Anda di halaman 1dari 14

RINGKASAN

TRESURI DAN MANAJEMEN MODAL KERJA


Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan

Disusun Oleh:
Entar Sutisman
NIM: 143229040

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTAN (PPAk.)


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2023
MANAJEMEN TRESURI DAN MODAL KERJA

1. Menelusuri Kas dan Modal Kerja Bersih


Aset lanjar adalah kas dan asel lainnya yang diharapkan dapat diubah menjadi
kas dalam kurun waktu 1 tahun. Liabilitas lancar adalah kewajiban yang jatuh tempo
kurang dari 1 tahun.

Modal Kerja Bersih = Aset Lancar – Liabilitas Lancar

Fokus pada perubahan dalam kas menyebabkan kita mengesampingkan


pemeriksaan keputusan operasi dan pendanaan terhadap kas.

Modal kerja bersih + aset tetap = liabilitas jangka panjang + ekuitas

Modal kerja = kas + aset lancar lainnya – liabilitas jangka pendek

Kas = liabilitas jangka panjang + ekuitas + liabilitas jangka pendek –


aset lancar selain kas – aset tetap

Berdasarkan persamaan diatas dapat disimpulkan:


Aktivitas Yang Meningkatkan Kas Aktivitas Yang Menurunkan Kas
(Source Of Cash) (Uses Of Cash)
Meningkatkan liabilitas jangka panjang Menurunkan liabilitas jangka pendek
Meningkatkan ekuitas Menurunkan ekuitas
Meningkatkan liabilitas jangka pendek Menurunkan liabilitas jangka pendek
Menurunkan aset lancar selain kas Meningkatkan aset lancar selain kas
Menurunkan aset tidak lancar Meningkatkan aset tidak lancar
2. Operating Cycle dan Cash Cycle
Operating cycle adalah rentang waktu yang dibutuhkan untuk membeli
persediaan, menjualnya san menerima pembayaran dari perusahaan tersebut. siklus
ini terbagi menjadi 2 yakni:
a) Waktu yang dibutuhkan sejak membeli persediaan sampai dengan menjualnya
disebut invevtory period/inventory days
b) Waktu yang dibutuhkan untuk menjual persediaan hingga menerima
pembayaran dari penjualan disebut account receivable period/account
receivable days.
Cash Cycle adalah jumlah hari yang dibutuhakan mulai dari membayar persediaan
hingga menerima kas dari pelanggan.

Cash Cycle = Operating Cycle – Account Payable Period

Gambar 2.1:
Memperlihatkan operating cycle dan cash cycle

Gambar di atas menunjukan aktivitas operasi dalam jangka pendek dan arus kas
dari perusahaan dagang/manufaktur. Kebutuhan pendanaan jangka pendek
diperlihatkan dengan selisish antara kas masuk dan kas keluar. Hal ini berhubungan
dengan rentang waktu dari operating cycle dan account payable period, yaitu:
a) Kekurangan kas dapat ditutupi dengan pinjaman jangka pendek atau
memegang cadangan likuiditas dalam bentuk kas atau sekuritas yang
diperdagangkan.
b) Kelebihan kas dapat diinvestasikan kedalam investasi jangka pendek.

3. Beberapa Aspek Kebijakan Keuangan Jangka Pendek


Kebijakan perusahaan untuk pendanaan jangka pendek setidaknya terdiri dari
dua elemen berikut:
a) Ukuran investasi perusahaan pada aset lancar.
b) Pendanaan aset lancar.

