Anda di halaman 1dari 13

25

KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL SISWA


DAN PENGEMBANGANNYA OLEH GURU PEMBIMBING

Khadijah
Email: khadijahazzahra88@gmail.com
Sekolah Tinggi Agama Islam YPI Al-Ikhlas Painan

Abstrak : Fokus utama dalam penelitian ini adalah Kemampuan Interaksi Sosial Siswa dan
Pengembangannya oleh Guru Pembimbing di SMK N 4 Padang. Dalam berinteraksi banyak
hal yang ditemukan, baik yang bersifat negative maupun positif. Hal demikian
menunjukkan bahwa interaksi merupakan kemampuan yang dipelajari dalam proses
kehidupan sehari-hari. Kemampuan dalam berinteraksi ini dapat dikembangkan melalui
layanan bimbingan dan konseling, sebagaimana yang di terapkan di SMK N 4 Padang.
Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Pada penelitian
ini penulis melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk mendapatkan data
yang dibutuhkan.
Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, dapat disimpulkan bahwa: Pertama,
dalam menyesuaian diri di lingkungan sosial, ada siswa yang mampu dan ada yang tidak
mampu. Siswa yang tidak mampu dalam menyesuaikan diri pada umumnya siswa juga
kurang mampu berinteraksi di lingkungan sosial SMK N 4 Padang. Kedua, untuk
menemukan teman akrab, ada siswa yang mampu mendapatkannya dan juga yang tidak.
Siswa yang tidak mampu menemukan teman akrab ini adalah yang siswa tidak mampu
menyesuaikan diri, trauma dengan teman akrab sebelumnya, kurang terbuka dan siswa
kurang mampu berinteraksi. Ketiga, ada siswa yang mampu menimbulkan rasa percaya diri
saat belajar dan ada juga yang tidak. Kepercayaan diri yang tidak timbul karena faktor
dalam dan luar diri individu tersebut. Keempat, upaya yang dilakukan oleh guru
pembimbing dalam mengembangkan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri, untuk
menjalin keakraban dan menimbulkan percaya diri ini adalah dengan memberikan layanan
bimbingan konseling baik di bidang pribadi maupun sosial oleh guru pembimbing di SMK
N 4 Padang.
Kata Kunci: Kemampuan Interaksi Sosial Siswa, Pengembangan oleh Guru Pembimbing

A. PENDAHULUAN lah belajar dan latihan. Orang yang


Fitrah manusia memerlukan orang kurang latihan dalam beinteraksi dapat
lain dalam kehidupannya. Manusia dipastikan kurang terampil, kurang
sebagai makh-luk sosial yang tidak bisa mampu dalam bersosialisasi (Bimo
terlepas dari orang lain memerlukan Walgito, 2010:123).
sesama untuk pertumbuhan dan Menurut William (1997:12)
perkembangannya. semakin derasnya perubahan sosial
Interaksi merupakan hubungan yang terjadi dan semakin kompleknya
antar individu, banyak hal yang kita keadaan masyarakat, akan semakin
temukan dalam berinteraksi, baik yang meningkatkan derajat rasa tidak aman
bersifat negatif maupun positif. Hal bagi para remaja dan pemuda.
demikian menunjukkan bahwa interaksi Selanjutnya, menurut Sarlito Wirawan
merupakan kemampuan yang dipelajari. Sarwo-no (1991:2) bahwa remaja
Agar mendapatkan kemampuan yang merupakan transisi dari kanak-kanak
baik dalam berinteraksi maka berusaha- kepada masa remaja, dimana pada masa

