DAN TUJUAN

Pasal 2

Penetapan kawasan tanpa rokok berasaskan :


a. Kepentingan kualitas kesehatan manusia.
b. Keseimbangan kesehatan manusia dan lingkungan.
c. Kemanfatan umum.
d. Keterpaduan.
e. Keserasian.
f. Kelestarian dan berkelanjutan.
g. Partisipatif.
h. Transparansi dan akuntabilitas

Pasal 3

Penetapan kawasan tanpa rokok bertujuan untuk :


a. Memberikan ruang dan lingkungan yang bersih dan sehat bagi masyarakat;
b. Memberikan perlindungan dari bahaya asap rokok bagi perokok aktif
dan/aktif perokok pasif;
c. Melindungi kesehatan masyarakat secara umum dari dampak buruk
merokok baik langsung maupun tidak langsung;
d. Untuk mencegah perokok pemula.

BAB III
KAWASAN TANPA ROKOK

Pasal 4

Kawasan Tanpa Rokok (KTR) meliputi:


a. Fasilitas pelayanan kesehatan;
b. Tempat proses belajar mengajar;
c. Tempat anak bermain;
d. Tempat ibadah;
e. Tempat kerja;
f. Tempat umum; dan
g. Angkutan umum.

Pasal 5

Halaman 4
(1) Fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf
a, meliputi:
a. Rumah sakit;
b. Pusat kesehatan masyarakat;
c. Tempat praktik dokter;
d. Klinik;
e. Tempat praktik bidan;
f. Posyandu; dan
g. Apotek.

(2) Tempat proses belajar mengajar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3


huruf b, meliputi:
a. Sekolah;
b. Tempat kursus;
c. Balai pendidikan dan pelatihan;
d. Perpustakaan;
e. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA); dan
f. Gedung pendidikan pondok pesantren.
(3) Fasilitas tempat bermain anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf
c, meliputi:
a. Tempat penitipan anak;
b. Tempat pendidikan anak usia dini (PAUD);
c. Taman Kanak-Kanak (TK); dan
d. Arena bermain anak;
(4) Fasilitas tempat ibadah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf d,
meliputi:
a. Masjid;
b. Mushola;
c. Gereja;
d. Pura;
e. Wihara; dan
f. Kelenteng.
(5) Fasilitas tempat kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf e,
meliputi:
b. Perkantoran pemerintah;
c. Perkantoran swasta;
d. Industri/pabrik; dan
e. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.
(6) Fasilitas tempat umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf f,
meliputi:
a. Pasar
b. Tempat wisata;
c. Tempat hiburan;
d. Pusat fasilitas olah raga; dan
a. Halte;
(7) Fasilitas angkutan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf g,
meliputi:
a. Bus umum;
b. Angkutan kota; dan
c. Angkutan pedesaan.

Halaman 5
(8) Batasan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (7) meliputi tempat/gedung tertutup
sampai batas pagar terluar.
(9) Batasan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dan ayat (6) meliputi tempat/gedung tertutup hingga nbatas kucuran air
dari atap paling luar

BAB IV
KEWAJIBAN DAN LARANGAN

Pasal 6

Pemerintah Desa berkewajiban untuk:


a. Melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan kawasan tanpa rokok; dan
b. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan Kawasan
Tanpa Rokok (KTR).

Pasal 7

Pimpinan, pemilik atau penanggung jawab KTR berkewajiban untuk:


a. Menyediakan tempat khusus untuk merokok kecuali pada fasilitas
pelayanan kesehatan; tempat belajar mengajar; tempat anak bermain;
tempat ibadah; dan angkutan umum;
b. Membuat dan memasang tanda/petunjuk/ peringatan larangan merokok;
dan
c. Memberikan teguran dan peringatan kepada setiap orang yang melanggar
ketentuan KTR.

Pasal 8

(1) Setiap orang dilarang merokok di Kawasan Tanpa Rokok (KTR);


(2) Setiap orang/ badan dilarang mempromosikan, mengiklankan, memberikan
sponsor, menjual, dan/atau membeli produk rokok di tempat yang menjadi
Kawasan Tanpa Roko (KTR);
(3) Larangan kegiatan menjual, mengiklankan, dan/atau mempromosikan
produk tembakau sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku bagi
tempat yang digunakan untuk kegiatan penjualan produk tembakau di
lingkungan KTR;
(4) Larangan menjual dan membeli sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dikecualikan untuk tempat umum yang memiliki izin untuk menjual rokok;
(5) Tempat yang digunakan untuk kegiatan penjualan produk tembakau
sebagaimana yang dimaksud pada ayat (4), hanya pada KTR berupa tempat
kerja dan tempat umum;
(6) Setiap orang dilarang untuk mengiklankan, mempromosikan, dan
memberikan sponsor rokok pada wilayah desa yang ditentukan;
(7) Setiap orang yang menjual rokok sebagaimana ayat (6) di tempat umum,
dilarang untuk memperlihatkan secara jelas jenis dan produk rokok tetapi
ditunjukkan dengan tanda tulisan “Disini Tersedia Rokok”.