3.A. Perbedaan kebijakan keuangan jangka pendek yang fleksibel dan terbatas
Kebijakan Fleksibel Kebijakan Terbatas
Saldo untuk kas dan Tinggi Saldo kas yang rendah
sekuritas yang dan tidak memiliki
diperdagangkan sekuritas yang
diperdagangkan
Investasi pada persediaan Besar Kecil

Kebijakan penjualan Syarat pembayarannya Tidak ada penjualan kredit


secara kredit lunak sehingga saldo sehingga tidak ada
piutang tinggi piutang

3.B. Kebijakan pendanaan jangka pendek yang fleksibel dan menambah biaya
perusahaan karena membutuhkan arus kas keluar yang besar untuk meningkatkan
kas, sekuritas jangka pendek, persediaan dan piutang tetapi arus kas masuk akan
meningkat di masa depan.
Pengelolaan aset lancar merupakan trade off antara biaya yang meningkat
seiring peningkatan pada investasi (carrying cost) dan biaya yang turun karena adanya
investasi pada aset lancar (shortage cost).
1) Carrying cost terbagi menjadi dua tipe yaitu:
• Opportunity cost karena tingkat pengembalian aset lancar rendah
dibandingkan dengan aset lainnya.
• Biaya untuk memelihara nilai ekonomis dari persediaan.
2) Shortage cost terjadi saat investasi di aset lancar rendah.
3) Ada dua tipe shortage cost:
• Trading or order cost
• Cost related to safety reserves

3.C. Faktor-Faktor yang Menentukan Kepemilikan Aset Likuid di Perusahaan


Perusahaan Yang Memiliki Aset Perusahaan Yang Memiliki Aset
Likuid Yang Besar Akan Memiliki Likuid Yang Rendah Akan Memiliki
Kesempatan bertumbuh yang tinggi Kesempatan bertumbuh yang rendah
Risiko investasi yang tinggi Risiko investasi yang rendah
Perusahaan kecil Perusahaan besar
Kredit perusahaan rendah Kredit perusahaan tinggi

3.D. Carrying Cost dan Shortage Cost

Gambar 3.1
Carrying cost and shortage cost
Gambar 3.2
Kebijakan Fleksibel

Gambar 3.3
Kebijakan Terbatas
4. Rencana Keuangan Jangka Pendek
Terdapat 3 cara untuk pendanaan jangka pendek yaitu:
a) Pinjaman bank tanpa jaminan
b) Pinjaman bank berjamin
c) Sumber pendanaan jangka pendek lainnya.

5. Investasi Idle Cash


Jika perusahaan memiliki surplus kas temporer, perusahaan dapat
menginvestasikan kelebihan kas tersebut sekuritas jangka pendek. Pasar yang
memperdagangkan sekuritas-sekuritas jangka pendek disebut dengan pasar uang.
5.A. Temporary Cash Surpluses
Terdapat dua alasan yang penting mengapa perusahaan memiliki surplus kas
temporer yaitu:
a) Aktivitas musiman atau siklikal
b) Pendanaan untuk rencana pengeluaran di masa depan.
5.B. Karakteristik Sekuritas Jangka Pendek
Saldo kas menganggur perusahaan dapat ditempatkan dalam sekuritas-sekuritas
jangka pendek. Karakteristik-karakteristik yang penting dari sekuritas jangka pendek
adalah:
a) Maturity yaitu perubahan pada tingkat bungan pasar akan mempengaruhi
harga sekuritas
b) Risiko gagal bayar yakni resiko disini merujuk pada probabilitas kupon bunga
dan nilai pokok yang tidak akan dibayar dalam jumlah yang telah dijanjikan
saat jatuh tempo.
c) Marketability merujuk kepada seberapa mudah sekuritas dapat diubah menjadi
kas, jadi sama dengan likuiditas.
d) Taxes yakni pajak yang dikenakan atas bunga yang berasal dari sekuritas
jangka pendek harus dipertimbangkan dalam menentukan investasi dana kas
yang menganggur.
6. Penentuan Target Saldo Kas
Penentuan target saldo kas merupakan trade off antara opportunity cost yang
timbul karena memegang kas terlalu banyak (kehilangan pendapatan bunga) dan
trading cost yang timbul karena memegang kas dalam jumlah yang sedikit.
Jika perusahaan memegang kas dalam jumlah yang sedikit, maka biasanya
perusahaan akan menjual investasi jangka pendeknya agar saldo kasnya meningkat.
Hubungan kas dan biaya memegang kas (holding cost) dijelaskan pada gambar
dibawah ini:
Gambar 6.1
Holding cost