25
ini seseorang susah diatur, mudah seorang guru pembimbing yang
tersinggung, cepat emosi ketika ber- mengatakan bahwa:
sosialisasi dengan orang lain khususnya “Banyak sekali masalah yang
dengan teman bermain. menyangkut bidang sosial siswa.
Berdasarkan beberapa pendapat di Kurangnya ke-kompakkan siswa di kelas
atas dapat disimpulkan bahwa dalam mereka masing-masing, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari yang kita temui pembagian ke-lompok belajarpun mereka
manusia tidak bisa terlepas dari orang kadang menolak dengan keputusan yang
lain, individu selalu menyesuaikan diri telah di tetapkan oleh guru, dengan
dengan lingkungannya. Sehingga alasan mereka tidak mau dipisahkan
kepribadian, kecakapan, ciri-ciri ke- dengan teman akrabnya dan tidak suka
giatan baru akan menjadi kepribadian sekelompok dengan salah satu teman
apabila seluruh sistem psycho-physik kelompok yang di tentukan oleh guru
tersebut berhu-bungan dengan tersebut. Kurangnya saling menghargai
lingkungannya. dan tolong menolong di antara mereka,
Benturan-benturan kepentingan sering menjahili kawan-kawan yang lain,
dapat menimbulkan masalah bagi mengatakan kata-kata kasar kepada
individu. Beberapa masalah yang temannya sehingga terjadi perke-lahian.
lazim dialami oleh beberapa peserta Tidak percaya dengan ke-mampuan
didik dalam pergaulan di sekolah temannya dan merasa dia lebih baik.
adanya rasa rendah diri (inferioritas) Adanya rasa minder dan kurang percaya
yang berlebihan, introversi (suka diri ketika bergaul dengan teman-
mengasingkan diri), sulit bergaul temannya (Desnaili, 2011).
dengan lawan jenis, rasa curiga Mengenai kemampuan interaksi
berlebihan pada orang asing atau orang sosial siswa ini juga ditambahkan oleh
lain, dengki, iri hati, dendam kusumat. salah seorang guru pembimbing yang
Gemar menunjukkan keku-rangan mengatakan bahwa:
orang lain, rasa superioritas yang “Kemampuan interaksi sosial siswa sangat
berlebi-han sehingga suka merendahkan perlu di perhatikan di SMK N 4 Padang
orang lain (Bimo Walgito, 2010:110). tersebut. Minimnya pengaplikasian sikap
Berdasarkan pernyataan tersebut sosial yang baik antar sesama mereka
dapat dipahami bahwa peserta didik bahkan hubungan siswa dengan gurupun
selalu mengalami masalah dalam sering terbentur. Seringnya siswa menja-
menjalani proses pembelajaran, untuk lani hubungan yang tidak baik dengan
itu perlunya orang yang ahli untuk teman-temannya”. (Fitri Ariani, 2011).
membantu peserta didik dalam Selanjutnya penulis juga melakukan
mengatasi masalah. Guru pembimbing wa-wancara dengan salah seorang siswa
adalah tenaga pendi-dik yang mampu SMK N 4 Padang XI, yang mengatakan
menggunakan berbagai pende-katan bahwa:
dalam membantu peserta didik dalam “Saya sulit menyesuai-kan diri dengan
mengatasi berbagai masalah. Baik teman-teman sekelompok belajar dan
permasalahan yang menyangkut diri bermain. Saya tidak tahu bagaimana
pribadi, belajar, sosial, agama, karir, menda-patkan teman akrab (sahabat). Saya
dan keluarga (Bimo Walgito:41). sulit membedakan mana teman yang dapat
Berdasarkan hasil obser-vasi di di percaya dan jujur. Saya tidak tahu
lapangan menunjukkan bahwa banyak bagaimana cara agar disenangi oleh ke-
sekali siswa yang tidak mampu lompok belajar. Saya mendapatkan
mengembangkan potensi sosialnya kendala dalam menghadapi konflik-konflik
dengan baik. Kenyataan ini dipertegas dalam kelompok belajar dan bermain.
melalui hasil wawancara dengan salah Saya bingung dengan keadaan kelas

26
sekarang yang tidak kompak, karena di SMK N 4 dan
teman-teman lebih mementing-kan pengembangannya oleh gu-ru
kepentingan pribadi dan saya juga punya pembimbing. Dengan observasi
kepentingan, saya lebih senang tidak penulis dapat melihat peristiwa-
bergabung dengan kawan-kawan karena peristiwa yang menyangkut
menurut saya mereka berlebihan, dan saya interaksi sosial siswa secara
tidak juga mau tinggal diam jika mereka langsung dan mengetahui apa
berkata kasar kepada saya.” (Norika yang di lakukan oleh guru
Susanti, 2011:9). pembimbing dalam me-nyikapi
Hal ini membuktikan bahwa dalam hal tersebut.
lingkup sekolah, siswa tidak semata b. Wawancara
menjalani proses belajar, tetapi peserta Wawancara adalah per-
didik juga meng-hadapi situasi-situasi cakapan tatap muka (face to face)
yang bersangkutan dengan kehidupan antara pewawancara dengan
pribadi dan sosialnya. Untuk itu perlunya responden, dimana pewawancara
persoalan ini bahas dan digali lebih dalam, bertanya langsung tentang suatu
guna untuk mengembangkan bidang objek yang diteliti dan dirancang
bimbingan pribadi dan sosial siswa. sebelumnya (Sugiyono, 2010 :
320). Untuk mendapatkan data
B. METODE PENELITIAN yang valid mengenai kemampuan
1. Metode Penelitian interaksi sosial dan pengem-
Penulis meneliti di SMK N 4 bangannya oleh guru pembimbing
Padang, jenis penelitian yang penulis tidak cukup dengan observasi
lakukan ini bersifat Field recearch saja, oleh karena itu penulis
(penelitian lapangan) yaitu melakukan wawancara dengan
mengumpulkan data di SMK N 4 guru pembimbing, Waka
Padang sesuai pembahasan ini. Pada kesiswaan, wali kelas, dan
penelitian ini penulis menggunakan beberapa orang siswa SMKN 4
pendekatan metode deskriptif yaitu Padang.
penelitian yang bermaksud untuk c. Dokumentasi
mendeskribsikan mengenai situasi- Teknik lain yang dapat
situasi, kejadian-kejadian di digunakan untuk mengumpulkan
lapangan yang di teliti (Nasution, data tentang kemampuan interaksi
2002: 106). Peneliti menggunakan sosial siswa adalah dokumentasi.
metode deskriptif ini adalah untuk Dengan mempe-lajari dokumen
membuat penjelasan secara siswa, seperti buku induk, hasil
sistematis mengenai fakta-fakta belajar dan surat keterangan
dilapangan khususnya pada peneltian lainnya yang dijadikan bahan
ini adalah mengenai berinteraski di untuk memahami kondisi peserta
SMK N 4 Padang. didik (Nasution, 2002:107). Pada
2. Teknik pengumpulan data penelitian ini dokumen yang
a. Observasi penulis gunakan adalah data
Observasi merupakan siswa yang ada pada guru
penga-matan langsung untuk pembimbing, buku kasus siswa,
memperoleh informasi tentang hasil belajar dan sosiogram dari
kelakuan individu yang terjadi. hasil sosiometri untuk melihat
Dalam melaksanakan penelitian hasil sosiali-sasi siswa tersebut
ini penulis menerapkan observasi yang dijadikan bahan untuk
sestematis. Artinya secara memahami hubungan sosial
langsung penulis mengamati siswa.
bagai-mana interaksi sosial siswa

27
3. Teknik Analisis data. Abdullah Idi 2011 : 82)
Pengolahan data dilakukan menyebutkan, interaksi sosial
dengan cara mendeskripsikan unsur- merupakan hubungan sosial
unsur yang merupakan bagian dari dinamis me-nyangkut hubungan
suatu penelitian, atau sebaliknya antara individu dengan individu,
mengkombinasi-kan dan meng- antara kelompok dengan
integrasikan berbagai unsur yang kelompok, dan antara individu
terpisah sehingga menjadi suatu dengan kelompok. Sadirman
bagian kesatuan untuk ditarik (2011:82) menga-takan bahwa
menjadi kesimpulan. Setelah data interaksi adalah komunikasi
mengenai kemampuan interaksi timbal balik antara pihak yang
sosial diperoleh melalui wa-wancara satu dengan pihak yang lain,
maka hasil wawancara tersebut artinya komunikasi untuk
diolah dengan menggunakan teknik mencapai kesepakatan bersama.
deskriptif kualitatif, yaitu satu cara Menjaga kerukunan sangat
pengolahan data yang dirumuskan dianjurkan, karena hubungan
dalam bentuk kata-kata atau kalimat interaksi yang positif akan
(Hadari Nawawi & Mimi Martini, mendorong per-kembangan yang
2000:190). positif, sebagaimana firman Allah
C. LANDASAN TEORITIS dalam Al-Qur’an surat Ali-Imran
1. Interaksi Sosial ayat 103:
a. Pengertian Interaksi
    
Menurut bahasa interaksi
berasal dari kata inter yang
artinya antara dan aksi artinya       
kegiatan, jadi interaksi adalah
hubungan timbal balik dimana     
hubungan tersebut saling
mempenga-ruhi satu sama lain     
(Zahara Idris, 1981). Menurut
istilah, sebagaimana dijelaskan       
oleh Bonner (dalam Gerungun
199:57) interaksi sosial adalah
suatu hubungan antara individu      
atau lebih, dimana kelakuan
individu yang satu mem-  
pengaruhi, mengubah, atau mem- Artinya:Dan berpeganglah kamu
perbaiki kelakuan individu yang
semuanya kepada tali (agama)
lain dan sebaliknya. Allah, dan janganlah kamu
Selanjutnya Thibaut dan
bercerai berai, dan ingatlah akan
Kelley dalam Mohammad Ali nikmat Allah kepadamu ketika
(2004:86) me-nyebutkan bahwa
kamu dahulu (masa Jahiliyah)
interaksi adalah peristiwa saling bermusuh-musuhan, Maka Allah
mempengaruhi satu sama lain,
mempersatukan hatimu, lalu
ketika dua orang atau lebih hadir menjadi-lah kamu karena nikmat
bersama, mereka menciptakan
Allah, orang-orang yang
suatu hasil satu sama lain, atau bersaudara; dan kamu telah
berkomunikasi satu sama lain.
berada di tepi jurang neraka, lalu
Senada dengan pendapat di atas,
Allah menyelamatkan kamu dari
D. Hendro-puspeto ( dalam
padanya. Demikianlah Allah

28
mene-rangkan ayat-ayat-Nya 3. Faktor identifikasi
kepadamu, agar kamu mendapat Faktor identifikasi
petunjuk. adalah faktor yang mendorong
Jadi, dapat disimpulkan untuk menjadi identik (sama)
bahwa interaksi adalah hubungan dengan orang lain, baik secara
timbal balik antara individu lahiriah maupun secara
dengan individu, kelompok bathiniah. Orang cendrung
dengan kelompok dan individu untuk identik terhadap orang
dengan kelompok, dan diantara lain yang dihormati bernilai
keduanya saling mempengaruhi tinggi, dikagumi dan lain
satu sama lain dalam beraktivitas. sebagai-nya. Misalnya
b. Faktor-faktor yang mendasari ber- identifikasi seorang anak laki-
langsungnya interaksi sosial. laki untuk menjadi sama
Interaksi sosial dapat dengan ibunya.
berlangsung dengan adanya 4. Faktor simpati.
beberapa faktor yang mendasari Simpati adalah perasaan
yaitu: tertariknya orang yang satu
1. Faktor imitasi terhadap orang lain. Simpati
Faktor imitasi adalah timbul tidak atas dasar logis
dorongan untuk meniru orang rasional, melainkan berdasar-
lain. Selanjutnya, Gabriel kan penilaian perasaan seperti
Tarde (dalam Abu Ahmadi, juga pada proses identifikasi.
2011:52) menyebut-kan Bahkan orang dapat tiba-tiba
bahwa, seluruh kehidupan merasakan tertarik kepada
sosial itu sebenarnya orang lain dengan sendirinya
berdasarkan pada faktor karena keseluruhan cara-cara
imitasi. Baldwin dalam ber-tingkah laku orang lain
Sumadi Suryabrata mengata- tersebut menarik bagi dirinya.
kan bahwa imitasi ada dua Penerimaan sosial yang
macam: a) nondeliberate tinggi menimbulkan rasa percaya
imitation yaitu, seorang anak diri yang tinggi dan berpengaruh
meniru tindakan, sikap dan pada peningkatan konsep diri
gerakan. b) deliberate positif. Sedangkan penerimaan
imitation yaitu, seorang anak sosial yang rendah akan
yang bermain peranan sosial menjadikan seseorang inferior
seperti orang dewasa. (Sumadi (rendah diri), menarik diri dari
Suryabrata, 2011:175). kontak sosial, dan mengem-
2. Faktor sugesti bangkan sifat menutup diri yang
Faktor sugesti adalah pada akhirnya berpengaruh pada
dorongan bagi seseorang untuk peningkatan konsep diri negatif
melakukan, atau bersikap (Muhammad Farozin & Kartika
seperti apa yang diharapkan Nur Fathiyah, 2004:20).
oleh pemberi su-gesti. Dalam 2. Guru Pembimbing
sugesti, orang dengan sengaja a. Pengertian guru pembimbing
secara aktif memberi Bimbingan di sekolah yang
pandangan, pendapat, saran, efektif dan efesien adalah
norma dan sebagainya agar dilaksanakan oleh semua unsur
orang lain dapat menerima dan sekolah yang sama-sama
melakukan apa yang di- bertanggung jawab terhadap
berikan. peserta didik. Menurut Syaiful