Halaman 6
BAB V
PERAN SERTA MASYARAKAT

Pasal 9

Masyarakat dapat berperan serta dalam pelaksanaan KTR yang dilaksanakan


melalui:
a. Memberi saran, pendapat, pemikiran, usulan, dan pertimbangan berkenaan
dengan pemantauan dan pelaksanaan kebijakan KTR;
b. Berpartisipasi dalam pemberian bimbingan dalam penyuluhan serta
penyebarluasan informasi kepada masyarakat tentang KTR;
c. Mengingatkan atau menegur perokok untuk tidak merokok di wilayah KTR;
d. Memberitahu pemilik, pengelola, dan penanggung jawab KTR jika terjadi
pelanggaran; dan
e. Melaporkan kepada pejabat berwenang jika terjadi pelanggaran.

BAB VI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 10

(1) Kepala Desa melakukan pembinaan rehadap penataan dan pengelolaan


Kawasan Tanpa Rokok (KTR);
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. Penyebarluasan informasi dan sosialisasi;
b. Koordinasi dengan seluruh lembaga pemerintah dan non-pemerintah;
c. Memotivasi dan membangun partisipasi serta prakarsa masyarakat
untuk hidup sehat tanpa asap rokok dengan melakukan kampanye
kawasan tanpa rokok;
d. Merumuskan kebijakan-kebijakan yang terkait dengan perlindungan
masyarakat dari paparan asap rokok;
e. Bekerja sama dengan badan-badan lembaga-lembaga nasional maupun
internasional dalam upaya melindungi masyarakat dari paparan asap
rokok.
f. Pemberian penghargaan kepada perorangan/kelompok masyarakat yang
telah melaksanakan kawasan tanpa rokok.

Pasal 11

Dalam melakukan pengawasan Kawasan Tanpa Rokok, Kepala Desa dapat


melakukan:
a. Membentuk Tim untuk melaksanakan pembinaan dan pengawasan terkait
Kawasan Tanpa Rokok;
b. Tim mempunyai kewenangan untuk memasuki Kawasan Tanpa Rokok baik
siang maupun malam atau selama jam kerja maupun diluar jam kerja
untuk melakukan supervisi pelaksanaan Peraturan Desa;
c. Tim dalam melakukan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terlbih dahulu memberitahukan maksud dan tujuannya kepada
masyarakat, kecuali inspeksi mendadak;
d. Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
tim berkoordinasi dengan masyarakat; dan

Halaman 7
e. Hasil pengawasan dan pengendalian sebagimana dimaksud pada ayat (1)
dilaporkan kepada Kepala Desa.

BAB VII
SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 12

Setiap pimpinan badan yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 7 dikenakan sanksi administrasi dengan tata cara
sebagai berikut :
a. Teguran tertulis pertama.
b. Apabila dalam waktu 5 (lima) hari sejak diterimanya teguran tertulis pertama
tidak ditanggapi, diberikan teguran tertulis kedua.
c. Apabila dalam waktu 5 (lima) hari sejak diterimanya teguran tertulis kedua
tidak ditanggapi, diberikan teguran tertulis ketiga.
d. Apabila dalam waktu 3 (tiga) hari sejak diterimanya teguran tertulis ketiga
tidak juga ditanggapi, pimpinan badan dikenakan Sosial (Membersihkan
Tempat di Area yang dilarang Merokok)

Pasal 13

Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud Pasal 8 ayat (1)
dan ayat (2) dikenakan sanksi:
a. Teguran secara lisan dari pejabat yang ada di wilayahnya (ketua RT/RW);
b. Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak diterimanya teguran lisan tidak
ditanggapi, maka akan diberikan sanksi untuk membantu kader dalam
pelaksanaan Posyandu balita sebanyak sekali;
c. Apabila sudah menjalankan sanksi untuk membantu menjadi kader
Posyandu sebanyak sekali dan belum ada perubahan maka akan diberikan
sanksi untuk membantu kader Posyandu dan Posyandu Lansia di
wilayahnya;
d. Apabila selama 7 (tujuh) hari dari pelaksanaan sanksi tersebut belum ada
perubahan maka akan diberikan sanksi untuk membersihkan aula
pertemuan di balaidesa;
e. Apabila selama 7 (tujuh) hari dari pelaksanaan sanksi membersihkan aula
pertemuan belum ada perubahan maka dikenakan denda maksimal RP.
100.000,- (seratus ribu rupiah)

BAB VIII
PENUTUP

Pasal 14

Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Halaman 8
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Desa ini dengan penempatannya dalam Lembaran Desa Wonosari, Kecamatan
Sadang, Kabupaten Kebumen.

Ditetapkan di : Wonosari
pada tanggal : 01 Oktober 2021

KEPALA DESA WONOSARI,

MUALIIN

Diundangkan di : Wonosari
pada tanggal : 02 Oktober 2021
SEKRETARIS DESA WONOSARI

SULARTO

Halaman 9
KEPALA DESA WONOSARI
KECAMATAN SADANG
KABUPATEN KEBUMEN
RANCANGAN
PERATURAN DESA WONOSARI
NOMOR … TAHUN 2020

TENTANG
KAWAWASAN TANPA ROKOK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA WONOSARI,

Halaman 10

Anda mungkin juga menyukai