Terdapat beberapa model untuk menentukan target saldo kas yakni


1) The Baumol – Alias – Tobbin (BAT) Model
Gambar 6.2
BAT Model
• Jika perusahaan memiliki saldo kas (C) sebesar Rp. 1.200.000 dan selalu
habis dipakai 2 kali maka kas rata-rata adalah C/2 (1.200.000/2) = Rp.
600.000
• Strategi penentuan kas yang optimal akan bergantung pada ketiga hal
berikut ini:
a) F = Biaya tetap untuk menjual investasi jangka pendek
b) T = Total saldo kas yang diperlukan
c) R = Opportunity cost jika memegang kas (biasanya tingkat
bunga)
• Opportunity cost adalah (C/2) x R
• Trading cost adalah (T/C) x F
• Total Cast = Opportunity cost + Trading cost
C T
Total cost = xK+ xF
2 C

• Berikut adalah gambar yang memperlihatkan jumlah saldo kas yang


optimal

Gambar 6.2.1
Saldo Kas Optimal
2) The Miller – Orr Model
a) Perusahaan dapat menentukan berapapun saldo kasnya selama masih
dibawah batas atas dan diatas batas bawah saldo kas
b) Berikut adalah gambar yang memperlihatkan batas atas, bawah bawah,
dan saldo kas
Gambar 6.2.2
Batas atas dan bawah saldo kas

3) Implikasi dari BAT model dan Miller-Orr Model adalah


• Semakin tinggi tingkat suku bunga maka semakin kecil target saldo kas
• Semakin besar order cost maka semakin tinggi target saldo kas
4) Faktor lain yang mempengaruhi target saldo kas adalah
• Pinjamn kas
• Relative cost

7. Pengolahan Piutang Dagang


Secara umum, perusahaan yang memiliki saldo kas yang kecil harus dapat
mengelola piutangnya dengan baik yakni dengan mengurangi biaya pinjaman dan
mengurangi tingkat tak tertagihnya piutang. Menjaga hubungan baik dengan
pelanggan juga sangat penting karena dapat meningkatkan penjualan. Pengelolaan
piutang dapat dilakukan secara bebas atau ketat, dengan kelebihan dan kekurangan
sebagai berikut:
Pengelolaan yang bebas Pengelolaan yang ketat

Meningkatkan penjualan dan Mengurangi penjualan dan keuntungan


keuntungan tetapi: tetapi:
a. Banyak piutang yang tak tertagih a. Mengurangi piutang yang tak
b. Meningkatkan biaya penagihan tertagih
c. Meningkatkan biaya diskon b. Mengurangi biaya penagihan
d. Meningkatkan piutang c. Mengurangi biaya diskon
e. Penagihan yang lama d. Mengurangi piutang
f. Semakin besar beban bunga e. Penagihan yang cepat
f. Semakin kecil beban bunga

Beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan yang berhubungan dengan


piutang dagang yaitu dengan syarat penjualan, jika penjualan dilakukan secara kredit
maka perusahaan akan menentukan:
a. Periode kredit
b. Diskon tunai dan periode diskon
c. Tipe instrumen kredit

8. Kebijakan Kredit (Credit Policy)


Kebijakan kredit merupakan prosedur perusahaan untuk menyeleksi
pelanggan-pelanggan yang dapat atau tidak dapat melunasi piutangnya. Terdapat
lima faktor untuk mengevaluasi kebijakan kredit:
a. Efek terhadap pendapatan
b. Efek terhadap biaya
c. Biaya atas utang
d. Kemungkinan tak tertagih
e. Diskon tunai
Perusahaan memperoleh penagihan tunai yang lebih rendah dari yang ditagihkan
apabila pelanggaran membayar pada periode diskon.
9. Kebijakan Penagihan
Setelah aplikasi kredit disetujui maka perusahaan harus mengelola penagihan
piutangnya dan mengidentifikasi masalah yang timbul dalam penagihan. Perusahaan
harus memonitor penagihan pitang dengan cara:
a. Dengan menganalisis rata-rata hari penagihan piutang.
b. Dengan menggunakan Aging Schedule untuk menentukan efektifitas kebijakan
penagian piutang perusahaan.
Perusahaan biasanya melakukan prosedur penagihan yaitu:
• Mengirimkan pemberitahuan bahwa piutang pelanggan telah melewati
jatuh tempo
• Menelpon pelanggan
• Memperkerjakan perusahaan jasa penagih piutang
• Menempuh jalur hukum