29
Bahri Djamarah, 2000:31) guru baik, maka pembimbing harus
adalah orang yang memberikan memenuhi syarat-syarat sebagai
ilmu pengetahuan kepada anak berikut:
didik. yang lebih konkritnya guru 1) Mempunyai pengetahuan yang
pembimbing atau “ teacher cukup luas, baik dari segi teori
counseling” adalah orang yang maupun praktek bimbingan
bertanggung jawab dalam dan konseling.
membantu menumbuh kembang- 2) Memiliki sifat-sifat pribadi
kan potensi siswa. atau kualisifikasi yaitu
Menurut Bimo Walgito memiliki bakat skolastik yang
(2000:31) guru pembimbing di baik, memiliki minat yang
sekolah adalah orang yang mendalam untuk dapat bekerja
membantu siswa yang sama dengan orang lain,
menghadapi kendala dalam memiliki kematangan emosi,
melanjutkan studinya, kesulitan di kesabaran, keramahan, kese-
bidang pribadi dan sosial siswa di imbangan batin, tidak lekas
sekolah. Menurut Winkel menarik diri dari situasi yang
(2004:39) bahwa Konselor rawan, cepat tanggap terhadap
sekolah atau guru pembimbing kritik dan memiliki rasa humor
adalah seorang tenaga sehat jasmani maupun
professional yang telah psikisnya.
memperoleh pendidikan khusus 3) Mempunyai kecintaan
diperguruan tinggi dan terhadap pekerjaannya dan
mencurahkan seluruh waktunya juga terhadap anak atau
pada pelayanan bimbingan. individu yang dihadapinya.
Selanjutnya menurut Dewa Ketut Sikap akan menimbul-kan
Sukardi (1983:68), guru pem- kepercayaan pada anak tanpa
bimbing adalah guru yang dipilih adanya kepercayaan dari anak,
sekolah untuk membantu siswa maka tidaklah mungkin guru
dalam menyelesaikan masalah pembimbing dapat menjalan-
siswa, di samping tugas pokoknya kan tugas sebaik-baiknya.
di bidang studi tertenu sesuai 4) Seorang guru pembimbing di-
spesialisasi keahliannya. harapkan mempunyai sifat-
Berdasarkan penjelasan sifat yang dapat menjalankan
pengertian guru pembimbing di prinsip-prinsip serta kode etik
atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling
guru pembimbing adalah guru dengan sebaik-baiknya (Bimo
yang berprofesi sebagai konselor Walgito, 2000 :40).
muda di sekolah, untuk Berdasarkan persyaratan
membimbing siswa dalam guru pembimbing yang telah
mengembangkan kepribadian dan dikemukakan di atas, maka dapat
potensinya, dan membantu dalam dipahami bahwa guru pem-
menyelesaikan masalah-masalah bimbing harus memiliki sifat dan
yang menyangkut diri pribadi, sikap mengacu pada keahlian dan
sosial, belajar, keluarga, agama keterampilan, dalam bidang
dan karier siswa. bimbingan dan konseling, karena
b. Syarat-syarat untuk pembimbing keefektifan pelaksanaan layanan
di sekolah bimbingan dan konseling di
Supaya pembimbing dapat sekolah, berhubungan erat dengan
menjalankan pekerjaan dengan

30
kompetensi guru pembimbing Guru pembimbing melak-
khususnya konselor di sekolah. sanakan tugas pokok-nya di
c. Fungsi bimbingan dan konseling sekolah berkenaan dengan
di sekolah pelayanan bimbingan dan
Fungsi bimbingan dan konseling, terutama untuk
konseling dari segi manfaat dan kepentingan siswa. Pelayanan
kegunaannya itu banyak dan bimbingan dan konseling di
dapat di kelompokkan menjadi sekolah merupakan kegiatan
empat fungsi pokok, yaitu: untuk membantu siswa me-
1) Fungsi pemahaman nemukan dirinya, lingkungannya,
Bimbingan dan konseling dan merencanakan masa depan,
berfungsi membantu peserta sehingga diharapkan ia mencapai
didik agar memiliki kesuksesan di bidang akademis,
pemahaman terhadap dirinya, pesiapan karir, dan dalam
kekuatan dan kelemahannya, hubungan sosial kemasyara-katan.
kondisi lingkungan, pen- Menurut Winkel (1999:67)
didikan, pekerjaan dan norma. tugas pokok pembimbing di
2) Fungsi pencegahan sekolah menyu-sun dan
Guru pembimbing harus melaksanakan program
mampu menyingkirkan ber- bimbingan dan konseling,
bagai hambatan yang dapat koordinasi dengan personil
mengha-langi perkembangan sekolah dalam mengatasi masalah
individu. Dengan layanan siswa, memberikan arahan
bimbingan dan konseling siswa lanjutan pendidikan dan lapangan
mampu mencegah per- pekerjaan yang sesuai bagi siswa,
masalahan yang datang pada menganalisis hasil evaluasi
dirinya. belajar, mentindak lanjuti
3) Fungsi pengentasan kegiatan bimbingan dan
Upaya yang dilakukan untuk konseling.
mengatasi permasala-han pada Berdasarkan beberapa tugas
siswa. pokok untuk pembimbing yang di
4) Fungsi pemeliharaan dan per- sebutkan di atas maka dapat
kembangan disimpulkan bahwa guru
Bimbingan dan konseling pembimbing membuat menyusun
berarti memelihara segala sesuatu program dan melaksanakannya
yang baik yang ada pada diri melalui kerja sama dengan
individu, baik hal itu merupakan personil sekolah. Setiap persoa-
pembawaan maupun hasil-hasil lan siswa ditindak lanjuti sampai
per-kembangan yang telah dicapai tuntas dengan memberikan
selama ini. layanan bimbingan dan konseling.
Sehubungan dengan fungsi D. HASIL PENELITIAN DAN PEM-
bimbingan dan konseling yang BAHASAN
telah dikemukakan di atas, dapat 1. Kemampuan siswa dalam
dipahami bahwa bimbingan dan menyesuaikan diri dengan ling-
konseling mampu membantu kungan sosial dan pengembangan-
seseorang untuk tercegah dari nya oleh guru pembimbing di
masalah dan mampu me- SMKN 4 Padang.
ngembangkan kepribadian yang Siswa saat bersosialisasi harus
baik. mampu menyesuaikan diri. Siswa
d. Tugas pokok guru pembimbing yang tidak mampu menyesuaikan

31
diri di lingkungan sosialnya tidak Mereka juga tidak paham saya, jika
mampu menjalin hubungan yang saya sudah mulai serius karena sikap
baik dengan teman-temannya. mereka terhadap saya maka mereka
Melalui wawancara penulis dengan tetap saja tidak peduli. Dalam belajar
guru pembimbing (Fitri Ariani, sekalipun saya tidak tenang karena
2011) di SMK N 4 Padang, cemooh mereka jika saya ingin
menyatakan bahwa: bertanya. Saya tidak jarang
“Di samping siswa yang mampu diketawakan. Saya kadang malas
menyesuaikan diri di lingkungan sekolah karena banyak persoalan
sekolah, ada juga siswa yang tidak yang membuat saya tidak nyaman”.
mampu menyesuaikan diri-nya. Berdasarkan wawancara
Siswa yang mampu me-nyesuaikan penulis dengan siswa dapat penulis
diri pada umumnya siswa yang simpulkan bahwa siswa tidak
matang sosialnya. Sedangkan siswa nyaman di dalam kelas karena tidak
yang tidak mampu menyesuai-kan adanya kesesuain siswa dengan
diri pada umunya siswa yang kurang teman-temannya. Hal ini merupa-kan
mampu menyesuaikan diri, hal ini salah satu ciri dari siswa yang tidak
ditandai dengan terjadinya mampu menyesuaikan diri di
perselisihan pada siswa dengan kalangan sosial. Ketidak sesuaian
teman-temannya dan lain seba- tersebut menjadi-kan interaksi sosial
gainya”. siswa dengan teman-nya tidak baik.
Walaupun penyesuaian diri Di samping siswa tidak mengenali
siswa jarang menjadi pusat perhatian lingkungan dengan baik dan mintak
pada umumnya oleh pendidik tapi dia dipahami tanpa memahami
tidak oleh guru pembimbing. Hal ini keadaan juga atau disebut juga
sudah sewajar-nya karena jika siswa dengan tidak mampu beradaptasi
tidak mampu menyesuaikan diri di dengan lingku-ngan sosial.
lingkungan sosialnya maka siswa Persoalan siswa yang kurang
akan mudah mendapat permasalahan mampu menyesuaikan ditanggapi
dikalangan sosial. Akhirnya oleh oleh guru pembimbing dengan
permasalahan tersebut akan memberi-kan layanan bimbingan dan
membuat siswa tidak tenang. konseling di sekolah, yaitu layanan
Ketidak tenangan ini akan sedikit informasi dengan materi yang
banyaknya mengganggu kosentrasi berhubungan dengan penye-suaian
siswa dalam menjalani proses belajar diri, layanan konseling individu,
mengajar. Melalui wawancara layanan bimbingan konseling
penulis dengan salah seorang siswa kelompok dan bimbingan kelompok.
kelas II DIH (Gustiva Nia, 2011) Sebagaimana yang dikatakan oleh
bahwa: guru pembimbing (Fitri Ariani,
“Saya tidak nyaman dengan 2011) kepada penulis melalui
keadaan lokal saya sekarang, kami wawancara.
sudah satu lokal, sebelum-nya kami “Upaya yang saya lakukan dalam
dua lokal maka jika saya malas saya menanggapi persoalan penyesuaian
bisa menenangkan diri ke lokal diri siswa adalah dengan memberi-
teman saya di DIH sebelah. Saya kan layanan bimbingan dan konse-
tidak mene-mukan teman yang bisa ling. Melalui konseling individu,
mengerti saya di lokal. Saya tidak layanan informasi mengenai bagai-
paham dengan keinginan mereka mana penyesuaian diri yang baik,
terhadap saya karena sikap mereka layanan bimbingan kelompok.
selalu membuat saya jengkel.

32
Berdasarkan wawancara Guru pembimbing (Fitri Ariani
penulis dengan guru pembimbing :2011) di SMK N 4 Padang
dapat di-simpulkan bahwa guru mengatakan kepada penulis bahwa:
pembimbing memberikan layanan “Sebagaian besar siswa dapat
bimbingan dan konseling kepada menjalin keakraban dengan sesama-
siswa secara merata. Jika ada nya di sekolah, namun ada juga
persoalan siswa yang sangat urgen siswa yang lebih suka menyendiri
menyangkut persoalan pribadi dan dibandingkan berteman. Siswa
sosial maka guru pembimbing kesuli-tan menemukan teman akrab,
memberikan layanan konseling kenyataan ini di dukung oleh hasil
perorangan kepada siswa. Di sosiometri. Bahwa ada beberapa
samping itu guru pembimbing juga siswa yang terisolir, pada umunya
mengadakan layanan informasi yang siswa memang kurang membuka diri
akan memberi manfaat kepada siswa dengan teman-temannya”.
secara pribadi dan sosial. Kesulitan siswa menemukan
Fungsi dari layanan bimbingan teman akrab dan tidak mampu
dan konseling kelompok juga akan menjalin keakraban dengan teman-
menunjang interaksi sosial siswa temannya di masa usia remaja adalah
dengan baik. Karena layanan salah satu persoalan yang dialami
bimbingan dan konseling kelompok oleh remaja. Sebagaimana yang di
memanfaatkan dinamika kelompok kemukakan oleh siswa kelas II DKV
untuk membahas topik, dengan (Juwita:2011) kepada penulis
siswa saling menanggapi topik yang melalui wawancara bahwa:
di bahas maka akan terjadi “Selama saya sekolah dari SD
komunikasi yang baik, apalagi jika sampai sekarang saya belum ada
pembahasannya cukup menarik menemu-kan sosok teman yang
maka siswa akan secara aktif saling membuat saya nyaman dan bisa
menanggapi dan berusaha untuk dimengerti, akhirnya saya lebih
memahami di antara mereka. Siswa senang sendiri. Walaupun saya
yang mampu menerima pendapat menemukan teman yang awalnya
temannya, mampu menyampaikan saya percayai tapi ujung-ujungnya
ide-idenya dengan baik akan tetap tidak dapat dipercaya, di
diterima baik di dalam kelompok, belakang saya kadang dia menjelek-
hal itu me-nunjukkan siswa mampu jelekkan saya dan jika ada maunya
m-enyesuaikan diri dalam kelompok. dia datang lagi kepada saya”.
Tapi jika sebaliknya maka itu salah Hasil wawancara di atas dapat
satu tanda siswa tidak mampu penu-lis pahami bahwa siswa lebih
menyesuaikan diri dalam kelompok. memilih tidak akrab dengan teman-
2. Kemampuan siswa untuk temannya karena sering kecewa dan
mendapatkan teman akrab dan dibohongi oleh teman-temannya. Di
pengembangannya oleh guru samping itu juga sikap siswa yang
pembimbing di SMK N 4 padang. kurang mempercayai teman-
Di samping kurang mampunya temannya dia menyangka kalau
siswa menyesuaikan diri di orang tidak akan jauh berbeda antara
lingkungan sekolah, siswa juga ada yang satu dengan yang lainnya. Jika
yang kurang mampu menjalin dia pada awalnya bertemu dengan
keakraban dengan teman bermain temannya yang membuat dia kecewa
sehingga menghambat proses dan dia juga menyangka akan
sosialnya. mendapat teman yang sama. Hal ini
menyulitkan siswa untuk memper-

33
cayai temannya dan berteman lebih mereka yang selangkah dan
akrab. seperjuangan. Ketiga, bimbingan
Berdasarkan hasil sosiometri kelompok untuk menyatukan emosi
pada umumnya siswa di SMK N 4 dan menjalin komunikasi yang baik
Padang sudah mampu menjalin sehingga dengan bimbingan
interaksi dengan baik, hal ini juga di kelompok siswa terlatih meng-
tandai dengan adanya kerja sama ungkapkan pendapat dan me-
siswa dalam bermain, belajar dan nanggapi pendapat temannya baik
melakukan sebuah acara. Namun ada dalam belajar maupun dalam
juga diantara siswa yang belum pergaulan sehari-hari”.
mampu menjalin interaksi dengan Berdasarkan hasil wawancara
baik hal ini ditandai dengan siswa penulis dengan guru pembimbing
yang lebih memilih menyendiri dapat penulis ambil kesimpulan
tanpa menjalin keakraban dengan bahwa guru pembimbing di SMKN 4
teman-temannya yang lain, seperti di Padang telah memperhatikan
kemukakan oleh siswa kelas II kemampuan interaksi sosial siswa.
sebelumnya. Sebagiannya lagi Hal ini di tandai dengan ada
terjadinya klik pada siswa, dan melakukan sosiometri dan menindak
kadang terjadi konflik sosial antar lanjuti hasil dari sosiometri tersebut.
individu dengan individu, kelompok Upaya yang di lakukan oleh guru
dengan individu dan kelompok pembimbing bagi siswa yang kurang
dengan kelompok. Tapi dengan mampu menjalin keakraban dengan
bantuan layanan bimbingan dan teman-temannya adalah dengan
konseling mengenai konflik antar memberikan layanan bimbingan
kelompok ini sudah jarang bisa konseling individu, dan untuk
dikatakan dalam masa yang dekat– menjalin keakraban siswa ke-
dekat ini tidak ada lagi. Persoalan seluruhan dengan memberikan
mengenai tidak mampunya siswa layanan informasi mengenai setiap
menemukan teman akrab ini juga manusia di anjurkan untuk menjalin
menjadi perhatian bagi guru interaksi yang baik. Disamping itu
pembimbing, hal ini di kemukakan guru pembimbing memberikan
oleh salah seorang guru pembimbing layanan bimbingan kelompok dan
(Desnaili, 2011) di SMK N 4 konseling kelompok layanan ini
Padang, bahwa: menunjang pengembangan ke-
“Hasil sosiometri menggambarkan pribadian siswa khususnya dalam
interaksi sosial yang kurang baik di bersosialisi.
antara siswa, hal ini ditandai dengan 3. Kemampuan percaya diri siswa
kurang mampunya siswa menjalin dalam belajar dan pengem-
keakraban. Oleh karena itu, saya bangannya oleh guru pembimbing di
tindaklanjuti dengan memberikan SMK N 4 Padang.
layanan bimbingan dan konseling. Di sekolah saat ini kita sering
Pertama, layanan konseling individu mendapatkan siswa yang kurang
untuk mengkonsultasikan per- kepercayaan dirinya, baik dalam
masalahan yang dialami secara belajar maupun dalam pergaulan
pribadi dari berbagai aspek, kedua, sehari-harinya. Khusus-nya di SMK
layanan informasi saya berikan N 4 Padang. Hal ini sesuai dengan
menyangkut dengan bagaimana hasil wawancara penulis dengan
seharusnya hubungan antar sesama guru pembimbing (Fitri, 2011),
dalam belajar dan bermain mengatakan bahwa :
khususnya hubungan diantara

34
“Masih terdapat siswa yang tidak pertanyaan Ibu guru. Saya senang
mampu mengembangkan keper- bertanya sama teman-teman yang
cayaan dirinya dalam belajar. Hal dekat dengan saya saja, jika
ini dapat dilihat dari masih adanya pertanyaan saya sederhana saja, saya
siswa yang tidak aktif dalam tidak akan malu diketawakan oleh
menjalani proses belajar mengajar, banyak orang”.
lebih percaya jawaban temannya dari Berdasarkan hasil wawancara
pada jawabannya sendiri. Alhasil dia tersebut dapat penuis tarik
lebih memilih menyontek jawaban kesimpulan bahwa beberapa siswa
temannya. Tidak berani SMK N 4 Padang ada yang sudah
mengungkapkan pendapat karena mampu mengembangkan keper-
takut salah, tidak berani bertanya cayaan diri dengan baik dalam
karena merasa akan di tertawakan belajar. Sebagian lagi tidak mampu
oleh teman-temannya, tidak mau ke mengembangkan kepercayaan diri
depan kelas jika di suruh karena karena mereka suka mengem-
grori”. bangkan pikiran negatif tentang
Demikian juga melalui dirinya sendiri. Hal ini perlu
wawancara penulis dengan wali mendapatkan perhatian salah satunya
kelas II (Ani:2011) yang melalui layanan bimbingan dan
mengatakan, bahwa: konseling. Sebagaimana yang
“Siswa dalam belajar banyak yang dikemukakan oleh guru pem-
diam dari pada menanggapi. tidak bimbing (Fitri Ariani:2011) kepada
ada yang bertanya jika di beri penulis melalui wawancara:
kesempatan, banyak yang “Untuk mengembangkan sikap per-
menyontek jika ulangan dan dalam caya diri pada siswa saya
membuat tugas, menolak jika di memberikan layanan bimbingan dan
suruh tampil ke depan saat belajar. konseling, bidang pribadi dan sosial,
Hal ini berdampak pada hasil ujian, yang dilaksanakan dalam bentuk
banyak yang tidak memenuhi SKM. layanan bimbingan kelompok,
Karena mereka lebih memilih diam layanan konseling kelompok, konse-
dari pada bertanya saat belajar dan ling individu, dan layanan informasi
setelah itu dia bertanya dengan tentang rasa percaya diri. Dengan
temannya, hal itu sering saya ruang lingkup materi pengertian,
perhatikan, terdengar suara bising di sebab akibat tidak percaya diri dan
belakang”. tips-tips untuk percaya diri terutama
Hal ini dikemukakan oleh dalam menjalani proses pembe-
siswa kelas II jurusan Disain lajaran”.
Komunikasi Visual (Juwita:2011), Hal ini di tambahkan oleh
melalui wawancara, siswa tersebut salah seorang guru pembimbing
mengatakan bahwa: (Desnaili: 2011) juga, bahwa:
“Dalam mata pelajaran tertentu yang “Siswa yang tidak percaya diri diberi
menarik bagi saya, saya senang bimbingan berupa bidang bimbingan
bertanya tapi kepercayaan diri saya pribadi yang dilaksana-kan dalam
sering hilang karena teman-teman bentuk layanan bimbingan
selalu mentertawakan saya dan saya kelompok, konseling kelompok, dan
juga merasa munkin pertanyaan saya konseling individu. Bimbingan
kurang berbobot di mana teman lain bidang pribadi ini akan membantu
sudah banyak yang tahu, akhirnya siswa mengenal dirinya dan bisa
saya lebih memilih diam dari pada menyalurkan potensi yang
saya bertanya atau menanggapi dimilikinya sedang-kan bidang

35
bimbingan sosial membantu siswa mengembangkan kepercayaan
memiliki kemampuan berkomuni- dirinya dalam belajar dilihat dari
kasi dengan sesama siswa supaya masih adanya siswa yang tidak
mampu berinteraksi dengan baik. aktif dalam menjalani proses
Kegiatan layanan informasi setiap belajar mengajar, lebih percaya
ada jam BK masuk kelas, Kegiatan jawaban temannya dari pada
bimbingan kelompok dan konseling jawabannya sendiri saat ujian,
kelompok dilaksanakan secara tidak berani mengungkapkan
bergilir setelah mata pelajaran pendapat karena takut salah, tidak
selesai. Layanan konseling individu berani bertanya.
dilakukan di setiap kesempatan d. Pengembangan penyesuain diri,
selama proses pembelajaran di menjalin keakraban, dan percaya
sekolah. diri siswa oleh guru pembimbing
Berdasarkan wawancara di lakukan melalui kegiatan
penulis dengan guru pembimbing, di layanan bimbingan dan konseling.
SMK N 4 Padang sudah Layanan informasi, layanan
dilaksanakan layanan bimbingan dan bimbingan kelompok, konseling
konseling, khususnya laya-nan kelompok, dan Layanan
informasi, layanan bimbingan konseling individual. Layanan
kelompok, layanan konseling bimbingan dan konseling ini
kelompok, dan konseling individu mencakup dari berbagai bidang
yang membantu mengembangkan khususnya bidang pribadi dan
kepribadian siswa. sosial. Guru pembimbing
E. PENUTUP mempunyai strategi, tema, dan
1. Kesimpulan topik yang beragam dalam
Berdasarkan hasil penelitian memberikan layanan sehingga
kemampuan interaksi sosial siswa siswa tidak jenuh dalam
dan pengemban-nya oleh guru mengikuti layanan. Pada akhirnya
pembimbing di SMK N Padang siswa mempunyai kesempatan
dapat disimpulkan: yang baik, untuk mengem-
a. Kemampuan siswa dalam bangkan kepribadian baik aspek
menyesuaikan diri di lingkungan pribadi, sosial, dan mental.
sosial SMK N 4 Padang kurang 2. Saran
baik. Ketidakmampuan menye- Berdasarkan kesimpulan maka
suaikan diri juga tersebut men- penulis menyarankan kepada:
jadikan interaksi sosial siswa 1. Kepada siswa yang belajar di
dengan temannya tidak baik. SMK N 4 Padang, supaya dapat
b. Kemampuan siswa untuk menda- mengikuti kegiatan layanan
patkan teman akrab di lingkungan bimbingan dan konseling yang
sosial SMK N 4 Padang kurang dilaksanakan di SMK N Padang
baik. Hal ini ditandai dengan dengan baik.
seringnya siswa menyendiri, tidak 2. Kepada guru pembimbing di
mempercayai teman, berpan- SMK N 4 Padang, lebih
dangan negatif tehadap teman dan meningkatkan perhatian dan
lain sebagainya. Sikap ini pengembangan kemampuan
didukung oleh hasil sosiometri. interaksi sosial siswa khususnya
c. Kemampuan percaya diri siswa kepada siswa yang belum mampu
dalam belajar di lingkungan sosial menjalin interaksi dengan baik,
SMK N 4 Padang kurang baik. karena akan berdampak negatif
Siswa yang tidak mampu

36
terhadap perkembangan pribadi W. S Winkel & M. M Srihastuti, 2004,
siswa. Bimbingan dan Konseling di Institut
3. Diharapkan kepada peneliti Pendidikan, Jakarta: Grasindo
selanjutnya agar meneliti lebih Zahara Idris, 1981, Dasar-dasar
mendalam berkaitan dengan Pendidikan, Padang: Angkasa Raya
kemampuan interaksi sosial siswa
di sekolah.
F. DAFTAR PUSTAKA
Ani, 2011, Wawancara dengan Wali
Kelas, SMKN 4 Padang
Dewa Ketut Sukardi, 1983, Seri Pemandu
Organisasi Administrasi BK
Sekolah, Surabaya: Usaha Nasional
Elizabeth B. Hurlock, 1996, Psikologi
perkembangan, Jakarta: Erlangga
Fitri Ariani, 2011, Wawancara dengan
Guru Pembimbing, SMKN 4 Padang
Gerungun, 1991, Psikologi Sosial,
Bandung, Eresco
Gustiva Nia, 2011, Wawancara dengan
Siswa Kelas II DIH, SMKN 4
Padang
Muhammad Farozin, Kartika Nur
Fathiyah, 2004, Pemahaman
Tingkah Laku, Jakarta: Rineka Cipta
James M. Henslim, 2006, Sosiologi
Dengan Pendekatan Membumi,
Jakarta: Erlangga
Juwita, 2011, Wawancara dengan Siswa
Kelas II DKV, SMKN 4 Padang
Muhammad Ali, Muhammad Asrori, 2004,
Psikologi Remaja (Perkembangan
Peserta Didik), Jakarta: Bumi
Aksara
Purwakania Hasan, 2006, Psikologi
Perkembangan Islam, Jakarta: Raja
Gravindo Persada
Saburlito Wirawan Sarwono, 1987, Teori-
Teori Psikologi Sosial, Jakarta:
Rajawali
Sardiman A. M, 2001, Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta:
Raja Gravindo
Sumadi Suryabrata, 2011, Psikologi
Pendidikan, Jakarta: Raja Wali Pers
Syaiful Bahri Djamarah, 2000, Guru dan
Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta

37

Anda mungkin juga menyukai