10. Manajemen Persediaan


Manajemen persediaan adalah keseimbangan antara nilai persediaan untuk
memenuhi penjualan atau permintaan produksi yang dapat meminimalkan biaya
persediaan.
Tipe-tipe persediaan:
1. Persediaan bahan baku
2. Work in process
3. Persediaan barang jadi
Biaya persediaan meliputi:
1. biaya penyimpanan persediaan yang terdiri dari biaya gudang, asuransi dan
pajak, kerugian dari keuangan atau pencurian barang, opportunity cost dari
modal yang diinvestasikan pada perusahaan
2. shortage cost yang dibagi menjadi restocking cost dan safety reserve cost.

10.A. Teknik Pengelolaan Persediaan


1. Model ABC
Metode ABC diterapkan untuk mengendalikan barang yang bernilai
tinggi dibandingkan dengan yang nilainya lebih rendah. Metode ABC membagi
persediaan dalam tiga kategori yaitu: A, B, & C. Gambar tersebut
memperlihatkan penerapan metode ABC dalam pengelolaan persediaan.
Persediaan A akan lebih sering di monitor dan dijaga dengan lebih baik
dibandingkan dengan persediaan A dan B.

Gambar 10.1
Metode ABC

2. EOQ Model
a. Model EOQ menentukan jumlah kuantitas persediaan yang harus dipesan agar
biaya persediaan menjadi seminimal mungkin.
√2𝑇 𝑥 𝐹
b. 𝑄 = 𝐶

c. Secara grafik EOQ adalah jumlah persediaan yang diperoleh dari perpotongan
kurva biaya pemesanan dan kurva biaya penyimpanan.
d. EOQ ditentukan oleh biaya pemesanan dan biaya penyimpanan persediaan.
• Biaya penyimpanan = (EOQ/2) * biaya penyimpanan per unit
• Biaya pemesanan = (jumlah yang dibutuhkan/EOQ) *biaya setiap kali
pesan
• Total biaya = Biaya penyimpanan + biaya persediaan

3. Perpanjangan Model EOQ


Pada kenyataannya, perushaan tidak selalu menunggu persediaan habis
untuk memesan persediaan kepada pemasok hal ini karena perusahaan ingin
meminimalisir risiko kekurangan persediaan yang menyebabkan hilangnya
kesempatan menjual dan adanya rentang waktu dari pemesanan hingga
persediaan sampai di perusahaan. Berdasarkan pertimbang tersebut, maka
perusahaan menyusun:
a. Safety stock
b. Reorder point
Perusahaan akan memesan persediaan jika persediaan mencapai level kritis.

Gambar 10.3
Safety Stock

Pada gambar, safety stock adalah 200 sedangkan jika pengiriman 2 hari, maka
reorder point adalah saat Q = 400 di hari ke 18.

4. Material Requirement Planning (MRP)


Prosedur yang digunakan untuk menentukan tingkat untuk memesan
peringkat dan waktu produksi. MRP biasanya digunakan untuk produk yang
cukup rumit untuk diproduksi. MRP dapat menentukan jumlah persediaan
bahan baku yang harus tersedia dan jumlah work in process untuk mencapai
target barang jadi.

5. Just in Time (JIT)


JIT bertujuan untuk meminimalisir persediaan, maka persediaan dipesan
berkala untuk meminimalisir kehabisan persediaan.
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia, I. A. 2019. Modul Chartered Accountant Manajemen Keuangan Lanjutan.
Ikatan Akuntan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai